BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bunga Kenanga
Dalam penelitian ini tanaman yang digunakan adalah kenanga (Cananga
odorata (Lam.) Hook.f & Thomson).
1. Klasifikasi dari tanaman kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook.f &
Thomson) yaitu:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Magnoliales
Famili
: Annonaceae
Genus
: Cananga
Spesies
: Cananga odorata (Lam.) Hook.f & Thomson
(Anonim, 1991).
2. Morfologi dari tanaman kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook.f &
Thomson)
Tanaman kenanga berbatang besar dengan diameter 0,1—0,7 m,
mempunyai usia puluhan tahun, serta memiliki batang yang getas
(mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi tanaman ini sekitar 30 m.
Selain tumbuh liar di hutan, tanaman tersebut juga bisa ditanam di
pekarangan rumah dan tumbuh subur pada ketinggian 1.200 m di atas
permukaan laut. Kenanga memiliki daun yang berbentuk lonjong dan
memiliki tandan bunga terjurai berwarna hijau kekuningan. Pada saat
sudah tua akan berubah menjadi kuning dan memiliki aroma yang
sangat harum dan khas. Bunga kenanga akan muncul secara tersusun
spesifik pada ranting bagian atas pohon atau pada batang pohon. Bung
ayang muncul akan mekar dengan mahkota bunga berwarna kuning
4
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
5
yang dilengkapi 3 helai daun dan susunan bunga majemuk dengan
garpu-garpu. Tanaman mulai tumbuh baik pada ketinggian 25-1.000 m
diatas permukaan laut (Anonim, 1991).
3. Kandungan Kimia
Senyawa yang ditemukan dalam bunga kenanga antara lain
saponin, flavonoida, serta komponen minyak atsiri di mana
mengandung senyawa polifenol β - kariofilen, α-terpineol, linalool,
methyl benzoate, benzil salysilat, terpineol, myristicin, dan benzil
benzoat (Sacchetti et al., 2006). Minyak kenanga dapat digunakan
sebagai antibakteri karena mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH)
dan karbonil dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran
atau dinding sel dari mikroba.
4. Khasiat
Bunga kenanga memiliki khasiat sebagai obat analgetik pada nyeri
haid, untuk penyakit kulit, anti nyamuk, obat asma, antimikroba, anti
oksidan, serta digunakan juga sebagai bahan alam dalam campuran
kosmetika (Anonim, 1991).
B. Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada
suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri
memiliki bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak
atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak
atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan
dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta
disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan & Mulyani, 2004).
Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bertanggung jawabatas bau
dan aroma yang karakteristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Selain itu
perannya sangat besar dalam menentukan khasiat minyak atsiri sebagai obat.
5
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
6
Atas dasar perbedaan komponen penyusun tersebut maka minyak atsiri dibagi
menjadi beberapa golongan yaitu:
1. Minyak Atsiri Hidrokarbon
Komponen penyusun minyak atsirinya sebagian besar terdiri dari
senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi minyak terpentin.
Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin 90%,
ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral yang
disebut resena. Terpentin larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan
asam astetat glasial. Dalam bidang kefarmasian berguna untuk sebagai
obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang
keluarnya keringat dan terpentin juga jarang digunakan sebagai obat
dalam (Agusta, 2000)
2. Minyak Atsiri Alkohol
Seperti pada minyak pipermin yang
merupakan minyak atsiri
alkohol terpenting diantara minyak atsiri alkohol yang lain. Minyak ini
diperoleh dari daun tanaman Mentha piperita Linn yang mengandung
minyak atsiri sekitar 1%, selain itu juga mengandung resin dan tanin.
Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Dalam kefamarsian
digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi, dan pelega hidung
tersumbat. Sedangkan pada industri digunakan sebagai bahan pewangi
pasta gigi (Agusta, 2000).
3. Minyak Atsiri Fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol yang diperoleh
dari tanaman Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum
(famili Myristicae). Minyak cengkeh penyusun utamanya adalah
eugenol yaitu hingga 95% dari jumlah minya atsiri keseluruhan.
Berguna untuk obat mulas, mual dan muntah (Agusta, 2000).
4. Minyak Atsiri Eter Fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol yang berasal dari
hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum
vulgare. Minyak yang dihasilkan penyusun utama dari komponen-
6
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
7
komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena, dan felandrena.
Berguna untuk pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris
untuk menutupi bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan
sebagai bahan parfum (Agusta, 2000).
5. Minyak Atsiri Oksida
Minyak atsiri kayu putih merupakan minyak atsiri oksida yang
diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L. Komponen
penyusun utama minyak atsiri kayu putih adalah sineol 85% (Agusta,
2000).
