12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Jaringan

advertisement
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Jaringan Telepon
Telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara
dua orang yang berjauhan tempatnya (KBBI, 1991, p1027).
2.1.2
Jaringan Komputer
Jaringan komputer, dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer beserta
perangkat-perangkat lain yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dan
bertukar informasi, sehingga membantu menciptakan efisiensi, dan optimasi dalam kerja
(Norton, 1999, p5).
2.1.3
Local Area Network (LAN)
Jaringan area lokal atau Local Area Network (LAN) merupakan inti dari jaringan
komputer, dimana sejumlah komputer dapat berhubungan satu dengan yang lain serta
dapat menggunakan secara bersama sumber daya (resource) seperti printer atau
harddisk (Wijaya, 2003, p1).
LAN merupakan sistem komunikasi data yang mengizinkan sejumlah device
saling berkomunikasi secara langsung satu dengan lainnya, dalam sebuah cakupan area
geografis yang terbatas (Forouzan, 2003, p4).
LAN baru mendapat perhatian setelah diperkenalkannya personal computer (PC)
di awal tahun 1980-an. Sebelum itu, komputer berdiri sendiri atau untuk jenis komputer
mainframe yang menggunakan konsep shared-bandwidth, akses dapat dilakukan dengan
dumb terminal yang tidak memiliki kecerdasan dan hanya memiliki monitor dan
keyboard untuk akses ke komputer mainframe. Jaringan yang digunakan untuk
13
menghubungkan ke suatu mainframe juga tidak memiliki kecerdasan untuk mengatur
lalu lintas data.
Oleh sebab itu komputer mainframe banyak menggunakan peralatan yang
disebut front-end processor untuk mengatur pembagian bandwidth agar terminal dapat
akses ke mainframe melalui peralatan yang disebut control unit. Jaringan komputer
mainframe dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Jaringan Komputer Mainframe
Komputer mainframe kemudian berkembang menjadi komputer yang lebih kecil
dan lebih murah dan dikenal sebagai mini komputer yang menggunakan struktur jaringan
yang lebih cerdas yang disebut Private Branch Exchange (PBX) yang memungkinkan
sejumlah terminal dihubungkan ke suatu mini komputer. Sebuah jaringan mini komputer
dapat dilihat melalui gambar 2.2.
Gambar 2.2 Jaringan Mini Komputer
14
Berbeda dengan mainframe atau mini komputer, suatu PC dapat memproses
perintah–perintah di dalam peralatan itu sendiri, karena PC memiliki semua komponen
lengkap suatu komputer seperti Central Processing Unit (CPU), memori, dan interface–
interface utama lainnya.
Dari perkembangan PC kemudian muncul konsep sharing (pemakaian bersama)
dimana beberapa PC dihubungkan sehingga dapat menggunakan printer atau harddisk
secara bersama. Konsep ini dikenal sebagai peer-to-peer atau workgroup LAN. Contoh
gambaran jaringan workgroup dapat dilihat melalui gambar 2.3.
Gambar 2.3 Jaringan Workgroup atau Peer-To-Peer
Pada kenyataannya, saat jumlah komputer pada jaringan tidak begitu besar
misalnya 5–6 komputer, maka jaringan workgroup ini dapat berfungsi dengan baik.
Namun jika jumlah komputer yang berada di jaringan sangat banyak, workgroup
menimbulkan masalah didalam pengaturan administrasi komputer–komputer tersebut.
Hal ini disebabkan didalam jaringan workgroup, setiap pemakai komputer mengatur
sendiri file/folder yang akan diizinkan untuk dipakai bersama. Jadi setiap pemakai
menjadi administrator untuk komputernya masing–masing.
Untuk mengatasi hal tersebut, muncullah konsep client-server dimana server
digunakan sebagai sumber daya untuk sejumlah client dan juga untuk mengatur
15
administrasi jaringan. Semua informasi mengenai pemakai disimpan di server tersebut.
Sedangkan komputer–komputer lain yang dihubungkan ke server disebut client atau
sering disebut workstation. Jaringan ini dapat digambarkan melalui gambar 2.4.
Gambar 2.4 Jaringan Client-Server
Agar jaringan komputer dapat berfungsi sebagai workgroup atau client-server,
diperlukan suatu sistem operasi yang mampu mengatur jaringan komputer. Sistem
operasi itu antara lain adalah Windows NT, Windows 2000, Windows XP, Novell
Netware, UNIX, dan LINUX.
2.1.4
Internet
Pada awal perkembangan komputer tahun 1950-an, komputer berfungsi sendiri–
sendiri tanpa dapat berhubungan satu dengan lainnya. Baru pada akhir tahun 1960-an,
Departemen Pertahanan Amerika (Deparment of Defence atau DoD) mengadakan riset
mengenai jaringan komputer. Jaringan komputer ini dibangun menggunakan metode
yang mirip dengan hubungan telepon di mana komputer dapat berhubungan satu dengan
lain, bahkan ke suatu tempat atau negara yang berjauhan.
DoD melihat potensi jaringan komputer ini untuk digunakan sebagai alat
pertahanan negara, dimana informasi dapat diteruskan dengan cepat ke tempat yang
16
membutuhkan. Untuk itu didirikan suatu lembaga riset yang disponsori oleh DoD
bernama Advanced Research Project Agency (ARPA), yang kemudian diganti namanya
menjadi Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA). Hasil proyek tersebut
adalah ARPAnet yang sekarang disebut internet yang menunjang perkembangan
konsep–konsep protocol TCP/IP. ARPAnet berkembang menjadi internet yang dimulai
dengan menghubungkan badan–badan pemerintah dan universitas–universitas, yang
kemudian berkembang hingga saat ini ke dunia bisnis.
Dalam perkembangannya, ada dua model referensi yang digunakan sebagai
acuan, yaitu referensi model DoD yang dipakai secara de-facto dan lebih dikenal sebagai
TCP/IP (digunakan sebagai standar yang dipakai internet) dan referensi model yang
dikeluarkan Open System Interconnection (OSI) yang dikeluarkan oleh International
Organization for Standardization (ISO) sebuah lembaga standarisasi internasional pada
1984 yang banyak digunakan sebagai acuan pengembangan dan standarisasi jaringan.
2.1.4.1 Referensi Model OSI
Referensi model ini membuat model jaringan yang dipakai sebagai acuan untuk
standarisasi jaringan sehingga dapat saling berkomunikasi dan mudah untuk dipelajari.
Hal ini dikarenakan referensi model OSI merupakan framework yang dipakai untuk
memudahkan dalam memahami bagaimana informasi ditransformasikan dalam jaringan
dalam lapisan-lapisan pada peralatan jaringan yang berbeda-beda.
Ada tujuh lapisan yang mengilustrasikan masing-masing fungsinya pada
jaringan. Pembagian jaringan pada tujuh lapisan ini memiliki beberapa keunggulan,
antara lain :
•
Membagi komunikasi jaringan pada bagian yang lebih kecil untuk memudahkan
pengaturan jaringan pada setiap bagiannya.
17
•
Adanya standarisasi komponen jaringan memungkinkan pengembangan dan
dukungan perangkat jaringan yang lebih luas.
•
Memungkinkan jaringan yang berbeda (hardware dan software) dapat saling
berkomunikasi.
•
Mencegah perubahan pada satu lapisan mempengaruhi lapisan yang lain.
•
Membagi jaringan dalam bagian yang lebih kecil memudahkan pembelajaran.
Secara garis besar lapisan model OSI yang dikenal sebagai 7 OSI Layer Model
dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Lapisan
(Layer)
7
Nama
Fungsi
Protocol
Application
File transfer, e-mail,
dan akses ke database
6
Presentation
Menyediakan pelayanan yang
langsung mendukung aplikasi
pemakai
Menerjemahkan, kompresi, dan
enkripsi data
5
Session
4
Transport
3
Network
2
Data Link
1
Physical
Mengkoordinasi komunikasi
antar sistem dan Membangun
sesi.
Memungkinkan paket data
dikirim tanpa kesalahan dan
tanpa duplikat
Menentukan jalur pengiriman
dan meneruskan data ke alamat
peralatan lain yang berjauhan.
Pada lapisan ini data dikirim
dalam bentuk paket
Mengatur data biner(0 dan 1)
menjadi logical group. Pada
lapisan ini data dikirim dalam
bentuk frame.
Transmisi data biner lewat
jaringan.
