BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan jalan
menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain (Kotler,2005). Sebagai aktivitas individual dan organisasional yang
memfasilitasi dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling memuaskan
dalam lingkungan yang dinamis melalui pengembangan distribusi, promosi, dan
penetapan harga barang, jasa dan gagasan. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan
kebutuhan dan keinginan manusia terdiri dari produk (product), penetapan harga
(price), persiapan tempat (place), dan mempromosikan barang (promotion)
Adrina (2008).
2.1.1 Promosi (Promotion)
Produk yang telah dihasilkan suatu perusahaan perlu diperkenalkan kepada
konsumen agar produk tersebut dapat dikenal dan dibeli oleh konsumen, untuk itu
diperlukan komunikasi antara penjual dan pembeli.
Promosi merupakan perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi
dari suatu organisasi kepada para konsumen dan pasar sasaran lainnya (Cravens,
1996). Menurut Buchari Alma (2010) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
9
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel
Advertising, Personal Selling, dan alat promosi lainnya yang semuanya
direncanakan untuk mecapai tujuan program penjualan (Dharmesta, 2008).
Menurut Kotler dan Keller (2009), dalam bauran komunikasi pemasaran
(marketing communication mix) memiliki delapan cara komunikasi utama, yaitu :
1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi
nonpersonal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa
oleh sponsor yang jelas.
2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu intensif-intensif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa
3. Event and experiences, yaitu aktivitas yang disponsori perusahaan dan
program yang dirancang untuk menciptakan merek khusus atau sehari-hari
4. Publik Relations and Publicity, yaitu membangun hubungan baik dengan
berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara, agar diperoleh
publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus,
dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak
menguntungkan.
5. Direct marketing (penjualan langsung), yaitu hubungan-hubungan
langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama
dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk
10
membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng (penggunaan
telepon, faximili, e-mail, internet, dan perangkat-perangkat lain untuk
berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu).
6. Interactive Marketing, yaitu kegiatan dan program langsung yang
dirancang
untuk
menarik
perhatian
konsumen
yang
bertujuan
meningkatkan kesadaran, perbaikan citra, dan meningkatkan penjualan
produk meupun jasa, baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. Word Of Mouth marketing, yaitu kegiatan pemasaran melalui perantara
orang ke orang, tulisan ataupun alat komunikasi elektronik yang
berhubungan dengan pembelian jasa atau pengalaman menggunakan
produk dan jasa.
8. Personal Selling (penjualan perorangan), yaitu presentasi personal oleh
tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Berdasarkan kegiatan komunikasi dalam promosi yang telah dijelaskan
sebelumnya, salah satu komponen bauran promosi yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah word of mouth marketing.
2.2 Word Of Mouth
Menurut Marketing Association (Word Of Mouth Marketing) dalam Meitasari
(2012), word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen
untuk membicarakan , mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk
atau merek kepada pelanggan serta calon konsumen lain. Word of mouth
merupakan sesuatu yang banyak dibicarakan oleh masyarakat, pembicaraan terjadi
11
dikarenakan ada kontroversi yang membedakan dengan hal-hal yang biasa dan
normal dilihat orang (www.womma.com). Dapat ditarik kesimpulan bahwa word
of mouth marketing adalah orang yang berbicara satu sama lain tentang
pengalaman menggunakan suatu produk dan merekomendasikannya sebagai
pengganti pemasar yang melakukan pembicaraan tersebut.
Sernovist (2009) menyebutkan bahwa ada 5 elemen-elemen yang dibutuhkan
untuk word of mouth agar dapat menyebar, yaitu:
1. Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa
pembicara. dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah
mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang
lain cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung
kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau
jasa
tersebut
atau
biasa
disebut
dengean
referral
pihak
yang
merekomendasikan suatu produk atau jasa.
2. Topics yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau
perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa,
seperti halnya pelayanan yang diberikan, karena produk kita mempunyai
keunggulan tersendiri, tentan perusahaan kita, dan lokasi yang strategis.
3. Tools yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat
mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibuthkan suatu alat
untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website game
yang diciptakan untuk orang-orang bermain, contoh produk gratis,
postcards, brosur, spanduk, melalui iklan di radio, apa saja alat yang bisa
12
membuat orang mudah membicarakan atau menularkan produk anda
kepada temannya.
