Yogyakarta - Digital Library UIN Sunan Kalijaga

advertisement
PEMIKIRAN TEOLOGl ISLAM A. HASSAN
(Kajian Analitis Untuk Mengetahui Posisi Pemikiran
Teologi Islam A. Hassan)
Oleh:
Noer Iskandar Al-Barsany
NIM: 88117 I S3
DISERTASI
Diajukan Kepada fustitut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat GWla Memperoleh Gelar Doktor
Dalam Ilmu Agama Islam
~·y._
Yogyakarta
1997
1 ·4 ~
BAR
f
DEPAATEllEN AOAllA
IAIN SUNAN KALUAGA
PROGRAM PASCASARJANA
YOOY~A
Ndsuhc;;J.fi¥-U:.
PROMOTOR I
Piof.DR.Harnn
PROMOTOR II
P<of.DR.H.Noenq Muhadji(
~~
\
)
)
ABSTRAK
Kajian ini merupakan stud1 analitik untuk
corak
pemikiran Teologi Islam A. Hassan.
substantif
aliran
corak
Karena
pemikiran teologi Islam
dari
dapat dipolakan menjadi tiga corak;
rasional,
tradisional
mengetahui
secara
berbagai
liberal
dan variaei diantara
atau
liberal
dan
tradisional atau moderat.
Dari pertimbangan di atas, maka yang menjadi
masalah
dalam penelitian disertasi ini ialah bahwa teologi sebagai
refleksi
keimanan
aktivitas
rang
yang
secara
teoritik
dapat
mempengaruhi
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
memiliki
etos kerja
tinggi
secara
Seseoteologik
adalah karena dorongan dan motivasi dari reflekei pemahaman keimanan yang bercorak liberal atau rasional,
sebalik-
nya seseorang yang tidak memiliki etos kerja tinggi adalah
karena refleksi pemahaman keimanan yang bercorak
Sedangkan
pemahaman
keimanan yang
bercorak
fatalis.
variasi
di
antara liberal dan tradisional dapat mempengaruhi tampilan
seseorang
dapat
berarti
kepada
A.
yang
liberal
moderat .. Moderat yang dimaksud
moderat dengan kecenderungan
dan
atau
dekat
Hassan adalah seorang ulama yang
kepada
dikenal
di
lebih
eini
dekat
tradisional.
progresif,
memiliki etos kerja tinggi dan senang 1'timad ala al-nafs,
berdiri di atas kaki sendiri, bahkan ia dinyatakan sebagai
ulama mutakhir kenamaan di Indonesia yang berpaham radikal.
2
Permasalahan
yaitu
dirumuakan,
A.
tersebut
di
bagaimana
atae
pemikiran
Hassan; apakah termaauk dalam
atau
tradisional
d11dent1f1kas1
corak
dan
Teologi
Islam
raaional-liberal
dan atau moderat yang
mencakup
elemen
liberal dan tradiaional.
Adapun
penulisan
yang
menjadi
disertasi
tujuan
ini ialah
dalam
untuk
penelitian
dan
mengetahui
poeiei
corak pemikiran Teologi Islam A. Hassan, baik yang
berhu-
bungan dengan eoal-soal Tuhan, manusia dan alam.
gus
untuk
diketahui 1nstrumen berpikir A.
merumuskan
Dari
Sekali-
Hassan
dalam
ijtihad pemikirannya di bidang teologi
pengetahuan itu diharapkan dapat memberikan
Islam.
kontri-
busi perumusan pemikiran teologi Islam yang berwawasan
ke
depan.
menemukan
Untuk
A.
Hassan
corak
pemikiran
dalam penelitian dan penulisan
Teologi
Islam
disertasi
1ni
I
digunakanlah
(l1berary
metoda pengumpulan data melalui
kepustakaan
research) dengan teknik penelusuran naekah
karya tulle A. Hassan, dan melalui interview, yaitu
wancarai
A.
orang
atau
tokoh yang
pernah
Hassan sebagai murid atau sebagai
yang
masih
lisis
teman
hidup, sampai saat penelitian
disertasi ini.
dengan
bergaul
Analitik,
mewadengan
seperjuangan
dan
penuliaan
Data yang telah terkumpul kemudian
cara Konten
dan
yaitu
diana-
menganaliais
pemikiran Teologi Islam A. Hassan yang terutama dihaailkan
dari
penelusuran naekah dan karya tulis tersebut
melalui
I
3
pendekatan raeionalieme dengan tata pikir deduktif,
melihat
kecenderungan-kecenderungan
tereebut.
untuk
pemikiran-pemikiran
Kemudian data tereebut dikaji ulang dan
diana-
lieie dengan bangunan akeioma dalil-dalil Ilmu Kalam
sudah
dipolakan
seperti
eecara
tersebut
di
eubstantif
atas.
menjadi
Selain
itu
metoda komparatif untuk membandingkan
Teologi
Islam
induktif
tiga
juga
corak
digunakan
pem1k1ran-pem1k1ran
A. Hassan dengan pemikiran
dari berbagai aliran.
yang
teologi
Islam
Setelah itu dianalieie dengan
untuk menemukan. kesimpulan dari
cara
basil
analieie
Disertasi ini berupaya mencari jawaban dari
permasa-
sebelumnya.
lahan
tersebut
di atae yang kemudian
ditampilkan
dalam
bentuk kesimpulan eeperti berikut.
1.
Dilihat dari segi instrumen berpikir, A. Hassan adalah
seorang
ulama
ijtihad
kembali kepada al-Qur#an dan al-Sunnah
menentang
senantiasa
keras bertaklid kepada mazhab
soal agama.
bidang
progresif yang
dalam
Islam, ia
-
dan
dengan
mendasarkan
yang
Untuk
membela pend1r1annya ini ia selalu
Islam
qat#l
hanya
dalil
penuh
formal sehingga di eatu sisi
terlihat
A.
serta
soal-
Dalam merumuskan ijtihad pemikirannya
teologi
logika
menekankan
obscur.
Karena
untuk
Hassan terikat dengan
11teral1s-tekstual1s.
kepada
kehati-hatian.
menggunakan
kadang-k~dang
menafsirkan
cara
di
berpikir
ia
ajaran
yang
4
2.
Materi produk pemikiran Teologi Islam A. Hassan,
yang
baik
berhubungan dengan soal-aoal Tuhan, manuaia
mencakup
al am
elemen-elemen
tradisional.
Karena
pemikirannya
cenderung
di
ras1onal-11beral
satu
lebih
dan
pihak
dekat
dan
banyak
kepada
produk
teologi
Islam liberal dan di pihak lain cenderung dekat·kepada
teologi Islam tradiaional.
Corak seperti ini kemudian
menempatkan posisi pemikiran A. Hassan berada diantara
pemikiran
sional.
teologi Islam rasional-liberal
Selain itu paham
dan
1kht1ar yang
tradi-
dikembangkan
A. Hassan mencerminkan setingkat lebih maju dari paham
kasb
(ecqu1s.1t.1on/perolehan) yang
Imam
al-Asy .. ari.
kesanggupan
bukan
kesanggupan
3.
akal
perolehan,
untuk
tetapi
melakukan
sesuatu
semata-mata
karena
akal menangkap teka-teks ajaran Islam.
Secara garis besar mater! basil ijtihad paham
Islam
A.
oleh
Karena paham 1kht1ar menggambarkan
otoritas
karena
dikembangkan
Hassan banyak paralel dengan
tradisional.
Tetapi
instrumen
paham
berpikir
A.
Teologi
aliran
Hassan
memberikan akses untuk merumuskan kembali paham teologi Islam yang berwawasan ke depan.
5
Menurut
kebanyakan
penulia,
aoaok
A.
Hassan
berbeda
ulama Pondok Pesantren di Jawa
yang
dengan
sebagian
beaar berpaham tradiaonal-fatalia di bidang teologi Islam.
Sedangkan
A. Haaaan namPak lebih progresif
pemahaman
teologi
Ialamnya
lebih
karena
menggambarkan
corak
corak
tradisional yang dinamis.
Keterangan
Dengan
Abatrak yang baru 1n1. berarti Abstrak yang
telah
terjilid dinyatakan tidak ada.
Promovendus
ABSTRAK
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, sepertin dikemukakan
di dalam bukunya "Teologi Islam", Teologi Islam
atau
Ilmu Kalam yang diajarkan di Indonesia pada umumnya adalah
teologi
dalam bentuk ilmu
tau~Id,
sehingga
pembahasannya
biasanya kurang luas dan kurang bersif at f ilosof is
cenderung
membahas
satu
aliran
yaitu
aliran
Imam Abu Hasan al-Asy'arI {lahir di
mazhab}
bahkan
(firqah,
Basrah
Irak ..
tahun 260 H/ 873 M dan wafat di Bagdad tahun 324 H/935 M),
atau
aliran al-Asy'ariyah (ulama pengikut Imam Abu
al-Asy'ari).
Terutama
-seperti
yang
dikemukakan
Prof. Dr. H.M. Rasyidi dalam "Kata Pengantar"nya
buku
seperti
Pesant~en,
Aqidatul
Awam,
Sanusiyah
kitab-kitab;
dan
Ummul
kitab-kitab
oleh
terhadap
"Teologi Islam" tersebut; yang diajarkan di
pondok
Hasan
PondokBarah1n,
sejenisnya,
menjadi out of date karena hanya membahas sifat dua puluh,
nama-nama
para
Perguruan
Tinggi
Nabi dan sebagainya.kecuali
Islam seperti di PTAIN
di
beberapa
Yogyakarta,
di
mana Prof. K.H.M. Taib Thahir Abd. Mu' in mengajarkan kitab
Taudih
al-Adillah
tersebut
Kalam
karya Abdurrahman
al-Jazairi.
membahas secara luas dan mendalam def inisi
dan
Asy'ariyah
juga
dan
perdebatan
antara
paham
Maturidiyah. Istilah teologi
Ilmu Kalam semakin populer setelah istilah itu
menjadi
kurikulum di IAIN tahun 1975.
i
Ilmu
Mu'tazilah,
Islam
atau
ditetapkan
Bersamaan
itu lahir karya para pakar di lingkungan IAIN
Kitab
dengan
menggunakan
istilah
"Teologi
Kalam"
di
Islam"
atau
dengan
penjelasan
di dalam dua tanda kurung, sebagai titel
bidang teolqgi yang membicarakan
(u~ul
agama
-seperti
tentang
"Ilmu
karyanya
dasar-dasar
al-cli.n). Dari situ masyarakat di
luar
dikemukakan oleh Prof. Dr. Harun Nasution
"Pengantar" karyanya "Muhammad Abduh dan Teologi
IAIN
dalam
Rasional
Mu'tazilah"- mengenal pemikiran yang berkembang dari
para
teolog Islam berbagai aliran.
Ulama
banyak
karya
menggunakan
tentang ilmu keislarnan,
titel
membicarakan
Sehingga,
tidak
melahirkan
yakni
karya kitabnya dengan
lengkapnya Kitab At-Tauhid) untuk
(judul
yang
kenamaan Indonesia yang produktif
A.
Hassan,
istilah
judul
dasar-dasar agama Islam
karyanya
aqa'id.
atau
seperti umumnya ulama konservatif lain,
membahas
ilmu
tentang
sistematis dan filosofis.
dasar-dasar
agama
Hassan
secara
Ini diakui Hassan sendiri bahwa
dalam bidang ini ia tidak perlu berpikir secara
Karena yang terpenting bagi Hassan bukanlah
masalah-masalah
Tauhid
di bidang itu, tetapi ialah
mendalam.
mendiskusikan
mengamalkan
ajaran-ajaran yang diperintahkan oleh Allah swt.
Maka
popular
pembaruan
Hassan
dalam
disebut sebagai reformis atau
Islam,
meskipun
mujaddid
ia
kenamaan
Islam di Indonesia dan pengaruhnya meluas sampai ke negara
tetangga seperti Malaysia dan Singapura, banyak perhatiannya
kepada bidang hukum Islam (fiqh) dan sebagian
kepada
bidang akidah dalam arti keyakinan yang berhubungan dengan
iman dan praktek-praktek keagamaan dalarn kehidupan sehari-
ii
hari.
Sehingga corak pembaruan dalam Islam
Hassan
lebih
tepat
dikatakan pembaruan pemurnian (puritanisasi)
untuk
mengembalikan bentuk keimanan dan praktek-praktek keagamaan sehari-hari umat Islam Indonesia sesuai dengan tuntunan
doktrinal
murni al-Qur'an dan al-Sunnah.
Menurut
Prof.
Dr. Hamka, Hassan termasuk salah seorang pembaru Islam
Indonesia yang dipengaruhi oleh Syekh Muhammad Abduh
Mesir.
Sedangkan
pengaruh Abduh itu menurut
dari
Prof.
Harun Nasution tidak sepenuhnya melainkan sebagian,
dalam
hal
pembaruan mengembalikan
praktek-praktek
bentuk
keagamaan secara murni
oleh
lain,
kebanyakan muslim di
Indonesia.
praktek bermazhab dalam Islam yang
umat
Islam
Indonesia, ditentang keras
dan
al-Qur'an
dan al-Sunnah, karena banyaknya penyimpangan yang
kan
Dr.
yakni
keimanan
kepada
di
dilaku-
Dengan
kata
dilakukan
oleh
oleh
Hassan
dan
dianjurkan berijtihad kembali kepada sumber otentik Islam,
al-Qur'an
dan
al-Sunnah, seperti
juga
dianjurkan
oleh
gerakan Muhammadiyah.
