9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori
2.1.1. GARBARATA
Garbarata sendiri memiliki banyak nama, mulai dari jet bridge, aerobridge,
hingga belalai gajah. Garbatara memiliki bentuk yang dapat disesuaikan dengan
kondisi gate terminal yang ada. Garbarata adalah suatu sistem yang dimanfaatkan
untuk kegiatan perjalanan penumpang, baik saat akan masuk maupun turun dari pintu
pesawat terbang yang sedang mendarat dibandara udara.
Garbarata ini dipasag untuk memudahkan pelayanan penumpang pesawat serta
untuk melindungi penumpang dari terik matahari maupun pada saat hujan lebat.
Peralatan ini akan menggantikan sistem tangga untuk menuju pesawat, yang sering
kali menghambat waktu dengan adanya antrian di sekeliling tangga pesawat [1].
2.1.2 Bagian Penggerak Garbarata
1. Motor Vertikal
Fungsi: Untuk pergerakan naik dan turun Garbarta, menggunakan
motor 3 phasa 3,7 KW
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Gambar 2.1 : motor vertikal
2. Motor Horizontal
Fungsi : Untuk pergerakan maju, Mundur, Belok kiri dan kanan
Garbarata, menggunakan motor 3 phasa 5,5 KW
Gambar 2.2: Motor horizontal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
3. Motor Cabin
Fungsi : Untuk pergerakan Cabin ke kanan dan kiri, menggunakan
motor 3 phasa 0,4 KW
Gambar 2.3: Motor Cabin
4. Motor Canopy
Fungsi: Untuk pergerakan Curtain Canopy Naik dan turun,
menggunakan motor 1 Phasa 0,22 KW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Gambar 2.4: Motor Canopy
2.1.3 INDIKATOR – INDIKATOR PADA GARBARATA
1. POWER ON
Indikator yang menunjukkan Arus listrik telah siap untuk
mengoperasikan Garbarata melalui panel control console.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Gambar 2.5: Panel control console
2. SLOW DOWN
Indikator yang memberikan informasi bahwa garbarata dalam
posisi bergerak pelan ( peringatan agar operator waspada ).
gambar 2.6: Indikator slow down
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
3. AUTOLEVEL ON
Mode
otomatis
Garbarata
pada
saat
docking
pesawat
berlangsung, untuk pengendalian gerakan Garbarata agar tidak
menyentuh pintu pesawat.
Semua tombol operasi manual tidak berfungsi, operasi naik/turun
Garbarata secara otomatis.
Gambar 2.7: Indikator auto level ON
4. MAXIMUM SWING
Garbarata dalam posisi swing ke kanan atau ke kiri maximum.
Semua operasi dihentikan.
Gambar 2.8: Indikator maximum swing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
5. TUNNEL SLOPE
Jika lampu ini menyala berarti batas maximum turunnya cabin
telah tercapai dan Garbarata tidak dapat turun lagi, tetapi dapat naik.
Gambar 2.9: Indikator tunnel slope
6. CANOPY DOWN
Pada saat canopy bekerja untuk menutup pintu pesawat, lampu
ini menyala, pergerakan maju tidak berfungsi hanya bisa mundur
gambar 2.10: Indikator canopy down
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
7. CABIN TOUCH
Menyala jika Bumper Garbarata telah menyentuh pesawat, gerak
maju, naik dan turun dihentikan, Garbarata hanya bisa bergerak
mundur.
gambar 2.11: Indikator cabin touch
8. CABIN ROTATION LIMIT
Indikator menyala Posisi cabin maximum ke kiri atau ke kanan
Gambar 2.12: Indikator cabin rotation limit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
9. OVERSTEER
Posisi roda bogie pada posisi maximum belok ke kanan ataupun
ke kiri, anda tidak diperkenankan meneruskan perintah belok, karena
akan sangat membahayakan sistem perkabelan pada bogie, kalau tetap
diperintahkan untuk belok maka limit switch back up akan bekerja dan
sistem steer akan berhenti dan tidak dapat di fungsikan kembali
gambar 2.13: Indikator over steer
10. FULL EXTEND / RETRACT
Full extent bertarti posisi garbarata dalam kondisi terpanjang dan
sudah tidak dapat maju lagi, demikian juga sebaliknya full retract
adalah posisi Garbarata dalam kondisi terpendek dan tidak dapat
mundur lagi.