4. Taking Part atau partisipasi perusahaan yaitu suatu partisipasi perusahaan
seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-pertanyaan mengenai
produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dangen menjelaskan
secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut,
melakukan follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan
suatu proses pengambilan keputusan.
5. Tracking atau pengawasan akan hasil Word Of Mouth Marketing
perusahaan setelah suatu alat vtersebut berguna dalam proses word of
mouth dan perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon
konsumen, perlu pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada
tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga
terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau negatif dari para
konsumen.
Pratama (2006) menjelaskan bahwa ada 2 hal yang sering diceritakan orang yang
dapat mempengaruhi orang lain:
1. Informational content yaitu konten – konten yang bersifat informasional
dari produk, seperti: lokasi, barang dagangan, harga, dan layanan
2. Sending message yaitu cara sender atau pengirim pesan menyampaikan
pesannya, seperti: decoding dan handling question
Rosen (2002) mengatakan bahwa enam unsur yang harus dimiliki suatu produk
untuk bisa menghasilkan word of mouth secara positif dan terus menerus adalah:
13
1. Produk tersebut harus dapat membangkitkan tanggapan emosional
2. Produk atau merek tersebut harus memberikan efek sesuai dengan delight
dan excitement.
3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan
dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan
hal tersebut.
4. Suatu produk lebih powerfull bila penggunanya banyak
5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat
diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi.
6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali.
Menurut Schiffman & Kanuk (2010) aplikasi strategi pemasaran word of mouth
sebagai berikut:
1. Buzz Agent. Banyak perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran
dengan menggunakan buzz agent dengan memberdayakan agen tenaga
kerja
yang
langsung
mempromosikan
produk
mereka
dengan
memanfaatkan berbagai macam kegiatan yang melibatkan orang banyak
seperti pada saat acara gathering keluarga. Pada saat acara gathering maka
akan memudahkan sebuah komunikasi seseorang dalam membicarakan
sebuah produk kepada orang lain.
2. Viral Marketing. Viral Marketing merupakan promosi dari mulut ke mulut
dalam format elektronik. Dimana viral marketing adalah strategi yang
berkaitan dengan menciptakan pesan online yang original dan cukup
14
menghibur yang mendorong konsumen untuk menyampaikan pesan itu ke
konsumen lainnya, menyebarkan pesan didalam web.
3. Tracking Negative Rumor. Strategi tracking negatif rumor menjelaskan
bahwa dengan tidak menguraikan pertanyaan-pertanyaan yang negatif
terhadap informasi produk dengan diimbangi dengan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh sebuah produk maka menimbulkan ketertarikan
seseorang akan sebuah produk tersebut.
Rosen (2002) menjelaskan bahwa word of mouth tidak mempengaruhi semua
bisnis dengan cara yang sama, dimana peranan yang dimainkannya dalam bisnis
tergantung pada jenis produk:
1. Exciting products, (produk yang ada) produk yang dimaksud adalah
produk-produk yang sudah tersedia pada saat ini yang telah diperbarui
yang kegunaannya masih sama namun penampilannya serta kelebihannya
lebih baik. Misalnya: buku, piringan hitam dan film
2. Innovation products, (produk yang inovatif) produk yang inovatif ini
maksudnya dengan menciptakan produk-produk yang mempunyai
kecanggihan teknologi. Misalnya: handphone, computer,
3. Personal experience products, (produk pengalaman sendiri) produk
pengalaman sendiri ini maksudnya adalah produk yang terjadi atas
keinginan konsumen akan produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh
pemasar. Misalnya: hotel, restoran, mobil, dan lain-lain.
4. Complex products, (produk kompleks)maksudnya adalah produk yang
bersifat bukan kebutuhan primer yang bersifat mewah dimana konsumen
15
tidak harus memenuhi setiap kebutuhan tersebut. Misalnya: alat-alat
kedokteran.
5. Expensive products, (produk mahal) merupakan produk mahal yang sering
masuk pada kategori kebutuhan primer dimana konsumen akan berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya walaupun dengan harga yang mahal.
Misalnya: komputer atau barang-barang elektronik konsumsi.
6. Obsevable products, (produk yang nampak/kelihatan) produk yang terlihat
ini termasuk produk kebutuhan sehari-hari konsumen. Misalnya: baju,
mobil, dan handphone.
