1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan dengan memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk mensejahterakan pemiliknya. Seiring berjalannya waktu, timbul usaha secara konglomerasi maka muncullah grup perusahaan yang merambah semua lini bisnis dari hulu ke hilir. Mereka mengendalikan usaha yang saling berhubungan dan saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya. Dunia bisnis tidak lagi hanya berkiprah ditempat kedudukan asalnya, untuk memperkuat kedudukan bisnisnya perusahaan tersebut membuka cabang atau anak perusahaan baik secara nasional, regional hingga internasional. Dengan adanya konglomerasi ini, kita mengenal berbagai grup perusahaan yang merambah dunia bisnis secara nasional, regional hingga internasional (multinasional corporation). Selanjutnya perusahaan – perusahaan ini membentuk holding company dan atau kantor perwakilan (head quarter). Pembentukan cabang, anak cabang, holding company dan atau kantor perwakilan tersebut semakin memperkuat aliansi strategis mereka untuk mempertahankan dan menumbuh kembangkan pangsa pasar ekspor dan impor diberbagai negara. Dalam keadaan seperti ini, maka pemimpin perusahaan pusat atau biasa disebut manajer holding company harus dapat menentukan keputusan serta tujuan dari beberapa 2 perusahaan yang dipimpin atau dikendalikannya. Tugas manajer holding company adalah mengambil keputusan yang didasarkan pada keterpaduan antara fungsi bisnis yang meliputi bidang pemasaran, produksi, keuangan sumber daya manusia, penelitian serta pengembangan, dan fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka diperlukan suatu strategi yang diterapkan di dalam perusahaan antara lain: 1. Meningkatkan produksi barang yang lebih sesuai dengan pasar. 2. Menurunkan harga jual produk. 3. Efisiensi sumber daya dan biaya produksi, diantaranya dengan: 1. Mengurangi jam kerja tenaga kerja. 2. Memperketat kehadiran dari para pekerja. 3. Menghemat penggunaan bahan baku serta bahan penolong. 4. Meningkatkan standar mutu perusahaan. 5. Menggunakan bahan substitusi dalam memproduksi. 6. Memperketat pengawasan tenaga kerja dalam proses produksi. 3 Meminimalkan beban pajak yang ditanggung perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: 1. Perencanaan perpajakan untuk penyusutan aktiva perusahaan. 2. Perencanaan perpajakan melalui penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap perusahaan. 3. Perencanaan perpajakan berdasarkan penentuan harga transfer (transfer pricing) perusahaan. 4. Perencanaan perpajakan melalui manajemen persediaan. 5. Perencanaan perpajakan dengan mendefinisikan revenue dan expense perusahaan. 6. Perencanaan perpajakan melalui pembelian aktiva. 7. Perencanaan perpajakan melalui pemberian imbalan berupa uang atau berupa ventura. 8. Perencanaan perpajakan melalui pemberian tunjangan berupa uang makan atau berupa makan. 9. Perencanaan perpajakan melalui pembiayaan berupa obligasi. 10. Perencanaan perpajakan dengan menangguhkan pendapatan. Dari beberapa pilihan alternatif yang ada untuk membantu mempertahankan perusahaan dalam menjalankan usahanya, peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang perencanaan perpajakan yang berkaitan dengan penentuan harga transfer (transfer pricing). 4 Pada hakikatnya transfer pricing adalah sebuah cara yang digunakan perusahaan untuk kepentingan usaha agar semuanya dapat diawasi dengan baik, karena disini kinerja semua divisi terlihat. Transfer pricing merupakan isu klasik dibidang perpajakan, khususnya menyangkut transaksi internasional yang dilakukan oleh korporasi multinasional. Dari sisi pemerintahan, Transfer pricing di yakini mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena perusahaan multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari negara – negara yang memiliki tarif pajak tinggi (hight tax coutries) ke negara – negara yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries). Di pihak lain dari sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan biaya – biaya (cost efficiency) termasuk didalamnya meminimalisasi pembayaran pajak perusahaan (corporate income tax). Bagi korporasi multinasional, perusahaan bersekala global (multinational corporations), transfer pricing dipercaya menjadi salah satu strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan sumber – sumber yang terbatas. Meski dengan kondisi seperti ini membuat beberapa negara mengalami kerugian dalam penerimaan pajak, tidak terkecuali Indonesia yang mengandalkan pajak dalam APBN nya. Dalam arti sempit, transfer pricing merupakan harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat laba atau lebih. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin menetapkan judul penelitian skripsi ini sebagai berikut: “ Analisis Metode Penetuan Harga Transfer (Transfer Pricing) Untuk Meminimalkan Beban Pajak INDOGRANIT TUNGGAL PERKASA)”. Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh perencanaan metode penentuan harga transfer terhadap beban pajak yang ditanggung oleh PT. Indogranit Tunggal Perkasa. b. Bagaimana transaksi – transaksi yang terjadi pada transaksi transfer pricing pada perusahaan PT. Indogranit Tunggal Perkasa apakah termasuk tax avoidance atau tax evasion ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara lain : a. Mengetahui pengaruh metode menetapan harga transfer (transfer pricing) terhadap beban pajak yang ditanggung oleh PT.Indogranit Tunggal Perkasa. b. Mengetahui kebijakan metode penetapan harga transfer yang sesuai dengan kondisi PT. Indogranit Tunggal Perkasa. c. Meninjau pemanfaatan transfer pricing dalam bisnis dan investasi internasional pada PT. Indogranit Tunggal Perkasa. 6 2. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini manfaat yang diperoleh adalah: 1. Sebagai penambahan wawasan pada perusahaan tentang usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang – Undang (Tax Avoidance) 2. Sebagai masukan pada Pemerintah untuk mengambil langkah – langkah perbaikan dan peningkatan kinerja menentukan atau menetapkan suatu kebijakan sehingga dapat mengurangi kebocoran – kebocoran dalam bidang perpajakan. 3. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta untuk mengevaluasi sejauh mana system pendidikan telah dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. 4. Sebagai bahan refensi, sumbangan bagi peneliti lain yang berkeinginan melakukan pengamatan secara mendalam, khususnya pada kajian atau permasalahan yang serupa.