Gambar 2.14: Indikator full ext/retc
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
11. KODE ERROR
Kode Error
pada Garbarata adalah kejadian
fault pada
Garbarata yang di tampilkan dengan kode angka pada sebuah tampilan
seven segmen yang meliputi :
01 : limit switch rotunda maximum swing
02 : Lomit switch steer right
03 : limit switch steer left
04 : limits switch cabin
05 : limit switch coloumn fault
06 : autolevel warning
07 : overload motor horizontal
08 : overload motor verticcal
09 : overload motor cabin
10 : overload motor cabin
11 : fuse autolevel
12 : ultimate autolevel
13 autolevel not contact
14
autolevel not out
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.2
Tinjauan Umum Programmable Logic Controller
PLC adalah komputer yang dirancang untuk penggunaan pada mesin. Tidak
seperti komputer pada umumnya, pengontrol ini telah dirancang untuk bekerja pada
lingkungan industri dan dilengkapi dengan input/output khusus. PLC adalah
merupakan alat pengontrol digital yang dapat di program, dapat menggantikan relai,
timer, counter, control pcb card dan di rancang untuk dapat beroperasi secara digital
dengan menggunakan memori sebagai media penyimpanan intruksi – intruksi internal
untuk dapat menjalankan fungsi – fungsi logika, seperti fungsi pencacah, fungsi
urutan proses, fungsi pewaktu, fungsi aritmatika dan fungsi lain dengan cara
memprogramnya[3].
Gambar 2.15: Model PLC ( Programable Logic Controller )
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
PLC juga dapat melakukan kontrol analog ( temperatur, tekanan dll ) kontrol
servo motor, kontrol steper motor. Program – program dibuat kemudian dimasukkan
( download ) dalam PLC melalui programmer/monitor, pembuatan program dapat
digunakan computer sehingga dapat mempercepat hasil pekerjaan. Fungsi lain pada
PLC dapat digunakan untuk memonitor jalannya proses pengendalian yang sedang
berlangsung, sehingga dapat dengan mudah dikenali urutan kerja ( work sequence ).
Kemampuan tersebut hampir tidak mungkin dapat dilakukan dengan menggunakan
pengontrol konvensional yang berupa panel kontrol dengan relai sebagai komponen
utama. Sekarang telah banyak beredar berbagai macam merek dan tipe dari PLC
antara lain Festo, Omron, Hyundai, Mitsubishi, Matshusita, Idec, dan masih banyak
lagi.
2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan PLC
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PLC di banding dengan kontrol
relai konvensional[2], yaitu :
1). Fleksibel ( keluesan )
Sebelum ditemukannya PLC, setiap mesin mempunyai alat control /
pengendali tersendiri dimisalkan terdapat 15 buah mesin, maka alat
pengendali yang diperlukan juga terdapat 15 buah. Lain halnya sekarang
ini dengan adanya PLC maka untuk beberapa mesin hanya memerlukan
satu buah PLC saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2). Deteksi dan koreksi kesalahan lebih mudah
setelah desain program kontrol telah selesai di buat, kemudian
dimasukkan dalam PLC dengan cara memprogramnya, maka program
tersebut dapat dengan mudah diubah dengan menggunakan keyboard
hanya dalam beberapa menit saja. Setelah itu program kembali dapat
dijalankan. Jika masih terdapat kesalahan maka dapat dikoreksi dengan
menggunakan diagram tangga
(ladder diagram) sehingga koreksinya
dapat dengan segera dilakukan.
