Zona Konservasi

advertisement
penambahan berupa studio kerajinan
rakyat pada bagian bawah bangunan
(bawah panggung) sebagai ajang untuk
memperlihatkan
bagaimana
cara
pembuatan kerajinan-kerajinan yang di
tawarkan pada gallery-gallery utama,
sehingga pada wilayah ini pengunjung
dapat turut serta mencoba membuat
kerajinan setempat di rumah masingmasing warga desa. studio di bawah rumah
panggung dianggap sesuai karena selain
tidak merubah bentuk desa,ruang-ruang
kosong pada bawah rumah dapat
dimanfaatkan
secara
maksimal,
sebelumnya
ruangan
ini
hanya
dipergunakan sebagai tempat untuk
menyimpan kayu bakar yang umumnya
tidak terlalu banyak memakan space.
1. Area Inti (Zona Konservasi)
Pada Zona Konservasi rumah-rumah
masyarakat tidak diganggu keberadaannya
hanya memberikan peningkatan fasilitas
lingkungan berupa penambahan sumber air
sumur dan penjernihan
Sebagai suplay utama air bersih,
kemudian perbaikan pada jalan-jalan
sirkulasi utama yang telah dibuat warga
dengan tetap mempertahankan alur yang
ada.Di dalam wilayah ini diberikan
nukleus-nukleus inti sebagai pusat
perbelanjaan kerajinan setempat, dengan
melihat studi kasus pada desa sade, dimana
setiap rumah dapat mendirikan toko
kerajinan, maka untuk mempertahankan
keaslian rumah tinggal tanpa harus
merubah toko di sediakan fasilitas berupa
gallery sebagai tempat untuk menjual
barang-barang hasil kerajinan setempat.
Pada rumah tinggal juga tidak mengalami
perubahan
hanya
diberikan
Gambar 13 Penerapan Zonasi Pada Site
Sumber : Analisa Penulis
12 ke desa untuk beristirahat sejenak,
fasilitas-fasilitas yang disediakan antara
lain pengisian bahan-bakar (BBM)
bengkel, retoran yang menyajikan
kekhasan masakan setempat (ikan bakar
dan ubi kayu)
2. Buffer Zone (Zona Penyangga)
Suku dayak Agabag pada daerah
Labang ini memiliki makan utama yang
disebut ubi kayu iloi yang unik
dikarenakan beracun namun menjadi
makanan utama warga masyarakat dengan
mengubahnya
menjadi
sagu,
pada
umumnya mereka menanam ubi ini jauh di
dalam hutan, sehingga dengan adanya desa
wisata ini diharapkan proses penanaman
sampai dengan persemaiannya dapat juga
dinikmati
oleh
wisatawan
yang
berkunjung, lokasi yang berada sebagai
batas antara wilayah zona komersial dan
konservasi
dianggap
sesuai
untuk
membuka lahan ubi ini.
Pada saat menanam dan persemaian
terjadi aktifitas upacara adat, sehingga hal
ini dirasa perlu untuk ditangkap dan
diperlihatkan
terhadap
wisatawan,
sehingga diperlukan bangsal-bangsal yang
memadai dan terbuka untuk dapat
memperlihatkan atraksi pertunjukan adat
tersebut.
Pada zona ini wisatawan yang
berkunjung dapat diajak turun langsung
untuk mengikuti aktifitas sehari-hari dari
masyarakat desa, pengunjung dapat
merasakan bagaimana cara menanam ubi,
memetik, mencari bahan untuk kayu bakar
dan lain-lain.Selain ladang, di zona ini
juga terdapat pengembangan tentang
teknologi sumber daya ramah lingkungan
seperti teknologi solar cell, biogas dan
mikrohydro.
Gambar 14 Penerapan Zonasi Transisi (pengembangan)
Sumber : Analisa Penulis
4. Zona Komersial
Pada zona komersial bentuk resort yang
disediakan dibagi menjadi 2 jenis
wisatawan disesuaikan dengan jenis
wisatawan yang datang, yaitu :
1. Wisatawan yang suka berpetualang dan
berminat khusus pada kehidupan dan
kebudayaan di pedesaan, wisatawan ini
tertarik untuk mengunjungi dan hidup
di dalam kampung dengan motivasi
merasakan kehidupan di luar komunitas
yang biasa dihadapinya.