Tabel 2.1 OSI 7 Layer
ASCII, MIDI, MPEG,
TIFF, JPEG, PICT,
Quick Time
SQL, X-WINDOWS
TCP,UDP
IP,IPX,ARP,RARP,IC
MP,RIP,BGP
Ethernet, Token –
Ring, FDDI, ATM,
PPP, MTU
10BaseT, 100BaseTX
18
2.1.4.1.1 Lapisan 1(Lapisan Physical)
Pada lapisan ini terjadi proses pengiriman data dalam bentuk biner. Pada lapisan
ini semua spesifikasi yang berkaitan dihubungkan dengan kabel jaringan yang
ditentukan dan diterapkan. Spesifikasi tersebut antara lain adalah 10BaseT, 100BaseTX,
100BaseFX, V.35 dan lainnya.
2.1.4.1.2 Lapisan 2 (Lapisan Data Link)
Pada lapisan ini semua peralatan yang berhubungan dengan jaringan diberikan
tanda pengenal atau alamat hardware yang diatur oleh lapisan bawah (sublayer) yang
dinamakan Media Access Control (MAC). Pada lapisan ini data dikirimkan dalam
bentuk frame yang telah memuat informasi mengenai alamat yang dituju dan alamat asal
data. Peralatan switch mengatur mengiriman frame data berdasarkan alamat MAC
tersebut. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain adalah protokol
ethernet, token-ring, FDDI, dan ATM.
2.1.4.1.3 Lapisan 3 (Lapisan Network)
Pengiriman data ke jaringan yang berbeda dan berjauhan diatur oleh lapisan ini.
Pada lapisan ini diperkenalkan konsep alamat logika yaitu alamat yang diberikan pada
peralatan jaringan yang dapat diatur oleh administrator jaringan. Alamat logika yang
sering dipakai adalah IP address. Pada lapisan ini data dikirimkan dalam bentuk paket
yang memuat informasi mengenai alamat logika yang dituju dan alamat asal data.
Dengan alamat logika ini paket data dapat dikirimkan ke tujuan yang berada
pada jaringan yang berbeda dan berjauhan dengan bantuan peralatan yang dinamakan
router. Selain itu lapisan network memeriksa topologi jaringan dan menentukan jalur
terbaik untuk mengirimkan paket–paket data. Protokol–protokol yang bekerja pada
lapisan ini antara lain adalah IP, IPX, ARP, RARP, ICMP, RIP, BGP.
19
2.1.4.1.4 Lapisan 4 (Lapisan Transport)
Lapisan ini membuat dan menjaga hubungan komunikasi antara dua peralatan
komputer, serta memberikan garansi bahwa data yang dikirimkan akan sampai ke tujuan
dengan baik. Untuk itu lapisan ini menggunakan konsep acknowledge yaitu pemberian
tanda kirim pada saat data dikirim dan pemberian tanda terima jika data diterima dengan
baik. Pada lapisan ini data dikirim dalam bentuk segmen. Protokol–protokol yang
bekerja pada lapisan ini antara lain adalah TCP, UDP.
2.1.4.1.5 Lapisan 5 (Lapisan Session)
Lapisan ini berfungsi untuk mengkoordinasikan berbagai sistem agar dapat
saling berkomunikasi dengan baik. Lapisan session mengatur sinkronisasi pertukaran
data di antara aplikasi. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain
adalah X-WINDOWS, SQL.
2.1.4.1.6 Lapisan 6 (Lapisan Presentation)
Pada lapisan ini berbagai ragam data baik dalam bentuk teks maupun gambar
diproses atau diubah ke format–format lain yang dibutuhkan oleh lapisan bawah. Pada
lapisan ini juga proses kompresi dan enkripsi data terjadi. Protokol–protokol yang
bekerja pada lapisan ini antara lain adalah ASCII, MIDI, MPEG, TIFF, JPEG, PICT, dan
Quick Time.
2.1.4.1.7 Lapisan 7 (Lapisan Application)
Sesuai dengan namanya, lapisan ini menyediakan layanan yang mendukung
langsung aplikasi–aplikasi pemakai seperti e-mail, file transfer, dan akses ke database.
Pada aplikasi client–server, aplikasi client bekerja pada lapisan ini untuk berkomunikasi
dengan lapisan bawah.
20
2.1.4.2 Referensi Model DoD
Referensi model Department of Defence (DoD) berdasarkan konsep TCP/IP yang
merupakan dasar dari hubungan internet dan digunakan secara de-facto saat ini. Hal ini
dikarenakan referensi model ini lebih sederhana mudah untuk diaplikasikan, karena
hanya membagi jaringan dalam empat lapisan. Referensi model ini juga sudah teruji
kehandalannya dan berkembang dengan luas. Secara garis besar fungsi lapisan referensi
model DoD sama dengan OSI dan terlihat pada tabel 2.2 di bawah ini.
DoD Model
Process / Application
Host to Host
Internet
Network Access
2.1.5
OSI Model
Application
Presentation
Session
Transport
Network
Protokol
Telnet, FTP, SMTP, DNS,
TFTP, SNMP, X-Windows
UDP, TCP
IP, ARP, RARP, ICMP,
BootP
Ethernet, Token Ring,
Data – Link
FDDI
Physical
Tabel 2.2 Lapisan – lapisan dari DoD model
Peralatan Jaringan
2.1.5.1 Repeater
Gambar 2.5 Repeater
Sinyal listrik yang dikirimkan lewat sebuah media perantara, semakin jauh dari
pemancar akan semakin melemah hingga pada suatu tempat tertentu maka sinyal
tersebut tidak dapat diterima dengan baik. Fungsi dari repeater adalah untuk
memperkuat sinyal yang dikirim agar dapat diteruskan ke komputer lain pada jarak jauh.
Sebuah contoh repeater bisa dilihat pada gambar 2.5.
21
Pada jaringan yang menggunakan jenis kabel UTP cat-5, panjang maksimum
yang dapat dicapai 100 meter, tetapi jika ingin memperbesar batas dari network maka
harus ditambahkan sebuah media yang disebut sebagai repeater untuk memperkuat
sinyal. Repeater merupakan salah satu alat pada physical layer pada OSI Model.
2.1.5.2 Hub
Gambar 2.6 Hub
Hub dikenal sebagai multiport–repeater, karena memiliki sejumlah port dan
memiliki fungsi yang hampir sama dengan repeater. Hub tidak memiliki kecerdasan
dalam menentukan tujuan akhir dari informasi yang dikirim. Hub hanya mendukung
half–duplex yaitu cara kerja pengiriman data saling bergantian.
Hub merupakan salah satu peralatan yang dipakai pada lapisan physical OSI
Model. Gambar sebuah hub dapat dilihat pada gambar 2.6.
Hub pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu:
1. Hub aktif
Pada umumnya modem merupakan hub aktif karena mengambil energi dari power
supply yang digunakan untuk memperkuat sinyal yang sampai untuk dikirimkan.
2. Hub pasif
Hanya membagi sinyal ke beberapa user. Hub pasif tidak berfungsi untuk
memperkuat sinyal / hanya melewatkan.
22
Selain klasifikasi hub diatas, biasanya hub juga dapat diklasifikasikan lagi
menjadi 2 yaitu:
1. Intelligent hub
Adalah hub yang dapat memiliki kemampuan untuk mengatur kemacetan suatu
jaringan. Jadi sebelum host mengirimkan sinyal, hub yang memiliki kemampuan ini
akan melakukan proses manajemen agar tidak terjadi collision (tabrakan sinyal)
2. Dumb hub
Hub hanya mengambil sinyal yang datang kemudian hanya menyebarkan sinyal
tersebut ke semua host tanpa melakukan proses manajemen.
2.1.5.3 Bridge
Gambar 2.7 Bridge
Pada dasarnya bridge hanya memiliki input dan output. Jika suatu komputer
memiliki lalu lintas yang banyak maka akan semakin banyak pula kemacetan jaringan
yang ditimbulkan. Analoginya seperti pada kendaraan jalan umum jika jumlah
pengendara kendaraan bermotor semakin banyak maka pemerintah harus mengambil
alternatif lain yaitu, membangun jalan tol. Hal inilah yang menjadi fitur dari bridge yaitu
mampu membuat virtual circuit yang seolah-olah menjadi “jalan tol” bagi arus data.,
sehingga mampu membagi area collision domain menjadi lebih kecil. Bridge merupakan
salah satu alat yang dipakai pada lapisan data link pada OSI Model. Bridge dapat dilihat
pada gambar 2.7.
2.1.5.4 Switch
23
Gambar 2.8 Switch
Sebuah switch dapat dilihat pada gambar 2.8. Switch disebut juga sebagai
multiport bridge. Switch merupakan salah satu alat yang dipakai pada lapisan data link
pada OSI Model yang mampu membatasi area collision domain. Fungsi switch sendiri
ada 3 yaitu:
1. Address learning
Lewat proses inilah MAC address terdeteksi, dimana saat awal MAC address belum
tercatat switch akan mendata dengan melakukan broadcast signal, disamping itu
pencatatan MAC address dapat dilakukan juga lewat pencatatan dari transaksi data
yang terjadi, hasil pencatatan ini dicatat pada MAC table.