3). Harga relatif murah
Perkembangan teknologi memungkinkan untuk meningkatkan beberapa
fungsi dengan bentuk dan ukuran yang semakin kecil tentunya hal ini
juga menurunkan harga pembuatan yang mahal. Salah satu fungsi yang
sekarang
terus
ditingkatkan
adalah
modul
Input
/
Output
(masukan/keluaran).
4). Pengamatan visual ( visual observation )
Operasi PLC saat menjalankan program yang telah di buat dapat di lihat
dengan teliti dengan menggunakan layar komputer, sehingga ini sangat
memudahkan dalam
proses
pencarian, pengamatan, atau dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
pembenahan program. Dengan demikian proses pembenahan hanya
membutuhkan waktu yang relatif singkat.
5). Kecepatan operasi ( speed of operation )
Kecepatan operasi PLC sangat cepat. Kecepatan operasi ini adalah
mengaktifkan fungsi – fungsi logika hanya dalam waktu beberapa
milidetik,
dikarenakan
rangkaian
elektronik
sehingga
operasinya
sangatlah cepat, berlainan saat digunakan relai magnetic, yang
mempunyai kecepatan operasinya lebih lambat.
6). Dokumentasi mudah
Hasil program PLC dapat dicetak dengan mudah hanya dalam beberapa
menit saja bila dibutuhkan, sehingga dapat dengan mudah dalam
pencarian arsip gambar kontrol .
Selain terdapat banyak kelebihan terdapat pula pula beberapa kekurangan yang
dimiliki PLC yaitu:
1). Teknologi baru, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengubah sistem
konvensional yang telah ada.
2). Keadaan lingkungan. Untuk proses seperti pada lingkungan panas yang
tinggi, vibrasi yang tinggi penggunaannya kurang cocok, karena dapat merusak
PLC.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Gambar 2.16: Sistem Layout dan Hubungan PLC
2.2.2 Bagian – bagian Utama Dalam PLC
Dalam sistem PLC terdapat 4 ( empat ) komponen bagian utama, keempat
komponen bagian utama tersebut adalah[3] :
1).
Unit pemroses pusat ( CPU )
Sesuai dengan namanya unit ini merupakan tempat/alat digunakan
sebagai pusat pemrosessan semua instruksi – instruksi atau perintah –
perintah yang diberikan ke PLC. Untuk menyingkat penyebutannya,
kadang – kadang alat ini hanya disebut dengan prosesor. Pada unit ini
penyusun utama terdiri dari rangkaian – rangkaian elektronik yang rumit
dan kompleks. Saat suatu perintah diberikan ke unit ini, maka perintah itu
akan diterima, diterjemahkan, kemudian dipecahkan dalam kode –
kodenya, kemudian kode – kode diteruskan ke unit – unit lain sebagai
perintah untuk melaksanakan tugas yang diterimanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Keberadaan suatu chip mikroprosesor dipengaruhi unjuk kerjanya
pada kapasitas pemrosessan bit-nya dan juga oleh clock atau frekuensi
kerjanya. Suatu prosesor dengan kapasitas pemrosesan 8 bit, maka dapat
diandaikan bahwa prosesor tersebut mempunyai 8 jalur pintu masukan
sebagai penerima bit – bit instruksi.
Dalam CPU terdapat memori, memori adalah rencana pengendali
atau program yang dilakukan atau disimpan pada pengontrol. Informasi
yang disimpan dalam memori berhubungan dengan cara data input dan
output harus diproses. Kompleksitas program menentukan besarnya
memori yang diperlukan. Elemen memori menyimpan potongan
individual dari informasi yang disebut bits (binary digits).
Ukuran CPU sangat penting sesuai dengan internal memori yang
diperlukan
untuk
menjalankan
program.
