ESTIMASI NILAI INTRINSIK SAHAM PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. DENGAN MENGGUNAKAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL Andi Wijaya * Viliany* Abstract: The economic recovery of Indonesia, capital market is the one of investment in Indonesia. A rational investors will allocate some money to shares that have good performance. For knowing the good shares, investors can be use value of intrinsict approach. The fundamental analysis is needed to know the value of intrinsict of shares, and conclusion is overvalued or undervalued from market price. This research is intended to know how investors make a decision based on estimation from intrinsict value of share PT Indofood Sukses Makmur (INDF). This research use secondary data from the financial statement of PT Indofood Sukses Makmur period 1999-2006, IHSG, SBI rate, market price of share INDF period November 2006-October 2007. Dividend discount model is used to estimate intrinsict value share of INDF. The result is price of share INDF are overvalued. Keywords: the value of intrinsict, dividend discount model, overvalued, undervalued PENDAHULUAN Pada bulan Juli 2007, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin, yakni dari 8,50% menjadi 8,25%. Akan tetapi, langkah agresif Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga tersebut, tidak memberi dampak yang signifikan terhadap kegiatan sektor riil dan investasi, bahkan pengangguran dan angka kemiskinan masih relatif meningkat, sehingga menyebabkan kondisi pemulihan perekonomian Indonesia juga berjalan lambat. Salah satu alternatif sumber pembiayaan dan investasi yang sedang berkembang di Indonesia adalah pasar modal (capital market). Dengan pasar modal, investor dan perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan transaksi keuangan sesuai kebutuhannya masing—masing. Dari pihak perusahaan, pasar modal dapat dijadikan sarana untuk menghimpun dana, dengan melakukan proses penerbitan saham (go public) di pasar perdana tersebut. Sedangkan investor, mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan kelebihan dananya dengan membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan pada pasar perdana tersebut. Dengan demikian hal ini dapat membantu meningkatkan kegiatan perekonomian Indonesia. Jika kinerja suatu perusahaan tidak optimal maka investor akan mengalihkan investasinya ke tempat lain. Investor pasar modal yang rasional akan selalu berusaha untuk menempatkan kelebihan dananya pada saham perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik (menguntungkan) dan menghasilkan risiko yang relatif lebih rendah. Investasi pada Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Univesitas Tarumanagara Jakarta (email:[email protected]) Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta 1 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 1-12 pasar modal tidaklah semudah yang kita bayangkan, karena kunci keberhasilannya tergantung sepenuhnya pada kemampuan seorang investor dalam menganalisis faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan yang menjadi target investasinya. Seorang investor juga harus mampu menguasai teknik analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi, seperti analisis fundamental dan teknikal. Analisis teknikal berfokus pada kemampuan dalam menganalisis pola dari pergerakan harga saham dan indeks pasar saham yang sedang kita amati, kemudian berdasarkan pola-pola yang telah terbentuk tersebut kita melakukan peramalan terhadap harga saham yang akan datang. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli, menahan, dan menjual saham perusahaan. Sedangkan analisis fundamental berfokus pada analisis kinerja dan prestasi suatu perusahaan, sehingga dapat menentukan nilai intrinsik saham perusahaan tersebut. Analisis fundamental sangat diperlukan untuk mengetahui berapakah nilai intrinsik saham perusahaan dan juga untuk mengetahui apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Sasaran utama para investor didalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan (return) atas penanaman dananya pada perusahaan yang telah memiliki kinerja dan prestasi yang baik. Kebijakan jumlah dividen tunai yang dibayarkan, tingkat pertumbuhan dividen tersebut, harga yang diperkirakan dimasa yang akan datang dan nilai risiko yang terkandung dalam aliran dividen tunai, yang dikenal dengan biaya modal atas saham (Ks) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. pada saat ini dan masa yang akan datang akan sangat mempengaruhi nilai intrinsik saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Para investor saham akan menilai harga pasar saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. yang aktual saat ini untuk menentukan apakah harga pasar saham tersebut berada pada posisi di bawah nilai wajar (undervalued) atau di atas nilai wajar (overvalued), kemudian dari hasil penilaian tersebut digunakan untuk menentukan keputusan investasi yang akan diambil. Harga pasar saham perusahaan baik di atas nilai wajar (overvalued) maupun di bawah nilai wajar (undervalued) akan sangat tergantung pada prospek pertumbuhan perusahaan dan risiko usaha yang ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, konsep penilaian saham (stock valuation) suatu perusahaan menjadi sangat penting bagi para investor pasar modal untuk menentukan standar harga saham yang tepat sebagai arah atau pedoman utama dalam mengambil keputusan investasi. Dalam melakukan perhitungan nilai intrinsik saham terdapat berbagai pendekatan seperti: dividend discounted model (DDM), discounted free cash flow, price earning ratio dan price to book value ratio. Pada saat ini, para investor pasar saham lebih tertarik untuk melakukan investasi pada saham biasa (common stock) dibandingkan dengan jenis saham lainnya seperti saham preferen (preferred stock). Hal ini disebabkan karena saham memberikan dividen yang sifatnya variabel sesuai dengan fluktuasi laba bersih yang diperoleh perusahaan, sedangkan saham preferen hanya memberikan dividen yang sifatnya tetap, sehingga membuat saham jauh lebih mudah untuk diperjualbelikan di pasar modal bila dibandingkan dengan saham preferen. Dalam penulisan ini digunakan metode atau pendekatan dividend discount model supernormal growth untuk mengestimasi nilai intrinsik saham, dimana diasumsikan pertumbuhan hanya akan berlangsung selama dua tahun ke depan yaitu 2007 dan 2008. Setelah itu pertumbuhan dianggap konstan sampai batas waktu yang tak terhingga. Asumsi ini dibuat untuk mengantisipasi timbulnya ketidakpastian dimasa mendatang. Dalam 2 Wijaya & Viliany : Estimasi Nilai Intrinsik PT Indofood Sukses Makmur... menentukan biaya modal atas saham (Ks) digunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model), dimana risk free yang digunakan adalah suku bunga SBI dan return pasar yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode November 2006— Oktober 2007. Perhitungan pembagian dividen tunai yang akan dibayarkan, diasumsikan dividend payout ratio konstan, yang diperoleh dari rata—rata DPR tahun 2000-2006. Growth rate yang diperlukan dalam proses perhitungan dividend discount model adalah supernormal growth rate (gs) dan constant growth rate (gc). Dalam mengestimasi supernormal growth rate digunakan asumsi rata—rata pertumbuhan laba bersih per saham (EPS) dalam jangka waktu tahun 2000-2006 dengan metode arithmetic average. Sedangkan dasar perhitungan constant growth rate menggunakan retention growth rate method, dengan asumsi bahwa constant growth rate yang digunakan dalam penelitian ini didapat dengan mengalikan rata-rata ROE dengan rata-rata retention rate (ROE x (1-DPR)) dari tahun 2000-2006. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah harga saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. overvalued atau undervalued apabila dianalisis dengan menggunakan dividend discount model? Tinjauan Teori Pengertian investasi Menurut Reilly dan Norton (1995: 5), investasi sebagai komitmen sejumlah uang pada saat ini untuk suatu kurun waktu tertentu untuk mendapatkan pembayaran di masa yang akan datang yang akan memberikan kompensasi bagi investor atas: waktu dari dana yang dikomitmenkan, tingkat inflasi yang diharapkan, dan ketidakpastian pembayaran di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Jones (2002: 3), investasi adalah penanaman modal dengan membeli satu atau lebih aset yang dimiliki selama beberapa waktu untuk mendapatkan keuntungan. Investasi dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran kita, dimana tujuan tersebut dapat didefinisikan sebagai kemakmuran moneter, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Investor selalu mencoba mengatur kekayaannya secara efektif untuk memperoleh hasil yang terbesar sambil melindungi kekayaannya tersebut dari inflasi, pajak, dan faktor-faktor lainnya. Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha (2002: 6), menyatakan bahwa terdapat beberapa hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi, yaitu: mempersiapkan masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini, keinginan untuk menambah nilai aset (adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki, dan adanya inflasi (dengan melakukan investasi seseorang dapat menghindari diri agar kekayaan atau aset yang dimilikinya tidak merosot nilainya karena inflasi). Ada beberapa bentuk dari investasi yang dapat dipilih oleh seorang investor. Menurut Jones (2002: 3), investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi keuangan, investasi dalam financial assets yang melibatkan kontrak-kontrak tertulis seperti saham, obligasi, options, warrant. Di samping itu juga dapat dilakukan dalam bentuk investasi nyata, seperti investasi dalam perumahan, tanah, mesin, pabrik, dll. Dalam investasi dikenal dua hal yang mengikutinya, yaitu risiko dan tingkat pengembalian. Pengertian risiko menurut Block (1997: 382), adalah kemungkinan yang terjadi dari suatu investasi. Menurut Brigham dan Houston (2001: 230), risiko diartikan sebagai halangan; bencana; penyebab kehilangan atau kecelakaan. Namun juga risiko 3 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 1-12 mengacu pada kemungkinan bahwa beberapa hal yang tidak menguntungkan terjadi. Van Home dan Wachowicz (1998: 91), berpendapat bahwa risiko sebagai variasi dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Sedangkan Keown (2001: 199), mendefinisikan risiko sebagai penyimpangan arus kas yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Pengertian tingkat pengembalian (return) menurut Jogiyanto (2000:107) adalah basil yang diperoleh dari investasi. Jones (2002: 130) membagi tingkat pengembalian dalam dua bagian yaitu yield dan capital gain. Nilai Intrinsik Saham Biasa Menurut Keown, dkk. (2002: 219), nilai intrinsik saham biasa adalah nilai sekarang dari arus kas di masa depan yang diharapkan atas suatu asset. Nilai ini adalah jumlah yang dipertimbangkan investor sebagai nilai wajar yang memberikan jumlah, waktu dan risiko dari arus kas masa depan. Sementara itu Brigham, Gapenski dan Daves (1999: 1052) mendefinisikan nilai intrinsik saham biasa merupakan nilai wajar dari saham saat ini didasarkan atas perkiraan tertentu dari investor terhadap aliran dividen yang diharapkan dari saham beserta risikonya berdasarkan beberapa asumsi yang diperoleh investor. Menurut Jones (2002: 264), pengertian nilai intrinsik saham biasa adalah nilai yang terjadi ketika suatu saham secara benar dinilai, nilai ini didasarkan atas kapitalisasi dari proses pendapatan aliran dividen. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik saham biasa adalah nilai saham biasa yang didasarkan atas estimasi dividen yang diharapkan akan diterima oleh seorang investor pada masa yang akan datang dikapitalisasi dengan risiko yang terkandung dalam aliran dividen tersebut. Menurut pendapat Jones (2002: 264), hubungan antara nilai intrinsik (Po) dengan harga pasar aktual (P) adalah sebagai berikut: (1) Jika nilai wajar (intrinsic value) > harga pasar saat ini, maka aset dinilai terlalu rendah dan seharusnya dibeli atau ditahan jika telah dimiliki.; (2) Jika nilai wajar (intrinsic value) < harga pasar saat ini, maka aset dinilai terlalu tinggi dan seharusnya dihindari, dijual jika ditahan atau "short sell" dimungkinkan.; (3) Jika nilai wajar (intrinsic value) = harga pasar saat ini, hal ini menekankan terjadinya equilibrium dimana aset dinilai secara benar. Menurut Brigham, Gapenski dan Daves (1999: 1053), nilai intrinsik saham biasa dapat dirumuskan sebagai berikut: Intrinsic value of stock (nilai wajar suatu saham) = Present Value of Expected Future Dividend (nilai sekarang dari dividen masa depan yang diharapkan) Po= y Dt (1 Ks)` Dimana : Dt = dividen pada tahun ke t Ks = biaya modal atas saham biasa = nilai intrinsik saham biasa Po Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan yang dapat diambil oleh seorang investor, apabila saham berada pada posisi undervalued maka saham yang dipegang sebaiknya ditahan atau dibeli jika belum memiliki. Sebaliknya apabila saham berada pada posisi overvalued maka saham yang dipegang sebaiknya dijual dan apabila saham berada pada posisi fairly priced maka saham tersebut boleh ditahan atau dibeli karena menunjukkan keadaan equilibrium. 4 Wijaya & Viliany : Estimasi Nilai Intrinsik PT Indofood Sukses Makmur... Dividend Discount Model (DDM) Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2001: 140) dividend discount model (DDM) dari harga saham saat ini yang menunjukkan nilai saham yang menyamakan dengan nilai sekarang dari keseluruhan dividen masa depan yang diharapkan. Sedangkan pengertian menurut Pinches (1992: 109), dividend discount model adalah model yang mengatakan bahwa harga pasar saat ini dari saham biasa sama dengan nilai sekarang dari seluruh dividen kas yang diharapkan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang dipersyaratkan investor. Menurut Jones (2002:254), dividend discount model didefinisikan sebagai suatu model untuk menentukan harga yang diperkirakan dari suatu saham dengan mendiskontokan seluruh dividen masa depan. Value of stock (nilai saham) — D' + D2 + (1+ Ks)' (1 + Ks) 2 ( 1 D3 + Ks)3 + + Dn (1 + Ks)" Value of stock = dividend discount model Keterangan: DI, D2, D3,...