2. Loopback control
Pada fungsi ini terdapat fungsi Spanning Tree Protocol (STP) yang berfungsi untuk
mencegah loop, yaitu penyebaran data secara terus-menerus dan berulang karena
adanya sambungan kabel lebih dari satu pada peralatan jaringan yang sama ke switch
(biasanya untuk redundancy/cadangan bila salah satu sambungan putus).
3. Forward / filter decision
Forward decision dilakukan jika alamat yang dituju tepat sampai di tujuan,
sementara filter decision dilakukan jika alamatnya tidak tepat sampai di tujuan. Ada
tiga metode switching, yaitu store and forward (menampung data sampai habis baru
diteruskan), cut through (menampung data sampai terdapat alamat tujuan lalu
diteruskan), dan fragment free (menampung sampai 64 bit awal lalu diteruskan).
24
2.1.5.5 Router
Gambar 2.9 Router
Router merupakan peralatan jaringan yang bekerja di lapisan network dalam OSI
model. Router dapat mensegmentasi LAN dalam broadcast domain dan collision
domain, serta dapat menentukan jalur terbaik untuk melakukan pengiriman paket data.
Untuk mengetahui arah pengiriman paket data ke jalur yang terbaik router membangun
routing table yang didapat dari hasil pembelajaran jaringan dengan pencatatan arus yang
lewat dan saling bertukar informasi antar router. Sebuah router bisa digambarkan
dengan gambar 2.9.
Beberapa komponen penting dalam router :
1. RAM disebut juga dengan DRAM : Menyimpan routing table, menahan ARP cache,
menyediakan memori sementara untuk file konfigurasi ketika router dinyalakan,
ketika router dimatikan maka seluruh isi dalam RAM hilang.
2. NVRAM : Menyediakan penyimpanan untuk file konfigurasi awal (startup file
configuration), ketika router dimatikan atau di-restart maka masih menyimpan
memori router.
3. Flash : Menyimpan Operating System Image (IOS), mengizinkan software untuk diupdate tanpa melepaskan atau mengganti chip processor, menyimpan memori router
ketika dimatikan atau di-restart, dapat menyimpan beberapa versi dari IOS
25
4. Read-only memory (ROM): Bertanggung jawab atas Power-on Self Test (POST) saat
booting, menyimpan bootstrap program dan operating system software yang
minimalis
5. Interfaces : Menghubungkan router ke network, dapat berada di dalam motherboard
atau di sebuah module yang terpisah
2.1.6
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)
ADSL merupakan teknologi pita lebar (broadband), yang melakukan pengiriman
sinyal dengan cepat melalui sambungan telepon biasa dengan kecepatan 512 kbps
(upstream) dan 8 mbps (downstream). ADSL merupakan salah satu keluarga xDSL.
ADSL sebenarnya hanyalah suatu modem (perangkat Modulasi-Demodulasi) yang biasa
digunakan untuk akses internet dengan “dial up connection”, bukan suatu sistem
sambungan/jaringan.
Perbedaan antara modem ADSL dengan modem konvensional yang paling
mudah dijumpai adalah dalam kecepatan pentransferan (upload/download) data.
Walaupun
sama–sama
menggunakan
saluran
telepon
umum
sebagai
jalur
komunikasinya, kecepatan pada modem ADSL berkisar antara 1,5 mbps sampai 9 mbps.
Hal ini dikarenakan perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirim sinyal/data. Pada
modem konvensional digunakan frekuensi dibawah 4 kHz, sedangkan pada modem
ADSL digunakan frekuensi di atas 4 kHz. Umumnya modem ADSL menggunakan
frekuensi antara 34 kHz sampai 1104 kHz.
2.1.7
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
DHCP merupakan sebuah metode memberikan assign konfigurasi TCP/IP secara
dinamis
ke
sebuah
jaringan
yang
terhubung
banyak
komputer
(http://www.findanyisp.com/). DHCP server menunggu untuk sebuah komputer yang
26
terhubung dengannya, ketika terhubung maka DHCP memberikan IP address dari list
master yang tersimpan dalam server. DHCP membantu dalam proses setting network
untuk skala yang lebih besar, karena untuk skala yang besar hampir tidak mungkin untuk
mengkonfigurasi secara manual keseluruhan jaringan.
Kekurangan dari penggunaan DHCP ini adalah tiap client yang terhubung tidak
mendapat jaminan untuk memperoleh IP address yang sama setiap kali terhubung ke
jaringan yang menggunakan DHCP server.
2.1.8
Domain Name Service (DNS)
Domain name system (DNS) merupakan sebuah layanan untuk melakukan
konversi dari nama simbolik ke IP address (Sams, 1996, Chapter 11).
DNS ini menggunakan konsep TCP/IP dimana pengalamatan dengan 32 bit
untuk melakukan pengiriman sebuah paket data ke sebuah alamat yang dituju.
2.1.9
Network Address Translation (NAT)
IP Private merupakan IP network yang tidak terhubung ke jaringan internet dan
bersifat internal. Ada beberapa IP Private yang secara umum digunakan, yaitu
:
10.0.0.0–10.255.255.255, 172.16.0.0–172.31.255.255, 192.168.0.0–192.168.255.255.
NAT merupakan sebuah metode yang memungkinkan komunikasi IP yang dipakai di
jaringan privat dengan IP di internet.
Misalnya ada sebuah jaringan perusahaan yang memiliki banyak host tetapi
hanya memiliki sedikit dari IP Public. Maka NAT menjadi solusi dalam skenario ini :
.
Jaringan perusahaan harus diatur dengan ketentuan IP private pada umumnya.
.
Konsep NAT diletakkan di router yang menjadi gateway atau pembatas dan pembagi
antara jaringan private dan public. Pada waktu host pada jaringan IP private
27
mengirimkan paket data ke jaringan IP public, maka NAT mengambil IP private
untuk dibungkus oleh IP public yang diambil dari pool address (adanya mapping
dari IP private ke IP public).
.
Setiap Internet Service Provider (ISP) pasti memberikan IP yang berbeda kepada
client yang menggunakan jasa ISP tersebut. Dalam hal ini perubahan IP Public yang
ada tidak mengganggu kondisi jaringan yang menggunakan IP Private.
2.2 Teori Khusus
2.2.1
PABX
Private Automatic Branch eXchange (PABX) atau terkadang disebut juga PBX
sebelumnya dikenal sebagai Private Manual Branch eXchange (PMBX) yang
merupakan pengorganisasian secara manual sebuah switchboard yang dioperasikan oleh
operator
yang
bertugas
menghubungkan
kabel-kabel
ke
socket-socket
untuk
menghubungkan saluran telepon, PABX adalah pengautomatisasian sistem PMBX
(en.wikipedia.org).
Penggunaan PABX biasanya untuk mengorganisir dan menghubungkan telepontelepon dalam suatu organisasi, baik yang berada dalam satu lokasi maupun yang
terhubung lewat PSTN. Pembangunan PABX membutuhkan saluran tersendiri dan untuk
melakukan dan menerima panggilan harus dibuatkan jalur (routed) ke switch utama
(central switch), baik untuk melakukan atau menerima panggilan ke dan dari luar
maupun untuk telepon internal (berada dalam satu area PABX).
PABX dapat dihubungkan dengan set telepon biasa, mesin fax, modem, dan alat
komunikasi lainnya, oleh karena itu setiap alat komunikasi memiliki nomor ekstensi.
28
Akan tetapi untuk penggunaan modem (data), saluran PABX akan mengalami penurunan
kualitas (en.wikipedia.org). Gambar saluran kabel dapat dilihat pada gambar 2.10.
Gambar 2.10 Wiring Diagram
Peralatan PABX biasanya dipasang pada perusahaan untuk menghubungkan
telepon-telepon internal perusahaan. Adakalanya PABX dapat dihubungkan dengan
perangkat PABX lain yang berada di luar area melalui jalur yang disebut trunk lines,
sehingga dapat melakukan komunikasi dua arah antar PABX.
Secara umum PABX memiliki fungsi utama sebagai berikut :
1. Menghubungkan (circuits) antar dua set telepon, misalnya me-mapping nomor yang
dituju ke telepon secara fisik.
2. Menjaga koneksi telepon selama user masih menginginkan terjadinya hubungan
telepon tersebut, misalnya melakukan channeling signal suara antar user.