Adapun lingkungan word of mouth dan e-wom menurut Kanuk dan Schiffman
(2010) yaitu:
1. Social Network. Jaringan sosial seorang opinion leader yang luas sangat
membantu dalam penyebaran komunikasi word of mouth. Hal ini terjadi
karena adanya pengaruh dari hubungan pertalian yang kuat antara setiap
individuyang mengkomunikasikan sebuah produk, antar kelompok dan
kepercayaan baik itu hubungan sosial yang terjadi baik sengaja ataupun
tidak.
2. Brand Communities. Komunitas terhadap merek ini maksudnya dimana
seorang pemasar yang sengaja masuk pada komunitas tertentu yang
mengakibatkan orang tersebut masuk pada gaya hidup mereka yang
pengaruhnya cukup besar akan produk-produk tertentu yang bersifat unik,
menarik dan beragam. Seperti komunitas motor besar.
16
3. Consumer massage broad and blog. Pesan konsumen yang luas yang tidak
bisa dijangkau pada pertemuan face to face yang memaksa orang untuk
mengikuti penggunaan internet sebagai media yang menyediakan
informasi yang mendunia secara luas yang sedang terjadi pada dunia nyata
ataupun maya yang dapat diakses dengan menggunakan internet.
2.3 Bauran Pemasaran Jasa
Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan
adalah marketing mix strategy yang di definisikan oleh Kotler dan Armstrong
bahwa “marketing mix as the set of controllable marketing variables that firm
bleds to produce the response it wants in the market”. Dari definisi tersebut dapat
diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variable-variabel terkendali yang
digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran.
Dan untuk pemasaran jasa terdapat 7 unsur marketing mix yaitu : Produk, Price,
Promotion, place, participant, proses, dan pysical evidence.
1. Product (produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran.
Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya.
Pembelian sebuah produk bukan hanyasekedar untuk memiliki produk
tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Price (harga)
Harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk
memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting
konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau
tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 1996).
17
3. Promotion (promosi)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan prilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan
mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat
melalui media massa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan
direct mail (Baker, 2000:7)
4. Place (saluran distribusi)
Kotler(2000:96) menyatakan bahwa “saluran distribusi terdiri dari
seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang
digunakanuntuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen
ke konsumen”. Dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang
adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk
disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir.
5. People (partisipan)
Yang di maksud partisipan disini adaah karyawan penyedia jasa layanan
maupun penjualan,atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri.
6. Process (proses)
Proses adalah kegiatanyang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan
kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola usaha
front liner sering menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk
tujuan menarik konsumen. Fasilitas jas konsultasi gratis, pengiriman
18
produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang berpengaruh
pada image perusahaan.
7. Physucal evidence (lingkungan fisik)
Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga s
suasana. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak
dalam kaitannya dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan
lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara,a roma, cahaya, cuaca,
pelatakan dan layout yang nampal atau lingkungan yang penting sebagai
objek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992).
2.4 Periklanan
Periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang barang
dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Menurut Swasta (2000) Periklanan
adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media
yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu.
Rismiati (2001) mengemukakan bahwa periklanan terdiri dari bentuk-bentuk
komunikasi non personal yang dilakukan lewat media bayaran dengan sponsor
yang jelas.Para pemasang iklan tidak saja terdiri dari perusahaan-perusahaan
dagang atau manufaktur tetapi juga organisasi-organisasi nirlaba seperti yayasan
sosial, museum, dan lain sebagainya. Periklanan merupakan alat yang penting
untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang
ditargetkan. Pada dasarnya iklan merupakan cara yang efisien untuk menyebarkan
pesan dari segi biaya.
19
2.4.1 Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang atau jasa
(Swasta, 2000). Dari segi lain tujuan periklanan yang nyata adalah mengadakan
komunikasi yang efektif. Adapun yang menjadi sasaran dalam periklanan adalah
masyarakat sebagai penerima berita atau iklan yang dapat merubah sikap mereka
terhadap suatu produk. Tujuan periklanan tersebut diarahkan untuk memberikan
kesadaran kepada konsumen tentang adanya produk tersebut.
Tujuan periklanan menurut Rismiati (2001) yaitu:
1. Iklan informasi
Iklan ini secara panjang lebar menerangkan produk dalam tahap rintisan
suatu produk untuk menciptakan permintaan pokok atas kategori produk
tertentu.