= Dividen yang diharapkan diterima di masing—masing periode. Ks = Required rate of return. Dari persamaan di atas diketahui bahwa dividend discount model adalah jumlah nilai sekarang dari semua dividen tunai yang akan diterima oleh pemegang saham biasa. Pendekatan dividend discount model terdiri dari beberapa model antara lain: Zero growth model (Dividen tanpa pertumbuhan) Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik saham biasa yang memiliki pertumbuhan dividen tunai yang dibayarkan sama dengan atau mendekati nol. Po= Do Ks Constant growth model (Dividen dengan pertumbuhan konstan) Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik saham biasa yang membayar dividen tunai dengan pertumbuhan yang konstan (sama) dari tahun ke tahun. + Do (1+ g) Po— D, Ks — g Ks — g Supernormal growth model (Dividen dengan pertumbuhan supernormal) Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik saham biasa yang membayar dividen tunai dengan pertumbuhan yang tidak teratur dari tahun ke tahun. Perusahaan yang mengalami supernormal growth tidak berarti memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi daripada rata—rata pertumbuhan industrinya, mungkin saja pertumbuhan perusahaan lebih rendah (atau bahkan negatif) dibandingkan dengan rata — rata industrinya. " Do (1 + gs)t Dn (1 + g) 1 Po= E + ,=, (1 ± Ks) t Ks — g (1+ Ks)` 5 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 1-12 Dimana: Do = Eo . (DPR) Keterangan untuk rumus di atas: Po = nilai intrinsik saham biasa ; Do = dividen yang baru = constant future growth g saja dibayarkan ; gs = supernormal future growth rate ; rate ; Dn = dividen pada akhir periode supernormal growth rate ; Ks = biaya modal atas DPR = dividend payout ratio saham biasa ; Eo = earning per share ; Menurut Jones (2000: 263), tahap—tahap untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa dengan pendekatan supernormal growth dividend discount model adalah sebagai berikut: (1) Menentukan besarnya dividen tunai per lembar yang baru saja dibayarkan (Do). ; (2) Menentukan besarnya dividend payout ratio (DPR) perusahaan pada masa yang akan datang. ; (3) Mengestimasi supernormal growth (gs) dan constant growth (g) pada periode penilaian. ; (4) Mengestimasi besarnya biaya modal atas saham biasa (ks) sebagai tingkat diskonto atas semua dividen tunai yang akan dibayarkan. ; (5) Menentukan besarnya dividen tunai per lembar saham pada masa yang akan datang. ; (6) Menentukan present value dari semua dividen tunai yang akan dibayarkan pada masa yang akan datang dengan biaya modal atas saham biasa sebagai tingkat diskonto. ; (7) Menjumlahkan present value dari semua dividen tunai yang sudah dihitung pada langkah 6 untuk mendapatkan nilai intrinsik saham biasa (Po). METODE PENELITIAN Analisis data yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. adalah supernormal growth dividend discount model (DDM) yang perhitungannya dilakukan dengan bantuan software computer analysis microsoft excel. Supernormal growth diasumsikan hanya selama dua tahun ke depan yaitu tahun 2007 dan 2008, setelah itu pertumbuhan dianggap konstan sampai batas waktu tidak terhingga. Asumsi ini dibuat untuk mengantisipasi ketidakpastian atau risiko—risiko yang mungkin terjadi. Tahap—tahap untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa dilakukan dengan pendekatan supernormal growth dividend discount model adalah sebagai berikut: 1. Menentukan besarnya dividen tunai per lembar saham (Do) yang baru saja dibayarkan. Penentuan besarnya dividen per lembar saham (Do) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang baru saja dibayarkan saat ini pada akhir tahun 2006. Tahun 2006 akan dianggap sebagai tahun dasar dalam perhitungan nilai intrinsik atau nilai wajar saham. 2. Mengestimasi besarnya growth di masa yang akan datang. Dasar estimasi supernormal growth rate dividen tunai PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dilakukan berdasarkan metode arithmetic average dengan menggunakan data historis pertumbuhan laba bersih setelah pajak selama periode 2000-2006, sedangkan constant growth rate untuk dividen tunai selama periode yang tak terhingga diestimasi berdasarkan metode retention growth rate method dengan menggunakan data perkembangan ROE dan kebijakan pembagian dividen tunai (DPR) selama periode 2000 — 2006. 3. Mengestimasi biaya modal atas saham biasa (ks). Untuk mengestimasi biaya modal atas saham biasa (cost of common stock) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. digunakan pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Rumus : CAPM = Rf + (Rm — Rf) [3 6 Wijaya & Viliany : Estimasi Nilai Intrinsik PT Indofood Sukses Makmur... Data yang digunakan adalah data tingkat bunga bebas risiko (SBI), return pasar (IHSG), dan juga return saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. selama periode November 2006—Oktober 2007. 4. Menentukan besarnya dividen tunai per lembar saham (DPS) pada masa yang akan datang. Penentuan besarnya dividen tunai per lembar (DPS) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk pada masa yang akan datang dilakukan dengan cara mengalikan supernormal growth rate dan constant growth rate yang didapat pada point 2 dengan dividen tunai per lembar yang baru saja dibayarkan (Do) yang didapat pada point 1. 5. Menghitung present value dari semua dividen tunai per lembar saham (DPS) pada masa yang akan datang Perhitungan present value dari semua dividen tunai per lembar saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. pada masa yang akan datang dilakukan dengan menggunakan biaya modal atas saham biasa (ks) yang didapat pada point 3 sebagai discount rate atau tingkat diskonto. Perhitungan ini dilakukan pada semua dividen tunai per lembar pada masa mendatang yang didapat pada point 4. Present value dividen tahun ke — t = Dt . PVIF t,ks% = Dt. 1 (1+ Ks)` 6. Menjumlahkan semua present value dari dividen tunai per lembar pada masa yang akan datang Semua present value dari dividen tunai per lembar saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. pada masa yang akan datang yang telah didapat pada point 5 dijumlahkan, untuk mendapatkan nilai intrinsik atau nilai wajar saham biasa (Po) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. 7. Membandingkan Po dengan P Hasil perhitungan nilai intrinsik saham biasa (Po) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dengan pendekatan dividend discount model (DDM) supernormal growth rate akan dibandingkan dengan harga pasar aktual (P) untuk menentukan posisi harga saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.yang diteliti. Jika Po lebih besar dari harga pasar aktual (P) maka saham dinyatakan undervalued, sebaliknya jika Po lebih kecil dari harga pasar aktual (P) maka saham dinyatakan overvalued, dan jika Po sama dengan harga pasar aktual (P) maka saham dinyatakan fairly priced. Kemudian, setelah menghitung nilai intrinsik (Po), maka akan dilakukan analisis terhadap faktor — faktor yang mungkin dapat mempengaruhi asumsi dalam perhitungan nilai intrinsik (Po) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. ANALISIS DATA Kebijakan Pembagian Dividen Tunai PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Selama Tahun 2000 — 2006 Dalam menganalisis dan menentukan nilai intrinsik saham biasa pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya, karena hal ini akan sangat mempengaruhi nilai intrinsik saham biasa secara langsung. 7 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 1-12 Jumlah dividen yang dibagikan sangat tergantung pada besarnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Pertumbuhan laba bersih setelah pajak akan mempengaruhi dividen tunai yang dibayarkan, dengan asumsi dividend payout ratio konstan. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. sudah merencanakan untuk membagikan dividen tunai sekurang—kurangnya sekali dalam setahun. Besarnya dividen tunai yang akan dibagikan dikaitkan dengan besarnya laba bersih setelah pajak (EAT) yang didapatkan pada tahun yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan perusahaan dan kebutuhan dana untuk keperluan investasi (capital expenditures) dalam rangka pengembangan dan perluasan usahanya. Dividen tunai tahun 2006 yang baru saja dibagikan pada tahun 2007 ini yaitu sebesar Rp 31,00 akan dianggap sebagai tahun dasar (Do). Pembagian dividen pada tahun ini telah diputuskan dalam RUPS tahun 2006. Kebijakan dividend payout ratio (DPR) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. sulit diramalkan secara pasti dan akurat, oleh karena itu, besarnya DPR PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. ditentukan berdasarkan rata—rata DPR dari tahun 2000-2006, yaitu sebesar 36,97%. Estimasi Growth Rate PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Growth rate yang diperlukan dalam penelitian ini adalah supernormal growth rate (gs) dan constant growth rate (gc). Supernormal growth rate dan constant growth rate ini akan digunakan dalam proses perhitungan dividend discount model. Dalam menghitung supernormal growth rate PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. digunakan asumsi rata—rata pertumbuhan laba bersih per saham (EPS) dalam jangka waktu tahun 2000 sampai tahun 2006, dengan metode arithmetic average, dimana hasil yang didapatkan adalah sebesar 53,97%. Setelah supernormal growth rate diperoleh, maka selanjutnya akan menghitung constant growth rate. Dasar dari perhitungan constant growth rate adalah menggunakan retention growth rate method. Alasan digunakannya metode ini, karena metode ini dianggap logis, dimana tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan pada masa yang akan datang akan sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya sendiri yang dimiliki perusahaan untuk melakukan ekspansi tanpa harus mencari modal dari luar perusahaan. Sebelum menghitung constant growth rate terlebih dahulu harus dianalisis return on equity (ROE) perusahaan sebagai tolak ukur realized return kepada pemegang saham biasa. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya realized return yang dihasilkan untuk pemegang saham biasa sebesar rata-rata 15,75%. Selanjutnya harus menghitung retention rate perusahaan. Retention rate perusahaan dapat dicari dengan mengurangi satu dengan dividend payout ratio. Retention Rate = ( 1 — DPR) Retention Rate = (1 - 0,3697) Retention Rate = 0,6303 ( 63,03%) Berdasarkan data di atas, maka dapat diperoleh constant growth rate dengan cara mengalikan rata-rata ROE dengan rata-rata retention rate (ROE x (1-DPR)), sehingga constant growth rate yang diperoleh adalah sebesar 9,93%. Growth = ROE x Retention Rate 8 Wijaya & Viliany : Estimasi Nilai Intrinsik PT Indofood Sukses Makmur... Growth = 15,75% x 63,03% Growth= 9,93% Constant growth rate yang didapat akan digunakan dalam penelitian ini, dengan asumsi bahwa constant growth rate perusahaan dipengaruhi oleh retention rate dan return on equity (ROE) perusahaan periode tujuh tahun sebelumnya. Estimasi Biaya Modal atas Saham Biasa (Ks) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dengan Pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan sangat bergantung pada biaya modal, karena biaya modal merupakan minimum required rate of return yang harus dicapai untuk menentukan value dari perusahaan tersebut. Perhitungan biaya modal atas saham biasa (Ks) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dalam penelitian ini, digunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan basis data periode November 2006 sampai Oktober 2007 secara bulanan. Rj=a+P.Rm NIXY—EXEY NEx2 —(EX)2 Dimana: Y = return saham (Rj) X = return pasar (Rm) p = beta Dari hasil perhitungan diperoleh nilai beta (13) untuk PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. adalah sebesar 0,2114. Untuk rata—rata risk free (RI) digunakan tingkat suku bunga rata—rata SBI jangka waktu satu bulan diperoleh nilai sebesar 8,9542% atau 49,6020% per tahun, sedangkan untuk return pasar digunakan return IHSG (Rm) diperoleh rata—rata sebesar 4,1335%. Hasil perhitungan nilai Ks menurut metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah sebagai berikut: Ks = Rf + (Rm - Rf) Ks = 8,9542% + (49,6020% - 8,9542%) . 0,2114 Ks = 17,55% Estimasi Dividen Dividen yang akan diestimasi adalah dividen pada tahun 2007 dan 2008. Dimana, dividen ini akan digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. agar dapat diketahui posisi harga sahamnya overvalue atau undervalue. Diasumsikan masa pertumbuhan supernormal untuk periode 2 tahun ke depan yaitu 2007 dan 2008 karena mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu: faktor kondisi pasar yang sangat kompetitif balk yang berasal dari perusahaan lokal maupun internasional, serta adanya peluang bagi para pemain baru untuk menjadi pesaing PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Faktor lainnya yaitu adanya fluktuasi pada biaya produksi yang sangat bergantung pada harga bahan baku di pasar internasional, hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. 9 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 1-12 Untuk penentuan estimasi dividen pada tahun 2007 dan 2008 digunakan asumsi supernormal growth rate dengan pendekatan rata—rata pertumbuhan laba bersih per saham (EPS) sebesar 53,97%. Asumsi ini diterapkan karena pertumbuhan laba bersih per saham (EPS) PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. cenderung berfluktuasi. Dividen tunai pada tahun 0 (nol) adalah dividen tunai tahun 2006 yang baru saja dibayarkan pada tahun 2007 ini yaitu sebesar Rp 31,00. Dengan demikian dividen dapat diestimasi dengan perhitungan di bawah ini: D1 = Rp 31,00 x ( 1 + 0,5397) = Rp 47,73 D2 = Rp 47,73 x ( I + 0,5397) = Rp 73,49 Kemudian pada tahun 2009 dan seterusnya pertumbuhan ini dianggap konstan sampai batas waktu tidak terhingga sebesar 9.93%. Asumsi ini dibuat untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian business risk, financial risk, dan country risk yang mungkin terjadi. Setelah melewati periode high growth 53,97% selama 2 tahun, maka tingkat pertumbuhan akan menurun menjadi stabil sebesar 9,93% sampai batas waktu tak terhingga (constant growth). Selanjutnya akan diestimasi harga saham pada tahun ke-2, sebagai berikut: P2 — D2.(1 + gc) Ks—gc P2 = Rp.73,49.(1+ 9,93%) 17,55% — 9,93% P2 = Rp 1.060,20 Keterangan : gc = constant growth rate Ks = biaya modal saham biasa (CAPM) Estimasi Nilai Intrinsik Saham Biasa Melalui Pendekatan Dividend Discount Model (DDM) Perhitungan nilai intrinsik saham biasa melalui pendekatan dividend discount model supernormal growth model adalah sebagai berikut: Tabel 1. Perhitungan Nilai Intrinsik Saham Biasa Pt Indofood Sukses Makmur, Tbk. Dengan Metode Dividend Discount Model (DDM) ( 1 + KW PV Dt = Dt . ( 1 + Ks)-` Dt Tahun 0,8507 40,6039 47,73 1 0,7237 53,1847 73,49 2 0,7237 767,2667 1.060,20 P2 Po = 861,0553 Keterangan : Ks = biaya modal saham biasa, sebesar 17,55%. Dt = dividen tunai masa datang, diperoleh dari point 5. Perbandingan Nilai Intrinsik dengan Harga Pasar Aktual untuk Menentukan Posisi Undervalued atau Overvalued Harga pasar aktual saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. akan dibandingkan dengan nilai intrinsik saham biasa (Po) yang telah dibahas di atas. Dimana harga pasar aktual yang digunakan adalah rata—rata harga pasar akhir bulan dari periode 10 Wijaya & Viliany : Estimasi Nilai Intrinsik PT Indofood Sukses Makmur... November 2006—Oktober 2007 yaitu sebesar Rp 1.742,08. Dengan melihat adanya pergerakan harga