kajian sifat listrik membran telur terhadap

advertisement
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Perlakuan Pasif untuk Tegangan
Membran
1.1 Tinjauan
Perlakuan
Variasi
Konsentrasi
Gambar 11 memperlihatkan grafik
tegangan membran telur terhadap variasi
konsentrasi larutan eksternal untuk larutan
NaCl,
MgCl2
dan AlCl3. Pengaruh
penambahan konsentrasi larutan eksternal
memperlihatkan meningkatnya tegangan
membran. Semakin besar konsentrasi larutan
eksternal maka tegangan membran juga
semakin meningkat. Variasi konsentrasi
larutan eksternal menentukan jumlah ion
dalam larutan tersebut, semakin besar
konsentrasinya maka semakin banyak
kuantitas ion yang ada dalam larutan tersebut.
Konsentrasi larutan mempengaruhi mobilitas
ion dan secara tidak langsung memberikan
efek pada pengukuran tegangan membran.
Berdasarkan persamaan (23) dan (24),
beda tegangan dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi ion. Tiap-tiap ion memiliki
kemampuan yang berbeda untuk dapat
menembus pori-pori membran. Penambahan
konsentrasi larutan menyebabkan beda
tegangan membran meningkat. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa untuk
larutan NaCl, MgCl2 dan AlCl3, besarnya
tegangan membran dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi larutan. Hal ini terlihat dari grafik
tegangan yang meningkat seiring dengan
peningkatan konsentrasi larutan eksternal.
Hasil pengukuran tegangan pada berbagai
konsentrasi larutan ini secara tidak langsung
dapat menunjukkan fenomena transport ion
yang melewati membran. Dalam kasus ini
fenomena transport ion yang melewati
membran
dipengaruhi
oleh
besarnya
konsentrasi ion pembawa dalam larutan
0,12
0,10
Tegangan (Volt)
1.2 Tinjauan Perlakuan Variasi Suhu
Hubungan tegangan terhadap variasi suhu
untuk masing-masing larutan NaCl, MgCl2
dan AlCl3 secara umum meningkat seiring
dengan
meningkatnya
suhu
larutan.
Gambar 12 menunjukkan grafik tegangan
terhadap suhu larutan. Pada semua suhu,
tegangan membran untuk lautan AlCl3 lebih
besar dibandingkan MgCl2 dan NaCl.
Mekanisme transport ion melalui pori
membran adalah model yang tepat untuk
analisa pengaruh suhu terhadap perubahan
pori-pori dan energi barier membran.
Besarnya pori-pori dan energi barier
membran menunjukkan karakteristik dari
membran yang digunakan.
Peningkatan suhu larutan eksternal
menyebabkan semakin banyaknya ion-ion dan
elektron yang bergerak cepat melewati pori
membran. Pergerakan ion-ion ini disebabkan
karena adanya energi kinetik dari ion-ion
dalam larutan tersebut, sehingga semakin
banyak arus yang mengalir melewati
membran. Adanya arus yang mengalir
melewati membran mengakibatkan tegangan
membran yang terukur juga meningkat.
Peningkatan suhu juga mengakibatkan ukuran
pori membran berubah, sehingga ion-ion dan
elektron lebih mudah melewati membran,
yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
hasil tegangan yang diukur.
0,16
0,14
0,12
Tegangan (Volt)
1.
elektrolit. Semakin besar konsentrasi larutan
eksternal membran maka transport ion yang
terjadi
juga
semakin
meningkat.
Meningkatnya transport ion yang melewati
membran
menyebabkan
meningkatnya
tegangan membran yang terukur.
