ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW PADA MATERI TEORI KINETIK GAS DI KELAS XI IPA SMA XAVERIUS 2 JAMBI OLEH RIKA RAHMADANI PUTRI A1C310010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2014 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW PADA MATERI TEORI KINETIK GAS DI KELAS XI IPA SMA XAVERIUS 2 JAMBI Oleh : 1. Rika Rahmadani Putri 2. Drs. Maison, M.Si, Ph.D. 3. Nehru, S.Si, M.T ABSTRAK Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quick On The Draw. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan rendahnya hasil belajar fisika siswa di kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika di kelas XI IPA, penyebab rendahnya hasil belajar adalah siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang memahami konsep dan siswa belum mampu belajar mandiri. Strategi yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran selama ini belum mampu meningkatkan keaktifan siswa. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan upaya dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw. Strategi pembelajaran ini dapat mendorong kerja sama dalam kelompok dan melatih kecepatan. Dalam hal ini siswa ditantang untuk dapat bekerja sama dalam masing-masing kelompok menyelesaikan beberapa set pertanyaan. Kelompok pertama yang dapat menyelesaikan pertanyaan dianggap menang. Tantangan yang diberikan dapat menciptakan kompetisi yang bersahabat dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa di kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran melalui lembar observasi dan data kuantitatif yang diperoleh melalui ulangan formatif pada setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Peningkatan aktivitas siswa terlihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I 59,68 % meningkat pada siklus II menjadi 72,5 % dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,72 %. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I 74,26 dengan 1 jumlah siswa yang berhasil sebanyak 21 orang (61,76%) meningkat pada siklus II menjadi 77,81 dengan jumlah siswa yang berhasil 25 orang (75,76%), kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 79,64 dengan jumlah siswa yang berhasil 33 orang (100%) I. PENDAHULUAN Mata pelajaran fisika mempunyai peranan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa sejak sekolah dasar yang dikenal dengan pelajaran IPA hingga keperguruan tinggi. Akan tetapi, pada kenyataannya pelajaran fisika kurang diminati siswa pada umumnya, karena dianggap sulit dan membosankan. Sehingga proses pembelajaran fisika tidak berjalan seperti yang diharapkan dan hasil belajar fisika siswa tidak maksimal. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru fisika kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran fisika, siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan dalam memahami konsep. Pada kegiatan pembelajaran siswa belum mampu belajar mandiri dan masih menunggu penjelasan dari guru. Hal ini berdampak negatif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar fisika kelas XI IPA pada ujian mid semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 belum memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai fisika yang hanya 65,14. Nilai ini masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 68. Selama ini proses pembelajaran yang berlangsung di SMA Xaverius 2 Jambi cenderung terpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pelajaran, memberikan contoh soal, siswa mencatat, mengerjakan latihan dan diakhir pelajaran diberikan pekerjaan rumah. Guru kurang memotivasi siwa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan rendahnya aktivitas belajar siswa dan membuat siswa jenuh karena sistem belajarnya selalu sama. Jika siswa jenuh dalam kegiatan pembelajaran, maka hasil belajarnya pun tidak maksimal. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar fisika siswa yaitu strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw. Menurut Ginnis (2008) strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dan kecepatan. Didalamnya terdapat pacuan antar kelompok yang tidak begitu rumit. Tujuannya adalah menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan satu set pertanyaan. Tantangan yang diberikan dalam strategi pembelajaran ini akan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar fisika siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quick On The Draw Pada Materi Teori Kinetik Gas Di Kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi”. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Komalasari (2010) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka 2 waktu yang lama dan perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui pengalaman dari interaksi dengan lingkungannya. Jadi secara umum belajar dapat diartikan sebagai perubahan pada diri seseorang yang diperoleh dari pengalaman bukan karena perkembangan tubuh atau karakteristik seseorang sejak lahir. 2.2 Pengertian Pembelajaran Menurut Trianto (2009) pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi yang berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran adalah usaha seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pada proses pembelajaran terjadi interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.3 Teori Pembelajaran Kognitif Muchith (2008) menyatakan bahwa Teori pembelajaran kognitif lebih menekankan pada proses atau upaya untuk meningkatkan kemampuan rasional yang dimiliki. Teori kognitif ini memiliki pandangan bahwa belajar atau pembelajaran adalah suatu proses yang lebih menitikberatkan pada kemampuan membangun ingatan, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitas lainnya. Oleh sebab itu, belajar juga dapat dikatakan bagian dari kegiatan yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dan komprehensif. 