saham yang terjadi, dapat diketahui bahwa pergerakan harga saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. masih relatif stabil dengan rata—rata harga pasar Rp 1.742,08 per lembar saham. Jadi terlihat bahwa, rata-rata harga pasar penutupan akhir bulan sebesar Rp1.742,08 berada pada posisi di atas nilai intrinsik saham biasa yaitu sebesar Rp 861,0553. Oleh karena itu, dapat dikatakan dari segi analisis fundamental mikro perusahaan bahwa harga pasar saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. yang aktual masih overvalued jika dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. PENUTUP Setelah melakukan analisis dan pembahasan mengenai nilai intrinsik saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil perhitungan nilai intrinsik saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dengan menggunakan metode dividend discount model supernormal growth adalah sebesar Rp 861,0553 per lembar saham. Sedangkan rata—rata harga pasar saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. yang aktual selama periode November 2006—Oktober 2007 adalah Rp 1.742,08 per lembar saham. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa harga pasar saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. berada pada posisi overvalued. Nilai intrinsik saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. yang sebesar Rp 861,0553 per lembar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Kebijakan pembagian dividen perusahaan selama tahun 2000-2006 yang diperoleh rata-rata pembagian dividen (DPR) sebesar 36,97%. 2. Tingkat pertumbuhan dividen saham perusahaan terdiri dari supernormal growth sebesar 53,97% yang diperoleh dari rata—rata pertumbuhan laba bersih per saham (EPS) selama tahun 2000-2006 untuk dua tahun kedepan yaitu: tahun 2007 dan 2008, serta constant growth sebesar 9,93% untuk tahun 2009 sampai batas waktu tak terhingga. Dimana, dividen untuk tahun 2007 dan 2008 yang ditetapkan berdasarkan pertumbuhan supernormal growth, diperoleh hasil sebesar Rp 47,73 per lembar saham untuk tahun 2007 dan Rp 73,49 per lembar saham untuk tahun 2008. 3. Biaya modal atas saham biasa (Ks) yang diperoleh melalui pendekatan capital asset pricing model (CAPM) periode November 2006—Oktober 2007 adalah sebesar 17,55%. Saran Bagi pihak manajemen PT Indofood Sukses Makmur, Tbk disarankan agar tetap konsisten dalam menjalankan bidang usahanya (barang konsumsi), sehingga diharapkan mampu meningkatkan kondisi perusahaan ke arah yang lebih baik serta dapat terus meningkatkan pangsa pasarnya. Selain itu, perusahaan juga harus senantiasa melakukan inovasi dan diversifikasi terhadap produknya, sehingga dapat menepis para pesaingnya dan mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader. Bagi investor saham biasa, disarankan untuk tidak melakukan investasi pada saham PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., karena harga pasar saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. yang aktual saat ini berada pada posisi overvalued jika dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Selain itu, perlu diketahui dan dimengerti oleh para investor, bahwa dalam menghitung nilai intrinsik PT Indofood Sukses makmur, Tbk. pada 11 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 1-12 penelitian ini didasarkan pada relevansi dan akurasi semua asumsi. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan terjadi error atau over estimate terhadap asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam menghitung nilai intrinsik di atas. Bagi para peneliti lain, diharapkan dapat meneliti faktor—faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. secara mendetail dan kuantitatif seperti: analisis teknikal kuantitatif, faktor fundamental ekonomi secara makro di Indonesia dan juga faktor perkembangan industri barang konsumsi, faktor keamanan, politik, inflasi dan nilai tukar secara kuantitatif. Perlu disadari bahwa penelitian ini hanya terbatas pada analisis terhadap faktor fundamental mikro perusahaan raja dalam menilai harga saham biasa PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dengan berbagai asumsi yang ada tanpa memperhatikan faktor — faktor lain yang dimaksud di atas secara kuantitatif dan ilmiah. DAFTAR RUJUKAN Block, Stanley B. and Geoffrey A. Hirt (1997). Foundation of Financial Management. Boston, USA: Richard Irwin Brealey, Richard A., Myers, Stewart C., and Marcus, Alan J. (2001). Fundamental of Corporate Finance. 3rd Edition. New York: Mc Graw-H ill Brigham, Eugene F., Gapenski, Louis C., and Daves, Philip R. (1999). Intermediate th Financial Management. 6 Edition. Orlando, Florida: The Dryden Press Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston (2001). Manajemen Keuangan, terjemahan Dodo Suharto dan Herman Wibowo, edisi kedelapan, buku I. Jakarta: Erlangga Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha (2002). Reksadana: Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama H.M. Jogiyanto (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE th Jones, Charles P.,Investments (2002). Analysis and Management, 8 ed. New York: John Willey and Sons, Inc. Keown et al. (2001). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, terjemahan: Chaerul D. Djakman, edisi ketujuh. Jakarta: Salemba empat Pinches, George E. (1992). Essentials of Financial Management. 4th Edition. New York: Harpercollins Publishers, Inc Reilly, Frank K. and Norton, Edgar A. (1995). Investment, 4th. Orlando, Florida: The Dryden Press Van Horne, James C.,and John M. Wachowicz (1998). Fundamentals of Financial Management, 10th ed. New Jersey:Prentice Hall 12 KEBERHASILAN INOVASI MELALUI RISET DAN PENGEMBANGAN YANG TEPAT AKAN MEMPENGAR1UHI KEBERHASILAN PRODUK DI PASAR Elvi Anggraeni Tjandra* Abstract: One important factor for the success of a company to win in the competitive market is product innovation. But the innovation must be followed by a good research and development Keywords: Innovation, research and development, diffusion of innovation PENDAHULUAN Suatu perusahaan harus handal di dalam pengembangan dan pengelolaan produk baru. Setiap produk tampaknya akan melewati sebuah siklus hidup, yaitu mulai dari tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Berikut adalah gambar dari siklus hidup produk: e & a a I h a Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan Wa ktu Sumber: Kotler (2003:328) Siklus hidup ini menghadirkan dua tantangan utama yaitu: karena seluruh produk pada akhirnya akan mengalami penurunan, maka perusahaan harus handal di dalam pengembangan produk baru untuk menggantikan produk yang sudah berumur. Selain itu perusahaan harus handal di dalam menyesuaikan strategi pemasarannya karena perubahan selera, teknologi dan kompetisi saat sebuah produk melewati berbagai tahap siklus hidup. Perubahan di dalam selera konsumen, teknologi, dan persaingan yang cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk dan jasa baru terus menerus . Perusahaan dapat memperoleh produk barn dalam dua cara yaitu pertama adalah melalui akuisisi dengan membeli seluruh perusahaan, sebuah paten atau sebuah lisensi untuk Staf Pengajar fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta (email:[email protected]) 13 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 13-21 menghasilkan produk orang lain. Kedua adalah melalui pengembangan produk baru di dalam departemen penelitian dan pengembangan milik perusahaan. Pengertian produk