BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai mahluk pribadi, manusia memiliki beragam perilaku yang berhulu dari kepentingan diri dan ego yang sering kali merusak tatanan dan norma. Namun sebagai makhluk sosial, manusia mengukuhkan kehadirannya di dunia dengan penciptaan tata nilai yang mengayomi sesamanya. Berbeda dengan mahluk lain, kita disiplin diri dengan ketaatan pada peraturan dan sistem. Muaranya adalah keseragaman perilaku yang berasaskan standar yang sama compliance. Sehingga nilai yang kemudian ditimbulkan dari ketaatan adalah konsistensi penyerahan diri kepada tatanan yang lambat laun yang kemudian akan menjadi tradisi sehingga tidak dapat di hilangkan begitu saja. Secara umum kita tahu bagaimana cara mengatur, dan bagaimana memastikan ketaatan terhadap tata olah dan aturan dalam suatu perusahaan yang baik yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Dengan kata lain perusahaan perlu memperhatikan sumber daya manusia yang ditinjau dari workload, role conflict dan physical environment terhadap employee job satisfaction . Dalam pembahasan ini sedikit mengupas apa yang dimaksud dengan employee job satisfaction terhadap perusahaan. Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan guna pencapaian tujuan perusahaan. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, 1 2 sumber daya selalu dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas kerjanya demi kelangsungan peningkatan kinerja serta pendapatan dan keuntungan perusahaan. Bila dalam suatu perusahaan dengan banyak karyawan yang mengalami gangguan produktivitas dan kesehatan, maka perusahaan dapat terganggu. Gangguan yang dimaksud meliputi beberapa hal, Diantaranya tidak ada gairah kerja karyawan yang menyebabkan produktivitas kerja menurun, hal ini mengakibat rutinitas yang terus menerus yang berdampak pada kebosanan dan ketidakpuasan kerja. Karyawan yang mengalami ketidakpuasan kerja akan merasa pekerjaannya merupakan suatu beban yang harus dikerjakan. Keadaan terbeban mendasari suatu keterpaksaan dalam bekerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakan tidak memberikan hasil maksimal, sesuai dengan harapan dan tujuan dari perusahaan. Untuk itu mengusahakan apa yang disebut kepuasan kerja karyawan adalah sangat penting dilakukan oleh perusahaan. Peningkatan kemampuan perusahaan, mutu hidup karyawan, kepuasan karyawan dan kesejahteraan karyawan akan lebih baik, bila pengembangan sumber daya manusia lebih harus diutamakan disetiap perusahaan. Kepuasan kerja dan kesejahteraan karyawan hanya mungkin ditingkatkan kalau perusahaan maju dan berkembang. Jadi employee job satisfaction mengandung arti yang sangat penting, baik dari sisi pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena itu maka menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Kesuksesan perusahaan didasarkan pada tingkat kualitas dan kuantitas sumber daya manusia itu sendiri. Perusahaan harus mengutamakan karyawan atau pekerja sebagai asset perusahaan, kesejahteraan karyawan merupakan salah satu faktor terpenting yang 3 harus diperhatikan oleh perusahaan untuk menghindar terjadinya timbulnya role conflict antara pekerja dengan perusahaan. Arika, (2011) pada workload yang diberikan oleh perusahaan terlalu berlebihan. Perusahaan harus memperhatikan volume kerja yang harus ditanggung para pekerja, sehingga faktor lingkungan dapat terjaga oleh para pekerja. Workload adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya. Arika, (2011) Beban kerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain: A. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja seperti : 1. Tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan. 2. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang. 3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. B. Faktor internal 4 1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. 2. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan). Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka dibutuhkan pengukuran beban kerja sehingga karyawan dapat optimal dalam menjalankan pekerjaannya. Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang karyawan yang memenuhi persyaratan qualified dalam menjalankan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang telah ditetapkan. Menteri Aparatur Pendayagunaan Negara (No.20:2005), Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menganalisis waktu efektif yang diperlukan dalam menyelesaikan satu produk atau pekerjaan. Pengukuran beban kerja juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan karyawan berdasarkan standar waktu kerja efektif per tahun. Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif perusahaan membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi. Tantangan yang dihadapi setiap perusahaan saat ini terfokus pada pelayanan kebutuhan konsumen dan pelanggan, yang terkonsentrasi tidak hanya pada customer satisfaction tetapi lebih berorientasi pada nilai costumer value. Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus mampu memberikan tanggapan yang cepat terhadap perubahan mengenai kebutuhan dan tuntutan pekerja. Oleh karena itu diperlukan perencanaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan. Beberapa faktor yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif adalah kompetensi bidang tugas yang dapat dipenuhi oleh sumber daya 5 manusia, kemampuan profesionalisme dan komitmen karyawan terhadap tuntutan yang diinginkan perusahaan. Menurut Camelia Malik (2007:2), mengenai Lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : 1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya) 2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai. Seperti telah kita ketahui bahwa karyawan adalah manusia biasa yang memiliki berbagai keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Di lain pihak perusahaan juga menginginkan 6 karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan. Pekerja harus mampu menangkap berbagai dorongan yang diberikan oleh perusahaan sehingga dapat memacu motivasi kerja disamping itu juga meningkatkan kemampuan kerja. Perusahaan juga harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan karyawan yang sesuai dengan jasa yang diberikan perusahaan. Selain itu lingkungan kerja fisik didalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Lingkungan kerja fisik yang cukup memuaskan para karyawan perusahaan akan mendorong para karyawan tersebut untuk bekerja dengan baik. Lingkungan kerja fisik didalam hal ini adalah merupakan suatu lingkungan fisik dimana para karyawan tersebut bekerja. Dengan demikian sebenarnya kondisi kerja ini akan termasuk sebagai salah satu unsur lingkungan kerja fisik. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja fisik didalam perusahaan tersebut bukan hanya terdiri dari kondisi kerja saja, melainkan kondisi kerja ini dengan ditambah beberapa aspek lain yang akan membentuk lingkungan kerja fisik didalam perusahaan yang bersangkutan. Ada beberapa dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan memiliki hasil yang berbeda. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penelitian di perusahaan CV. Harim Mobilindo, dimana pada penelitian tersebut variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Menurut Ridwan Khairandy (2007) untuk mencapai pencitraan perusahaan yang baik perlu penerapan yang telah dijelaskan diatas bagaimana pengelola perusahaan sesuai dengan organisasi manajemen yang baik dan strategi guna mencapai perusahaan yang eksis dalam persaingan global. Penerapan tersebut mempunyai tujuhan strategi, tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 7 1. Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan. 2. Untuk dapat mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efektif dan efisien. 3. Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggungjawab dari organ perusahaan demi menjaga kepentingan para shareholders dan stakeholders perusahaan. 4. Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khususnya perusahaan pemerintah) terhadap perekonomian nasional. 5. Meningkatkan investasi nasional. 6. Sukseskan program privatisasi perusahaan pemerintahan. Perusahaan yang dikelola dengan baik adalah perusahaan yang memiliki strategic plan jangka panjang dan untuk itu perlu memperhatikan kepentingan berbagai pihak yang terkait, baik secara langsung ataupun tidak langsung, internal atau eksternal. Dengan adanya Organisasi dalam pengelola sistem manajemen yang baik, maka pengelola perusahaan harus memenuhi standar usaha dan memenuhi prinsip manajemen sebagaimana harusnya berjalan pada sebuah perusahaan. Sebagian perusahaan adanya organ yang belum dapat dilaksanakan fungsi, tugas, dan tanggungjawab secara baik, perlu diperhatikan workload yang dihadapi oleh setiap karyawan yang diberikan oleh perusahaan harus benar diperhatikan. Role conflict dengan mudah timbul antara pekerja dengan perusahaan, hal ini disebabkan perusahaan tidak memperhatikan kepentingan yang harus diutamakan oleh para karyawan. Permasalahan ini terjadi karena para pekerja merasa diabaikan hak sebagai karyawan. Di satu sisi Perusahaan tidak menjamin perlindungan bagi pekerja. Hal ini pernah terjadi pada saat perusahaan CV. Harim Mobilindo di tahun 2004 hingga tahun 2006 sampai dengan tepuruk tahun 2008. Sistem pengelola perusahaan 8 sangatlah bergantung pada sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu organisasi atau institusi akan ditentukan oleh faktor manusianya atau karyawannya dalam mencapai tujuannya. Perusahaan CV. Harim Mobilindo Pernah mengalami pengurangan karyawan yang di sebabkan ketidak mampuan manajeman perusahaan dalam mengatasi workload, role conflict, employee job satisfaction serta employee job satisfaction yang tidak mendukung terhadap karyawan. Perusahaan dituntut untuk melakukan pembaharuan sumber daya manusia guna kepentingan perusahaan. Berdasarkan