12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Jaringan Telepon Telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya (KBBI, 1991, p1027). 2.1.2 Jaringan Komputer Jaringan komputer, dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer beserta perangkat-perangkat lain yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi, sehingga membantu menciptakan efisiensi, dan optimasi dalam kerja (Norton, 1999, p5). 2.1.3 Local Area Network (LAN) Jaringan area lokal atau Local Area Network (LAN) merupakan inti dari jaringan komputer, dimana sejumlah komputer dapat berhubungan satu dengan yang lain serta dapat menggunakan secara bersama sumber daya (resource) seperti printer atau harddisk (Wijaya, 2003, p1). LAN merupakan sistem komunikasi data yang mengizinkan sejumlah device saling berkomunikasi secara langsung satu dengan lainnya, dalam sebuah cakupan area geografis yang terbatas (Forouzan, 2003, p4). LAN baru mendapat perhatian setelah diperkenalkannya personal computer (PC) di awal tahun 1980-an. Sebelum itu, komputer berdiri sendiri atau untuk jenis komputer mainframe yang menggunakan konsep shared-bandwidth, akses dapat dilakukan dengan dumb terminal yang tidak memiliki kecerdasan dan hanya memiliki monitor dan keyboard untuk akses ke komputer mainframe. Jaringan yang digunakan untuk 13 menghubungkan ke suatu mainframe juga tidak memiliki kecerdasan untuk mengatur lalu lintas data. Oleh sebab itu komputer mainframe banyak menggunakan peralatan yang disebut front-end processor untuk mengatur pembagian bandwidth agar terminal dapat akses ke mainframe melalui peralatan yang disebut control unit. Jaringan komputer mainframe dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Jaringan Komputer Mainframe Komputer mainframe kemudian berkembang menjadi komputer yang lebih kecil dan lebih murah dan dikenal sebagai mini komputer yang menggunakan struktur jaringan yang lebih cerdas yang disebut Private Branch Exchange (PBX) yang memungkinkan sejumlah terminal dihubungkan ke suatu mini komputer. Sebuah jaringan mini komputer dapat dilihat melalui gambar 2.2. Gambar 2.2 Jaringan Mini Komputer 14 Berbeda dengan mainframe atau mini komputer, suatu PC dapat memproses perintah–perintah di dalam peralatan itu sendiri, karena PC memiliki semua komponen lengkap suatu komputer seperti Central Processing Unit (CPU), memori, dan interface– interface utama lainnya. Dari perkembangan PC kemudian muncul konsep sharing (pemakaian bersama) dimana beberapa PC dihubungkan sehingga dapat menggunakan printer atau harddisk secara bersama. Konsep ini dikenal sebagai peer-to-peer atau workgroup LAN. Contoh gambaran jaringan workgroup dapat dilihat melalui gambar 2.3. Gambar 2.3 Jaringan Workgroup atau Peer-To-Peer Pada kenyataannya, saat jumlah komputer pada jaringan tidak begitu besar misalnya 5–6 komputer, maka jaringan workgroup ini dapat berfungsi dengan baik. Namun jika jumlah komputer yang berada di jaringan sangat banyak, workgroup menimbulkan masalah didalam pengaturan administrasi komputer–komputer tersebut. Hal ini disebabkan didalam jaringan workgroup, setiap pemakai komputer mengatur sendiri file/folder yang akan diizinkan untuk dipakai bersama. Jadi setiap pemakai menjadi administrator untuk komputernya masing–masing. Untuk mengatasi hal tersebut, muncullah konsep client-server dimana server digunakan sebagai sumber daya untuk sejumlah client dan juga untuk mengatur 15 administrasi jaringan. Semua informasi mengenai pemakai disimpan di server tersebut. Sedangkan komputer–komputer lain yang dihubungkan ke server disebut client atau sering disebut workstation. Jaringan ini dapat digambarkan melalui gambar 2.4. Gambar 2.4 Jaringan Client-Server Agar jaringan komputer dapat berfungsi sebagai workgroup atau client-server, diperlukan suatu sistem operasi yang mampu mengatur jaringan komputer. Sistem operasi itu antara lain adalah Windows NT, Windows 2000, Windows XP, Novell Netware, UNIX, dan LINUX. 2.1.4 Internet Pada awal perkembangan komputer tahun 1950-an, komputer berfungsi sendiri– sendiri tanpa dapat berhubungan satu dengan lainnya. Baru pada akhir tahun 1960-an, Departemen Pertahanan Amerika (Deparment of Defence atau DoD) mengadakan riset mengenai jaringan komputer. Jaringan komputer ini dibangun menggunakan metode yang mirip dengan hubungan telepon di mana komputer dapat berhubungan satu dengan lain, bahkan ke suatu tempat atau negara yang berjauhan. DoD melihat potensi jaringan komputer ini untuk digunakan sebagai alat pertahanan negara, dimana informasi dapat diteruskan dengan cepat ke tempat yang 16 membutuhkan. Untuk itu didirikan suatu lembaga riset yang disponsori oleh DoD bernama Advanced Research Project Agency (ARPA), yang kemudian diganti namanya menjadi Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA). Hasil proyek tersebut adalah ARPAnet yang sekarang disebut internet yang menunjang perkembangan konsep–konsep protocol TCP/IP. ARPAnet berkembang menjadi internet yang dimulai dengan menghubungkan badan–badan pemerintah dan universitas–universitas, yang kemudian berkembang hingga saat ini ke dunia bisnis. Dalam perkembangannya, ada dua model referensi yang digunakan sebagai acuan, yaitu referensi model DoD yang dipakai secara de-facto dan lebih dikenal sebagai TCP/IP (digunakan sebagai standar yang dipakai internet) dan referensi model yang dikeluarkan Open System Interconnection (OSI) yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) sebuah lembaga standarisasi internasional pada 1984 yang banyak digunakan sebagai acuan pengembangan dan standarisasi jaringan. 2.1.4.1 Referensi Model OSI Referensi model ini membuat model jaringan yang dipakai sebagai acuan untuk standarisasi jaringan sehingga dapat saling berkomunikasi dan mudah untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan referensi model OSI merupakan framework yang dipakai untuk memudahkan dalam memahami bagaimana informasi ditransformasikan dalam jaringan dalam lapisan-lapisan pada peralatan jaringan yang berbeda-beda. Ada tujuh lapisan yang mengilustrasikan masing-masing fungsinya pada jaringan. Pembagian jaringan pada tujuh lapisan ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain : • Membagi komunikasi jaringan pada bagian yang lebih kecil untuk memudahkan pengaturan jaringan pada setiap bagiannya. 17 • Adanya standarisasi komponen jaringan memungkinkan pengembangan dan dukungan perangkat jaringan yang lebih luas. • Memungkinkan jaringan yang berbeda (hardware dan software) dapat saling berkomunikasi. • Mencegah perubahan pada satu lapisan mempengaruhi lapisan yang lain. • Membagi jaringan dalam bagian yang lebih kecil memudahkan pembelajaran. Secara garis besar lapisan model OSI yang dikenal sebagai 7 OSI Layer Model dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut: Lapisan (Layer) 7 Nama Fungsi Protocol Application File transfer, e-mail, dan akses ke database 6 Presentation Menyediakan pelayanan yang langsung mendukung aplikasi pemakai Menerjemahkan, kompresi, dan enkripsi data 5 Session 4 Transport 3 Network 2 Data Link 1 Physical Mengkoordinasi komunikasi antar sistem dan Membangun sesi. Memungkinkan paket data dikirim tanpa kesalahan dan tanpa duplikat Menentukan jalur pengiriman dan meneruskan data ke alamat peralatan lain yang berjauhan. Pada lapisan ini data dikirim dalam bentuk paket Mengatur data biner(0 dan 1) menjadi logical group. Pada lapisan ini data dikirim dalam bentuk frame. Transmisi data biner lewat jaringan. Tabel 2.1 OSI 7 Layer ASCII, MIDI, MPEG, TIFF, JPEG, PICT, Quick Time SQL, X-WINDOWS TCP,UDP IP,IPX,ARP,RARP,IC MP,RIP,BGP Ethernet, Token – Ring, FDDI, ATM, PPP, MTU 10BaseT, 100BaseTX 18 2.1.4.1.1 Lapisan 1(Lapisan Physical) Pada lapisan ini terjadi proses pengiriman data dalam bentuk biner. Pada lapisan ini semua spesifikasi yang berkaitan dihubungkan dengan kabel jaringan yang ditentukan dan diterapkan. Spesifikasi tersebut antara lain adalah 10BaseT, 100BaseTX, 100BaseFX, V.35 dan lainnya. 