9 BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Ismail Solihin (2012:24) Strategi tidak didefinisikan hanya sematamata sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep management
strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri (melalui berbagai
keputusan strategis [strategic decision] yang dibuat oleh manajemen perusahaan)yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaaan.
Konsep strategi yang dikemukakan oleh Chandler dan Andrews (Besangko,
dkk, 2012), dimana strategi dalam pengertian ini mencakup juga penetapan berbagai
tujuan serta arah usaha perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut Cornelis A. De Kluyver dan John A Pearce II (2011) dalam buku
Strategy : A View From The Top (An Executive Perpective), Strategy is about
positioning an organization for competitive advantage. It involve making choice
about which industries to participate in, what product and service to offer, and how
to allocate corporate resources
Menurut David (2009:18) dalam buku Manajemen Strategis-konsep edisi 12
buku 1, strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai.
Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, pengetata, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan (join
venture).
2.1.2 Pembuat keputusan strategis
(Pearce & Robinson, 2008) Para pembuat keputusan strategi perusahaan
dalam sebuah perusahaan korporasi yang terdiri dari beberapa unit bisnis, terdiri pula
atas 3 tingkatan pembuat keputusan strategis. Pada puncak hierarki level korporat,
terdapat dewan direksi (board of director) dan Chief executive officer (CEO) .
Mereka bertanggung jawab baik atas pencapaian kinerja keuangan perusahaan
9
10
maupun kinerja nonfinansial perusahaan seperti meningkatkan citra perusahaan
(corporate image) dan pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.1.3 Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen
2.1.3.1 Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter (2010), manajemen adalah aktivitas kerja yang
melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
Solihin
(2009)
mengatakan
bahwa
berdasarkan
atas
fungsi-fungsinya,
manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Definisi manajemen tersebut dapat
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruh kegiatan manajemen
yang dijabarkan ke dalam empat fungsi manajemen dilakukan secara
berkesinambungan dan semuanya bermuara kepada pencapaian tujuan
perusahaan.
2. Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang
dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi manajemen dan mencakup fungsi
perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan serta pengendalian.
3. Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan efisien. Efektivitas
menunjukkan tercapainya tujuan yang diinginkan melalui serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan efisiensi menunjukkan
pencapaian tujuan secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang
paling minimal.
4. Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya
organisasi yang dimiliki oleh perusahaan.
11
2.1.3.2 Fungsi Manajemen
Menurut David (2009:192) Fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas
pokok : Perencanaan, Pengorganisasian, Pemotivasian, Penempatan staf, dan
Pengontrolan.
Tabel 1.1 Fungsi Manajemen
Fungsi
Penjelasan
Tahap Proses
Manajemen strategis
terpenting
Perencanaan
Perencanaan terdiri atas
Perumusan strategi
semua aktifitas manajerial
yang
terkait
dengan
persiapan dimasa depan.
Tugas-tugas
khususnya
mencakup
peramalan,
penetapan
tujuan,
penggunaan
strategi
strategi,
pengembangan
kebijakan, dan penentuan
sasaran.
Pengorganisasian
Penerapan Strategi
Pengorganisasian
mencakup semua aktifitas
manajerial
yang
menghasilkan
tugas
struktur
dan
otoritas.
hubungan
Tugas-tugas
khususnya
mencakup
rancangan organisasional,
spesialisasi
pekerjaan,
deskripsi kerja, spesifikasi
kerja,
rentang
kesatuan
kendali,
komando,
12
koordinasi,
rancangan
pekerjaan,
dan
analisa
kerja.
Pemotivasian
Pemotivasian
mencakup
upaya-upaya
menuju
pembentukan
perilaku
manusia.
Penerapan strategi
Topik-topik
specifiknya
mencakup,
kepemimpinan,
komunikasi,
kelompok
kerja, modifikasi perilaku,
delegasi
otoritas,
pengayaan
pekerjaan,
kepuasaan
kerja,
pemenuhan
kebutuhan,
perubahan organisasional,
semangat kerja karyawan
dan
semangat
kerja
manajerial.
Penempatan staf
Aktifitas penempatan staf
berpusat pada manajemen
personalia
atau
sumber
daya manusia. Termasuk
didalamnya
adalah
administrasi gaji dan upah,
tunjangan
karyawan,
wawancara,
recrutmen,
pemecatan,
pelatihan,
pengembangan
manajemen,
karyawan,
keamanan
tindakan
afirmatif, peluang kerja
yang
setara,
hubungan
Penerapan strategi
13
dengan
serikat
pekerja,
pengembangan karir, riset
personalia,
kebijakan
pendisiplinan,
prosedur
keluhan dan kehumasan.
Pengendalian
Pengendalian
pada
mengacu
Pengevaluasian strategi
aktifitas-aktifitas
manajerial yang diarahkan
untuk memastikan bahwa
hasil-hasil
sejalan
aktualnya
dengan
direncanakan.
pentingnya
yang
Area
mencakup
pengendalian
kualitas,
pengendalian
keuangan,
pengendalian
penjualan,
pengendalian
persediaan,
pengendalian pengeluaran,
analisis varians, imbalan,
dan sanksi.
Sumber : David, Fred R. (2011), Manajemen Strategis, 2014
2.1.4 Pengertian Manajemen Strategis
Menurut Dewanti (2008:30), manajemen strategic adalah suatu proses yang
digunakan dan mengimplementasikan strategi dalam menyediakan nilai yang tinggi
kepada pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi.