Atas
karyanya
dasar itu maka perhatian Hassan
dan dengan organisasi Persatuan
ban yak
dalam
(PERSIS)
Islam
sebagai media dakwahnya ialah meluruskan kepercayaan
membawa
kepada kemusyrikan seperti tawassul
dan
praktek
keagamaan sehari-hari yang dinilainya tidak sesuai
ajaran
Islam seperti praktek
u~ulli
dalam salat dan
talqin orang mati di alam kubur, misalnya.
sendiri
adalah
penganjur paham
iii
dengan
men-
Dakwah seperti
ini dilaksanakan oleh Hassan karena ia menurut
nya
yang
"Wahabi"
pengakuandi
Jawa.
Penulisan
Hassan dibidang dasar-dasar agama Islam
ditujukan
untuk
misi dakwahnya itu dan
menulis
ilmu tentang dasar-dasar agama
seperti
lazimnya
dengan
tepat
masalah
penulisan
moderen
yang dihadapi
oleh
banyak
karenanya
secar~
tidak
sistematis
karena
disesuaikan
Hassan.
Setidaknya
untuk masa Hassan dan tidak tepat untuk masa
kini.
Tetapi jasa-jasanya tetap menjadi sumbangan berharga
kemajuan Islam di Indonesia.
Untuk itu perlu
bagi
dilanjutkan
dengan berusaha menelusuri karya-karya Hassan khususnya di
bidang ilmu dasar-dasar agama Islam.
Menurut
Hassan
komentar
Howard M.
pemikiran
Federspiel,
di bidang keyakinan, mencakup
elemen
konservatif
dan elemen modernis. Dan dalam kesempatan lain ia mengatakan
sebagai
dibuktikan
variasi dari golongan modernis.
dalam metoda berpikir keagamaan
Itu
dapat
Islam
Hassan
dengan instrumen yang radikal karena hanya kembali
kepada
doktrinal murni al-Qur'an dan al-Sunnah dan menetang keras
bertaqlid kepada imam atau mazhab. Sedangkan materi produk
pemikiran keagamaannya-khususnya di bidang Teologi
banyak
paralel
Hassan
banyak menekankan ikhtiar untuk mengejar
dalam
dengan
kehidupan,
pemikiran
golongan
tetapi bukan karena
Islam-
Tradisional.
pemahaman
kemajuan
tentang
kesanggupan akal dengan free will dan free actnya, melainkan semata-mata karena adanya perintah dalam al-Qur'an dan
kemudian perintah itu di tangkap oleh akal.
pihak
lain
menentukan
Hassan
menggambarkan
nasib manusia sendiri
iv
Karena itu di
ketidaksanggupan
akal
(predestination).
Dan
akal
kata Hassan - tidak sanggup mengenal
mengetahui
nas
Tuhan
yang baik dan yang buruk sebelum ada
petunjuk
atau wahyu dari Tuhan; akal hanyalah saksi
dan
yang dapat membantu memahami nas atau wahyu yang
kan.
Tetapi
paham ikhtiar yang
dikemukakan
atau
alat
diturun-
Hassan
me-
nunjukkan posisi setingkat lebih maju dari paham Jabariah.
Atau
dengan kata lain berada di posisi
antara
Qadariyah
dan Jabariyah.
Hassan
tentang
yang
tidak
materi-materi
ikut
terlibat
Teologi Islam,
dalam
karena
polemik
menurutnya
terpenting adalah mengamalkan ajaran Islam.
tanpa agama pun,
materi-materi
Maka
ingin
Bahkan
manusia akan memperdebatkan juga tentang
yang diperdebatkan oleh kaum teolog
Islam.
Hassan selalu berpikir mengambil jalan tengah
untuk
mempertemukan dua pendapat yang berbeda dan mengisi dengan
jiwa
serta
ajaran-ajaran
semangat menjalankan
agama.
perintah-perintah
Namun upaya mengambil jalan
atau
tengah
ini menjadi obscur ketika Hassan terikat dengan cara
pendekatan berpikirnya yang tekstual dan literalis.
Dari sini tampaklah bahwa Hassan benar-benar seorang
tradisionalis yang sangat terikat dengan nas atau teks dan
tidak
yang
menafsirkan ajaran agama dengan menggunakan
menjadi kecenderungan masyarakat moderen.
berpikir
tekstualis
dan literalis inilah
yang
ta'wil
Paradigma
kemudian
dapat menjawab dan menjelaskan keobscuran berpikir Hassan.
Dawam
Raharjo
menulis, bahwa
penafsiran
terhadap
ajaran agama di zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan tekno-
v
logi secara tradisional kurang mampu berbicara,
penafsiran
secara
tekstual tidak lagi
sementara
memuaskan.
yang diperlukan sekarang ialah penaf siran secara
tual.
Sejalan
Harun
Nasution,
dengan pernyataan
ini
ialah
bahwa pemikiran teologi
Maka
kontekspernyataan
Islam
golongan
Mu'tazilah lebih dapat diterima oleh masyarakat terpelajar
daripada
pemikiran
teologi
Islam
Asy'ariyah.
Pertama
diterima, karena kerasionalannya dan kedua ditolak, karena
ketradisioanalannya.
Maka meskipun secara fisik
Mu'tazi-
lah tidak berpengaruh, tetapi secara intelektual
pengaruh
Mu'tazilah mulai tumbuh dan berkembang terutama dikalangan
masyarakat terpelajar Islam.
Meskipun
material
pemikiran
bercorak
Teologi
Islam
paham Wahabi dan
Hassan
secara
jauh
berbeda
tidak
dengan paham Teologi Islam tradisioanl Asy'ariyah,
instrumen
sional
berpikir Hassan memberikan akses
seperti
sistem berpikir Mu'tazilah
tetapi
berpikir
karena
rauntuk
membela pendiriannya Hassan juga menggunakan logika f ilsafat
atau mantiq.
kognitif
Bahkan Hassan
menganjurkan
pendekatan
atau menggunakan informasi ilmiah moderen
seba-
gaimana dibenarkan oleh Ibnu Taimiyah dan M. Arkoun, untuk
memahami
ajaran Islam. Untuk itu, seperti diakuinya
Hassan sendiri, Hassan adalah pembela paham akidah
dengan
menggunakan logika-filsafat. Seperti
al-Asy'ari,
adalah
gunakan
dia membela paham akidahnya
logika
juga
menurutnya
dengan
f ilsaf at yang telah ia kuasai
vi
Wahabi
halnya
yang
paham akidah Imam Ahmad bin Hanbal,
oleh
rneng-
karena
ia
sebelumnya
adalah penganut paham Mu'tazilah
memahami
tepat
kognitif dan tekstualis atau
literalis
paradigma Teologi Islam
Moderen;
halnya yang terdapat dalam paham Teologi Islam
seperti
Mu'tazilah
dengan paham Sunnnatullahnya. Karena
dinyatakan oleh Prof. Dr. H. Simuh
paham
dalarn
moderen.
menjadi
berpijak
dengan
rnengutip pendapat Prof. Dr. Harun Nasution,
terhadap
pengetahuan
hukum alam yang
Menurutnya,
bersifat
seperti
tersebut di atas untuk
ilmu
pengetahuan
paradigma
mendukung
dan teknologi. Pendekatan
perlu
mekanis.
demikian perlu ada teologi Islam dengan
baru
ini
pidato
tempat
pengislaman
ilmu
yang
seperti
pengukuhan guru besarnyam nendukung dan sekaligus
Dengan
untuk
ajaran Islam yang metaf isis seperti inilah
menjadi
terutama
waktu
Mengkompromikan
yang cukup lama, yaitu empat puluh tahun.
pendekatan
dalam
kemajuan
seperti
ini
menurut Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir disebut dengan istilah
Ilahiyah-Insaniyah,
diperlukan,
seperti
atau
Teistis-Bumanistis.
Jadi
yang
Dr.
H.M.
pernah ditulis oleh Prof.
Rasyidi, bukan Teologi baru dalarn arti substansial, tetapi
cara menjelaskan teologi Islam itu dapat dipahami
dengan perkembangan zaman.
vii
sejalan
BEBERAPA CATATAN TEKNIS MENGENAI
TRANSLITERASI dan TERJEMAH AL-QUR'AN
Transliterasi
dasarkan
kepada
Arab-Latin
dalam disertasi
buku Pedoman Transliterasi
ini
Bahasa
yang disusun oleh Johanners dan Heijer bekerjasama
Ab
diArab
dengan
Massier, diterbitkan oleh INIS Jakarta 1992 seri
INIS
volume XIII, ialah sebagai berikut
I. Vokal pendek (short vowels)
a
=
Vokal
i
pada
=
u
=~
/
akhir kata tidak ditulis
kecuali
pada
fi'il yang berdiri sendiri.
II. Konsonan
= ....)
.
v
c..:r
.
gh =
f
~
k
b
'
r
= w
z
=
t
=
.
= w
s
=
sy
=
=
s
j
h
Kh
d
z
=
=
=
=
=
-
= u.
q =
=
s
1 =
d
m
=
t
n
=
z
w =
=
y
h
=
=
III. Syaddah ditulis dengan huruf dobel. Tanda (-)
dipa-
kai
untuk memisahkan dua konsonan yang tanpa
tanda
ini
bisa dikira sebagai pengganti satu huruf
Arab.
Hamzah di awal kata tidak ditulis.
viii
IV. Mad atau vokal panjang (long vowels) ditandai dengan
(-) di atas vokal.
V. Diftong/Diphthongs ditulis dengan au untuk (__,..) dan
..
ai untuk ( _....; ) .
VI. Pembauran
katasandang tertentu atau Asimilation
the Definite Article seperti Al ( <.Jt ) ta'rif
lis
dengan al dalam keadaan apa pun,
of
ditu-
kecuali
pada
istilah-istilah yang sudah populer.
VII. Untuk
terjemah al-Qur'an didasarkan
pada
terjemah
al-Qur'an oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah
al-
Qur'an Proyek Pengadaan Kitab suci al-Qu'an Departemen
Agama Republik Indonesia.
ayat
al-Qur'an
kepada
tertentu
Kecuali untuk
terjemahannya
ayat-
didasarkan
terjemah al-Qur'an "Tafsir al-Furqan"
karya
A. Hassan.
VIII. Penyimpangan terpaksa dilakukan bila hal itu mempermudah
dengan
dan terutama dalam hal-hal
istilah
yang
yang telah baku atau
berhubungan
terjadi
nama yang harus di tulis sesuai dengan aslinya.
ix
pada
KATA PEHGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Perhatian
penulis
kepada pemikiran
Teologi
dalam
Islam yang akhirnya memuncak pada penulisan disertasi ini,
dimulai
Dr.
dengan kuliah-kuliah yang disampaikan oleh
Prof.
Harun Nasution pada program Pasca Sarjana IAIN
Sunan
Kalijaga
tahun
akademik 1988 - 1989.
Perhatian
khusus
kepada
pemikiran Teologi Islam A.
ketika
suatu
ketika Prof. Dr. H. A. Mukti
suatu
secara
Hassan
tumbuh
Ali
dalam
kesempatan mengisi kuliah di program Pasca
Sarjana
tersebut - mendiskusikan pemikiran para ulama pesantren di
Jawa, terutama para ulama pesantren yang produktif
menga-
rang karya tulis tentang pengetahuan agama Islam.
Anekdot
tentang para ulama pesantren yang sering diceritakan
oleh
Mukti Ali mengingatkan penulis kepada seorang ulama Pesantren
Persatuan Islam (PERSIS) Bangil yang dikenal
Hassan Bandung atau Hassan Bangil.
Hassan
dengan
Banyaknya karya
sebagai pemikir Islam radikal, modernis,
reformis
dan mujaddid Islam mutakhir serta luas pengaruhnya
ke
negara
tetangga, membuat penulis semakin
ingin
banyak tentang Hassan dan secara khusus tentang
Teologi
Islamnya.
Dalam
kesempatan
yang
pemikiran
bulatlah
obyek
tekad
pemikiran
Teologi
Islam
penulis untuk
Teologi
ulama
menulis
Islam Hassan
lain,
x
pesantren.
disertasi
untuk
sampai
tahu
pemikiran
Nasution paralel dengan Mukti Ali tentang perlunya
tahui
tulis
Harun
mengeMaka
dengan
mengetahui
posisi pemikiran Teologi Islamnya dengan rujukan pemikiran
Teologi Islam Klasik.
Masih
disertasi
arahan
berkenaan dengan asal muasal munculnya
ini,
Prof. Dr. H.
sistematis
Noeng
Muhadjir
topik
memberikan
dalam kesempatan konsultasi
awal
pe-
nulis, disertai dengan menghadiahkan dua judul buku kepada
penulis
sehingga
tekad bulat penulis
menulis
disertasi
_dengan topik ini semakin kuat dan mulailah penulis mempers iapkan
langkah
terasa
jelas
penulis
awal penulisan disertasi
urgensi
penulisan
ini.
disertasi
Semakin
ini
dalam kesempatan sebuah seminar
setelah
mendapatkan
kesempatan sebagai pembicara bersama Dr. H. M. Amin Abdullah.
