Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA BAGIAN SERVICE SEPEDA MOTOR PT. YAMAHA MATARAM SAKTI MUARA BUNGO Delila Fitri Harahap Universitas Muara Bungo, Indonesia [email protected] ABSTRACT The study aims to determine the effect review of the level of influence that is significant relationship quality (Quality Relations) on Customer Loyalty On Motorcycle Parts Service PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo. Populations of 4,512 Consumer Research With slovin using the formula, then the sample That amounted used 98 consumers. The sampling technique using purposive sampling method. Based on the findings from the analysis and discussion that the respondent differences Assessment Quality Relationship variables including good Category And variables including Category loyal customer loyalty. Results of simple linear regression analysis is Y = 4,357 + 0,632X + e. Results t-hitung> t-table (8,219> 1,985) and a significant value 0.000 <0.05 then H0 is rejected its means have positive and significant influence Between The relatioship Quality to Customer Loyalty. The Research Can concluded that the significant positive effect relatioship Quality And Customer Loyalty On motorcycle service section In PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo. Based on the calculation results output R2 (R Square) of 0691 Or (69.1%) means that the quality relatioship 69.1% Against influence customer loyalty, while the remaining 30.9% influenced by other variables not examined Posted Or Operation Model Research initials. Keywords: Relationship Quality, Customer Loyalty 1. Pendahuluan Perusahaan dewasa ini harus mampu beroperasi dalam lingkungan bisnis yang berat, adanya kemajuan teknologi, hukum atau kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah secara cepat, diharapkan perusahaan mampu bertahan dan terus bersaing dengan harapan gerak langkah perusahaan sesuai keinginan dan harapan konsumen. Lingkungan bisnis berubah cepat dengan intensitas yang tinggi, perusahaan harus mampu mengidentifikasikan dengan akurat kompetisi yang terjadi di pasar dan bagaimana harus memenangkannya. Perubahan lingkungan yang cepat harus disesuaikan dengan lingkungan strategi. Relationship itu sendiri dapat dikatakan sebuah program dalam mencapai loyalitas, dimana pelanggan diajak untuk membangun suatu hubungan yang lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah sehingga dapat menimbulkan kepercayaan, kepuasan, bahkan sebuah ikatan persahabatan yang pada akhirnya dapat menimbulkan sebuah komitmen antara pelanggan dan perusahaan. Hubungan adalah bisnis, tetapi bisnis dalam relationship jelas berbeda dengan bisnis dalam transaksional yang hanya bertukar fungsional tanpa melibatkan perhatian dan kesetiaan jangka panjang. 62 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Dengan perkiraan bahwa kesetiaan akan diperoleh maka bisnis mempunyai motif yang kuat untuk menjaga hubungan dengan para pelanggannya (Chan, 2003). Hubungan itu harus didasarkan oleh prinsip-prinsip ketulusan dan saling mendukung, bukan hanya sekedar hubungan transaksional yang semu. Relationship yang berkualitas akan menciptakan Loyalitas Pelanggan. Menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam Tjiptono (2000), relationship yang berkualitas atau relationship quality terdiri dari lima elemen, yaitu : kepercayaan, kepuasan, persepsi yang baik, efektivitas komunikasi, dan ikatan sosial atau persahabatan. PT.Yamaha Mataram Sakti Cabang Muara Bungo, merupakan perusahaan dealer sepeda motor yang menjual berbagai tipe merek sepeda motor Yamaha, spare part, dan melayani pelayanan service sepeda motor dan sepeda motor Yamaha memberi pelayanan terbaik kepada pelanggan dan kualitas kerja karyawan dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai untuk membangun suatu hubungan (relationship) yang baik dengan pelanggannya agar tetap dipercaya dan pelanggan merasa terpuaskan terhadap jasa service sepeda motor yang disediakan oleh perusahaan. Tabel 1. Data Penjualan Pada PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo Tahun 2014 No Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Penjualan Sepeda Motor (unit) 84 92 101 92 106 111 127 92 90 84 92 106 Sumber : Data PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo, 2014 Berdasarkan tabel 1 bahwa penjualan sepeda motor Yamaha setiap bulannya berfluktuasi, hal ini dikarenakan kondisi daya beli masyarakat yang masih belum stabil terutama harga jual komoditi karet yang menurun yang merupakan sumber penghasilan pokok masyarakat Kabupaten Bungo. Tetapi secara keseluruhan penjualan sepeda motor pada tahun 2014 di PT. Yamaha Mataram Sakti Cabang Muara Bungo masih tergolong relatif stabil tetapi masih perlu meningkatkan lagi pangsa pasarnya yang salah caranya dengan terus membina hubungan dengan konsumen lama maupun baru. Berdasarkan wawancara awal bahwa jumlah karyawan pada bagian mekanik sebanyak 5 orang (chief mekanik 1 orang dan mekanik 4 oarang), bagian service counter sebanyak 5 orang, dan bagian administrasi sebanyak 2 orang. Dimana mereka sudah melewati program pelatihan dan pengembangan dari perusahaan agar bisa melayani pelanggan secara maksimal, seperti : pelayanan service sepeda motor yang cepat, kualitas hasil service yang memuaskan, kondisi sepeda motor yang bersih setelah di service karena setelah di service sepeda motor langsung dicuci tanpa dikenakan biaya untuk mencuci sepeda motornya. 