Menurut Daft (2007:355), manajemen strategis merupakan kumpulan
keputusan dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi
strategi, yang akan menghasilkan kesesuaian superior yang kompetitif antara
organisasi dan lingkungannya, untuk meraih tujuan organisasi.
14
Menurut Siagin (2007:7) manajemen strategis adalah serangkaian keputusan
dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasi oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka tujuan organisasi tersebut.
Berdasarkan beberapa pemikiran diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Manajemen strategis adalah rencana.
2. Manajemen strategis meliputi proses formulasi, implementasi, dan evaluasi.
3. Manajemen strategis dibuat oleh manajemen puncak.
4. Manajemen strategis berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi.
Menurut Hitt Ireland dan Hoskisson (2009) strategi manajemen adalah suatu
proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi,
menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilainilai yang terbaik basi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi. Atas
dasar definisi tersebut, terdapat empat frasa penting yaitu:
1. Bahwa manajemen strategi merupuakan suatu proses yang terdiri atas
beberapa langkah terencana yang melibatkan manajemen dalam
organisasi, mulai pimpinan tertinggi sampai karyawan terbawah.
2. Proses digunakan untuk merumuskan visi dan misi, menetapkan
tujuan strategi dan memilih strategi yang cocok untuk mencapai
tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Proses digunakan sebagai landasan untuk menjalankan strategi demi
menyediakan customer value yang terbaik.
4. Pelaksana strategi harus dievaluasi untuk menilai apakah hasil yang
dicapai sesuai dengan rencana dan perkembangan terbaru.
Strategi manajemen dirancang untuk menjadi pegangan bagaimana
seharusnya bisnis perusahaan dijalankan dan bagaimana pengambilan keputusan
diambil diantara berbagai alternative pilihan tindakan yang tersedia. Strategi
didasarkan misi yang telah ditetapkan untuk menuju visi yang diinginkan.
Berdasarkan definsi menurut David, Fred R, (2011:42) Strategic Managemenet
Concept and Cases, menyatakan bahwa:
“strategi adalah individu yang paling bertanggung jawab atas
keberhasilan atau kegagalan organisasi. Strategi memiliki berbagai
jabatan, seperti CEO, presiden, pemilik, ketua dewan, direktur
eksekutif, rekor, dekan, atau pengusaha.”
15
Selain dari itu, definisi dari strategi juga dapat dinyatakan dalam sumber yang sama,
seperti menurut David, Fred R, (2011:44), Strategic Management Concept and
Cases, menyatakan bahwa:
“Strategi adalah cara dimana tujuan jangka panjang akan tercapai. Strategi
bisnis
dapat
mencakup
ekspansi
geografis,
diversifikasi,
akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, penghematan, divestasi, likuidasi,
dan joint venture.”
Berdasararkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen
strategis adalah suatu proses manajemen di dalam suatu perusahaan yang berguna
dalam merumuskan keputusan lintas-fungsional yang menghasilkan strategi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.4.1 Fungsi Manajemen Strategis
Fungsi manajemen strategik dibedakan menjadi 2 yaitu secara finansial dan
non finansial. Dari segi finansial yaitu meningkatkan sales, meningkatkan
produktifitas, meningkatkan profitabilitas, sedangkan dari segi Non Finansial yaitu
mengetahui strategi pesaing, meningkatkan kesadaran akan ancaman, mengurangi
resistensi perubahan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Greenley menyatakan dalam buku David, Fred R, (2010:26) bahwa
manajemen strategis menawarkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
1) Memungkinkan identifikasi , memprioritasan, dan pemanfaatan peluang
yang muncul
2) Menyediakan pandangan yang objektif tentang persoalan-persoalan
manajemen
3) Merepresentasikan sebuah kerangka kerja untuk aktivitas koordinasi dan
kontrol yang lebih baik
4) Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang tidak
menguntungkan
5) Memungkinkan keputusan-keputusan besar yang mampu mendukung
tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik
6) Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan sumber daya
untuk mengejar peluang yang telah di identifikasi
16
7) Memungkinkan pengalokasian sumberdaya yang lebih sedikit untuk
memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan
8) Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal antar personil
9) Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi upaya bersama
10) Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab individual
11) Mendorong hadirnya pemikiran kedepan
12) Menyediakan pendekatan yang kooperatif, terintegrasi, dan antusias
untuk menangani persoalan dan peluang
13) Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan
14) Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen bisnis
2.2
Konsep management strategis
Melakukan
Audit
Eksternal
Mengembang
kan
Pernyataan
Visi dan Misi
Menetapkan
Tujuantujuan Jangka
Panjang
Menciptakan,
Mengevaluasi
dan Memilih
Strategi
Mengimple
mentasikan
Strategi─Isu
-isu
Manajemen
Mengimple
mentasikan
Strategi─Pe
masaran,
Keuangan,
Akuntansi,
Litbang, dan
Isu MIS
Mengukur
dan
Mengevaluasi
Kinerja
Melakukan
Audit
Internal
Perumusan
Strategi
Gambar 2.1 Framework
Sumber : David, Fred R. Manajemen Strategis, (2011)
Penerapan
Strategi
Penilaian
Strategi
17
2.2.1 Proses dan tahapan dalam Manajemen Strategi
Setiap perusahaan, mempunyai perbedaan dalam proses merumuskan dan
mengarahkan kegiatan manajemen strateginya. Perencanaan yang baik telah
mengembangkan proses yang lebih rinci. Tetapi terlepas dari perbedaan dalam hal
irncian dan tingkat formalitas ini, komponen dasar dari model-model yang digunakan
untuk menganalisis operasi menajemen strategi ini sangat mirip.