2. Iklan persuasi (membujuk)
Iklan ini penting dalam persaingan dimana sasaran perusahaan adalah
menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. Kebanyakan
iklan termasuk dalam kategori ini.
3. Iklan pengingat
Iklan ini sangat penting untuk produk yang berada pada tahap kedewasaan
untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan priduk tersebut.
20
2.4.2 Fungsi Periklanan
Pada umumnya sebuah kegiatan tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu menurut
Swasta (2000) :
a. Memberikan informasi
Periklanan dapat memberi informasi lebih banyak dari pada alat promosi
yang lainnya baik mengenai produk, harga atau informasi lain yang
mempunyai kegunaan bagi konsumen. Dengan demikian periklanan dapat
menambah nilai pada suatu barang atau jasa
b. Membujuk atau mempengaruhi
Usaha membujuk disini bahwa periklanan tidak hanya bersifat memberi
tahu saja melainkan juga mempengaruhi konsumen untuk membeli produk
atau jasa yang ditawarkan.
c. Menciptakan kesan atau image
Dalam hal ini periklanan didasarkan untuk berusaha menciptakan kesan
yang menarik, mengingat dalam pembelian barang atau jasa terkadang
orang tidak melakukan secara rasional tetapi lebih terdorong untuk
mempertahankan gengsi pada dirinya.
d. Memuaskan keinginannya
Dalam hal ini periklanan merupakan alat yang dipakai untuk mencapai
pertukaran yang saling memuaskan keinginannya
e. Alat komunikasi
Periklanan merupakan alat komunikasi untuk membuka komunikasi dua
arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat
terpenuhi dengan cara yang efektif dan efisien.
21
Menurut Kotler (2002) tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi lima
macam, yaitu:
1. Informative Advertising
Digunakan pada saat perusahaan memperkenalkan suatu produk baru,
dimana tujuannya adalah membangun permintaan pokok atas kategori
produk tersebut. Informative advertising juga menginformasikan pada
pasar yang dituju mengenai penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat
informasi umumnya dilakukan pada tahap awal siklus kehidupan produk.
2. Persuasive Advertising
Digunakan pada tahap persaingan dimana tujuannya membangun
permintaan yang selektif akan merek produk. Iklan yang bersifat
membujuk terutama diarahkan untuk mendorong pembelian. Disini
perusahaan dapat membangun preferensi merek, berusaha agar konsumen
beralih ke merek perusahaan, mempersuasi konsumen agar membeli
sekarang juga serta mengubah persepsi konsumen terhadap atribut produk.
3. Reminder Advertising
Iklan yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk di hati masyarakat, fungsinya untuk
mengingatkan konsumen menggunakan produk tersebut.
4. Comparison Advertising
Pada jenis iklan ini, perusahaan berusaha untuk menciptakan superioritas
merek dengan cara membandingkannya dengan merek lain dalam sebuah
kelas produk. Dalam hal ini perusahaan harus dapat membuktikan
pernyataannya agar tidak dapat diserang balik oleh merek pesaingnya.
22
5. Reinforcement Advertising
Iklan ini berusaha meyakinkan konsumen bahwa mereka mengambil
pilihan yang tepat. Tujuannya adalah mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian ulang. Iklan ini biasanya bersifat memberikan
edukasi atau pendidikan kepada konsumen maupun pelanggan.
Maksud produsen terhadap tampilan produk yang dipublikasikan melalui
periklanan, antara lain:
a. Memperkenalkan identitas produk yang diinformasikan dan menjelskan
perbedaan produk dengan yang lain.
b. Mengkomunikasikan konsep produk, yaitu manfaat dan kelebihannya dari
segi fungsional, psikologis atau paar sasaran.
c. Mengarahkan pemakaian produk baik yang lama atau yang baru kepada
pasar sasaran.
d. Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang
distribusi yang lebih luas.
e. Meningkatkan penjualan yang berarti pula produk meningkat.
f. Membangun citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam
pandangan pasar sasaran.
g. Menghadapi dan mengatasi masalah saingan antar produk.
