Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS Eva Sriviana [email protected] Nur Fadjrih Asyik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to disclosure the Corporate Social Responsibility and the size of the company which can influence the company’s profitability. The samples in this research are the manufacturer companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) for more than 3 years of observation within the of period 2009-2011. The total samples in this research are 31 companies which are taken by using the purposive sampling. The data analysis is using multiple regression analysis. The analysis technique uses F statistic test which shows that all the independent variables and t statistic test shows how far is one variable which inserted in the model have an influence together to the dependent variables and t statistic test shows that how far is one independent variable individually explains the variation of dependent variable with the significant level of 5%. The result of this research shows that simoultanouesly CSR and the company size has a signifcant influence to the company’s profitability. Partially CSR has a significant influence to the profitability while the company size has a significant influence to the profitability. Keywords: corporate social responsibility (CSR), company size, profitability. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode observasi (2009-2011). Total sampel dalam penelitian adalah 31 perusahaan yang ditentukan melalui purposive sampling. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Teknik analisis yang digunakan berupa uji statistik F yang menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dan uji statistik t yang menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan tingkat signifikasi sebesar 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) CSR dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial CSR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Kata kunci: corporate social responsibility (CSR), ukuran perusahaan, profitabilitas. PENDAHULUAN Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan harmonisasi antara keduanya dapat menentukan keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Dua aspek penting yaitu masyarakat dan lingkungan eksternal perusahaan juga harus diperhatikan agar Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 2 tercipta kondisi sinergis antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Bila ditinjau dari segi ekonomi keberadaan suatu perusahaan memang diharapkan untuk selalu terus-menerus berkembang dan mendapat keuntungan yang setinggitingginya. Namun di sisi lain, perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab dalam perolehan keuntungan saja, melainkan perusahaan juga harus memperhatikan aspek sosial, yakni menjaga hubungan dengan masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Hal tersebut perlu dilakukan dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan usaha yang dijalani oleh perusahaan. Jika hal tersebut diabaikan maka keseimbangan hubungan yang terjalin antar peusahaan dengan masyarakat sekitarnya dapat menjadi terganggu dan selanjutnya akan dapat menimbulkan kesenjangan sosial di antara keduanya. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan juga untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Tanggung jawab sosial dari perusahaan dapat merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier dan bahkan juga kompetitor. Pengertian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan dioperasionalkan adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (profit, planet, dan people) yang digagas oleh Elkington (dalam Hadi, 2011). Dalam bukunya, Elkington menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi (profit) belaka, melainkan juga kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (plant) dan kesejahteraan masyarakat (people). CSR saat ini bukan lagi bersifat sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungannya, melainkan bersikap wajib (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat. Lebih jauh lagi, adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undangundang tersebut menyebutkan bahwa: ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Selain itu kewajiban pelaksanaan CSR juga diatur dalam Undangundang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15 bagian b, Pasal 17, dan Pasal 34 yang mengatur penanaman modal diwajibkan untuk ikut serta dalam tanggung jawab sosial perusahaan (Untung, 2008). Dalam merangkum keberhasilan pelaksanaan CSR dan sebagai sarana pertanggungjawaban kepada shareholder dan stakeholder, maka diperlukan adanya pengungkapan tangung jawab sosial (Corporate Social Disclosure) dalam laporan keuangan tahunan. Di dalam laporan tahunan digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non keuangan yang meliputi manfaat sosial dan biaya sosial yang berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Penyediaan informasi tersebut merupakan sebuah keharusan karena adanya permintaan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan informasi tersebut. Dalam perkembangannya, aktivitas CSR tidak hanya mempunyai standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik, hingga pada November 2010 Badan Standarisasi Internasional mengesahkan ISO 26000 yang merupakan definisi dan pedoman tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Dokumenn ISO 26000:2010 Guidanceon Social Responsibility pada dasarnya berisi definisi, prinsip, subjek, inti, dan petunjuk mengenai CSR serta bagaimana prinsip mengenai CSR tersebut dapat ditegakkan dalam suatu organisasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 3 Ukuran perusahaan merupakan salah satu aspek dalam analisis laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan besar mampu menghasilkan laba yang besar pula. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan, yang dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil Nina dan Suhairi (dalam Herawati, 2010). Profitabilitas merupakan salah satu alat ukur perusahaan untuk menentukan keefektifan kinerja perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan dalam mengukur kemampuan manajemen perusahaan untuk memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam penggunaan aset. Agar dapat meningkatkan profitabilitasnya, pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Faktor-faktor yang dapat yang mempengaruhi profitabilitas antara lain pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2012) yang menguji tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Namun dalam penelitian ini terdapat penambahan pada variabel independen yaitu ukuran perusahaan dan hal lain yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yakni pengujian secara simultan dari variabel-variabel yang digunakan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah suatu entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun, harus memberi manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Kusumadilaga, 2010). Jones (dalam Agustin, 2012) menjelaskan bahwa Stakeholder terbagi dalam dua kategori, yaitu: (a) Inside Stakeholder, terdiri atas orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta yang berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk Inside Stakeholder adalah pemegang saham (stockholders), manager, dan karyawan; (b) Outside Stakeholder, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan, pemimpin perusahaan maupun karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk Outside Stakeholder adalah pelanggan, (customers), pemasok (supplier), pemerintah, masyarakat lokal dan masyarakat secara umum. Perusahaan harus menjaga hubungan yang baik dengan para stakeholdernya dengan cara mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya. Pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas CSR merupakan salah satu cara untuk menjaga hubungan baik dengan para stakeholder. Pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas CSR diharapkan mampu menjembatani keinginan stakeholder terhadap perusahaan, sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis dan kedepannya perusahaan dapat mencapai keberlanjutan (sustainability) atau kelestarian perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 4 Teori Legitimasi Teori Legitimasi menyebutkan bahwa legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan untuk lebih maju ke depan. Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan karena berhubungan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Legitimasi dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas merupakan tindakan yang diinginkan, pantas atau sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan, dan definisi yang dikembangkan cara sosial. Legitimasi merupakan suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada masyarakat Gray et al. (dalam Hadi, 2011). Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari keberadaan masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (going concern) (Hadi, 2011:87). Pada dasarnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar. Legitimasi perusahaan dimata stakeholder dapat dilakukan dengan integritas pelaksanaan etika di berbisnis (business ethics integrity) serta meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan (social responsibility). Wibisono (dalam Hadi, 2011:92) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial (social responsibility) perusahaan memiliki manfaatan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, menjaga image dan strategi perusahaan. Uraian diatas menjelaskan bahwa teori legitimasi merupakan salah satu teori yang mendasari adanya pengungkapan CSR. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat sekitar. Teori Kontrak Sosial Teori ini muncul karena adanya interelasi dalam kehidupan sosial masyarakat, agar terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, termasuk terhadap lingkungan. Perusahaan merupakan kelompok orang yang memiliki kesamaan tujuan dan berusaha mencapai tujuan secara bersama adalah bagian dari masyarakat dalam lingkungan yang lebih besar. Keberadaanya sangat ditentukan oleh masyarakat, dimana antara keduanya saling terjadi kesepakatan-kesepakatan yang saling melindungi kepentingan masing-masing (Hadi, 2011:95). Deegan (dalam Hadi, 2011:96) menyatakan bahwa kontrak sosial dibagun dan dikembangkan, salah satunya untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan dan masyarakat. Di sini, perusahaan atau organisasi memiliki