Menurut David, Fred R,
(2011:6), proses manajemen strategis (strategic-
management process) terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Perumusan Strategi ( Strategy Formulation)
Perumusan strategi mencakup:
a) Mengembangkan visi dan misi
b) Mengidentifikasi perluang dan ancaman eksternal perusahaan
c) Menentukan kekuatan dan kelemahan internal
d) Menetapkan tujuan jangka panjang
e) Merumuskan alternative strategi, dan
f) Memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan
Isu-isu dalam perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan
dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan sumber
daya, perlukah melakukan ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan, apakah
perusahaan perlu terjun ke pasar internasional, perlukah merger atau usaha
penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang
merugikan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tak
terbatas, maka para penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana
yang paling menguntungkan perusahaan.
2. Pelaksanaan Strategi (Strategy Implementation)
Merupakan tahap pelaksanaan dari strategi formulation yang sudah
diterpakan sebelumnya. Tantangan yang dihadapi ini adalah menstimulasikan pihak
manajemen dan karyawan untuk dapat bekerjasama dengan baik untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, antara lain melalui :
18
•
Menetapkan tujuan
•
Membuat, menetapkan, dan meninjau ulang kebijakan perusahaan
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan atau diterapkan
•
Mengalokasikan sumber daya secara tepat
Hal penting lainnya yang terkait dengan pelaksanaan strategi (strategy
implementation) adalah mengembangkan budaya yang mendukung pelaksanaan
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengarahkan usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem
informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation)
Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajer sangat
ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti diharapkan : evaluasi
strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan
berubah. Evaluasi dibtuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesain
hari esok.
Tiga aktivitas evaluasi strategi diatas adalah :
•
Mengevaluasi kembali, apakah faktor-faktor internal dan faktor-faktor
eksternal masih bisa dijadikan acuan untuk penetapan strateg pada saat
sekarang.
•
Mengukur kinerja perusahaan (performance) perusahaan.
•
Mengevaluasi dan mengkoreksi tindakan yang diambil.
2.2.2 Formulasi Strategi
2.2.2.1 Mengembangkan Visi dan Misi
Menurut Ismail Solihin (2012:21) pernyataan visi menunjukkan arah strategis
perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan
menuntun pengerahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan
tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki kaitan yang sangat erat dengan
misi perusahaan, dalam arti strategis yang dinyatakan di dalam visi masih berada di
dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Visi perusahaan lebih
19
menggambarkan “what do you want to become” sedangkan misi perusahaan lebih
menunjukkan “what is our business.”
Ruben Mark, mantan CEO colgate meyakini bahwa sebuah misi yang jelas
harus semakin masuk akal secara Internasional. Pemikiran Mark tentang Visi adalah
sebagai berikut.
Jika ingin mengajak semua orang di bawah bendera perusahaan, adalah hal
yang penting untuk memperkenalkan satu visi secara global alih-alih berusaha
menyatukan beragam pesan dalam berbagai budaya yang berbeda. Triknya adalah
dengan membuat visi sederhana sekaligus menggigit : “kami membuat komputer
tercepat di dunia” atau “layanan telpon untuk semua orang.” Anda tidak perlu
membuat orang mengokang senapan mesin hanya untuk tujuan-tujuan finansial. Hal
yang dibuthkan hanyalah membuat orang merasa lebih baik, merasa menjadi bagian
dari sesuatu.
Menurut David (2009:84), pernyataan misi (mission statement) adalah sebuah
deklarasi tentang “alasan keberadaan” suatu organisasi. Pertanyaan misi harus
menjawab pertanyaan paling penting, “apakah bisnis kita?”. Pertanyaan misi yang
jelas sangat penting untuk menetapkan tujuan dan merumuskan strategi. Terkadang
juga diistilahkan sebagai pernyataan keyakinan (creed statement), sebuah peryataan
maksud, pernyataan filosofi, pernyataan kepercayaan, pernyataan prinsip – prinsip
bisnis, atau pernyataan yang “menentukan bisnis kita”, pernyataan misi menjelaskan
ingin menjadi apa suatu organisasi dan siapa saja yang coba dilayaninya. Semua
organisasi memiliki alasan kenapa mereka ada, meskipun bila para penyusun strategi
tidak secara sadar mentransformasikan alasan ini ke dalam bentuk tulisan.
Menurut Pierce dan Robinson (2008:31), Misi perusahaan adalah pernyataan
luas dan kekal mengenai niat suatu perusahaan. Misi ini mencakup filosofi dari para
pengambil
keputusan
strategis
perusahaan,
menyatakan
citra
yang
ingin
diproyeksikan oleh perusahaan., mencerminkan konsep diri perusahaan, dan
mengindikasikan bidang produk atau jasa utama perusahaan, serta kebutuhan utama
konsumen yang berusaha untuk dipenuhi oleh perusahaan.
Dapat disimpulkan pula bawah misi adalah alasan mengapa perusahaan itu
didirikan. Misi perusahaan membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Visi dan misi memberikan manajer kesatuan arah yang melebihi
kepentingan pribadi, kepentingan sempit dan semata. Visi dan misi mendatangkan
rasa pengharapan yang sama di antara semua tingkatan dan angkatan karyawan. Visi
20
dan Misi menegaskan nilai dan tujuan yang dapat dipahami dan diterima oleh semua
pihak luar perusahaan. Akhirnya visi dan misi menguatkan komitmen perusahaan
terhadap kegiatan yang bertanggung jawab, yang sejalan dengan kebutuhannya untuk
mempertahankan dan melindungi klaim – klaim penting dari orang – orang
perusahaan, bahkan suatu kelangsungan hidup yang tahan lama, tumbuh dan
menguntungkan perusahaan.
