BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja”. 1 Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Hadari Nawawi mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah: “Proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan psikis yang dimiliki berfungsi maksimal bagi tercapainya tujuan perusahaan”.2 Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. 1 2 Malayu S.P Hasibuan, 2003, Organisasi dan Motivasi, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 22. Hadari Nawawi, 2003, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hal. 42. 1 Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Menurut Henry Simamora ”Disiplin (Discipline) adalah Prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur”. 3 Disiplin sebenarnya mengarah pada tingkah laku yang mengikuti seorang pemimpin dan sering dikaitkan dengan saat dimana karyawan melanggar aturan atau kebiasaan yang digariskan oleh pimpinan di lingkungan kerjanya. Untuk membuat seseorang menjadi disiplin, maka dilakukan suatu intervensi disiplin, pendisiplinan berhubungan erat dengan tingkah laku karyawan yang menyimpang atau salah. Tingkah laku yang menyimpang ini adalah tingkah laku seperti yang terlihat dan dinilai oleh orang lain. Disiplin kerja juga menyangkut masalah loyalitas bawahan. ”Menurut Veitzhal Rivai disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu 3 Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi 4. Yogyakarta: STIE YKPN, hal. 610. 2 upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”. 4 Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan yang diperoleh. Menurut Anwar Prabu ”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. 5 Kinerja karyawan meningkat apabila tenaga kerja dapat bekerja secara disiplin yaitu mampu memenuhi standar kerja, norma-norma atau aturan yang telah direncanakan dan ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sikap mental tersebut ditanamkan dan dibentuk sejak dini, karena apabila disiplin kerja karyawan dapat ditingkatkan maka kinerja karyawan akan semakin meningkat. Disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa dalam pelaksanaan pekerjaan dinilai dengan menggunakan beberapa faktor, faktorfaktor yang digunakan untuk menilai adalah mutu kerja, kuantitas kerja, ketangguhan dan sikap. Penilaian mutu kerja adalah kadar rata-rata kebaikan pekerjaan yang telah dilakukan karyawan selama waktu yang dinilai. Mutu kerja akan dinilai tinggi atau baik apabila dalam melaksanakan pekerjaan seseorang tidak melakukan kesalahan atau telah sesuai dengan metode yang telah ditentukan. Kuantitas kerja diartikan sebagai banyaknya tugas yang telah diselesaikan oleh karyawan dalm kurun waktu tertentu. Dalam penilaian mengenai kualitas kerja dilihat dari sejauh mana seorang 4 Veithzal Rivai, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaa,. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 444. 5 Anwar Prabu Mangkunegara, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Remaja Rosda Karya, hal. 67. 3 karyawan mempunyai suatu kecepatan kerja sehingga dapat menyelesaikan tugasnya. Ketangguhan dapat diartikan dengan mengikuti perintah, kebiasaan keselamatan yang baik, inisiatif, ketepatan waktu dan kehadiran. Seorang karyawan yang tangguh akan memiliki inisiatif dan mampu menggunakan peralatan kerja yang baik, sikap menetapkan kesiagaan atau reaksi terhadap aspek dengan cara tertentu, obyek yang dipakai adalah pekerjaan sehingga sikap ini adalah sikap terhadap kerja. Tujuan disiplin kerja adalah agar karyawan dapat bekerja lebih baik, apabila karyawan dapat bekerja lebih baik maka kinerja karyawan akan semakin meningkat. Disiplin kerja yang baik adalah sikap karyawan taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat waktu dan kehadiran karyawan di perusahaan pada hari kerja serta ketepatan masuk dan pulang kerja. Permasalahan disiplin kerja dihadapi juga oleh Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. Berdasarkan pengamatan pendahuluan, gejala-gejala terutama masalah ketidak hadiran karyawan atau keterlambatan hadir telah tampak. Masih ada karyawan tidak mengikuti metode yang telah ditentukan, tidak mengikuti perintah, kebiasaan tidak tepat waktu dan kehadiran dan kurang memperhatikan kualitas hasil pekerjaan. Memperhatikan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti disiplin kerja berkaitan dengan kinerja karyawan, pada penelitian ini penulis mengambil judul ”Disiplin Kerja Pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa”. 4 1.2. Perumusan Masalah Disiplin kerja memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan dengan adanya disiplin kerja diharapkan karyawan dapat bekerja lebih baik. Tinggi rendahnya disiplin kerja sebagai suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, Disiplin kerja dalam pelaksanaan pekerjaan dinilai dengan menggunakan beberapa faktor. Faktor-faktor yang digunakan adalah penilaian mutu kerja adalah kadar rata-rata kebaikan pekerjaan yang telah dilakukan karyawan selama waktu yang dinilai. Mutu kerja akan dinilai baik apabila dalam melaksanakan pekerjaan karyawan tidak melakukan kesalahan. Kuantitas kerja diartikan sebagai banyaknya produk yang telah diselesaikan oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu. Penilaian mengenai kuantitas kerja dilihat dari sejauh mana seorang karyawan mempunyai suatu kecepatan kerja sehingga dapat menyelesaikan tugasnya. Disiplin Kerja dapat diartikan dengan mengikuti perintah, kebiasaan keselamatan yang baik, inisiatif, ketepatan waktu dan kehadiran. Permasalahan kedisiplinan dihadapi juga oleh Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. adanya kekurangmenaati tata tertib perusahaan, Ada karyawan tidak mengikuti perintah atasan dan tidak tepat waktu dan kehadiran. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan dari sebagian karyawan ada yang melanggar peraturan atau tidak disiplin, maka dapat diketahui gejala-gejala problematik sebagai berikut: 1. Terlihat adanya karyawan yang datang terlambat, menunda-nunda pekerjaan, sering pulang pada jam kerja. 2. Terlihat ada karyawan tidak mengikuti perintah atasan. 3. Terlihat ada beberapa karyawan yang tidak mentaati peraturan perusahaan. 5 Berdasarkan latar belakang dan gejala problematik diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapa besar tingkat disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa? 2. Berapa besar tingkat kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penilitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui seberapa besar tingkat disiplin kerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. 2. Mengetahui seberapa besar tingkat kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. 1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mendukung pendapat Alex Nitisemito tentang disiplin kerja yang menyatakan bahwa ”Disiplin itu penting untuk ditegakkan bagi suatu perusahaan, dengan ditegakkannya disiplin diharapkan agar sebagian besar dari peraturan itu ditaati oleh para pegawai”. 6 6 Alex Nitisemito, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 118. 6 1.4.2. Manfaat Praktis Dengan penilitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengambil kesejahteraan dalam rangka meningkatkan disiplin kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. 1.5. Keterbatasan Mengingat terbatasnya waktu, tenaga dan biaya serta pengalaman penulis maka penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut: 1. Penelitian hanya dilakukan pada satu perusahaan yaitu Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. 2. Penelitian ini hanya mengamati disiplin kerja dan kinerja karyawan pada Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa. 7