2.1.4.1.2 Lapisan 2 (Lapisan Data Link) Pada lapisan ini semua peralatan yang berhubungan dengan jaringan diberikan tanda pengenal atau alamat hardware yang diatur oleh lapisan bawah (sublayer) yang dinamakan Media Access Control (MAC). Pada lapisan ini data dikirimkan dalam bentuk frame yang telah memuat informasi mengenai alamat yang dituju dan alamat asal data. Peralatan switch mengatur mengiriman frame data berdasarkan alamat MAC tersebut. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain adalah protokol ethernet, token-ring, FDDI, dan ATM. 2.1.4.1.3 Lapisan 3 (Lapisan Network) Pengiriman data ke jaringan yang berbeda dan berjauhan diatur oleh lapisan ini. Pada lapisan ini diperkenalkan konsep alamat logika yaitu alamat yang diberikan pada peralatan jaringan yang dapat diatur oleh administrator jaringan. Alamat logika yang sering dipakai adalah IP address. Pada lapisan ini data dikirimkan dalam bentuk paket yang memuat informasi mengenai alamat logika yang dituju dan alamat asal data. Dengan alamat logika ini paket data dapat dikirimkan ke tujuan yang berada pada jaringan yang berbeda dan berjauhan dengan bantuan peralatan yang dinamakan router. Selain itu lapisan network memeriksa topologi jaringan dan menentukan jalur terbaik untuk mengirimkan paket–paket data. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain adalah IP, IPX, ARP, RARP, ICMP, RIP, BGP. 19 2.1.4.1.4 Lapisan 4 (Lapisan Transport) Lapisan ini membuat dan menjaga hubungan komunikasi antara dua peralatan komputer, serta memberikan garansi bahwa data yang dikirimkan akan sampai ke tujuan dengan baik. Untuk itu lapisan ini menggunakan konsep acknowledge yaitu pemberian tanda kirim pada saat data dikirim dan pemberian tanda terima jika data diterima dengan baik. Pada lapisan ini data dikirim dalam bentuk segmen. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain adalah TCP, UDP. 2.1.4.1.5 Lapisan 5 (Lapisan Session) Lapisan ini berfungsi untuk mengkoordinasikan berbagai sistem agar dapat saling berkomunikasi dengan baik. Lapisan session mengatur sinkronisasi pertukaran data di antara aplikasi. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain adalah X-WINDOWS, SQL. 2.1.4.1.6 Lapisan 6 (Lapisan Presentation) Pada lapisan ini berbagai ragam data baik dalam bentuk teks maupun gambar diproses atau diubah ke format–format lain yang dibutuhkan oleh lapisan bawah. Pada lapisan ini juga proses kompresi dan enkripsi data terjadi. Protokol–protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain adalah ASCII, MIDI, MPEG, TIFF, JPEG, PICT, dan Quick Time. 2.1.4.1.7 Lapisan 7 (Lapisan Application) Sesuai dengan namanya, lapisan ini menyediakan layanan yang mendukung langsung aplikasi–aplikasi pemakai seperti e-mail, file transfer, dan akses ke database. Pada aplikasi client–server, aplikasi client bekerja pada lapisan ini untuk berkomunikasi dengan lapisan bawah. 20 2.1.4.2 Referensi Model DoD Referensi model Department of Defence (DoD) berdasarkan konsep TCP/IP yang merupakan dasar dari hubungan internet dan digunakan secara de-facto saat ini. Hal ini dikarenakan referensi model ini lebih sederhana mudah untuk diaplikasikan, karena hanya membagi jaringan dalam empat lapisan. Referensi model ini juga sudah teruji kehandalannya dan berkembang dengan luas. Secara garis besar fungsi lapisan referensi model DoD sama dengan OSI dan terlihat pada tabel 2.2 di bawah ini. DoD Model Process / Application Host to Host Internet Network Access 2.1.5 OSI Model Application Presentation Session Transport Network Protokol Telnet, FTP, SMTP, DNS, TFTP, SNMP, X-Windows UDP, TCP IP, ARP, RARP, ICMP, BootP Ethernet, Token Ring, Data – Link FDDI Physical Tabel 2.2 Lapisan – lapisan dari DoD model Peralatan Jaringan 2.1.5.1 Repeater Gambar 2.5 Repeater Sinyal listrik yang dikirimkan lewat sebuah media perantara, semakin jauh dari pemancar akan semakin melemah hingga pada suatu tempat tertentu maka sinyal tersebut tidak dapat diterima dengan baik. Fungsi dari repeater adalah untuk memperkuat sinyal yang dikirim agar dapat diteruskan ke komputer lain pada jarak jauh. Sebuah contoh repeater bisa dilihat pada gambar 2.5. 21 Pada jaringan yang menggunakan jenis kabel UTP cat-5, panjang maksimum yang dapat dicapai 100 meter, tetapi jika ingin memperbesar batas dari network maka harus ditambahkan sebuah media yang disebut sebagai repeater untuk memperkuat sinyal. Repeater merupakan salah satu alat pada physical layer pada OSI Model. 2.1.5.2 Hub Gambar 2.6 Hub Hub dikenal sebagai multiport–repeater, karena memiliki sejumlah port dan memiliki fungsi yang hampir sama dengan repeater. Hub tidak memiliki kecerdasan dalam menentukan tujuan akhir dari informasi yang dikirim. Hub hanya mendukung half–duplex yaitu cara kerja pengiriman data saling bergantian. Hub merupakan salah satu peralatan yang dipakai pada lapisan physical OSI Model. Gambar sebuah hub dapat dilihat pada gambar 2.6. Hub pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu: 1. Hub aktif Pada umumnya modem merupakan hub aktif karena mengambil energi dari power supply yang digunakan untuk memperkuat sinyal yang sampai untuk dikirimkan. 2. Hub pasif Hanya membagi sinyal ke beberapa user. Hub pasif tidak berfungsi untuk memperkuat sinyal / hanya melewatkan. 22 Selain klasifikasi hub diatas, biasanya hub juga dapat diklasifikasikan lagi menjadi 2 yaitu: 1. Intelligent hub Adalah hub yang dapat memiliki kemampuan untuk mengatur kemacetan suatu jaringan. Jadi sebelum host mengirimkan sinyal, hub yang memiliki kemampuan ini akan melakukan proses manajemen agar tidak terjadi collision (tabrakan sinyal) 2. Dumb hub Hub hanya mengambil sinyal yang datang kemudian hanya menyebarkan sinyal tersebut ke semua host tanpa melakukan proses manajemen. 2.1.5.3 Bridge Gambar 2.7 Bridge Pada dasarnya bridge hanya memiliki input dan output. Jika suatu komputer memiliki lalu lintas yang banyak maka akan semakin banyak pula kemacetan jaringan yang ditimbulkan. Analoginya seperti pada kendaraan jalan umum jika jumlah pengendara kendaraan bermotor semakin banyak maka pemerintah harus mengambil alternatif lain yaitu, membangun jalan tol. Hal inilah yang menjadi fitur dari bridge yaitu mampu membuat virtual circuit yang seolah-olah menjadi “jalan tol” bagi arus data., sehingga mampu membagi area collision domain menjadi lebih kecil. Bridge merupakan salah satu alat yang dipakai pada lapisan data link pada OSI Model. Bridge dapat dilihat pada gambar 2.7. 2.1.5.4 Switch 23 Gambar 2.8 Switch Sebuah switch dapat dilihat pada gambar 2.8. Switch disebut juga sebagai multiport bridge. Switch merupakan salah satu alat yang dipakai pada lapisan data link pada OSI Model yang mampu membatasi area collision domain. Fungsi switch sendiri ada 3 yaitu: 1. Address learning Lewat proses inilah MAC address terdeteksi, dimana saat awal MAC address belum tercatat switch akan mendata dengan melakukan broadcast signal, disamping itu pencatatan MAC address dapat dilakukan juga lewat pencatatan dari transaksi data yang terjadi, hasil pencatatan ini dicatat pada MAC table. 