0,10
0,08
0,06
0,04
0,08
0,02
0,06
0,00
30
40
0,04
50
60
70
80
90
Suhu ( 0C)
NaCl
MgCl2
AlCl3
0,02
0,00
0,1
1
Konsentrasi (m M)
NaCl
MgCl2
10
100
AlCl3
Gambar 11. Hubungan Tegangan Membran
pada
Berbagai
Konsentrasi
Larutan NaCl, MgCl2 dan AlCl3
pada Suhu Ruang
Gambar 12. Hubungan Tegangan Membran
terhadap Variasi Suhu pada
Konsentrasi 100 mM Larutan
NaCl, MgCl2 dan AlCl3
10
35,0
0,12
31,5
28,0
24,5
Konduktansi (μs)
Tegangan (Volt)
0,10
0,08
0,06
0,04
21,0
17,5
14,0
10,5
7,0
3,5
0,02
0,0
0,00
0,1
1
0,1 mM
2
Valensi Ion
10 mM
1
Konsentrasi (m M)
3
NaCl
MgCl2
10
100
AlCl3
100 mM
Gambar 13. Hubungan Tegangan Membran
terhadap Valensi Ion Na+, Mg2+
dan Al3+
1.3 Tinjauan Valensi Ion
Jenis valensi ion ditentukan oleh jenis
larutan elektrolit eksternal. Variasi valensi
ion yang digunakan pada penelitian ini adalah
Na+Cl-, Mg2+Cl- dan Al3+Cl- yang merupakan
larutan elektrolit kuat dan mewakili valensi 1,
2 dan 3. Pemberian variasi valensi ion
ternyata berpengaruh terhadap pengukuran
tegangan membran. Gambar 13 menunjukkan
hubungan tegangan terhadap variasi valensi
ion. Berdasarkan grafik tersebut terlihat
bahwa semakin besar valensi ion larutan
eksternal akan meningkatkan nilai tegangan
membran yang terukur. Hal ini disebabkan
karena semakin besar ukuran jari-jari ion
maka semakin jauh jaraknya dari inti ke
elektron terluar yang akan menghasilkan
potensial
ionisasi
rendah.
Rendahnya
potensial ionisasi menyebabkan kemampuan
ion untuk melewati membran semakin kecil.
Fenomena transport ion berdasarkan valensi
ion ditunjukkan dari hasil pengukuran
tegangan yang semakin meningkat dengan
semakin besarnya valensi ion larutan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran
jari-jari ion maka kemampuan ion tersebut
melewati membran lebih mudah.
2. Konduktansi Membran
2.1 Tinjauan
Perlakuan
Variasi
Konsentrasi
Seperti halnya pada pengukuran tegangan
membran, pengukuran konduktansi membran
meningkat
dengan
semakin
besarnya
konsentrasi
larutan
eksternal.
Variasi
konsentrasi larutan elektrolit eksternal
menentukan jumlah ion dalam larutan
tersebut. Semakin besar konsentrasinya maka
semakin banyak jumlah kuantitas ion dalam
larutan. Konsentrasi larutan mempengaruhi
mobilitas ion dan secara tidak langsung
mempengaruhi
karakteristik konduktansi
Gambar 14. Hubungan
Konduktansi
Membran
pada
Berbagai
Konsentrasi
Larutan
NaCl,
MgCl2 dan AlCl3 pada Suhu
Ruang
membran yang digunakan. Konduktansi
merupakan salah satu sifat listrik yang
menunjukkan tingkat aliran ion yang melintasi
membran.
Berdasarkan Gambar 14 terlihat bahwa
Konduktansi membran meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi larutan eksternal.
Besarnya konduktansi membran pada larutan
AlCl3 lebih besar daripada MgCl2 dan NaCl.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya faktor
valensi yang berpengaruh terhadap nilai
konduktansi membran yang terukur. Nilai
konduktansi membran yang semakin besar
menunjukkan bahwa ion yang mampu
melewati membran semakin banyak, namun
juga menyatakan bahwa jumlah ion yang
terhalang oleh membran semakin banyak pula.
Gambar 14 memperlihatkan hasil pengukuran
konduktansi AlCl3 tidak berbeda jauh dengan
MgCl2. Hal ini menandakan bahwa ion Al3+
yang ukuran jari-jari ionnya lebih kecil dari
Na+ dan Mg2+ telah terhalang untuk melewati
membran.