63 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Tabel 2. Data jumlah pelanggan bagian service sepeda motor PT. Yamah Mataram Sakti Muara Bungo Tahun 2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total Sumber : PT. Yamaha Mataram Sakti Jumlah Pelanggan 298 356 362 348 379 383 457 374 392 398 423 342 4.512 Muara Bungo, 2015 Pelanggan yang telah menggunakan fasilitas service sepeda motor PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo berfluktuasi setiap bulannya namun pada bulan juli terjadi peningkatan pengguna service sebanyak 457 sehingga jumlah pelanggan yang menggunakan service pada tahun 2014 sebanyak 4.512 pelanggan. Berdasarkan wawancara dan pengamatan penulis pada beberapa pelanggan yang menggunakan service sepeda motor pada PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo, diduga karyawan PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo, masih belum maksimal dalam menjalin hubungan komunikasi dengan pelanggan, memberi informasi terhadap produk atau jasa yang dibutuhkan pelanggan baik secara lisan maupun lewat telepon, promosi lewat media masa, dan juga keramahan karyawannya. 2. Tinjauan Literatur 2.1 Relationship Quality (Kualitas Hubungan) Menurut Smith dalam Soetomo (2002) relationship quality merupakan sebuah konsep yang terdiri dari berbagai pengaruh positif yang ditimbulkan oleh suatu hubungan, yang mencerminkan keseluruhan hubungan dan luasnya hubungan kepada pihak yang dipenuhi kebutuhan dan harapannya. Membangun relationship dengan pelanggan sering kali membawa keberhasilan, tetapi tidak selalu merupakan suatu strategi terbaik. Kesuksesan dalam relationship itu sendiri dipengaruhi oleh lima elemen, yaitu : kepercayaan, kepuasan, persepsi yang baik, efektivitas komunikasi, dan ikatan sosial atau persahabatan (Lovelock,Patterson & Walker dalam Tjiptono, 2000). 1. Kepercayaan Kepercayaan secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan suatu relationship. Tanpa adanya kepercayaan, suatu relationship tidak akan bertahan dalam jangka panjang. Kepercayaan didefenisikan sebagai keinginan untuk menggantungkan diri pada mitra pertukaran yang dipercayai. 64 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 2. Kepuasan Perilaku setelah pembelian akan menimbulkan sikap puas dari konsumen. Kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa adalah tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan hasil atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan diharapkannya (Kotler, 2005). 3. Persepsi konsumen Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang perusahaan sebagai penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang pelanggan. 4. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu ataupun konsumen melalui suatu sistem yang lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Purwanto, 2006). 5. Ikatan sosial atau persahabatan. Ikatan sosial atau persahabatan dipandang sebagai sebuah kebutuhan sosial dimana tujuannya untuk membentuk sebuah rasa ketergantungan antar kedua belah pihak atau bisa juga untuk membentuk sebuah komitmen. Oleh karena itu, ikatan yang lebih kuat akan menyebabkan pelanggan sulit mengakhiri hubungan dengan perusahaan. 2.2 Loyalitas Pelanggan Pengertian tentang konsumen yang loyal menurut Griffin (2003) adalah ”A loyal customer is one who makes regular repeat purchases, purchase across product lines, refers others and demonstrates on immunity to the pull of the competition”. Hal ini berarti konsumen yang loyal adalah konsumen yang memiliki ciri-ciri antara lain melakukan pembelian atau menggunakan produk/jasa secara berulang pada badan usaha yang sama, membeli atau menggunakan lini produk dan jasa yang ditawarkan oleh badan usaha yang sama, memberitahukan kepada orang lain tentang kepuasan-kepuasan yang didapat dari badan usaha tersebut dan menunjukkan kekebalan terhadap tawaran-tawaran dari badan usaha pesaing. Karakteristik Konsumen yang Loyal Menurut Griffin (2003), konsumen yang loyal memiliki 1. 2. 3. 