2. Loopback control Pada fungsi ini terdapat fungsi Spanning Tree Protocol (STP) yang berfungsi untuk mencegah loop, yaitu penyebaran data secara terus-menerus dan berulang karena adanya sambungan kabel lebih dari satu pada peralatan jaringan yang sama ke switch (biasanya untuk redundancy/cadangan bila salah satu sambungan putus). 3. Forward / filter decision Forward decision dilakukan jika alamat yang dituju tepat sampai di tujuan, sementara filter decision dilakukan jika alamatnya tidak tepat sampai di tujuan. Ada tiga metode switching, yaitu store and forward (menampung data sampai habis baru diteruskan), cut through (menampung data sampai terdapat alamat tujuan lalu diteruskan), dan fragment free (menampung sampai 64 bit awal lalu diteruskan). 24 2.1.5.5 Router Gambar 2.9 Router Router merupakan peralatan jaringan yang bekerja di lapisan network dalam OSI model. Router dapat mensegmentasi LAN dalam broadcast domain dan collision domain, serta dapat menentukan jalur terbaik untuk melakukan pengiriman paket data. Untuk mengetahui arah pengiriman paket data ke jalur yang terbaik router membangun routing table yang didapat dari hasil pembelajaran jaringan dengan pencatatan arus yang lewat dan saling bertukar informasi antar router. Sebuah router bisa digambarkan dengan gambar 2.9. Beberapa komponen penting dalam router : 1. RAM disebut juga dengan DRAM : Menyimpan routing table, menahan ARP cache, menyediakan memori sementara untuk file konfigurasi ketika router dinyalakan, ketika router dimatikan maka seluruh isi dalam RAM hilang. 2. NVRAM : Menyediakan penyimpanan untuk file konfigurasi awal (startup file configuration), ketika router dimatikan atau di-restart maka masih menyimpan memori router. 3. Flash : Menyimpan Operating System Image (IOS), mengizinkan software untuk diupdate tanpa melepaskan atau mengganti chip processor, menyimpan memori router ketika dimatikan atau di-restart, dapat menyimpan beberapa versi dari IOS 25 4. Read-only memory (ROM): Bertanggung jawab atas Power-on Self Test (POST) saat booting, menyimpan bootstrap program dan operating system software yang minimalis 5. Interfaces : Menghubungkan router ke network, dapat berada di dalam motherboard atau di sebuah module yang terpisah 2.1.6 Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) ADSL merupakan teknologi pita lebar (broadband), yang melakukan pengiriman sinyal dengan cepat melalui sambungan telepon biasa dengan kecepatan 512 kbps (upstream) dan 8 mbps (downstream). ADSL merupakan salah satu keluarga xDSL. ADSL sebenarnya hanyalah suatu modem (perangkat Modulasi-Demodulasi) yang biasa digunakan untuk akses internet dengan “dial up connection”, bukan suatu sistem sambungan/jaringan. Perbedaan antara modem ADSL dengan modem konvensional yang paling mudah dijumpai adalah dalam kecepatan pentransferan (upload/download) data. Walaupun sama–sama menggunakan saluran telepon umum sebagai jalur komunikasinya, kecepatan pada modem ADSL berkisar antara 1,5 mbps sampai 9 mbps. Hal ini dikarenakan perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirim sinyal/data. Pada modem konvensional digunakan frekuensi dibawah 4 kHz, sedangkan pada modem ADSL digunakan frekuensi di atas 4 kHz. Umumnya modem ADSL menggunakan frekuensi antara 34 kHz sampai 1104 kHz. 2.1.7 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) DHCP merupakan sebuah metode memberikan assign konfigurasi TCP/IP secara dinamis ke sebuah jaringan yang terhubung banyak komputer (http://www.findanyisp.com/). DHCP server menunggu untuk sebuah komputer yang 26 terhubung dengannya, ketika terhubung maka DHCP memberikan IP address dari list master yang tersimpan dalam server. DHCP membantu dalam proses setting network untuk skala yang lebih besar, karena untuk skala yang besar hampir tidak mungkin untuk mengkonfigurasi secara manual keseluruhan jaringan. Kekurangan dari penggunaan DHCP ini adalah tiap client yang terhubung tidak mendapat jaminan untuk memperoleh IP address yang sama setiap kali terhubung ke jaringan yang menggunakan DHCP server. 2.1.8 Domain Name Service (DNS) Domain name system (DNS) merupakan sebuah layanan untuk melakukan konversi dari nama simbolik ke IP address (Sams, 1996, Chapter 11). DNS ini menggunakan konsep TCP/IP dimana pengalamatan dengan 32 bit untuk melakukan pengiriman sebuah paket data ke sebuah alamat yang dituju. 2.1.9 Network Address Translation (NAT) IP Private merupakan IP network yang tidak terhubung ke jaringan internet dan bersifat internal. Ada beberapa IP Private yang secara umum digunakan, yaitu : 10.0.0.0–10.255.255.255, 172.16.0.0–172.31.255.255, 192.168.0.0–192.168.255.255. NAT merupakan sebuah metode yang memungkinkan komunikasi IP yang dipakai di jaringan privat dengan IP di internet. Misalnya ada sebuah jaringan perusahaan yang memiliki banyak host tetapi hanya memiliki sedikit dari IP Public. Maka NAT menjadi solusi dalam skenario ini : . Jaringan perusahaan harus diatur dengan ketentuan IP private pada umumnya. . Konsep NAT diletakkan di router yang menjadi gateway atau pembatas dan pembagi antara jaringan private dan public. Pada waktu host pada jaringan IP private 27 mengirimkan paket data ke jaringan IP public, maka NAT mengambil IP private untuk dibungkus oleh IP public yang diambil dari pool address (adanya mapping dari IP private ke IP public). . Setiap Internet Service Provider (ISP) pasti memberikan IP yang berbeda kepada client yang menggunakan jasa ISP tersebut. Dalam hal ini perubahan IP Public yang ada tidak mengganggu kondisi jaringan yang menggunakan IP Private. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 PABX Private Automatic Branch eXchange (PABX) atau terkadang disebut juga PBX sebelumnya dikenal sebagai Private Manual Branch eXchange (PMBX) yang merupakan pengorganisasian secara manual sebuah switchboard yang dioperasikan oleh operator yang bertugas menghubungkan kabel-kabel ke socket-socket untuk menghubungkan saluran telepon, PABX adalah pengautomatisasian sistem PMBX (en.wikipedia.org). Penggunaan PABX biasanya untuk mengorganisir dan menghubungkan telepontelepon dalam suatu organisasi, baik yang berada dalam satu lokasi maupun yang terhubung lewat PSTN. Pembangunan PABX membutuhkan saluran tersendiri dan untuk melakukan dan menerima panggilan harus dibuatkan jalur (routed) ke switch utama (central switch), baik untuk melakukan atau menerima panggilan ke dan dari luar maupun untuk telepon internal (berada dalam satu area PABX). PABX dapat dihubungkan dengan set telepon biasa, mesin fax, modem, dan alat komunikasi lainnya, oleh karena itu setiap alat komunikasi memiliki nomor ekstensi. 28 Akan tetapi untuk penggunaan modem (data), saluran PABX akan mengalami penurunan kualitas (en.wikipedia.org). Gambar saluran kabel dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Wiring Diagram Peralatan PABX biasanya dipasang pada perusahaan untuk menghubungkan telepon-telepon internal perusahaan. Adakalanya PABX dapat dihubungkan dengan perangkat PABX lain yang berada di luar area melalui jalur yang disebut trunk lines, sehingga dapat melakukan komunikasi dua arah antar PABX. Secara umum PABX memiliki fungsi utama sebagai berikut : 1. Menghubungkan (circuits) antar dua set telepon, misalnya me-mapping nomor yang dituju ke telepon secara fisik. 