baru itu sendiri berbeda-beda yaitu: (1) Produk yang benarbenar baru yaitu produk yang benar-benar baru memasuki pasar dan merupakan hasil suatu penemuan baru.; (2) Lini produk baru di perusahaan adalah produk yang sebenarnya tidak baru di dunia tetapi merupakan lini produk yang baru di perusahaan.; (3) Penambahan lini produk yang dikenal dengan perluasan lini produk di pasar yang ada dimiliki oleh perusahan sekarang.; (4) Produk hasil revisi ataupun pengembangan produk yaitu produk yang diperbaiki.; (5) Produk hasil penempatan kembali (repositioning) yaitu produk yang ditempatkan untuk ditargetkan kembali untuk penggunaan yang baru.; (6) Produk yang merupakan hasil pengurangan biaya (cost reduction) adalah produk yang menggantikan suatu produk lain di dalam lini produknya tetapi dengan biaya produksi yang lebih rendah. Suatu inovasi dapat beresiko. Sebagai contoh Ford mengalami kerugian sebesar $350 juta atas mobil Edselnya, RCA mengalami kerugian $580 juta atas video disc playernya (Kotler dan Armstrong, 2001: 399). Tingkat kegagalan produk baru cukup tinggi, sebuah studi memperkirakan kegagalan barang konsumen dengan kemasan baru adalah sekitar 80 %, sementara untuk barang industri adalah 30%. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk baru tersebut adalah walaupun sebuah gagasan mungkin baik, ukuran pasar yang diperkirakan mungkin terlalu besar. Mungkin produk aktual tidak dirancang sebagaimana mestinya, atau produk tidak diposisikan dengan benar di pasar, harga yang ditetapkan terlalu mahal, kurang promosi, atau dapat juga karena eksekutif puncak mungkin memaksakan gagasan yang disukai walaupun hasil riset pemasarannya buruk. Kadang-kadang biaya pengembangan produk lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Karena begitu banyak produk baru yang mengalami kegagalan maka perusahaan sangat antusias untuk mempelajari bagaimana cara memperbaiki kemungkinan sukses mereka dari produk barunya. Salah satu caranya adalah dengan mengidentifikasikan produk baru yang sukses dan menemukan apa persamaan yang dimiliki produk-produk ini. Faktor keberhasilan dan kegagalan produk barn Faktor keberhasilan yang utama adalah: 1. Produk baru yang superior unik (unique superior product) adalah produk dengan mutu yang lebih tinggi, sifat-sifat baru, dan nilai penggunaan yang lebih besar. 2. Faktor yang lain adalah konsep produk yang didefinisikan dengan baik (well-defined product concept) sebelum pengembangan di mana perusahaan secara hati-hati mendefinisikan dan menilai pasar sasaran. Pada dasarnya, untuk menciptakan produk baru, sebuah perusahaan harus memahami pelanggan, pasar, serta pesaingnya dan mengembangkan aneka produk yang menyampaikan aneka produk yang menyampaikan nilai superior kepada pelanggan. Jadi jika perusahaan menghadapi sebuah masalah, mereka harus mengembangkan produk baru, namun kemungkinan untuk sukses sangat kecil. Solusinya terdapat dalam perencanaan produk baru yang benar-benar bagus dan dalam penyusunan proses pengembangan produk baru yang sistematik, untuk menemukan dan menumbuhkan produk baru. 3. Keberhasilan suatu produk di dalam menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Contoh: pada tahun 1990 perusahaan Pert Plus berhasil menjadi penjual produk 14 Tjandra: Keberhasilan Inovasi Melalui Riset Dan Pengembangan... shampoo no. 1 setelah memperoduksi shampoo dan conditioner menjadi 1 yang sangat cocok untuk orang-orang di kota yang umumnya sangat sibuk. 4. Perusahaan menggunakan teknologi "know how" yang dimilikinya. Faktor kegagalan produk baru adalah: (1) Kesalahan perusahaan di dalam membaca keinginan konsumen yang antara lain disebabkan karena perusahaan kurang sempurna di dalam melakukan analisis pasar.; (2) Kesalahan di dalam penempatan produk.; (3) Kinerja produk yang buruk.; (4) Riset pemasaran yang kurang baik.; (5) Analisa persaingan perusahan yang kurang baik sehingga terjadi kesalahan perusahaan di dalam memperkirakan tindakan yang diambil oleh para pesaingnya. Inovasi dan Diffusi Inovasi Pengertian inovasi menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Marketing Management edisi ke 12e, (2006: 611), inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Suatu ide memiliki sejarah yang panjang. Sedangkan diffusi inovasi adalah penyebaran ide-ide baru dari sumbernya kepada user/ pemakai dan pengadopsinya. Proses Diffusi Inovasi Diffusi adalah bagaimana penyebaran informasi dan diasimilasikan di dalam pasar atau dapat dikatakan adalah suatu proses di mana suatu inovasi diterima (produk baru, jasa baru, ide baru) (Schiffman dan Kanuk, 2004:517). Keterbatasan inovasi. 1 Beberapa produk baru ada yang langsung mencapai kesuksesan dalam waktu singkat, ada juga beberapa yang lainnya berjuang di dalam waktu panjang untuk diterima konsumen. Beberapa produk mengalami kesuksesan inovasi sementara produk lain dapat mengalami kegagalan. Semuanya tergantung kepada karakterisitik inovasi suatu produk dan bagaimana produk tersebut diterima oleh konsumen.seberapa cepat suatu inovasi tersebar di pasar tergantung kepada seberapa besar penyebaran komunikasi dari pemasar kepada konsumen seperti komunikasi antara konsumen (word of mouth communication). Ada beberapa karakteristik produk yang mempengaruhinya: (Schiffman dan Kanuk, 2004: 523) adalah sebagai berikut: (1) Relative advantage. Tingkat di mana konsumen potensial menerima produk baru sama baiknya dengan produk pengganti yang sudah ada. (2) Compatibility. Tingkat di mana konsumen potensial merasakan produk baru konsisten dengan kebutuhan mereka, nilai dan kebiasaan. ; (3) Complexity. Tingkat di mana produk sulit untuk dimengerti atau digunakan.; (4)Trialability. Tingkat di mana suatu produk baru mampu dicoba di dalam jumlah terbatas.; (5) Observability. Tingkat di mana manfaat atau atribut produk dapat diobservasi, dibayangkan, dan dideskripsikan kepada konsumen potensial. Proses diffusi inovasi membutuhkan waktu: 1. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pembelian, yaitu mulai dari tingkat awareness konsumen terhadap produk baru sampai dengan konsumen memutuskan membeli atau menolak produk. 2. Adopter categories 15 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 13-21 2.5% Inovator \ 34% 13.5% i 34% Pemakai MaYoritas Mayoritas i 16% Awal J....._ Awal Akhir 1 Tel - Wakin Adopsi Inovasi Gambar 2. Sumber: Kotler (2003:377) Keterangan: 1. Innovators yaitu mereka yang sangat bersemangat untuk mencoba ide-ide baru dan siap menerima risiko. 2. Early adopters yaitu mereka yang_menghargai, lebih terintegrasi ke dalam system social local, orang-orang yang perlu ditemui sebelum mengadopsi ide baru, kategori yang memiliki paling banyak pemimpin opini, adalah model-model peran. 3. Early majority Mereka berpikir, mengadopsi ide-ide baru tepat sebelum waktu rata-rata dan lebih suka memegang posisi-posisi kepemimpinan, berpikir selama beberapa waktu sebelum mengadopsi. 