Karena pada waktu itu penulis mendapatkan
baru
dari Amin Abdullah rnengenai buah pikiran
M.
yang
kemudian
awal
telah
ikut memperkuat
penulis persiapkan.
penulis
rnerasa
berterimakasih
wajib
premis-premis
Atas jasa-jasa
bersyukur kepada
informasi
mereka
Allah
Arkoun
yang
itulah
swt.
dan
kepada mereka, khususnya kepada Prof.
Dr.
Harun
Nasution dan Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir yang
sedia
menjadi
prornotor I dan promoter II
penulis
berdalam
penulisan disertasi ini.
Terimakasih
KB.
A.
Islam
juga
harus
penulis
Latief Muchtar, M.A.,
Pimpinan
sarnpaikan
Pusat
(PERSIS) di Bandung, yang dengan ramah
kepada
Persatuan
dan
ikhlas
menerima penulis untuk wawancara dan rnencari banyak inf ormasi
tentang
dicatat
A. Hassan dan
buku-buku
karyanya.
tersendiri, kernurahan Latief Muchtar
xi
Perlu
rnerninjamkan
banyak
dan
buku karya-karya Hassan, buku-buku tentang
majalah-majalah
yang diterbitkan oleh
Hassan
Persis
serta
oleh al-Muslimun Bangil; semuanya ikut membantu memperlancar penulisan disertasi ini.
perlu
disampaikan
Hassan,
Tidak lupa pula
kepada Ustaz Gazi
terimakasih
Abdul
Qadir,
cucu
pimpinan Pondok Pesantren Persis di
Bangil
yang
telah dengan ramah menerima penulis dan bersedia
membantu
serta mengikhlaskan kepada penulis untuk membaca buku-buku
yang ada di Perpustakaan Pesantren Persis di Bangil.
Kepada Bapak Prof. Dr. HM. Atho Mudzhar, Rektor IAIN
Sunan Kalijaga, sekaligus kepada para stafnya, juga
bapak
Prof. Dr. H. Simuh, Rektor IAIN Sunan Kalijaga sebelumnya,
dan
Prof. H. A. Mu'in Umar, Rektor terdahulu, yang
telah
banyak memberikan bantuan dan dorongan, penulis menyampaikan
banyak terimakasih pula.
tersendiri,
yang
Begitu pula
perlu
staf Perpustakaan Pusat IAIN Sunan
dengan
ramah melayani
penulis;
disebut
Kalijaga,
penulis
sampaikan
banyak terimakasih.
Terimakasih
Nourouzzaman
Sarjana
juga
Shiddiqi,
IAIN
Sunan
disampaikan kepada Prof.
M.A.,
Direktur
Kalijaga dan Prof.
Dr.
Program
Dr.
Hj.
Pasca
Zakiah
Daradjat, Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Sunan
jaga
terdahulu,
yang
telah
banyak
memberikan
kemudahan dan dorongan kepada penulis untuk
pendidikan
Dr.
H.
program
Kalibantuan
menyelesaikan
penulis di program Pasca Sarjana. Juga
M. Amin Abdullah serta para
Pasca
Sarjana yang telah
xii
pengelola
banyak
H.
kepada
dan
mendorong
staf
dan
membantu
kepada
penulis
untuk
menyelesaikan
studi
di
program Pasca Sarjana ini.
Kepada Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Purwokerto,
terutama
semenjak
Bapak
Drs.
menginduk ke IAIN
H. Muslich
Walisongo
Sunan
yang
Kalijaga,
telah
memberikan
kelonggaran penulis untuk mengikuti studi di program Pasca
Sarjana
Begitu
juga
pula
penulis
sampaikan
terimakasih
kepada staf perpustakaan
kepadanya.
Fakultas
Tarbiyah
IAIN Walisongo Purwokerto, perlu penulis sampaikan terimakasih atas keramahannya melayani penulis ketika memerlukan
buku-buku~
yang penulis perlukan.
Kepada ayah-bunda penulis, almarhum KH. Iskandar dan
Ny.
Hj. Alfiyah, yang karena didikan dan do'anya
dapat
menyelesaikan studi ini.
mereka
penulis
Ini semua adalah
tanaman
yang dengan tekun mereka rawat dengan penuh
sayang; penulis wajib berterimakasih kepadanya dan
kasih
mudah-
mudahan disertasi ini menjadi saksi sejarah (jariyah) yang
pahalanya
dapat
terimakasih
famili
penulis,
Kediri,
nulis
perlu
ayah
petik di alam
sana.
penulis sampaikan kepada
baik yang berada di
Tidak
semua
Jakarta,
Malang, Lumajang, Bondowoso dan
sanak
Semarang,
Banyuwangi,
sampaikan terimakasih atas bantuan dan
lupa
pe-
dorongannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di program
Pasca Sarjana ini.
Kepada keluarga di Purwokerto, para Ustaz dan santri
di pondok pesantren penulis, Pondok Pesantren
Al-Hidayah,
khususnya kepada istri tercinta penulis, Dra. Hj. Nadhiroh
xiii
dan anak-anak penulis, Yusuf Noeris yang sedang belajar di
kota
Malang,
Banyuwangi,
dan
Nita Hamida Noeris yang sedang
Ahmad Arif Noeris, Syarifah al-Zahra'
Muhammad
hanya
Faiz Noeris di
mengucapkan
mereka
Purwokerto,
terimakasih, tetapi
ditinggal belajar, penulis
diberkahi
belajar
hidupnya
berdo'a
oleh Allah swt.
Noeris
penulis
atas
di
tidak
pengorbanan
mudah-mudahan
Amin.
Begitu
pula
terimakasih secara khusus disampaikan kepada para Ustaz di
Pondok Pesantren al-Hidayah Purwokerto yang dengan
membantu
penulis menghidupkan kegiatan
sehingga
para santri tetap tekun dan
Perlu
dicatat tersendiri, terimakasih
kepada
ikhlas
Pondok
Pesantren
istiqomah
belajar.
perlu
Saudara Mustakhudin, sekretaris
disampaikan
Pondok
Pesantren
al-Hidayah, yang dengan tekun dan ikhlas membantu pengetikan penulisan disertasi ini dari awal sampai akhir. Begitu
pula saudara Agus Maftuh Rasyid, mahasiswa Fakultas
Sarjana
dosen
IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Pasca
sekaligus
Fakultas Syari'ah di IAIN yang sama serta
juga
Direktur
Al-Alamia Computer (Pusat Komputer Studi Keislaman) Yogyakarta, yang telah dengan ikhlas membantu penulis
menyele-
saikan pengetikan disertasi ini; mudah-mudahan Allah
swt.
membalas amal baiknya.
Akhirnya
kepada
semua pihak
yang
penulis
dalam bentuk apa pun, khususnya
Dr.
Ridwan Nasir, M.A. dosen Fakultas
M.
telah
membantu
sahabat
penulis
Syari'ah
IAIN
Sunan Ampel Surabaya yang telah berkenan mengirimkan
copy
disertasi - Syaf iq A. Mughni yang berjudul "HanbalI
xiv
Move-
in
men ts
(d.329/941)
telah
Baghdad
Abu
Muhammad
al-BarbaharI
to Abu Ja'far al-HashimI (d.470/1077)",
membantu
penulis
From
penyelesaian
penulisan
disertasi
mengucapkan terimakasih, walaupun tanpa
yang
ini,
menyebut
nama mereka satu persatu di sini.
Hanya kepada Allah swt. penulis memohon
kepada
jalan
Mudah-mudahan
bermanfaat.
yang paling benar
dan
diridlai
penulisan disertasi ini menjadi
pertolongan
oleh-Nya.
ilmu
yang
Amin.
Purwokerto,
J. Awwal 1418 H
September 1997 M
Penulis,
Noer Iskandar Al-Barsany
xv
DAFTAR ISI
HaJaman
HALAMAN JUDUL
......................................
LEMBAR PENGESAHAN ................................. .
LEMBAR DEWAN PENGUJI .............................. .
LEMBAR PROMOTOR ................................... .
ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
BEBERAPA CATATAN TEKNIS .............................
viii
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
x
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xvi
I . PENDAHULUAN ............................... .
1
A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah......
1
B. Landasan Teor i. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. .. ... ... .
12
D. Metoda Penelitian.... ... . . . . . .. .. . .. . . . .
13
E. Hipotesis...............................
14
F. Sistematika Penulisan..... ... . .. . ... .. . .
15
II. BIOGRAFI A. HASSAN .........................
A. Pengaruh Keluarga dan Lingkungan ........
18
B. Pengaruh Pendidikan dan Pergaulan .......
22
Pengaruh Bacaan .........................
26
D. Kary a Tulis A. Hassan ...................
28
BAB
BAB
c.
xvi
18
BAB III. PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM A. HASSAN..........
32
A. Teologi Islam: Yang Klasik dan Yang Baru
32
1. Teologi Islam Klasik.................
34
a. Teologi Liberal...................
35
b. Teologi Tradisional...............
39
c. Teologi Moderat................. ..
43
2. Teologi Islam Baru ............... -::1..
52
a. Free Will dan Predestination dalam
Teologi Islam.....................
53
b. Teologi Islam Baru................
65
B. PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM A. HASSAN.......
76
1. Tentang Tuhan..... ...................
76
a. Hakekat dan Wujud Tuhan...........
77
b. Sifat Tuhan... .... .. ..... .. . . . ....
79
c. Ketuhanan
Kekuasaan
Mutlak
Tuhan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10 6
d. Ancaman dan Keadilan Tuhan........
117
2. Tentang Manusia dan Alam.............
123
a. Ten tang
BAB
dan
Rasul
Allah
dan
Secara
Khusus Ten tang Nabi Muhammad saw ..
b. Ten tang Manusia ...................
c. Ten tang Kalamullah al-QUr I an.•••.,
126
d. Ten tang Alam (Makhluk/Kosmos) .....
148
IV. ANALISIS PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM A. HASSAN.
155
A. Analisis Pola Pemikiran A. Hassan.......
155
B. Analisis
Pemikiran
A.
Hassan
141
Tentang
Tuhan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xvii
133
160
C. Analisis
Pemikiran
A.
Hassan
Tentang
Manusia dan Hubungannya dengan Tuhan....
D. Analisis
Pemikiran
A.
Hassan
173
Tentang
Alam ...... :.............................
194
1. Tentang Kalamullah Al-Qur'an.........
194
2. Tentang Alam (Makhluk/Kosmos)...... ..
197
IV. PENUTUP....................................
203
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
20 3
B. Saran-saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
207
1. Untuk Para Ilmuwan Agama Islam.......
210
2. Untuk Para Scientist Muslim..........
210
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
212
BAB
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAB
Salah
nesia,
A.
populer disebut Hassan
Pendiriannya
Bangil.
al-Qur'an
dan
Bandung
keras, tegas dan
al-Hadis yang
berhati-hati dalam membicarakan
Karena
agama menurutnya, adalah di
Lebih-lebih
hal
dalam
masalah
akidah
atau
Indobernama
Hassan
berpegang
dipandang
sangat
Dalam
Islam
ialah seorang ulama yang berpaham radikal
Hassan,
pada
satu tokoh penting dari pemikir
teguh
sahI~
soal-soal
dan
agama.
atas
segala-galanya.
atau
teologi
yang terakhir ini ia berpendirian
harus
Islam.
men-
dasarkannya pada dalil yang qa~'i. 1 >
----------------------------1 )secara harfiyah qat'1 berarti bersifat pasti atau
mutlak dan atau absolut. ·sedangkan yang dimaksud dengan
da7i7 qat'1 ialah petunjuk atau pedoman, yang datang dari
Allah SWT. berupa ayat-ayat atau diktum-diktum dalam
al-Our'an yang bersifat absolut artinya sehingga tidak
memungkinkannya menjadi kawasan penalaran
intelektual
( ijtihad) dan oleh karena itu tidak mengandung arti selain
arti leterleknya. Ayat-ayat serupa ini sedikit jumlahnya
dan para ulama tidak berbeda pemahamannya mengenai artinya, seperti ayat tentang wajibnya salat, zakat serta haji
dan haramnya zina, khamr, riba dan membunuh manusia tanpa
sebab.
Berbeda dengan dalil zann1 yang memungkinkan
diberi arti selain arti leterleknya karena dalil tersebut
bersifat zann1 atau tidak absolut. Ayat serupa ini banyak
jumlahnya; seperti kata "yadun'' yang dinisbatkan kepada
Allah yang berarti kekuasaan Allah. Ayat-ayat al-Qur'an
mengenai keimanan, seperti dikatakan Harun Nasution dengan
mengutip pendapat Abdul Wahhab Khallaf jumlahnya kurang
lebih 130 ayat yang juga sifatnya tidak mengandung perincian. Baca, Harun Nasution, ''Metode Berpikir Keislaman
dalam Rangka Mengembangkan Ilmu-ilmu Islam dan Memecahkan
Berbagai Masalah Kemasyarakatan Sebagai Dampak Modernisasi", dalam Kajian Islam Tentang Berbagai Masa1ah Kontemporer (Jakarta: P~nerbit Hikmat Syahid Indah, 1988), hal.