2.2.2.2 Karakterisitik Pernyataan Misi
Menurut Pearce dan Robinsin (2008) menyebutkan pula beberapa pertanyaan
mendasar yang biasanya dijawab dalam sebuah pernyataan misi perusahaan.
Pertanyaan tersebut mencakup :
•
What is this firm in business?
•
What are our economic goal?
•
What is our operating philosophy in term of quality, company image, and
self-concept?
•
What are our core competencies and competitive advantages?
•
What customer do and can we serve?
•
How do we view our responsibilies to stockholders, employees,
communities, environment, social issues, and competitors?
Komponen Pernyataan Misi
Menurut David, Fred R, (2009:102) terdapat sembilan karakteristik yang
harus terangkum dalam suatu misi perusahaan, dan karena misi perusahaan
merupakan bagian dari proses strategic management yang akan dipublikasikan
kepada masyarakat, maka misi perusahaan sebaiknya mencakup kesembilan
komponen pokok tersebut, yang terdiri dari :
•
Customer : secara explisit misi harus menyebutkan siapa yang menjadi
pelanggan bagi produk perusahaan
•
Product or Services : dalam hal ini secara spesifik perusahaan harus
menyebutkan produk atau jasa apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan.
•
Markets : pernyataan ini menjelaskan di pasar mana produk perusahaan
akan bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.
21
•
Technology : pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan
teknologi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
•
Concern for survival, growth, and profitablility : dalam hal ini pernyataan
misi
menunjukkan
secara
jelas
komitmen
perusahaan
terhadap
kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan untuk
menghasilkan laba (Profitabilitas).
•
Philosophy : misi akan menjelaskan kepercayaan (beliefs), nilai (values),
aspirasi, dan prioritas etis dari perusahaan.
•
Self Concept : misi akan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi
unggulan (distinctive competences) dari perusahaan dibandingkan
pesaingnya.
•
Concern for public image : misi akan menunjukan apakah perusahaan
memiliki respons terhadap masalah-masalah sosial, kemasyarakatan
maupun terhadap masalah lingkungan.
•
Concern for employees : dalam hal ini pernyataan misi akan
menunjukkan apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi
perusahaan.
2.2.2.3 Audit Eksternal
Menurut Pierce II dan Robinson (2008:112), Lingkungan Eksternal adalah
faktor – faktor diluar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan
tindakan, struktur organisasi, dan proses internal perusahaan. Sedangkan menurut
David (2009:120), tujuan audit eksternal adalah membuat daftar terbatas mengenai
beberapa berbagai peluang yang menguntungkan perusahaan dan berbagai ancaman
yang harus dihindari. Seperti yang dijelaskan oleh isitialh terbatas, audit eksternal
tidak ditujukan untuk mengembangkan daftar yang sangat panjang tentang semua
faktor
yang
mempengaruhi
suatu
bisnis,
sebaliknya
ia
ditujukan
untuk
mengidentifikasi variable kunci yang menawarkan respons yang dapat dijalankan.
Didalam audit eksternal ada 2 dimensi yaitu peluang dan ancaman. Peluang
merupakan kondisi peluang berkembangnya perusahaan dimasa yang akan datang,
kondisi tersebut merupakan peluang dari organisasi, proyek, atau konsep bisnis.
Ancaman merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
22
mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri. Perusahaan harus
dapat merespon secara agresif atau defensif terhadap faktor – faktor tersebut dengan
memformulasikan strategi mengambil keuntungan dari peluang eksternal untuk
meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial.
Kekuatan – kekuatan eksternal utama dapat dibagi menjadi 5 kategori besar:
•
Kekuatan Ekonomi.
•
Kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan.
•
Kekuatan politik, pemerintahan, dan Hukum.
•
Kekuatan teknologi.
•
Kekuatan kompetitif
Lima Strategi Bersaing Porter
Lima kekuatan porter adalah kerangka untuk menganalisis industri dan
pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter pada 1979.
Menggunakan konsep-konsep pengembangan, organisasi industri ekonomi untuk
menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu
daya tarik dari pasar. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut
dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah
kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi
perusahaan.
Menurut Porter, ada 5 kekuatan yang menpengaruhi persaingan dalam suatu
industri: (1) ancaman masuknya pendatang baru, (2) kekuatan tawar menawar
pemasok, (3) kekuatan tawar menawar pembeli, (4) Ancaman produk substitusi, dan
(5) persaingan dalam industri. Untuk menyusun rancangan strategi yang baik dan
agar dapat menduduki posisi yang kompetitif dalam industrinya maka perusahaan
harus dapat meminimumkan dampak kelima kekuatan tersebut.
Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas
persaingan dan kemampulabaan dalam industri. Kekuatan persaingan akan menjadi
dasar bagi penyusun strategi dalam perumusan strategi perusahaan yang tujuannya
adalah agar perusahaan mendapatkan posisi dalam industri yang membuat mereka
survive. Berikut akan dibahas masing-masing kekuatan persaingan diatas.
23
1.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Adanya Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut bagian pasar (market share), dan seringkali sumberdaya
yang cukup besar. Hal ini mengakibatkan harga dapat turun atau biaya membengkak
yang
akhirnya
mengurangi
kemampulabaan.
Perusahaan
yang
melakukan
diversifikasi melalui akuisisi kedalam industri dari pasar lain seringkali
memanfaatkan sumber daya mereka untuk dapat berkembang.
