BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan pada BAB IV, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran berbasis proyek
menggunakan media 3D dan komputasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi
bentuk molekul. Dimana siswa yang diberi perlakuan metode pembelajaran berbasis
proyek dengan menggunakan media 3D dan komputasi mampu meningkatkan
prestasi belajarnya serta memberikan rerata prestasi belajar yang tidak sama. Dengan
media 3D siswa memberikan rerata prestasi belajar yang lebih signifikan
dibandingkan dengan media komputasi.
2. Ada pengaruh kreativitas (tinggi, sedang dan rendah ) terhadap prestasi belajar siswa
pada materi bentuk molekul. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi akan
memberikan rerata prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding siswa yang
mempunyai kreativitas sedang ataupun kreativitas rendah baik yang diberikan metode
PBL menggunakan media 3D maupun komputasi.
3. Ada pengaruh gaya belajar siswa (visual, auditorial dan kinestetik) terhadap prestasi
belajar siswa pada materi bentuk molekul. Siswa yang memiliki gaya belajar
kinestetik cenderung memberikan rerata prestasi belajar yang tinggi, sedangkan siswa
yang memiliki gaya belajar visual dan auditorial memberikan rerata prestasi belajar
kurang signifikan, baik yang menggunakan media 3D dan komputasi.
4. Tidak ada interaksi antara kreativitas belajar siswa dengan metode pembelajaran
berbasis proyek menggunakan media 3D dan komputasi pada materi bentuk molekul.
Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, sedang atau rendah akan memberikan
75
rerata prestasi belajar yang sama walaupun diberi perlakuan dengan menggunakan
media 3D ataupun komputasi. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan
menggunakan media 3 D dan komputasi memberikan rerata prestasi yang tinggi,
demikian pula dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang memberikan rerata
prestasi belajar sedang dan siswa yang mempunyai kreativitas rendah meberikan
rerata prestasi belajar rendah.
5. Tidak ada interaksi antara gaya belajar siswa dengan metode pembelajaran berbasis
proyek menggunakan media 3D dan komputasi pada materi bentuk molekul. Siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik baik yang menggunakan media 3D ataupun
komputasi memberikan rerata prestasi belajar yang tinggi, sedangkan siswa yang
memiliki gaya belajar visual memberikan rerata prestasi belajar sedang dan yang
memiliki gaya belajar auditorial memberikan rerata prestasi belajar rendah.
6. Tidak ada interaksi antara kreativitas belajar dengan gaya belajar siswa pada materi
bentuk molekul. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan gaya belajar
kinestetik memberikan rerata prestasi belajar yang tinggi, untuk siswa yang
mempunyai kreativitas sedang dengan gaya belajar visual memberikan rerata prestasi
belajar sedang, sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas rendah dengan gaya
belajar auditorial meberikan rerata prestasi rendah.
7. Ada interaksi antara kreativitas dan gaya belajar siswa dengan metode PBL
menggunakan media 3D dan komputasi pada materi bentuk molekul. Siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi dengan gaya belajar kinestetik dan auditorial
memberikan rerata prestasi belajar tinggi jika mengunakan media komputasi, bagi
siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan gaya belajar visual memberikan
rerata prestasi rendah. Sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan
gaya belajar visual menggunakan media 3D memberikan rerata prestasi lebih tinggi
dibanding yang mempunyai gaya belajar auditorial tetapi lebih rendah dibanding gaya
belajar kinestetik.
B. Implikasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, penelitian ini
memberikan implikasi sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran berbasis proyek ( Project Based Learning ) secara nyata
menunjukkan perbedaan prestasi belajar dengan menggunakan media 3 dimensi
ataupun komputasi. Penerapan metode pembelajaran berbasis proyek mengarahkan
pada proyek yang berpusat proses, relevan, challenging, motivating, interdiciplinary,
authentic, collaborative dan fun dalam pemecahan masalah. Dalam proses
pembelajaran siswa dihadapkan pada masalah pemahaman konsep teoritis yang
abstrak sehingga memerlukan suatu media untuk memvisualisasikan materi yang
abstrak tersebut menjadi konkret
dengan membuat model 3 dimensi ataupun
penggunaan komputasi. Bagi sekolah yang mempunyai sarana teknologi komputer
sangat terbatas dapat memanfaatkan media 3 D ini sebagai media pembelajaran yang
dibuat oleh siswa sendiri dengan bahan yang ada disekitarnya. Karena media 3 D
merupakan media yang nyata sehingga mampu meningkatkan kekonkretan suatu
materi.