8-9. Lihat juga, Abdul Wahhab Khallaf, 11mu Usu7 a7-Fiqh
(Jakarta-Indonesia: al-Majlis al-a'la al-Indoriisi li alda'wah al-Islamiyah, 1392 H/1972 M), hal. 34 - 35.
2
A. Hassan termasuk seorang tokok pemikir Islam
berpikir
hingga
Ia
literalis dan tekstualis di bidang
banvak produk pemikirannya
akidah,
bercorak
tidak
menggunakan penalaran
secara
leterlek
zann1
sehingga
pemikiran teologinya cenderung mengikuti produk
teologi
Salaf.2)
sebagai
pembaru di bidang hukum Islam dan bukan di bidang
teologi
Namun
bukan
itu ia
lebih
pemikiran
dikenal
Islam.
Karena
se-
tradisional.
hanya mengartikan ayat-ayat al-Qur'an secara
dan
yang
berarti bahwa
pemikiran di bidang teologi Islam.
seperti
tulisnya,
karya
Shalat,
An-NubuMtfah,
Kitab
ia
tidak
mempunyai
Karena dalam
At-Taubid,
Hi 'raj,
Sejarah Isra'
beberapa
Pengajaran
Tafsir
al-
Furqan, serta artikel-artikel dan tulisannya dalam majalah
Pembela Islam dan al-Lisan, dapat dikutip secara terserakserak pandangan-pandangannya tentang teologi Islam.
Dalam
salah satu tulisannya ia menyatakan :
Kita tidak perlu fikir terlalu banyak dalam hal ini,
karena bagaimanapun kita berfikir, tidak akan terlepas daripada wajib menjalankan perintah-perintah
Allah. 3 )
Pernyataan
sikap
Hassan
tersebut
nampak
sebagai
kecenderungan
dalam membahas masalah teologi,
yaitu
ke-
cenderungan mengikuti ulama salaf yang tergolong literalis
atau
tekstualis,
terlalu
yang merasa
tidak
mendalam atau secara f ilosof is
perlu
membicarakan
tentang
masalah-
2)Pembicaraan tentang teologi Salaf banyak dijelaskan dalam bab IV.
3 )A.
Hassan,
Pengafaran
I s 1 am , 1 9 8 5 ) , h a 1 • 1 5 4 .
Sha7at
(Bangil:
Persatuan
3
masalah keimanan, karena secara literalis atau
tekstualis
dianggap
telah cukup lengkap apa yang dari Nabi dan para
sahabatnya. 4 > Meskipun be~itu, Hassan tidak dapat melepaskan
diri juga dari keterlibatan membahas
yang menjadi
yakni
topik sentral para teolog Islam
sebelumnya,
para ulama rnazhab dalam Ilmu Kalarn, rnisalnya
rnasalah
taqdir.
masalah itu. 5 >
Dalam
pikir
masalah-masalah
dengan
Bahkan secara khusus ia banyak
membahas
pembahasannya Hassan menggunakan metoda
tidak
terikat
mazhab Ilrnu Kalarn tertentu.
kepada
dalarn
ber-
pandangan-pandangan
Karena itu ia terrnasuk
tokoh
ulama tajdici'> di Indonesia yang berpaham salaf 7 ), sekaligus radikal dan mempunyai pengaruh yang cukup luas.
4 )c. Snouck Hurgronye,
1925), hal. 80.
Islam
(Leiden:
E.J.
Brill,
5 >saca misalnya karya Hassan, Kitab at-Tauhid, hal.
12, Pengajaran Shalat, hal. 155-161 dan "Dari Hal Taqdir"
dalam A7-Lisan No. 56, hal. 36. Dalam disertasi ini dapat
dibaca dalam bab III.
6 >secara harf i yah tajd]d berakar kat a dari jaddada
yang berarti memperbarui.
Secara teknis tajd1d berarti
modernisasi atau pembaharuan yang terjadi dalam Islam
dengan mengacu kepada hadis Nabi yang menerangkan bahwa di
setiap tahun pasti ada seorang ulama pembaru yang berusaha
melakukan reinterpretasi terhadap penafsiran ajaran Islam.
Pembaruan da lam Is 1am banyak coraknya; di ant aranya i a 1ah
mengembalikan kepada sumber otentiknya, yaitu al-Qur'an
dan al-Sunnah.
7 >sa7af menurut bahasa berarti dahulu, lawan katanya
ialah kha7af yang berarti kemudian atau belakangan.
Sedangkan yang dimaksud paham Sa1af ialah paham yang
mengacu kepada pemikiran golongan Salaf, yang dipelopori
oleh Imam Ahmad bin Hanbal dengan kecenderungan paham
hanya terikat, selain kepada teks-teks al-Qur'an, kepada
Hadis-hadis Nabi Muhammad saw.
4
Keluasan pengaruh Hassan dapat dilihat dari beberapa
karya tulisnya yang meluas dikalangan umat Islam di
nesia
dan
mengalami
banyak
diantaranya
yang
Indo-
diterbitkan
beberapa kali cetak ulang. 8 ) Karena
dengan
itulah
di
Singapura pada tanggal 28 sampai 30 Januari 1979 diselenggarakan
seminar tentang Hassan dan ia dinyatakan
sebagai
pemikir
mutakhir
pelopor
pembawa
aliran tajdid di Indonesia.
angket
Islam yang
sekaligus
sebagai
Didukung
yang diadakan oleh organisasi
pula
Himpunan
Pengarang
Islam
Jakarta pada Desember 1957 yang menunjukkan
bahwa
Hassan
adalah
termasuk
sepuluh
oleh
hasil,
pengarang
Islam
terkemuka pada peringkat kedelapan.9)
Meskipun
kecuali
begitu,
sebagai
bidang
hukum
terbukti
pemikir
Islam
pengaruh Hassan
dan pembaru
dan bukan di
belum
Islam
bidang
terungkap
radikal
teologi.
dalam beberapa soal-jawab yang ditulisnya
di
Ini
dalam
beberapa edisi majalah "al-Lisan" dan "Pembela Islam" yang
lebih
memusatkan kajian agama Islam pada soal-soal
Islam
(Fiqh) daripada soal-soal akidah.
Oleh
sebab
hukum
itu
perlulah dikaji pemikiran-pemikirannya di bidang
teologi.
Apalagi
mendasar
masalah-masalah teologi adalah
masalah
S)Penerbit yang mengkonsentrasikan kegiatan mencetak
dan menerbitkan kembali karya-karya Hassan, kecuali Penerbit al-Muslimun di Bangil, ialah Penerbit C.V. Diponegoro
di Bandung.
9)Tamar Djaya, Riwayat Hidup A. Hassan (Jakarta:
Mutiara, 1980), hal. 39 dan 159.
Salah seorang peserta
mukatamar dari Indonesia ialah Bapak KH. L. Mukhtar, Ketua
PP Persis di Bandung. (Wawancara dengan Bapak KH.L.Mukhtar
di rumah kediamannya di Bandung tanggal 24-8-1991).
5
dalarn agama,
dan di
Indonesia membicarakan masalah teo-
logi, setelah Ilmu kalam atau teologi Islam termasuk dalam
kurikulum
IAIN
semenjak
tahun
1975,
tidak
rnenimbulkan
keganjilan sosial dan keagamaan, khususnya dikalangan umat
Islam. 10 >
Dari
hasil
kaj ian
itu
diharapkan
dapat
diketahui
posisi pemikiran teologi Islam A. Hassan; apakah termasuk
dalam
golongan
sional
pemikiran
atau pemikiran
teologi
teologi
Islam
liberal,
Islam yang
tradi-
bervariasi
di
antara liberal dan tradisional.
B. LAJfDASAN TBORI
Teologi yang dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
u~iil
pokoknya
manusia
al-din,
membahas ajaran-ajaran dasar yang pada
membicarakan
terhadap
tentang
Tuhan.
Di
ketuhanan
dalam
Islam
u~ul
tentang teologi umumnya diberi judul
pengertian "dasar-dasar
orang yang
mendasar
agama".
ingin menyelami
dan
mendalam,
i tu.
ajaran dasar tersebut disebut aqa'id.
dalam
Islam
disebut
juga
Ilm
dalam
juga
al-Tauhid,
dikenal sebagai sebutan
1 O >Ha run
berarti
secara
teologi
Islam
bahwa
yang
ajaran-
Selain itu teologi
merupakan sifat yang terpenting dari Tuhan.
kalam
kajian-kajian
agamanya
mernpelajari
Di
hubungan
al-din, dengan
ini
seluk beluk
perlu
diaj arkan dalarn agamanya
Hal
dan
bagi
karena
taubid
Narna ilm alteologi
Islam
Nasuti on,
Muhammad
Abduh
dan
Teo 7ogi
Rasiona7 Mu'taziTah (Jakarta: UI-Press, 1987), hal. VI.
6
dengan
dua penafsiran.
Kalau kalam tersebut
dinisbatkan
kepada Allah, dimaksudkan bahwa kalam Allah atau al-Qur'an
pernah menjadi pokok pembicaraan yang saling
antara
kalam
bertentangan
pelbagai aliran di dalam Islam, sedang kalau
dinisbatkan kepada manusia berarti bahwa
teologi,
kepandaian berbicara untuk
dapat
sangat diperlukan.
Ahmad
Hanafi,
di
kata
dalam
mempertahankan
pen-
Satu hal lagi ditambahkan
oleh
M.A. dalam bukunya Theology
Islam,
yaitu
karena pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai
logika
dalam
agama
filsafat, maka pembuktian
dalam
ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan
buktian
soal-soal
agama itu dengan
logika
soal-soal
cara
pem-
filsafat.
11
)
Teolog Islam lazim disebut al-mutakallim, yaitu ahli debat
yang
mahir menggunakan kata-kata dalam
teologi.
membahas
masalah
Istilah teologi lebih populer belakangan ini
di
Indonesia dengan kecenderungan manka yang lebih luas
dari
seperti tauhid dan aqa'id upamanya,
ter-
istilah-istilah
utama
setelah lahir karya-karya dari almarhum A.
Hanafi,
M.A. dan Prof. Dr. Harun Nasution yang menggunakan istilah
teologi Islam sebagai titel karyanya.
Karya dua pakar ini
kemudian seakan-akan menjadi induk dari karya-karya
dahnya.
sesu-
Sehingga karya-karya sesudahnya di bidang teologi
Islam dapat dikatakan sebagai catatan kaki atas karya
dua
pakar itu.
11 )Ahmad Hanafi,
Theology
Bintang, 1974), hal. 12.
Islam
(Jakarta:
Bulan
7
Dalam pembahasan
teologi,
baik
akal
maupun wahyu
dipakai sebagai dasar untuk mengetahui soal-soal ketuhanan
dan hubungan manusia terhadap Tuhan. Penggunaan akal dan
wahyu tersebut melahirkan dua soal besar, yaitu sejumlah
manakah
kemampuan
kewajiban-kewajiban
akal
manusia
manusia
mengetahui
kepada
Tuhan
Tuhan
dan
serta
sejumlah
manakah fungsi wahyu untuk kedua hal itu.
Kalau pemakaian dasar
tersebut
dihubungkan dengan
dua masalah pokok pembicaraan dalam hal
teologi,
yakni
tentang Tuhan, manusia dan hubungan manusia terhadapNya,
akan tampil pula dua masalah besar, yaitu, sebagaimana disebutkan oleh al-Syahrastani, ma'rifatullah dan ma'rifatu
al-~usn wa
hal
yang
al-qubb.
Lebih rinci lagi ia menyebutkan empat
nantinya
merupakan ciri dari aliran-aliran
teologi Islam yaitu :
1. husul ma'rifat Allah (jangkauan untuk rnengetahui adanya
Tuhan);
2. wujUb ma'rifat Allah (kewajiban untuk rnengetahui adanya
Tuhan);
3.
hUlfUl ma 'rifat
al-~usn
wa
al-qubh
( jangkauan untuk
rnengetahui baik dan buruk);
4. wujUb i'tinaq al-~usn wa al-ijtinab al-qubh (kewajiban
rnengerjakan yang baik dan rnenghindari yang buruk).12)
Masalah yang dibawa dalam pembicaraan teologi Islam
adalah;
apakah akal dapat menjangkau empat hal di atas
12)Al-Syahrastani, Nihayat a1-Iqdam fT I1m a1-Ka1am
(London: Oxford Univ. Press, 1934), hal. 317.
8
seluruhnya atau tidak, dalam pengertian menunggu datangnya
wahyu ?
Dalam memberi
jawaban
terhadap
masalah
tersebut,
kaum teolog Islam terpilah menjadi dua aliran pokok, di
samping aliran antara
yang
bervariasi
di
antara
kedua
aliran pokok tersebut.