2.2 Tinjauan Perlakuan Variasi Suhu
Hubungan konduktansi membran terhadap
suhu ditunjukkan dalam bentuk grafik plot
lnG terhadap 1/T yang cenderung linier
dengan kemiringan negatif (Gambar 15.1).
Gambar 15.1 yang cenderung linier dengan
kemiringan negatif menunjukkan adanya
korelasi antara nilai konduktansi terhadap
suhu dan kemungkinan besar berpengaruh
terhadap mekanisme transport ion yang
melewati membran. Berdasarkan Gambar
15.2 terlihat bahwa kemiringan grafik lnG
terhadap 1/T untuk larutan NaCl relatif lebih
linier dibandingkan larutan MgCl2 dan AlCl3.
Semakin tinggi suhu maka aliran ion-ion
semakin cepat. Nilai konduktansi membran
merupakan fungsi eksponensial dari suhu
11
-8,0
0,0027
0,0028
0,0029
0,0030
0,0031
0,0032
0,0033
-9,5
ln G
-11,0
-12,5
-14,0
-15,5
1/T (K-1)
0,1 mM
10 mM
Linear (0,1 mM)
Linear (10 mM)
0,2 mM
50 mM
Linear (0,2 mM)
Linear (50 mM)
1 mM
100 mM
Linear (1 mM)
Linear (100 mM)
Gambar 15.1 Hubungan lnG terhadap 1/T
pada Larutan NaCl untuk 6
Macam Konsentrasi dalam
Range suhu (30-90) 0C
-8,0
0,0027
0,0028
0,0029
0,0030
0,0031
0,0032
0,0033
-9,5
ln G
-11,0
-12,5
-14,0
diikuti
dengan
meningkatnya
nilai
konduktansi.
Ditinjau dari segi pori membran,
kemampuan membran untuk mempertahankan
bentuk pori-porinya semakin berkurang
seiring dengan peningkatan suhu. Sehingga
arus yang dibawa ion-ion semakin mudah
untuk melewati membran. Besarnya aliran
arus akan meningkatkan nilai konduktansi
membran.
2.3 Tinjauan Valensi Ion
Pada suhu ruang, konduktansi membran
untuk larutan AlCl3 lebih besar daripada
MgCl2 dan NaCl. Berdasarkan Gambar 16,
larutan AlCl3 memiliki konduktansi yang
lebih besar daripada MgCl2 dan NaCl karena
muatan ion negatif yang dilepaskan AlCl3
lebih banyak. Dalam satu proses disosiasi
AlCl3 melepaskan tiga buah ion Cl- sedangkan
MgCl2 melepaskan dua buah ion Cl- dan NaCl
melepaskan satu buah ion Cl-. Adapun reaksi
dissosiasinya sebagai berikut:
-15,5
1/T (K-1)
MgCl2
Linear (MgCl2)
AlCl3
Linear (AlCl3)
Gambar 15.2 Hubungan lnG terhadap 1/T
untuk Konsentrasi 50 mM
Larutan NaCl, MgCl2 dan
AlCl3
sehingga
peningkatan suhu secara tidak
langsung
mempengaruhi
karakteristik
membran yang digunakan, dimana pada
penelitian ini digunakan membran telur.
Fenomena transport ion yang melewati
membran dapat dianalisa dari pengukuran
konduktansi pada variasi suhu larutan, dimana
kemiringan grafik lnG terhadap 1/T
merupakan besarnya energi barier membran
yang selanjutnya dapat menentukan ukuran
pori-pori membran yang menunjukkan
karakteristik
membran.
Namun
pada
penelitian ini hanya dikaji fenomena transport
membran dari pengaruh suhu terhadap nilai
konduktansi membran.