2. Pembelajaran yang menantang dan menarik atau menyenangkan perlu memperhatikan
kreativitas dan gaya belajar siswa, sehingga guru dapat mengajak siswa untuk
berekspresi dan aktif secara langsung sesuai dengan caranya masing-masing yang
lebih menyenangkan atau paling disukai dalam mengajukan pertanyaan, mengerjakan
proyek atau diskusi baik secara individu maupun kelompok. Siswa yang kreatif dan
gaya belajarnya sesuai pada akhirnya akan lebih cepat meningkatkan kemampuan
intelektualnya sesuai dengan bakat dan minatnya.
3. Kreativitas dan gaya relajar berpengaruh terhadap hasil relajar siswa, sehingga dalam
pembelajaran kimia diupayakan agar mampu menunmbuhkan kreativitas dan
kesesuaian gaya relajar peserta didik. Untuk meningkatkan kreativitas dapat
dilakukan mulai dari proses pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif secara
terus menerus dalam suatu proyek. Sedangkan agar siswa mengenali gaya belajar
yang disukai dan tepat perlu memberikan keluasan berfikir untuk lebih dalam lagi
mana cara yang paling mudah dan menyenangkan dari tipe auditorial, visual,
kinestetik ataukah gabungan ( kombinasi) ketiganya.
4. Konsep-konsep dalam kimia yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang
mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam
yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Oleh karena penggunaan
media yang sederhana dan dapat mudah diperoleh dari lingkungan akan sangat
mendukung perkembangan kreativitas yang dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari.
5. Media pembelajaran dapat disiapkan dengan mengupayakan bengkel kreativitas
sebagai media centre untuk membuat alat-alat peraga pendidikan baik secara
sedrhana maupun menggunakan bantuan komputasi.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, sebagai perbaikan dan
peningkatan dalam pembelajaran kimia saran dari peneliti adalah :
Mengingat media 3D lebih baik dibandingkan dengan media komputasi dalam
metode pembelajaran berbasis proyek pada proses pembelajaran, hendaknya guru dapat
mengajar dengan media yang sederhana, mudah dan memiliki nilai ilmiah yang tinggi
sehingga siswa juga dapat mengerjakan sendiri dalam pembuatan media tersebut.
Program komputasi diperlukan untuk hal-hal yang sifatnya lebih rumit dan memerlukan
kemampuan khusus agar makna pembelajarannya tidak jauh dari tujuan pembelajaran.
Media 3D dapat dibuat dengan bahan-bahan yang ada disekitar kita, sebagai contoh : bola
pingpong, wax (lilin mainan) dan buah ketepeng kering sebagai molekul; sedangkan
sedotan, ranting kering dan lidi dapat dijadikan sebagai tangan ikatan antar molekul.
Agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien perlu
monitoring dan pengendalian terus menerus dengan lembar observasi baik yang
dilakukan oleh siswa maupun guru sehingga siswa mampu bekerja dan dapat
memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang sesuai
dengan kompetensi dasar atau standar kompetensi yang diharapkan.
Dalam merancang proses pembelajaran perlu mengembangkan kreativitas siswa
dan gaya belajar yang paling sesuai sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih optimal.
Kreativitas dapat dikembangkan dengan cara antara lain :
1. Memberikan tantangan melalui pembuatan media dengan bahan-bahan lain yang
lebih dapat memviasualisasikan bentuk molekul secara nyata dan murah.
2. Mengadakan pelatihan keterampilan bubut kayu dalam pembuatan media yang lebih
bagus atau cetak daur ulang plastik untuk bentuk molekul.
3. Sekolah perlu menyediakan atau menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan
pembuatan media pembelajaran dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada
disekitarnya
Hasil karya proyek dalam pembuatan media dapat dijadikan inspirasi oleh guru dalam
mengembangkan pembuatan media pembelajaran
yang lebih baik dan dapat
diadaptasikan pada konsep-konsep yang lainnya. Alat evaluasi yang digunakan perlu
dirancang dengan materi-materi yang memunculkan kreativitas siswa dan diujikan
berkesinambungan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang
menekankan pada materi-materi abstrak lainnya, seperti struktur atom, struktur molekul
karbon/polimer dan ikatan kimia. Dapat dikembangkan dengan menambah variable
atribut lainnya seperti IQ, ESQ dan sikap ilmiah. Observasi kepada seluruh siswa baik
individu maupun kelompok perlu diintesifkan sehingga akan mampu meningkatkan
kinerja dan kreativitas yang lebih optimal.
Setiap siswa perlu meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep atau prinsip kimia, menyadari bahwa
kegiatan proyek merupakan bagian dari proses pembelajaran yang aktif, sehingga siswa
dapat menemukan konsep-konsep yang baru bagi siswa sendiri. Siswa perlu
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar kimia dan dari lingkungan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan.
Download