Aliran Mu' tazilah menyatakan bahwa empat hal pokok
di
atas
dapat
dijangkau
oleh
akal
manusia,
sementara
aliran al-Asy' ariyah menunjukkan adanya kesesuaian paham
bahwa yang dapat
dijangkau oleh akal
mengenai wujud Tuhan.13)
manusia hanyalah
Pendapat-pendapat yang merupakan
antara yang bervariasi di antara kedua aliran pokok tersebut misalnya pendapat Abu
Man~ur
Yusr Muhammad al-BazdawI.1 4 )
Yang pertama populer dengan
sebutan
al-MaturidI
Samarqand
dan
al-MaturidI dan Abu
yang
kedua
populer
dengan sebutan al-Maturidi Bukhara.
Di samping masalah kekuasaan akal di atas,
fungsi
wahyu merupakan konsekuensi yang harus dibicarakan pula.
Bagi aliran Mu' tazilah nampaknya fungsi wahyu dalam keempat hal pokok di atas tidak mempunyai fungsi apa-apa,
namun tidaklah berarti bahwa wahyu tidak berfungsi sama
sekali.
Bagi kaum Mu'tazilah wahyu berfungsi
sebagai
berikut
13)Harun Nasution, Teo1ogi Is1am (Jakarta: UI-Press,
1972), hal. 81 dan 85.
14)1bid., hal. 87 - 88.
9
1.
Fungsi informatif, yakni untuk mengetahui cara melaksanakan peribadatan, mengetahui sebagian yang baik dan
yang buruk, mengetahui perincian pahala dan siksa;
2.
Fungsi
menguj i,
yakni
untuk memberikan
uj ian kepada
manusia;
3.
Fungsi
sesuatu
konf irmatif,
yang
telah
yakni
untuk menegaskan kebenaran
dicapai
lebih
dahulu
oleh
akal
manusia;
4.
Fungsi
peringatan,
yakni
untuk
mengingatkan
manusia
dari kelalaian dan kealpaan;
5.
Fungsi
rnernperpendek
jalan
rnanusia
untuk
rnengetahui
Tuhan dan segala yang berkaitan denganHya.15)
Bagi pengikut Asy'ari fungsi wahyu menduduki tempat
yang amat penting,
ketahui
sebab segala sesuatu hanya dapat diDengan demikian
dengan wahyu.
boleh
dikatakan
bahwa bagi Asy'ari wahyu adalah segala-galanya, tidak ada
kewajiban apapun bagi manusia kalau tidak ada wahyu yang
turun.
Sebagai akibat dari pandangan tentang kekuasaan akal
manusia
yang
dianut
oleh
Mu'tazilah,
rnaka
manusia
di-
pandang memiliki daya yang amat besar dan bebas, karenanya
mereka berpandangan bahwa manusia berkuasa untuk menciptakan perbuatan-perbuatannya sendiri, sedang menurut Asy'ari
yang memandang manusia memiliki daya dan kemampuan yang
amat kecil, berpandangan bahwa semua perbuatan-perbuatannya bergantung kepada kehendak dan kekuasaan Tuhan.
15)Ibid., hal. 99 -
100.
10
Dalam
hubungan
kebebasan
dan
keterikatan
manusia
dalam perbuatannya dengan kehendak Tuhan, maka timbul dua
konsep tentang kehendak Tuhan.
Aliran Mu'tazilah berpan-
dangan bahwa kehendak Tuhan tidak mutlak, sedang Asy'ari
menyatakan
bahwa
kehendak
Tuhan
tetap
mutlak,
dengan
pengertian Tuhan dapat menyiksa orang yang selama hidupnya
berbuat baik, atau sebaliknya, juga dapat memberikan beban
apa
saja
kepada
memikulnya.
manusia,
walaupun
manusia
tidak
mampu
Dalam kaitan ketidakmutlakan kehendak Tuhan,
kaum Mu'tazilah menyatakan bahwa Tuhan tidak boleh menyalahi janji-janjiNya, tetapi Asy'arr menyatakan bahwa Tuhan
tidak terikat kepada norma-norma keadilan.
Dalam pembicaraan ten tang kekuasaan mutlak Tuhan,
terasa adanya kaitan dengan masalah keadilan dan ketidakadilan.
Bagi kaum Mu'tazilah, kalau seseorang yang telah
berbuat baik dapat dimasukkan ke dalam neraka,
a tau se-
baliknya,
maka yang nampak bagi mereka adalah ketidak-
adilan.
Titik
tolak
pandangan
mereka
adalah
manusia,
karena manusia adalah makhluk tertinggi untuk siapa Tuhan
menciptakan segala ujud yang ada. 16 > Tetapi bagi kalangan
pengikut Asy'ari,
segalanya dipandang
dari
titik
tolak
Tuhan, apa pun bentuk dan akibatnya, adalah adil, karena
ia di bawah kewenanganNya.
Karena a lam ini mi lik Tuhan
semata, maka Dia berwenang untuk berbuat segala sesuatu,
tanpa tujuan.
Tuhan tidak berkewajiban apa pun, termasuk
berbuat baik kepada manusia,
seperti mengirimkan utusan
16)Al-Syahrastani, op. cit., hal. 397.
11
untuk kepentingan kesejahteraan manusia.17)
Selain persoalan-persoalan di
berbagai
aliran
persoalan
besar,
lain
yang
al-Mu'tazilah
atas
menjadi
dan
masih
ciri
terdapat
dari
kedua
al-Asy'ariyah,
serta
pendapat-pendapat antara yang bervariasi di antara kedua
aliran
Misalnya
tersebut.
masalah
sifat
Tuhan,
ayat
mutasyabibat, melihat Tuhan dan konsep tentang iman.
Keragaman pemahaman teologi tersebut dapat disimpulkan
seperti
Muhadjir,
apa
bahwa
yang
dalam
dinyatakan
studi
oleh
Islam
populer; tekstual dan kontekstual.
Prof.
dikenal
Dr.
Noeng
dua
aliran
Yang pertama mengguna-
kan pendekatan formal legalistik, mencari kebenaran hanya
menurut
teks
menggunakan
harfiyah al-Qur' an.
pendekatan
Sedangkan
yang
empirik-pbenomonologik,
kebenaran dengan berupaya memahami konteksnya.18)
bahasa
yang
lebih
populer
ialah
pendekatan
kedua
mencari
Dal am
ta'wil,19)
17)Harun Nasution, op. cit., hal. 131 - 132.
18)Noeng Muhadjir, Metodo7ogi Pene7itian Kua1itatif
(Yogyakarta: Rake Sarasin, 1989), hal. 191.
1 9)Menurut Muhammad Quraish Shihab, ta,w17 identik
dengan tams17 atau metafora, yaitu sebuah pendekatan atau
metoda penafsiran terhadap al-Qur'an yang tidak literalis.
Pemahaman terhadap nas
atau
teks ajaran agama secara
ta'w'il dapat memperlu·as makna tetapi tidak menyimpang.
Sedangkan pemahaman secara literal is tidak jarang menimbulkan problrma atau ganjalan-ganjalan dalam pemikiran, apalagi ketika pemahaman tersebut dihadapkan dengan realitas
sosial, hakekat ilmiah atau keagamaan. Baca, Muhammad
Quraish Shihab, "Dasar-Dasar Tafsir bagi Masyarakat Modern", da lam a 7-Burhan Nomor I/th. I /1995, (Jakarta: PTIQ,
1995), hal. 10-16. Bandingkan dengan Nurcholish Madjid,
"Masalah Ta'wil sebagai Metodologi Penafsiran al-Qur'an",
dalam Budhy Munawar
Rahman, Kontekstua1isasi Doktrin
Is1am Da1am Sejarah, (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadinam
12
yakni
memberikan
dengan
selain
atau
qarinah
yang
dibenarkan menurut bahasa dan kaidah-kaidah agama.
Dan
leterleknya
makna
karena
suatu
adanya
kata
petunjuk
makna
dengan dua metoda itulah para pemikir Islam generasi demi
generasi
melakukan
aktualisasi
menghidupkan
reinterprestasi
ajaran-ajaran
itu
ajaran-ajaran
ajaran
dalam
itu
Islam
kehidupan
dan
secara
murni
pula
demi
demi
dan
benar. Bahkan terdapat pula metoda yang mempunyai kecenderungan mengombinasikan dua metoda tersebut atau bervariasi
di antara keduanya. Artinya kelompok ini juga menggunakan
ta 'wil tetapi tidak terlalu jauh seperti yang dilakukan
kelompok Mu' tazilah,
umpamanya.
Yang relevan dengan ke-
cenderungan perubahan zaman yang diakibatkan oleh kemajuan
ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Islam yang bercorak rasional
ialah pemikiran
teologi
atau yang menggunakan pen-
dekatan ta 'w"i.1, karena masyarakat yang semakin maju ilmu
pengetahuan dan teknologinya sulit untuk dapat menerima
ajaran agama yang penafsirannya bercorak tradisional.
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan
memperhatikan
latar
belakang
dan
rumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hasilnya akan
dijadikan disertasi adalah :
1.
Ingin
mengetahui
posisi
pemikiran
teologi
Islam
Hassan, sebagai ulama pemikir radikal di Indonesia;
1994), hal. 11-12.
A.
13
2. Untuk dapat memenuhi syarat terakhir bagi penyelesaian
studi
program
Doktor
(S 3 )
dalam
rangka
memperoleh
derajat Doktor dalam ilmu u~ul al-din;
3.
Sebagai
sumbangan
intelektual
kepustakaan
Islam di
Indonesia,
Islam
bagi
khazanah
sehingga dapat meng-
ilhami telaah lebih jauh tentang teologi Islam secara
detail
dan
dapat
menjadi
kerangka
acuan
dasar
bagi
perkembangan pemikiran Teologi Islam selanjutnya.
D. METODA PENELITIAN
Penggunaan
metoda
dalam
penyusunan
disertasi
ini
diklasif ikasikan menjadi dua : metoda pengumpulan data dan
metoda analisis data.
1. Metoda Pengumpulan Data
a. Metoda Kepustakaan (Library research); dengan teknik
penelusuran naskah-naskah
Artinya,
naskah-naskah
dan
dan
karya
karya
tulis
tulis
Hassan.
tersebut
ditelusuri pendapat-pendapat dan pemikiran teologi
Islam A. Hassan yang terdapat di dalamnya.
b.
Metode
Interview,
yai tu dengan mewawancarai orang
atau tokoh yang pernah bergaul dengan Hassan sebagai
murid
atau
sebagai
teman
seperjuangan
yang
masih
hidup sampai saat ini; baik murid yang langsung atau
generasi pertama maupun generasi berikutnya;
untuk
memperoleh informasi tentang pribadi dan pemikiranpemikirannya, khususnya di bidang teologi Islam.
14
2. Metoda Analisis Data
Dalam
menganalisis
data
metoda
dipergunakan
kualitatif dengan teknik :
a. Konten
logis
Analitik, yaitu menganalisis pemikiran
Hassan yang terdapat di dalam beberapa
teokarya
tulisnya melalui pendekatan rasionalisme dengan tata
pikir dedukatif, untuk dapat ditemukan
kecenderung-
an-kecenderungan pemikiran tersebut.
b. Deduktif, digunakan sebagai patokan aksiomatik untuk
melihat
pandangan
teologi
Islam.
analisis
dan pemikiran Hassan
di
Setelah itu dikaji ulang
dengan bangunan aksioma
dari
bidang
dan
di-
dalil-dalil
ilmu kalam yang ada yang sudah dipolakan dari kajian
substansif.
Dan
metoda
induktif
digunakan
dalam
penulisan kesimpulan.
c. Komparatif, yaitu membandingkan
pandangan-pandangan
dan pemikiran Hassan di bidang teologi Islam
dengan
pandangan-pandangan
Islam;
baik
teologi
dalam
teologi
dengan pola yang disebut liberal,
tradisional
maupun moderat atau yang bervariasi diantara liberal
dan tradisional.
E. HIPOTESIS
Dari
pemikiran
dapatlah
penelitian
A.
sementara
Hassan terutarna di
terhadap
bidang
diasurnsikan untuk sementara
pernyataan seperti berikut :
pernikiran-
teologi
waktu,
Islam,
pernyataan-
15
1. A.
Hassan
yang
adalah seorang pembaru Islam
berusaha
otoritas
Dalam
berpikir
mandiri
di
tanpa
Indonesia
terikat
mazhab mana pun termasuk mazhab
oleh
Ilmu
Kalam.
metoda berpikir terlihat instrumen yang
liberal
dan dalam hal subtansi terlihat tradisional.
2. Pembaharuan pemikiran dalam Islam oleh A. Hassan
banyak
terf okus
lebih
di bidang f iqh dan
bukan
di
bidang
secara logis seperti dalam
paham
Mu'tazilah
teologi Islam.
3. Berpikir
tidak
termasuk
dapat dihindari oleh A. Hassan
membicarakan tentang manusia.
pandangan
seorang
Sebagai
konsekuensinya,
ini dapat membentuk pribadi
ulama progressif yang cukup
Hassan
jelas
ter-
Di sisi
n pemikiran Hassan di bidang
Islam.
sebagai
berpengaruh
hadap umat Islam khususnya di Indonesia.
terlihat
ketika
lain
teologi
keobscuran pemikiran Hassan dapat menjadi
setelah dipahami sisi lain dari
corak
berpikir
Hassan yang tekstualis dan literalis.
4. Secara
ban yak
material,
paralel
pemikiran Teologi
Islam
dengan corak pemikiran
A.
Hassan
Teologi
Islam
Tradisional.
