ABSTRAK TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DITERAPKAN OLEH KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH BANDAR LAMPUNG KEPADA MAIMANAN AWALIA YANG DIDUGA TELAH MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENIPUAN DI DUNIA MAYA SERTA KAITANNYA TERHADAP TUJUAN PIDANA DAN PEMIDANAAN DI INDONESIA Winda Wiarsih 110110060294 Tugas akhir ini mengangkat permasalahan tentang perbuatan yang dilakukan oleh Maimanan Awalia yang diduga telah melakukan tindak pidana penipuan di dunia maya dengan cara melakukan transaksi jual beli di online shop di mana Maimanan Awalia adalah sebagai pemilik dari online shop dan melakukan kesepakatan jual beli dengan konsumennya, namun setelah konsumennya itu mentransferkan sejumlah uang kepada Maimanan Awalia sebagai pembayaran atas baju yang dipesan konsumennya sesuai kesepakatan kepada Maimanan Awalia, Maimanan Awalia justru menghilang dan tidak dapat dihubungi, dan barang yang seharusnya dikirimkan oleh Maimanan Awalia kepada konsumennya setelah konsumennya itu membayar, tidak dikirimkan oleh Maimanan Awalia. Hal ini menimbulkan kerugian bagi konsumen yang tidak mendapatkan baju yang dipesan setelah mentransferkan uang kepada Maimanan Awalia. Penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan tujuan yaitu pertama untuk membahas tindak pidana apakah yang dapat dikenakan kepada perbuatan yang dilakukan oleh Maimanan Awalia yang telah diduga melakukan penipuan di dunia maya tersebut dan yang kedua untuk membahas mengenai tindakan hukum apakah yang dapat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia daerah Bandar Lampung terhadap perbuatan yang telah dilakukan oleh Maimanan Awalia yang diduga telah melakukan penipuan di dunia maya terkait dengan tujuan hukum pidana di Indonesia. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan metode penelitian dengan metode pendekatan yuridis normatif, yakni penelitian yang dilakukan dengan mendasar kepada kepustakaan atau data sekunder dengan menganalisis perbuatan pidana penipuan dalam menganalisis dan meneliti Legal Memorandum ini, metode penelitian dengan tahap pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Data tersebut kemudian digunakan untuk menggambarkan suatu objek permasalahan yang berupa persesuaian antara fakta-fakta yang terjadi dengan peraturan perundangundangan dan teori yang ada v Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbuatan Maimanan Awalia telah memenuhi unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 372 KUHP, 378 KUHP, dan 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dan Kepolisian Negara Republik Indonesia daerah Bandar Lampung dapat melakukan pemeriksaan terhadap Maimanan Awalia terkait dugaan tersebut agar dapat diselesaikan secara hukum demi mewujudkan tujuan hukum pidana di Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah berkembang pesat, salah satu dari perkembangannya itu adalah teknologi dunia maya atau internet. Internet yang semakin mudah digunakan ini memunculkan bebagai macam jejaring sosial salah satunya Facebook. Khusus pengguna jejaring sosial saat ini semakin berkembang karena memungkinkan kita betukar informasi, komunikasi, dan penyebaran berita yang dapat dilakukan setiap waktu dengan cara yang mudah, cepat, tanpa perlu bertatap muka secara langsung, bisa berhubungan dengan orang banyak tanpa terkendala masalah jarak dan waktu. Dan akhirnya memunculkan berbagai kegiatan yang dilakukan pengguna jejaring sosial ini salah satunya transaksi jual beli karena lebih efektif dan efisien dikarenakan bisa dilakukan oleh siapapun dan kapanpun. Karena transaksi ini dilakukan tanpa adanya tatap muka langsung antara penjual dan pembeli maka transaksi ini hanya didasarkan atas landasan kepercayaan antara penjual dan pembeli. Namun hal ini akhirnya menimbulkan permasalahan baru. Penggunaan situs jejaring sosial yang kurang bertanggung jawab juga dapat berujung pada munculnya perbuatan tindak pidana, salah satunya yaitu adanya penipuan yang dilakukan penjual di Online Shop tersebut. Korban yang menyadari dirinya telah ditipu hanya melakukan tindakan dengan vi menghubungi si pedagang tersebut atau disebut dengan owner dengan segala macam cara dan pada akhirnya owner itu pun mengembalikan uang si korban tanpa adanya tindakan hukum yang lain. Hal ini dapat menghambat penegakan hukum di Indonesia dan bisa saja tindak pidana ini merajalela karena banyak korban yang tidak melaporkan kasus karena si pelaku telah mengaku dan mengabalikan uang kepada korban. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan hukum pidana di Indonesia. Oleh karena itu kasus seperti ini seharusnya bisa selesaikan secara hukum agar tidak terjadi kekosongan hukum yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. vii