Pengendalian
untuk
pengoperasian kecil hanya memerlukan unit PLC yang mempunyai
memori yang terbatas, sedangkan untuk pengoperasian yang besar tentu
saja dibutuhkan PLC yang mempunyai kemampuan penyimpanan memori
yang lebih besar dan juga memiliki fungsi yang lebih besar.
Memori dapat digolongkan menjadi dua kategori[2] : mudah
menguap (Volatile) dan tidak mudah menguap (Non volatile). Memori
yang mudah menguap akan kehilangan informasi yang disimpannya jika
daya yang mengoperasikan hilang atau lepas. Memori yang mudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
menguap, mudah diganti, dan sangat cocok untuk sebagian aplikasi
apabila didukung dengan baterei cadangan. Memori yang tidak mudah
menguap dapat menahan
informasi yang disimpan ketika daya
dihilangkan dengan tidak sengaja atau disengaja. PLC banyak
menggunakan jenis piranti memori yang mudah menguap (volatile
memory) yaitu memori yang akan kehilangan data yang tersimpan
didalamnya
pada
saat
catu
daya
dihilangkan
sehingga
untuk
mempertahankan isi data tersebut maka biasanya di pasang baterei
cadangan (back up baterey) dan tidak mudah menguap (non – volatile
memory) yaitu memori yang tidak mudah yang tidak akan kehilangan
datanya meskipun catu daya ke memori tidak ada. Dari dua kategori di
atas, terdapat beberapa paket memori.
(a). ROM (Read Only Memory)
ROM (Read Only Memory) adalah memori tak volatil yang digunakan
untuk menyimpan data secara permanen. Sistem operasi dasar disimpan
secara permanent dalam ROM (Read Only Memory / memori hanya
baca). Disebut memori hanya baca dan merupakan kategori memori yang
tidak menguap karena chip ini di rancang sehingga byte – byte yang
tersimpan tidak diubah dengan cara apapun. Kegunaan utama ROM
dalam CPU adalah untuk menyediakan suatu program yang disebut
monitor atau bug.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Sebuah ROM, misalnya program monitor atau pembangkit karakter yang
merupakan bagian penting dan banyak dipakai dalam perancangan
mikroprosesor, perlu dibuat pola programnya.
Gambar 2.17: Blok diagram CPU PLC
(b). RAM (Random Access Memory)
Untuk pemakaian pembuatan program perlu disimpan dalam memori
yang dapat diubah – ubah dan dihapus yang disebut Random Access
Memory (RAM) memori ini termasuk kategori memori yang mudah
menguap (Memori Volatil), dan disimpan secara tidak permanen, jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
catu daya masukannya hilang maka data dalam memori juga akan hilang
sehingga untuk menjaga data agar tidak hilang maka perlu dipasang
baterei pendukung (backup batterey).
(c). PROM (Programmable Read Only Memory )
PROM dapat berfungsi sama halnya dengan ROM tetapi PROM dapat
diprogram oleh pengguna maupun pabrik, namun sekali diprogram
PROM tidak dapat diubah lagi.
(d). EPROM (Erasable Read Only Memory)
Kerugian utama dari PROM tidak bisa diprogram ulang. Dengan
demikian kesalahan dalam program tidak bisa dibetulkan. EPROM
mengatasi persoalan ini. Pengguna dapat menghapus data yang telah
tersimpan dan mengubah programya, penghapusan program dapat
dilakukan dengan menyinari sel memori dengan sinar ultra ungu lewat
“jendela“ yang ada pada IC.
(e). EEPROM ( Electrical Erasable Read Only Memory )
Untuk jenis memori ini, isi dapat dihapus dan diprogram ulang di tempat
dengan menggunakan isyarat elektronis yang sesuai..
2).
Programmer / monitor
Programer / monitor merupakan suatu alat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan PLC. Dengan menggunakan programmer /
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
monitor memungkinkan pemakai untuk mengedit dan memonitor
program dengan terhubung ke unit prosesor dan akses ke memori.