2. Menjaga koneksi telepon selama user masih menginginkan terjadinya hubungan telepon tersebut, misalnya melakukan channeling signal suara antar user. 3. Memberikan informasi untuk keperluan administrasi, misal pencatatan dan penghitungan lama sambungan telepon. 29 Disamping fungsi utama diatas, masih banyak lagi fungsi lain yang dikembangkan oleh banyak vendor, misalnya: call transfer, customised abbreviated dialing (speed dialing), voice mail, call forwarding, music on hold, automatic ring back, call waiting, call pick-up, call park, call conferencing , dan lain-lain 2.2.2 Next Generation Network (NGN) Next Generation Network (NGN) adalah suatu teknologi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi informasi dan komputer abad ke 21. Jaringan tidak lagi diharapkan bersifat Time Division Multiplexing (TDM), melainkan sudah dalam bentuk paket-paket yang efisien akan tetapi tetap memiliki Quality of Service (QoS) yang baik. NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam trafik sesuai kebutuhan yang terus berkembang. Konsep utama NGN lebih dari sekedar penggabungan Internet dengan PSTN (dan ISDN). Perbandingan fitur NGN dengan PSTN dan Internet saat ini dipaparkan dalam tabel berikut (Moradessi-Mohan 2000). Tabel 2.3 Perbandingan PSTN. Internet, dan NGN Berdasarkan tabel 2.3 terlihat bahwa PSTN meletakkan kecerdasan pada network, dan internet meletakkannya pada host, maka NGN menyebarkan kecerdasan 30 pada network dan host, sehingga fitur layanan lintas media menjadi dimungkinkan. Contoh aplikasi NGN yang sudah dikenal adalah VoIP dan IP Telephony. Layanan komunikasi suara selama ini berbasis circuit-swithed, dimana setiap panggilan memiliki sebuah kanal tersendiri (dedicated), dan tidak ada pengguna lain yang dapat menggunakannya selama call. Kelebihan layanan ini adalah mendukung real time-service. Akan tetapi ada beberapa kelemahan sistem ini, antara lain kanal yang idle (tidak aktif) karena tidak ada yang menggunakan juga harus tetap ‘bekerja’ sementara biaya pembangunan dan pengembangan jaringan-infrastruktur juga relatif mahal dan jumlah aplikasi layanan ini juga terbatas. Sementara itu, jaringan paket yang digunakan untuk komunikasi data, dimana informasi dipecah menjadi beberapa bagian (disebut paket, frame atau pun sel), diberi header(berisi informasi pengirim, penerima dan urutan paket dari informasi), lalu dikirim. Saat pengiriman, semua kanal dapat digunakan dengan memilih kanal yang kosong dan paling cepat sampai ke tujuan/penerima. Kelebihan jaringan ini tentu saja dari efisiensi pemakaian kanal, karena setiap pengguna jaringan bisa menggunakan semua kanal yang tersedia untuk mengirim informasi ke pengguna yang lain. Gambar 2.11 Diagram Balok NGN NGN tersusun dalam blok-blok kerja yang terbuka dan bersifat open system, seperti digambarkan pada diagram balok pada gambar 2.11. Setiap blok memiliki pengembangan masing-masing, tetapi harus selalu dapat dikomunikasikan dengan 31 pengembangan blok-blok lainnya sehingga mendukung evolusi jaringan secara bersamasama. Dalam pengembangan NGN, dirasa penting untuk menggunakan acuan-acuan standar, yang menjamin performa yang lebih tinggi dan interoperabilitas yang lebih baik daripada arsitektur ad-hoc yang tidak standar. Persinyalan untuk multimedia dapat menggunakan H.323 yang distandarkan ITU, atau SIP yang distandarkan IETF. Pengendalian umumnya menggunakan standar bersama yang disebut H.248 oleh ITU atau MEGACO oleh IETF. Blok “Transport” bertanggung jawab untuk membawa bagian media (data, suara, dan gambar) dan sinyal-sinyal dari blok-blok lainnya. Transportasi data harus dioptimasi sesuai dengan beragam jenis arus yang akan dilewatkan. Termasuk di dalam blok ini adalah transport pada core network, access network, serta mobile network. Sementara blok “Control and Signalling” bertugas melakukan pengendalian dengan cara bertukar informasi permintaan panggilan dan network policy lalu mengirimkan perintah-perintah yang sesuai kepada blok “Transport” untuk menyampaikan media data dan sebagainya ke tujuan yang benar. Sedangkan blok “Services and Application” berisi aplikasi-aplikasi jaringan dalam bentuk software yang mendefinisikan layanan yang diberikan, fitur yang disediakan, dan pengaturan-pengaturan lain, termasuk billing. 2.2.3 Voice over IP (VoIP) Voice over IP (VoIP) merupakan sebuah istilah populer dari penggunaan internet untuk bercakap-cakap dengan menggunakan suara. VoIP adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara yang berbentuk paket melalui jaringan IP dengan teknik packet voice, dimana suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi manjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim 32 ke penerima via jaringan paket. Jaringan IP sendiri merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau internet. 2.2.4 IP Telephony IP Telephony merupakan teknologi terakhir yang menantang dominasi komunikasi suara (voice), yang telah dikenal pada jaringan circuit switch (Wastuwibowo, 2004). Sejak berkembangnya IP Telephony maka layanan komunikasi suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkuit namun juga oleh jaringan paket yang berbasis Internet Protokol (IP). VoIP dan IP Telephony sering dianggap sama, padahal VoIP dan IP Telephony adalah dua hal yang berbeda. VoIP secara sudut pandang lebih pada teknologi untuk berkomunikasi dengan suara lewat internet, sementara IP Telephony lebih pada infrastruktur dan layanan (service) jaringan komputer (IP) untuk komunikasi digital (multimedia) yang antara lain memungkinkan aplikasi suara (VoIP). 2.2.4.1 Arsitektur Enterprise IP Telephony Sistem IP Telephony Enterprise dibangun secara modular yang dibentangkan ke dalam empat layer sebagai berikut : 1. Layanan Komunikasi Layanan komunikasi mencakup sistem informasi database untuk Call Detail Record (CDR) dan User Info. Selain itu, layanan Operational Support System (OSS), Billing Center, Call Center, Network Management System (NMS), Calling Card, dan Webbased portal. 2. Kontrol Komunikasi 33 Kontrol komunikasi melakukan fungsi pensinyalan untuk penyambungan/pemutusan panggilan, pengendalian selama panggilan, translasi protokol komunikasi, dan sebagai platform beragam layanan komunikasi. Kontrol komunikasi dilakukan oleh sistem Softswitch IP-PBX. 3. Media Gateway (MG) Media Gateway menjembatani jaringan telepon berbasis IP dengan jaringan berbasis di luar IP, misalnya jaringan analog PSTN atau seluler. Access Gateway memungkinkan digunakannya pesawat telepon analog sebagai terminal. Trunk Gateway menjembatani jaringan telepon berbasis IP dengan jaringan analog PSTN. 4. Terminal Komunikasi Terminal komunikasi adalah sebuah endpoint yang langsung digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi telepon. Terminal digital meliputi penggunaan komputer, PC, notebook, dan PDA yang telah diinstal program Softphone. Terminal IP Phone bentuknya seperti pesawat telepon biasa yang langsung terhubung ke switch. Selain itu dapat menggunakan pesawat telepon biasa, namun perlu bantuan perangkat access gateway. 2.2.4.2 Arsitektur Penyebaran IP Telephony Call Manager menyediakan fungsi kendali panggilan, dan ketika digunakan bersama dengan IP Phone atau aplikasi Softphone, IP Telephony dapat menyediakan kemampuan dari PABX dalam sebuah tampilan yang tersebar dan scalable. Beberapa model penyebarannya adalah: (www.cisco.com) 1. Single Site Deployment 34 Gambar 2.12 Single Site Deployment Pada model ini, aplikasi Call Manager seperti voice mail, IP-IVR, auto attendant, transcoding dan sumber daya konferensi diletakkan pada lokasi fisik yang sama. Semua perangkat IP Phone diletakkan dalam lokasi yang tunggal. PSTN digunakan untuk routing panggilan off-net. Penyebaran ini bisa dilihat pada gambar 2.12. 