Besar ancaman masuknya pendatang baru tergantung pada hambatan masuk
yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang ada menurut perkiraan calon
pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi dan calon pendatang baru
memperkirakan akan menghadapi perlawanan keras dari peserta persaingan yang
sudah ada, pendatang baru ini jelas tidak merupakan ancaman yang serius. Ada enam
sumber utama hambatan masuk (Porter, 1980:7-13):
•
Loyalitas pelanggan
Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap produk akan terus menggunakan
produk dari industri. Sehingga apabila pelanggan loyal untuk menggunakan
produk tertentu maka akan menciptakan penghalang untuk masuknya
pendatang baru.
•
Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk artinya perusahaan mempunyai identitas merek dan
kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh iklan, pelayanan pelanggan,
perbedaan produk, atau karena sekedar perusahaan pertama yang memasuki
industri. Diferensiasi menciptakan penghalang untuk masuk ke suatu industri
dengan membuat pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk
mendapatkan pelanggan yang ada.
•
Biaya Investasi
Kebutuhan investasi yang besar menciptakan penghalang untuk masuk ke
suatu industri , terutama jika modal tersebut diperlukan untuk biaya
periklanan, kegiatan penelitian dan pengembangan.
•
Biaya Beralih Pemasok (Switching Cost)
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan pendatang baru untuk beralih dari
suatu pemasok ke pemasok yang lain akan menciptakan penghalang untuk
masuk.
24
•
Akses ke saluran distribusi
Mendapatkan jalur distribusi pelanggan dan jalur pemasok yang tepat adalah
tantangan bagi setiap pendatang baru. Terutama apabila pesaing telah terikat
dengan jalur distribusi yang ada, sehingga terkadang pendatang baru harus
menciptakan jalur distribusi yang benar-benar baru.
•
Kebijakan pemerintah
Kebijakan-kebijakan pemerintah bisa merupakan salah satu hambatan untuk
masuk.
Misalnya
peraturan-peraturan
seperti
persyaratan
perizinan,
besarnyaBHP yang harus dibayarkan dalam penyelanggaraan jaringan dan
lain-lain.
2.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para
anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang
atau jasa yang dijualnya. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan
kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan biaya
dengan menaikkan harganya sendiri. Kondisi yang membuat pemasok kuat
cendrung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli kuat. Kelompok
pemasok dikatakan kuat jika terdapat hal-hal berikut:
•
Pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terpusat pada
industri dimana mereka menjual. Pemasok yang menjual pada pembeli yang
terfragmentasi biasanya akan dapat mempengaruhi harga, kualitas, serta
syarat-syarat penjualan.
•
Tidak terdapat produk pengganti lain yang dijual pada suatu industri.
•
Industri bukan satu-satunya tempat pemasok mejual produknya. Apabila
suatu industri bukan merupakan pelanggan utama dari suatu pemasok maka
kecenderungan pemasok dapat memaksakan kekuatannya pada industri
tersebut.
•
Produk pemasok sangat penting demi keberhasilan proses pembuatan atau
kualitas dari produk yang dihasilkan pembeli.
•
Switching cost yang dibutuhkan untuk beralih ke produk pemasok tidak besar.
•
Kelompok pemasok melakukan integrasi maju pada suatu industri.
25
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun,
tawar-menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih
baik, serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok
pembeli yang penting dalam industri tergantung pada sejumlah karakteristik
situasi pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang
bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
(Thompson dan Strickland, 2004)
Pembeli atau pelanggan dapat juga bersaing dalam industri dengan
cara menekan harga, menuntut kualitas yang lebih baik/tinggi atau layanan
yang lebih memuaskan serta dapat berperan sebagai pesaing satu sama lain,
yang mana semua ini dapat menurunkan laba industri. Pembeli membeli daya
tawar yang kuat apabila memenuhi beberapa hal sebagai berikut:
• Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar. Jika sebagian
besar hasil penjualan merupakan pembelian dari suatu pembeli tertentu. Hal
ini akan mempertinggi posisi pembeli tersebut dalam industri.
• Produk yang dibeli merupakan bagian dari suatu biaya atau pembelian
dengan jumlah yang cukup besar. Sehingga pembeli cenderung mencari
harga yang lebih menguntungkan sehingga akan menggunakan dananya
untuk melakukan pembelian secara selektif.
• Produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Sehingga
pembeli yakin akan menemukan penjual alternatif yang memberikan
penawaran lebih baik.
• Pembeli menghadapi switching cost yang kecil. Hal ini salah satunya dialami
apabila switching cost ditanggung oleh penjual.
• Pembeli mempunyai informasi lengkap mengenai suatu produk. Seperti
informasi tentang permintaan, harga pasar yang aktual, dan bahkan biaya
yang dikeluarkan penjual sehingga posisi tawar menawar menjadi lebih kuat.
4. Ancaman Produk Substitusi
Dengan menetapkan batas harga tertinggi (ceiling price), produk atau
jasa substitusi membatasi potensi suatu industri. Jika industri tidak mampu
meningkatkan kualitas produk atau mendiferensiasikannya, laba dan
26
pertumbuhan industri dapat terancam. Makin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri.
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan industri-industri
yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial
dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh
perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh
produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang
perlu mendapat perhatian besar adalah produk- produk yang (1) memiliki tren
membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industri tersebut (2)
diproduksi oleh industri yang memperoleh laba tinggi. Produk pengganti seringkali
timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri
mereka dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
Adanya produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial
yang akan didapat dari suatu industri.