pada tahun 2008 pendapatan perusahaan CV. Harim Mobilindo mengalami penurunan dengan adanya pengurangan karyawan yang tidak produktif sebesar 10 persen dari jumlah karyawan. Hal ini merupakan dampak dari kepuasan kerja yang tidak dapat diciptakan oleh perusahaan. Dengan adanya workload yang dilakukan oleh para pekerja maka perusahaan melakukan pengurangan dengan atas dasar guna menghindari role conflict yang terus - menerus. Menurut Baron dan Byrne (2004) ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik karyawan. Faktor organisasi kebijakan perusahaan dan iklim kerja yang pada saat itu pernah dialami oleh perusahaan CV. Harim Mobilindo. Setelah tahun 2010 perusahaan CV. Harim Mobilindo mengalami adanya perubahan dalam pengelola perusahaan dengan memperhatikan sumber daya 9 manusia yang berkualitas serta lebih memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan pekerja. pendapatan di tahun 2010 cukup meningkat di tahun-tahun sebelumnya. Penambah karyawan setiap tahun sekitar 5 persen dari jumlah permintaan pencari kerja sebesar 35 persen atau 75 lamaran yang di terima oleh perusahaan, hal ini dilakukan perusahaan terus melakukan pembaharuan dalam sistem pengelola manajemen yang baik. Sistem absensi dan penggajian merupakan aspek yang sangat penting bagi perusahaan manapun. Karena bagi perusahaan absensi karyawan merupakan hal yang penting untuk melihat kinerja setiap karyawan yang rajin masuk atau tidak, sehingga dapat berimbas terhadap gaji atau yakni imbalan atas usaha dan kinerja mereka dalam bekerja. Untuk setiap hal penting yang terdapat didalam sebuah perusahaan, tentu saja membutuhkan sistem yang terorganisir dengan baik, termasuk didalamnya sistem absensi dan penggajian yang mempunyai peranan penting bagi kinerja perusahaan dan kita liat di tabel bahwa ini : 1. Bulan December bahwa 30 yang di tidak masuk dengan presentase sekitar 9,9 persen. 2. Jumlah absensi yang besar adalah bulan April sekitar 40 yang tidak masuk dengan presentase 10 persen. Tabel Absensi Karyawan CV. Harim Mobilindo Bulan Jumlah Absensi Naik/Turun Presentase December 30 - January 33 3 9,9 % February 34 1 2,9 % March 36 2 5,5 % 10 April 40 4 10 % Penyaringan dalam penerimaan lapangan kerja cukup ketat dilakukan oleh perusahaan, perusahaan tidak mau dirugikan dengan menerima karyawan yang tidak berproduktif. Segala psikotes yang dilakukan guna menunjukan bakat seseorang atau kualitasnya seseorang dalam melakukan dunia pekerjaan. Untuk saat ini perusahaan memiliki sumber daya manusia yang berproduktif serta bertanggung jawab dibidangnya secara profisional. Pengembangan perusahaan dilihat dari sumber daya manusia itu sendiri, dari kemampuan karyawan dalam melakukan negoisasi dengan para konsumen setiap melakukan penjualan mempunya cara tersendiri. Cara tersebut dengan tidak lain memberikan pelayanan yang baik sehingga konsumen merasa lebih puas dalam pelayanan. Denga adanya kepuasan tersebut maka sistem penjualan semakin meningkat, hal ini perusahaan dapat menciptakan kepercayaan secara terus menerus bagi kepentingan konsumen itu sendiri. Dalam melakukan penjualan setiap bulannya bisa mencapai 20 unit kendaraan roda empat belum termasuk kendaraan roda empat yang baru. Setiap bulannya ada peningkatan dalam penjualan yang dilakukan oleh karyawan. Dari jumlah kendaraan yang dijual oleh perusahaan kurang lebih 189 kendaraan, perusahaan juga mempasok kendaraan baru untuk setiap tahunnya bisa ditaksirkan mencapai 25 persen per unit kendaraan yang siap dijual kembali, hal ini dapat dilihat berdasarkan kebutuhan atau permintaan para konsumen. Perusahaan ini dalam melakukan penjualan untuk menekan harga jual di sesuaikan dengan kualitas kendaraan yang akan dijual. Oleh karena itu kualitas sangat menentukan harga guna menjaka kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi. Perusahaan harus dapat menekan kerugian yang dikeluarkan dalam setiap 11 transaksi. Oleh karena itu kepercayaan konsumen merupakan bagian dari sistem pengelola perusahaan dengan manajemen yang baik serta jujur dalam transaksi dengan konsumen. Pengelola perusahaan yang baik dapat diartikan sebagai workload dapat dikendalikan dari sisi physical environment yang merupakan syarat terpenting dalam pengembangan usaha dan sumber daya manusia, serta dapat dikaitkan dengan bersumber dari budaya perusahaan, etika, sistem nilai, proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong : 1. Pertumbuhan kinerja Perusahaan 2. Pengelola sumberdaya dan resiko secara lebih efisien dan efektif 3. Pertanggungjawaban perusahaan terhadap pemegang saham. Dalam pembahasan tersebut di atas menurut pendapat penulis tidak lepas bagaimana sistem struktur pengelola perusahaan yang baik dan benar, Suatu perusahaan memiliki hubungan sebatas hubungan antara employee dengan pemilik owners, yaitu pemilik sekaligus bertindak sebagai pengelola. Menurut Munir Fuady (2005:5) mengatakan bahwa pemilik proprietor dan perusahaan adalah indentik. Teori ini adalah proprietary theory yang dipandang sebagai pusat keseluruhan aktivitas yang memiliki sekaligus harta serta kewajiban perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa pemilik selaku pemegang perusahaan mempunyai kewenangan penuh dalam membuat sistem tatanan pengelola perusahan yang baik. Perusahaan perlu menciptakan pembaharuan dalam sistem pengelola guna meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan, sehingga sistem yang dibuat merupakan bentuk sosialisasi dalam pemecahan masalah secara internal anatara badan usaha, pemilik dan para pekerja. 