2. Centralized call processing with remote branches Gambar 2.13 Centralized call processing with remote branches Pada gambar 2.13 diperlihatkan bahwa semua proses pemanggilan dikerjakan dalam 1 titik pusat lokasi. Ini sangat cocok untuk organisasi atau perusahaan yang mayoritas pekerjaan terkonsentrasikan pada lokasi tunggal dan jumlah pegawai yang sedikit tetapi bekerja pada cabang-cabang perusahaan yang berbeda dan jauh. 35 Model ini hemat biaya dan menyediakan banyak keuntungan, seperti rencana penyatuan nomor telepon, lebih sedikit ongkos ekploitasi administratif, uang tabungan yang potensial pada biaya-biaya komunikasi dalam panggilan inter-site menggunakan IP WAN sebagai pilihan pertama. 3. Distributed call-processing deployment Gambar 2.14 Distributed call-processing deployment Dalam model ini, Call Manager dan aplikasinya diletakkan pada setiap lokasi. Perhitungan banyak peralatan dan kalkulasi panggilan menentukan jumlah dari IP Phone yang mendukung pada setiap lokasi. Gambar 2.14 menggambarkan distributed call-processing deployment dimana kantor pusat dan cabang A, IP Phone-nya disediakan oleh cluster Call Manager yang berbeda dan cabang B disediakan oleh fitur Cisco Call Manager Express (CME) yang dimungkinkan pada sebuah router. CME adalah solusi yang cocok untuk cabang yang kecil. 2.2.5 Persinyalan Teknologi switching yang masih berfokus pada data dan bersifat TDM, harus mulai mengikuti paradigma network yang bersifat broadband. Oleh karena itu 36 muncullah softswitch yang mampu menghubungkan antara jaringan sirkuit dengan jaringan paket. Pada perkembangan teknologi sebelumnya, telah dilakukan pemisahan kanal data dengan signalling. Data multimedia dipaketkan dalam paket Real-time Transport Protocol (RTP) dalam suite IP, dan ditransferkan antar media gateway (MG). Signalling memiliki Signalling Gateway (SG) tersendiri. Signalling untuk multimedia dapat menggunakan suite H.323 yang distandarkan ITU atau SIP yang distandarkan IETF. Sebuah forum bernama International Softswitch Consortium (ISC) yang beranggotakan Siemens, NTT, Alcatel, Cisco, HSS, Sonus, Telcordia, dan lain-lain, membahas tentang softswitch, Next Generation Network dan juga melakukan uji standar terhadap beberapa produk softswitch dan memberikan definisi tentang softswitch sebagai berikut: segala hal yang berhubungan dengan sistem komunikasi generasi masa depan (next generation communication) yang berbasis open-standard, mengintegrasikan layanan suara, data dan video dan menggelar layanan value-added yang lebih menjanjikan dibandingkan layanan PSTN sekarang (Wastuwibowo, 2004). Softswitch dikembangkan secara terpisah antara perangkat keras (hardware) yang disebut Media Gateway (MG) dan perangkat lunaknya (software) yang disebut Media Gateway Controller (MGC) yang fokus pada call-processing software. Alasan terbesar mengapa pengembangannya dipisah adalah etika open-standard, dimana monopoli baik sisi hardware maupun software menjadi hilang, sehingga para pemain akan bersaing secara adil dan masing-masing akan menawarkan produk terbaiknya ke pasar. Selain itu, juga membuka peluang bagi perusahaan lain, terutama di bagian call prosessing software. 37 Terminologi softswitch digunakan untuk menggambarkan perangkat server yang berfungsi sebagai pengontrol panggilan telephony dan aplikasi terkait. Terminologi softswitch ini digunakan juga untuk menggambarkan sebuah MGC (Media Gateway Controller), server proxy SIP (Session Initiation Protocol), dan sebuah gatekeeper H323. Sofswitch Consorsium mendefinisikan softswitch (call agent, call server atau MGC), sebagai sebuah perangkat yang menyediakan : (Haryanto,2003) • kecerdasan dalam mengontrol koneksi antar media gateway dan/atau titik akhir IP lainnya. • kemampuan untuk memilih proses-proses yang dapat digunakan pada suatu panggilan. • kemampuan untuk meneruskankan panggilan di dalam jaringan IP berdasarkan informasi dari pensinyalan maupun database pelanggan. • kemampuan untuk memindahkan kontrol suatu panggilan ke elemen jaringan lainnya. • Antarmuka dan dukungan fungsi manajemen seperti provisioning, fault, billing, dan fungsi sejenis lainnya. Definisi server aplikasi menurut Softswitch Consortium mengacu kepada media control untuk layanan suara maupun video melalui SIP atau H.323. Server aplikasi dapat digunakan sebagai stand-alone server, yaitu telephony servers yang dapat digunakan untuk menyediakan aplikasi-aplikasi yang sama. Interaksi antara softswitch dan application server dipengaruhi oleh SIP atau H.323 dan Real-time Transport Protocol (RTP) yang menghubungkan jalur pensinyalan dan komunikasi (bearer paths) antara endpoint-endpoint telepon virtual (dalam server 38 aplikasi) dan end point terminal telepon pelanggan yang terdapat di PSTN maupun di jaringan IP. Proses pengontrolan pensinyalan dan komunikasi ini dilakukan oleh logika tertentu yang terdapat dalam server aplikasi, sehingga komunikasi endpoint-endpoint dapat dilakukan. 2.2.5.1 Skinny Client Control Protocol (SCCP) Protokol khusus yang dimiliki oleh Cisco Systems yang berdasarkan pada konsep client–server. Dalam model protokol ini, seluruh kecerdasan yang ada terpusat pada sebuah alat yang disebut Call Manager dalam Cisco IP Telephony. Client, dalam hal ini adalah IP Phone, memiliki kecerdasan yang minimal. Dalam kata lain, Sebuah Cisco IP Phone pasti mengerjakan sedikit hal, karena itu hanya membutuhkan sedikit memory dan processing power. Sebuah Call Manager, merupakan server yang memiliki kecerdasan, dapat mempelajari kemampuan dari client–client-nya, mengontrol setiap panggilan yang datang, mengirimkan sinyal–sinyal. Call Manager melakukan komunikasi dengan IP Phone dengan menggunakan SCCP dan jika panggilan yang harus pergi melalui sebuah gateway, maka komunikasi yang dibangun dengan gateway menggunakan H.323 atau MGCP. 2.2.5.2 H.323 H.323 adalah rekomendasi International Telecommunication Union – Telecommunication Standardization Sector (ITU-T) untuk komunikasi multimedia berbasis paket, yang diterbitkan sebelum dikenal teknologi VoIP. H.323 digunakan untuk membaca secara real-time traffic dari voice misalnya panggilan telepon. Seperti telah disinggung di atas (Liu-Mouchtaris 2000), H.323 merupakan suite yang terdiri dari berbagai protokol, yang masing-masing distandarkan secara terpisah oleh ITU-T dan IETF seperti terlihat pada diagram gambar 2.15 : 39 Gambar 2.15 Diagram Protokol Standard ITU-T dan IETF Protokol H.225 atau Registration, Admission, and Status (RAS) untuk permintaan panggilan dari terminal atau gateway ke gatekeeper GK. Dari data di dalam GK, diketahui hak akses user atau perangkat yang melakukan permintaan hubungan melalui GK ini. Jika permintaan disetujui, RAS membuka sesi komunikasi Q.931 dengan ujung lawan. Protokol Q.931 untuk setup panggilan, seperti protokol yang digunakan oleh telepon PSTN atau ISDN, termasuk transfer dan penerjemahan nomor-nomor telepon. Jika semuanya berjalan baik, akan dibuka sesi H.245 dari ujung ke ujung. Untuk hubungan VoIP yang lebih sederhana, sebenarnya bagian dari H.225 sudah cukup untuk melakukan setup tanpa Q.931. Protokol H.245 untuk melakukan setup jaringan, termasuk memeriksa kapabilitas yang tersedia, menyusun hubungan master-slave jika diperlukan, membuka kanal logika (paket), dan memberikan deskripsi serta alamat untuk paket RTP dan RTCP bagi pertukaran data percakapan. Protokol RTP untuk menyampaikan data dari ujung ke ujung selama komunikasi berlangsung. RTP dienkapsulasi oleh UDP kemudian oleh IP. UDP hanya memberikan fasilitas multiplex dan checksum, sehingga RTP harus memiliki fasilitas info identifikasi, pengurutan paket, dan monitoring. RTP merupakan standar dari IETF (RFC 3550). 