F. SISTEMATIKA PENULISAM
Penulisan disertasi ini menggunakan urutan bab
bab
sesudah Kata Pengantar dan Daftar Isi.
Setelah
demi bab diakhiri dengan Daftar Pustaka dan Riwayat
penulis.
demi
bab
hidup
16
Bab
pertama adalah pendahuluan yang berisi
penegasan
dan
judul, latar belakang masalah serta
hal-hal
lain yang terkait
dengan
tentang
rumusannya
landasan
teori
tentang teologi Islam serta teknis pengoperasian disertasi
ini. Dari situ dapat dipahami motivasi, tujuan serta
hal
lain
yang terkait dengan penulisan
judul
hal-
disertasi
ini. ·
Bab dua berisi tentang Biograf i A. Hassan. Di
dalam
bab ini diuraikan, meskipun secara ringkas, latar belakang
silsilah
A.
Hasan,
pengaruh
pendidikannya,
pengaruh
bacaannya dan terakhir tentang karya tulisnya.
Pembahasan
dalam bab ini dimaksudkan ikut memperjelas latar
belakang
yang ikut mempengaruhi pemikiran teologi Islam A. Hassan.
Bab tiga berisi tentang Teologi Islam dan
Teologi
aliran
Pemikiran
Islam A. Hassan, dengan didahului uraian
ilmu
kalam
dengan
mempolakan
tentang
menjadi
liberal, tradisional dan moderat dalam bagian A.
teologi
Di
sini
ditampilkan beberapa aliran secara substantif tergolong ke
dalam tiga pola tersebut, yaitu seperti aliran Mu'tazilah,
Asy'ariyah,
diuraikan
dan
Maturidiyah.
secara
insidental
diwakili oleh aliran yang lain.
Sedangkan
karena
aliran
aliran
ini
postulat
dapat
Pemikiran substansif ter-
golong ke dalam tiga pola tersebut akan dijadikan
atau
Salaf
untuk menjadi pijakan
dalam
aksioma
melihat
ke-
cenderungan pemikiran teologi Hassan.
Bagian
loginya
B berisi tentang Hassan dan
tentang Tuhan,
sifatNya,
pandangan
teo-
perbuatan-perbuatanNya
17
dan
ancaman serta keadilanNya.
secara
Semuanya
deskriptif untuk melihat
akan
diuraikan
kecenderungan
pemikiran
teologi
Hassan.
..
Dalam
bagian ini juga dibicarakan pandangan
tentang alam dan rnanusia.
yang
Hassan
Yaitu tentang alam secara
urnurn
disebut rnakhluk dan tentang manusia secara umum
secara khusus tentang Nabi Muhammad saw.
di sini tentang Kalam Allah al-Qur'an.
dan
Ditampilkan pula
Di sini juga akan
diuraikan secara deskriptif.
Sesudah itu, yakni dalam bab keempat baru
analisis
terakhir
berhubungan
evaluatif.
dengan
dari pandangan-pandangan
kajian dalam
bab
dilakukan
Hassan
sebelumnya
yang
secara
Sesudah itu ditarik kesimpulan secara induktif
yang dapat menggambarkan secara jelas dan teoritis tentang
corak pemikiran Hassan
dalam bab yang terakhir yakni
kelima bersama penutup dan saran-saran.
bab
BAB V
PEHUTUP
Sekarang
sampailah
penulis
kepada
bagian
disertasi ini, untuk mengambil kesimpulan dari
bab
pembahasan
sebelumnya serta memberikan saran-saran yang
dengan
kesimpulan.
akhir
Setelah itu diakhiri dengan
relevan
ungkapan
untuk mengakhiri penulisan disertasi ini.
A. Kesimpulan
Meskipun Hassan dikenal sebagai pemikir Islam
kal
dan
seorang mujaddid
kena~aan,
namun
radi-
pemikirannya
banyak paralel dengan pemikiran Teologi Islam klasik
bercorak tradisional.
yang
Yaitu corak pemikiran Teologi Islam
tidak banyak menggunakan penafsiran
seperti
yang
secara
ta'wil,
corak pemikiran Teologi Islam Imam Abu Hasan
al-
Asy' ari. Ini bisa terjadi pada Hassan lantaran faktor yang
mempengaruhi
diri Hassan tidak sepenuhnya pemikiran
para
pembaru dalam Islam.
Hassan mula-mula beraliran kolot, masih mempertahankan
amal-amal ibadat yang dikerjakan kaum
"tahlil"
dan
"qunut". Tapi kemudian ia
kolot
seperti
berubah
menjadi
ulama maju beraliran moderen, sehingga ia sendiri mengakui
bahwa perjuangannya mengikuti kaum Wahabi.
Dialah pelopor
Wahabi di Jawa, ungkap Hassan sendiri.
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, pembaruan dalam
Islam
oleh
Hassan
tidak
banyak
terjadi
dalam
bidang
204
pemikiran Teologi Islam, tetapi lebih banyak
perhatiannya
kepada soal-soal agama di bidang hukum Islam dan
sebagian
dalam
soal-soal akidah dalam arti keyakinan sebagai korekr.
si
terhadap
praktek-praktek
keagamaan
yang
dinilainya
menyimpang karena tidak sejalan dengan ajaran murni
Islam
yang bersumber dari al-Qur'an dan al-Sunnah.
Karena
itu corak pembaruan dalam Islam oleh
Hassan
lebih tepat dikatakan; dalam hal metoda berpikir keislaman
menggunakan metoda puritanisasi, berpikir keislaman dengan
hanya
kembali kepada al-Qur'an dan al-Sunnah dengan
dekatan
literalis-tekstualis.
Maka
yang
pen-
nampak
dalam
pemikiran Islam Hassan secara umum adalah keradikalan
kefundamentalan
baik
di
dalam berpikir tentang
soal-soal
bidang hukum Islam, dan juga di
bidang
dan
agama,
teologi
Islam, karena semua praktek keagamaan harus sesuai
dengan
petunjuk
dengan
murni
al-Qur'an dan
al-Sunnah,
bahkan
makna yang tekstualis, lebih-lebih secara khusus dalam hal
yang berhubungan dengan akidah, karena menurut Hassan
yang
diajarkan
oleh Nabi Muhammad saw.
tentang
yang terakhir ini telah cukup jelas secara teks,
tidak
perlu penafsiran secara f ilosofis atau
apa
masalah
sehingga
menggunakan
pendekatan ta'w11.
Apabila
Hassan
populer
disebut
sebagai
ref ormis
(mujaddid) Islam kenamaan, sebenarnya tidak berbeda dengan
apa
yang dikatakan oleh H.A. Mukti Ali
tentang
Muhamma-
diyah, yaitu bahwa Muhammadiyah dikatakan golongan "Modernis" dan "reformis" adalah karena ia memang moderen dengan
205
jalan pikirannya yang lain daripada jalan pikiran yang ada
dalam permulaan abad duapuluh; yakni bahwa memahami
pada masa itu harus dengan taqlid dan mengikuti
Islam
imam-imam
mazhab, sedangkan Muhammadiyah membebaskan diri dari paham
seperti
ini
dan mengatakan bahwa
memahami
Islam
harus
langsung dari al-Qur'an dan al-Sunnah dan taqlid ditantang
keras.
Demikian halnya yang terjadi pada diri Hassan.
Hassan
adalah
Howard
M. Fiderspiel, variasi dari golongan modernis
karena
itu produk pemikiran keagamaannya mencakup
tradisional
Hassan
seorang modernis, atau
dan
kembali
bertaqlid
segi
modernis, karena metoda
menekankan
hanya
kebebasan
Islam
dengan
tidak
dan
Atau dilihat
dari
seorang
pembawa
moderen atau pembaruan dalam Islam tetapi
dilihat
berpikir, Hassan adalah
dari segi materi dan substansi berpikir, Hassan
kan
dan
elemen
(ijtihad)
berpikir
kepada imam mazhab manapun.
dikatakan
memahami
kepada al-Qur'an dan al-Sunnah
instrumen
aliran
seperti
Jadi
dirinya
sebagai
seorang
tradisionalis.
menunjukItu
dapat
dilihat dalam pendekatan Hassan terhadap penafsiran ajaran
Islam
dan
yang hanya menekankan kepada nas
tidak
selain
filosofis.
karya
Bahkan ia
taf sirnya
secara
literalis
mempersilahkan
al-Furqan
apabila
membaca
menghendaki
tafsir yang tidak literalis.
Kelanjutan
dari metoda dan pendekatan Hassan
dalam
membawa
konse-
kuensi logis, Hassan menjadi seorang pemikir Islam
tr adi-
memahami
Islam
seperti tersebut di atas
206
sionalis
yang hanya mengikatkan diri pada nas
menggunakan
kecuali
penalaran
intelektual
sebatas sebagai alat yang dapat
yang ditangkap oleh akal.
alat
untuk
golongan
dan
atau
tidak
otoritas
akal
menjelaskan
seperti
yang
dilakukan
oleh
tradisionalis dalam Islam pengikut aliran
juga
seperti
nas
Artinya menjadikan akal sebagai
na~
memahami
dan
Imam Abu Hasan
al-Asy'arI
Salaf
atau
juga
seperti Imam al-Ghazali.
Tampak sekali ketradisionalan Hassan dalam
annya
ketika
dikaji secara
substantif
pemikirannya
bidang Teologi Islam, baik tentang Tuhan atau pun
alam.
Meskipun
Hassan
memiliki
pemikir-
kemahiran
kalam atau logika (akal) untuk membela dan
tentang
menggunakan
mempertahankan
soal-soal yang berhubungan dengan keyakinan agama,
Hassan
tetap menempatkan akal sebagai alat
di
tetapi
memahami
nas
atau wahyu dengan kecenderungan sempit karena terikat oleh
makna
leterlek nas.
Tidak seperti kaum
Mu'tazilah
atau
tokoh yang ikut mempengaruhi Hassan, Syekh Muhammad Abduh.
Akal
bagi Hassan berbeda dengan pemahaman Mu'tazilah
dan
Abduh, hanya sebagai alat untuk membantu memahami nas atau
wahyu
yang
ditangkap oleh akal
sehingga
empat
masalah
sentral dalam Teologi Islam seperti yang dikemukakan dalam
bab pendahuluan disertasi ini, tidak dapat dijangkau
akal
sebelum ada wahyu; paralel dengan
pemikiran
oleh
aliran
Salaf, juga paralel dengan pemikiran al-Ghazali dan secara
umum paralel dengan pemikiran golongan tradisionalis dalam
Teologi Islam yaitu gologan Asy'ariyah.
207
Kesimpulan
j elaskan
lebih
ini dapat dibuktikan ketika Hassan
tentang
dulu
Tuhan dan alam yang
dalil
(akal)nya.
wahyunya
dan
selalu
kemudian
Maka secara khusus pemikiran
men-
dijelaskan
dalil
logika
Hassan
tentang
Tuhan paralel dengan pemikiran al-Asy'arI dan pemikirannya
tentang
alam
paralel dengan
pemikiran
al-Ghazali.
Ghazali adalah juga penganut mazhab Imam al-Asy'arI
Teologi
Islam.
Setidaknya
ijtihad
al-Ghazali
dalam
paralel
dengan ijtihad al-Asy'arI. Dengan demikian ijtihad
dengan paham Asy'ariyah dalam
paralel
Hassan
Teologi
pemikiran
karena
dan karena itu bercorak tradisional. Tetapi
Islam
instrumen
(mantiq)
lebih
pemikiran Hassan menggunakan pendekatan
maka
maju
pemikiran Teologi
Islam
dari pemikiran Teologi
Hassan
Islam
Al-
logika
terlihat
Tradisionalis.
Sehingga dapat menempatkan posisi pemikiran Teologi Islamnya
berada
di
antara
Tradisionalis-Rasionalis
tetapi
dengan kecenderungan lebih dekat kepada tradisionalis.
B. Saran-saran
Pengaruh
secara
Hassan sebagai pemikir tentang
Islam
khusus tentang akidah Islam meluas bukan hanya
dalam negerinya sendiri, tetapi sampai ke negara
seperti Malaisia dan Singapura.
secara
nasional
di
tetangga
Bahkan mendapat perhatian
khusus karena pernah menjadi tema
di
dan
Singapura dengan kesimpulan,
seminar
inter-
Hassan
adalah
seorang pembaru Islam kenamaan Indonesia.~ Oleh sebab
itu
208
perlu
dilanjutkan
pemikiran-pemikiran
keislamannya
dan
secara khusus pemikirannya di bidang Teologi Islam.
Hassan
mencakup
nalis.
adalah
seorang
~emikir
Islam
pemikiran elemen modernis dan
yang
elemen
Ketradisionalan Hassan adalah karena
Hassan kepada
na~
dapat
tradisioketerikatan
atau wahyu dan mendudukkan akal
sebagai
alat bantu untuk memahami na~ atau wahyu dengan pendekatan
literalis.
Sedang kemoderenan Hassan adalah
karena
baruan
Hassan dalam ijtihad memahami Islam hanya
kepada
al-Qur'an
kepada
imam
luar
dan al-Sunnah dan
menentang
kembali
bertaqlid
mazhab dalam soal agama; suatu hal
kecenderungan
umat Islam Indonesia
di
pem-
yang
masa
di
hidup
Hassan.