12 Keharmonisan perusahaan dan karyawan merupakan keberhasilan dalam menerapkan pengelola yang baik. Oleh karena itu, CV. Harim Mobilindo yang didirikan sejak tahun 1992 sebagaimana perusahaan yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja terutama para karyawan di tuntut untuk dapat berkarier yang dapat membawa kemajuan bagi perusahaan dimana tempatnya bekerja. Karyawan membawa kontribusi yang cukup baik bagi perusahaan, sehingga antara karyawan dan perusahaan Berdasarkan penjelasan tersebut bagaimana pengaruh workload, mempengaruhi Job sama membutuhkan diatas, role penulis satu ingin conflict dan physical Satisfaction melalui skripsi yang sama lain. menganalisa environment dapat berjudul, “Analisis Pengaruh Workload, Role Conflict dan Physical Environment terhadap Employee Job Satisfaction pada CV. Harim Mobilindo. 1.2 Rumusan Masalah Mempertahankan tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sulit dilakukan perusahaan dalam dunia bisnis yang syarat akan kompetitif seperti sekarang ini. Diperlukan hal-hal yang dapat menarik minat karyawan untuk bertahan dan berkomitmen pada perusahaan. Dukungan penuh organisasi dalam mengutamakan Workload, Role Conflict dan Physical Enviroment dalam ruang lingkup karyawan perusahaan merupakan faktor-faktor dalam organisasi bisnis yang dianggap mampu memberikan keunggulan bagi perusahaan untuk bersaing di dalam pengelolaan sumber daya manusia. Ketiga hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan Employee Job Saticfaction para karyawan. 13 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, Penulis hendak merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh workload terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara parsial? 2. Seberapa besar pengaruh role conflict terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara parsial? 3. Seberapa besar pengaruh physical environment terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara parsial? 4. Seberapa besar pengaruh workload, role conflict dan physical enironment terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari peneitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh workload terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara parsial. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh role conflict terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara parsial. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh physical environment terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara parsial. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh workload, role conflict dan physical enironment terhadap employee job satisfaction di CV. Harim Mobilindo secara simultan. 14 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini penulis lakukan CV. Harim Mobilindo dan penulis menetapkan showroom mobil sebagai objek penelitian ini. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 66 responden. Variabel yang akan penulis teliti yaitu variabel Workload, Role Conflict dan Physical Environment terhadap Employee Job Satifaction. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Variabel workload memiliki 2 dimensi yaitu internal dan external.Variabel Role conflict memiliki 4 dimensi yaitu intra-sender, inter-sender, intra-role conflict dan inter role conflict. Variabel physical environment memiliki 6 dimensi yaitu Warna, Kebersihan, Pertukaranudara, Penerangan, Keamanan dan Kebisingan.Variabel employee job satisfaction memiliki 5 dimensi yaitu pay satisfaction, promotion satisfaction, supervision satisfaction, co-woker satisfaction dan satisfaction with the work it self. 1.5 Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan: 1. Perusahaan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh workload terhadap employee job satisfaction dari karyawan mereka. 2. Perusahaan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh role conflict terhadap employee job satisfaction karyawan mereka. 3. Perusahaan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh physical environment terhadap employee job satisfaction karyawan mereka. 4. Perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari perbaikan workload, role conflict dan physical environment organisasi mereka dan dapat melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang masih ada. 15