6. Minyak Atsiri Ester
Minyak gandapuro merupakan minyak atsiri ester yang diperoleh
dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L. Komponen
penyusun utama minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan
bentuk ester. Berguna sebagai korigen odoris, bahan parfum, dalam
industri permen dan minuman agar tidak berakohol (Agusta, 2000).
C. Destilasi (Penyulingan)
Dalam destilasi minyak atsiri terdapat tiga metode, yaitu antara lain:
1. Destilasi dengan air
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas air atau
terendam secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan
yang disuling. Ciri khas metode ini yaitu adanya kontak langsung antara
bahan dengan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan
langsung. Penyulingan secara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya
rendemen minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula penurunan
mutu minyak yang diperoleh. (Santosa, 1993).
2. Destilasi dengan uap
Metode ini disebut juga destilasi uap atau penyulingan tak
langsung. Pada prinsipnya, metode ini sama dengan penyulingan langsung.
Hanya saja, air penghasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel
7
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
8
penyulingan. Uap yang digunakan berupa uap jenuh atau uap kelewat
panas dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa
uap melingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan, dan uap
bergerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan (Satosa,
1993).
3. Destilasi dengan air dan uap
Pada destilasi ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan di
atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingan diisi
dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan.
Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak
terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan
dengan uap dan tidak dengan air panas (Santosa, 1993).
D. Sabun Mandi Cair
Sabun adalah surfaktan yang digunakan bersama air untuk membersihkan
atau mencuci yang tersedia dalam bentuk padat dan cair. Dilihat dari segi
kimia sabun adalah garam dari asam lemak atau minyak dan basa (natrium
hidroksida atau kalium hidroksida). Reaksi yang terjadi disebut reaksi
penyabunan atau saponifikasi. Sabun bermanfaat sabagai alat pembersih sebab
molekul sabun mengandung gugus polar (berikatan dengan air) dan non polar
(berikatan dengan minyak) sehingga dapat membersihkan lemak atau kotoran
yang tidak dapat langsung terangkat oleh air (Tranggono, 2007).
Bahan
baku
pendukung
digunakan
untuk
membantu
proses
penyempurnaan sabun hasil saponifikasi adalah natrium klorida (garam) dan
bahan aditif. Kandungan natrium klorida pada produk akhir sangat kecil
karena kandungan natrium klorida yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat
memperkeras struktur sabun. Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam sediaan sabun yang bertujuan untuk mempertinggi
kualitas produk sabun sehingga menarik. Bahan-bahan aditif tersebut antara
lain pengisi, pengental, antioksidan, pewarna, dan pewangi.
8
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
9
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern saat ini telah
banyak sabun-sabun yang dibuat untuk maksud pencegahan atau pengobatan
terhadap penyakit-penyakit kulit yang disebut sebagai sabun untuk obat
(Tranggono, 2007).
Sabun obat adalah garam yang berasal dari suatu asam lemak tinggi yang
bereaksikan dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia, bahan obat yang
berguna
untuk mencegah, mengurangi
ataupun menghilangkan atau
menyembuhkan penyakit dan atau gejala penyakit pada kulit (Tranggono,
2007).
Bahan-bahan umum yang terdapat dalam sabun mandi diantaranya adalah:
a. Basis Sabun
1. Asam Lemak (minyak/ lemak/ ester). Contoh: minyak zaitun dan
minyak kelapa murni.
2. Basa, contoh: Natrium hidroksida dan Kalium hidroksida
b. Zat tambahan
1. Pewangi
Zat pewangi berfungsi untuk memberikan keharuman pada sabun.
Digunakan dengan kadar 1-2%. Contoh: Minyak jeruk, minyak
mawar, dan minyak lavender.
2. Pewarna
Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang menarik.
Contoh: untuk pewarna hijau biasanya digunakan senyawa klorofil
atau marin hijau.
3. Pelembut (Emollient)
Zat pelembut digunakan untuk memberikan efek kelembutan pada
kulit. Contoh: Lanolin dan setaseum, gliserin.
4. Penetral
Zat penetral berfungsi untuk menetralkan basis sabun apabila
proses penyabunan tidak sempurna. Contoh: Asam stearat, asam
oleat, dan asam borat.
9
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
10
5. Antioksidan
Zat antioksidan berfungsi sebagai pencegah bau tengik. Contoh:
EDTA, Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluen
(BHT).
6. Pengawet
Zat pengawet berfungsi untuk mencegah timbulnya kontaminasi
mikroba pada fase air. Contoh: Natrium benzoat dan benzalkonium
klorida.