Peningkatan nilai konduktansi karena
penambahan suhu dapat disebabkan beberapa
faktor, antara lain fenomena larutan. Saat suhu
dinaikkan maka akan ada tambahan energi
kinetik dari panas yang diberikan. Hal ini
akan mengakibatkan ion-ion dan elektron
mudah
bergerak
sehingga
energinya
bertambah besar. Dengan semakin banyaknya
ion-ion yang bergerak maka semakin banyak
arus yang dibawa, akibatnya aliran arus yang
melewati membran akan meningkat yang
Al3+ + 3 ClMg2+ + 2 ClNa+ +
Cl-
(25)
Semakin besar suatu larutan melepaskan
elektron berarti semakin banyak energi yang
dibebaskan ion untuk dapat melewati
membran.
Elektron
yang
dilepaskan
mempermudah aliran arus yang melewati
membran. Semakin besarnya energi yang
dihasilkan maka arus yang muncul juga
semakin besar. Besarnya arus menyebabkan
semakin besarnya nilai konduktansi membran
yang diukur.
32
28
Konduktansi (μs)
NaCl
Linear (NaCl)
AlCl3
MgCl2
NaCl
24
20
16
12
8
4
0
1
0,1 mM
2
Valensi Ion
10 mM
3
100 mM
Gambar 16. Hubungan
Konduktansi
Membran terhadap Valensi Ion
Na+, Mg2+ dan Al3+
12
60
84
72
Konduktansi (μs)
Arus (μA)
50
40
30
20
60
48
10
0
Tegangan (Volt)
36
-10 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-20
24
12
-30
-40
0
1
10
NaCl
100
1000
Frekuensi (Hz)
MgCl2
10000
-50
-60
100000
AlCl3
0,1 mM
0,2 mM
Gambar 17. Hubungan
Konduktansi
Membran
terhadap
Variasi
Frekuensi pada Konsentrasi 100
mM Larutan NaCl, MgCl2 dan
AlCl3
3. Karakteristik Arus-Tegangan Membran
3.1 Tinjauan
Perlakuan
Variasi
Konsentrasi
Gambar 18 menunjukkan grafik I-V
terhadap konsentrasi larutan elektrolit NaCl,
MgCl2 dan AlCl3. Dari gambar dibawah ini
terlihat bahwa I-V membran telur mendekati
linier. I-V membran meningkat dengan
semakin
besarnya konsentrasi larutan
eksternal. Ini menandakan bahwa grafik
tersebut bersifat ohmik. Kemiringan grafik I-V
dapat menyatakan nilai konduktansi. Dengan
demikian
semakin
meningkatnya
I-V
membran juga menyebabkan konduktansi
meningkat terhadap konsentrasi larutan. Hal
ini dapat dikorelasikan dengan pengukuran
konduktansi langsung menggunakan LCR
meter yang telah dibahas diatas. Berdasarkan
hasil pengukuran konduktansi dengan LCR
meter menyatakan bahwa
konduktansi
10 mM
50 mM
100 mM
(a)
60 Arus (μA)
50
40
30
20
10
Tegangan (Volt)
. 2.4Tinjauan Pengaruh Frekuensi Arus
Eksternal
Frekuensi yang digunakan pada penelitian
ini termasuk kedalam frekuensi audiosonik.
Penggunaan
frekuensi
audiosonik
dimaksudkan agar gangguan dari gelombang
suara dapat diketahui. Selain itu pada daerah
frekuensi ini alat ukur yang digunakan masih
bekerja dengan baik.
Gambar
17
menunjukkan
adanya
pemberian frekuensi menyebabkan pergerakan
ion-ion di dalam larutan semakin cepat.
Semakin
cepatnya
pergerakan
ion
menghasilkan semakin cepatnya aliran arus
yang melewati membran. Hal inilah yang
menyebabkan semakin meningkatnya nilai
konduktansi membran seiring dengan
meningkatnya frekuensi yang diberikan.