•
Produk pengganti mudah didapatkan. Apabila produk pengganti
mudah didapatkan dipasaran maka akan meningkatkan ancaman untuk
masuknya produk atau jasa pengganti.
•
Makin menarik harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin
ketat pembatasan laba dari suatu industri. Produk pengganti yang
perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk yang mempunyai
kecenderungan memiliki harga atau kualitas yang lebih baik daripada
produk industri atau dihasilkan oleh industri berlaba tinggi.
5. Persaingan di antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan terbesar dalam lima
kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil
jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi yang
dijalankan perusahaan pesaing. Perubahaan strategi oleh satu perusahaan mungkin
akan mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan
kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan
meningkatkan iklan.
Persaingan di kalangan anggota industri terjadi karena mereka berebut posisi
dengan menggunakan taktik seperti, persaingan harga, introduksi produk, dan perang
iklan. Intensitas persaingan akan tinggi apabila:
27
•
Jumlah pesaing yang seimbang. Banyaknya pemain dengan kekuatan masingmasing tentu saja akan meningkatkan intensitas persaingan dalam kompetisi.
•
Pertumbuhan industri yang lamban, akan mengubah persaingan menjadi
ajang perebutan pangsa pasar untuk perusahaan-perusahaan yang ingin
melakukan ekspansi.
•
Pesaing yang beragam. Pesaing mempunyai strategi beragam, asal-usul,
karakteristik serta tujuan dan strategi bersaing yang berlainan.
•
Kurangnya diferensiasi produk. Ketika suatu produk atau jasa dipandang
sebagai komoditas, maka pilihan oleh pembeli banyak didasarkan atas harga
dan pelayanan yang tajam dapat terjadi,.
•
Biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang berat terhadap semua
perusahaan untuk mengisi semua kapasitas yang sering kali menyebabkan
penurunan harga yang cepat pada saat terjadi kapasitas berlebih.
2.2.2.4 Audit Internal
Menurut David (2009:176), Audit internal merupakan upaya mengidentifikasi
dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam area fungsional
bisnis, termasuk manajemen, pemasarang, keuangan, produksi/operasi, penelitian
dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Kekuatan merupakan kondisi
kekuatan yang terdapat didalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis. Kekuatan
yang dianalisis merupakan kekuatan yang memiliki potensi dalam mendukung
organisasi, sedangkan kelemahan merupakan kondisi kelemahan yang dimiliki
organisasi, proyek, atau bisnis itu sendiri. Kelemahan akan mempengaruhi kinerja
perusahaan kedepannya. Semua organisasi memeliki kekuatan dan kelemahan dalam
area fungsional bisnis. Tidak ada bisnis yang sama kuatnya atau sama lemahnya di
semua area. Pada intinya, mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan
kelamahan organisasi dalam area fungsional suatu bisnis adalah aktivitas manajemen
yang sangat penting. Organiasi berusaha untuk menumbuhkan kekuatan internal
untuk mengimbangi eksternal sehingga memiliki keunggulan dan mengurangi
kelemahan.
Beradasarkan David (2009:177) kekuatan internal dapat dibagi menjadi enam
katagori yaitu:
28
•
Kekuatan Manajemen.
•
Kekuatan Pemasaran.
•
Kekuatan Keuangan/Akutansi.
•
Kekuatan Produk/Operasi
•
Kekuatan Penelitian dan Pengembangan.
•
Kekuatan Sistem Informasi Manajemen.
A Resources – Based Approach To Organizational Analysis
Menurut Thomas L. Wheelen & J David ( 2011) Mengamati dan menganalisa
lingkungan eksternal untuk menemukan peluang dan ancaman tidaklah cukup
menyediakan keunggulan kompetitif didalam organisasi. Penganalisa juga harus
mengamati perusahaan itu sendiri, dengan menganalisa faktor-faktor internal
perusahaan yang mempengaruhi keputusan strategi.
Kekuatan penting dan kelemahan cenderung menentukan apakah suatu
perusahaan akan dapat mengambil keuntungan dari peluang sambil menghindari
ancaman. Scanning internal, sering kami sebut sebagai analisis organisasi,
bersangkutan dengan identifikasi dan pengembangan sumber daya organisasi dan
kompetensi.
Core and Distinctive competencies
Sumber daya adalah aset organisasi dan dengan demikian bangunan dasar
dari organisasi. Kemampuan merujuk kepada kemampuan perusahaan untuk
mengeksploitasi sumber daya itu. Terdiri dari proses bisnis dan rutinitas yang
mengelola interaksi antara sumber daya untuk mengubah input menjadi output.
Sebuah kompetensi adalah integrasi lintas-fungsional dan kerja sama yang
terpadu dari kemampuan. Sebuah kompetensi inti adalah kumpulan kompetensi
yang melintasi batas-batas divisi, tersebar luas di dalam perusahaan , dan sesuatu
yang perusahaan dapat lakukan jauh lebih baik. Dengan demikian pengembangan
produk baru merupakan kompetensi inti jika melampaui satu divisi. Ketika
kompetensi inti yang unggul daripada kompetisi, mereka disebut kompetensi
khusus.
29
Barney, dalam rangka Vrio nya analisis, mengusulkan empat pertanyaan
untuk mengevaluasi kompetensi suatu perusahaan:
1. Nilai: Apakah itu memberikan nilai pelanggan dan keunggulan kompetitif?
2. Langka:Apakah pesaing lain memilikinya?
3. Imitability:Apakah mahal bagi orang lain untuk meniru?
4. Organisasi: Apakah perusahaan disusun untuk mengeksploitasi sumber daya?
Jika jawaban untuk setiap pertanyaan ini adalah "ya" untuk kompetensi
tertentu, itu dianggap sebagai kekuatan dan dengan demikian kompetensi khusus.