7. Pengisi dan Pengental
Zat pengisi berfungsi untuk mengisi massa sabun dan menambah
kekentalan pada sabun. Contoh: Karboksil Metil Selulosa (CMC)
dan natrium karboksil selulosa (Na CMC).
c. Kelebihan dari sabun mandi cair dibandingkan dengan sabun mandi
padat:
1. Praktis, karena sabun mandi cair tersedia dalam bentuk kemasan
botol sehingga mudah dibawa kemana-mana.
2. Mudah larut dalam air, sehingga mudah berbusa bila digosokkan
ke bagian tubuh, selain itu sabun mandi cair juga dapat digunakan
untuk berendam.
3. Mudah berbusa dengan menggunakan spon kain, sehingga dapat
menghemat sabun mandi cair.
4. Tehindar dari kontaminasi terhadap kuman
d. Klasifikasi sabun:
1. Sabun Cair
Dibuat dari minyak kelapa dengan KOH sebagai alkali. Hasilnya
berupa cairan dan tidak mengental.
2. Sabun Lunak
Dibuat dari minyak kelapa sawit dan minyak tumbuhan yang tidak
jernih dengan KOH sebagai alkali. Hasilnya berbentuk seperti
pasta dan sangat mudah larut.
10
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
11
3. Sabun Keras
Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang
dikeraskan dengan proses hidrogenasi dengan KOH sebagai alkali.
Asam lemaknya jenuh dan mempunyai BM tinggi. Sukar larut
dalam air (Tranggono, 2007).
E. Minyak Kelapa
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang
dibuat dari bahan baku buah kelapa segar yang diproses dengan pemanasan
terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia. Minyak
kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat
antibiotik, antibakteri, dan anti jamur (PPKP, 2008).
Minyak kelapa murni merupakan modifikasi proses pembuatan minyak
kelapa, sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak
bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya
simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Kostituen minyak kelapa
mengandung trigliserida dengan komponen penyusun asam lemak jenuh rantai
pendek dan rantai sedang, terutama adalah asam oktanoat dan asam dekanoat
(PPKP, 2008).
Dalam bidang farmasi biasanya minyak kelapa murni digunakan sebagai
obat-obatan dan bahan tambahan dalam kosmetika. Minyak kelapa murni
mempunyai tekstur krim alami yang hampir selalu bebas dari peptisida, bahan
kimia, dan kontaminan lainnya. Struktur molekul yang kecil memudahkan
penyerapannya, serta memberikan tekstur yang lembut pada kulit. Selain itu
juga sifat fisk berupa suatu lipid yang cair pada suhu kamar. Namun dapat
terjadi penurunan suhu penyimpanan sehingga menyebabkan perubahan
bentuk fisik dari minyak menjadi lemak (padat). Kerusakan pada minyak
kelapa murni ini dapat disebabkan oleh air, cahaya, panas, oksigen, logam,
asam, basa dan enzim sehingga dapat mengubah bau dan rasa (Alamsyah,
2005).
11
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
12
Manfaat minyak kelapa antara lain:
a. Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, kadas, ruam
karena keringat dan infeksi lainnya.
b. Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik dan
penampilan.
c. Mengurangi peradangan kronis.
d. Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
e. Membantu melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya yang
meningkatkan penuaan dini dan penyakit degeneratif.
f. Melembutkan, mengencangkan kulit dan lapisan lemak di bawahnya.
g. Mencegah keriput, kulit kendor dan bercak-bercak penuaan.
F. Staphylococcus aureus
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna gram
A yang mengandung kristal violet pada waktu proses pewarnaan gram. Bakteri
ini akan berwarna ungu di bawah mikroskop. Pada bakteri gram positif
susunannya lebih sederhana yaitu terdiri atas dua lapis namun memiliki
lapisan peptidoglikan yang tebal (Pelczar, 1988).
Karakteristik dari Staphylococcus aureus dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Famili
: Staphylococceae
Genus
: Staphylococcus
Spesies
: Stapylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit dan selaput
lendir manusia, namun ketika kulit tersebut rusak atau terbuka karena
beberapa alasan, maka bakteri dapat masuk melalui luka dan menyebabkan
12
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
13
infeksi. Infeksi Staphylococcus aureus juga dapat menyebabkan penyakit yang
serius dan mengancam jiwa bila sampai masuk dalam aliran darah, misalnya
pneumonia, meningitis, endokarditis, dan sepsis (Pelczar, 1988).
13
Formulasi Sediaan Sabun…, Fitra Ayu Ushbatun Nisa, Fakultas Farmasi UMP, 2015
Download