23
2.5 Saluran Distribusi
Saluran
distribusi
sering
disebut
saluran
perdagangan
atau
saluran
pemasaran.Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001) saluran distribusi merupakan
suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri
atas agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer melalui nama sebuah komoditi
produk atau jasa dipasarkan. Menurut Suharno (2009) Distribusi adalah usahausaha pemasar untuk menjaminketersediaan produk bagi pasar sasaran pada saat
dibutuhkan. Saluran distribusi ganda ini sering juga dipakai untuk mencapai pasar
yangsama meskipun terdapat perbedaan,terutama dalam : (a) jumlah pembeli, atau
(b)kepadatan pasarnya. Produsen makanan akan menjual barangnya secara
langsungkepada toko-toko makanan yang besar, tetapi untuk mencapai toko yang
lebihkecil ia menggunakan saurian lain seperti pedagang besar. Produsen
mesinindustri dapat menggunakan tenaga penjualannya untuk menjual secara
langsungkepada pembeli (pemakai) di pasar yang sifatnya memusat.
Perantara
pemasaran
merupakan
lembaga
atau
individu–individu
yang
menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi, yaitu perantara pedagang dan
perantara agen.Alasan utama perusahaan menggunakan perantara adalah untuk
membantu
meningkatkan
efisiensi
distribusi.
Dari
segi
lain
dapatpula
menggunakan agen pabrik untuk mencapai pembeli-pembeli yang lebihjarang atau
tidak begitu padat.Adanya saluran distribusi ganda ini dapat menciptakan sistem
saluranyang bersaing dari satu produsen. Di samping itu, produsen tidak
perlumenggantungkan
kegiatan
penyalurannya
pada
satu
penyalur
atau
penyalurtertentu. Produsen juga lebih leluasa untuk mencapai konsumen akhir
24
denganmendirikan
toko
pengecer
sendiri.
“Tempat
(place)
meliputi
kegiatanperusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran”
(Kotler &Armstrong, 2006). Berdasarkan pendapat diatas elemen tempat dalam
bauran pemasaran diartikan sebagai keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam membuat suatu produk dan menyampaikan produk tersebut
ditangan konsumen. Kotler & Armstrong membagielemen tempat (place) kedalam
beberapa halyaitu: saluran, cakupan, pemilahan, lokasi,persediaan, transportasi
dan logistic (2006).
“Saluran distribusi merupakan serangkaianpartisipan organisasional
yang
melakukansemua fungsi yang dibutuhkan untukmenyampaikan produk atau jasa
dari penjual ke pembeli akhir” (Tjiptono, 2008).Swasta (2002) menjelaskan
bahwa yangdimaksud dengan lokasi yaitu meliputisaluran distribusi, jangkauan,
lokasipenjualan, pengangkutan, persediaan danpergudangan.
2.5.1 Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi dilakukanoleh badan usaha atau perorangan sejak pengumpulan
barang dengan jalan membelinya dari produsen untuk disalurkan ke konsumen,
berdasarkan halte tersebut maka fungsi distribusi terbagi atas:
1. Fungsi pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual beli barang atau
jasa yang meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan situasi dan
pengambilan resiko (untuk mengatasi resiko bisa dilakukan dengan
menciptakan situasi dan kondisi pergudangan yang baik, mengasuransikan
barang dagangan yang akan dan sedang dilakukan)
25
2. Fungsi penyediaan fisik, berkaitan dengan menyediakan barang dagangan
dalam jumlah yang tepat mencakup masalah pengumpulan, penyimpanan,
pemilahan, dan pengangkatan.
3. Fungsi penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya
memberikan fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan distribusi
dapat berjalan dengan lancar, fungsi ini meliputi pelayanan, pembelanjaan,
penyebaran informasi dan koordinasi.
2.5.2 Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran
distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik. Adapun fungsi-fungsi
saluran distribusi menurut Kotler (1997):
i. Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen
dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
ii. Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif
tentang produk yang ditawarkan.
iii. Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat
lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak kepimilikan.
iv. Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahan.
v. Payment, yaitu pembelian membayar tagihan kepada penjual melalui bank
lembaga keuangan lainnya.
vi. Tittle, yaitu perpinadahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau
orang kepada organisasi atau orang lain.
vii. Physical Possesion, yaitu menyangkut dan menyimpan barang-barang dari
bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir.
