Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0199 pp. 1- 10 10 Pages PENGARUH KOMPETENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN ACEH Ruslan1, Mukhlis Yunus2, Mahdani3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine (1) the influence of education and training competence, motivation and discipline affect the work performance of employees, (2) the effect of training competence, motivation and work discipline to organizational performance Aceh Department of Trade and Industry, (3) the effect of employee performance to organizational performance Aceh Department of Industry and Trade, (4) the indirect effect of education and training competence, motivation and work discipline to organizational performance through employee performance variables of Industry and Trade of Aceh. This research was conducted at the Department of Industry and Trade of Aceh by the number of respondents 160 peoples. Analytical equipment used in this study using path analysis. The study of the first hypothesis suggests that competence education and training, motivation and discipline simultaneously affect the work performance of employees of Industry and Trade of Aceh, the results of the second hypothesis also suggests that competence education and training, work motivation and work discipline simultaneously affect the performance of the organization while the third hypothesis suggests that employee performance has a significant influence on organizational performance peningaktan Department of Industry and Trade of Aceh, and then fourth hypothesis also suggests that there is a direct or indirect effect of variable competence education and training, work motivation and discipline to organizational performance through employee performance variables Department of Industry and Trade of Aceh. Keywords : Competence, Motivation, Discipline Organizational Performance and Employee Performance and Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, (2) pengaruh kompetensi diklat, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, (3) pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, (4) pengaruh tidak langsung kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan jumlah responden sebanyak 160 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh, hasil hipotesis kedua juga menunjukkan bahwa Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kinerja pegawai mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningaktan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, kemudian hipotesis keempat juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung maupun langsung variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Kata kunci : Kompetensi, motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi PENDAHULUAN 1- (Disperindag Aceh) dalam menjalankan Kinerja pegawai atau aparatur tugas dan fungsinya banyak yang belum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh sesuai dengan tupoksi yang melekat dari Volume 4, No. 4, November 2015 Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala masing-masing pegawai sesuai dengan diperoleh melalui Diklat dapat dikatakan fungsi dalam struktur organisasi. Hal ini lebih lengkap dan mendalam dari pada dapat dilihat dari kemampuan menyusun melewati pengalaman. Hal ini karena pada perencanaan kerja yang harus dilakukan pelaksanaan diklat dirancang berdasarkan dalam maupun sistem belajar yang terstruktrur yang perencanaan dalam satu tahun, kemudian dibimbing oleh banyak fasilitator dan kemampuan pegawai dalam merealisasikan penyelenggara. rencana yang telah dibuat juga masih perkembangan kompetensi yang diperoleh relatif rendah hal ini dapat dilihat dari melalui pengalaman, dimana lebih banyak banyaknya pekerjaan yang tidak dapat didasarkan pada kegiatan praktek langsung diselesaikan dalam waktu yang telah sebagai respon dari kebutuhan hidup. setiap bulannya ditentukan. Kemudian pegawai belum Lain Banyak halnya dengan pendapat yang melaksanakan perintah atasan dengan baik meyakinkan bahwa melalui pendidikan dan terutama dalam menjalankan wewenang pelatihan (diklat) dapat meningkatkan yang telah diberikan, serta kualitas kerja kompetensi diri seseorang. Kegiatan diklat yang masih relatif rendah terutama dalam didesain sedemikian rupa yang mencakup memberikan pelayanan kepada masyarakat materi pokok dan materi penunjang serta yang dari kegiatan praktek lapangan. Sumber Daya Disperindag Aceh. Hal ini terkait pada Manusia (SDM) yang terlibat pun cukup pegawai yang belum semuanya mampu banyak jumlahnya, baik sebagai fasilitator, memberikan untuk pendamping kelas, panitia penyelenggara, organisasi serta mungkin adanya penceramah tamu, pada setiap diskusi yang diselenggarakan dan peserta diklat itu sendiri. Waktu oleh