4. Late Majority Bersikap skepstis, mengadopsi ide-ide baru tepat seelah waktu rata-rata , mungkin mengadopsi baik kebutuhan ekonomi dan sebuah reaksi terhadap tekanan dari rekan dan inovasi didekati secara hati-hati. 5. Laggards Adalah orang yang terakhir mengadopsi suatu inovasi, berorientasi pada masa lalu. Tahap-tahap pada proses adopsi:(Schiffman dan Kanuk, 2004: 532): (1 Kesadaran. Konsumen pertama kali ditunjukkan terhadap produk baru.; (2) Minat. Konsumen tertarik terhadap produk dan mencari informasi tambahan.; (3) Evaluasi. Konsumen memutuskan apakah percaya atau tidak bahwa produk atau jasa tersebut akan memuaskan keburuhan.; (4) Pengujian. Konsumen menggunakan produk untuk jangka waktu terbatas; (6) Adopsi yang terjadi jika konsumen memutuskan untuk menggunakan produk secara permanen. Tetapi jika konsumen tidak bersedia untuk menggunakan produk maka konsumen akan menolaknya. Ada empat elemen dasar dari proses diffusi menurut Schiffman dan Kanuk (2004:517) 1. Inovasi. Suatu inovasi dapat diklasifikasikan sebagai definisi orientasi. perusahaan, yaitu pendekatan suatu produk dari perspektif perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produknya., orientasi produk yang berfokus kepada penampilan produk, 16 Tjandra: Keberhasilan Inovasi Melalui Riset ban Pengembangan... 2. 3. 4. 1. 2. 3. orientasi pasar yaitu seberapa banyak exposure yang dihasilkan konsumen terhadap produk baru dan orientasi konsumen yaitu pernyataan konsumen terhadap produk baru. Saluran komunikasi. Seberapa cepatnya penyebaran komunikasi mengenai produk baru tergantung kepada seberapa luas komunikasi yang terjadi di antara konsumen dengan pemasar. Media yang dapat digunakan bermacam-macam misalnya internet, televisi, radio, dan lain sebagainya. Sistem sosial. Sistem sosial adalah lingkungan fisik, sosial dan budaya yang dimiliki anggota masyarakat tertentu. Orientasi suatu sistem sosial dengan nilai-nilai dan normanya mempengaruhi penerimaan dan penolakan terhadap suatu produk baru. Waktu. Waktu adalah tulang punggung dari suatu proses diffusi. Misalnya jangka waktu pembelian suatu produk. Proses pengembangan produk baru(Assael, 1993: 375) Mengidentifikasikan peluang produk baru. Tahap pertama di dalam proses pengembangan produk baru adalah mengidentifikasikan peluang produk baru. Sebagai contoh ketika perusahaan Weyerhaeuser melihat adanya peluang pasar untuk produk popok sekali pakai yang akan dijual dengan harga murah. Perusahaan ini melihat adanya peluang pasar sebesar 15%, karena 85% dikuasai oleh P&G dan Kimberly Clark. Memformulasikan tujuan produk baru. Perusahaan harus dapat menentukan besarnya laba dan tingkat penjualan yang ingin dicapai . Hal ini penting untuk menentukan jangka waktu pengembalian modal yang sudah diinvestasikan perusahaan (return on investment). Menguji ide produk baru. Pada tahap ini dilakukan pengujian ide produk baru, dan meliputi 3 tahapan yaitu: a. Menggeneralisasikan ide-ide produk baru. Faktor-faktor yang penting adalah: (1) Riset dan pengembangan; (2) Focus group, yang sering digunakan untuk mengidentifikasikan keinginan konsumen yang belum tercapai.; (3) Saran konsumen, dilakukan perusahaan dengan memancing saran dari konsumen; (4) Perusahaan pesaing. Perusahaan memperkenalkan produk kepada pesaing untuk mengembangkan tingkat persaingan sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk baru yang lebih bermutu.; (5) Wiraniaga dan distributor. Memperkenalkan produk baru kepada wiraniaga dan distributor agar mereka dapat memberikan saran dan pendapat mereka mengenai produk baru karena mereka yang mengetahui kondisi pasar dan keinginan konsumen. b. Penyaringan ide produk baru menjadi beberapa alternatif. Memformulasikan alternatif menjadi suatu pernyataan konsep produk. Di mana pengertian konsep produk adalah suatu deskripsi yang lengkap mengenai suatu ide produk dan didesain untuk mengkomunikasikan manfaat produk kepada konsumen. c. Pengujian konsep. Pada tahap ini dilakukan pengembangan contoh produk. Pengembangan produk baru Pada tahap ini diformulasikan atribut fisik produk baru dengan menterjemahkan selera konsumen menjadi aribut fisik produk. Proses pengembangan atribut fisik produk baru ini adalah untuk memuaskan harapan konsumen terhadap manfaat suatu produk dan proses ini adalah termasuk yang paling sulit untuk ditentukan. Masalah yang sering timbul pada tahap ini adalah timbulnya perbedaan pendapat antara bagian riset dan pengembangan 17 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 13-21 dengan bagian pemasaran. Bagian riset dan pengembangan bertujuan menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi dan sempurna sementara bagian pemasaran berpendapat bahwa belum tentu sesuatu yang sempurna akan berhasil di pasaran karena memerlukan waktu pengembangan yang terlalu panjang sehingga dapat memberi kesempatan kepada perusahaan pesaing untuk memasuki pasar terlebih dahulu. Karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara bagian pemasaran dengan bagian riset dan pengembangan. Koordinasi yang baik antara bagian riset dan pengembangan dan bagian pemasaran khususnya dibutuhkan pada perusahaan industri karena dibutuhkan biaya pengembangan yang sangat tinggi Adanya perubahan teknologi yang sangat cepat akan menyebabkan banyak perubahan pada produk. Sementara itu bagian produksi juga harus bekerja sama dengan bagian riset dan pengembangan di dalam memformulasikan atribut produk baru yaitu di dalam menyusun fasilitas produksi yang baru serta di dalam menentukan volume produksi. 4. Mengembangkan produk Pada banyak produk desain luar suatu produk sangatlah penting. Sebagai contoh ketika konsumen membeli mobil, peralatan rumah tangga, dan peralatan sekolah pertamatama mereka akan mempertimbangkan desain luar suatu produk. 5. Pengujian produk Tahap ini merupakan tahap di mana konsumen mulai pertama kali melihat keberadaan produk. Perusahaan harus memproduksi contoh produk. Konsumen mungkin dapat diberikan contoh untuk dicoba beberapa waktu untuk dibandingkan dengan produk pesaing. 6. Mengembangkan rencana pemasaran Pada waktu suatu produk pertama kali dikembangkan maka bagian manajemen perusahaan harus memformulasikan rencana pemasaran. Secara umum ada 2 rencana pemasaran yaitu rencana untuk memperkenalkan produk untuk diuji di pasar dan untuk memperkenalkan produk secara regional dan nasional. Pada tahap ini dilakukan segmentasi, pentargetan dan penempatan produk serta strategi bauran pemasaran dan, identifikasi jadwal pemakaian media. 7. Memperkenalkan produk untuk diuji coba ke pasar Pada tahap rencana pengujian pasar diadakan modifikasi berdasarkan kinerja produk ketika diluncurkan secara nasional. Jenis test pemasaran yang digunakan ada dua macam yaitu: a. Simulated score test. Yaitu dilakukan dengan meminta kepada konsumen untuk berbelanja di supermarket tempat produk diperkenalkan dan berusaha untuk melacak pembelian mereka. b. Sales wave experiment. Menawarkan produk ke rumah konsumen untuk melihat bagaimana reaksi konsumen terhadap produk dan menawarkan kepada konsumen untuk membeli produk. 8. Memperkenalkan produk secara luas di pasaran. Memperkenalkan produk secara nasional adalah suatu hal yang paling sulit bagi perusahaan karena perusahaan telah mengeluarkan investasi dalam jumlah yang besar untuk proses produksi dan pemasaran. Sebelum meluncurkan produk secara nasional, perusahaan biasanya akan memperkenalkan produknya secara bertahap dimulai dari beberapa wilayah terlebih 18 Tjandra: Keberhasilan Inovasi Melalui Riset Dan Pengembangan... dahulu, dan dimulai dari wilayah yang tingkat persaingannya terendah baru kemudian ke wilayah yang tingkat persaingannya tinggi. Tetapi semuanya tergantung bagaimana posisi perusahaan dan orientasinya terhadap risiko dan persaingan. Risiko dari suatu pengembangan produk (Assael, 1993: 382) 1. Risiko terbesar adalah biaya. Pada tahap pengembangan ide dan penyaringan ide biaya yang dibutuhkan adalah relatif rendah. Bila perusahaan memutuskan akan melakukan pengujian produk maka perusahaan harus membuat contoh/ prototype produk dengan melibatkan bagian riset dan pengembangan untuk mendesain produk, dan umumnya harus dibangun fasilitas produksi. Ketika dilakukan pengujian pemasaran biaya yang harus dikeluarkan antara lain biaya periklanan, promosi penjualan dan distribusi, sehingga pada akhirnya perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar ketika produk diperkenalkan yaitu untuk biaya periklanan dan distribusi. 