3. Memberikan informasi untuk keperluan administrasi, misal pencatatan dan
penghitungan lama sambungan telepon.
29
Disamping fungsi utama diatas, masih banyak lagi fungsi lain yang
dikembangkan oleh banyak vendor, misalnya: call transfer, customised abbreviated
dialing (speed dialing), voice mail, call forwarding, music on hold, automatic ring back,
call waiting, call pick-up, call park, call conferencing , dan lain-lain
2.2.2
Next Generation Network (NGN)
Next Generation Network (NGN) adalah suatu teknologi yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi informasi dan komputer abad ke 21.
Jaringan tidak lagi diharapkan bersifat Time Division Multiplexing (TDM), melainkan
sudah dalam bentuk paket-paket yang efisien akan tetapi tetap memiliki Quality of
Service (QoS) yang baik. NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam
trafik sesuai kebutuhan yang terus berkembang.
Konsep utama NGN lebih dari sekedar penggabungan Internet dengan PSTN
(dan ISDN). Perbandingan fitur NGN dengan PSTN dan Internet saat ini dipaparkan
dalam tabel berikut (Moradessi-Mohan 2000).
Tabel 2.3 Perbandingan PSTN. Internet, dan NGN
Berdasarkan tabel 2.3 terlihat bahwa PSTN meletakkan kecerdasan pada
network, dan internet meletakkannya pada host, maka NGN menyebarkan kecerdasan
30
pada network dan host, sehingga fitur layanan lintas media menjadi dimungkinkan.
Contoh aplikasi NGN yang sudah dikenal adalah VoIP dan IP Telephony.
Layanan komunikasi suara selama ini berbasis circuit-swithed, dimana setiap
panggilan memiliki sebuah kanal tersendiri (dedicated), dan tidak ada pengguna lain
yang dapat menggunakannya selama call. Kelebihan layanan ini adalah mendukung real
time-service. Akan tetapi ada beberapa kelemahan sistem ini, antara lain kanal yang idle
(tidak aktif) karena tidak ada yang menggunakan juga harus tetap ‘bekerja’ sementara
biaya pembangunan dan pengembangan jaringan-infrastruktur juga relatif mahal dan
jumlah aplikasi layanan ini juga terbatas.
Sementara itu, jaringan paket yang digunakan untuk komunikasi data, dimana
informasi dipecah menjadi beberapa bagian (disebut paket, frame atau pun sel), diberi
header(berisi informasi pengirim, penerima dan urutan paket dari informasi), lalu
dikirim. Saat pengiriman, semua kanal dapat digunakan dengan memilih kanal yang
kosong dan paling cepat sampai ke tujuan/penerima. Kelebihan jaringan ini tentu saja
dari efisiensi pemakaian kanal, karena setiap pengguna jaringan bisa menggunakan
semua kanal yang tersedia untuk mengirim informasi ke pengguna yang lain.
Gambar 2.11 Diagram Balok NGN
NGN tersusun dalam blok-blok kerja yang terbuka dan bersifat open system,
seperti digambarkan pada diagram balok pada gambar 2.11. Setiap blok memiliki
pengembangan masing-masing, tetapi harus selalu dapat dikomunikasikan dengan
31
pengembangan blok-blok lainnya sehingga mendukung evolusi jaringan secara bersamasama. Dalam pengembangan NGN, dirasa penting untuk menggunakan acuan-acuan
standar, yang menjamin performa yang lebih tinggi dan interoperabilitas yang lebih baik
daripada arsitektur ad-hoc yang tidak standar. Persinyalan untuk multimedia dapat
menggunakan H.323 yang distandarkan ITU, atau SIP yang distandarkan IETF.
Pengendalian umumnya menggunakan standar bersama yang disebut H.248 oleh ITU
atau MEGACO oleh IETF.
Blok “Transport” bertanggung jawab untuk membawa bagian media (data,
suara, dan gambar) dan sinyal-sinyal dari blok-blok lainnya. Transportasi data harus
dioptimasi sesuai dengan beragam jenis arus yang akan dilewatkan. Termasuk di dalam
blok ini adalah transport pada core network, access network, serta mobile network.
Sementara blok “Control and Signalling” bertugas melakukan pengendalian
dengan cara bertukar informasi permintaan panggilan dan network policy lalu
mengirimkan
perintah-perintah
yang
sesuai
kepada
blok
“Transport”
untuk
menyampaikan media data dan sebagainya ke tujuan yang benar.
Sedangkan blok “Services and Application” berisi aplikasi-aplikasi jaringan
dalam bentuk software yang mendefinisikan layanan yang diberikan, fitur yang
disediakan, dan pengaturan-pengaturan lain, termasuk billing.
2.2.3
Voice over IP (VoIP)
Voice over IP (VoIP) merupakan sebuah istilah populer dari penggunaan internet
untuk bercakap-cakap dengan menggunakan suara. VoIP adalah teknologi yang mampu
melewatkan trafik suara yang berbentuk paket melalui jaringan IP dengan teknik packet
voice, dimana suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan
(compress) dan akhirnya dibagi manjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim
32
ke penerima via jaringan paket. Jaringan IP sendiri merupakan jaringan komunikasi data
yang berbasis packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau
internet.
2.2.4
IP Telephony
IP Telephony merupakan teknologi terakhir yang menantang dominasi
komunikasi suara (voice), yang telah dikenal pada jaringan circuit switch
(Wastuwibowo, 2004). Sejak berkembangnya IP Telephony maka layanan komunikasi
suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkuit namun juga oleh jaringan paket
yang berbasis Internet Protokol (IP).
VoIP dan IP Telephony sering dianggap sama, padahal VoIP dan IP Telephony
adalah dua hal yang berbeda. VoIP secara sudut pandang lebih pada teknologi untuk
berkomunikasi dengan suara lewat internet, sementara IP Telephony lebih pada
infrastruktur dan layanan (service) jaringan komputer (IP) untuk komunikasi digital
(multimedia) yang antara lain memungkinkan aplikasi suara (VoIP).
2.2.4.1 Arsitektur Enterprise IP Telephony
Sistem IP Telephony Enterprise dibangun secara modular yang dibentangkan ke
dalam empat layer sebagai berikut :
1. Layanan Komunikasi
Layanan komunikasi mencakup sistem informasi database untuk Call Detail Record
(CDR) dan User Info. Selain itu, layanan Operational Support System (OSS), Billing
Center, Call Center, Network Management System (NMS), Calling Card, dan Webbased portal.
2. Kontrol Komunikasi
33
Kontrol komunikasi melakukan fungsi pensinyalan untuk penyambungan/pemutusan
panggilan, pengendalian selama panggilan, translasi protokol komunikasi, dan
sebagai platform beragam layanan komunikasi. Kontrol komunikasi dilakukan oleh
sistem Softswitch IP-PBX.
3. Media Gateway (MG)
Media Gateway menjembatani jaringan telepon berbasis IP dengan jaringan berbasis
di luar IP, misalnya jaringan analog PSTN atau seluler. Access Gateway
memungkinkan digunakannya pesawat telepon analog sebagai terminal. Trunk
Gateway menjembatani jaringan telepon berbasis IP dengan jaringan analog PSTN.
4. Terminal Komunikasi
Terminal komunikasi adalah sebuah endpoint yang langsung digunakan oleh
pengguna untuk berinteraksi telepon. Terminal digital meliputi penggunaan
komputer, PC, notebook, dan PDA yang telah diinstal program Softphone. Terminal
IP Phone bentuknya seperti pesawat telepon biasa yang langsung terhubung ke
switch. Selain itu dapat menggunakan pesawat telepon biasa, namun perlu bantuan
perangkat access gateway.
2.2.4.2 Arsitektur Penyebaran IP Telephony
Call Manager menyediakan fungsi kendali panggilan, dan ketika digunakan
bersama dengan IP Phone atau aplikasi Softphone, IP Telephony dapat menyediakan
kemampuan dari PABX dalam sebuah tampilan yang tersebar dan scalable. Beberapa
model penyebarannya adalah: (www.cisco.com)
1. Single Site Deployment
34
Gambar 2.12 Single Site Deployment
Pada model ini, aplikasi Call Manager seperti voice mail, IP-IVR, auto attendant,
transcoding dan sumber daya konferensi diletakkan pada lokasi fisik yang sama. Semua
perangkat IP Phone diletakkan dalam lokasi yang tunggal. PSTN digunakan untuk
routing panggilan off-net. Penyebaran ini bisa dilihat pada gambar 2.12.