40 Protokol Real-time Transport Control Protocol (RTCP) merupakan metode pengendalian bagi RTP. Yang dilakukan RTCP adalah memberikan feedback atas kualitas distribusi data, serta membawa nama kanonik bagi sumber-sumber RTP yang akan digunakan untuk sinkronisasi audio dan video. Pengkodean suara dilakukan dengan protokol-protokol G.711 untuk rate 64 kb/s dan delay 1/8 ms; G.721, G.723, atau G.726 untuk rate 16 hingga 40 kb/s dengan delay 1/8 ms; G.728 untuk rate 16 kb/s dengan delay 2.5 ms; G.729 untuk rate 8 kb/s dan delay 10 ms; atau G.723.1 untuk rate 5.3 atau 6.3 kb/s dengan delay 30 ms. Tujuan desain dan pengembangan H.323 adalah untuk memungkinkan interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Terminal dengan standar H.323 dapat berkomunikasi dengan terminal H.320 pada N-ISDN, terminal H.321 pada ATM, dan terminal H.324 pada PSTN. H.323 memungkinkan komunikasi real-time dua arah berupa suara, video dan data. Penggunaan terminal dan komunikasinya dapat dilihat pada gambar 2.16. Gambar 2.16 Terminal Pada Jaringan Paket Gambar 2.17 Komponen Pada H.323 Pada gambar 2.17 standar H.323 menspesifikasikan 4 jenis komponen yang menyediakan layanan komunikasi multimedia baik secara point to point maupun point to multipoint : 41 Gambar 2.18 Arsitektur H.323 Arsitektur H.323 dengan menggunakan komponen-komponen ini dapat dilihat pada gambar 2.18. 2.2.5.3 Session Initiation Protocol (SIP) Berbeda dengan H.323, Session Initiation Protocol (SIP) diterbitkan sebagai standar oleh IETF (RFC 3261) setelah adanya VoIP. SIP disiapkan sebagai protokol dalam suite IP untuk membentuk dan melakukan pengendalian atas sesi multimedia over IP. SIP merupakan protokol client-server yang diangkut di atas TCP. Bentuknya teks, seperti keluarga HTTP, RTP, yang meliputi juga RTCP. Pengalamatan SIP dapat dilakukan mirip nomor telepon atau mirip alamat web. Jika pengalamatan dilakukan mirip web, menggunakan URL seperti web, akan diterjemahkan menjadi alamat IP oleh suatu DNS. Untuk membangun sebuah sesi multimedia, SIP melakukan juga negosiasi fitur dan kapabilitas, seperti pada H.323. SIP hanya digunakan untuk persinyalan. Transportasi data media tetap menggunakan RTP, seperti pada H.323. Sebagai bagian dari negosiasi, SIP juga menggunakan protokol yang disebut Session Description Protocol (SDP). Tugas SDP 42 adalah memberikan deskripsi tentang sesi multimedia yang dikehendaki, meliputi antara lain informasi kontak serta jenis enkode audio dan video. 2.2.5.4 Perbandingan H.323 dan SIP SIP diciptakan setelah VoIP, dan VoIP diciptakan setelah H.323. Tentu saja, secara umum SIP akan memiliki fitur yang lebih tepat bagi VoIP dan MoIP secara umum, daripada H.323. Tabel 2.4. berikut (Schulzrinne-Rosenberg 1998) memaparkan fitur-fitur yang ditambahkan pada SIP. Fitur H.323 SIP Blind Transfer Bisa Bisa Operator-assisted transfer Tidak Bisa Hold Tidak Bisa, dengan SDP Multicast, Multiunicast, dan Bisa Bisa Bridged Confrences Forward Bisa Bisa Call Park Tidak Bisa Directed Call PickUp Tidak Bisa Tabel 2.4 Tabel Fitur H.323 dan SIP Menurut Schulzrinne-Rosenberg Tentu beda H.323 dan SIP bukan hanya pada penambahan fitur. H.323 mengumpulan protokol yang dipilih untuk dapat mudah beroperasi dengan sistem telephony yang telah ada, jadi cukup alami bahwa sebagian besar persinyalannya menggunakan model biner yang relatif rumit sementara, SIP merupakan protokol persinyalan yang ramping dan berbasis teks, yang dioptimasikan agar mudah dikembangkan bersama aplikasi-aplikasi Internet. Tabel berikut (Schulzrinne-Rosenberg 1998) memaparkan perbedaan sifat H.323 dan SIP. Kriteria Kompleksitas Jumlah transfer sinyal Debugging Perluasan Perluasan oleh user H.323 Sangat kompleks pesan Banyak Perlu tools yang rumit Bisa diperluas ASN.1 – Rumit SIP Sederhana Sedikit Tools sederhana Mudah diperluas Teks – Mudah 43 Elemen yang harus Client, GK, MCU, diperhatikan statenya GW, UA, Proxy Pemakaian prosessor Overhead besar Overhead kecil Fitur teleponi Kuat Kuat Aplikasi di host Rumit Sederhana Ukuran kode Besar Kecil Pemakaian memori dinamis Besar Kecil hingga sedang Tabel 2.5 Tabel Perbandingan H.323 dan SIP Menurut Schulzrinne-Rosenberg Secara umum keunggulan H.323 sebagai standar protokol untuk multimedia dapat dispesifikasikan sebagai berikut : • Standar codec H.323 memiliki standar untuk kompresi dan dekompresi aliran multimedia, sehingga peralatan yang satu memiliki kompabilitas dengan peralatan yang lain. • Interoperabilitas User tidak perlu khawatir akan kompabilitas pada sisi penerima. Selain memastikan bahwa penerima (receiver) dapat mendekompresi informasi yang dikirim, H.323 juga mengembangkan metoda untuk menerima client untuk berkomunikasi yang sama dengan pengirimnya. • Network independence H.323 dirancang agar dapat berjalan pada lapisan arsitektur jaringan. Karena teknologi jaringan mengalami evolusi, dan teknik pengaturan bandwidth meningkat, maka solusi berbasis H.323 dapat mengikuti perkembangan tersebut. • Platform and aplication indepedence H.323 tidak terikat pada perangkat keras ataupun sistem operasi. Platform yang compliant dengan H.323 akan tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, termasuk PC, peralatan telepon yang IP–enabled maupun TV kabel • Dukungan terhadap multipoint 44 Walaupun pada kenyataannya H.323 dapat mendukung conference tanpa membutuhkan multipoint control unit yang special, sebenarnya MCU menyediakan arsitektur yang fleksibel dan powerful untuk conference multipoint kemampuan multipoint dapat disertakan dalam tiap komponen sistem H.323. • Bandwidth management Trafik video dan audio adalah trafik yang membutuhkan bandwidth yang besar dan kebanyakan dapat membuat jaringan komunikasi data terhambat, oleh karena itu H.323 mempersiapkan pengaturan bandwidth yang dapat membatasi jumlah user yang tersambung ke jaringan H.323 secara bersamaan sesuai dengan bandwidth yang tersedia untuk aplikasi H.323. • Dukungan terhadap multicast H.323 mendukung multicast dalam conference multipoint. Multicast mengirim paket tunggal ke subset tujuan dalam jaringan tanpa replikasi. Sedangkan unicast mengirimkan multiple transmisi point to point, dan broadcast mengirim ke semua tujuan. • Fleksibel Sebuah conference H.323 dapat menyertakan sejumlah endpoint dengan kemampuan berbeda. Sebuah terminal yang berkemampuan suara saja dapat berpatisipasi dalam conference dengan terminal yang mempunyai kemampuan video dan data. Terminal H.323 dapat membagi porsi data untuk conference video dengan terminal yang berkemampuan data saja, dan melakukan pembagian suara dan video dengan terminal H.323 yang lain. • Inter network conferencing 45 Banyak user yang menginginkan untuk melaksanakan conference dari sebuah LAN ke jarak jauh. H.323 dapat membangun antara sistem desktop berbasis LAN dengan sistem grup ISDN. H.323 menggunakan teknologi codec yang umum untuk tiap standar video conference yang berbeda untuk mengurangi delay transcoding. 