4. karakteristik sebagai berikut : Melakukan pembelian secara teratur. Membeli atau menggunakan di luar lini produk/jasa Merekomendasikan kepada orang lain Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing 2.1.3 Hubungan Relationship Quality (Kualitas Hubungan) terhadap Loyalitas Pelanggan. Pada masa sekarang ini perusahaan beralih dari pandangan yang berorietasi pada penjualan ke pandangan yang berorientasi pada peningkatan hubungan, maka mereka akan menciptakan dan membuat pelanggan menjadi datang kembali atau menggunakan lebih banyak dan pada akhirnya menjadi loyal, Kotler (2005). 65 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu Relationship Quality atau kualitas hubungan dan loyalitas pelanggan. Loyalitas merupakan tingkat keuntungan kompetitif yang dirasakan oleh perusahaan, baik profit maupun non profit. Hal tersebut dapat ditandai dengan adanya pemakaian ulang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang disebabkan oleh kepuasan dan kualitas yang dirasakan oleh pelanggan itu sendiri. RELATIONSHI P QUALITY (X) LOYALITAS PELANGGAN (Y) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 : b = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan Relatioship Quality terhadap Loyalitas Pelanggan pada Bagian Service Sepeda Motor PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo. Ha : b ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan Relatioship Quality terhadap Loyalitas Pelanggan pada Bagian Service Sepeda Motor PT. Yamaha Mataram Sakti Muara Bungo. 3. Metodologi Penelitian ini di lakukan pada Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia kota Padang Jalan Pondok No. 90 A Padang, Sumatera Barat. No. Telp (0751) 811-330 dan No. Faks (0751) 811-340 serta bisa didapat dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan situs (www.bi.go.id). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal, menurut Sugiyono (2012:37) yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Tujuan utama dari riset kausal ini adalah untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga dapat diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi dan mana variabel yang dipengaruhi. 3.1 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan industry manufaktur yang go public dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014 yaitu sebanyak 149 perusahaan. 66 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2. 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Sampel Data yang dikumpulkan dengan menggunakan purposive sampling. maka sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 perusahaan 3.2 Pengukuran Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan tiga variabel independen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai berikut yaitu Indeks Harga Saham indikator yang diambil adalah sektor indeks harga saham manufaktur yang merupakan salah satu dari sembilan indeks saham sektoral yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia secara bulanan. Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Adapun yang termasuk variabel independen adalah: 1. Profitabilitas Indikator yang dipergunakan untuk profitabilitas adalah ROE. 2. Suku Bunga Suku bunga adalah Bentuk pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga. Indikator yang dipakai dalam tingkat suku bunga ini adalah rata-rata jangka waktu 1 bulan tingkat suku bunga SBI yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3. Nilai Tukar Nilai tukar adalah perbandingan antara harga mata uang Dollar Amerika Serikat dalam mata uang domestik yaitu Rupiah. Indikator variabel ini diukur dengan menggunakan kurs tengah Dollar US terhadap Rupiah yang dikeluarkan. 3.3 Metode Pengumpulan Data dan Jenis Data Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. 3.4 Metode Analisis Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS Windows 21.0. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis. 3.5 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan agar memperoleh hasil regresi Yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak biasa. Adapun pengujian asumsi klasik terdiri dari : 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal. 67 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov –Smirnov, yaitu dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. 2. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik, yaitu jika tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Untuk pengujian heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), karena skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. 3. Uji Multikolonieritas Saat menguji liniearitas hubungan variabel independen dengan variabel dependen harap berhati-hati dengan pengaruh waktu pengambilan data. Pengujian dilakukan dengan asumsi hubungan kedua variabel bersifat linier dalam waktu dan kondisi tertentu. Pengujian linieritas harus mempertimbangkan kondisi dan waktu pengambilan sampel. 4. Uji Autokorelasi Menurut Singgih Santoso (2012:241), “tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”. 