2. Risiko kedua pada pengembangan produk adalah ancaman dari pesaing yang dengan cepat membuat tiruan produk. 3. Risiko ketiga adalah perubahan teknologi yang dengan cepat membuat suatu produk menjadi kuno. 4. Risiko keempat adalah kegagalan perusahaan untuk meyakinkan saluran distribusi di dalam mendukung usaha perusahaan untuk memperkenalkan produk. Strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi risiko kegagalan perusahaan pada pengembangan produk baru: (1) Menggunakan strategi pemasaran global untuk memperkenalkan produk.; (2) Perusahaan menambahkan perubahan pada produk walaupun hanya sedikit demi sedikit.; (3) Menempatkan kembali suatu produk di pasaran (repositioning). Issue etis dan peraturan hukum di dalam suatu pengembangan produk. 1. Konsumen memiliki hak untuk memperoleh produk yang aman. Misalnya produk harus terhindar dari zat-zat yang beracun dan membahayakan. 2. Konsumen memiliki hak untuk memperoleh suatu produk yang berkualitas baik. Perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan harapan konsumen karena jika kinerja produk itu buruk maka konsumen tidak akan membeli produk untuk kedua kalinya. Selain itu komunikasi dari mulut ke mulut dari konsumen yang tidak puas akan memperburuk penjualan produk. Untuk menghindari hal tersebut maka perusahaan harus melakukan pengawasan mutu dan memberikan garansi kepada konsumen yang sudah membeli produk. 3. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai kandungan (ingredient) suatu produk. Apakah manajemen suatu produk baru adalah suatu ilmu atau seni? Sebenarnya manajemen produk baru adalah suatu kombinasi dari ilmu dan seni. Seni pada dasarnya didasarkan kepada perasaan, pengalaman, dugaan ketika manajer yang kekurangan informasi dan pengalaman membuat suatu keputusan yang masuk akal. (Crawford dan Benedetto, 2006: 17) 19 Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.01, Februari 2008: 13-21 Perusahaan-perusahaan yang berhasil di dalam melakukan inovasi (CFO Asia, 2006:33) Salah satu contoh perusahaan yang berhasil di dalam melakukan inovasi produknya adalah Perusahaan DSM (Dutch State Mines), yaitu suatu perusahaan penghasil fiber terkuat di dunia. DSM memulai produksi fiber yang diberi merk Dyneema. Pada tahun 1980 fiber Dyneema tersebut mula-mula digunakan secara komersial di dalam industri kapal dan platform. Setelah itu DSM mengembangkan Dyneema untuk pembuatan peluru yang digunakan oleh polisi dan kaum militer. Dan yang terakhir adalah dikembangkannya fiber untuk digunakan di dalam dunia pengobatan sebagai ultra light untuk meminimalkan rasa sakit di dalam operasi. Dengan demikian Dyneema dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan inovasi DSM. Walaupun demikian kesuksesan Dyneema tidak diperoleh di dalam waktu yang singkat. Di samping itu diperlukan dana yang besar yaitu sebesar US$ 9,9 billion untuk mengembangkan produk ini. (CFO Asia, May 2006: 33) Setiap perusahaan mempunyai kriteria masing-masing di dalam merefleksikan tujuan riset dan pengembangannya dan umpan balik untuk meyakinkan bahwa proyek individu dan riset pengembangan secara keseluruhan sesuai tujuan perusahaan. Salah satu kunci kesuksesan adalah apa yang dilakukan oleh manajer senior di balik riset dan pengembangan, serta keterlibatannya di dalam setiap tahap inovasi. Contoh perusahaan besar lain yang berhasil melakukan inovasi adalah British Telecom (BT), yaitu perusahaan yang memiliki hak monopoli telekomunikasi di Inggris. Menurut Mike Carr, direktur riset dan pendanaan di British Telecom, inovasi dilakukan sesuai dengan perubahan teknologi. Kira-kira US$ 446 jt dihabiskan untuk melakukan riset oleh British Telecom, di mana 20% di antaranya digunakan di awal proyek. Menurut Mike Carr selanjutnya pendekatan perusahaan terhadap inovasi telah berubah seiring dengan adanya perubahan peran teknologi di dalam bisnis. Pada zaman sekarang suatu perusahaan tidak dapat hanya bergantung kepada proses inovasi internal saja untuk dapat maju. Perusahaan British Telecom menggunakan metode "open innovation" di mana untuk setiap masalah yang terjadi di perusahaan ada beberapa perusahaan yang berada di luar British Telecom yang mencoba untuk mencari solusinya. 20% dana riset British Telecom dialokasikan untuk penelitian awal proyek bekerja sama dengan laboratorium di sebuah universitas di Inggris. Di dalam mengatur siklus inovasinya, British Telecom mengambil alih proyek dan membawanya ke laboratorium internal perusahaan dan produk tersebut diperkirakan dapat dipasarkan kira kira dalam jangka waktu 4 atau 5 tahun lagi. Ketika produk sudah dipasarkan kira-kira dalam waktu 1 atau 2 tahun maka perusahaan akan bekerja sama dengan perusahaan lain untuk mengembangkan produk. Pada akhirnya British Telecom akan membeli produk dari perusahaan mitranya tersebut. Tujuannya adalah membuat mitra memikul sebagian proses penelitian dan pengembangan. British Telecom melakukan beberapa investasi langsung, tetapi perusahaan lebih suka untuk menjadi pembeli.produk dan menggunakan dana dari modal ventura untuk memberi order pembelian dalam jumlah besar. Sebagai contoh perusahaan "2 Wire" sebuah perusahaan broadband di California membuat wife residential home gateway technology. British Telecom memasukkan teknologi ini ke dalam portofolio perusahaan dan menjual di dalam jumlah besar. British Telecom tidak melakukan investasi tetapi memberikan pesanan dalam jumlah besar. Dengan menggunakan teknologi baru yang 20 Tjandra: Keberhasilan Inovasi Melalui Riset Dan Pengembangan... terbaik dan pertama maka British Telecom memperoleh keuntungan dibandingkan perusahaan lainnya. (sumber: majalah CFO Asia, May 2006) PENUTUP Suatu inovasi dengan didukung oleh riset dan pengembangan yang tepat sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Sebagai contoh perusahaan DSM (Dutch State Mines) yang berhasil melakukan inovasi dengan menciptakan pasar yang baru untuk produknya dan perusahaan British Telecom yang menggunakan teknologi untuk mendukung keberhasilan inovasinya. Karena itu setiap perusahaan harus berusaha untuk melakukan inovasi agar dapat menyesuaikan diri dengan adanya perubahan pasar. DAFTAR RUJUKAN Assael, Henry (1993). Marketing Principles and Strategy,f d Edition, Texas: The Dryden Press. Crawford, Merle and Di Benedetto, Anthony (2006). New Products Management, 8th Edition, New York: Mc-Graw Hill International Edition. Kotler, Philip and Armstrong, Gary (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Delapan, Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip (2003). Marketing Management, 11th Edition, New Jersey: Prentice Hall Kotler, Phillip and Keller, Kevin L. (2006), Marketing Management, 12th Edition, New Jersey: Prentice Hall Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie L. (2004), Consumer Behavior, 8th Edition, New Jersey : Pearson Educational Inc. CFO Asia Magazine, May 2006. halaman 33. 21