masing-masing bagian dalam rangka penyelenggaraan meningkatkan kinerja. (beberapa hari) yang dapat mencapai memerlukan masukan penyempurnaan tugas-tugas Kompetensi berkembang pelayanan atau seseorang meningkat dapat melalui beberapa cara, seperti melalui pengalaman, puluhan atau juga ratusan relatif jam lama pelajaran. Dengan demikian perlu adanya dana yang memadai. belajar sendiri, pendidikan formal maupun Salah satu faktor yang dapat melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas tertentu. Perindustrian Masing-masing pola dan Perdagangan Aceh, perkembangan tersebut memiliki kelebihan maka motivasi kerja yang tinggi harus juga dan sebaiknya dimiliki oleh setiap pegawai. Pegawai yang diperoleh malalui perpaduan dari semua tidak termotivasi tidak akan tergerak cara tersebut. Dari aspek teoritis dan hatinya untuk bekerja atau mencapai praktis perkembangan kompetensi yang sesuatu kekurangan, namun tujuan yang inginkan Volume 4, No. 4, November 2015 oleh -2 Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala organisasi. Motivasi adalah kesediaan pegawai, seperti penyelesaian surat izin untuk mengeluarkan tingkat upaya yang perdagangan dan perindustrian baik dalam tinggi kearah tuuan-tujuan organisasi, yang skala kecil maupun skala besar. dikondisikan oleh kemampuan upaya itu Selain daripada itu kurangnya dalam memenuhi beberapa kebutuhan motivasi kerja pagawai di Dinas individual (Robbins, 2003:208). Perindustrian dan Perdagangan Aceh dapat Kebutuhan dapat berwujud fisik, dilihat dari mutu pekerjaan yang dilakukan biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi oleh pegawai masih kurang sesuai dengan yang adanya harapan pimpinan, kemudian rendahnya kebutuhan-kebutuhan (needs) yang bersifat motivasi kerja pegawai juga dapat dilihat sosial-psikis, lebih penting adalah misalnya penghargaan, dari keselamatan, perlindungan diberikan tidak sesuai dengan harapan keamanan dan jaminan sosial. Motivasi pimpinan, sehingga menimbulkan kinerja kerja dapat memberi energi yang dapat yang diharapkan menjadi tidak tercapai, menggerakkan segala potensi yang ada, kemudian menciptkan keinginan yang tinggi dan pegawai juga dapat dilihat dari insiatif luhur serta meningkatkan kebersamaan. kerja yang masih rendah serta hubungan Masing-masing pihak bekerja menurut kerja yang masih kurang harmonis baik aturan atau ukuran yang telah ditetapkan antara pimpinan dengan pegawai maupun dengan hubungan pegawai dengan pegawai. pengakuan, saling membutuhkan, menghormati, saling mengerti, saling tugas dan sesuai kemampuan rendahnya Sedangkan motivasi fenomena yang kerja berkaitan menghargai hak dan kewajiban masing- dengan masing dalam keseluruhan proses kerja. penulis jelaskan bahwa faktor kedisiplinan Fenomena memegang peranan yang amat penting Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dalam pelaksanaan kerja pegawai karena yaitu masih rendahnya motivasi kerja disiplin kerja menjadi salah satu faktor pegawai, sehingga berdampak pada belum yang dapat mendorong terciptanya kinerja maksimalnya tingkat kinerja pagawai, ini pegawai yang dapat berdampak langsung terlihat masih kurangnya tanggung jawab maupun dan menyelesaikan peningkatan kinerja organisasi, disiplin pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan kerja dalam hal ini tidak hanya diartikan fungsinya masing-masing, hal ini dapat sebagai kepatuhan dalam kehadiran, tetapi dilihat dari setiap pekerjaan yang diberikan lebih dari itu disiplin meliputi semua sikap, oleh pimpinan rata-rata hanya mampu tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dikerjakan sekitar 80% dari target kerja dengan yang dibebankan kepada masing-masing Organisasi baik tertulis maupun tidak. 3- untuk terjadi dapat pada kesadaran yang disiplin kerja pegawai Volume 4, No. 4, November 2015 tidak peraturan langsung telah terhadap ditetapkan Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Disiplin pada hakekatnya merupakan Beberapa pendapat dari para ahli seperangkat aturan yang wajib ditaati oleh memberikan definisi yang berbeda tentang setiap pegawai. Disiplin merupakan suatu kinerja organisasi. Menurut pendapat para ketentuan yang berhubungan dalam diri ahli yaitu pendapat yang dikemukakan setiap oleh orang tersebut harus mampu Hasibuan Malayu, (2004:34), menyesuaikan dirinya dengan sukarela mengemukakan bahwa kinerja (prestasi terhadap aturan-aturan dan keputusan- kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai keputusan serta nilai-nilai yang berlaku oleh beberapa orang dalam organisasi dalam organisasi. Kedisiplinan diartikan didalam melaksanakan tugas-tugas yang sebagai suatu keadaan dimana seorang dibebankan kepadanya yang didasarkan pegawai harus selalu atas datang, pulang kecakapan, sesuai waktu yang telah ditentukan (tepat kesungguhan waktu) dan bekerja sesuai dengan tugas dalam pokok dan fungsinya. Sulistiyani . pandangan dan Sedangkan Ambar Rosidah Teguh, (2003:223), yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Organisasi yang baik ditentukan oleh hasil kinerja yang diperoleh oleh pegawainya. Menurut pendapat dari (Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah, 2003:223) bahwa yang dimaksud dengan Kinerja organisasi organisasi yang telah ditetapkan. Para atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahua betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi mendalam mengabaikan berakibat tanda-tanda adanya kinerja yang merosot. Sementara itu Robert dan Jackson (2002:78), menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan organisasi. merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan yang waktu. dari kemampuan, usaha dan kesempatan Kinerja Organisasi atasan serta dan kinerja organisasi merupakan kombinasi KAJIAN KEPUSTAKAAN kinerja pengalaman dan peringatan Kompetensi Diklat Pegawai Kompetensi Dan Kinerja adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi seseorang sebagai untuk kemampuan menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, juga menunjukkan pengetahuan dimiliki dan karakteristik keterampilan yang atau dibutuhkan oleh setiap Volume 4, No. 4, November 2015 -4 Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala individu yang memampukan mereka untuk keberhasilan, diperlukan landasan yang melakukan tugas dan tanggung jawab kuat berupa : kompetensi kepemimpinan, mereka secara efektif dan meningkatkan kompetensi pekerja dan disiplin kerja standar yang kualitas professional dalam pekerjaan. mampu memperkuat dan memaksimumkan kompetensi. Kompetensi Ada dua istilah yang muncul dari menjadi sangat berguna untuk membantu dua aliran yang berbeda tentang konsep organisasi menciptakan budaya kinerja kesesuaian dalam Istilah tinggi, prestasi kerja dalam setiap proses tersebut adalah ”Competency” sumber daya manusia, seleksi karyawan, pekerjaan. (kompetensi) yaitu deskripsi mengenai manajemen perilaku, dan “Competence” (kecakapan) sebagainya. yang merupakan deskripsi tugas atau hasil Lebih lanjut Ruky A.S, (2004: 106) menjelaskan bahwa Menurut ”kompetensi pekerjaan. (Palan R, 2007:5). kompetensi kinerja, perencanaan Iswahyu merupakan dan (2005), kemampuan pelaksanaan tugas sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta dalam kaitannya dengan unjuk kerja dapat teknologi dan pengalaman yang relevan digolongkan dalam 2(dua) jenis, yaitu : dengan bidang tugas sehingga dapat a. mengembangkan Kompetensi ambang (threshold competencies), yaitu kriteria minimal dan esensial yang dibutuhkan/di tuntut b. motivasi kerja yang bersangkutan dan peningkatan kinerjanya”. Menurut Purwadarminta (2010 dari sebuah jabatan dan harus bisa di :56) “Kompetensi adalah kewenangan penuhi oleh setiap pemegang jabatan (kekuasaan) tersebut bekerja memutuskan sesuatu hal”. Budiman Sanusi menjalankan pekerjaan tersebut secara (Wikipedia, 2010), ”bahwa kompetensi efektif keseluruhan pengetahuan, keterampilan, Kompetensi pembeda (differentiating perilaku, dan sikap yang ditampilkan oleh competencies), yaitu kriteria yang orang-orang yang sukses atau berhasil dapat membedakan antara orang yang dalam mengerjakan suatu tugas dengan selalu mencapai unjuk kerja superior prestasi kerja yang optimal. untuk dapat untuk menentukan atau dan orang yang unjuk kerjanya ratarata saja. Wibowo (2007:109-134) mengatakan bahwa setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan apabila tercapai barulah dapat disebut sebagai sebuah keberhasilan”. Untuk mencapai 5- Volume 4, No. 4, November 2015 Motivasi Dan Kinerja Pegawai Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja di tempat kerja baik itu dinas atau instansi pemerintah maupun perusahaan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menggerakkan diri/pegawai yang terarah mencapai untuk mencapai tujuan organisasi maupun bukanlah yang dapat diamati tetapi adalah pegawai itu sendiri. Sikap mental pegawai hal yang disimpulkan karena sesuatu yang pro dan positif terhadap situasi kerja perilaku yang tampak. itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Motivasi Menurut (2002), Siagian menyatakan Motivasi P. Sondang, bahwa motivasi adalah sesuatu yang diinginkan seseorang dorongan yang diberikan oleh Kepala dari pekerjaannya pada umumnya adalah Dinas Perindustrian Dan Perdagangan sesuatu yang mempunyai arti penting bagi Aceh berdasarkan prinsip-prinsip motivasi dirinya sendiri dan instansi. berikut : adanya kepuasan. suatu sebagai adalah sasaran Prinsip Partisipasi, Menurut Hasibuan Malayu, Prinsip Komunikasi, Prinsip Mengakui (2006 : 95) motivasi adalah “pemberian Adil daya Bawahan, wewenang, Perhatian Prinsip dan pendelegasian Prinsip terhadap Memberikan pegawai penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka dalam mau bekerjasama, bekerja efektif dan melakukan tugas untuk mencapai tujuan berintegrasi dengan segala daya upayanya atau untuk mencapai kepuasan”. penyelesaian tugas yang telah direncanakan. Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, arah dan memelihara tingkah laku yang bersangkutan. Dalam kehidupan diartikan pemberian kita sebagai sehari-hari, motivasi keseluruhan dorongan atau proses rangsangan kepada para karyawan, sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa Supardi dan Anwar (2004), menyatakan bahwa : motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada Kedisiplinan merupakan fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen SDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. dipaksa (Saydan : 2006). Menurut Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai tujuan untuk Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas–tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau mendorong semangat kerja dan terwujudnya tujuan organisasi atau instansi. Oleh karena itu, setiap pimpinan atau atasan harus selalu berusaha agar para Volume 4, No. 4, November 2015 -6 Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bawahannya mempunyai disiplin yang baik. METODE PENELITIAN Seorang pimpinan atau atasan dikatakan Lokasi dan Objek Penelitian efektif dalam kepemimpinannya, jika para Penelitian bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Perindustrian dilakukan dan pada Dinas Perdagangan Aceh. (2005 : 275) Objek penelitian ini adalah para seluruh “Disiplin adalah suatu prosedur pegawai pada Dinas Perindustrian dan Menurut Dessler bahwa ini menghukum Perdagangan Aceh. Penelitian ini akan karena melanggar menyajikan tentang pengaruh kompetensi aturan atau prosedur yang telah ditentukan pendidikan dan pelatihan, motivasi dan oleh organisasi atau perusahaan”. disiplin kerja terhadap kinerja pegawai yang mengoreksi seorang atau bawahan Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang serta dampaknya pada kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh. dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung Populasi dan Sampel Populasi jawab bila dihubungkan dengan tugas dan kewajiban serta larangan untuk abdi negara. Kedisiplinan juga fungsi dari Manajemen Sumber Daya yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang tugas–tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau mendorong semangat kerja yang wilayah terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari ditarik dan kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai pada Dinas Perindustrian dan untuk mencapai hasil yang optimal. terhadap generalisasi adalah dan Perdagangan Aceh yang berjumlah 160 orang pegawai, sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Peralatan Analisis Data terwujudnya tujuan organisasi atau instansi. Peralatan analisis data yang Oleh karena itu, setiap pimpinan atau digunakan untuk melakukan pengujian atasan harus selalu berusaha agar para hipotesis penelitian adalah analisis jalur bawahannya mempunyai disiplin yang (path analysis). Asumsi-asumsi standar baik. atasan yang harus dipenuhi sebelum membangun dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, model path analysis antara lain: (1) jika para bawahannya mempunyai disiplin berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah; yang baik. (3) 7- Seorang pimpinan atau Volume 4, No. 4, November 2015 linier, aditif dan kausal, (4) Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berdistribusi normal; (5) tidak ada Perdagangan Aceh. multikolinieriti; dan (6) semua variable Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai terukur, minimal dalam skala interval. Model jalur sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang dilakukan oleh pimpinan sebagai berikut ini: mempunyai pengaruh peningkatan kinerja Perindustrian dan terhadap pegawai Dinas Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,254 artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi sebanyak 1 satuan, maka akan Gambar 1. Diagram Jalur meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,254 pada satuan skala likert. HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Kompetensi pendidikan dan pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil penelitian seperti ditunjukkan pada tabel 4.9. menunjukkan bahwa kompetensi pendidikan dan pelatihan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja Perindustrian dan pegawai Dinas Perdagangan Aceh diperoleh nilai koefisien sebesar 0,448 artinya setiap perubahan terhadap variabel kompetensi sebanyak pendidikan 1 satuan, dan pelatihan maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja yang diperlihatkan oleh pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja Perindustrian dan pegawai Dinas Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,240 artinya setiap perubahan terhadap variabel disiplin kerja sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,240 pada satuan skala likert. Pengaruh Kompetensi pendidikan dan pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh 0,448 pada satuan skala likert. Hasil Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Organisasi penelitian Hasil kompetensi ini membuktikan pendidikan dan bahwa penelitian pelatihan kompetensi berpengaruh nyata terhadap peningkatan mempunyai kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan peningkatan menunjukkan pendidikan dan bahwa pelatihan pengaruh kinerja organisasi Volume 4, No. 4, November 2015 terhadap Dinas -8 Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Perindustrian dan Perdagangan Aceh Kesimpulan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,453 1. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi kerja dan disiplin kerja secara kompetensi bersama-sama berpengaruh terhadap sebanyak pendidikan 1 dan satuan, pelatihan maka akan kinerja pegawai pada Dinas meningkatkan kinerja pegawai sebanyak Perindustrian dan Perdagangan Aceh, 0,453% pada satuan skala likert. hal ini mengindikasikan bahwa faktor kompetensi pendidikan dan pelatihan, Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan oleh pimpinan mempunyai pengaruh peningkatan kinerja Perindustrian dan terhadap organisasi Dinas Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,245 artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,245% pada satuan skala likert. Pengaruh Disiplin Kinerja Pegawai Hasil penelitian Kerja Terhadap bahwa disiplin kerja yang diperlihatkan oleh pegawai mempunyai pengaruh terhadap kinerja Perindustrian dan organisasi Dinas Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,223 artinya setiap perubahan terhadap variabel disiplin kerja sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,223% pada satuan skala likert. KESIMPULAN DAN SARAN 9- kerja pimpinan maupun pegawai yang dilakukan disiplin berdampak kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai. 2. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, sedangkan secara parsial variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja juga terhadap mempunyai kinerja pengaruh organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. 3. Kinerja pegawai mempunyai pengaruh menunjukkan peningkatan motivasi Volume 4, No. 4, November 2015 secara signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. 4. Terdapat pengaruh tidak langsung maupun langsung variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perdagangan Aceh. Saran Perindustrian dan Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh baik secara langsung dan tidak langsung dalam meningkatkan kinerja organisasi, sehingga keberadaan variabel tersebut perlu ditingkatkan, terutama dalam meningkatkan kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 2. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja dapat menjadi referensi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai. 3. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja menjadi salah satu faktor yang dapat dijadikan rujukan bagi pimpinan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kinerja organisasi, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai tingkat keberhasilan organisasi. 4. Untuk meningkatkan kinerja pegawai DAFTAR KEPUSTAKAAN Ambar, T., Sulistiyani dan Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hasibuan, M. SP, 2004. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Iswahyu, H., 2005. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Jurnal Eksekutif. Vol. 2, No. 1, April 2005. Mangkunegara, A.P., 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Palan, R., 2007. Competency Management. Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Penerjemah: Octa Melia Jalal. Jakarta: Penerbit PPM. Purwadarminta, 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta. Mathis, Robert L, Jackson, John H, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Ruky, A. S., 2004. Sistem Manajemen Kinerja: Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Saydan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Jambatan Siagian, S., 2002. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara. Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. yang lebih baik lagi, hendaknya disiplin kerja pegawai lebih ditingkatkan lagi, sehingga dengan disiplin kerja yang tinggi akan mampu meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat. Volume 4, No. 4, November 2015 - 10