5. Analisis Koefisien Korelasi Uji ini dilakukan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya hubungan suatu variable dengan variabel yang lain. Variabel disini adalah Profitabilitas, Suku bunga dan nilai tukar sebagai variabel (X) terhadap Harga Saham sebagia variabel (Y). 6. Analisis Regresi Berganda Menurut Sugiyono (2012:153) mengemukakan “Analisis Regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan variabel dependen bila variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya. Analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi ganda yang terdiri dari profitabilitas (X1), tingkat suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3) dan indeks harga saham (Y). Persamaan Regresi Berganda adalah : LnY = a + Ln b1X1 +Ln b2X2+Ln b3X3+ e Karena skala penelitian ini tidak sama yaitu untuk indeks harga saham (poin), profitabilitas (rasio), tingkat suku bunga (persentase) dan nilai tukar (rupiah), maka peneliti memakai rumus regresi yang menggunakan Ln (logistik natural). 7. Uji Hipotesis A. Uji t Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga dapat ditentukan H0 diterima atau ditolak, maka dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. 68 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 B. Uji f Uji statistik f digunakan untuk menguji seluruh variabel independen (profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar) yang diteliti, mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (indeks harga saham). 8. Koefisien Determinasi Penggunaan Koefisien Determinasi dilakukan apabila hubungan antara variabel X dan Variabel Y menunjukkan kausalitas. Untuk mengetahui seberapa besar variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan perhitungan statistik koefisien determinasi. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Deskriptif Sebagai tinjauan awal terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Analisis Deskriptif Sumber : Data Sekunder Diolah 4.2 Pengujian dan Analisis Data Uji asumsi klasik dlakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas untuk menguji normalitas data secara statistik, uji heterokedastitas dengan menggunakan Scatterplot, uji multikolinearitas dengan menggunakan VIF dan uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Wattson statistik. 4.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal. Salah satunya adalah dengan melihat Normal P Plot. Jika titik-titik yang mewakili sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data dalam penelitian ini memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada garis diagonal Probability-Plot. Maka dapat dikatakan bahwa data distribusi data adalah normal. 69 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Hasil pengujian normalitas juga didukung dengan uji Kolmogorov Smirnov pada berikut : Gambar 1. Uji Normalitas Sumber : Data Sekunder (Data Diolah) Gambar 2. Uji Normalitas Sumber : Data Sekunder Diolah Pada hasil pengujian Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi uji tersebut lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,894. Hal ini menandakan bahwa data yang digunakan dalam regresi berdistribusi normal. 4.4 Uji Heterokedastitas Uji heterokedastitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dalam fungsi regresi. Salah satu cara untuk mengetahuinya dalah dengan melihat Scatter Plot. Jika penyebaran titik-titik yang mewakili sampel berada pada daerah positif dan negatif dalam Scatter Plot, maka dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varian atau homodastitas. 70 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Tabel 2. Uji Heterokedastitas Sumber : Data Sekunder Diolah Dari gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki kesamaan varian atau bersifat homokedastitas karena titik-titik menyebar pada di daerah positif dan negatif serta tidak membentuk pola tertentu. 4.5 Uji Multikolinearitas Dalam penelitian perlu dilakukan pengujian data bahwa data harus terbebas dari multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan meilhat pada kolom tollerance dan VIF (Variance Inflation Factor) yang mana Tollerance > 0,1 dan VIF < 10 yang akan dijelaskan pada Tabel sebagai berikut : Tabel 3. Uji Multikolinearitas Variabel Tollerance VIF X1 0,513 1,950 X2 0,406 2,462 X3 0,289 3,456 Sumber : Data Sekunder Diolah Di dalam data tersebut tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen karena tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai Tollerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, Maka dapat dikatakan telah memenuhi uji multikolinearitas. 71 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 4.6 Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin-Wattson (DW) pada tabel model summary. Jika -2 < DW <2, maka tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini. Tabel 4. Uji Autokorelasi Durbin-Wattson 0,479 Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel hasil pengujian autokorelasi di atas di dapat nilai Durbin-Wattson adalah -2 < 0,479 < 2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. 