kewajiban pada masyarakat untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Interaksi perusahaan dengan masyarakat akan selalu berusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga kegiatan perusahaan dapat dipandang legitimate. Definisi Corporate Social Responsibility Definisi Mengenai CSR sebenarnya telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli. Diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Putri (dalam Untung, 2008:1) mendefinisikan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkonstruksi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. CSR adalah tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan dengan beroprasinya korporat, di Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 5 mana CSR diartikan sebagai komitmen dunia usaha untuk selalu bertindak secara etis, beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat secara luas. Konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemilik atau pemegang saham saja melainkan juga terhadap para stakeholder yang terkait atau terkena dampak dari keberadaan suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberi manfaat bagi stakeholdernya. Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) membutuhkan pelaporan dan pengungkapan yang berguna dalam menginformasikan, mengkomunikasikan, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholder. Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut dengan Sustainability Reporting. Sustainability Reporting yaitu pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja suatu organisasi. Pengungkapan terdiri atas dua jenis dari telah ditetapkan oleh standar dan regulasi yaitu: (1) pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus diungkapkan oleh emiten perusahaan yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara; (2) pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Manfaat Corporate Social Responsibilty Menurut marketing journal (dalam Agustin, 2012) menyatakan bahwa beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan CSR, diantaranya adalah: (1) Meningkatnya reputasi dan brand image; (2) Meningkatkan profit dan loyalitas pelanggan; (3) Menciptakan kesempatan usaha baru; (4) Meningkatkan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan; (5) Meningkatkan produktivitas dan moral; (6) Menarik investor dan rekan bisnis; (7) Me-manage resiko; (8) Perlakuan istimewa dari pemerintah dan kebijakannya; (9) Meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional; (10) Inovasi pasar melalui kerja sama dengan komunitas lokal. Sedangkan manfaat yang dirasakan masyarakat dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu CSR dapat memberikan kehidupan yang lebih baik dengan adanya peningkatan kualitas hidup, yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh pada profit perusahaan dan akan dikembalikan ke masyarakat secara tidak langsung yaitu dengan melalui kegiatan CSR. Dengan demikian akan tercipta suatu hubungan yang menguntungkan semua pihak, baik masyarakat maupun perusahaan. Ukuran Peursahaan Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki perusahaan maka makin besar pula ukuran perusahaan tersebut (Kusuma, 2005). Perusahaan yang memiliki tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 6 yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil Nina dan Suhairi (dalam Herawati, 2010). Profitabilitas Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas dapat digunakan sebagai salah satu indikator penilaian prestasi perusahaan, selain itu juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan di masa yang akan datang sehingga profitabilitas menjadi salah satu aspek pertimbangan yang cukup penting bagi investor dalam keputusan untuk investasinya. Profitabilitas mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan aktivitas bisnis. Secara umum profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Agustin (2012) menyatakan bahwa kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi. Dengan kata lain, mendapatkan hasil laba yang maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aset perusahaan maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efektifitas pengelolaan keuangan dan aset oleh perusahaan. Sedangkan Arimawati (2008) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang merupakan hasil bersih dari kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan manajemen baik dalam mengelola likuiditas, aset dan hutang suatu perusahaan. Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Profitabilitas Penelitian Pfleiger (dalam Agustin, 2012) menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab. Hasil lain mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta dapat meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Sebagian perusahaan dalam industri modern juga menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting dari perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan kinerja CSR terhadap profitabilitas dengan landasan berpikir bahwa semakin tinggi pengungkapan kinerja CSR maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas. Hubungan Ukuran Perusahaan Dengan Profitabilitas Hubungan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas bisa dilihat pada besarnya ukuran perusahaan itu sendiri. Perusahaan tersebut bisa dikatakan besar apabila memiliki total aset yang cukup besar. Perusahaan dengan total aset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil (Kusuma, 2005). Hartono (dalam Marberya dan Suaryana, 2007) menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 7 perusahaan besar dan perusahaan kecil, mereka juga merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Miyajima (dalam Priharyanto, 2009) menyatakan bahwa adanya pengaruh dari ukuran (size) terhadap kinerja perusahaan (ROA) yang sangat kuat. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik mempunyai aktivitas operasional yang lebih luas sehingga mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga antara ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan memiliki hubungan yang positif dalam nengasilkan profitabilitas. Rerangka Pemikiran Perusahaa n Masyarakat Kontrak Sosial Ukuran Perusahaan Corporate Social Responsibility Profitabilitas Perumusan Hipotesis Menurut kerangka pikir teori agensi, bahwa keputusan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan diikuti oleh suatu penurunan pendapatan bersih yang diakibatkan oleh biaya-biaya aktivitas sosial. Pembiayaan untuk kinerja sosial perusahaan diasumsikan sama dengan sumber daya perusahaan sehingga pengungkapan informasi tanggung jawab sosial berkorelasi positif dengan keuangan suatu perusahaan (Sembiring, 2003). Ukuran perusahaan berkorelasi positif dengan profitabilitas perusahaan hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2010) yang menyatkan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan karyawan, supplier, dan customer sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Aktivitas yang mendukung komunitas dapat memperbaiki reputasi perusahaan dan akan berdampak positif terhadap penjualan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas. Tanggapan sosial yang diminta oleh pihak manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat perusahaan untuk memperoleh laba. Perencanaan perlidungan yang baik juga membantu menghindari sanksi di kemudian hari. Selain itu penelitian ini juga difokuskan untuk menguji ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 8 dengan landasan berpikir yaitu semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula profit yang akan diperoleh perusahaan (Utama, 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. H2a : Pengungkapan Corporate Social Responsibility mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. H2b : Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011 secara berturutturut; (2) Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan annual report (laporan tahunan) selama tahun 2009-2011 secara berturut-turut; (3) Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan selama tahun 2009-2011 secara berturut-turut; (4) Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. CSR (Corporate Social Responsibility) Corporate Social Responsibility dapat dihitung dari indeks pengungkapan CSR (CSRI). Indeks tersebut dihitung berdasarkan jumlah item pengungkapan CSR yang diungkapkan perusahaan. Daftar pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dibagi dalam tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (dalam Rachmi 2012). Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Sayekti dan Wondabio, 2007). Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan kemudian membandingkan nilai total masing-masing sampel dengan nilai total yang mungkin didapat. Rumus perhitungan CSRI yaitu sebagai berikut (Sayekti dan Wondabio, 2007): ∑ Xij CSRIj = nj Keterangan: CSRIj = Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78 Xij = dummy variable: 1 = jika item I diungkapkan, 0 = jika item I tidak diungkapkan. Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 9 b. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki perusahaan maka makin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinilai dari natural logaritma total aset. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut, maka data total aset perlu di Ln kan. Total aset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dan nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan penjualan (Hesti, 2010). Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus: SIZE = Ln (nilai total aset). Variabel Dependen Return On Asset (ROA) ROA merupakan ukuran efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya (Agustin, 2012). ROA diukur dengan cara menghitung perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut: Earning After Taxes ROA = Total Asset Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua variabel independen. Model analisis yang digunakan adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Adapun model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = α + β1 CSRI + β2 SIZE + ε Keterangan: ROA = Return On Asset SIZE = Ukuran perusahaan CSRI = Indeks pengungkapan aktivitas CSR β = Koefisien regresi α = Konstanta ε = Standard error Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 10 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian CSR SIZE ROA Valid N (lostwise) N 86 86 86 86 Minimum .09 11.15 -.07 Maximum .51 17.80 .28 Mean .24 14.32 .08 Std.deviation .09 1.59 .06 Variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) menunjukan nilai ratarata sebesar 0,2433 dari kriteria pengungkapan yang telah ditetapkan. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode dalam laporan tahunan, rata-rata perusahaan telah melakukan pengungkapan CSR sebanyak 19 item. Rentang nilai pengungkapan CSR berkisar antara 0,09 hingga 0,51. Dengan kata lain, nilai minimum sebesar 0,09 terdapat pada perusahaan PT Samindo Resources Tbk tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar 0,51 pada perusahaan PT Fajar Surya Wisesa Tbk tahun 2011 dari kriteria pengungkapan yang telah ditetapkan. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan CSR di Indonesia masih rendah dari kriteria yang telah ditetapkan, selain itu rentang nilai maksimum dan minimum yang cukup jauh menunjukkan keberagaman jumlah pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan di Indonesia. Variabel ukuran perusahaan (Ln SIZE) mempunyai nilai minimum sebesar 11,15 terdapat pada perusahaan PT Betonjaya Manunggal Tbk tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar 17,80 terdapat pada perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2011. Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya menunjukkan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari ukuran perusahaan (Ln SIZE) terendah dan tertinggi. Variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,083 atau sekitar 8,3%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perusahaan yang mampu menghasilkan laba bersih hingga 0,083 atau sebesar 8,3% dari total aset yang dimiliki. Nilai profitabilitas minimum diperoleh sebesar -0,07 atau terdapat perusahaan yang mengalami kerugian yang mencapai 7% dari seluruh aset yang dimiliki yaitu PT Myoh Technology Tbk tahun 2009. Sedangkan profitabilitas maksimum sebesar 0,28 terdapat pada PT AKR Corporindo Tbk. Hal ini berarti terdapat perusahaan yang menghasilkan laba bersih hingga 28% dari total aset yang dimiliki. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji normal probabilitly plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini memenuhi uji normalitas. Ghozali (2009:112) menyatakan bahwa di samping menggunakan uji grafik juga perlu dilengkapi dengan uji statistik non-parametrik, salah satunya adalah menggunakan uji statistik KolmogorofSmirnov. Hasil uji Kolmogorof-Smirnov menunjukkan bahwa hasil analisis untuk semua variabel adalah berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp Sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 11 b. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance dari semua variabel bebas lebih besar dari 0,10. Hasil VIF juga menunjukan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi ini. c. Uji Autokorelasi. Dari hasil uji autokorelasi menunjukan angka Durbin Watson sebesar 1,341. Nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model regresi dalam penelitian ini layak digunakan untuk menguji hipotesis. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 2 Analisis Regresi Linear Berganda Variabel bebas Constant CSR SIZE F hitung Signifikan R R Square Adjusted R Square Variabel Terikat Koefisien regresi 0,108 0,247 -0,006 6,040 0,004 0,356 0,127 0,106 t hitung 1,836 3,474 -1,340 Sig. 0,070 0,001 0,184 ROA Atas dasar hasil analisis berganda seperti yang ditunjukan pada tabel 2, dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut: ROA = 0,108 + 0,247 CSR – 0,006 SIZE Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Persamaan regresi linear berganda tersebut menunjukan nilai α (konstanta) sebesar 0,108 dan mempunyai nilai positif. Nilai tersebut berarti bahwa jika variabel bebas yakni CSR dan ukuran perusahaan konstan, maka profitabilitas perusahaan sebesar 0,108. b. Koefisien regresi β1 sebesar 0,247. Nilai tersebut mempunyai arti bila terjadi kenaikan pengungkapan CSR, maka akan terjadi kenaikan profitabilitas perusahaan sebesar 0,247. c. Koefisien regresi β2 sebesar – 0,006. Nilai tersebut mempunyai arti bila terjadi kenaikan ukuran perusahaan, maka akan terjadi penurunan profitabilitas perusahaan sebesar 0,006. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 12 Pengujian Hipotesis Uji F (simultan) Uji koefisien regresi simultan digunakan untuk dapat menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dengan bantuan SPSS 17.0 maka hasil perhitungan ANOVA dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares ,043 ,294 ,336 df 2 83 85 Mean Square ,021 ,004 F 6,040 Sig ,004a a. Predictors: (Constant), SIZE, CSR b. Dependent Variable: ROA Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat angka F hitung sebesar 6,040 dengan sig 0,004. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar α = 0,05, maka H0 berhasil ditolak. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig 0,004 kurang dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Uji t (parsial) Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh variabel CSR dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel 2 didapat bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas mempunyai nilai t hitung sebesar 3,474 dengan nilai signifikasi sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas terdukung dan berhasil menolak H0. Berdasarkan tabel 2 didapat bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas mempunyai nilai t hitung sebesar -1,340 dengan nilai signifikasi sebesar 0,184 (lebih besar dari 0,05) yang berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas ditolak dan hipotesis ini tidak berhasil menolak H0. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 13 Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4 Koefisien Determinasi (R2) Model R R Square 1 ,356a ,127 Adjusd R Square ,106 Std Error of the Estimate ,059 DurbinWaston 1,341 a. Predictors: (Constant), SIZE, CSR b. Dependent Variable: ROA Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat nilai Adjusted R Square sebesar 0,106 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 10,6%. Hal ini berarti 10,6% profitabilitas dipengaruhi oleh variabel Corporate Social responsibility dan ukuran perusahaan, sedangkan 89,4% profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pembahasan Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas yang mempunyai nilai F hitung sebesar 6,040 dengan signifikansi sebesar 0,004 (lebih kecil dari 0,05), artinya pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelaksanaan Corporate Social Responsibility dan besarnya ukuran perusahaan dipercaya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Nurkhin (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang mengungkapkan informasi CSR mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi, hal ini dikarenakan persepsi atau anggapan bahwa aktivitas CSR bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan melainkan aktivitas CSR merupakan langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan efek positif bagi perusahaan. Nurkhin (2009) juga menyatakan bahwa dengan CSP (corporate social performance) yang baik akan meningkatkan goodwill karyawan dan konsumen, sehingga perusahaan tersebut akan menghadapi masalah dengan tenaga kerja yang lebih sedikit, lalu konsumen akan lebih setia kepada produk perusahaan. Aktivitas tanggung jawab sosial juga dapat meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan konstituen penting seperti pihak bank, investor, dan pemerintah. Peningkatan hubungan dengan pihak-pihak penting ini dapat memberi keuntungan ekonomi bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil Nina dan Suhairi (dalam Herawati, 2010). Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 14 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap profitabilitas. a. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap profitabilitas. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap profitabilitas, dengan nilai t hitung sebesar 3,474 dan signifikansi sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,005). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan maka dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan, karena pendanaan untuk kinerja sosial diasumsikan sama dengan sumber daya perusahaan sehingga pengungkapan informasi tanggung jawab sosial berkorelasi positif dengan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang cukup besar dalam masalah-masalah seperti polusi,limbah,keamanan produk dan tenaga kerja. Ini disebabkan karena perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat, karena masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat juga merupakan pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi perusahaan, baik itu dampak positif ataupun dampak negatif. Dilihat dari produksinya perusahaan manufaktur mau tidak mau akan menghasilkan limbah produksi dan hal ini berhubungan erat dengan masalah pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat limbah produksi, maka perusahaan dapat melakukan pengolahan limbah sebelum limbah tersebut dibuang. Melalui program CSR perusahaan dapat mengajak masyarakat untuk melakukan daur ulang untuk limbah produksi yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat. Dengan menerapkan program CSR, perusahaan juga akan mendapatkan manfaat salah satunya yaitu nama perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat sebagai perusahaan yang sering melakukan aktivitas sosial yang berarti bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan sekitar. Sehingga produk yang dihasilkan dari perusahaan akan lebih terkenal dan di minati oleh masyarakat, akibatnya perusahaan akan memanfaatkan aset semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk yang di minati oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hariyani (2010) yang menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan, yang dapat dilihat dari perusahaan yang sudah melakukan implementasi CSR lebih mampu memanfaatkan seluruh aset untuk mengasilkan laba dibandingkan dengan sebelum melakukan implementasi CSR. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2012) yang mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki skor Corporate Social Disclosure (CSD) tertinggi cenderung akan memiliki nilai ROA yang positif. Hasil penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa semakin baik perusahaan dalam mengelola hubungan dengan kelompok yang berkepentingan pada perusahaan, maka semakin baik pula profitabilitas perusahaan. b. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dengan mempunyai nilai t hitung sebesar -1,340 dengan signifikansi sebesar 0,184 (lebih besar dari 0,005). Hasil pengujian ini dapat menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 15 Perusahaan besar dan kecil pada dasarnya memiliki berbagai tantangan dan hambatan dalam menghadapi persaingan bisnis di industri manufaktur. Persaingan yang cukup tinggi ini membuat semua ukuran perusahaan bukan hanya perusahan besar tetapi juga perusahaan kecil berupaya untuk menghasilkan profitabilitas dengan total aset yang dimiliki. Kondisi ini dapat mengindikasikan perlunya peranan manajemen yang cukup baik dalam mengelola aset yang dimiliki oleh perusahaan besar dan perusahaan kecil. Hal ini sejalan dengan penelitian Supriyadi (2012) yang menyatakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang optimal, dikarenakan perusahaan memiliki manajemen yang baik dalam mengelola aset untuk menghasilkan profitabilitas. Manajemen yang baik dalam mengelola aset dilakukan dengan cara mengatur aset perusahaan dengan standar baku perusahaan dalam setiap pos nya agar tidak terjadi penumpukan aset dalam setiap pos, serta memproduktifkan aset yang ada sehingga tidak ada aset perusahaan yang menganggur. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berikut ini adalah simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini: (1) Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelaksanaan Corporate Social Responsibility dan besarnya ukuran perusahaan dipercaya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan; (2) Corporate Social Responsibility mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan maka dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini diakibatkan karena dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka akan memberikan nilai positif yaitu meningkatnya profitabilitas perusahaan; (3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat profitabilitas perusahaaan. Perusahaan besar dan kecil pada dasarnya memiliki berbagai tantangan dan hambatan dalam menghadapi persaingan bisnis di industri manufaktur. Kondisi ini dapat mengindikasikan perlunya peranan manajemen yang cukup baik dalam mengelola aset yang dimiliki oleh perusahaan besar dan perusahaan kecil untuk mengahasilkan profitabilitas. Saran Saran penulis dalam penelitian adalah sebagai berikut: (1) Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan periode pengamatan yang lebih lama; (2) Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar simpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut memiliki cakupan yang lebih besar; (3) Bagi peneliti selanjutnya, Item-item tanggung jawab sosial perusahaan hendaknya senantiasa diperbaharui sesuai dengan kondisi yang ada di dalam masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Agustin, H. F. 2012. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Skripsi. STIESIA. Surabaya. Arimawati, H. 2008. Pengaruh Tingkat Pengungkapan Kinerja CSR Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. Ghozali, I. 2009. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi IV. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013) 16 Hadi, N. 2011. Corporate Social Responsibility. Edisi I. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hariyani, R. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Perbedaan Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT Unilever Indonesia Tbk). Skripsi. Universitas Budi Luhur. Tangerang. Herawati, S. D. 2010. Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manjerial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS. Surabaya. Hesti, A. D. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produkti (KAP), dan Likuiditas Terhadap kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Kusuma, H. 2005. Size Perusahaan dan profitabilitas: Kajian Empiris Terhadap Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 10 no 1. pp. 81-93. Kusumadilaga, R. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Marberya, E. P. N. dan A. Suaryana. 2007. Pengaruh Pemoderasi Pertumbuhan Laba Terhadap Hubungan Antara Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio Dengan Profitabilitas pada Perusahaaan Perbankan yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Udayana. Bali. Nurkhin, A. 2009. Corporate Governance dan profitabilitas Pengaruhnya terhadap Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Priharyanto. B. 2009. Analisis Pengaruh Current ratio, Inventory Turnover, Debt To Equity Ratio, dan Size Terhadap Profitabilitas. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Rachmi, M. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI). Skripsi. STIESIA. Surabaya. Sayekti, Y. dan L. S. Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar, 26-28, Juli. Sembiring, E. R. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan Pada Hutang dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VI. pp. 249-259. Supriyadi, Y. 2012. Meningkatkan Profitabilitas Melalui Manajemen Aset. STIE Kesatuan. Jurnal Ilmiah Kesatuan Vol. 14, No.1, April. Untung, B. H. 2008. Corporate Social Responsibility. Edisi I. Jakarta. Sinar Grafika. Utama, I. 2010. Anlisis Pengaruh Modal Kerja, Fixed Financial, Asset, Financial Debt dan Firm Size Terhadap Profitabilitas (Studi Perusahaan Consumer Goods Pada LQ45 Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Gunadarma. Depok. ●●●