Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi

advertisement
Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda
Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat
Ryan Faza Prasetyo, Ir. Wahyu Herijanto, MT
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected] , [email protected]
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di
Indonesia yang memiliki banyak kegiatan didalamnya.
Untuk kota berkembang seperti ini tentunya sangat
mudah ditemukan permasalahan transportasi khususnya
kemacetan. Masalah ini imbas dari banyaknya kendaraan
pribadi yang banyak dipilih masyarakat dan minimnya
pilihan moda transportasi.
Perencanaan transportasi massal berbasis rel
merupakan salah satu upaya pemecahan masalah
transportasi di kota besar yang terbukti solutif dan efisien
khususnya untuk kota besar yang memiliki banyak
kegiatan penting didalamnya seperti kota Surabaya. Salah
satu transportasi massal berbasis rel ini adalah tram.
Perencanaan tram ini dilakukan karena sejarah
Surabaya yang tidak asing dengan adanya transportasi
massal ini, selain itu kondisi jalanan Surabaya sangat
mendukung kebutuhan infrastruktur tram.
Metode perencanaan transportasi massal ini
adalah dengan cara melakukan analisa terhadap rute
yang akan direncanakan berdasarkan jarak total rute
minimum, jarak antar halte minimum dengan pindah
halte dan jarak minimum antar halte tanpa pindah halte.
Setelah itu dilakukan analisa rute terpilih menggunakan
data naik turun penumpang di halte-halte yang tersebar di
rute tersebut kemudian didapat matriks asal tujuan yang
didapat dengan metode Furness.
Setelah itu dilakukan pembebanan tiap ruas di
rute rencana untuk mengetahui arus penumpang
maksimum yang membebani ruas di rute tersebut yang
nantinya akan digunakan sebagai pedoman untuk
mencari kebutuhan moda seperti headway, kapasitas
kendaraan, dan jumlah armada yang beroperasi.
Kata Kunci : Transportasi Massal, Rute, Tram
I. PENDAHULUAN
Padatnya kegiatan-kegiatan perekonomian,
perdagangan, dan pendidikan di kota Surabaya tidak
hanya diramaikan oleh penduduk asli kota Surabaya.
Penduduk dari luar kota di sekitar Surabaya (Gresik,
Mojokerto, Sidoarjo) juga ikut meramaikan kegiatankegiatan yang berlangsung di dalam kota Surabaya.
Gubeng, Darmo, Pemuda, Basuki Rahmat,
Tunjungan, Bubutan, Ps. Turi, Pahlawan merupakan
beberapa wilayah yang menjadi pusat beberapa
kegiatan di Surabaya yang tidak hanya diramaikan
oleh penduduk asli Surabaya. Banyaknya kegiatan
diberbagai bidang diwilayah ini menjadikan wilayahwilayah tersebut diklasifikasikan sebagai Surabaya
Pusat.
Sangat bisa diprediksi
bahwa terjadi
kepadatan lalu lintas di jalan menuju atau keluar dari
wilayah-wilayah tersebut.
Saat ini kendaraan pribadi masih menjadi
tumpuan utama warga Surabaya untuk melakukan
mobilisasi. Inilah salah satu permasalahan transportasi
yang muncul di kota besar seperti di Surabaya.
Semakin banyak pengguna kendaraan pribadi di
Surabaya menyebabkan banyaknya kendaraan pribadi
yang memenuhi kapasitas jalan-jalan di Surabaya
sehingga muncullah kemacetan di Surabaya terutama
di jalan-jalan arteri dan jalan menuju pusat kota
Surabaya yang merupakan pusat kegiatan masyarakat.
Pemilihan penggunaan pribadi sebagai moda
transportasi yang lebih dipilih masyarakat bukan
tanpa sebab. Beberapa penyebabnya adalah minimnya
moda transportasi umum yang memadai baik dari segi
fasilitas dan kapasitas, penyebab lainnya adalah
kurang beragamnya pilihan moda transportasi umum
yang bisa memudahkan penggunanya untuk memilih
sesuai kebutuhan masing-masing agar bisa sampai ke
tujuan dengan cepat dan selamat.
Solusi yang bisa jadi sangat efektif untuk
keadaan Surabaya yang ada saat ini adalah
merencanakan moda transportasi massal yang baru
secara maksimal., perencanaan sistem transportasi
baru ini dibuat untuk terintegrasi dengan transportasi
massal yang lain seperti angkutan kota(bemo), bus
kota, dan komuter.
Moda trasportasi umum berbasis rel
merupakan salah satu moda transportasi yang efektif
untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak.
Selain itu moda ini memiliki jalur sendiri yang
terpisah dari jalan raya sehingga akan menemukan
sedikit halangan yang sekiranya bisa menghambat
perjalanan transportasi.