4. 7 Analisis Koefisien Korelasi Uji ini dilakukan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Variabel disini adalah Profitabilitas, Tingkat Suku bunga dan nilai tukar sebagai variabel (X) terhadap Indeks Harga Saham Manufaktur sebagai variabel (Y). Tabel.5 Analisis Koefisien Korelasi R 0,902 Sumber : Data Sekunder Diolah Pada tabel 4.11 menjelaskan antara hubungan variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yaitu Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,902 atau 90,2 %. Itu artinya hubungan antara variabel independen yaitu profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap variabel dependen yaitu indeks harga saham adalah 90,2 %. Angka sebesar 90,2 % mengindikasikan bahwa profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar memiliki hubungan yang kuat dan erat dengan indeks harga saham perusahaan manufaktur. 4. 8 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. 72 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Persamaan regresi yaitu : Indeks Harga Saham Manufaktur = 0,789 + 1,937 X1 - 0,247X2 + 0,739X3 + e Dari persamaan regresi di atas maka dapat di interprestasikan beberapa hal antara lain : 1. 2. 3. 4. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 0,789. Jika profitabilitas (X1), tingkat suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3) tidak diabaikan (0) maka indeks harga saham sektor manufaktur (Y) adalah sebesar 0,789. Variabel Profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu 1,937 yang artinya jika profitabilitas ditingkatkan 1 satuan bobot dengan asumsi tingkat suku bunga dan nilai tukar tidak di abaikan (0). Maka indeks harga saham sektor manufaktur akan meningkat sebesar 1,937 satuan bobot. Variabel Tingkat Suku Bunga memiliki nilai koefisien regresi negatif yaitu -0,247 yang artinya jika tingkat suku bunga ditingkatkan 1 satuan bobot dengan asumsi profitabilitas dan nilai tukar tidak di abaikan (0). Maka indeks harga saham sektor manufaktur akan menurun sebesar 0,247 satuan bobot. Variabel Nilai Tukar memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu 0,739 yang artinya jika nilai tukar ditingkatkan 1 satuan bobot dengan asumsi profitabilitas dan tingkat suku bunga tidak di abaikan (0). Maka indeks harga saham sektor manufaktur akan meningkat sebesar 0,739 satuan bobot. Dengan demikian hasil analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangka pemikiran yang diajukan oleh peneliti. 4. 9 Uji T Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. A. Profitabilitas Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dimana t hitung 8,387 dan t tabel 2,000 dimana t hitung lebih besar dari t tabel (8,387 > 2,000) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri (2013) yang menyatakan bahwa Profitabilitas yang diproksikan oleh Gross Profit Margin berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zainul (2005) yang mengemukakan hasil kondisi profitabilitas berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham. B. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dimana t hitung -1,138 dan t tabel 2,000 dimana t hitung lebih kecil dari t tabel (-1,138 < 2,00) atau tingkat signifikan lebih besar dari alpha (0,260 > 0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kewal (2012) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. Zainul (2005) mengungkapkan adanya hubungan negatif antara tingkat suku bunga terhadap IHS. Sedangkan penelitian yang dilakukan Umi Mardiyati, dkk (2013) menghasilkan tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. 73 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 C. Nilai Tukar Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. dimana t hitung 3,387 dan t tabel 2,000 dimana t hitung lebih besar dari t tabel (3,387 > 2,00) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,001 > 0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisna (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dollar berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Sedangkan, Kewal (2012) dan Zainul (2005) menunjukkan hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan. Hasil yang sama juga didapat oleh Umi Mardiyati,dkk (2013), mengemukakan hasil penelitian bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. 