1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transaksi dapat terjadi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transaksi dapat terjadi hingga ratusan kali tiap jam dan meliputi cakupan geografis yang
sangat luas. Contohnya adalah sistem perbankan yang menggunakan ATM (Automated Teller
Machine) sebagai sarana transaksi nasabahnya, juga perdagangan di dunia maya dimana pembeli
tidak harus tahu dimana posisi penjual sebenarnya. Kendala jarak dan media komunikasi bukan
lagi menjadi penghalang bagi perusahaan-perusahaan modern dalam menjalankan kegiatannya
sehari-harinya. Semua hal tersebut dimungkinkan karena pesatnya perkembangan dunia
teknologi informasi. Investasi besar-besaran dilakukan untuk membawa sebuah teknologi
informasi yang paling mutahir demi membangun nilai tambah bagi perusahaan.
Tabel 1.1 Investasi Beberapa Perusahaan Dalam Bidang Teknologi Informasi
Nama perusahaan
Bentuk investasi sistem informasi
Keterangan
Investasi US$ 1,5 juta per tahun
Fasilitas pelacakan pengiriman untuk
operasional
wilayah
Perusahaan
secara online “Track and Trace Indonesia dan
pengiriman DHL
US$ 500 juta per tahun untuk
(T&T)”
operasional secara global.
Aplikasi Hotel system, sales&
Hotel Grand Hyatt
Jumlah investasi hingga tahun
Catering Systems, Office Otomatic
Jakarta
2002 sebesar US$ 300 ribu
Systems.
Sejak 1975 mulai membangun TI di
perusahaannya. Menggandeng
Grup
Metrodata
Hingga tahun 2000 menghabiskan
vendor terkemuka seperti Microsoft,
(GM)
dana US$ 2,5 juta
Union System, dan SAP
Aktiengsellschaft Jerman.
Sumber: olahan penulis dari Oetomo, B.S.D., Perencanaan & Pembangunan Sistem
Informasi, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2002, hlm. 28-33
1
2
Secara sadar maupun tidak sadar setiap orang saat ini mulai bergantung kepada sebuah
layanan sistem informasi. Contohnya mahasiswa Universitas Indonusa Esa Unggul dapat
melakukan registrasi dengan secara on-line melalui e-learning, setiap mahasiswa memiliki akun
e-mail sendiri yang dapat digunakan untuk kegiatan kuliah maupun non-kuliah. Hal ini
memberikan keyakinan bahwa pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dapat meningkatkan
efektivitas operasional suatu organisasi.
Contoh dari perkembangan sistem informasi yang paling banyak dijumpai adalah sistem
informasi akuntansi yang terkomputerisasi. Setiap transaksi dan prosedur diatur dan terhubung
dalam sebuah sistem yang dibangun berdasar kaidah-kaidah sistem informasi. Penggunaan
catatan secara tertulis atau manual mulai tergantikan oleh aktivitas input ke dalam basis data
komputer. Program-program aplikasi akuntansi seperti Zahir, Accurate, Myob banyak digunakan
untuk menggantikan proses akuntansi manual. Perusahaan tentunya melakukan hal tersebut
dengan harapan menghasilkan laporan keuangan yang lebih handal.
Pada perkembangannya, komputerisasi yang dimaksud di atas bukan hanya sebuah
perangkat komputer berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar. Local
Area Network memungkinkan suatu instalasi kabel secara teknis dapat menghubungkan satu
komputer dengan yang lain dan teritegrasi menjadi sebuah sistem yang utuh. Ditambah lagi
dengan perkembangan basis data (database) dimana kualitas data dapat diusahakan secara
maksimal yang jika dimasukkan kedalam sistem jaringan tadi maka terbentuklah suatu sistem
Elektronic Data Processing (EDP) yang terintegrasi.