2.2.6 Pengendalian Gateway 2.2.6.1 Media Gateway Media Gateway (MG) merupakan perangkat-perangkat gateway yang terletak pada layer Transport, yang umumnya memisahkan jenis-jenis jaringan yang berbeda, termasuk di dalamnya adalah interface dengan perangkat-perangkat konsumen. Jenisjenis gateway berbeda-beda menurut topologi dan konfigurasi yang dirancang designer ataupun manufacturer. Beberapa gateway yang sering digunakan: • Trunk Gateway: Menghubungkan jaringan paket dengan trunk TDM dari PSTN atau ISDN, dengan jumlah sirkit yang biasanya cukup besar. • Access Gateway: Menyediakan interface kepada perangkat konsumen, seperti akses ISDN atau DSL. • Residential Gateway: Menghubungkan jaringan paket dengan jaringan analog yang terhubung ke pelanggan. MG dapat juga memisahkan satu packet network dengan packet network lainnya. Namun pada umumnya secara teknis MG semacam ini tidak diperlukan, karena kedudukannya dapat digantikan oleh perangkat-perangkat switch atau router di bagian “Transport”. Kalaupun MG dipasang juga, umumnya karena ada fungsi aplikatif atau administratif tertentu yang dijalankan di dalamnya. 46 2.2.6.2 Signalling Gateway Pada level persinyalan, dikenal juga Signalling Gateway (SG), tempat bertransaksi informasi dari satu jenis sinyal ke jenis sinyal lainnya. Yang sering saling diterjemahkan dalam SG adalah sinyal dari SIP atau H.323 ke SS7 dari PSTN dan ISDN. Selain diterjemahkan ke SIP atau H.323, seringkali sinyal SS7 perlu dibawa melintasi jaringan paket untuk digunakan kembali di sebuah trunk gateway. Untuk itu, SS7 perlu dienkapsulasi dalam jaringan sinyal. 2.2.6.3 Media Gateway Controller Pemisahan bagian “sinyal” dan “media” membutuhkan sebuah implementasi baru untuk memungkinkan persinyalan dan policy-policy lainnya dapat mengirimkan perintah atau mengambil informasi dari MG. Penghubung antara kedua bagian dalam layanan itu disebut Media Gateway Controller (MGC). MGC sering juga disebut sebagai softswitch, call agent, atau call controller. MGC melakukan setup hubungan-hubungan multimedia, melakukan deteksi dan pengolahan pada event-event, dan mengatur MG serta circuits di dalamnya berdasarkan konfigurasi database. MGC akan bekerja di tataran pengaturan panggilan (call control) dan call processing. MGC akan mengontrol panggilan yang masuk untuk mengetahui jenis media penggilan dan tujuannya. Dari situ, MGC akan mengirimkan sinyal ke MG untuk melakukan koneksi, baik intrakoneksi jaringan, sirkuit ke sirkuit atau paket ke paket, maupun interkoneksi jaringan, sirkuit ke paket dan sebaliknya. Jika diperlukan, MGC akan meminta MG melakukan konversi media yang sesuai dengan permintaan, atau langsung meneruskan panggilan jika tidak diperlukan konversi. 47 MGC menganggap MG sebagai kumpulan terminasi. Dalam fungsi itu, maka MGC dapat meminta MG melakukan konversi, koneksi dan pengiriman ring-tone (dering suara telepon) ke tujuan. Antara MGC dan MG sendiri akan saling berhubungan dengan protokol MEGACO atau Media Gateway Control Protocol (MGCP). Sementara itu, satu MGC akan berhubungan dengan MGC yang lain, baik itu yang berada di jaringan yang sama maupun berbeda, dengan mengirimkan protokol sinyal tertentu. Untuk jaringan sirkuit, MGC akan mengirimkan Signalling System 7 (SS7), sementara jika berhubungan dengan jaringan paket, maka MGC akan menggunakan H.323 atau Season Initiation Protocol (SIP). MG sendiri ‘hanya’ akan bekerja sebagai konverter antara jaringan sirkit dengan jaringan paket. Di sini fungsi softswitch menjadi hanya setara dengan ‘switch analog’ dan tidak memberikan layanan yang lain. MG juga bisa bekerja di sisi pelanggan maupun penyedia layanan, dimana softwitch bukan hanya berfungsi sebagai konverter, namun juga memberikan fitur lebih, termasuk dial-tone tentunya. Pada posisi ini, maka softswitch akan bekerja lebih kompleks. MG juga akan mengirimkan bermacam sinyal, tergantung jenis media yang digunakan. Sinyal itu dikirm atas permintaan MGC, sehingga dapat dideteksi oleh terminal atau oleh MGC selanjutnya. 2.2.6.4 Gateway Control Protocol Pemisahan bagian “sinyal” dan “media” juga membutuhkan sebuah protokol baru untuk menghubungkan kedua bagian dalam layanan network itu. Untuk itu digunakan Media Gateway Controller Protocol (MGCP), namun banyak keterbatasan yang dihadapi dalam pengembangan MGCP dan terlalu memihak jenis jaringan model Amerika Utara. Maka IETF dan ITU-T bersama sama menyusun protokol baru. ITU-T menamainya H.248, sementara kalangan IETF menyebutnya MEGACO (RFC-3525). 48 Kelebihan MEGACO dari MGCP adalah adanya model koneksi yang tak tergantung bentuk transpor, adanya dukungan untuk layanan advanced seperti konferensi multimedia, dan dukungan untuk negara-negara di seluruh dunia. MGC, dalam melakukan pengendalian terhadap MG, menyusun abstraksi sebuah hubungan sebagai model yang disusun atas terminasi dan konteks. Terminasi adalah tempat berawal atau berakhirnya aliran data (media). Terminasi tentu saja dapat menjadi tempat berawal atau berakhirnya banyak aliran (stream) sekaligus. Konteks adalah bentuk kaitan antara sekumpulan terminasi. 2.2.7 Virtual Private Network (VPN) 2.2.7.1 Pengertian Virtual Private Network (VPN) VPN adalah suatu jaringan yang menggunakan fasilitas jaringan publik/umum tetapi mempunyai policy seperti pada jaringan privat/pribadi. (Maseleno, 2003). Dengan terhubung ke jaringan lokal kantor, seseorang seolah-olah sedang berada di kantor dan terhubung ke jaringan komputer lokal. Segala direktori dan fasilitas yang biasa didapat bisa diakses seperti biasa. Secara garis besar, VPN dibagi menjadi dua kategori yaitu Dial VPN dan Dedicated VPN. VPN memberikan keuntungan-keuntungan seperti jaminan keamanan untuk koneksi end-to-end, peningkatan connectivity, pengurangan biaya dan pengaturan prioritas dari suatu aplikasi. 2.2.7.2 Tipe Virtual Private Network Virtual Private Network memiliki beberapa tipe yang dapat diaplikasikan, diantaranya adalah : 2.2.7.2.1 Access VPN Access VPN adalah akses dari satu lokasi ke intranet, internet, atau extranet melalui jaringan publik dengan menggunakan policy seperti jaringan privat. Access VPN 49 memungkinkan pengguna untuk mengakses resource perusahaannya kapanpun dan dimanapun mereka berada. Access VPN mencakup jalur analog, ISDN, Digital Subcriber Line (DSL), mobile IP dan berbagai teknologi kabel. Keuntungan-keuntungan Access VPN antara lain adalah pengurangan biaya perusahaan akibat pengeluaran yang berhubungan dengan modem dan terminal server equipment, penggunaan pulsa lokal sehingga mengurangi penggunaan hubungan interlokal. Selain itu, Access VPN mempunyai tingkat skalabilitas yang tinggi dan kemudahan dalam pengorganisasian jaringan jika ada penambahan pengguna baru, sehingga perusahaan bisa lebih berkonsentrasi pada core bisnis dan bisa mengurangi beban pemeliharaan jaringan. Telecommuter, divisi sales, perwakilan atau kantor cabang, dan karyawan yang bertugas di luar adalah para pengguna Access VPN. Access VPN dapat dipisahkan menjadi tiga (3) jenis, yaitu Client-Initiated, Remote Router-Initiated, dan Network Access Server (NAS)-Initiated. Client-Initiated bisa menggunakan PC dan modem atau router di Small Office Home Office (SOHO). Dengan skenario seperti ini, device/PC klien harus mempunyai aplikasi yang mendukung IPSec. Proses tunnelling terjadi antara PC pengguna ke gateway di kantor pusat. Keuntungannya adalah data terlindungi dari network ke network. Sedangkan kerugiannya adalah dibutuhkannya perawatan yang intensif pada PC dan koneksi tidak akan terlindungi jika klien lupa menginisialisasi tunnel. Pada Remote Router-Initiated, proses tunnelling terjadi antara remote router ke gateway kantor pusat. Remote router menggunakan IPSec untuk mengenkripsi data. Keuntungan dari tipe ini adalah kontrol, manajemen dan sekuriti diatur oleh perusahaan. Hanya dibutuhkan sumber daya untuk merawat remote router dan seluruh device yang dipakai perusahaan. 