Nama : Nurma Ika Agustin NIM : 151600080 Kelas : Akuntansi 2015-B LEMBAR JAWABAN UTS 1. KURVA LORENZ Kurva Lorenz merupakan metode yang lazim digunakan untuk menganalisis statistik pendapatan perorangan. Kurva Lorenz menunjukkan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk dan persentase pendapatan yang mereka terima. Bentuk Kurva Lorenz, sebagai berikut : Jumlah penerima pendapatan diyatakan pada sumbu horizontal, tidak dalam arti absolute melainkan dalam presentase kumulatif. Misalnya, pada titik 20 kita mendapati populasi terendah (penduduk yang piling miskin) yang jumlahnya meliputi 20% dari jumlah total penduduk. Pada titik 60 terdapat 60% kelompok bawah, demikian seterusnya samapi pada sumbu paling ujung yang meliputi 100% atau seluruh populasi atau jumlah penduduk. Sedangkan sumbu vertikal menyatakan bahwa dari pendapatan total yang diminta oleh masing-masing presentase kelompok penduduk tersebut. Sumbu terebut juga berakhir pada titik 100%, sehingga itu berarti bahwa kedua sumbu (vertikal dan horizontal) sama panjangnya. Gambar ini secara keseluruhan berbentuk bujur sangkar, dan dibelah oleh sebuah garis diagonal yang ditarik dari titik nol pada sudut kiri bawah (titik asal) menuju ke sudut kanan atas. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal (yang merupakan garis pemerataan sempurna), maka semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. Semakin parah tingkat ketidakmerataan atau ketimpangan distribusi pendapatan disuatu Negara, maka bentuk kurva Lorenznya pun akan semakin melengkung mendekati sumbu horizontal bagian bawah. Berikut adalah kurva Lorenz yang distribusi relative merata dan distribusi relative tidak merata : KOEFISIEN GINI Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Dalam ilmu Ekonomi Industri, Koefisien Gini juga dapat dipergunakan untuk melihat konsentrasi pasar. 2. Pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam suatu perekonomian sebagai berikut: Upah dan gaji Rp 15.000.000,Sewa tanah Rp 9.250.000,Konsumsi Rp 18.000.000,Pengeluaran pemerintah Rp 14.000.000,Bunga Modal Rp 3.500.000,Keuntungan Rp 12.000.000,Investasi Rp 4.500.000,Ekspor Rp 12.500.000,Impor Rp 7.250.000,Tentukan pendapatan nasional, melalui pendekatan pendapatan (Y = R + W + I + P) dan pendekatan pengeluaran (Y = C + G + I + (X – M))! a. Pendekatan pendapatan : R (rent/sewa) : Rp 9.250.000,W (wage/upah) : Rp 15.000.000,I (interest / bunga) : Rp 3.500.000,P (profit / keuntungan) : Rp 12.000.000,Y = R+W+I+P Y = 9.250.000 + 15.000.000 + 3.500.000 + 12.000.000 Y = 39.750.000 Jadi, pendapatan nasional melalui pendekatan pendapatan sebesar Rp 39.750.000,b. Pendekatan pengeluaran : C (consumsi / konsumsi) : Rp. 18.000.000,G (government / pengeluaran pemerintah) : Rp 14.000.000,I (investasi) : Rp 4.500.000,X (ekspor) : Rp 12.500.000,M (impor) : Rp 7.250.000,Y = C + G + I + (X – M) Y = 18.000.000 + 14.000.000 + 4.500.000 + (12.500.000 – 7.250.000) Y = 36.500.000 + 5.250.000 Y = 41.750.000 Jadi, pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran sebesar Rp 41.750.000,3. (Narasi dari artikel Dosen Universitas Negeri Yogyakarta tentang pendapatan nasional) PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA INVASI AMERIKA SERIKAT KE IRAK Sepekan sebelum terjadinya serangan Amerika Serikat ke Irak sekitar tanggal 13 Maret 2003, bursa saham jatuh bangun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan aktivitas bursa perdagangan turun drastis yaitu sebesar 1,48 % pada tanggal 17 Maret yaitu ditutup pada posisi 382,149. Demikian juga dipasar uang, permintaan akan dollar sempat naik sehingga untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah BI pun sempat menaikkan suku bunga SBI, sehingga keterpurukan rupiah terhenti. Namun, sejak ketegangan antara Amerika Serikat dan Irak pada tanggal 20 Maret 2003, dan timbul kekhawatiran pecah perang, maka harga minyak pun mengalami kenaikan sampai 30 US $ per barel, beberapa waktu kemudian setelah pecah perang harga minyak mengalami penurunan ke 26-27 US $ per barel. Ketidakpastian harga minyak ini berpengaruh terhadap RAPBN kita. Dampak lainnya ekspor kita ke Timur Tengah melorot sampai 50%. Biaya transportasi untuk ekspor juga mengalami kenaikan sampai 25% dan lama waktu pengiriman barang juga mengalami peningkatan cukup besar. Invasi Amerika Serikat ke Irak juga menimbulkan ketidakpastian perekonomian dunia dan berdampak buruk bagi Indonesia terutama terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi. Dosen penulis artikel : (Drs. Supriyanto, MM. / Perekonomian Indonesia Pasca Invasi Amerika ke Irak / Dosen Universitas Negeri Yogyakarta) 4. Gambar I : Menurut pendapat saya, banyak investor yang menanamkan modalnya di Negara lain karena ingin mencari keuntungan yang lebih besar. hal ini menyebabkan investasi di Indonesia menurun dan mengakibatkan kesejahteraan rakyat Indonesia rendah. Gambar II : Menurut pendapat saya, korupsi yang terjadi di Indonesia semakin lama semakin tinggi. seakan-akan perilaku korupsi ini telah mendarah daging di Indonesia. Dari segi ekonomi sendiri, korupsi akan berdampak banyak perekonomian negara kita. Yang paling utama pembangunan terhadap sektor - sektor publik menjadi tersendat. Dana APBN maupun APBD dari pemerintah yang hampir semua dialokasikan untuk kepentingan rakyat seperti fasilitas-fasilitas publik hampir tidak terlihat realisasinya, kalaupun ada realisasinya tentunya tidak sebanding dengan biaya anggaran yang diajukan. Walaupun belum banyak buktinya, jelas ini merupakan indikasi terhadap korupsi. Dari segi investor sendiri, dengan adanya korupsi di dalam tubuh pemerintah membuat produsen harus mengeluarkan cost tambahan untuk menyelesaikan masalah birokrasi. Bertambahnya cost ini tentunya akan merugikan mereka. Sementara bagi para investor asing, mereka akan tidak tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena masalah birokrasi yang menjadi ladang korupsi ini dan beralih untuk berinvestasi di negara lain yang lebih aman. Berkurannya nilai Investasi ini diduga berasal dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan dari yang seharusnya. Hal ini akan merugikan negara karena dengan adanya investasi asing negara kita akan mendapatkan penghasilan yang besar melalui pajak, begitu juga dengan masyarakat, mereka akan mendapatkan lapangan kerja dan penghasilan. Akan tetapi gara - gara korupsi, semuanya menghilang begitu saja. Dan korupsi memperbesar angka kemiskinan. ini sangat wajar. dikarenakan program-program pemerintah banyak yang tidak mencapai sasaran.