2. Centralized call processing with remote branches
Gambar 2.13 Centralized call processing with remote branches
Pada gambar 2.13 diperlihatkan bahwa semua proses pemanggilan dikerjakan dalam
1 titik pusat lokasi. Ini sangat cocok untuk organisasi atau perusahaan yang mayoritas
pekerjaan terkonsentrasikan pada lokasi tunggal dan jumlah pegawai yang sedikit tetapi
bekerja pada cabang-cabang perusahaan yang berbeda dan jauh.
35
Model ini hemat biaya dan menyediakan banyak keuntungan, seperti rencana
penyatuan nomor telepon, lebih sedikit ongkos ekploitasi administratif, uang tabungan
yang potensial pada biaya-biaya komunikasi dalam panggilan inter-site menggunakan IP
WAN sebagai pilihan pertama.
3. Distributed call-processing deployment
Gambar 2.14 Distributed call-processing deployment
Dalam model ini, Call Manager dan aplikasinya diletakkan pada setiap lokasi.
Perhitungan banyak peralatan dan kalkulasi panggilan menentukan jumlah dari IP Phone
yang mendukung pada setiap lokasi.
Gambar 2.14 menggambarkan distributed call-processing deployment dimana kantor
pusat dan cabang A, IP Phone-nya disediakan oleh cluster Call Manager yang berbeda
dan cabang B disediakan oleh fitur Cisco Call Manager Express (CME) yang
dimungkinkan pada sebuah router. CME adalah solusi yang cocok untuk cabang yang
kecil.
2.2.5
Persinyalan
Teknologi switching yang masih berfokus pada data dan bersifat TDM, harus
mulai mengikuti paradigma network yang bersifat broadband. Oleh karena itu
36
muncullah softswitch yang mampu menghubungkan antara jaringan sirkuit dengan
jaringan paket. Pada perkembangan teknologi sebelumnya, telah dilakukan pemisahan
kanal data dengan signalling. Data multimedia dipaketkan dalam paket Real-time
Transport Protocol (RTP) dalam suite IP, dan ditransferkan antar media gateway (MG).
Signalling memiliki Signalling Gateway (SG) tersendiri. Signalling untuk multimedia
dapat menggunakan suite H.323 yang distandarkan ITU atau SIP yang distandarkan
IETF.
Sebuah forum bernama International Softswitch Consortium (ISC) yang
beranggotakan Siemens, NTT, Alcatel, Cisco, HSS, Sonus, Telcordia, dan lain-lain,
membahas tentang softswitch, Next Generation Network dan juga melakukan uji standar
terhadap beberapa produk softswitch dan memberikan definisi tentang softswitch sebagai
berikut: segala hal yang berhubungan dengan sistem komunikasi generasi masa depan
(next generation communication) yang berbasis open-standard, mengintegrasikan
layanan suara, data dan video dan menggelar layanan value-added yang lebih
menjanjikan dibandingkan layanan PSTN sekarang (Wastuwibowo, 2004).
Softswitch dikembangkan secara terpisah antara perangkat keras (hardware)
yang disebut Media Gateway (MG) dan perangkat lunaknya (software) yang disebut
Media Gateway Controller (MGC) yang fokus pada call-processing software. Alasan
terbesar mengapa pengembangannya dipisah adalah etika open-standard, dimana
monopoli baik sisi hardware maupun software menjadi hilang, sehingga para pemain
akan bersaing secara adil dan masing-masing akan menawarkan produk terbaiknya ke
pasar. Selain itu, juga membuka peluang bagi perusahaan lain, terutama di bagian call
prosessing software.
37
Terminologi softswitch digunakan untuk menggambarkan perangkat server yang
berfungsi sebagai pengontrol panggilan telephony dan aplikasi terkait. Terminologi
softswitch ini digunakan juga untuk menggambarkan sebuah MGC (Media Gateway
Controller), server proxy SIP (Session Initiation Protocol), dan sebuah gatekeeper
H323. Sofswitch Consorsium mendefinisikan softswitch (call agent, call server atau
MGC), sebagai sebuah perangkat yang menyediakan : (Haryanto,2003)
•
kecerdasan dalam mengontrol koneksi antar media gateway dan/atau titik akhir IP
lainnya.
•
kemampuan untuk memilih proses-proses yang dapat digunakan pada suatu
panggilan.
•
kemampuan untuk meneruskankan panggilan di dalam jaringan IP berdasarkan
informasi dari pensinyalan maupun database pelanggan.
•
kemampuan untuk memindahkan kontrol suatu panggilan ke elemen jaringan
lainnya.
•
Antarmuka dan dukungan fungsi manajemen seperti provisioning, fault, billing, dan
fungsi sejenis lainnya.
Definisi server aplikasi menurut Softswitch Consortium mengacu kepada media
control untuk layanan suara maupun video melalui SIP atau H.323. Server aplikasi dapat
digunakan sebagai stand-alone server, yaitu telephony servers yang dapat digunakan
untuk menyediakan aplikasi-aplikasi yang sama.
Interaksi antara softswitch dan application server dipengaruhi oleh SIP atau H.323
dan Real-time Transport Protocol (RTP) yang menghubungkan jalur pensinyalan dan
komunikasi (bearer paths) antara endpoint-endpoint telepon virtual (dalam server
38
aplikasi) dan end point terminal telepon pelanggan yang terdapat di PSTN maupun di
jaringan IP. Proses pengontrolan pensinyalan dan komunikasi ini dilakukan oleh logika
tertentu yang terdapat dalam server aplikasi, sehingga komunikasi endpoint-endpoint
dapat dilakukan.
2.2.5.1 Skinny Client Control Protocol (SCCP)
Protokol khusus yang dimiliki oleh Cisco Systems yang berdasarkan pada
konsep client–server. Dalam model protokol ini, seluruh kecerdasan yang ada terpusat
pada sebuah alat yang disebut Call Manager dalam Cisco IP Telephony. Client, dalam
hal ini adalah IP Phone, memiliki kecerdasan yang minimal. Dalam kata lain, Sebuah
Cisco IP Phone pasti mengerjakan sedikit hal, karena itu hanya membutuhkan sedikit
memory dan processing power. Sebuah Call Manager, merupakan server yang memiliki
kecerdasan, dapat mempelajari kemampuan dari client–client-nya, mengontrol setiap
panggilan yang datang, mengirimkan sinyal–sinyal. Call Manager melakukan
komunikasi dengan IP Phone dengan menggunakan SCCP dan jika panggilan yang
harus pergi melalui sebuah gateway, maka komunikasi yang dibangun dengan gateway
menggunakan H.323 atau MGCP.
2.2.5.2 H.323
H.323
adalah
rekomendasi
International
Telecommunication
Union
–
Telecommunication Standardization Sector (ITU-T) untuk komunikasi multimedia
berbasis paket, yang diterbitkan sebelum dikenal teknologi VoIP. H.323 digunakan
untuk membaca secara real-time traffic dari voice misalnya panggilan telepon. Seperti
telah disinggung di atas (Liu-Mouchtaris 2000), H.323 merupakan suite yang terdiri dari
berbagai protokol, yang masing-masing distandarkan secara terpisah oleh ITU-T dan
IETF seperti terlihat pada diagram gambar 2.15 :
39
Gambar 2.15 Diagram Protokol Standard ITU-T dan IETF
Protokol H.225 atau Registration, Admission, and Status (RAS) untuk
permintaan panggilan dari terminal atau gateway ke gatekeeper GK. Dari data di dalam
GK, diketahui hak akses user atau perangkat yang melakukan permintaan hubungan
melalui GK ini. Jika permintaan disetujui, RAS membuka sesi komunikasi Q.931
dengan ujung lawan.
Protokol Q.931 untuk setup panggilan, seperti protokol yang digunakan oleh
telepon PSTN atau ISDN, termasuk transfer dan penerjemahan nomor-nomor telepon.
Jika semuanya berjalan baik, akan dibuka sesi H.245 dari ujung ke ujung. Untuk
hubungan VoIP yang lebih sederhana, sebenarnya bagian dari H.225 sudah cukup untuk
melakukan setup tanpa Q.931.
Protokol H.245 untuk melakukan setup jaringan, termasuk memeriksa kapabilitas
yang tersedia, menyusun hubungan master-slave jika diperlukan, membuka kanal logika
(paket), dan memberikan deskripsi serta alamat untuk paket RTP dan RTCP bagi
pertukaran data percakapan.
Protokol RTP untuk menyampaikan data dari ujung ke ujung selama komunikasi
berlangsung. RTP dienkapsulasi oleh UDP kemudian oleh IP. UDP hanya memberikan
fasilitas multiplex dan checksum, sehingga RTP harus memiliki fasilitas info identifikasi,
pengurutan paket, dan monitoring. RTP merupakan standar dari IETF (RFC 3550).
