LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir • Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik. • Karena ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula. • Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum. • Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalildalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum. • Ilmu ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematik. Lahirnya Ilmu • Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. • Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan disekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. – – – – – Apakah bumi bulat Apakah bulan mengelilingi bumi Apakah bumi mengelilingi matahari Sosiologi Antropologi, dlsb. • J.Maranon (1953), ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progres manusia secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematik melalui pengamatan dan percobaan yang terus menerus, yang menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum. • V.A.Tan (1954) berpendapat bahwa ilmu bukan saja merupakan suatu himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi. Ilmu telah memberikan metode dan sistem, yang mana tanpa ilmu, semua itu akan merupakan kebutuhan saja. Nilai dari ilmu tidak saja terletak dalam pengetahuan yang dikandungnya, sehingga si penuntut ilmu menjadi seorang yang ilmiah, baik dalam ketrampilan, dalam pandangan maupun tindaktanduknya. Proses berpikir • Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah, keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan tentatif untuk penyelidikan. • Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hatihati. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan suatu pemecahan, dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat. Akhirnya sebuah kesimpulan tentatif akan diterima, tetapi masih tetap di bawah penyelidikan yang kritis dan terus menerus untuk mengadakan evaluasi secara terbuka. Konsep Proses Berpikir J.Dewey (1933) • Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba. • Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan. • Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa rekareka, hipotesa, inferensi atau teori. • Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan buktibukti (data). • Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan. Konsep Proses Berpikir T.L.Kelly (1930) Timbul rasa sulit. Rasa sulit tersebut didefinisikan. Mencari suatu pemecahan sementara. Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar. • Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental (percobaan). • Mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit. • Memberikan suatu pandangan kedepan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat. • • • • Kriteria Berpikir secara nalar 1. Ada unsur logis di dalamnya ; • Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan perkataan lain, berpikir secara nalar tidak lain dari berpikir secara logis. • Berpikir logis mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal. Karena itu, suatu kegiatan berpikir dapat saja logis menurut logika lain. • Kecenderungan tersebut dapat menjurus kepada kekacauan penalaran. Hal ini disebabkan tidak adanya konsistensi dalam menggunakan pola pikir. 2. Ada unsur analitis di dalamnya; Rasio atau Fakta • Rasio atau fakta dapat merupakan sumber utama dari nalar atau sumber dari berpikir. – Rasionalisme, mereka yang berpendapat bahwa rasiolah yang merupakan sumber utama dari kebenaran dalam berpikir. – Empirisme, menganut faham bahwa sumber utama dari kebenaran dalam berpikir adalah fakta yang dapat ditangkap melalui pengalaman manusia. Hakekat Berpikir • Pada hakekatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing-masing berkaitan erat dengan rasionalisme dan empirisme. – Induktif merupakan cara berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasuskasus yang bersifat individual (ex. makan, mati, dlsb) – Deduktif merupakan cara berpikir yang berpangkal dari pernyataan yang bersifat umum dan dari sini ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Sering disebut pula silogisme. Apa yang dimaksud Penelitian ? • Penelitian asal kata research (Inggris), re = kembali, to search = mencari. Dengan demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali. • Penelitian yaitu suatu penyelidikan yang hatihati serta teratur dan terus-menerus untuk memecahkan suatu masalah Kebenaran Ilmiah • Suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal : 1. Adanya koheren ; o Koheren atau konsisten (ajeg / realiable) dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar; (ex. Si Badu akan mati -> manuasi akan mati) 2. Adanya koresponden ; o Suatu pernyataan dainggap benar, jika berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut ; (ibu kota ) 3. Adanya pragmatis; o Pernyataan dipercaya benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis; (ex. teori X ttg genetik) Kebenaran Non Ilmiah • Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadang ditemukan secara non ilmiah : a. Penemuan kebenaran secara kebetulan ; b. Penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat); c. Penemuan kebenaran melalui wahyu; d. Penemuan kebenaran secara intuitif; e. Penemuan kebenaran secara trial dan error; f. Penemuan kebenaran melalui spekulasi; g. Penemuan kebenaran karena kewibawaan; Catatan • Proses kebenaran yang diterima kita saat ini lebih banyak ditemukan melalui proses non ilmiah daripada secara ilmiah. • Penemuan kebenaran secara non ilmiah, biasanya dilanjutkan dengan pembuktian melalui cara ilmiah, agar dapat diketahui sifatsifat : (1) koheren , (2) korenpondensi , dan (3) pragmatis; Proposisi • Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita. Proposisi tersebut dapat diuji kebenarannya. • Jika proposisi sudah dirumuskan sedemikian rupa dan sementara diterima untuk diuji kebenarannya, proposisi tersebut disebut hipotesis. • Dalam ilmu sosial, proposisi biasanya pernyataan antara dua atau lebih konsep. – Tingkat modernitas suami istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontraseptif mereka. – Penerimaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi tentang nilai ekonomis anak. • Hipotesis adalah suatu pernyataan yang diterima secara sementara untuk diuji kebenarannya. Dalil (Scientific law) • Dalil (scientific law) adalah proposisi yang sudah mempunyai jangkauan cukup luas dan telah didukung oleh data empiris. • Dengan perkataan lain, dalil adalah singkatan dari suatu pengetahuan tentang hubungan sifat-sifat tertentu, yang bentuknya lebih umum jika dibandingkan dengan penemuanpenemuan empiris pada mana dalil tersebut didasarkan. Teori • Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natura yang ingin diteliti. Teori merupakan abstraksi dari pengertian atau hubungan dari proporsi atau dalil. • F.N. Kerlinger (1973), Teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena. Teori adalah alat dari ilmu (tool of science), • Teori juga merupakan alat penolong teori. • Sebagai alat dari ilmu, teori memiliki peranan sebagai berikut : 1. Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya; 2. Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena yang relevan disistematikakan, diklasifikasikan dan dihubunghubungkan; 3. Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi; 4. Teori memberikan prediksi terhadap fakta; 5. Teori memperjelascelah-celah di dalam pengetahuan kita; Fakta • Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasikan secara empiris. Fakta dapat menjadi ilmu dapat juga tidak. • Jika fakta hanya diperoleh saja secara random, fakta tersebut tidak akan menghasilkan ilmu. Sebaliknya, jika dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa sistem serta beberapa pokokpokok pengurutan , maka fakta tersebut dapat menghasilkan ilmu. • Fakta tanpa teori juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Peranan Fakta 1. Fakta menolong memprakarsai teori; 2. Fakta memberi jalan dalam mengubah atau memformulasikan teori baru; 3. Fakta dapat membuat penolakan terhadap teori; 4. Fakta menukar fokus dan orientasi dari teori; 5. Fakta memperterang dan memberi definisi kembali terhadap teori; Fakta dan Teori Meramalkan Memperkecil jangkauan Meringkaskan Memperjelas celah FAKTA TEORI Menolong memprakarsai Menolak Menukar orientasi Mendefinisikan kembali Memberi jalan mengubah Konsep-konsep Dasar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Phenomena = gejala = masalah Struktur Sistem Fungsi-fungsi Sistem Analisis Sintesis Merancang Phenomena • Phenomena=gejala=masalah adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, atau kita alami, atau kita rasakan • Catatan : – Suatu kejadian adalah suatu phenomena; – Suatu benda juga suatu phenomena, yaitu keadaan yang terjadi dengan adanya benda itu; – Masalah dalam pengertian diatas harus dibedakan dari persoalan. – Masalah mempunyai pengertian netral, sedang persoalan mengandung pengertian memihak. – Persoalan juga merupakan suatu masalah (jadi juga suatu phenomena atau gejala). Tetapi kehadirannya tak dikehendaki. – Penyelesaian terhadap suatu persoalan pada hakekatnya adalah suatu usaha dan tindakan untuk meniadakan suatu persoalan yang ada. Struktur Phenomena • Struktur suatu phenomena adalah unsurunsur pembentuk phenomena dan hubungan saling pengaruh yang ada diantara unsurunsur tersebut • Contoh : – Skema garis besar struktur dasar suatu sistem komputer. – Skema struktur proses terjadinya akumulasi DDT dalam ikan dan burung Sistem • Sistem adalah phenomena yang telah diketahui strukturnya. • Phenomena-phenomena yang diberikan sebagai contoh dibagian terdahulu : skema komputer; peristiwa akumulasi dan alur keracunan DDT. Diketahui strukturnya maka merupakan sistem. • Bila, pada suatu penelitian, didapatkan ikan dengan akumulasi DDT ditubuhnya, tetapi belum diketahui darimana datangnya, peristiwa itu baru merupakan gejala.