Unit pemrograman berupa displai kristal cair LCD (liquid crystal
display) dan keybord terdiri dari kunci numerik, kunci perintah
pemrograman, dan kunci spesial yang di sebut Hand held Programer
atau keybord dan unit displai video[2]. Display video menawarkan
keuntungan penampilan logika dalam jumlah yang besar pada layer dan
penyederhanaan interpretasi program.
Gambar 2.18: Alat pemrograman
3).
Masukan dan keluaran PLC
Bagian masukan dan keluaran terdiri dari modul input dan output,
Sistem
Input/output
membentuk
interface
dengan
peranti
yang
dihubungkan pada pengontrol. Tujuan interface ini adalah untuk kondisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
berbagai sinyal yang di terima dari atau dikirimkan ke piranti external.
Piranti input seperti tombol – tekan, saklar pembatas (limit switch),
sensor, saklar pemilih dan tranduser – tranduser lain yang dihubungkan
keterminal pada modul input. Piranti output seperti motor kecil, starter
motor, keran solenoid dan lain – lain, piranti tersebut disebut sebagai
input output medan atau “ real world “ Istilah medan atau real world
digunakan untuk membedakan peranti external dengan program internal
yang meniru funfsi relai, timer, dan pencacah[2].
Gambar 2.19: Sistem Input / Output ( I/O )
Modul interface input menerima sinyal dari mesin atau piranti
proses (misalnya 120 Vac) dan mengubahnya menjadi sinyal (5 Vdc)
yang dapat digunakan pengontrol. Modul interface output mengubah
sinyal (misalnya 5 V dc) menjadi sinyal eksternal (misalnya 120 V ac)
yang digunakan untuk mengendalikan mesin atau proses. Ada banyak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
jenis input dan output yang dapat dihubungkan pada pengontrol yang
dapat di program, dan dapat dibagi menjadi dua grup: digital (juga disebut
diskrit) dan analogi, tabel 2.1 dan 2.2 menunjukkan berbagai jenis
masukan dan keluaran yang dapat di hubungkan dengan PLC.
Tabel 2. 1. Jenis Masukan dan Tranduser
NO
1
2
3
4
5
6
7
Tranduser
Saklar / Tombol/tekan / Push button
Saklar batas / limit switch
Saklar aliran
Saklar tekanan
Thermo couple
Strain gage
Thermistor
Besaran
Gerakan posisi
Gerakan posisi
Gerakan aliran
Gerakan tekanan
Temparatur
Tekanan / Gerakan
Temperature
Tabel 2. 2 . Jenis Keluaran
NO
1
2
3
4
5
6
Keluaran
Relay
Kontaktor
Lampu
Elektrovalve
Buzzer
Alat ukur
Besaran
Kontak bebas
Kontak bebas
Cahaya
Gerak magnet
Bunyi
Tampilan
Tiap modul I/O diberi daya oleh sumber tegangan suplai – medan.
Karena tegangan tersebut dapat berbeda magnitude maupun jenis, maka
modul I/O dapat dijumpai pada berbagai batas kerja tegangan dan arus ac
dan dc. Kedua tegangan dan arus harus cocok dengan persaratan listrik
dari sistem yang dihubungkan. Ada 4, 8, 12, 16 dan 32 terminal per
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
modul. Pemanufaktur PLC membuat modul input dan output yang
beraneka ragam.
Sinyal dihubungkan pada PLC melalui modul input. Modul input
melakukan empat tugas pada sistem pengendali PLC :

Merasakan sinyal yang diterima dari sensor pada mesin.

Mengubah sinyal input menjadi level tegangan yang betul pada plc
tertentu.

Mengisolasi PLC dari fluktuasi pada tegangan atau arus sinyal.

Memilih sinyal ke PLC yang menunjukkan sensor mana yang memulai
sinyal.
