ABSTRAK Konsep yang melatarbelakangi studi ini adalah kehadiran masjid di tengahtengah kehidupan sebagai pusat pembinaan masyarakat, yang sejak awal merupakan sarana potensial yang memiliki multifungsi dan mampu mewujudkan upaya pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment). Hal ini terlihat dari kuantitas pembangunan masjid yang semakin meningkat, akan tetapi upaya masyarakat untuk memakmurkannya sangat rendah. Selain itu, pada kenyataannya fungsionalisasi masjid dalam upaya pemberdayaan masyarakat belum efektif, dalam arti masih terdapat banyak kesenjangan antara kondisi idealitas dengan realitas yang terkait dengan fungsionalisasi Masjid Besar. Hal ini menjadi penting karena menyebabkan masjid tidak memiliki kontribusi yang kuat dalam mendukung upaya pembangunan dan pengembangan wilayah dan kota, melainkan hanya diposisikan sebagai infrastruktur sosial saja. Sehingga keberadaan masjid di tengah-tengah kehidupan masyarakat dirasakan belum mampu memberikan pengaruh yang bisa menciptakan iklim keagamaan di perkotaan dan secara fisik keberadaannya belum seluruhnya menyatu dengan lingkungan sekitar. Adapun kelompok sasaran adalah masjid-masjid besar tingkat kecamatan di Kota Bandung. Sehubungan dengan hal diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : apakah fungsionalisasi masjid-masjid besar di Kota Bandung secara internal telah dikelola dengan optimal sebagaimana diperankan oleh Rasululullah SAW, faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keoptimalannya, serta sejauh mana keberhasilan masjid dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Kota Bandung dilihat dari keterpenuhan fungsinya secara internal dan tingkat peranannya terhadap peningkatan kualitas hidup jamaah dan masyarakat di sekitarnya dalam konteks pemberdayaan. Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah : sejauhmana keberhasilan fungsi dan peranan Masjid Besar dalam upaya pemberdayaan masyarakat ditinjau dari keoptimalan pengelolaan aspek fungsional dan peranannya, faktor-faktor apa yang yang mempengaruhinya serta kesesuaian antara kondisi masjid eksisting dengan kondisi masjid ideal dalam konteks pemberdayaan masyarakat dan based mark masjid pada jaman Rasulullah SAW. Metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan metode analisis kuantitatif terhadap hasil kuesioner dan wawancarasemi struktur yang dilakukan kepada responden. Metode untuk kajian evaluasi dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, maka diperoleh kesimpulan bahwa realita pengelolaan sebagian besar masjid-masjid tingkat kecamatan (Masjid Besar) di Kota Bandung masih jauh berbeda dengan kondisi ideal (Based Mark) pengelolaan fungsi masjid pada zaman Rasullulah SAW, sehingga peranannya dalam bidang pemberdayaan masyarakat tidak sesuai dengan konsep-konsep seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari upaya lembaga pengurus masjid untuk pengembangan kegiatan-kegiatan dalam bidang pemberdayaan sebagai fungsi masjid belum optimal, yaitu masih terbatas pada kegiatan yang secara umum sudah ada di masjid-masjid manapun terutama dalam bidang pendidikan dan sosial-ekonomi. Selain itu, pengelolaan masjid dalam pemenuhan ketersediaan fasilitas penunjang yang dibutuhkan masih banyak masjid yang belum terpenuhi. Dari sisi profesionalitas lembaganya belum benar-benar memiliki visi dan misi untuk usaha pemberdayaan. Rekomendasi yang diajukan adalah peningkatan manajemen pengelolaan bagi pengurus, pengembangan program/kegiatan terutama dalam bidang yang terkait dengan pemberdayaan yaitu pendidikan dan sosial-ekonomi, peran serta dan peningkatan pemahaman tentang fungsi masjid dari jamaah/masyarakat. Serta dukungan dari lembaga-lembaga terkait.