Hal ini penting untuk mengevaluasi pentingnya sumber daya perusahaan,
kemampuan, dan kompetensi untuk memastikan apakah mereka adalah faktor-faktor
strategis internal yang, kekuatan dan kelemahan yang akan membantu menentukan
masa depan perusahaan . Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran
faktor-faktor ini dengan langkah-langkah (1) kinerja masa lalu perusahaan, (2)
pesaing
utama
perusahaan,
dan
(3)
industri
secara
keseluruhan.
Untuk
memperpanjang bahwa sumber daya (seperti perusahaan situasi tunai), kemampuan,
atau kompetensi secara signifikan berbeda dari masa lalu perusahaan sendiri, pesaing
utamanya, atau rata-rata industri, sumber daya yang mungkin menjadi faktor strategis
dan harus dipertimbangkan dalam keputusan strategis.
Using Resources to Gain Competitive Advantage
Agar tercapainya keunggulan kompetitif perusahaan yang berkelanjutan
terutama ditentukan oleh dukungan sumber daya nya, Grant mengusulkan lima
langkah, pendekatan berbasis sumber daya analisis strategi:
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumber daya perusahaan dalam hal
kekuatan dan kelemahan.
2.
Menggabungkan kekuatan perusahaan dalam kemampuan khusus dan
kompetensi inti.
3.
Menilai bahwa potensi keuntungan dari kemampuan dan kompetensi dalam
hal potensi mereka untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan
kemampuan untuk memanen keuntungan yang disebabkan dari penggunaan
mereka. Apakah ada kompetensi khusus?
4.
Pilih strategi yang paling baik dalam penyerapan kemampuan perusahaan
dan kompetensi relatif terhadap peluang eksternal.
30
5.
Mengidentifikasi kesenjangan sumber daya dan berinvestasi dalam
meningkatkan kelemahan
Di mana kompetensi ini berasal? Sebuah perusahaan dapat memperoleh Kompetensi
khusus dalam empat cara:
1. Mungkin sumbangan aset, seperti paten kunci, berasal dari pendirian
perusahaan. Sebagai contoh, Xerox tumbuh atas dasar paten menyalinnya.
2. Ini dapat diperoleh dari orang lain. Misalnya, whirlpool membeli sistem
distribusi di seluruh dunia ketika dibeli divisi alat Philip.
3. Ini dapat dipergunakan bersama dengan unit bisnis lain atau mitra aliansi.
Sebagai contoh, Apple komputer bekerja dengan sebuah perusahaan desain
untuk membuat daya tarik khusus nya Apple II dan Mac Komputer.
4. Ini mungkin dibangun dan akumulasi dari waktu ke waktu dalam perusahaan.
Sebagai contoh, Honda hati-hati diperpanjang keahlian di bidang manufaktur
motor kecil dari sepeda motor ke mobil dan mesin pemotong rumput.
Keinginan untuk membangun atau meng-upgrade kompetensi inti adalah
salah satu alasan perusahaan yang berkembang pesat dan sering cenderung untuk
mencari lokasi dekat dengan pesaing mereka. Menjadi dekat dengan pesaing
seseorang membuatnya lebih mudah untuk mengukur dan membandingkan
KINERJA terhadap saingan.
Determining The Sustainability of an Advantage
Dua karakteristik menentukan keberlanjutan kompetensi perusahaan berbeda:
Durability dan Imitability.
•
Durability adalah tingkat di mana sumber daya perusahaan yang mendasari,
kemampuan, dan kompetensi inti terdepresiasi atau menjadi usang.
•
Imitability adalah tingkat di mana sumber daya sebuah perusahaan yang
mendasari, kemampuan, atau kompetensi inti dapat ditiru oleh orang lain.
Sebuah kompetensi inti dapat dengan mudah ditiru sejauh bahwa itu adalah
transparan, dipindahtangankan, dan dapat diulang.
Hal ini relatif mudah untuk belajar dan meniru kompetensi inti perusahaan lain
atau kemampuan jika datang dari explicit knowledge - yaitu, pengetahuan yang dapat
dengan mudah diartikulasikan dan dikomunikasikan. Ini adalah jenis pengetahuan
31
bahwa kegiatan intelijen kompetitif dapat dengan cepat mengidentifikasi dan
berkomunikasi.
Tacit
knowledge,
sebaliknya,
adalah
pengetahuan
yang
tidak
mudah
dikomunikasikan karena berakar dalam pengalaman karyawan atau di perusahaan
kebudayaan.
2.2.2.5 Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Menurut Pierce II da Robinson (2008:250) Tujuan jangka panjang kerja
merupakan pernyataan dari hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam periode
tertentu, yang umumnya adalah tiga sampai lima tahun.
Menurut David (2009:244-245) Tujuan jangka panjang mempresentasikan
hasil–hasil yang di harapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi
mempresentasikan berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Kerangka untuk waktu bagi tujuan dan strategi harus konsisten,
biasanya berkisar antara dua sampai lima tahun. Tujuan harus kuantitatif, dapat
diukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, hierarkis, mungkin untuk dicapai, dan
kongruen antara unit organisasional. Tiap – tiap tujuan juga harus terkait dengan
garis waktu. Tujuan jangka panjang diperlukan di tingkat perusahaan, divisional, dan
fungsional dari suatu organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa, tujuan jangka panjang adalah suatu target di masa
depan dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Atau dapat didefinisikan sebagai
hasil yang spesifik yang ingin dicapai suatu organisasi untuk menjalankan misi
dasarnya. Seluruh organisasi pasti membutuhkan tujuan jangka panjang, karena
tanpanya sebuah organisasi akan terombang – ambing tanpa memiliki arah yang
jelas.