40
Protokol Real-time Transport Control Protocol (RTCP) merupakan metode
pengendalian bagi RTP. Yang dilakukan RTCP adalah memberikan feedback atas
kualitas distribusi data, serta membawa nama kanonik bagi sumber-sumber RTP yang
akan digunakan untuk sinkronisasi audio dan video.
Pengkodean suara dilakukan dengan protokol-protokol G.711 untuk rate 64 kb/s
dan delay 1/8 ms; G.721, G.723, atau G.726 untuk rate 16 hingga 40 kb/s dengan delay
1/8 ms; G.728 untuk rate 16 kb/s dengan delay 2.5 ms; G.729 untuk rate 8 kb/s dan
delay 10 ms; atau G.723.1 untuk rate 5.3 atau 6.3 kb/s dengan delay 30 ms.
Tujuan desain dan pengembangan H.323 adalah untuk memungkinkan
interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Terminal dengan standar
H.323 dapat berkomunikasi dengan terminal H.320 pada N-ISDN, terminal H.321 pada
ATM, dan terminal H.324 pada PSTN. H.323 memungkinkan komunikasi real-time dua
arah berupa suara, video dan data. Penggunaan terminal dan komunikasinya dapat dilihat
pada gambar 2.16.
Gambar 2.16 Terminal Pada Jaringan Paket
Gambar 2.17 Komponen Pada H.323
Pada gambar 2.17 standar H.323 menspesifikasikan 4 jenis komponen yang
menyediakan layanan komunikasi multimedia baik secara point to point maupun point to
multipoint :
41
Gambar 2.18 Arsitektur H.323
Arsitektur H.323 dengan menggunakan komponen-komponen ini dapat dilihat pada
gambar 2.18.
2.2.5.3 Session Initiation Protocol (SIP)
Berbeda dengan H.323, Session Initiation Protocol (SIP) diterbitkan sebagai
standar oleh IETF (RFC 3261) setelah adanya VoIP. SIP disiapkan sebagai protokol
dalam suite IP untuk membentuk dan melakukan pengendalian atas sesi multimedia over
IP. SIP merupakan protokol client-server yang diangkut di atas TCP. Bentuknya teks,
seperti keluarga HTTP, RTP, yang meliputi juga RTCP.
Pengalamatan SIP dapat dilakukan mirip nomor telepon atau mirip alamat web.
Jika pengalamatan dilakukan mirip web, menggunakan URL seperti web, akan
diterjemahkan menjadi alamat IP oleh suatu DNS. Untuk membangun sebuah sesi
multimedia, SIP melakukan juga negosiasi fitur dan kapabilitas, seperti pada H.323.
SIP hanya digunakan untuk persinyalan. Transportasi data media tetap
menggunakan RTP, seperti pada H.323. Sebagai bagian dari negosiasi, SIP juga
menggunakan protokol yang disebut Session Description Protocol (SDP). Tugas SDP
42
adalah memberikan deskripsi tentang sesi multimedia yang dikehendaki, meliputi antara
lain informasi kontak serta jenis enkode audio dan video.
2.2.5.4 Perbandingan H.323 dan SIP
SIP diciptakan setelah VoIP, dan VoIP diciptakan setelah H.323. Tentu saja,
secara umum SIP akan memiliki fitur yang lebih tepat bagi VoIP dan MoIP secara
umum, daripada H.323. Tabel 2.4. berikut (Schulzrinne-Rosenberg 1998) memaparkan
fitur-fitur yang ditambahkan pada SIP.
Fitur
H.323
SIP
Blind Transfer
Bisa
Bisa
Operator-assisted transfer
Tidak
Bisa
Hold
Tidak
Bisa, dengan SDP
Multicast, Multiunicast, dan
Bisa
Bisa
Bridged Confrences
Forward
Bisa
Bisa
Call Park
Tidak
Bisa
Directed Call PickUp
Tidak
Bisa
Tabel 2.4 Tabel Fitur H.323 dan SIP Menurut Schulzrinne-Rosenberg
Tentu beda H.323 dan SIP bukan hanya pada penambahan fitur. H.323
mengumpulan protokol yang dipilih untuk dapat mudah beroperasi dengan sistem
telephony yang telah ada, jadi cukup alami bahwa sebagian besar persinyalannya
menggunakan model biner yang relatif rumit sementara, SIP merupakan protokol
persinyalan yang ramping dan berbasis teks, yang dioptimasikan agar mudah
dikembangkan bersama aplikasi-aplikasi Internet. Tabel berikut (Schulzrinne-Rosenberg
1998) memaparkan perbedaan sifat H.323 dan SIP.
Kriteria
Kompleksitas
Jumlah
transfer
sinyal
Debugging
Perluasan
Perluasan oleh user
H.323
Sangat kompleks
pesan Banyak
Perlu tools yang rumit
Bisa diperluas
ASN.1 – Rumit
SIP
Sederhana
Sedikit
Tools sederhana
Mudah diperluas
Teks – Mudah
43
Elemen
yang
harus Client, GK, MCU, diperhatikan statenya
GW, UA, Proxy
Pemakaian prosessor
Overhead besar
Overhead kecil
Fitur teleponi
Kuat
Kuat
Aplikasi di host
Rumit
Sederhana
Ukuran kode
Besar
Kecil
Pemakaian memori dinamis Besar
Kecil hingga sedang
Tabel 2.5 Tabel Perbandingan H.323 dan SIP Menurut Schulzrinne-Rosenberg
Secara umum keunggulan H.323 sebagai standar protokol untuk multimedia
dapat dispesifikasikan sebagai berikut :
•
Standar codec
H.323 memiliki standar untuk kompresi dan dekompresi aliran multimedia,
sehingga peralatan yang satu memiliki kompabilitas dengan peralatan yang lain.
•
Interoperabilitas
User tidak perlu khawatir akan kompabilitas pada sisi penerima. Selain
memastikan bahwa penerima (receiver) dapat mendekompresi informasi yang
dikirim, H.323
juga mengembangkan metoda untuk menerima client untuk
berkomunikasi yang sama dengan pengirimnya.
•
Network independence
H.323 dirancang agar dapat berjalan pada lapisan arsitektur jaringan. Karena
teknologi jaringan mengalami evolusi, dan teknik pengaturan bandwidth meningkat,
maka solusi berbasis H.323 dapat mengikuti perkembangan tersebut.
•
Platform and aplication indepedence
H.323 tidak terikat pada perangkat keras ataupun sistem operasi. Platform yang
compliant dengan H.323 akan tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, termasuk
PC, peralatan telepon yang IP–enabled maupun TV kabel
•
Dukungan terhadap multipoint
44
Walaupun pada kenyataannya H.323 dapat mendukung conference tanpa
membutuhkan multipoint control unit yang special, sebenarnya MCU menyediakan
arsitektur yang fleksibel dan powerful untuk conference multipoint kemampuan
multipoint dapat disertakan dalam tiap komponen sistem H.323.
•
Bandwidth management
Trafik video dan audio adalah trafik yang membutuhkan bandwidth yang besar
dan kebanyakan dapat membuat jaringan komunikasi data terhambat, oleh karena itu
H.323 mempersiapkan pengaturan bandwidth yang dapat membatasi jumlah user
yang tersambung ke jaringan H.323 secara bersamaan sesuai dengan bandwidth
yang tersedia untuk aplikasi H.323.
•
Dukungan terhadap multicast
H.323 mendukung multicast dalam conference multipoint. Multicast mengirim
paket tunggal ke subset tujuan dalam jaringan tanpa replikasi. Sedangkan unicast
mengirimkan multiple transmisi point to point, dan broadcast mengirim ke semua
tujuan.
•
Fleksibel
Sebuah conference H.323 dapat menyertakan sejumlah endpoint dengan
kemampuan berbeda. Sebuah terminal yang berkemampuan suara saja dapat
berpatisipasi dalam conference dengan terminal yang mempunyai kemampuan video
dan data. Terminal H.323 dapat membagi porsi data untuk conference video dengan
terminal yang berkemampuan data saja, dan melakukan pembagian suara dan video
dengan terminal H.323 yang lain.
•
Inter network conferencing
45
Banyak user yang menginginkan untuk melaksanakan conference dari sebuah
LAN ke jarak jauh. H.323 dapat membangun antara sistem desktop berbasis LAN
dengan sistem grup ISDN. H.323 menggunakan teknologi codec yang umum untuk
tiap standar video conference yang berbeda untuk mengurangi delay transcoding.