Semakin kompleks kebutuhan dan arah fokus perusahaan, maka kebutuhan sistem
informasi perusahaan juga meningkat. Hingga pada suatu kondisi dimana perusahaan
membutuhkan suatu bagian di perusahaan yang khusus bertanggung jawab dalam pengelolaan
3
sistemnya. Bagian perusahaan ini biasa disebut dengan departemen information Technology (IT),
atau di beberapa perusahaan lain disebut EDP department. Sebagai bagian dari perusahaan
secara fungsional maka departemen ini bekerja menurut prosedur kerja yang ditetapkan
manajemen puncak.
Bagi manajemen puncak pengembangan sistem informasi perusahaan merupakan
investasi. Terkadang investasi ini bersifat besar dan strategis sehingga banyak sumber daya yang
dibutuhkan dalam membangun sistem informasi pada beberapa kebutuhan perusahaan yang
kompleks. Penyediaan perangkat keras, perangkat lunak, personel teknis, pelatihan pegawai,
masalah lisensi, legalitas dan sebagainya menjadi biaya bagi perusahaan.
Investasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dan
akhirnya menambah pendapatan total perusahaan. Namun setiap pengembangan dan investasi
mengandung resiko. Resiko yang dimaksud dapat berasal dari kesalahan secara sengaja maupun
tidak sengaja yang dilakukan oleh pihak ekternal maupun internal perusahaan. Tidak terkecuali
resiko di bidang keamanan sistem informasi yang terkomputerisasi seperti virus komputer,
penyerangan hacker, resiko bencana alam yang merusak asset teknologi informasi dan lain-lain.
Auditor dalam menjalankan fungsi assurance dituntut selalu
bersifat adaptif dan
fleksibel terhadap perkembangan sistem informasi perusahaan yang diauditnya. Lingkup audit
juga mulai bergeser dari audit sekitar komputer menjadi audit ke dalam komputer (audit through
the computer). Audit yang dilakukan diharapkan menjadi jembatan antara tujuan perusahaan
(business goals) dengan tatakelola teknologi informasi (IT Governance). Bagaimana
pengembangan sistem dapat memberikan kontribusi konkrit terhadap pendapatan perusahaan
tanpa terganggu oleh resiko-resiko yang timbul dari pengembangan sistem itu sendiri. Oleh
sebab itu maka peran audit atas pengelolaan sistem informasi saat ini menjadi penting.
4
Audit sistem informasi bisa jadi sangat kompleks dan menyangkut hal-hal teknis
komputer. Namun setiap sistem memiliki sebuah pengendalian, yang dibagi menjadi
pengendalian umum dan aplikasi. Pengendalian umum menjadi payung bagi pengendalian
aplikasi dan kegiatan operasional sistem informasi sehari-hari lainnya. Hal ini menyebabkan
evaluasi pengendalian umum menjadi keharusan saat melakukan audit sistem informasi ini, baik
dari sisi auditor eksternal maupun internal.
Risk of unauthorized
change to application
software
Risk of crash
GENERAL CONTROL
Cash receipt
application control
Sales application
control
Payroll application
control
Other cycle
application
control
Risk of unauthorized
master file update
Risk of unauthorized
processing
GAMBAR 1.1
HUBUNGAN PENGENDALIAN UMUM DENGAN PENGENDALIAN APLIKASI
Sumber: Arens, A.A., Elder, R.J., Beasley, M.S., Auditing And Assurance Services An
Integrated Approach 11th edition, New Jersey: Pearson Education, 2006, hlm. 348
Salah satu aspek pengendalian umum sistem informasi adalah pengelolaan keamanan
sistem informasi sebagai penghalang resiko-resiko diatas. Pengamanan ini bukan hanya
menyangkut resiko pencurian dan bencana, namun juga menyangkut resiko akses dan modifikasi
5
yang tidak mempunyai ijin terhadap sistem, termasuk serangan virus. Semua itu bisa sangat
berbahaya dan bisa melumpuhkan sistem perusahaan secara keseluruhan. Besarnya biaya
perbaikan, salah pengambilan keputusan akibat data dihasilkan dari proses yang bermasalah
adalah beberapa masalah yang dihadapi jika keamanan sistem informasi kurang diperhatikan.
