BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan di muka, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian berikut ini: Pertama, hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara kemampuan logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan telah teruji kebenarannya. Makin baik kemampuan logika berbahasa siswa makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. Kedua, hasil analisis korelasi sederhana juga menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara minat membaca dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan teruji kebenarannya. Makin baik minat membaca siswa makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. Ketiga, hasil analisis korelasi ganda menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan telah teruji kebenarannya. Kedua variabel bebas (independen) yaitu kemampuan logika berbahasa dan minat membaca tersebut memiliki hubungan positif dengan variabel terikat (dependen)-nya yaitu keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa yang ditunjukkan dengan baik antara kemampuan logika berbahasa dan minat membaca makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan positif dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan. 68 69 B. Implikasi Implikasi merupakan konsekuensi logis dari temuan penelitian. Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka dikemukakan implikasi sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritik Pertama, model konseptual teoritik yang dicerminkan melalui hubungan hipotetik antar variabel penelitian telah teruji kebenarannya secara empirik. Implikasi teoritiknya ialah bahwa keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa tidak akan muncul begitu saja, tetapi ditentukan oleh beberapa faktor dan dua di antaranya ialah kemampuan logika berbahasa dan minat membaca siswa. Kedua, implikasi teoritik tersebut selanjutnya melakukan implikasi kebijakan pokok bahwa peningkatan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa dapat diupayakan melalui peningkatan kemampuan logika berbahasa dan minat membaca mereka. Secara rinci beberapa implikasi kebijakan tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Upaya Kemampuan Logika Berbahasa Siswa untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Menulis merupakan kebutuhan pokok baik dalam bidang akademik maupun non-akademik yang berarti suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Dalam hubungan komunikasi tersebut, sampai tidaknya suatu pesan akan sangat ditentukan oleh kemampuan logika berbahasa siswa yang dimiliki penulis dan pembaca. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan logika berbahasa Jawa seorang penulis akan sangat berpengaruh pada pemahaman pembacanya. Makin tepat dan logis kemampuan logika bahasa yang digunakan dalam suatu karangan maka makin tinggi pula tingkat pemahaman pembaca terhadap karangan tersebut. Kemampuan logika berbahasa mampu ditingkatkan seiring dengan perkembangan siswa itu sendiri. Dari kebiasaan seorang siswa, bila seorang siswa suka membaca maka logika berbahasa yang diserapnya dari bahan bacaan tadi akan banyak menambah perbendaharaan katanya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan demi menambah kemampuan logika bahasa siswa, bukan hanya ketika 70 jam pelajaran saja, namun justru waktu diluar sekolahlah yang akan banyak mempengaruhi siswa. b. Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Membaca merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam bidang akademik dan non-akademik, dengan membaca seseorang dapat menyerap informasi ataupun pesan dari bacaan tersebut. Terlebih dalam bidang akademik, membaca menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan bila ingin menambah ilmu. Kemampuan memahami bacaan tentulah menjadi faktor yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat menyerap informasi dari bacaan. Semakin tinggi kemampuan memahami bacaan seseorang maka makin banyak ilmu yang dapat ia terima. Untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa adalah dengan rajin membaca. Semakin rajin seorang siswa membaca maka makin terasah pula kemampuan memahami bacaannya. Namun jika sebaliknya maka kemampuan memahami bacaan siswa tidak akan berkembang. 