Salah satu moda transportasi massal berbasis
rel adalah Tram. Moda transportasi ini cukup
berkembang di beberapa kota-kota besar di Eropa
seperti London dan Amsterdam. Selain memiliki jalur
trak sendiri diatas rel. Moda angkutan yang sekilas
menyerupai bus mini ini juga memiliki keunggulan
jalur yang bisa menjadi satu dengan jalan raya.
Perencanaan jalur untuk tram akan menemui banyak
pilhan alternatif dan kemudahan mengingat kelebihan
jalur tram yang bisa bergabung dengan jalan raya.
Untuk kasus permasalahan transportasi di
Surabaya Pusat. Jalan yang umumnya mengalami
kemacetan dari dan menuju Surabaya Pusat memiliki
lebar jalan yang cukup besar dan sangat
memungkinkan untuk direncanakan jalur tram yang
menjadi satu dengan jalan raya. Dari sejarah jalur
tram terdahulu juga sudah direncanakan melintasi
beberapa wilayah-wilayah tersebut.
Dengan
merencanakan beberapa trayek tram yang melewati
daerah-daerah di Surabaya Pusat yang memiliki
bangkitan terhadap pengendara cukup besar akan
memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan
menuju wilayah-wilayah tersebut. Terlebih lagi jalur
yang direncanakan melewati pengumpul moda
angkutan umum seperti terminal dan stasiun kereta api
sehingga tram ini bisa menjadi salah satu moda
pengumpan yang cukup baik apabila melewati daerahdaerah sibuk di Surabaya pusat.
Diharapkan dengan perencanaan sistem
transportasi massal baru yang berintegrasi dengan
pengumpul moda transportasi umum lainnya seperti
terminal bus dan stasiun kereta api di Surabaya ini
akan
membantu
mengurangi
permasalahan
transportasi Surabaya dan perlahan dapat membantu
mengurangi kemacetan dengan semakin banyaknya
pengguna kendaraan pribadi yang beralih ke
penggunaan
transportasi
massal
khususnya
permasalahan yang terjadi di Surabaya pusat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
Perencanaan transportasi ini diawali dengan
menganalisa jaringan jalan di kota Surabaya untuk
menentukan beberapa alternatif rute rencana.
Didapat 3 macam alternatif rute yang kemudian
dicari alternatif rute terbaik berdasarkan beberapa
kriteria yaitu :
1. Total jarak rute terpendek
2. Jarak antar halte maksimum dengan oper
3. Jarak antar halte maksumum tanpa oper
Berdasarkan kriteria tersebut berhasil didapat
alternatif rute terbaik yang selanjutnya dijadikan rute
rencana. Ilustrasi rute tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.1 berikut :
II. METODOLOGI
Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat
pada Gambar 2.1 berikut :
Gambar 3.1 Ilustrasi Rute Rencana
Setelah rute didapat. Dilakukan analisa
pergerakan penumpang di zona-zona di sekitar rute
yang direncanakan.
Gambar 2.1 Diagram Metodologi Penelitian
Data yang didapat untuk menganalisa
pergerakan penumpang didapat dari survey naik turun
penumpang di beberapa halte yang sudah ditentukan.
Berikut adalah hasil survey yang disajikan pada tabel
3.1 :
Tabel 3.1 Hasil Suvey Naik Turun Penumpang Halte
Setelah didapat data diatas, langkah
selanjutnya adalah mencari data naik turun
penumpang untuk zona-zona yang belum didapatkan
data naik turun penumpangnya. Pencarian data ini
dilakukan dengan cara substitusi kedalam rumus yang
didapat dari persamaan linier dari hasil regresi data
survey.