2.4 Aktivitas Belajar Yamin (2007) menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa harus mengarah pada peningkatan aktivitas siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa akan tetapi guru juga harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar. Bentuk pembelajaran itu dapat berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah dan sebagainya. Paul dalam Hamalik (2010) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan suaran radio. Kegiatan-kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. Kegitan-kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, digram, peta, pola. Kegiatan-kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun. Kegiatan-kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan. Kegiatan-kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. 3 2.5 Hasil Belajar Menurut purwanto (2010) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini, hasil belajar yang diteliti oleh penulis hanya pada aspek kognitif. Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson & Krathwohl (2010) memiliki tingkatan, yakni: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 2.6 Strategi Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. siswa yang belajar secara aktif, dapat mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar aktif ini siswa diajak untuk berpatisipasi dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan meraskan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga belajar dapat dimaksimalkan (Zaini dkk, 2008) 2.7 Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quick On The Draw Menurut Ginnis (2008) strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw merupakan suatu strategi pembelajaran yang mendorong kerja sama kelompok dan kecepatan. Didalamnya terdapat pacuan antar kelompok yang tidak begitu rumit. Tujuannya adalah menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan satu set pertanyaan. Ginnis (2008) mengemukakan langkah-langkah strategi pembelajaran Quick On The Draw sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan beberapa set pertanyaan mengenai topik yang sedang dibahas. Tiap set pertanyaan ditulis pada kartu yang memiliki warna berbeda. Pertanyaan tersebut diletakkan di meja guru. Kartu yang bernomor urut 1 diletakkan di atas. 2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang bervariasi dan diberi warna sesuai dengan warna kartu yang ada di meja guru. 3. Guru memberikan bahan ajar yang terdiri dari jawaban untuk semua pertanyaan pada setiap siswa. 4. Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru, mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok. 5. Dengan menggunakan bahan ajar, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah. 6. Jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban akurat dan lengkap. Pertanyaan kedua dari tumpukan warna kelompok mereka diambil dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian. 7. Saat satu siswa sedang “berlari” lainnya memindai sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien. 8. Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan “menang” 4 9. III. Guru kemudian membahas semua pertanyaan dan menjelaskan materi. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada tiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas. Menurut Arikunto (2012) secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1. Perencanaan atau persiapan tindakan (Planning) Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran, mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran, membuat lembar observasi aktivitas siswa, membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan merancang alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban 2. Pelaksanaan tindakan (Acting) Dalam pelaksanaan tindakan ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan pada persiapan tindakan. 3. Observasi (pengamatan) dan evaluasi Pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan lembar observasi yang berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran sementara evaluasi dilaksanakan setelah proses kegiatan belajar mengajar pada setiap akhir siklus dengan memberikan tes akhir. 4. Analisis dan refleksi (Reflecting) Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan dan penilaian pada masing-masing siklus. Dari hasil analisis dan refleksi akan diketahui apakah tindakan yang dilakukan dapat memecahkan permasalahan yang ada. Jika permasalahan tersebut belum terselesaikan maka akan diadakan perbaikan (revisi) pada siklus berikutnya. 3.1.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). 3.1.2 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. 3.1.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi. Dengan jumlah siswa 35 orang siswa. 3.2 Instrumen Penelitian 3.2.1 Lembar Observasi a. Lembar observasi siswa Lembar observasi siswa digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. b. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran 5 Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran ini digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran Quick On The Draw pada proses pembelajaran. 3.2.2 Test Data hasil belajar siswa diambil melalui tes hasil belajar yang dilaksanakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. a. Validitas Validitas tes adalah tingkat ketepatan soal atau tes. Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Untuk mengukur validitas isi, butir-butir soal disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan di SMA. b. Tingkat Kesukaran Menghitung tingkat kesukaran tes adalah mengukur seberapa besar kesukaran butirbutir tes. Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), yaitu: π= π΅ (3.1) π½π Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto (2013) mengklasifikasikan indeks kesukaran soal pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Nilai Indeks Kesukaran P (Tingkat Kesukaran) 0,00 < P ≤ 0,30 0,30 < P ≤ 0,70 0,70 < P ≤ 1,00 Keterangan Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah c. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), sebagai berikut: π·= π΅π΄ π½π΄ − π΅π΅ π½π΅ (3.2) Keterangan: D = Daya pembeda BA = Banyak peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar BB = Banyak peserta kelompok bawah menjawab soal dengan benar JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah 6 Arikunto (2013) mengklasifikasi indeks daya pembeda suatu soal pada tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Nilai Daya Beda D (Daya Beda) 0,00 < D ≤ 0,20 0,20 < D ≤ 0,40 0,40 < D ≤ 0,70 0,70 < D ≤ 1,00 Keterangan Jelek Cukup Baik Baik Sekali d. Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya dan bertujuan untuk melihat apakah soal yang diberikan tersebut dapat memberikan skor yang sama setiap digunakan. Arikunto (2013) mengemukakan bahwa, untuk menentukan reliabilitas suatu soal yang berbentuk objektif maka dapat digunakan rumus Kuder Richardson (KR-21) dibawah ini: ο© n οΉ ο© M ο¨n ο M ο©οΉ r11 ο½ οͺ οΊ οͺ1 ο nS 2 οΊ ο« n ο 1ο» οͺο« οΊο» t Dengan: M ο½ οX N St ο½ (3.3) (3.4) οX 2 ο 2 ο¨οX ο© N N (3.5) Keterangan: r11 = Reliabilitas n = Banyaknya butir soal M = Skor rata-rata St2 = Varian total X = Jumlah skor yang dijawab seluruh siswa yang benar N = Jumlah peserta tes Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dengan perincian korelasi seperti pada tabel 3.3 berikut: 7 Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas Nilai r 0,00 < r11 ≤ 0,20 0,20 < r11 ≤ 0,40 0,40 < r11 ≤ 0,60 0,60 < r11 ≤ 0,80 0,80 < r11 ≤ 1,00 Keterangan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Data Kualitatif yaitu data tentang aktivitas siwa dan pelaksanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 2. Data Kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setiap akhir siklus. 3.3.2 Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran selama pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat tes yang berupa tes objektif yang dilaksanakan di setiap akhir siklus pembelajaran. 3.4 Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian digunakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut: 3.4.1 Data Kuantitatif Data kuantitatif yang digunakan untuk mengamati penilaian hasil belajar siswa pada masing-masing siklus digunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2008), dengan menggunakan persamaan berikut: π π = (π − π −1) π₯ ππ‘ (3.6) Keterangan: S = Skor R = Jumlah jawaban yang benar W = Jumlah jawaban yang salah Wt = Bobot n = Jumlah option 8 Nilai rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Sudjana (1992), sebagai berikut: ππ π₯= (3.7) π Keterangan: π₯ = Nilai rata-rata ππ = Jumlah nilai ulangan siswa N = Jumlah siswa keseluruhan Untuk menghitung persentase tingkat keberhasilan belajar digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2013) sebagai berikut: πππππ = π πππ ππππ‘π β π πππ ππππ πππ’π π₯ 100% (3.8) 3.4.2 Data Kualitatif Data kualitatif yang digunakan untuk mengamati aktivitas siwa selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis kualitatif untuk data hasil observasi mengenai keaktifan belajar siswa dihitung dengan rumus: π΄= ππ π π₯ 100% (3.9) Keterangan: A = Aktivitas siswa ππ = Jumlah siswa yang aktif N = Jumlah siswa keseluruhan Dimana perhitungan penilaiannya sebgai berikut: 0-20 = Tidak Aktif 21-40 = Kurang Aktif 41-60 = Cukup Aktif 61-80 = Aktif 81-100 = Sangat Aktif 9 Angka rata-rata aktivitas yang diperoleh kemudian di cocokkan dengan kategori. Angka-angka tersebut dapat dijadikan tolak ukur yang dapat menunjukkan kualitas aktivitas siwa selama proses pembelajaran berlangsung. 3.5 Indikator Kinerja Menurut Kunandar (2008), penelitian tindakan dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Suatu kelas dikatakan berhasil dalam belajar apabila 80% siswa di kelas tersebut mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. 2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Jika kriteria tersebut terpenuhi, maka penerapan strategi pembelajara aktif tipe Quick On The Draw dalam memahami materi pelajaran khususnya pada teori kinetik gas dapat dijadikan upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Rincian mengenai peningkatan aktivitas siswa yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Tiap Siklus Siklus Rata-rata % Aktivitas Siswa I 59,68 % II 72,5 % III 82,72 % Tabel di atas menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa pada tiap siklus mengalami peningkatan. Rata – rata persentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu 59,68% meiningkat menjadi 72,5 persen pada siklus II dan kemudian menjadi 82,72 % pada siklus III. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan aktivitas siswa. Adapun rincian mengenai penigkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa No Variabel Yang Diamati Jumlah Siklus I Siklus II Siklus III 74,26 77,81 79,64 1. Nilai rata-rata 2. Banyaknya siswa yang telah berhasil dalam belajar 21 orang 25 orang 33 orang 3. Banyaknya siswa yang belum berhasil 13 orang 8 orang 0 10 Dari tabel diatas dapat terlihat adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran tipe Quick On The Draw pada pokok bahasan teori kinetik gas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw pada pokok bahasan teori kinetik gas di kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa setiap siklusnya. Rata-rata % aktivitas siswa pada siklus I adalah 59,68%, meningkat pada siklus II menjadi 72,5 % dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,72 %. 2. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw pada pokok bahasan teori kinetik gas di kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang didapat oleh siswa pada setiap siklusnya, yaitu : 74,26 pada siklus I, 77,81 pada siklus II dan 79,64 pada siklus III. 5.2 Saran 1. Diharapkan kepada guru fisika supaya dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, terutama pada pokok bahasan teori kinetik gas. 2. Diharapkan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Quick On The Draw dapat dilakukan pada pokok bahasan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT. Indeks Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Rasail Media Group Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press 11 Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy & Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani 12