2. Implikasi Praktis Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara kemampuan logika berbahasa dan minat membaca terhadap keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa secara simultan maupun sendiri. Dari hal tersebut maka guru dapat melakukan beberapa upaya yang dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa. Beberapa cara tersebut antara lain: (1) meningkatkan frekuensi membaca para siswanya, (2) mendorong siswa untuk senang menulis (3) berkordinasi dengan dinas terkait untuk mengusahakan bahan bacaan siswa. Pertama, upaya meningkatkan frekuensi membaca para siswanya dapat dilakukan dengan selalu memberikan tugas membaca baik di sekolah maupun di rumah. Pada saat pembelajaran berlangsung guru dapat mengawali pembelajaran dengan membaca. Sementara setelah pelajaran atau ketika istirahat guru dapat mengajak siswa ke perpustakaan untuk membaca. Lalu, 71 dengan memberikan tugas. Tugas guru dapat melatih siswa membaca di rumah. Misalnya guru menugaskan siswa untuk menulis ringkasan atau resensi dengan gaya bahasa siswa sendiri, sudah tentu siswa akan membaca bahan tugas dari guru. Kemudian untuk kata-kata yang tidak dimengerti bisa ditanyakan kepada guru di sekolah. Cara ini sangat praktis untuk menambah kosa kata dan juga melatih kemampuan memahami bacaan secara bersama-sama. Kedua, mendorong siswa untuk senang menulis. Hal ini bisa dilakukan apabila guru bisa meyakinkan siswa bahwa dengan menulis siswa akan mendapatkan banyak manfaat. Misalnya saja, guru bisa mendorong siswa untuk mengikuti beragam kontes menulis di media cetak. Dan bila dimuat di media, tulisan siswa akan dipajang di majalah dinding atau dimuat di majalah sekolah. Ketiga, upaya berkordinasi dengan dinas terkait, dalam hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan, dalam pengadaan buku bacaan dapat dilakukan guru dengan melaporkan kondisi buku yang ada di sekolahnya. Upaya ini penting dilakukan sebab dengan diketahuinya kondisi buku di sebuah sekolah oleh dinas pendidikan, dinas pendidikan akan memiliki data yang akurat. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah dinas pendidikan akan menentukan kebijakan pengadaan buku sesuai dengan kebutuhan riil di sekolah yang menjadi binaannya. Efek dari kebijakan dinas pendidikan yang tepat adalah terpenuhinya bahan bacaan di sekolah sesuai dengan permintaan. Dengan terpenuhinya bahan bacaan yang sesuai dengan yang dibutuhkan akan meningkatkan frekuensi minat membaca siswa. Selain itu dengan terpenuhinya bahan bacaan di sekolah akan membantu para orangtua siswa yang kondisi ekonominya tidak memungkinkan untuk menyediakan bahan bacaan bagi anaknya di rumah. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diutarakan diatas maka berikut beberapa saran yang dapat penulis sampaikan. 1. Untuk Siswa SMA Muhammadiyah Gubug 72 a. Siswa diharapkan menambah porsi minat membaca dan menulis baik demi kepentingan akademik maupun non-akademik. Karena dengan minat membaca yang tinggi maka akan meningkatkan perbendaharaan kata dan kemampuan pemahaman. b. diharapkan lebih aktif dalam kegiatan menulis agar keterampilan menulis mereka makin baik. Dengan seringnya latihan maka siswa akan mampu mengasah keterampilan mereka. c. Diharapkan siswa meningkatkan membaca agar kemampuan logika berbahasa mereka baik. Setelah siswa mempunyai minat membaca yang tinggi khususnya teks narasi berbahasa Jawa dan kemampuan logika berbahasa mereka menjadi lebih baik maka akan mendukung keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. 2. Untuk Guru SMA Muhammadiyah Gubug a. Guru harus bisa menambah perbendaharaan kata siswa dengan latihan latihan ataupun tugas-tugas. b. Guru harus bisa melatih kemampuan logika berbahasa dalam menulis, agar keterampilan menulis siswa makin berkembang sehingga karangannya menjadi lebih baik. c. Guru harus memberi pengetahuan yang seluas-luasnya bagi siswa yaitu dengan mendorong siswa menambah minat membaca dan memberi/meminjami buku-buku yang menarik, supaya meningkatkan keterampilan mereka dalam menulis narasi berbahasa Jawa. 3. Untuk Pengelola Sekolah Pengelola sekolah sebaiknya mengadakan kegiatan baik non-akademik ataupun akademik secara rutin untuk meningkatkan gemar menulis, misalnya: mengadakan lomba mengarang, mengefektifkan majalah dinding. Menambah buku-buku koleksi perpustakaan yang berkaitan dengan pelajaran Bahasa Jawa dan koleksi perpustakaan diharap lebih variatif. 4. Untuk Peneliti Lain Para peneliti dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dan lebih memperdalam hasil penelitian ini dengan mengambil populasi yang 73 lebih besar serta mengembangkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan kemampuan logika berbahasa, minat membaca dan keterampilan menulis narasi.