50 NAS-Initiated adalah Access VPN yang paling rendah tingkat security-nya, tapi tidak membutuhkan sumber daya yang banyak. Tunnelling terjadi antara Point of Presence (POP) ke gateway kantor pusat, sehingga data pengguna antara klien dan POP tidak dilindungi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya menampung banyak user dan tidak dibutuhkannya perawatan pada PC. Selain itu service provider dapat mendukung alamat privat, menyediakan tunnel sharing, tunnel distributing dan backup tunnel. Wireless tunnel juga dimungkinkan dengan menggunakan mobile IP. 2.2.7.2.2 Intranet VPN Intranet VPN menghubungkan kantor pusat dan seluruh kantor cabang melalui infrastruktur jaringan publik menggunakan IP security (IPSec) atau Generic Route Encryption (GRE) untuk memberikan keamanan pada tunnel yang dipakai. Dengan menggabungkan service dari provider seperti mekanisme Quality of Service (QoS), manajemen bandwidth Weighted Fair Queuing (WFQ) dan penggunaan Commited Access Rate (CAR) di router peusahaan, akan memberikan penggunaan bandwidth WAN yang efisien dan throughput yang bisa dipercaya. Keuntungan dari Intranet VPN adalah pengurangan biaya bandwidth di WAN, kemudahan penggabungan kantor cabang baru dan adanya link redundancy WAN pada service provider. 2.2.7.2.3 Extranet VPN Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi masalah dengan kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan. Extranet VPN menghubungkan pelanggan, supplier, dan partner melalui jaringan telekomunikasi publik dengan menggunakan saluran khusus. Pelayanan yang disediakan sama dengan pelayanan jika menggunakan jaringan pribadi, sehingga pengguna seperti menggunakan 51 intranet dari perusahaan tersebut. Extranet menggunakan arsitektur dan protokol yang sama dengan yang digunakan pada Access VPN dan Intranet VPN. 2.2.8 Quality of Service (QoS) Quality of Service (QoS) adalah sebuah rangkaian teknik untuk mengatur sumber daya jaringan dalam rangka untuk memungkinkan jaringan tersebut membedakan dan mengatasi lalu lintas jaringan berdasarkan kebijakan yang ada. Hal ini berarti menyediakan pengantaran data yang konsisten dan dapat diprediksikan kepada user atau aplikasi yang mendukung didalam sebuah jaringan. QoS dapat tercapai dengan mengatur parameter-parameter seperti delay, delay variation, bandwidth dan packet loss pada sebuah jaringan agar menjadi sebuah kunci sukses dalam sebuah solusi bisnis endto-end. Kualitas suara dipengaruhi oleh lima dimensi QoS yaitu: 2.2.8.1 Availability Adalah persentase dari waktu hidup jaringan. Ukuran untuk jaringan suara secara tradisional adalah 99,999 % (“Five 9s”), atau sekitar 5,25 menit dari downtime setiap tahunnya. Availability dipenuhi melalui kombinasi dari peralatan yang tersedia dan jaringan yang survivabilitas. 2.2.8.2 Throughput Adalah jumlah dari lalu lintas atau bandwidth yang disampaikan melalu sebuah periode waktu tertentu. Biasanya dalam lingkungan LAN semakin tinggi throughput semakin baik jaringan tersebut. 2.2.8.3 Delay / Lantency Adalah waktu antara inisiasi suatu transaksi oleh suatu pengirim sampai ada respon pertama yang diterima oleh pengirim tersebut. Juga, waktu yang diperlukan untuk memindahkan paket dari sumber ke tujuan melalui jalur yang sudah ditentukan. 52 Percakapan interaktif menjadi terganggu ketika delay melebih 100-150 ms, ketika melebihi 200 ms, pemakai akan menemui gangguan dan menyatakan bahwa kualitas suara itu sangat lemah. Untuk menyediakan kualitas suara yang tinggi, jaringan IP Telephony harus mampu menjamin latency yang rendah. ITU-T G.114 merekomendasikan batas maksimum yang diterima dalam perjalanan paket adalah 300 ms antara kedua gateway IP Telephony (150 ms delay per jalur). Ada banyak kompenen dari delay dalam sebuah jaringan yang perlu dipahami, termasuk didalamnya adalah packetization delay, queuing delay, dan propagation delay. Packetization delay adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengambil codec yang digunakan untuk melengkapi konversi dari analog ke digital. IP Telephony selalu menciptakan beberapa ukuran delay, ketika algoritma yang menspesifikasikan “listen” atau contoh dari suara yang dispesifikasikan dalam periode waktu tertentu, diikuti oleh packetization. Propagation delay adalah waktu yang diperlukan untuk mengambil informasi melewati sebuah kabel copper, fiber atau jalur wireless. Delay ini juga merupakan sebuah fungsi dari kecepatan cahaya, konstanta yang universal, dan kecepatan persinyalan dari media fisik. Sebagai contoh, jika sebuah panggilan sudah melalui sebuah node transit, maka delay diperkenalkan. Queuing delay dibebankan kepada suatu paket pada titik congestion (lalu lintas pada jaringan melebihi kapasitas) ketika menantikan putarannya untuk diproses sementara paket yang lain yang dikirim melalui sebuah switch atau kabel. Sebagai contoh, ATM yang dikurangi queuing delay-nya dengan membagi paket ke dalam bagian kecil, membungkus mereka kedalam sebuah sel, lalu meletakkan mereka kedalam sebuah prioritas antrian yang absolut. Karena sel-sel tersebut kecil, maka 53 prioritas queue yang terbesar dapat dilayani lebih sering, mengurangi waktu tunggu untuk paket dalam sebuah antrian kedalam level yang deterministik. Bagaimanapun juga, pada kecepatan gigabit, waktu tunggu untuk lalu lintas yang mempunyai prioritas tinggi sangat kecil sekali bahkan dibagai kondisi yang terburuk, dalam kaitannya dengan kecepatan link dan daya proses yang tersedia. 2.2.8.4 Delay Variation (Jitter dan Wander) Delay variation adalah perbedaan pada penundaan yang diperlihatkan oleh paket berbeda yang menjadi bagian dari arus lalu lintas yang sama. Frekuensi tinggi pada delay variation dikenal sebagai jitter, sedangkan frekuensi rendah pada delay variation disebut wander. Jitter disebabkan terutama oleh perbedaan dalam antrian waktu menunggu untuk paket yang berurutan didalam suatu arus. Jenis lalu lintas tertentu terutama real-time lalu lintas seperti suara adalah sangat tidak toleran dalam jitter. Perbedaan waktu tiba paket menyebabkan choppiness di dalam suara. Jitter berlebihan dapat diatasi dengan penyangga, tetapi dapat menyebabkan permasalahan lain, seperti peristiwa “walkie-talkie” yang disebabkan ketika dua sisi suatu percakapan mempunyai latency. Jitter harus kurang dari 60ms ( 60ms= rata-rata mutu, 20ms= mutu bea). 2.2.8.5 Packet loss Kerugian akibat kesalahan bit maupun paket yang hilang, mempunyai suatu dampak lebih besar atas jasa IP telephony atau VoIP dibanding pada data. Selama suatu transmisi suara, hilangnya berbagai bit atau paket suatu arus boleh menyebabkan suatu letusan dapat didengar yang akan menjadi mengganggu kepada pemakai. Didalam suatu transmisi data, hilangnya bit tunggal atau berbagai paket informasi hampir tidak pernah dicatat oleh para pemakai. Di dalam kontras, selama suatu siaran video, paket berurutan 54 yang hilang dapat menyebabkan suatu glitch sesaat pada layar, tetapi video kemudian berproses sama dengan dulu. Bagaimanapun, jika paket hilang menjadi mewabah, kemudian mutu dari semua transmisi menurunkan pangkat. Tingkat kerugian paket harus kurang dari 5% untuk mutu minimum dan kurang dari 1% untuk mutu bea.