Sehingga pemberian sumber frekuensi juga
berpengaruh pada meningkatnya mekanisme
transport ion yang melintasi membran
1 mM
0
-10 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-20
-30
-40
-50
-60
0,1 mM
0,2 mM
1 mM
10 mM
50 mM
100 mM
(b)
60
Arus (μA)
50
40
30
20
10
Tegangan (Volt)
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-10 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-20
-30
-40
-50
-60
0,1 mM
0,2 mM
1 mM
10 mM
50 mM
100 mM
(c)
Gambar 18. Hubungan Karakteristik I-V
Membran terhadap Konsentrasi
Larutan (a) NaCl, (b) MgCl2 dan
(c) AlCl3 pada Suhu Ruang
meningkat
dengan
semakin
besarnya
konsentrasi larutan eksternal. Hal ini juga
sesuai dari hasil kemiringan grafik I-V yang
juga menyatakan nilai konduktansi meningkat
dengan meningkatnya konsentrasi larutan.
3.2 Tinjauan Perlakuan Variasi Suhu
Secara umum karakteristik I-V membran
telur pada berbagai variasi suhu untuk larutan
NaCl, MgCl2 dan AlCl3 mendekati linier.
Adanya
perubahan
suhu
larutan
mengakibatkan kemiringan grafik I-V
bergeser searah dengan kenaikan suhu. Dari
Gambar 19, terlihat bahwa pengaruh suhu
pada konsentrasi NaCl 0,1 mM dan 10 mM
tidak memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap aliran arus. Pengaruh pemberian
13
600 Arus (μA)
150
400
100
50
200
Tegangan (Volt)
Tegangan (Volt)
0
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-200
-50
-400
-100
-150
-600
suhu 30
suhu 40
suhu 50
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
suhu 30
suhu 40
suhu 50
(a)
600
suhu 70
suhu 80
suhu 90
(a)
Arus (μA)
Arus (μA)
100
50
200
Tegangan (Volt)
Tegangan (Volt)
0
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-200
-50
-400
-100
-150
-600
suhu 40
suhu 50
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
suhu 30
suhu 40
suhu 50
(b)
600
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
(b)
150
Arus (μA)
400
Arus (μA)
100
200
50
Tegangan (Volt)
Tegangan (Volt)
0
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-200
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-50
-400
-100
-600
suhu 30
suhu 60
150
400
suhu 30
Arus (μA)
suhu 40
suhu 50
-150
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
suhu 30
suhu 40
suhu 50
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
(c)
Gambar 19. Hubungan Karakteristik I-V
Membran terhadap Variasi Suhu
pada Larutan NaCl (a) 0,1 mM,
(b) 10 mM dan (c) 100 mM
(c)
Gambar 20. Hubungan Karakteristik I-V
Membran terhadap Variasi Suhu
pada Larutan MgCl2 (a) 0,1 mM,
(b) 10 mM dan (c) 100 mM
suhu baru terlihat pada konsentrasi 100 mM.
Dimana terlihat bahwa semakin tinggi suhu
maka kemiringan grafik I-V juga meningkat.
Untuk larutan MgCl2 dan AgCl3 terlihat
bahwa pengaruh suhu terhadap kenaikan
kemiringan grafik I-V terlihat pada
konsentrasi 10 mM dan 100 mM (Gambar 20
dan Gambar 21). Kemiringan grafik I-V juga
menandakan nilai konduktansi. Dengan
demikian, peningkatan suhu menyebabkan
naiknya kemiringan grafik I-V yang juga
berarti kenaikan nilai konduktansi. Korelasi
kemiringan grafik I-V dengan nilai
konduktansi yang diukur menggunakan LCR
meter pada variasi suhu mengalami
kemiripan. Fenomena transport keduanya
menunjukkan bahwa kenaikan suhu larutan
menyebabkan kemampuan larutan untuk
berdisosiasi semakin besar, sehingga semakin
banyak ion-ion dan elektron yang dilepas.
Semakin banyaknya ion-ion yang terlepas
maka semakin banyak arus yang dibawanya.
Akibatnya aliran arus yang melewati
membran
meningkat.
Aliran
arus
mempengaruhi besar nilai konduktansi
membran, sehingga konduktansi membran
juga meningkat.
