Kunjungan Majlis Peperiksaan Malaysia Dikirim oleh prasetya1 pada 18 Juni 2009 | Komentar : 0 | Dilihat : 4207 Delegasi Majlis Peperiksaan Malaysia Sebuah badan yang mengkoordinir seleksi masuk perguruan tinggi milik Kerajaan Malaysia, Majlis Peperiksaan Malaysia (MPM/Malaysian Examinations Council), pada Rabu (17/6) berkunjung ke Universitas Brawijaya. Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif MPM, Omar Abu Bakar, dan diterima oleh Pembantu Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto, MS beserta jajaran Pembantu Dekan I dari seluruh fakultas. Dalam paparannya, Omar Abu Bakar menyampaikan bahwa kunjungannya kali ini dimaksudkan untuk memperkenalkan berbagai ujian yang dikelola oleh MPM. Berbagai jenis ujian seleksi masuk perguruan tinggi untuk program sarjana, diterangkan Omar, terangkum dalam sebuah ujian yang bernama Sijil (selection) Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM). STPM ini meliputi Malaysian Educators Selection Inventory (MEdSI/seleksi yang dikhususkan bagi calon mahasiswa yang meminati pendidikan keguruan), Malaysian University Selection Inventory (MUNSYI/seleksi untuk calon mahasiswa pada perguruan tinggi umum), Malaysian University English Test (MUET/test bahasa Inggris untuk masuk perguruan tinggi baik di Malaysia maupun luar negeri). Seleksi masuk perguruan tinggi ini menurutnya memang dikhususkan bagi calon mahasiswa program sarjana yang dinilainya masih dalam proses pencarian jati diri sehingga gamang dalam menentukan program studi yang sesuai bagi dirinya. "Calon mahasiswa program sarjana seringkali kebingungan memilih program studi yang sesuai untuk dirinya. Tes ini berupaya untuk mengukur kemampuan setiap individu dan menempatkannya sesuai dengan minat, potensi dan kemampuannya masing-masing", ujar Omar. Dalam tes MUNSYI misalnya, terdapat empat komponen yang diukur meliputi minat karya (40%), personality (30%), integrity (15%), dan emotional intelligence (5%). Selain itu, masih ada satu tes lagi yang dikhususkan bagi mahasiswa Malaysia yang akan melanjutkan studi sarjana keluar negeri yaitu tes patriotisme (10%). Untuk itu, ia menyimpulkan bahwa calon mahasiswa yang akan masuk ke program sarjana dapat melalui tiga pintu yaitu STPM, program diploma dan matrikulasi. Berbagai seleksi ini, menurutnya dikhususkan bagi perguruan tinggi milik kerajaan yang memang persaingannya sangat ketat. [nok]