68 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

advertisement
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
di muka, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian berikut ini:
Pertama, hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan bahwa hipotesis
yang menyatakan ada hubungan positif antara kemampuan logika berbahasa dan
keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa pada siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan telah teruji kebenarannya. Makin
baik kemampuan logika berbahasa siswa makin baik pula keterampilan menulis
narasi berbahasa Jawa mereka.
Kedua, hasil analisis korelasi sederhana juga menunjukkan bahwa hipotesis
yang menyatakan ada hubungan positif antara minat membaca dan keterampilan
menulis narasi berbahasa Jawa siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Gubug
Kabupaten Grobogan teruji kebenarannya. Makin baik minat membaca siswa
makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka.
Ketiga, hasil analisis korelasi ganda menunjukkan bahwa hipotesis yang
menyatakan ada hubungan positif antara kemampuan logika berbahasa dan minat
membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa
Jawa pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan
telah teruji kebenarannya. Kedua variabel bebas (independen) yaitu kemampuan
logika berbahasa dan minat membaca tersebut memiliki hubungan positif dengan
variabel terikat (dependen)-nya yaitu keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa
yang ditunjukkan dengan baik antara kemampuan logika berbahasa dan minat
membaca makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang
diajukan diterima, yaitu kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan positif dengan
keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Gubug Kabupaten Grobogan.
68
69
B. Implikasi
Implikasi merupakan konsekuensi logis dari temuan penelitian. Berdasarkan
kesimpulan penelitian di atas maka dikemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritik
Pertama, model konseptual teoritik yang dicerminkan melalui hubungan
hipotetik antar variabel penelitian telah teruji kebenarannya secara empirik.
Implikasi teoritiknya ialah bahwa keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa
tidak akan muncul begitu saja, tetapi ditentukan oleh beberapa faktor dan dua di
antaranya ialah kemampuan logika berbahasa dan minat membaca siswa.
Kedua, implikasi teoritik tersebut selanjutnya melakukan implikasi
kebijakan pokok bahwa peningkatan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa
siswa dapat diupayakan melalui peningkatan kemampuan logika berbahasa dan
minat membaca mereka. Secara rinci beberapa implikasi kebijakan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
a. Upaya Kemampuan Logika Berbahasa Siswa untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa
Menulis merupakan kebutuhan pokok baik dalam bidang akademik maupun
non-akademik yang berarti suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Dalam hubungan
komunikasi tersebut, sampai tidaknya suatu pesan akan sangat ditentukan oleh
kemampuan logika berbahasa siswa yang dimiliki penulis dan pembaca. Dari hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan logika berbahasa Jawa seorang
penulis akan sangat berpengaruh pada pemahaman pembacanya. Makin tepat dan
logis kemampuan logika bahasa yang digunakan dalam suatu karangan maka
makin tinggi pula tingkat pemahaman pembaca terhadap karangan tersebut.
Kemampuan
logika
berbahasa
mampu
ditingkatkan
seiring
dengan
perkembangan siswa itu sendiri. Dari kebiasaan seorang siswa, bila seorang siswa
suka membaca maka logika berbahasa yang diserapnya dari bahan bacaan tadi
akan banyak menambah perbendaharaan katanya. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan demi menambah kemampuan logika bahasa siswa, bukan hanya ketika
70
jam pelajaran saja, namun justru waktu diluar sekolahlah yang akan banyak
mempengaruhi siswa.
b. Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa
Membaca merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam
bidang akademik dan non-akademik, dengan membaca seseorang dapat
menyerap informasi ataupun pesan dari bacaan tersebut. Terlebih dalam
bidang akademik, membaca menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan bila
ingin menambah ilmu.
Kemampuan memahami bacaan tentulah menjadi faktor yang sangat
penting bagi seseorang untuk dapat menyerap informasi dari bacaan.
Semakin tinggi kemampuan memahami bacaan seseorang maka makin
banyak ilmu yang dapat ia terima. Untuk meningkatkan kemampuan
memahami bacaan siswa adalah dengan rajin membaca. Semakin rajin
seorang siswa membaca maka makin terasah pula kemampuan memahami
bacaannya. Namun jika sebaliknya maka kemampuan memahami bacaan
siswa tidak akan berkembang.
2. Implikasi Praktis
Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara kemampuan logika
berbahasa dan minat membaca terhadap keterampilan menulis narasi berbahasa
Jawa secara simultan maupun sendiri. Dari hal tersebut maka guru dapat
melakukan beberapa upaya yang dapat meningkatkan keterampilan menulis
narasi berbahasa Jawa siswa. Beberapa cara tersebut antara lain: (1)
meningkatkan frekuensi membaca para siswanya, (2) mendorong siswa untuk
senang menulis (3) berkordinasi dengan dinas terkait untuk mengusahakan
bahan bacaan siswa.