Ijtihad
Islam
sesuai
adalah
Islam dan secara
dengan sumbernya
pemikiran
Islam.
Islam
memahami
Tetapi
khusus
al-Qur'an
dan
yang tetap relevan bagi
pemahaman terhadap
na~
al-Sunnah
kemajuan
dan
secara tradisional dan tekstual di
teologi
teks
zaman
ajaran
kemajuan
ilmu
pengetahuan dan teknologi kurang
bisa
jadi membawa kemunduran, maka ijtihad memahami
logi
Islam
instrumen
dengan
penaf siran
yang
memuaskan,
kontekstual
logika f ilsafat sebagai alatnya
umat
bahkan
Teodengan
seperti
dalam
paham
Kalam Mu'tazilah, perlu dikembangkan sebagai
dalil
agama
untuk
memacu
dinamika umat
Islam
sesuai
dengan
ajarannya yang mengajak penganutnya dinamis-kreatif karena
ia adalah khalifah fi al-ard.
209
Pemikiran Teologi Islam Mu'tazilah cukup
akses
untuk
itu dengan
konsep
tentang
mernberikan
sunnatullahnya,
yaitu sebuah pemahaman tentang hukurn alam atau sunnatullah
yang
deterrninistik tetapi rnengandung hukum
serta
mernberikan akses kepada manusia dapat
temuan-ternuan
manusia
dan
sebab
akibat
menghasilkan
baru ilmu pengetahuan dan teknologi.
dapat mengungkap rahasia di balik
Maka
ciptaan
Tuhan
dari situ tampak kebesaran Tuhan yang kemudian
dapat
menggerakkan
rasa
manusia ke temuan-temuan yang
lain
sebagai
syukur dan ujud dari iman dan taqwa yanga ada
dalam
dirinya.
Pola
teologi
Islam
Mu'tazilah
adalah
humanistik
tetapi diberangkatkan dari iman dan untuk mengabdi
iman
(teistik).
Dengan kata lain memiliki
yang komprehensif, Iman, Islam dan Ihsan.
kepada
tiga
dimensi
Secara
ringkas
ialah Teologi Islam yang bercorak Ilahiyah-Insaniyah
atau
Teistik-Humanistik. Sehingga agama mampu mernberikan justif ikasi bahkan lebih dari itu mendorong dinamika
manusia
dengan dimensi keimanan dan bukan dengan
keduniaan
Upaya
kehidupan
seperti semboyan science
semata
aktualisasi
seperti ini memerlukan
for
berikut
ilmuwan
muslim
dari
kalangan
dan
agarnawan
scientist.
ini penulis menyarnpaikan saran-saran
golongan ilmuwan tersebut.
science.
perhatian
ijtihad para ilmuwan; baik ilmuwan dari kalangan
maupun
dimensi
kepada
Maka
dua
210
1. Untuk para Ilmuwan Agama Islam
Sudah saatnya untuk dipikirkan ijtihad
sasikan
dan
Teologi Islam Mu'tazilah yang
bercorak
teistik-humanistik sehingga dapat
should
be"
dilakukan
dan "What it is".
untuk
membebaskan
mengaktualirasional
Karena itu
kejumudan
ijtihad
akibat
Ilmu Kalam yang bercorak tradisional
kepada
kemunduran. Pendapat para imam mazhab harus
sebagai
dipengaruhi
oleh
hasil
produk
ijtihad
akumulasi pengetahuan dan
harus
menganut
mazhab
dijelaskan
"Wh.at
menjelaskan
dan
membawa
dapat
manusia
yang
budaya
yang
ikut mempengaruhi ijtihadnya dan karenanya tidak
memiliki
nilai absolut seperti halnya wahyu yang datang dari Tuhan.
Mengaktualisasikan Teologi Islam yang komprehensif seperti
tersebut
ijtihad
di
muka hendaknya dapat dilakukan
kolektif (jama'i), yaitu dengan
dengan
cara
melibatkan
para
pakar ilmu menurut bidangnya masing-masing.
kan
agar
ijtihad untuk
merumuskan
Ini dimaksud-
aktualisasi
Teologi
Islam tersebut dapat menjelaskan secara clear and distinct
tentang
oleh
dimensi metaf isis yang secara
ilmuwan agama Islam tetapi kurang
materiil
dikuasai
dipahami
dimensi
empiriknya.
2. Untuk para Scientist Muslim
Menyampaikan pesan agama (tablig) bukanlah
golongan
yang disebutkan dalam poin A, apalagi
kemajuan
ilmu
menjadi
pengetahuan dan teknologi.
semacam
patronase bila
tidak
monopoli
di
Agama
dapat
zaman
bahkan
dijelaskan
211
sebagai petunjuk kepada kehidupan rnanusia.
Untuk itu para
scientist rnuslirn tidak perlu rnerasa takut rnelakukan
pene-
muan-penernuan baru ilrnu pengetahuan dan teknologi,
bahkan
'
berkewajiban
diyakini
sesuai
tualisasikan
prehensif
tidak
untuk
ikut rnenyarnpaikan
dengan kapasitas
pesan
agarna
keilrnuannya.
zarnan
dilengkapi dengan rnuatan ilmu kealaman dan
terrnasuk
filsafat.
di
Mengak-
Teologi Islam Mu'tazilah rnenjadi tidak
dan tidak dapat rnenjawab tantangan
dalarnnya bahasa,
antropologi,
yang
kornbila
sosial,
sejarah
dan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI. Jakarta:
Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1993.
Thahir, Ilmu
Abd. Mu'in, Taib
1973.
Kalam,
Jakarta:
Wijaya,
Abd. Rahman, Syekh. al-Qaul al-Sac!i.d, Surabaya: PT.
Ilmu, t.t.
Bina
al-Islamiyah,
Abu Zahrah, Muhammad.
Ta.rikh al-Hazahib
Mesir: Dar al-Fikr al-Arabi, t.t.
Affandi, Bisri. "Syekh Ahmad al-Surkati : His Role in
Al-Irshad Movement in Java in the Early Twentieth
Century",
Thesis HA yang
tidak
diterbitkan,
Montreal: Institute of Islamic Studies
McGill
University, 1976.
Amin, Ahmad.
Zu'ama al-Islah fI al-Asri al-Hadis,
Maktabah al-Nahdah·al~Misriyah; 1979.
Fajru
al-Islam,
Singapura:
Sulaiman
Kairo:
Mar'i,
1963.
---------.
Duba
al-Islam,
Nah~afi al-Mi~riyah,
~-------.
Zuhr
Mi~riyah,
---------.
Juz III
1964.
Kairo:
al-Islam, Kairo: Maktabah
Maktabah
.
al-Nahdah
1964.
Kitab
Usul
al-Din, Kairo:
Isa
al-Babi
alalal-
Halabi, 1963. ·
Fajru
al-Islam,
Singapura:
Sulaiman
Mar'i,
1963.
M., Editor, Teologi Pembangunan Paradigma
Islam, Yogyakarta: LKPSMNU, 1409
Amin, Masyhur,
Baru
Pemikiran
H/1989 M.
Amin Abdullah, M.
Falsafah
Pelajar, 1995.
A. Mughni,
bagai
Kalam,
Yogyakarta:
Syafiq. Pandangan Ahmad Hassan
Hasalah
Agama
Serta
Reaksi
Pustaka
Hengenai PelTerhadapnya,
Surabaya: Firma al-Muslimun, 1399 H/1979 M.
Hassan Bandung Pemikiran Islam Radikal,
baya: PT. Bina Ilmu, 1980.
Sura-
213
- - - - - . "Hanbali Movements in Baghdad from Abu Muhammad
al-BarbaharI (d. 329/941) to Abu Ja'far al-Hashimi
(d. 470 H/1077 M). Disertasi yang tidak diterbitkan, Los Angeles, University of California, 1990.
r.
Ansori Umar Sitanggal. Kebebasan dalam Islam (Terjemahan
dari "Hurriyatul Insan Fil Islam"
karya Bakar
Musa), Bandung: PT. al-Maarif, 1988.
Arifin Abbas, Zainal. Peri Hidup Huhammad Rasulullah saw.,
Medan: Islamiyah, 1952.
Arkoun, M., terjemahan Hashim Saleh al-Islam al-Akhlaq wa
al-Siyasah, Beirut: Markaz al-Inma' al-Qaumy, 1990.
Asy'ari, Abu Hasan, al. al-Luma' fi al-Raddi ala Ahl-Ziaq
wa al-Bida', Beirut: al-Ma!baah al-Katulikiyah,
1952.
- - - - - . Risalah fi Istihsan al-Baud fI Ilm al-Kalam,
India: Majlis Dairah·a1-Ma'afif 0Nizamiyah, 1344 H.
- - - - - - . Al-Ibanah an-Usul al-Diyanah, al-Azhar
Idarah al-!iba'ah a!-Muniriyah, t.t.
Bahi, Muhammad, al., al-Fikr al-IslamI,
Mesir: Dar al-Fikr, 1971.
FI
Mesir:
Ta~awwurihi,
Baijuri, Ibrahim, al. Tahqiq al-Haqam, Surabaya: al-Maktabah al-Saqafiyah, ·t.t.
BazdawI, Abu al-Yusr, al. Kitab U~ul al-Din, Kairo: Isa
al-Babi, 1963.
Boswort, E., C.E. The Encyclopaedia of Islam, Leiden: E.J.
Brill.
Dunya,
Sulaiman.
Tahafut al-Falasifah li al-Imam
GazalI, Makkah: ·oar al-Ma'arif, 1385 H/1989 M.
Esposito, L., John. (ed.) Dinamika
Jakarta: Rajawali Press, 1987.
Kebangkitan
al-
Islam,
Faruqi, Isma'il R., al. dan al-Faruqi, Lois Lamya'. The
Cultural Atlas of Islam, New York: Macmillan Publishing Company, 1986.
Franz Magnis_Luseno. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis,
karta: 1992.
Yogya-
Geertz, Clifford. The Religion of Java, London: The
versity of Chicago Press, 1976.
Gibb, H.A.R. Modern
Books, 1978.
Trend in Islam,
New
York:
Uni-
Octagon
214
- - - - - . dan J.H. Kramers. Schorter Encyclopedia of
Islam, Leiden: E.J. Brill, 1974.
Hadi Sutrisno. Bimbingan Henulis Skripsi-Thesis
Yogyakarta: Psikologi UGM, 1977.
I+II,
Hamka, (Haji Abdul Malik Karim Amrullah). Pengaruh Huhammad Abduh di Indonesia, Jakarta: Tinta Mas, 1961.
Hanafi, A. Pengantar Theology Islam,
Pustaka al-Husna, 1992.
Jakarta:
Jakarta:
Bulan
Persatuan
Islam
Islam dan Kebangsaan, Bangil: Persatuan
Islam
Theology
Islam (Ilmu Kalam),
Penerbit
Bintang, 1983.
Hassan, A. Risalah al-Hadzhab, Bangil:
Bagian Pustaka, 1972.
-----.
Bagian Pustaka, 1947.
ABC
Politik, Bangil: Persatuan
Islam
Bagian
Pustaka, 1947.
- - - - - . An-Nubuwwah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1977.
Shalat, Bangil: Persatuan Islam,
juga terbitan Bandung: CV. Diponegoro,
Pengajaran
1985 dan
Th.1992.
--------. Kitab
al-Tau~Id,
Bandung: CV. Diponegoro, 1992.
-------. "dari Hal Taqdir", dalam Al-Lisan No. 56.
Tafsir al-Furqan, Surabaya: al-Ikhwan, 1986.
--------. Adakah Tuhan, Bandung: CV. Diponegoro, 1972.
-----.
Apakah
Huhammad Seorang Nabi
Yang
Benar
?
• I
Bangil: Persatuan Islam, 1951.
Sejarah Isra' Hiraj, Bangil: Persatuan
Islam,
1949.
--------. Benarkah Huhammad itu Rasul?, Bangil: Persatu-
an Islam, 1951.
- - - - - - . "Nasib" dalam Soal-Jawab, No. 12.
- - - - - . dkk., Soal-Jawab, III, Bandung: CV. Diponegoro,
1977.
Hasyim, Umar.
Apakah Anda Termasuk Golongan Ahlussunnah
Waljamaah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1978.
Ibn Hijazi, Ahmad. Hawahib al-Samad fi Halli
al-Zubad, Semarang: Ma~ba'ah Keluarga; t.t.
215
al-Fazi
.
Johannes dan Heijir bekerjasama dengan Ab Messier, dua
bahasa, Pedoman Transliterasi Bahasa Arab, A Guide To
Arabic Transliteration, Seri INIS jilid
XIII,
Jakarta: INIS, 1992.
Khallaf, Abd. Wahab. Ilmu Usul al-Fiqh, Jakarta: al-Majlis
al-A'la al-Indonesy !i al-Da'wah al-Islamiyah, 1392
H/1972 M.
Koentjaraningrat. Hetode-metode Penelitian
Jakarta: PT. Gramedia, 1977.
Hasyarakat,
Madjid, Nurcholis. Disiplin Ilmu Keislaman Tradisional
(Sebuah Tinjauan Singkat Kritis Kesejarahan), Serie
KKA 20/Tahun II/1988, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1988.