2.2.6
Pengendalian Gateway
2.2.6.1 Media Gateway
Media Gateway (MG) merupakan perangkat-perangkat gateway yang terletak
pada layer Transport, yang umumnya memisahkan jenis-jenis jaringan yang berbeda,
termasuk di dalamnya adalah interface dengan perangkat-perangkat konsumen. Jenisjenis gateway berbeda-beda menurut topologi dan konfigurasi yang dirancang designer
ataupun manufacturer. Beberapa gateway yang sering digunakan:
•
Trunk Gateway: Menghubungkan jaringan paket dengan trunk TDM dari PSTN atau
ISDN, dengan jumlah sirkit yang biasanya cukup besar.
•
Access Gateway: Menyediakan interface kepada perangkat konsumen, seperti akses
ISDN atau DSL.
•
Residential Gateway: Menghubungkan jaringan paket dengan jaringan analog yang
terhubung ke pelanggan.
MG dapat juga memisahkan satu packet network dengan packet network lainnya.
Namun pada umumnya secara teknis MG semacam ini tidak diperlukan, karena
kedudukannya dapat digantikan oleh perangkat-perangkat switch atau router di bagian
“Transport”. Kalaupun MG dipasang juga, umumnya karena ada fungsi aplikatif atau
administratif tertentu yang dijalankan di dalamnya.
46
2.2.6.2 Signalling Gateway
Pada level persinyalan, dikenal juga Signalling Gateway (SG), tempat
bertransaksi informasi dari satu jenis sinyal ke jenis sinyal lainnya. Yang sering saling
diterjemahkan dalam SG adalah sinyal dari SIP atau H.323 ke SS7 dari PSTN dan
ISDN. Selain diterjemahkan ke SIP atau H.323, seringkali sinyal SS7 perlu dibawa
melintasi jaringan paket untuk digunakan kembali di sebuah trunk gateway. Untuk itu,
SS7 perlu dienkapsulasi dalam jaringan sinyal.
2.2.6.3 Media Gateway Controller
Pemisahan bagian “sinyal” dan “media” membutuhkan sebuah implementasi
baru untuk memungkinkan persinyalan dan policy-policy lainnya dapat mengirimkan
perintah atau mengambil informasi dari MG. Penghubung antara kedua bagian dalam
layanan itu disebut Media Gateway Controller (MGC). MGC sering juga disebut
sebagai softswitch, call agent, atau call controller.
MGC melakukan setup hubungan-hubungan multimedia, melakukan deteksi dan
pengolahan pada event-event, dan mengatur MG serta circuits di dalamnya berdasarkan
konfigurasi database.
MGC akan bekerja di tataran pengaturan panggilan (call control) dan call
processing. MGC akan mengontrol panggilan yang masuk untuk mengetahui jenis media
penggilan dan tujuannya. Dari situ, MGC akan mengirimkan sinyal ke MG untuk
melakukan koneksi, baik intrakoneksi jaringan, sirkuit ke sirkuit atau paket ke paket,
maupun interkoneksi jaringan, sirkuit ke paket dan sebaliknya. Jika diperlukan, MGC
akan meminta MG melakukan konversi media yang sesuai dengan permintaan, atau
langsung meneruskan panggilan jika tidak diperlukan konversi.
47
MGC menganggap MG sebagai kumpulan terminasi. Dalam fungsi itu, maka
MGC dapat meminta MG melakukan konversi, koneksi dan pengiriman ring-tone
(dering suara telepon) ke tujuan. Antara MGC dan MG sendiri akan saling berhubungan
dengan protokol MEGACO atau Media Gateway Control Protocol (MGCP).
Sementara itu, satu MGC akan berhubungan dengan MGC yang lain, baik itu
yang berada di jaringan yang sama maupun berbeda, dengan mengirimkan protokol
sinyal tertentu. Untuk jaringan sirkuit, MGC akan mengirimkan Signalling System 7
(SS7), sementara jika berhubungan dengan jaringan paket, maka MGC akan
menggunakan H.323 atau Season Initiation Protocol (SIP).
MG sendiri ‘hanya’ akan bekerja sebagai konverter antara jaringan sirkit dengan
jaringan paket. Di sini fungsi softswitch menjadi hanya setara dengan ‘switch analog’
dan tidak memberikan layanan yang lain. MG juga bisa bekerja di sisi pelanggan
maupun penyedia layanan, dimana softwitch bukan hanya berfungsi sebagai konverter,
namun juga memberikan fitur lebih, termasuk dial-tone tentunya. Pada posisi ini, maka
softswitch akan bekerja lebih kompleks. MG juga akan mengirimkan bermacam sinyal,
tergantung jenis media yang digunakan. Sinyal itu dikirm atas permintaan MGC,
sehingga dapat dideteksi oleh terminal atau oleh MGC selanjutnya.
2.2.6.4 Gateway Control Protocol
Pemisahan bagian “sinyal” dan “media” juga membutuhkan sebuah protokol
baru untuk menghubungkan kedua bagian dalam layanan network itu. Untuk itu
digunakan Media Gateway Controller Protocol (MGCP), namun banyak keterbatasan
yang dihadapi dalam pengembangan MGCP dan terlalu memihak jenis jaringan model
Amerika Utara. Maka IETF dan ITU-T bersama sama menyusun protokol baru. ITU-T
menamainya H.248, sementara kalangan IETF menyebutnya MEGACO (RFC-3525).
48
Kelebihan MEGACO dari MGCP adalah adanya model koneksi yang tak tergantung
bentuk transpor, adanya dukungan untuk layanan advanced seperti konferensi
multimedia, dan dukungan untuk negara-negara di seluruh dunia.
MGC, dalam melakukan pengendalian terhadap MG, menyusun abstraksi sebuah
hubungan sebagai model yang disusun atas terminasi dan konteks. Terminasi adalah
tempat berawal atau berakhirnya aliran data (media). Terminasi tentu saja dapat menjadi
tempat berawal atau berakhirnya banyak aliran (stream) sekaligus. Konteks adalah
bentuk kaitan antara sekumpulan terminasi.
2.2.7
Virtual Private Network (VPN)
2.2.7.1 Pengertian Virtual Private Network (VPN)
VPN adalah suatu jaringan yang menggunakan fasilitas jaringan publik/umum
tetapi mempunyai policy seperti pada jaringan privat/pribadi. (Maseleno, 2003). Dengan
terhubung ke jaringan lokal kantor, seseorang seolah-olah sedang berada di kantor dan
terhubung ke jaringan komputer lokal. Segala direktori dan fasilitas yang biasa didapat
bisa diakses seperti biasa. Secara garis besar, VPN dibagi menjadi dua kategori yaitu
Dial VPN dan Dedicated VPN. VPN memberikan keuntungan-keuntungan seperti
jaminan keamanan untuk koneksi end-to-end, peningkatan connectivity, pengurangan
biaya dan pengaturan prioritas dari suatu aplikasi.
2.2.7.2 Tipe Virtual Private Network
Virtual Private Network memiliki beberapa tipe yang dapat diaplikasikan,
diantaranya adalah :
2.2.7.2.1
Access VPN
Access VPN adalah akses dari satu lokasi ke intranet, internet, atau extranet
melalui jaringan publik dengan menggunakan policy seperti jaringan privat. Access VPN
49
memungkinkan pengguna untuk mengakses resource perusahaannya kapanpun dan
dimanapun mereka berada. Access VPN mencakup jalur analog, ISDN, Digital Subcriber
Line (DSL), mobile IP dan berbagai teknologi kabel.
Keuntungan-keuntungan Access VPN antara lain adalah pengurangan biaya
perusahaan akibat pengeluaran yang berhubungan dengan modem dan terminal server
equipment, penggunaan pulsa lokal sehingga mengurangi penggunaan hubungan
interlokal. Selain itu, Access VPN mempunyai tingkat skalabilitas yang tinggi dan
kemudahan dalam pengorganisasian jaringan jika ada penambahan pengguna baru,
sehingga perusahaan bisa lebih berkonsentrasi pada core bisnis dan bisa mengurangi
beban pemeliharaan jaringan. Telecommuter, divisi sales, perwakilan atau kantor
cabang, dan karyawan yang bertugas di luar adalah para pengguna Access VPN.
Access VPN dapat dipisahkan menjadi tiga (3) jenis, yaitu Client-Initiated,
Remote Router-Initiated, dan Network Access Server (NAS)-Initiated. Client-Initiated
bisa menggunakan PC dan modem atau router di Small Office Home Office (SOHO).
Dengan skenario seperti ini, device/PC klien harus mempunyai aplikasi yang
mendukung IPSec. Proses tunnelling terjadi antara PC pengguna ke gateway di kantor
pusat. Keuntungannya adalah data terlindungi dari network ke network. Sedangkan
kerugiannya adalah dibutuhkannya perawatan yang intensif pada PC dan koneksi tidak
akan terlindungi jika klien lupa menginisialisasi tunnel.