26
2.6 Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) keputusan pembelian adalah pemilihan dari
dua atau lebih alternatif pilihan pembelian, dan setiap konsumen memiliki cara
pandang yang berbeda-beda dalam pengambilan keputusan pembelian. Model
pengambilan keputusan konsumen melibatkan 3 komponen utama yaitu input,
process, output.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) terdapat 4 model konsumen yang
mempunyai cara pandang berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1. Manusia model ekonomi (an economic view). Pandangan ekonomi
dibangun menggunakan konsep ilmu ekonomi yang memandang bahwa
dunia adalah suatu tempat kompetisi yang sempurna sehingga konsumen
mempunyai karakter sebagai seorang yang keputusan-keputusannya
rasional.
2. Manusia model pasif (a passive view). Model manusia pasif bertolak
belakang dengan model manusia ekonomi. Jika pada model manusia
ekonomi sangat rasional maka model manusia pasif cenderung
memntingkan diri sendiri dan menyerah pada promosi yang ditawarkan
pemasar. Konsumen jenis ini merupakan orang yang kurang rasional dan
impulsif dalam pembeliannya.
3. Manusia model kognitif (a cognitive view). Model ini menggambarkan
manusia sebagai a thinking problem solver. Dalam model ini konsumen
digambarkan sebagai aktif mencari produk yang dapat memenuhi
kebutuhannya atau memperkaya kehidupannya. Model ini memfokuskan
27
pada proses konsumen mencari dan mengevaluasi informasi tentang merek
maupun toko dimana ia bisa membeli produk. Dalam model kognitif,
manusia digambarkan sebagai sebuah sistem pemroses informasi dan
informasi tersebut diproses sehingga dapat terbentuk preferensi dan
keinginan membeli.
4. Manusia model emosional (an emosional view). Faktor emosi merupakan
salah satu model konsumen berperilaku, maupun pemasar lebih sering
memandang konsumen dari model ekonomi atau model pasif. Model
emosional memandang konsumen sebagai individu yang memiliki
perasaan
yang
mempengaruhi
pembelian
suatu
produk.
Pada
kenyataannya, perasaan konsumen seperti rasa senang, takut, harapan,
cinta dan fantasi sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam
pembelian atau kepemilikan suatu produk.
Tahap-tahap keputusan pembelian dapat dilihat pada Gambar 1 :
Gambar 2.1. Tahap-tahap Keputusan Pembelian
Mengenali
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
EvaluasiA
lternatif
Keputusan
Membeli
Tingkah
Pembelian
Sumber: Kotler (2002)
2.6.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009) mengatakan bahwa “konsumen melewati lima
tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak berlaku untuk
28
pembelian dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini menampung
seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi
pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi”. Berikut merupakan lima tahap
proses pembelian konsumen:
1. Pengenalan Kebutuhan
Pada proses pembelian ini dimulai saat konsumen mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh
rangsangan
internal
atau
rangsangan
eksternal.
Pemasar
perlu
mengidentifikasi berbagai macam keadaan yang memicu kebutuhankebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi-informasi dan data
dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang
paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk.
2. Pencarian Informasi
Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang
lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat ini
seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk.
Pada tingkat selanjutnya, konsumen itu mungkin memasuki pencarian
aktif informasi yaitu mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Pemasar perlu mengetahui
sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan
pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian
selanjutnya. Sumber-sumber informasi konsumen tersebut diantaranya :
1) Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
29
2) Sumber Komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di
toko
3) Sumber Publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
4) Sumber Pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model yang
terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang
berorientasi kognitif. Beberapa konsep dasar untuk memahami penilaian
atas produk terutama secara sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar
untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu : Pertama, konsumen
berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang
masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk
membeli produk yang paling mereka sukai. Karena keputusan pembelian
dalam penelitian ini merupakan variabel y maka materi memperluas akan
lebih detail.
Ada enam keputusan yang dilakukan oleh pembeli, yaitu :
30
1) Pilihan Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk
atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang
berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka
pertimbangkan.
2) Pilihan Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam
hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
sebuah merek yang terpercaya.
3) Pilihan Penyalur
Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang
akan
dikunjungi.
Setiap
konsumen
berbeda-beda
dalam
hal
menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga
yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja,
keluasan tempat dan lain sebagainya.
4) Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbedabeda, misalnya : ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua
minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan lain-lain.
5) Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan
31
mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus
mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang
berbeda-beda dari para pembeli.