4.10 Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Hasil uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji F FHitung FTabel Signifikan 81,157 2,77 0,000 Sumber : Data Sekunder (Data Diolah) Dari tabel diatas dapat dilihat pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel . Nilai F tabel menggunakan tingkat keyakinan 95%, alpha 5% ( jumlah variabel – 1) atau 3 – 1 = 2, dan (n – k – 1) atau 60 – 2 – 1 = 57 , maka hasil untuk F tabel 2,77. karena F hitung > F tabel (81,157 > 2,77) dengan tingkat signifikan 0,000 < dari 0,05 atau 5% ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilakukan pengujian secara simultan antara profitabilitas (X1) , tingkat suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3) berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 4.11 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya konstribusi untuk variabel bebas (profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar) terhadap variabel terikatnya (Indeks Harga Saham Manufaktur) dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted R2 0,803 Sumber : Data Sekunder (Data Diolah) 74 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Nilai Adjusted R Square (R2) pada tabel 4.13 sebesar 0,803 atau 80,3 %. Artinya R2 sebesar 0,803 menunjukkan adanya perubahan-perubahan sebesar 80,3 % yang terjadi pada indeks harga saham manufaktur yang disebabkan profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar. Sedangkan sisanya 19,7 % diterangkan variabel lain yang tidak di teliti dalam model regresi pada penelitian ini. 4.12 Implikasi Penelitian Dari uji hipotesis dan temuan penelitian, maka untuk meningkatkan Indeks Harga Saham Perusahaan Manufaktur dapat dilihat dalam implikasi penelitian dalam yaitu, sebagai berikut: 1. Pihak Manajemen Perusahaan Manufaktur melakukan sebuah kebijakan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan menggunakan ROE. 2. Pemerintah melakukan kebijakan dengan cara menguatkan atau meningkatkan nilai tukar Rupiah terhadap US $ Dollar. 3. Secara simultan atau bersama-sama, profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar harus ditingkatkan. 5. Kesimpulan Dara pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Variabel Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014. 3. Variabel Nilai Tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014. 4. Profitabilitas, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar secara bersama-sama berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur periode 2010-2014. Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan penelitian, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1.. Pemerintah harus bijak dalam mengendalikan kondisi-kondisi makro ekonomi agar nilai tukar Rupiah menguat. 2. Bagi investor dan calon investor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat melihat dan memperhatikan profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar sebagai referensi dalam menentukan keputusan investasi yang tepat sehubungan dengan investasi terutama nya di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, atau dalam memilih produk investasi lainnya yang lebih menguntungkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya A. Karena tingginya sumbangan variabel yang dipilih, diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. B. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan indeks sektoral lain sebagai penelitiannya, misal nya sektor perbankan, pertambangan, dll C. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih baik. 75 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, April Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang 2016, Hal 62-76 ISSN : 2301-5268 Daftar Pustaka [1] Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta. Mitra Wacana Media.. [2] Kasmir, 2010.Dasar-dasar perbankan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Kasmir. 2014,“Analisis Laporan Keuangan.Cetakan ke-7.Jakarta. PT. RajaGrafindo. [3] Kewal, S.S. 2012.” Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”. Jurnal Economia 8:1, pp. 53-64. [4] Krisna, Anak Agung Gede Aditya & Ni Gusti Putu Wirawati. 2013. Pengaruh Inflansi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pda Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Jurnal Akuntansi : Universitas Udayama. Vol 3 No 2 (2013) Halaman 421-435. [5] Mardiyati, Umi dan Rosalina, Ayi. 2013. Analisis pengaruh nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi terhadap harga saham. Jurnal manajemen Sains Indonesia. Vol.4No.1,2013. Jakarta: Universitas Jakarta [6] Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. [7] Prasetyo, Andri.2013,” Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang. [8] Singgih Santoso.2012. Panduan Lengkap SPSS, Jakarta: Elex Media Komputindo. [9] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta 10] Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta [11] Utari, Dewi. 2014. Manajemen Keuangan : Edisi Revisi Kajian Praktik dan Teori Dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan. Jakarta. Mitra Wacana Media. [12] Wiwoho, Zainul. 2005. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Makro Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ. Semarang. Universitas Diponegoro. 76