Regresi
dilakukan
dengan
cara
mengkorelasikan data naik turun penumpang dengan
jumlah pemukiman dan luas non-pemukiman di radius
250 m, 500 m, dan 1000 m disekitar zona yang sudah
memiliki data naik turun penumpang. Berikut adalah
rumus untuk mencari data naik turun penumpang
untuk kondisi yang didapat dari hasil regresi yang
disajikan pada Tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Rumus yang Didapat Dari Hasil Regresi
Tabel 3.3 Data Naik Turun Penumpang Terbaru
B. Pembentukan MAT
Selanjutnya data diatas digunakan untuk
pedoman mencari Matriks Asal Tujuan (MAT) untuk
mengetahui persebaran penumpang dari halte satu ke
halte lain menggunakan metode Furness. Dalam
penggunaan metode ini, faktor pertumbuhan didapat
dengan mengasumsikan semua perjalanan dari halte
satu ke halte lain berjumlah satu hingga jumlahnya
berkembang menjadi seperti hasil survey yang
didapat. Iterasi untuk kondisi penumpang pagi dan
sore hari dilakukan berulang-ulang sehingga
perbandingan antara persebaran penumpang awal
dibanding dengan kondisi persebaran yang ada saat ini
sama dengan 1. Hasil perhitungan metode furness
untuk kondisi pagi dan sore hari menghasilkan MAT
seperti yang disajikan dalam Tabel 3.4 dan Tabel 3.5
berikut :
Tabel 3.4 MAT Sore Hari
Untuk mencari data naik turun penumpang pada zonazona yang belum didapatkan datanya. Dilakukan
substitusi jumlah pemukiman dan luas nonpemukiman di zona tersebut kedalam rumus pada
Tabel 3.2, sehingga didapatkan data naik turun
penumpang yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.5 MAT Pagi Hari
Tabel 3.9 Pembebanan Rute B Sore Hari
Tabel 3.10 Pembebanan Rute C Pagi Hari
C. Pembebanan Ruas
Pembebanan ruas dilakukan untuk mengetahui
ruas mana saja yang ada didalam rute yang paling
banyak dipilih untuk dilalui/terbebani oleh arus
penumpang. Perhitungan pembebanan dilakukan per
ruas dan dengan cara menjumlahkan jumlah
penumpang yang melewati ruas tersebut dengan acuan
MAT. Hasil pembebanan ditampilkan pada Tabel 3.6
berikut :
Tabel 3.6 Pembebanan Rute A Pagi Hari
Tabel 3.7 Pembebanan Rute A Sore Hari
Tabel 3.8 Pembebanan Rute B Pagi Hari
Tabel 3.11 Pembebanan Rute C Sore Hari
Sehingga didapat kesimpulan pembebanan yang
disajikan pada Tabel 3.12 berikut :
D. Kebutuhan Moda
Perhitungan kebutuhan moda menggunakan hasil
yang didapat dari perhitungan pembebanan ruas
maksimal sebagai input utama.
Headway direncanakan 5 menit untuk setiap rute
sehingga didapatkan frekuensi kendaraan :
Menghitung Kapasitas Jalur :
b.
2.
Menghitung Load Factor :
Menghitung Jumlah Armada :
3.
IV. KESIMPULAN
Hasil studi perencanaan transportasi massal tram
ini menghasilkan beberapa kesimpulan :
1.
Zona yang memiliki angka bangkitan dan tarikan
yang tinggi berdasarkan data naik turun
penumpang baik yang didapat dari hasil survey
maupun yang didapat dari perumusan regresi
adalah :
a. Pagi Hari
i. Halte Pahlawan dengan penumpang
naik sebanyak 67
ii. Halte Grand City dengan penumpang
turun sebanyak 113
4.
Sore Hari
i. Halte Pahlawan dengan penumpang
naik sebanyak 73
ii. Halte Tunjungan dengan penumpang
turun sebanyak 58
Beberapa halte direncanakan untuk beberapa
tempat yang dilewati rute rencana tram.
Pertimbangannya adalah adanya pusat kegiatan
di sekitar halte tersebut. Beberapa halte rencana
yang dimaksud adalah :
a. Stasiun Gubeng
b. Halte Kusuma Bangsa
c. Halte Gubernur Suryo
d. Halte Pahlawan
e. Halte Bubutan
f. Halte Tunjungan
g. Halte Basra
h. Halte Urip Sumoharjo
i. Halte RS Darmo
j. Halte Mpu Tantular
k. Halte UNAIR B (Jl.Airlangga)
l. Halte UNAIR A
m. Halte Husada Utama
n. Halte Grand City
o. Halte Delta Plaza
p. Halte Yos Sudarso
q. Halte Santa Maria
r. Halte Polisi Istimewa
s. Halte Siola
t. Halte BG Junction
u. Halte Sudirman
v. Halte Urip Sumoharjo (Keputran)
Rute yang berhasil direncanakan terdiri atas 3
rute yaitu:
a. Rute A : Gubeng-Unair B-Unair A-Husada
Utama.
b. Rute B : Gubeng-Delta-SudirmanKeputran-Polisi Istimewa-Sanmar-Mpu
Tantular-RS Darmo-Urip S-BasraTunjungan-Gubernur Suryo-Yos SudarsoGC.
c. Rute C : Gubeng-Kusuma Bangsa-SiolaBG Junction-Bubutan-Pahlawan.
Perencanaan kebutuhan moda dengan kebutuhan
penumpang pada masa sekarang adalah :
a. Kapasitas Kendaraan
: 140 penumpang
b. Headway
: 5 menit
c. Jumlah Armada
: Rute A 2
kendaraan; Rute B 5 kendaraan; Rute C 5
kendaraan
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Google Earth Version 6.2.2.6613
Institut Teknologi Sepuluh Nopermber,
Aturan Penulisan Tugas Akhir
Siemens, ULF Trams Vienna
Tamin, O. Z. Perencanaan &
Pemodelan Transportasi
Vuchic, V.R. 1981. Urban Public
Transportation,
Systems,
and
Technology
Faza, Ryan. 2013. Perencanaan Trase
Tram Sebagai Moda Transportasi
Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat.
Tugas akhir S1 Jurusan Teknik Sipil
Download