BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 5.1

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Penelitian ini membahas tentang pengaruh sikap kepedulian
lingkungan, perilaku pembeliian hijau, dan perilaku konservasi pada sikap
skteptis konsumen terhadap iklan hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memahami apakah konsumen yang peduli terhadap lingkungan dan
melestarikan sumber daya lingkungan yang telah terbiasa membeli produk
ramah lingkungan, pada kenyataannya bersikap skeptis terhadap komunikasi
yang disampaikan oleh perusahaan hijau ataukah tidak. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
skeptisme konsumen tentang iklan hijau. Berdasarkan hasil penelitian seperti
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Penelitian mengenai hubungan sikap kepedulian lingkungan pada skeptisme
terhadap iklan hijau menunjukkan pengaruh positif. Hal ini berarti apabila
seorang konsumen semakin peduli terhadap lingkungan, maka konsumen
tersebut akan lebih mudah bersikap skeptis terhadap suatu iklan hijau.
Demikian juga sebaliknya, jika seorang konsumen rasa peduli terhadap
lingkungannya kurang, maka konsumen tersebut juga tidak mudah bersikap
skeptis terhadap suatu iklan hijau.
2. Penelitian mengenai hubungan perilaku konservasi pada skeptisme terhadap
iklan hijau menunjukkan pengaruh positif. Hal ini berarti apabila kegiatan
seorang konsumen semakin erat kaitannya dengan kegiatan yang bersifat
menjaga kelestarian lingkungan, maka konsumen tersebut akan lebih mudah
bersikap skeptis terhadap suatu iklan hijau. Demikian juga sebaliknya, jika
kegiatan seorang konsumen semakin jarang yang terkait dengan kegiatan
yang menjaga kelestarian lingkungan, maka konsumen tersebut juga tidak
mudah bersikap skeptis terhadap suatu iklan hijau.
3. Penelitian mengenai hubungan perilaku pembelian hijau pada skeptisme
terhadap iklan hijau menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin sering seorang konsumen membeli produk
hijau, maka semakin kecil sikap skeptis konsumen tersebut terhadap suatu
iklan hijau. Demikian juga sebaliknya, jika seorang konsumen semakin
jarang/sedikit membeli produk hijau, maka akan semakin besar pula tingkat
skeptisme konsumen tersebut terhadap suatu iklan hijau.
4. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai
skeptisme pria dan wanita. Namun jika dilihat dari nilai mean, pria sedikit
lebih skeptis daripada wanita perihal sikapnya terhadap suatu iklan hijau.
5.2
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut.
1.
Penelitian ini akan dilakukan di Yogyakarta (Indonesia), kemungkinan besar
dapat dipengaruhi faktor-faktor budaya yang mempengaruhi penelitian ini
dan akan memberikan hasil yang berbeda jika dilakukan di luar Yogyakarta
atau Indonesia. Hasil dari penelitian juga tidak dapat digeneralisasi pada skala
yang lebih besar
2.
Penggunaan sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa, tentu saja akan
memiliki
pengetahuan
mengenai
lingkungan
yang
berbeda
dengan
masyarakat umum dengan tingkat pendidikan kurang dari sarjana. Karena
perbedaan pengetahuan lingkungan itulah kemungkinan perlakuan pada
lingkungan sekitar antara seorang mahasiswa dan seorang yang bukan
mahasiswa juga akan berbeda. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan pada seluruh warga Yogyakarta.
3.
Masih minimnya iklan hijau (iklan produk ramah lingkungan) yang beredar di
media yang umum digunakan oleh masyarakat luas seperti televisi. Sehingga
ada keterbatasan pada responden yang hanya memiliki akses pada mediamedia tertentu yang tidak terjamah oleh iklan-iklan hijau tersebut.
4.
Agar hasil penelitian bisa lebih general, peneliti sengaja tidak memberi
batasan objek penelitian pada suatu iklan produk tertentu sehingga terdapat
beberapa responden yang masih bingung mengenai iklan hijau yang
dimaksud.
5.3
Implikasi Penelitian
5.3.1 Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemasar untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari konsumen hijau. Hasilnya juga
bisa dijadikan rekomendasi untuk para pembuat iklan dimana bisa
memberikan arahan bagi pemasar mengenai cara mengidentifikasi orang yang
mungkin lebih mudah menerima iklan ekologi serta pedoman nilai
penggunaan klaim produk ekologi. Perusahaan juga dapat meningkatkan
kemampuan analisa yang bersumber dari kemampuan perusaan dalam
memahami skeptisme konsumen terhadap iklan lingkungan. Sehingga dapat
diketahui sikap dan minat beli konsumen. Pada akhirnya perusaan mampu
memahami perilaku konsumen apakah sudah mengarah atau belum
keperilaku konsumen hijau (green consumer behavior), dan tentu saja akan
berimplikasi kepada peningkatan posisi bersaing perusahaan pada green
campaign.