Pertama, upaya meningkatkan frekuensi membaca para siswanya dapat
dilakukan dengan selalu memberikan tugas membaca baik di sekolah maupun
di rumah. Pada saat pembelajaran berlangsung guru dapat mengawali
pembelajaran dengan membaca. Sementara setelah pelajaran atau ketika
istirahat guru dapat mengajak siswa ke perpustakaan untuk membaca. Lalu,
71
dengan memberikan tugas. Tugas guru dapat melatih siswa membaca di rumah.
Misalnya guru menugaskan siswa untuk menulis ringkasan atau resensi dengan
gaya bahasa siswa sendiri, sudah tentu siswa akan membaca bahan tugas dari
guru. Kemudian untuk kata-kata yang tidak dimengerti bisa ditanyakan kepada
guru di sekolah. Cara ini sangat praktis untuk menambah kosa kata dan juga
melatih kemampuan memahami bacaan secara bersama-sama.
Kedua, mendorong siswa untuk senang menulis. Hal ini bisa dilakukan
apabila guru bisa meyakinkan siswa bahwa dengan menulis siswa akan
mendapatkan banyak manfaat. Misalnya saja, guru bisa mendorong siswa
untuk mengikuti beragam kontes menulis di media cetak. Dan bila dimuat di
media, tulisan siswa akan dipajang di majalah dinding atau dimuat di majalah
sekolah.
Ketiga, upaya berkordinasi dengan dinas terkait, dalam hal ini dinas
pendidikan dan kebudayaan, dalam pengadaan buku bacaan dapat dilakukan
guru dengan melaporkan kondisi buku yang ada di sekolahnya. Upaya ini
penting dilakukan sebab dengan diketahuinya kondisi buku di sebuah sekolah
oleh dinas pendidikan, dinas pendidikan akan memiliki data yang akurat.
Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah dinas pendidikan akan menentukan
kebijakan pengadaan buku sesuai dengan kebutuhan riil di sekolah yang
menjadi binaannya. Efek dari kebijakan dinas pendidikan yang tepat adalah
terpenuhinya bahan bacaan di sekolah sesuai dengan permintaan. Dengan
terpenuhinya bahan bacaan yang sesuai dengan yang dibutuhkan akan
meningkatkan frekuensi minat membaca siswa. Selain itu dengan terpenuhinya
bahan bacaan di sekolah akan membantu para orangtua siswa yang kondisi
ekonominya tidak memungkinkan untuk menyediakan bahan bacaan bagi
anaknya di rumah.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diutarakan diatas maka
berikut beberapa saran yang dapat penulis sampaikan.
1. Untuk Siswa SMA Muhammadiyah Gubug
72
a. Siswa diharapkan menambah porsi minat membaca dan menulis baik demi
kepentingan akademik maupun non-akademik. Karena dengan minat
membaca yang tinggi maka akan meningkatkan perbendaharaan kata dan
kemampuan pemahaman.
b. diharapkan lebih aktif dalam kegiatan menulis agar keterampilan menulis
mereka makin baik. Dengan seringnya latihan maka siswa akan mampu
mengasah keterampilan mereka.
c. Diharapkan siswa meningkatkan membaca agar kemampuan logika
berbahasa mereka baik. Setelah siswa mempunyai minat membaca yang
tinggi khususnya teks narasi berbahasa Jawa dan kemampuan logika
berbahasa mereka menjadi lebih baik maka akan mendukung keterampilan
menulis narasi berbahasa Jawa mereka.
2. Untuk Guru SMA Muhammadiyah Gubug
a.
Guru harus bisa menambah perbendaharaan kata siswa dengan latihan
latihan ataupun tugas-tugas.
b.
Guru harus bisa melatih kemampuan logika berbahasa dalam menulis, agar
keterampilan menulis siswa makin berkembang sehingga karangannya
menjadi lebih baik.
c.
Guru harus memberi pengetahuan yang seluas-luasnya bagi siswa yaitu
dengan
mendorong
siswa
menambah
minat
membaca
dan
memberi/meminjami buku-buku yang menarik, supaya meningkatkan
keterampilan mereka dalam menulis narasi berbahasa Jawa.
3. Untuk Pengelola Sekolah
Pengelola sekolah sebaiknya mengadakan kegiatan baik non-akademik
ataupun akademik secara rutin untuk meningkatkan gemar menulis, misalnya:
mengadakan lomba mengarang, mengefektifkan majalah dinding. Menambah
buku-buku koleksi perpustakaan yang berkaitan dengan pelajaran Bahasa Jawa
dan koleksi perpustakaan diharap lebih variatif.
4. Untuk Peneliti Lain
Para peneliti dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi
dan lebih memperdalam hasil penelitian ini dengan mengambil populasi yang
73
lebih besar serta mengembangkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan
kemampuan logika berbahasa, minat membaca dan keterampilan menulis
narasi.
Download