2. Wisatawan
yang secara khusus
mengadakan perjalanan wisata ke
daerah tertentu, dengan motivasi
mengunjungi
daerah
pedesaaan
penghasil kerajinan secara pribadi, dan
menikmati
pemandangan
alam
sekitarnya.
3. Zona Transisi
Transportasi utama dari wilayah ini
adalah transportasi sungai maka disini
dilihat perlu disediakan dermaga, dermaga
ini mempunyai fungsi yang penting untuk
kemajuan desa wisata, selain sebagai point
of interest, dermaga ini juga dilengkapi
beberapa fasilitas umum sebagai wadah
transit bagi mereka yang ingin bepergian
dari hulu ke hilir sungai dan sebaliknya.
Dikarenakan perjalanan memakan
waktu tempuh yang relatif lama, maka
pada dernaga ini disediakan beberapa
fasilitas yang menarik orang untuk mampir
13 Gambar 15 Konsep Desain Wisatawan Plesiran
Sumber : Analisa Penulis
Gambar 15 Konsep Desain Wisatawan
Petualangan
Sumber : Analisa Penulis
14 Laporan Akhir Kajian Pengembangan
Kelembagaaan Komunitas Adat
Terpencil (KAT) di Kalimantan
Timur oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Kalimantan
Timur
Laporan tentang Prinsip dan Kriteria
Ekowisata Berbasis Masyarakat
Kerjasama
Direktorat
Produk
Pariwisata
Direktorat
Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Departemen
Kebudayaan
dan
Pariwisata dan WWF-Indonesia
Januari 2009
Wind, J. (1992) :
Buffer Zone
Management
for
Indonesian
National Parks. Vol. 2 :Tools for
Planning,
Monitoring
and
Evaluation. The World Bank
National
ParkDevelopment
Project.DHV/RIN
Consultant.
Bogor.
Wells, M, Brandon, K dan Hannah L,
(1992) : People and Parks : Linking
Protected Area Management with
Local Communities, IBRD/ The
World Bank, Washington DC
Wells, M, Guggenheim, S, Khan, A,
Wardoyo, W dan Jepson. P (1999) :
Investing in Biodiversity : A Review
Indonesia’s Integrated Conservation
and Development Projects. The
World Bank East Asia Region.
Washington DC.
masalah keamanan lingkungan)
Untuk penyelesaian masalah perbatasan
dan keamanan site maka diperlukan solusi
desain sebagai berikut :
a) Dibuatkan
jalur
khusus
untuk
kendaraan Quad Bike untuk patroli
ronda yang menggunakan tenaga
gabungan warga dan aparat setempat
(polisi hutan ) demi menjaga stabilitas
keamanan wilayah kampung.
b) Pada setiap jarak tertentu dibuatkan pos
penjagaan
(pos
observasi
yang
bertujuan untuk mengkoordinir dan
menjaga wilayah setempat.
Gambar 16 Konsep Desain Masalah Perbatasan
Sumber : Analisa Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Baud-Bovy, M. And F. Lawson. 1977.
Tourism Recreation Development.
Handbook Of Physical Planning.
Boston : CBI. Publishing Company.
Frick H, FX Bambang Suskiyanto, (1998),
Dasar-dasar Eko-arsitektur, Penerbit
Kanisius,Yogyakarta.
Frick H, Tri Hesti Mulyani, (2006),
Arsitektur
Ekologis,
Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Jones, John Chris, (1992). Design Method
(Second Edition). New York: Van
Nostrand Reinhold.
Laporan Akhir Studi Penyusunan Design
Arsitektur
Tradisional
Budaya
Kalimantan
Timur
Kerjasama
Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat
I
Kalimantan
timur
dengan
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan oleh Jurusan Teknik
Arsitektur ITS Surabaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata
http://www.central-java-tourism.com/desawisata/in/about.htm
http://www.scribd.com/doc/30373792/Pow
er-Point-Presentasi-KKL-Samarinda2004
http://rizal619.wordpress.com/2009/06/13/
pampang-pemukiman-dayak-kenyah/
http://alamendah.wordpress.com/2010/12/
29/cagar-biosfer-di-indonesia/
http://www.mabindonesia.org/publikasi.php
15 
Download