Pada Remote Router-Initiated, proses tunnelling terjadi antara remote router ke
gateway kantor pusat. Remote router menggunakan IPSec untuk mengenkripsi data.
Keuntungan dari tipe ini adalah kontrol, manajemen dan sekuriti diatur oleh perusahaan.
Hanya dibutuhkan sumber daya untuk merawat remote router dan seluruh device yang
dipakai perusahaan.
50
NAS-Initiated adalah Access VPN yang paling rendah tingkat security-nya, tapi
tidak membutuhkan sumber daya yang banyak. Tunnelling terjadi antara Point of
Presence (POP) ke gateway kantor pusat, sehingga data pengguna antara klien dan POP
tidak dilindungi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya menampung banyak
user dan tidak dibutuhkannya perawatan pada PC. Selain itu service provider dapat
mendukung alamat privat, menyediakan tunnel sharing, tunnel distributing dan backup
tunnel. Wireless tunnel juga dimungkinkan dengan menggunakan mobile IP.
2.2.7.2.2
Intranet VPN
Intranet VPN menghubungkan kantor pusat dan seluruh kantor cabang melalui
infrastruktur jaringan publik menggunakan IP security (IPSec) atau Generic Route
Encryption (GRE) untuk memberikan keamanan pada tunnel yang dipakai. Dengan
menggabungkan service dari provider seperti mekanisme Quality of Service (QoS),
manajemen bandwidth Weighted Fair Queuing (WFQ) dan penggunaan Commited
Access Rate (CAR) di router peusahaan, akan memberikan penggunaan bandwidth
WAN yang efisien dan throughput yang bisa dipercaya. Keuntungan dari Intranet VPN
adalah pengurangan biaya bandwidth di WAN, kemudahan penggabungan kantor
cabang baru dan adanya link redundancy WAN pada service provider.
2.2.7.2.3
Extranet VPN
Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang
tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi
masalah dengan kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan. Extranet VPN
menghubungkan pelanggan, supplier, dan partner melalui jaringan telekomunikasi
publik dengan menggunakan saluran khusus. Pelayanan yang disediakan sama dengan
pelayanan jika menggunakan jaringan pribadi, sehingga pengguna seperti menggunakan
51
intranet dari perusahaan tersebut. Extranet menggunakan arsitektur dan protokol yang
sama dengan yang digunakan pada Access VPN dan Intranet VPN.
2.2.8
Quality of Service (QoS)
Quality of Service (QoS) adalah sebuah rangkaian teknik untuk mengatur sumber
daya jaringan dalam rangka untuk memungkinkan jaringan tersebut membedakan dan
mengatasi lalu lintas jaringan berdasarkan kebijakan yang ada. Hal ini berarti
menyediakan pengantaran data yang konsisten dan dapat diprediksikan kepada user atau
aplikasi yang mendukung didalam sebuah jaringan. QoS dapat tercapai dengan
mengatur parameter-parameter seperti delay, delay variation, bandwidth dan packet loss
pada sebuah jaringan agar menjadi sebuah kunci sukses dalam sebuah solusi bisnis endto-end. Kualitas suara dipengaruhi oleh lima dimensi QoS yaitu:
2.2.8.1 Availability
Adalah persentase dari waktu hidup jaringan. Ukuran untuk jaringan suara secara
tradisional adalah 99,999 % (“Five 9s”), atau sekitar 5,25 menit dari downtime setiap
tahunnya. Availability dipenuhi melalui kombinasi dari peralatan yang tersedia dan
jaringan yang survivabilitas.
2.2.8.2 Throughput
Adalah jumlah dari lalu lintas atau bandwidth yang disampaikan melalu sebuah
periode waktu tertentu. Biasanya dalam lingkungan LAN semakin tinggi throughput
semakin baik jaringan tersebut.
2.2.8.3 Delay / Lantency
Adalah waktu antara inisiasi suatu transaksi oleh suatu pengirim sampai ada
respon pertama yang diterima oleh pengirim tersebut. Juga, waktu yang diperlukan
untuk memindahkan paket dari sumber ke tujuan melalui jalur yang sudah ditentukan.
52
Percakapan interaktif menjadi terganggu ketika delay melebih 100-150 ms,
ketika melebihi 200 ms, pemakai akan menemui gangguan dan menyatakan bahwa
kualitas suara itu sangat lemah. Untuk menyediakan kualitas suara yang tinggi, jaringan
IP Telephony harus mampu menjamin latency yang rendah. ITU-T G.114
merekomendasikan batas maksimum yang diterima dalam perjalanan paket adalah 300
ms antara kedua gateway IP Telephony (150 ms delay per jalur).
Ada banyak kompenen dari delay dalam sebuah jaringan yang perlu dipahami,
termasuk didalamnya adalah packetization delay, queuing delay, dan propagation delay.
Packetization delay adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengambil
codec yang digunakan untuk melengkapi konversi dari analog ke digital. IP Telephony
selalu menciptakan beberapa ukuran delay, ketika algoritma yang menspesifikasikan
“listen” atau contoh dari suara yang dispesifikasikan dalam periode waktu tertentu,
diikuti oleh packetization.
Propagation delay adalah waktu yang diperlukan untuk mengambil informasi
melewati sebuah kabel copper, fiber atau jalur wireless. Delay ini juga merupakan
sebuah fungsi dari kecepatan cahaya, konstanta yang universal, dan kecepatan
persinyalan dari media fisik. Sebagai contoh, jika sebuah panggilan sudah melalui
sebuah node transit, maka delay diperkenalkan.
Queuing delay dibebankan kepada suatu paket pada titik congestion (lalu lintas
pada jaringan melebihi kapasitas) ketika menantikan putarannya untuk diproses
sementara paket yang lain yang dikirim melalui sebuah switch atau kabel. Sebagai
contoh, ATM yang dikurangi queuing delay-nya dengan membagi paket ke dalam
bagian kecil, membungkus mereka kedalam sebuah sel, lalu meletakkan mereka
kedalam sebuah prioritas antrian yang absolut. Karena sel-sel tersebut kecil, maka
53
prioritas queue yang terbesar dapat dilayani lebih sering, mengurangi waktu tunggu
untuk paket dalam sebuah antrian kedalam level yang deterministik. Bagaimanapun
juga, pada kecepatan gigabit, waktu tunggu untuk lalu lintas yang mempunyai prioritas
tinggi sangat kecil sekali bahkan dibagai kondisi yang terburuk, dalam kaitannya dengan
kecepatan link dan daya proses yang tersedia.
2.2.8.4 Delay Variation (Jitter dan Wander)
Delay variation adalah perbedaan pada penundaan yang diperlihatkan oleh paket
berbeda yang menjadi bagian dari arus lalu lintas yang sama. Frekuensi tinggi pada
delay variation dikenal sebagai jitter, sedangkan frekuensi rendah pada delay variation
disebut wander. Jitter disebabkan terutama oleh perbedaan dalam antrian waktu
menunggu untuk paket yang berurutan didalam suatu arus. Jenis lalu lintas tertentu
terutama real-time lalu lintas seperti suara adalah sangat tidak toleran dalam jitter.
Perbedaan waktu tiba paket menyebabkan choppiness di dalam suara.
Jitter berlebihan dapat diatasi dengan penyangga, tetapi dapat menyebabkan
permasalahan lain, seperti peristiwa “walkie-talkie” yang disebabkan ketika dua sisi
suatu percakapan mempunyai latency. Jitter harus kurang dari 60ms ( 60ms= rata-rata
mutu, 20ms= mutu bea).
2.2.8.5 Packet loss
Kerugian akibat kesalahan bit maupun paket yang hilang, mempunyai suatu dampak
lebih besar atas jasa IP telephony atau VoIP dibanding pada data. Selama suatu transmisi
suara, hilangnya berbagai bit atau paket suatu arus boleh menyebabkan suatu letusan
dapat didengar yang akan menjadi mengganggu kepada pemakai. Didalam suatu
transmisi data, hilangnya bit tunggal atau berbagai paket informasi hampir tidak pernah
dicatat oleh para pemakai. Di dalam kontras, selama suatu siaran video, paket berurutan
54
yang hilang dapat menyebabkan suatu glitch sesaat pada layar, tetapi video kemudian
berproses sama dengan dulu. Bagaimanapun, jika paket hilang menjadi mewabah,
kemudian mutu dari semua transmisi menurunkan pangkat. Tingkat kerugian paket harus
kurang dari 5% untuk mutu minimum dan kurang dari 1% untuk mutu bea.
Download