(a). Diagram Blok
(b). Diagram Pengawatan
Gambar 2.20: Modul Input Antar muka Arus Bolak – Balik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Gambar diatas menunjukan diagram block dan pengawatan yang
disederhanakan untuk dua input interface ac. Rangkaian input disusun
oleh dua bagian pokok : bagian daya dan logika . Bagian daya dan bagian
logika biasanya di rangkai bersama – sama dengan suatu rangkaian, yang
secara listrik memisahkan keduanya. Jika ada masukan misalnya sebuah
tombol yang ditekan maka tegangan ac masuk pada penyearah dan
menghasilkan tegangan level rendah , yang diberikan pada led dan
isolator optis. Diode zener mengatur level minimum tegangan yang dapat
dideteksi. Ketika sinar LED mengenai transistor foto, sinar itu akan
berubah kedalam konduksi, dan status tombol – tekan dikomunikasikan
dengan logika atau tegangan dc level rendah ke prosesor. Isolator optik
tidak hanya memisahkan tegangan input ac tinggi dari rangkaian logika,
tetapi juga mencegah kerusakan pada prosesor karena tegangan kejut
(transient).
Modul interface dari kontrol yang dapat diprogram bertindak
sebagai saklar dari suplay daya pemakai untuk mengoperasikan output.
Output yang paling sering digunakan untuk menghubungkan daya pada
beban dalam pengontrol yang dapat diprogram yaitu :
 Relai untuk beban ac dan dc
 Triac untuk beban ac saja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
 Transistor untuk beban dc saja
( a ) Diagram Blok
( b ) Diagram Pengawatan
Gambar 2.21: Modul Output Antar Muka Arus Bolak – Balik
2.3
Perangkat lunak dan dasar dasar pemrograman PLC
2.3.1 Perangkat lunak PLC
Perangkat keras PLC tidak akan dapat berbuat apa – apa tanpa adanya
perangkat lunak. Teknologi canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila
instruksi – instruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi – instruksi
tersebut disebut dengan perangkat lunak ( software ) [4]. Instruksi – instruksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat
keras PLC misalnya kontaktor, relay, DLL.
Gambar 2.22: Contoh Perangkat Lunak PLC
Setiap merek PLC mempunyai software pemrograman yang berbeda
sesuai dengan yang dibuat oleh pabrik pembuat PLC tersebut, namun bahasa
program yang digunakan rata – rata mempunyai bentuk yang hampir sama
yaitu menggunakan bahasa tangga ( ladder diagram ). Gambar 2.8 merupakan
contoh perangkat lunak PLC dari IDEC yang digunakan untuk pemrograman
pada PLC tipe FC5A – D32K3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
2.3.2 Dasar – dasar pemrograman PLC
Pada PLC diagram kontrol dinamakan dengan diagram tangga (leader).
Dinamakan diagram tangga dikarenakan bentuknya menyerupai tangga
(bersusun seperti tangga)[3]. Logika relai tangga adalah bahasa pemrograman
grafik yang dirancang untuk mewakili sedekat penampakan sistem relai yang
diberi pengawatan.
Bahasa diagram tangga pada dasarnya adalah perangkat simbol dari
perintah yang digunakan untuk menciptakan program pengontrol. Simbol
perintah tangga tersebut disusun untuk memperoleh logika kontrol yang
diinginkan yang di edit pada memori PLC, bahasa diagram tangga juga disebut
sebagai simbologi kontak. Gambar – gambar contoh diagram tangga selanjutnya
merupakan contoh dari perangkat lunak pemrograman dari PLC IDEC tipe
FC5A – D32K3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Gambar 2.23: Contoh Pemrograman dengan Diagram Tangga
Fungsi utama diagram logika tangga adalah mengontrol output
didasarkan pada kondisi input (masukan) kontrol ini dicapai melalui
penggunaan anak tangga . untuk melengkapi entri dari perintah jenis relay,
anda harus memberikan
bilangan alamat
padanya. Bilangan alamat
menunjukan input PLC yang dihubungkan pada alat input dan output PLC yang
akan menggerakkan alat output.
