Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Pendekatan PMR pada Siswa Kelas IV SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Batang Kapas Fitri Jumita1, Zulfa Amrina1, Niniwati1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email: [email protected] 1 Abstract This research is motivated by the realities in the field of learning in fourth grade elementary school are still much in use conventional methods, problems in teaching and FPB KPK explained by the lecture method, students pay attention to it, no one asked the students if they do not understand / do not understand . The purpose of this research is to improve mathematics learning outcomes using PMR approach the fourth grade students of SDN 19 Batang Kapas Kampung Baru district. This research is a classroom action research (CAR), and this study used a qualitative approach. There are 4 stages of TOD include: Planning, Implementation, Observations and Reflections. This study was conducted in two cycles, the data of this study in the form of observations, observations of teacher activity, and the final test of learning. Subjects in this study were fourth grade students. Student learning outcomes in the first cycle were obtained an average of 68.75. In the second cycle of learning outcomes obtained average value is 86.33. Concluded that the study of mathematics by using PMR approach can improve student learning outcomes math class IV. Keywords: Learning Outcomes, Math, PMR Approach menuntut PENDAHULUAN Mengingat pentingnya tujuan mata pelajaran siswa bersikap aktif, kreatif dan inovatif. Sikap aktif, matematika, kreatif dan inovatif terwujud dengan seharusnya pembelajaran matematika menempatkan siswa sebagai subjek di sekolah dasar di rancang untk pendidikan, peran guru dalam hal ini menumbuhkan sebagai fasilitator dan bukan sumber pemahaman siswa terhadap matematika. Guru harus utama pelajaran. mampu menggunakan pendekatan pembelajaran matematika inovatif mempertimbangkan dan yang Begitu pembelajaran ilmu pentingnya matematika pengetahuan, dalam seharusnya tingkat perkembangan siswa. Hal ini matematika menjadi mata pelajaran sesuai yang dengan kurikulum yang menyenangkan, sehingga menimbulkan keinginan semangat siswa mempelajarinya. pembelajaran dan untuk tidak ada siswa yang bertanya jika mereka tidak paham/tidak mengerti. Kenyataannya, berharap dapat masih memberikan pendekatan yang lebih pelajaran yang baik agar pembelajaran matematika siswa. Guru terlaksana dengan baik, seperti yang sebagai salah satu komponen yang peneliti alami dari 28 orang siswa menentukan keberhasilan hanya 12 orang atau 42% siswa yang pembelajaran matematika di sekolah memperoleh nilai yang memuaskan dituntut untuk dapat menciptakan yang diatas nilai standar KKM 70, pembelajaran yang bermakna bagi pada siswa kelas IV SD N 19 siswa, menggunakan Kampung Baru Kecamatan Batang metode pembelajaran yang sesuai Kapas. Permasalahan tersebut terjadi dan membangkitkan aktivitas siswa karena kurangnya kemampuan siswa untuk belajar. dalam merupakan kurang matematika Peneliti mata disenangi diantaranya Berdasarkan kenyataan yang memahami pelajaran matematika. peneliti alami di tempat peneliti Peneliti kurang membimbing mengajar di SD Negeri 19 Kampung siswa dalam memahami matematika, Baru kurang menggunakan benda konkrit Kecamatan Batang Kapas permasalahan yang tampak adalah dalam rendahnya siswa konsep KPK dan FPB. Peneliti tidak menyelesaikan soal KPK dan FPB. melibatkan siswa secara langsung Peneliti dalam menggunakan benda konkrit dengan dalam cara mengelompokkan sesuai dengan menyelesaikan KPK dan FPB siswa yang kita inginkan, tetapi peneliti dapat lebih memahami. Pembelajaran masih menggunakan tanya jawab, yang tidak hasil belajar mengharapkan pembelajaran peneliti matematika laksanakan masih pembelajaran penanaman menggunakan apa yang banyak dalam menggunakan cara media/alat yang ada di dekat anak, konvensional, dalam kerjakan soal sesuai dengan contoh. mengajarkan FPB dan KPK dengan Upaya yang harus dilakukan adalah cara menerangkan dengan metode peneliti harus kreatif, agar siswa ceramah, siswa memperhatikan saja, tertarik masalah dalam Pembelajaran pembelajaran. kurang bermakna karena guru kurang kreatif. Selain Berdasarkan rumusan itu, kurangnya kesempatan yang masalah diberikan bertujuan untuk meningkatkan hasil siswa dalam maka penelitian matematika ini mengembangkan ide matematikanya, belajar dengan sehingga pembelajaran tidak nampak menggunakan pendekatan PMR pada manfaatnya dalam kehidupan sehari- siswa kelas IV SDN 19 Kampung hari. Pada saat guru menjelaskan Baru Kecamatan Batang Kapas. pelajaran tersebut di depan kelas Berdasarkan tujuan penelitian siswa mengerti, tapi bila siswa maka penelitian ini diharapkan dapat diberikan soal latihan yang berbeda bermanfaat bagi : siswa mengalami kesulitan dalam 1. Guru, dapat bermanfaat sebagai menyelesaikan soal tersebut. masukan Berdasarkan kenyataan dan pengetahuan pengalaman praktis dalam permasalahan yang dipaparkan pada melaksanakan dan latar belakang maka peneliti tertarik meningkatkan pembelajaran melakukan matematika. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, "Peningkatan 2. Siswa, menjadi aktif, kreatif Hasil Belajar Matematika dengan memiliki menggunakan Pendekatan PMR perhatian, menyenangkan, serta pada Siswa Kelas IV SDN 19 sikap ulet dan percaya diri Kampung Baru Kecamatan Batang dalam pemecahan masalah. Kapas." 3. Berdasarkan uraian yang Bagi rasa peneliti dan mengembangkan rumusan profesional secara umum tahu, dapat meningkatkan telah dipaparkan pada hal diatas, masalah ingin kemampuan sebagai seorang dalam penelitian tindakan kelas ini guru pada SDN 19 Kampung adalah Baru Kecamatan Batang Kapas. "apakah pendekatan penerapan PMR dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Batang Kapas?" 4. Sekolah, dapat inovasi dan pembelajaran menyenangkan. memberikan pembaharuan yang Pendekatan pengembangan Pendidikan Pendekatan Realistik yang dikenal Mathematics dengan Realistic Education dan konsep matematika (Sutarto, 2005:19). Matematika Realistik (PMR) lebih ide (RME) Menurut de Lange dan Van den Heuvel-Panhuizen Yuwono, 2001:3) (dalam ”RME adalah matematika yang pertama kali dikenalkan di Belanda pembelajaran pada Institut mengacu pada konstruktivis sosial Freudenthal . RME adalah suatu dan dikhususkan pada pendidikan pendekatan matematika”. tahun 1970 yang oleh memandang Menurut Zulkardi matematika sebagai suatu kegiatan (2001:1) pengertian RME adalah manusia dan ”Pendekatan pengajaran yang bertitik belajar matematika berarti bekerja tolak dari hal-hal yang real bagi matematika (doing mathematics). siswa/menekankan (human activities), RME pada dasarnya adalah proses mengerjakan pemanfaatan realitas dan lingkungan berdiskusi yang berargumentasi dipahami siswa untuk keterampilan matematika, dan berkolaborasi, dengan memperlancar proses pembelajaran sekelas matematika sehingga dapat mencapai menemukan tujuan pendidikan matematika secara inventing) sebagai kebalikan dari lebih baik daripada masa yang lalu (teacher telling) dan pada akhirnya Soedjadi (2001:2). Dengan kata lain menggunakan matematika itu untuk pembelajaran menyelesaikan masalah baik secara matematika dengan RME menuntut siswa untuk aktif sehingga teman mereka sendiri dapat (student individu ataupun kelompok”. membangun sendiri pengetahuannya Dalam penelitian ini peneliti dengan menggunakan dunia nyata menggunakan untuk pengembangan ide dan konsep Matematika Realistik (PMR), seperti matematika. yang RME adalah suatu telah istilah Pendidikan dikembangkan di pendekatan pendidikan matematika Indonesia sejak tahun 2001 yang yang dikembangkan di Netherland diadaptasi dari Realistic Mathematics (Belanda) oleh Hans Freudental. Di Education (RME). Ujicoba PMR di dalam RME dunia nyata digunakan Indonesia sebagai dipelopori oleh empat universitas, titik awal untuk pada tahun 2001 yaitu UPI, Unesa, UNY, dan USD. Di samping itu, telah dilakukan d) Tahap penutup (matematisasi dalam aplikasi) pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari Setelah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi PMRI sehingga PMRI sudah dikenal hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dapat bahwa penulis Pendekatan simpulkan PMR adalah pembelajaran sesuai dengan tahap- pembelajaran yang dilakukan dalam tahap interaksi dengan lingkungannya dan diharapkan dimulai dari permasalahan tingkah laku pada siswa dalam yang nyata bagi siswa dan menekankan keterampilan proses menyelesaikan masalah diberikan. Tahap-Tahap pembelajaran tersebut terjadinya perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendekatan dalam yang pembelajaran PMR dikembangkan berdasarkan pemikiran Freudental berpendapat bahwa yang matematika dengan pendekatan PMR menurut merupakan aktivitas insani (human Sutarto (2008:14) adalah : activities) a) Tahap pendahuluan, memberikan masalah yang nyata bagi siswa sesuai dengan pengetahuan siswa agar pembelajaran lebih bermakna. b) Tahap pengembangan model simbolik (matematisasi dan refleksi), siswa sudah mulai mengembangkan sendiri idenya untuk menyelesaikan masalah dari benda kongrit ke abstrak. c) Tahap penjelasan dan alasan (abstraksi dan farmalisasi). Pada tahap ini siswa diminta untuk memberikan alasan-alasan dari jawabannya. dengan dan harus realitas. dikaitkan Berdasarkan pemikiran tersebut, Pendekatan PMR mempunyai ciri antara lain, bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) matematika dengan menggunakan bimbingan guru Gravemeijer (dalam Hasponizar 2008:4) dan bahwa penemuan