Seorang auditor sistem informasi dalam menjalankan fungsi assurance-nya menggunakan
sebuah alat bantu audit yang dapat digunakan dalam mengelola dan merumuskan tingkat
keyakinan hasil auditnya. Salah satu alat bantu tersebut adalah Control Objectives For
Information & Related Technology (CobIT) yang disusun oleh IT Governance Institute (ITGI)
dan Information System Audit And Control Association (ISACA). Kelebihan penggunaan CobIT
Menurut Sanyoto Gondodiyoto 1 dalam bukunya “Audit Sistem Informasi Pendekatan CobIT” adalah
sebagai berikut:
CobIT dapat dipakai sebagai alat yang komperhensif untuk menciptakan IT
Governance pada suatu perusahaan. CobIT mempertemukan dan menjembatani
kebutuhan manajemen dari celah atau gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan
masalah-masalah teknis TI, serta menyediakan referensi best business practice yang
mencakup keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis perusahaan dan
memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta
dikendalikan secara efektif.
Auditor eksternal maupun internal selain dituntut menguasai proses akuntansi, juga
dituntut menguasai keahlian-keahlian di bidang lain contohnya keahlian teknis komputer yang
memadai. Hal ini dapat membantu efisiensi kerja auditor dan disisi lain membawa nilai tambah
bagi pribadi auditor bersangkutan. Misalnya seorang auditor yang memiliki sertifikasi CISA
(certified Information System Auditor) yang juga diterbitkan oleh ISACA menjadi nilai tambah
karena merupakan bentuk pengakuan terhadap profesi auditor sistem informasi secara
internasional. Pemegang sertifikat ini sangat dibutuhkan perusahaan besar dan dapat pula
1
Sanyoto Gondodiyoto, Audit Sistem Informasi Pendekatan CobIT, Jakarta: Mitra wacana Media, 2007, hlm.276
6
berpraktek sebagai konsultan.
Banyak dari pemegang CISA yang ada di Indonesia
berlatarbelakang sebagai akuntan. Kemudian penulis menemukan di beberapa situs website
Kantor Akuntan Publik di Jakarta juga sudah melayani jasa audit sistem informasi dengan
pendekatan CobIT. Maka penulis melihat audit sistem informasi merupakan salah satu bidang
yang berpotensi besar untuk berkembang di masa depan.
Perkembangan dunia koperasi di Indonesia saat ini mulai dilirik banyak pihak. Koperasi
dengan semangat kekeluargaannya terbukti tangguh menghadapi krisis global dan persaingan
usaha yang ada. Semangat kekeluargaan yang diimplementasikan secara profesional dan
bertanggung jawab oleh pengurus koperasi sanggup membawa kesejahteraan bagi para
angotanya. Koperasi Kredit SEHATI yang telah berdiri lebih dari dua dasawarsa terbukti dapat
berkembang secara nyata dilihat dari jumlah anggota dan asset yang terus bertambah dari tahun
ke tahun.
Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Anggota dan Keuangan Kopdit Sehati
TAHUN
ANGGOTA
ASET (Rp)
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
68
88
111
128
142
161
173
207
237
325
323
345
413
583
776
937
1060
1202
1407
3.584.525
10.897.146
19.563.075
31.577.881
47.555.555
70.447.276
123.680.499
170.75.584
231.022.602
346.036.167
400.752.300
475.016.477
827.647.586
1.795.011.811
2.957.373.630
4.585.738.262
6.618.990.574
9.280.381.853
12.310.338.228
SIMPANAN
ANGGOTA (Rp)
3.131.500
7.637.500
14.895.500
22.412.112
33.923.698
48.398.129
87.843.247
122.070.213
178.335.900
263.490.900
315.334.170
406.473.050
706.581.200
1.513.135.585
2.482.104.000
3.841.011.200
5.259.825.500
7.740.617.600
10.202.832.300
PINJAMAN
ANGGOTA (Rp)
2.839.000
9.715.500
17.940.000
26.015.000
36.536.000
58.795.000
98.006.000
137.560.000
178.952.000
249.719.000
242.012.500
326.995.000
655.953.000
1.407.854.600
2.275.950.200
3.099.415.800
4.619.402.000
6.459.070.900
8.672.760.600
PENDAPATAN
(Rp)
671.545
1.996.246
4.773.010
8.274.656
11.574.254
15.984.845
26.847.150
10.200.037
55.530.180
65.089.530
87.451.413
102.666.380
180.344.270
384.789.826
702.036.371
1.074.405.041
1.554.893.980
2.103.107.627
2.592.363.715
7
Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Anggota dan Keuangan Kopdit Sehati(lanjutan)
2007
2008
1737
2080
15.638.049.878
17.077.362.334
13.126.391.600
13.817.730.300
9.146.573.900 2.848.699.300
11.354.765.200 3.113.178.767
Sumber: olahan penulis dari Kopdit Sehati, Rangkuman Rapat Anggota Tahunan XXI2008, Jakarta: Kopdit Sehati, 2009, hlm. 61
Aplikasi sistem informasi yang diterapkan
juga dapat dibilang sangat baik, mulai dari
1
keberadaan situs resmi koperasi, transaksi online antar cabang, hingga aplikasi transaksi lewat
internet menjadi bukti nyata penerapan sistem informasi dalam rangka memberikan nilai lebih
dalam pengelolaan dan pelayanan terhadap angota-anggotanya.
Dari uraian dan pemikiran di atas, maka dalam skripsi ini penulis membahas tentang
“PENERAPAN
PENGENDALIAN
AUDIT
UMUM
SISTEM
INFORMASI
PENGELOLAAN
UNTUK
KEAMANAN
MENGEVALUASI
PADA
SISTEM
INFORMASI KOPERASI KREDIT SEHATI”
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah diperlukannya sebuah upaya untuk
menilai apakah pengendalian umum atas pengelolaan keamanan sistem informasi yang
diterapkan Koperasi Kredit SEHATI telah memadai? dan upaya tersebut dapat dilakukan
salah satunya dengan cara melakukan kegiatan audit sistem informasi.
2. Pembatasan masalah
Pembatasan masalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Lingkup audit sistem informasi dalam skripsi ini adalah audit operasional
8
b. Pengelolaan Keamanan yang dimaksud merupakan implementasi dari tujuan
pengendalian tingkat tinggi CobIT (High Level objectives) DS5 dan DS12.
1). DELIVER AND SUPPORT (DS) 5 : Keyakinan Atas Keamanan Sistem (Ensure
Systems Security)
a). DS5.1 Manajemen Keamanan TI (Management of IT Security)
b). DS5.2 Perencanaan Sistem Keamanan TI (IT Security Plan)
c). DS5.3 Pengendalian Identitas (Identity Management)
d). DS5.4 Pengelolaan User Account (User Account Management)
e). DS5.5 Pengujian, Pengawasan, Dan Pemantauan Sistem Keamanan (Security
Testing, Surveillance and Monitoring)
f). DS5.6 Definisi Insiden Keamanan (Security Incident Definition)
g). DS5.7 Proteksi Atas Teknologi Keamanan (Protection of Security
Technology)
h). DS5.8 Pengelolaan Kunci Sandi (Cryptographic Key Management)
i). DS5.9 Pencegahan, Pendeteksian, Dan Pengkoreksian Terhadap Perangkat
Lunak Berbahaya (Malicious Software Prevention, Detection and Correction)
j). DS5.10 pengendalian keamanan jaringan (Network Security)
k). DS5.11 Pertukaran Data Sensitif (Exchange of Sensitive Data)
2). DELIVER AND SUPPORT (DS) 12 : Pengelolaan Lingkungan Fisik (Manage the
Physical Environment)
a). DS12.1 Pemilihan Letak dan Rancangan (Site Selection and Layout)
b). DS12.2 Pengukuran Pengendalian Keamanan Fisik (Physical Security
Measures)
9
c). DS12.3 Akses Fisik (Physical Access)
d). DS12.4 Proteksi terhadap Faktor Lingkungan (Protection Against
Environmental Factors)
e). DS12.5 Pengelolaan Fasilitas Fisik (Physical Facilities Management)
c. Resiko yang diidentifikasi adalah resiko yang berkaitan dengan tujuan-tujuan audit
diatas.