3.3 Tinjauan Model Membran dari
Rangkaian RC
Membran telur dapat dimodelkan sebagai
rangkaian elektronik antara resistor dan
kapasitor (RC) yang tersusun paralel.
Berdasarkan pengukuran karakteristik I-V
pada rangkaian RC menunjukkan bahwa
14
1000
300
Arus (μA)
Arus (μA)
800
200
600
400
100
200
Tegangan (Volt)
Tegangan (Volt)
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-200 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-400
-100
-600
-200
-800
-1000
suhu 30
suhu 40
suhu 50
suhu 60
suhu 70
suhu 80
-300
suhu 90
(R 4000 ohm) (C 20 pF)
(a)
1000
(R 1000000 ohm) (C 4700 mikroF)
Gambar 22. Karakteristik I-V Rangkaian RC
yang Tersusun Paralel
Arus (μA)
800
600
400
200
Tegangan (Volt)
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-200 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-400
-600
menentukan nilai dari resistansi dan
konduktansi membran yang digunakan. Nilai
resistansi dan konduktansi yang diperoleh
nantinya dapat menunjukkan fenomena
transport ion yang melewati membran telur.
-800
-1000
suhu 30
suhu 40
suhu 50
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
KESIMPULAN DAN SARAN
(b)
1000
Arus (μA)
800
600
400
200
Tegangan (Volt)
0
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-200 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
-400
-600
-800
-1000
suhu 30
suhu 40
suhu 50
suhu 60
suhu 70
suhu 80
suhu 90
(c)
Gambar 21. Hubungan Karakteristik I-V
Membran terhadap Variasi Suhu
pada Larutan AlCl3 (a) 0,1 mM,
(b) 10 mM dan (c) 100 mM
adanya korelasi yang sama dengan hasil
pengukuran Karakteristik I-V membran telur.
Gambar
22
memperlihatkan
bahwa
Kemiringan I-V dari rangkaian RC yang
terukur mendekati linier. Dari hasil
pengukuran tersebut maka membran telur
yang digunakan dapat dimodelkan seperti
rangkaian RC yang tersusun paralel.
Membran sel dapat ditunjukkan sebagai
sebuah resistor, sedangkan pemukaan
membran dengan cairan intraselular dan
ekstraselular berperan seperti sebuah kapasitor
yang terpisah sejauh 5 nm [23]. Dari hasil
pemodelan membran dengan menggunakan
rangkaian RC memberikan kontribusi yang
nyata tentang mekanisme transport ion yang
mungkin untuk melewati membran telur.
Pemodelan
membran
tersebut
dapat
Kesimpulan
Mekanisme transport ion yang melewati
membran telur dapat dikaji melalui
pengukuran tegangan, konduktansi dan
karakteristik
Arus-Tegangan.
Pengaruh
konsentrasi, suhu, frekuensi dan valensi ion
ternyata mempengaruhi mekanisme transport
yag terjadi. Semakin tinggi konsentrasi larutan
elektrolit maka semakin besar tegangan dan
konduktansi listrik membran telur. Semakin
tinggi suhu maka semakin besar tegangan dan
konduktansi listrik membran telur dalam
larutan elektrolit. Semakin besar frekuensi
maka semakin besar konduktansi listrik
membran telur. Karakteristik Arus-Tegangan
membran telur mendekati sifat ohmik.
Konsentrasi dan suhu berpengaruh pada
karakteristik Arus-Tegangan membran telur
dalam larutan elektrolit. Semakin tinggi
konsentrasi dan suhu larutan elektrolit maka
gradien Arus-Tegangan membran telur
meningkat. Membran telur yang digunakan
dapat
dimodelkan
sebagai
rangkaian
elektronik antara resistor dan kapasitor (RC)
yang tersusun paralel.
Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memperbaiki kinerja alat yang digunakan.
Perbaikan pada chamber membran agar posisi
elektroda lebih stabil sehingga hasil
pengukuran lebih akurat. Penggunaan larutan
analis agar hasil pengukuran akurat. Penelitian
lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui
ukuran pori-pori membran dan muatan
Download