Seorang pemasar harus menyadari bahwa meskipun seorang
konsumen memiliki tingkat kesadaran tinggi terhadap tindakan konservasi
lingkungan sekitarnya, pengaruh promosi dari produk hijau itu sendiri
mempunyai dampak yang sangat besar. Hal inilah yang juga harus disadari
oleh pemasar dalam merancang media promosi bagi produk hijaunya guna
mempengaruhi intensi untuk membeli produk yang mereka tawarkan
5.3.2 Pemerintah
Seorang konsumen hijau mungkin lebih mudah menerima iklan dan
pemasaran hijau daripada konsumen pada umumnya, oleh karena itu pemasar
harus berhati-hati untuk tidak membuat mereka pergi karena mengetahui jika
sebuah iklan menyampaikan pesan yang ambigu, membingungkan, atau
bahkan palsu. Namun, Mohr, Eroglu, dan Ellen (1998) dalam Finisterra dan
Reis (2012) menyatakan bahwa skeptisme itu bisa dikategorikan sehat jika
berada pada suatu titik tertentu, yaitu, konsumen harus skeptis pada area-area
di mana ada potensi untuk menyesatkan. Dalam hal ini, tindakan kebijakan
publik dalam bentuk peraturan tambahan atau pendidikan konsumen mungkin
bisa membantu. Lembaga pemerintah harus terus terlibat dalam pengaturan
iklan yang menyesatkan dan pengembangan solusi yang lebih kreatif juga
efektif sebagai bagian dari usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Selain regulasi dalam ngaturan iklan, dibutuhkan juga solusi dalam mendidik
dan melatih konsumen yang dapat memberi mereka pengetahuan, sehingga
mampu membedakan iklan dengan klaim ramah lingkungan yang nyata dan
palsu.
5.3.3 Masyarakat
Tingkat
kesadaran dari setiap konsumen berbeda-beda pada
lingkungan sekitarnya, hal ini tentu saja mempunyai pengaruh yang besar
pada keputusannya untuk membeli produk hijau. Pengetahuan konsumen
mengenai produk ramah lingkungan merupakan hal yang sangat penting
karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pembelian suatu produk
hijau. Akan sangat berbeda persepsi mengenai suatu produk dan iklan hijau
antara konsumen denga pengetahuan yang cukup dan tidak. Masyarakat
diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka mengenai
kelestarian lingkungan, khususnya produk dan iklan hijau.
5.4
Saran-saran
5.4.1 Untuk Penelitian Selanjutnya
Di dalam penelitan ini hanya ada empat variabel yang terlibat, yakni:
variabel skeptisme, variabel kepedulian lingkungan, variabel perilaku
pembelian, dan variabel perilaku konservasi. Bagi para akademisi yang ingin
melakukan penelitian sejenis dapat ditambahkan variabel yang lainnya,
seperti niat beli atau keputusan pembelian sehingga hasil yang diperoleh dari
penelitian selanjutnya dapat diaplikasikan secara lebih komprehensif baik
untuk kepentingan para akademisi maupun para pemasar perusahaan,
terutama perusahaan yang fokus pada produk dan iklan hijau.
Penelitian ini hanya menggunakan responden dari kalangan
mahasiswa di Yogyakarta. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar
lingkup responden dapat
diperluas dan mencerminkan karakteristik
demografis maupun geografis masyarakat yang lebih menyeluruh. Sehingga
hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada berbagai macam kalangan
responden lainnya secara lebih komprehensif.
5.4.2 Untuk Perusahaan
Penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
konsumen
belum
bisa
mempercayai sepenuhnya terhadap klaim iklan ramah lingkungan dari suatu
produk hijau, bahkan beberapa konsumen benar-benar sudah skeptis terhadap
klaim iklan ramah lingkungan produk hijau di Indonesia. Oleh karena itu,
dalam perancangan iklan produk, pemasar atau agen periklanan dapat
menggunakan tema yang mengusung isu kepedulian lingkungan secara bijak
dan jujur. Diferensiasi produk juga perlu dilakukan guna meningkatkan daya
saing dengan produk-produk umum sejenis. Dan yang tidak kalah penting
adalah ketekunan dari para pemasar dalam mengedukasi konsumen mengenai
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan ikut berpartisipasi dalam
pembelian produk hijau sebagai salah satu wujud tindakan nyatanya, sehingga
timbul ketertarikan dan simpati dari konsumen pada produk yang ramah
lingkungan.
Untuk penelitian pada masa yang akan datang, peneliti menyarankan
untuk
mengembangkan
model
persamaan
struktural
yang
dapat
mencerminkan hubungan saling ketergantungan di antara konstruk yang
berbeda, serta studi skeptisme secara lebih rinci. Secara khusus, penelitian di
masa depan harus berusaha untuk memahami bagaimana sikap skeptis
mungkin berubah sesuai dengan jenis media yang digunakan dalam
komunikasi hijau..
Membangun kepercayaan dan simpati pada konsumen mengenai
produk ramah lingkungan merupakan sesuatu yang sangat krusial, hal ini
dapat dipenuhi dengan melakukan promosi-promosi yang berkaitan dengan
materi ramah lingkungan, terutama mengenai kerusakan alam akibat ulah
manusia, keterbatasan sumberdaya, krisis energi dan berbagai persoalan
mengenai lingkungan. Seluruh materi yang disajikan pada konsumen pada
intinya bertujuan untuk membuka cara berpikir konsumen mengenai
lingkungan dan menarik emosi para konsumen.
Download