d. Yang dimaksud memadai dalam penelitian ini adalah memenuhi tujuan pengendalian
umum.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah prosedur pengendalian umum pengelolaan keamanan sistem informasi
Koperasi Kredit SEHATI ?
2. Resiko-resiko apa saja yang berhubungan dengan pengendalian umum atas pengelolaan
keamanan sistem informasi Koperasi Kredit SEHATI ?
3. Bagaimanakah bentuk implementasi audit sistem informasi atas pengelolaan keamanan
sistem informasi yang sesuai dengan tujuan pengendalian CobIT DS5 dan DS12 di
Koperasi Kredit SEHATI dan dapat mengidentifikasi kelemahan prosedur pengendalian
dan rekomendasi perbaikan
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang dilakukan penulis sehubungan dengan permasalahan dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut:
10
1. Untuk mengidentifikasi prosedur lengkap atas pengelolaan keamanan sistem informasi
Koperasi Kredit SEHATI baik didapat dengan telaah dokumen, wawancara, maupun
observasi.
2. unutuk mengidentifikasi resiko-resiko yang berkaitan dengan pengendalian umum atas
pengelolaan keamanan sistem informasi pada Koperasi Kredit SEHATI
3. Untuk mengevaluasi pengelolaan keamanan sistem informasi yang sesuai dengan tujuan
pengendalian CobIT DS5 dan DS12 di Koperasi Kredit SEHATI dan dapat
mengidentifikasi kelemahan prosedur pengendalian dan rekomendasi perbaikan
E. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kopdit Sehati
Dihasilkan suatu laporan audit sisitem informasi atas pengendalian umum manajemen
keamanan sistem informasi perusahaan yang dapat digunakan perusahaan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan serta
wawasan
berpikir
mengenai
audit
sistem informasi,
sehingga
penulis
dapat
membandingkan antara teori yang diperoleh dengan praktek yang sesungguhnya di
lapangan.
3. Bagi Pihak Lain
11
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada masyarakat khususnya
lingkungan perguruan tinggi sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam mengenai pelaksanaan audit di berbagai bidang.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam laporan skripsi ini adalah dengan menguraikan secara garis
besar dari tiap-tiap bab, serta memberikan gambaran dan uraian secara singkat mengenai hal-hal
yang akan dibahas dalam laporan skripsi ini. Adapun uraian dan susunan sistematika penulisan
laporan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang pemikiran yang melandasi
penelitian, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan susunan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Pada bab kedua ini berisikan mengenai tinjauan pusaka yang menjelaskan teoriteori yang berkaitan dengan topik penelitian. Diantaranya tentang auditing, sistem
informasi dan teknologi informasi, audit sistem informasi, CobIT DS 5 dan DS
12, kerangka pikir penelitian dan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, tempat dan
waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode
pengolahan atau analisis data, serta definisi oprasional data.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
12
Pada bab ini menjelaskan profil perusahaan, yang meliputi sejarah perusahaan,
visi dan misi perusahaan, struktur perusahaan serta tugas dan tanggung jawab
masing-masing staf dalam perusahaan tersebut, serta kegiatan perusahaan
tersebut.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan
tujuan dan prosedur yang ada.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini merupakan bab penutup dari serangkaian bab diatas, dimana
pada bab ini manjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang dibuat penulis
dari keseluruhan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan penulis
berdasarkan data yang didapatkan.
Download