2.2.3 Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif
Analisis dan plihan strategi mencoba untuk menentukan alternatif tindakan
dapat memungkinkan perusahaan mencapai misi dan tujuannya dengan cara terbaik.
Menurut David (2009:324) Teknik perumusan strategi yang penting dapat di
integrasikan ke dalam beberapa kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap:
32
•
Tahap 1 kerangka kerja perumusan-strategi terdiri atas Matriks Evaluasi
Faktor Eksternal (External Factor Evaluation – EFE), Matriks Evaluasi
Faktor Internal (Internal Factor Evaluation – IFE), dam Matriks Profil
Kompetitif (Competitive Profile Matrix – CPM). Tahap ini disebut Tahap
Input. Tahap ini meringkus informasi dasar yang dibutuhkan untuk
merumuskan strategi.
•
Tahap 2, disebut Tahap Pencocokan, berfokus pada menciptakan
alternatif strategi yang layak dengan memperhatikan faktor internal dan
eksternal utama. Teknik tahap 2 mencakup Matriks KekuatanKelemahan-Peluang-Ancaman (Strength-Weakness-Opportunity-Threats
–SWOT), Matrik Evaluasi Tindakan dan Posisi Strategi (Strategic
Position and Action Evaluation – SPACE), Matriks Boston Consulting
Grup (BCG), Matriks Internal – Eksternal (Internal-Eksternal – IE), dan
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix).
•
Tahap 3, disebut Tahap Keputusan, melibatkan satu teknik saja, yaitu
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning
Matrix – QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari tahap 1 untuk
secara obyektif mengevaluasi strategi – strategi alternatif yang
diidentifikasikan dalam tahap 2. QSPM menunjukkan daya tarik relatif
berbagai strategi alternatif dan dengan demikian, memberi landasan
objektif bagi pemilihan strategi alternatif.
2.2.4 Tingkatan strategi
Menurut Wheelen dan David (2011) dalam buku Management and Business
Policy 13th edition, tingkatan strategi terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
1. Strategi korporasi
Merupakan strategi yang mencerminkan seluruh perusahaan, dengan
tujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan
dan manjemen berbagai lini bisnis dan lini produk.
2. Strategi Unit Bisnis
Merupakan strategi yang terjadi pada tingkat poduk atau unit bisnis yang
menekankan pada perbaikan posisi bersaing produk atau jasa pada
spesifik industri dan segmen pasar tertentu.
33
3. Strategi Fungsional
Merupakan strategi yang terjadi di level fungsional seperti, operasional,,
pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, riset dan pengembangan.
Dimana strategi ini akan meningkatkan area fungsional perusahaan
sehingga mendapat keunggulan bersaing. Strategi ini harus mengacu pada
strategi bisnis dan strategi korporasi.
2.2.5 Strategi-Strategi Alternatif
Tabel 2.2 Strategi-Strategi Alternatif
Strategi
Integrasi ke Depan
Definisi
Contoh di Tahin 2007
Memperoleh kepemilikan Southwest Airlines mulai
atau kendali yang lebih menjual
tiket
melalui
besar atas distributor atau Galileo
peritel
Integrasi ke Belakang
Mengupayakan
Hilton
Hotel
kepemilikan atau kendali sebuah
yang
Integrasi Horizontal
lebih
besar
membeli
perusahaan
atas manufaktur furnitur yang
pemasok perusahaan
besar
Mengupayakan
Huntington
Bancshares
Kepemilikan atau kendali dan Sky Financial Group
yang
lebih
besar
atas di Ohio merger
pesaing
Penetrasi Pasar
Mencari
Pangsa
Pasar McDonald’s
yang lebih besar untuk menghabiskan jutaan dolar
produk atau jasa saat ini di untuk promosi “Shrek the
pasar yang ada sekarang Third”
yang
melalui upaya – upaya meyakinkan
pemasaran yang lebih baik
bahwa
bertujuan
konsumen
McDonald’s
menawarkan produk yang
sehat
Pengembangan Pasar
Memperkenalkan
produk Burger
atau
ini
jasa
saat
ke restoran
King
membuka
pertamanya
di
34
Pengembangan Produk
wilayah geografis baru
Jepang
Mengupayakan
Google
peningkatan
memperkenalkan
penjualan “Google Present” untuk
melalui perbaikan produk bersaing
dengan
atau jasa saat ini atau PowerPoint Microsoft
pengembangan
produk
atau jasa baru
Diversifikasi Terkait
Menambah produk atau MGM Mirage membuka
jasa baru namun masi hotel mewah nonkasino
berkaitan
Penciutan
pertamanya
Pengelompokan
ulang Discovery
(regrouping)
melalui menutup
pengurangan
aset
biaya
untuk
penjualan
Channel
103
tokonya
dan yang berada dalam mal
membalik dan yang berdiri sendiri
dan
laba untuk berfokus di internet
menurun
dan
merumahkan
25%
angkatan kerjanya
Divestasi
Penjualan suatu divisi atau Whirlpool menjual bisnis
bagian
dari
sebuah pemeliharaan
organisasi
Hoover-nya
lantai
yang
bermasalah ke Techtronic
Industries
Sumber : David, Fred R. Manajemen Strategis, (2011)
Download