- - - - - . "Informasi Ilmiah Moderen Sebagai Bahan Menafsirkan al-Qur'an", Hakalah dalam seminar Jam'iyyatul Qurra' wa al-Huffaz di Garut Jawa Barat, 26
·
Nopember 1994.
MaghribI, Ali Abd. Fattah, al. Imam Ahl al-Sunnah wa alJama'ah
Abu Mansur al-Hii.turidI wa Arauhu alKalamiyah, Kairo, ·Mesir: Maktabah Wahbah, 1405 H/
1985 M.
- - - - - . Al-Firaq al-Kalamiyah al-Islamiyah, Hadkhal
wa Dirasah, Kairo, Mesir: Maktabah Wahbah, 1407 H/
1986 M.
Mahall!, Jalaluddin, al. dan al-SuyutI Jalaluddin. Tafsir
·
al-Jalalain, Surabaya: Syirkan Maktabah Salim bin
Saad bin Nabhan wa Akhihi Ahmad, 1958.
Majdi Wahbah dan Kamil al-Muhandis. Hu'jam al-Hustalahat
al-Arabiyah Fi al-Lugoh Wa al-Adab, Bairut: ·Maktabah Lubnan, 1988.
Islam,
Majid, Nurcholis,
(ed). Khazanah
Intelektual
Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Majma' al-Lughoh al-Arabiyah, al-Hu'jam al-FalsafI alHai 'ah al-Aman Li Syuun al-Ha~bai' al-Amiriyah,
Kairo: 1399 H/1979 M.
MaturidI, al. Kitab al-Tauhid, tahqiq Fathullah Khalif,
Istanbul Turki: al-Maktabah al-Islamiyah, 1979.
- - - - - . Syarah al-Fiqh al-Akbar,
al-Maarif al-Usmaniyah, 1980.
Hyderabad:
Dairah
216
M. Federspiel, Howard. Persatuan Islam Islamic Reform In
Twentieth Century Indonesia, Seri monograp, Ithaza,
New York: Modern Indonesia Project South east Asia
Program, Cornel University, 1970.
r.
Maududi, Abul
1968.
Ala. Islam Today,
Kuwait:
Dar
al-Qalam,
Muhadjir, Noeng. Hetodologi Penelitian Kualitatif,
karta: Penerbit Rake Sarasin, 1989.
Yogya-
~~~~-.
Laporan Tahunan Rektor, Yogyakarta: IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, 1993.
"Pembidangan Ilmu Agama Islam,
Pendekatan
Teosentrik - Humanistik " dalam Suara Huhammadiyah,
th. ke - 79.
Muhammad Fathi Usman, al-Fikr al-IslamI Wa al-Tatawwur,
Kuwait: Dar al-Kuwaitiyah, 1388 H/1969 M.
·
Muhammad Musa, Jalal. Nasy'ah al-Asy'ariyah Watatawwuriha,
Beirut: Dar al-Kitab al-Lubnani, 1390 H/ i975 M.
Mukti Ali, H.A. "Pengembangan Metode Memahami Islam" dalam
Kumpulan Hakalah Studi Islam Asia Tenggara, Surakarta: UMS, 1990.
Munawwar
Cholil, Muhammad. Peristiwa
Jakarta: Bulan Bintang,
Isra'
Hi'raj,
Nadwi, Abu al-Hasan, al. Haza Khasira al=Alam Bi Inhitati
al-Huslimin, Kuwait: Dar al-Qalam, 1390 H/1970.M.
Nasyar, Al-SyamI, Ali, al. Nasy'ah al-Fikr al-Falsafi Fi
al-Islam I, Mesir: Dar al-Fikr al-Arabi, 1397.
--~~~~.
Hanahij al-Bahs Inda Hufakkiri al-Islam, Mesir:
Dar al-Fikr al-Arabi, 1367 H/ 1968 M.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai
Jilid II, Jakarta: UI Press, 1979.
Aspeknya,
~~~~-.
Huhammad Abduh dan Teologi Rasional Hu'tazilah,
Jakarta: UI Press, 1987.
Teologi Islam, Jakarta: Yayasan
Penerbit
UI,
1972.
~~~~-.
Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta:
1986.
UI-PRESS,
217
- - - - - . "Metode Berfikir Keislaman dalam Rangka Mengembangkan Ilmu-ilmu Islam dan Memecahkan Berbagai
Masalah Kemasyarakatan Sebagai Dampak Modernisasi"
dalam Kajian Islam Tentang Berbagai Hasalah Kontemporer, Jakarta: Penerbit Hikmat Syahid Indah, 1988.
Falsafah dan Histisisme dalam Islam,
Bulan Bintang, 1973.
·
Jakarta:
dan Thomas M. Buku Penuntun Hembuat Disertasi
Thesis,
Skripsi,
Report, Paper, Bandung: CV.
Jernrnars, 1980.
Nedvi, Habibul Haq, Syed. Dinamika Islam, (terjemahan dari
"The Dynamic of Islam" oleh Asep Hikmat), Bandung:
Risalah, 1982.
Noer, Deliar. Riwayat Hidup
Persatuan Islam, t.t.
Hassan,
Gerakan Modern Islam di
Jakarta: LP3ES, 1980.
Bangil:
Indonesia
Pesantren
1900-1942,
Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi Dirjen
Pendidikan Tinggi depdikbud, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga, 1990.
Rahardjo, Dawam. "Assalamu'alaikum" dalam Uliimul
No. Vol. II. 1991 M/1411 H.
Qur'an,
Rumes, D., Dagobert. Dictionary of Philoshopy, New Jersey:
Littlefield, Adams and CO., Paterson, 1963.
Salim, Agus, H.A. Cerita Isra' Hi'raj Nabi Huhammad
Jakarta: Sumber Ilmu, 1935.
saw.,
Gods Laaste Boodschap, De Universale
dienst, Jakarta: Sumber Ilmu, 1937.
gods-
Shiddieqy, ash. Muhammad Hasbi. Al-Lisan: Tugas Hidup Seorang Huslim, Medan: Islamiyah, 1952.
Shihab, Quraish.
"Dasar-dasar Tafsir Bagi
Masyarakat
Moderen" dalam al-Burhan, No. I/th. I/PTIQ Jakarta,
1995.
Sumaji. Pengembangan Sumber Daya Hanusia dalam Era Globalisasi IPTEK, (Pidato Dis Natalis !KIP MuhammadiYah
Yogyakarta ke XXXIII), Yogyakarta: !KIP Muhammadiyah, 1993.
SyahrastanI, al. Nihayat al-Iqdam fI 'Ilm al-Kalam, London: Oxford Universitas Press, 1934.
218
al-Milal wa al-Nihal, Kairo: Muassasah alHalabi wa Syirkah li al-Nasyr wa al-Tauz'I, 1387
H/1968 M.
Syaifuddin Anshori, Endang, H. dan A. Mughni Syafiq.
A.Hassan Wajah dan Wijhah Seorang Mujtahid, Surabaya: Firma al-Muslimun, 1985.
Syaikh al-Islam Muhammad Ibn Abd. Wahhab. Kitab al-Tawhid,
Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, t.t.
Tritten, A.S., D. Litt. Muslim Theology, Bristol: Luzac
Company LTD., 1947.
Turaiban, L. Kate. A Manual for Writers,
University of Chicago Press, 1973.
Chicago:
&
The
Watt, W. Montgomery.
The Formative Period of Islamic
Thought, Bristol: Edinburgh University Press, 1973.
Free Will And Predestination In
Luzac & Company LTD., W.C.I, 1948.
Early
Islam,
~~~~-. terjemahan Umar Basalim, Pemikiran Teologi
dan
Filsafat Islam, Jakarta: P3M,
Widjaja, Roebaie, "Biografi A. Hassan'
Islam, I, No. 1 (Agustus 1956}.
dalam
Hujjatul
Sejarah Kebangkitan Islam Dan PerkemZuhri, Saifuddin.
di
Indonesia, Bandung: PT. Al-Maarif,
bangannya
1981.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
H. Hoer
Tempat/Tgl Lahir
Banyuwangi, 5 Mei 1955
Pekerjaan
- Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah
I~kandar
al-Barsany
Karangsuci, Purwokerto.
- Dosen
Program Pascasarjana
Univer-
si tas Islam Malang (UNISMA).
P.P
Alamat
al-Hidayah Karangsuci
Purwokerto
53126 Telp. (0281) 31166 - 31199
Riwayat Pendidikan
1. Madrasah Ibtida'iyah Darul Ulum Sumberberas Banyuwangi,
tamat 1967.
2. Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sumberberas
Banyuwangi,
tamat 1970.
3. Madrasah
Aliyah
Darul
Ulum
Sumberberas
Banyuwangi,
tamat 1973.
4. Beberapa Pondok Pesantren di Jawa tahun 1974 - 1977.
5. Sarjana
Muda Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga
Yogya-
karta, tahun 1981.
6. Sarjana Lengkap jurusan Sastra Arab Fakultas Adab
IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Januari 1984.
7. Master
of Arts (M.A.) jurusan Akidah-Filsafat
Program
Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1990.
Riwayat Pekerjaan dan Aktif itas
1. Tenaga
edukatif pada Yayasan Tunas Melati
Yogyakarta,
1979 - 1981.
2. Tenaga
edukatif pada PKMS masjid
Syuhada
Yogyakarta,
1982 - 1984.
3. Anggota
Dewan Pengasuh Pondok Pesantren
Membaul
Ulum
Berasan Banyuwangi, 1970 - sekarang.
4. Dosen
Lembaga Bahasa IAIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta,
1985.
5. Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo(dulu menginduk ke IAIN Sunan Kalijaga) tahun 1985-1995.
6. Pendiri
dan
Pengasuh
Pondok
Pesantren
al-Hiday ah
Karangsuci Purwokerto, 1986 - sekarang.
7. Aktif berdakwah, pernah di undang oleh kerajaan
Darussalam
menulis
untuk
berdakwah di sana
tahun
di beberapa penerbit dan media
Brunei
dan
1989,
koran
ataupun
majalah.
8. Dosen
Program
Pascasarjana Universitas
Islam
Malang
(UNISMA).
Karya Tulis yang telah dipublisasikan
1. Buku :
a. Waria
dan Pengubahan Kelamin di tinjau
dari
Hukum
Islam, Penerbit CV. Nurcahaya Yogyakarta.
b. Arti Perkembangan dan Pembaruan dalam Syari'at Islam
(terjemahan), Penerbit CV. Nurcahaya Yogyakarta.
Aspek
c. Beberapa
(terjemahan),
al-Qur'an
dalam
Specialisasi
ten tang
Penerbit
Nurcahaya
CV.
Yogyakarta.
d. Kaidah-kaidah
Hukum
( Ilmu
Islam
al-Fiqh)
u~ul
Penerbit CV. Rajawali Jakarta.
e. "Teologi Alternatif : Memadu Pemikiran
Al-Asy'arif"
dalam Teologi Pembangunan, Penerbit LKPSM - NU
DIY,
Yogyakarta.
f. "Politik Islam di Indonesia" dalam Fiqh
Permusyawa-
ratan/Perwakilan, Penerbit P3M Jakarta.
2. Majalah dan Koran :
a. Teologi
Al-Asy'ari
"Al-Luma'"),
(Telaah Kitab
"Al-Ibanah"
dalam majalah Pesantren P3
dan
Jakarta
I
Vol VII 1990.
b. Teologi Huhammadiyah (Majlis Tarjih), dalam
majalah
Theologi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang
No. 7 Pebruari 1991.
c. Aswaja
dalam
Pengembangan
Perspektif
Pesantren,
dalam majalah Santri RMI No. 2 tahun I - 1989.
d. Insan
Kamil
dalam
Konsep
Histik
Al-Jili,
dalam
majalah Pesantren P3 Jakarta I Vol IX 1992.
e. Al-Ghazali dan Filsafat, dalam majalah Pesantren
P3
Jakarta I Vol VIII 1991.
f. Bermazhab yang Dinamis - Kreatif, dalam majalah Aula
Surabaya Nomor 05 th. XIV/Juni
1~92.
g. Hakikat
Hidup
dalam
Khutbah
majalah
Perspektif
Jum'at,
Ikatan
Al-Qur'an
Hasjid
dalam
Indonesia
Jakarta No. 143 Mei 1993.
h. Fikih Baru Tentang Kebebasan Perempuan, dalam
maja-
lah Amanah Jakarta No. 283 18 April - 1 Mei 1994.
i. Gender dalam Perspektif Islam dalam majalah
LKPSM
1994.
j. Islam
Bangkit
- NU DIY, Yogyakarta No. 07 Pebruari -
Aswaja, Sebuah Wawasan Baru, dalam
No. 56.
k. Pemaknaan
ulang
Ahlussunah
Waljama'ah
Maret
Warta
dalam
NU
SKH
Suara Herdeka, Jum'at 16 besember 1995.
1. Qira'at dan Tafsir Al-Qur'an, Kajian Historis, dalam
majalah
Teologi Fakultas Ushuluddin IAIN
Semarang No. 25 Desember 1994.
m. Dan masih banyak lagi.
Walisongo
Download