6) Metode Pembayaran
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran
yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen
menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan dipengaruhi oleh
tidak hanya aspek budaya, lingkungan, dan keluarga, keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam
transaksi
pembelian
sehingga
memudahkan
konsumen
untuk
melakukan transaksi baik di dalam maupun diluar rumah.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibrli,
melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus
memantau kepuasan paska pembelian, tindakan paska pembelian, dan
pemakaian paska pembelian pada masing-masing produk.
Dalam suatu proses pembelian produk, keputusan yang harus diambil tidak
selalu berurutan seperti diatas. Pada situasi pembelian seperti penyelesaian
ekstensif, keputusan yang diambil dapat bermula dari penjual, karena
penjual dapat membantu merumuskan perbedaan dengan toko yang lain
melalui pembentukan citra toko yang positif. Dengan citra yang baik yang
ditampilkan toko di mata masyarakat, khususnya konsumen akan
terciptalah kesan bahwa perusahaan itu memiliki kualitas terpercaya.
32
Kotler (2003) berpendapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian
konsumen yaitu :
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat
nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembagalembaga penting lainnya. Contohnya pada anak-anak yang dibesarkan
di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai
berikut : prestasi, aktifitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,
agama, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda. Masing-masing
sub-budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti
kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.
2. Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial diantaranya sebagai berikut :
A. Kelompok Acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan
sebagai kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.
Anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok
primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang
33
berinteraksi secara langsung dan terus menerus dalam keadaan
informal.
B. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan
menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah
keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik
dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
C. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status
mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang di dalam
sebuah organisasi maka semakin tinggi pula status mereka dalam
organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku
pembeliannya.
3. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
A. Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang
hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini di pengaruhi oleh
siklus hidup keluarga.
34
B. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
pola konsumsinya. Biasanya pemilihan produk dilakukan berdasarkan
oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang
dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau
menabung.
C. Gaya Hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui
sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan
yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama.
Melihat hal ini sebagaisebagai sebuah peluang dalam kegiatan
pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada
gaya hidup seseorang.
D. Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karakteristik kepribadian yang
berbeda-beda yang mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya.
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda
yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya
digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan
diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan
kemampuan beradaptasi (Haroel H Kasarjian 1981).
35
E. Psikologis
Faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor
utama diantaranya sebagai berikut:

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

Keyakinan dan sikap
2.7 Hubungan Antara Word Of Mouth, Iklan Media Sosial dan Delivery
Order dengan Keputusan Pembelian
Penelitian yang dilakukan Meitasari tahun 2013 menghasilkan temuan bahwa
besarnya pengaruh komunikasi word of mouth terhadap keputusan pembelian
produk smartphone Blackberry mempunyai pengaruh positif secara simultan dan
mempunyai pengaruh terbesar secara parsial adalah pada dimensi pembicara
diikuti dimensi topik, berikutnya dimensi alat, partisipasi perusahaan dan
terakhir pengawasan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ilham (2012) memberikan kesimpulan bahwa
ada pengaruh antara tingkat kepercayaan berkomunikasi di jejaring sosial internet
(sosial media) mahasiswa terhadap perilaku beli mereka, namun pengaruhnya
dalam kategori biasa saja.
36
2.8 Model Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka
kerangka pemikiran penelitian ini sangat dibutuhkan sebagai alur berpikir
sekaligus sebagai landasan untuk menyusun landasan penelitian. Penyusunan
kerangka pemikiran juga akan memudahkan pembaca untuk memahami
permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini. Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini merupakan bagian dari word of mouth, iklan media sosial, dan
distribusi terhadap keputusan pembelian.
Untuk menjelaskan jalan pikiran tersebut maka berikut ini dibentuk model
penelitian:
Word Of Mouth
(X1)
IklanMediaSosial
(X2)
Delivery Order
(X3)
Gambar 2. Model Penelitian
KeputusanPembe
lian
37
2.9 Hipotesis
Berdasarkan model penelitian sebelumnya hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of Mouth terhadap
keputusan pembelian.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan media sosial terhadap
keputusan pembelian.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Delivery Order terhadap
keputusan pembelian.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of Mouth, iklan
media sosial dan Delivery Order terhadap keputusan pembelian.
Download