Dalam mendisain suatu program menggunakan plc harus tahu
gambaran dari sistem yang akan dirancang, flow chart berikut menggambarkan
bagimana sistematika dalm mendisain suatu sistem menggunakan PLC:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Gambar 2.24: Flowchart Pendekatan Sistematis Disain Dengan PLC
2.4
Teori komponen
2.4.1 Kontaktor Magnetis
Kontaktor magnetis sama dalam operasinya dengan relay, untuk relay
digunakan untuk tugas pilot pada rangkaian kontrol sebab kontak – kontak
tersebut dimaksudkan untuk memutuskan arus yang kecil sedang kontaktor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik seperti
beban lampu, pemanas, transformator, kapasitor dan motor listrik.
Gambar 2.25: Kontaktor magnetis
Kumparan kontaktor dibuat untuk beroperasi di atas kisaran 80 sampai
110 % untuk ukuran kerja tegangan ac atau dc, untuk kontaktor yang bekerja
pada arus
bolak – balik harus di pasang kumparan bayangan untuk
mengurangi getaran dan kerusakan, kutub bayangan ini membentuk penarikan
magnet pembantu yang berbeda fase dengan medan magnet utama, dan cukup
kuat untuk menahan jangkar meskipun medan magnet utama mencapai nilai nol
pada gelombang sinus.
2.4.2 Saklar Tekan (push button switch)
Saklar merupakan suatu komponen elektronik yang bekerja secara
mekanik. Saklar berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan suatu
rangkaian dengan rangkaian lainnya. Sedangkan pada saklar tekan rangkaian
akan terhubung atau terputus apabila saklar ditekan dan apabila dilepas maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
hubungan rangkaian akan kembali seperti semula. Berdasarkan prinsip kerjanya
saklar tekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Normally Close
b. Normally Open
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
a. Saklar tekan Normally Close
b. Saklar tekan Normally Open
Gambar 2.26: Saklar Tekan
2.4.3 Relay
Sebuah kawat yang lurus bila dialiri arus listrik maka disekelilingnya
akan timbul medan magnet, untuk memusatkan medan magnet yang dihasilkan
oleh arus yang mengalir pada kawat itu maka kawat harus digulung atau dililit
melingkar [5].
Dengan cara demikian medan magnet disekeliling kawat yang dililit
melingkar itu akan saling menambah sehingga menghasilkan medan magnet
yang kuat pada ujung-ujung kumparan, elektromagnet semacam ini disebut
solenoid. Bila kumparan dialirkan arus dengan arah
yang tetap maka kutub
magnet yang dihasilkan akan tetap, bila arus bolak-balik yang mengalir pada
kumparan maka kutub magnet juga akan bolak-balik sesuai dengan arah
arusnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Sebagai inti dari kumparan biasanya berupa gulungan kertas, plastik dan
besi lunak. Untuk mendapatkan magnet yang kuat inti dari gulungan sebaiknya
adalah dari besi lunak.
Gambar 2.27: Jenis Konstruksi Relay
Pada dasarnya relai terdiri dari sebuah lilitan kawat tembaga (kumparan)
yang terlilit darisuatu inti yang berasal dari besi lunak. Kalau kumparan dialiri
arus listrik, maka besi lunak berubah menjadi magnet. Hal ini akan menolak
suatu lidah (pegas) dan lidah pin terlepas. Suatu sontoh konstruksi relay seperti
pada gambar 2.25.
Kalau kumparan dialiri arus maka inti menjadi magnet. Inti ini menarik
jangkar sehingga kontak A dan C terputus (terbuka). Kontak B dan C menutup.
Jenis relay semacam ini dinamakan relay kontak tukar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2.4.4 Limit Switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar
Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas
penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup
tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu
sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan
mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai
sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch
ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 2.28: Limit Switch
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download