kembali (reinvention) ide dan konsep matematika tersebut harus dimulai dari penjelajahan berbagai situasi dan persoalan yang nyata. Hasil Belajar Berhasilnya suatu penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh pencapaian tujuan belajar yang didapatkan siswa dalam adalah sesuatu yang erat kaitannya mengikuti dengan aspek tingkah laku berupa proses pembelajaran, biasanya disebut dengan perolehan dampak hasil belajar atau disingkat dengan pengiring yang didapatkan siswa dari Hasil Belajar saja. proses Adapun langsung dan dampak belajarnya setelah yang dimaksud pelaksanaan kegiatan pembelajaran. belajar menurut Atau dapat juga dikatakan bahwa Hamalik (2007:95), adalah: “Hasil hasil belajar merupakan penentu belajar diartikan semua hal yang keberhasilan siswa dalam proses meliputi aspek tingkah laku”. pembelajaran, dengan hasil Sedangkan hasil belajar menurut Dimyati (2006:20), yaitu: Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. dan merupakan sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau dimiliki siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan Kemudian menurut Wiki untuk memperbaiki kinerjanya (2009:1) “Hasil belajar merupakan sebagai guru sehingga hasil belajar informasi berupa kompetensi dasar siswa yang sudah dipahami dan yang (Wardhani:2007:1.4). belum dipahami oleh sebagian besar Wardhani siswa”. Hasil meningkat (2007:1.4) siswa menemukan sejumlah ide pokok digunakan untuk memotivasi siswa tentang penelitian tindakan kelas dan guru agar melakukan perbaikan berdasarkan dan tindakan kelas yang dikemukan Carr peningkatan belajar menjadi kualitas proses pembelajaran. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksudkan dengan hasil belajar defenisi penelitian dan Kemis antara lain: 1. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri. 2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, dan kepala sekolah 3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan. 4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik dilaksanakan. Penelitian dilaksanakan di SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 18 orang laki-laki dan 10 orang Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 di kelas IV SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Batang informasi Sumber data Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Data kualitatif dari proses pembelajaran. Data tersebut adalah hal-hal penelitian diperoleh dari proses pembelajaran materi matematika pada siswa kelas IV SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Batang Kapas dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah 70 % siswa yang mencapai nilai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SDN 19 Kampung Baru Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu: 1. Lembar Observasi Kegiatan dilakukan mengamati yang berkaitan untuk berlangsungnya proses pembelajaran matematika. Dengan berpedoman observasi Kapas. tentang dan hasil pembelajaran yang berupa guru perempuan. diperoleh pelaksanaan, Kecamatan Batang Kapas adalah 70. Batang Kapas ini dengan perencanaan, pada ini, mengamati: saat lembar observer bertanya jawab dengan siswa, saat menyampaikan pembelajaran, tujuan saat memberikan masalah yang nyata bagi siswa, saat siswa diteliti, diikuti penyajian data dan mengembangkan terakhir penyimpulan dan verifikasi. sendiri model dalam menyelesaikan Analisis data dilakukan masalah dari bentuk konkret terhadap data yang telah direduksi, ke saat baik data perencanaan, pelaksanaan meminta siswa memberikan maupun data evaluasi. Analisis data alasan dan jawaban yang dilakukan diberikan, saat memberikan pisah. Hal ini dimaksudkan agar pengarahan dalam dapat ditemukan berbagai informasi atau yang spesifik dan terfokus pada bentuk abstrak, mengumpulkan merangkum. dengan cara terpisah- berbagai informasi yang mendukung 2. Tes hasil belajar digunakan pembelajaran dari yang menghambat untuk memperoleh data hasil pembelajaran. belajar untuk setiap siklus. pengembangan dan perbaikan atas Tes hasil belajar berupa soal berbagai kekurangan dapat dilakukan essay yang terdiri dari 5 buah tepat pada aspek yang bersangkutan. soal beserta kunci jawaban Dengan Sedangkan demikian, analisis data dapat dilihat pada lampiran pengelolaan pembelajaran oleh guru IV halaman 73. Dan terdapat adalah data hasil observasi kegiatan kisi-kisi soal sebanyak 5 buah guru yang digunakan untuk melihat pada siklus I dan 5 buah pada proses siklus II dapat dilihat pada dalam mengelola pembelajaran yang lampiran XIII halaman 95. terjadi dan perkembangan selama guru pembelajaran berlangsung. Kemudian data tersebut Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dianalisis dengan teknik persentase. dengan Untuk mendapatkan persentase guru menggunakan model analisis data dalam mengelola pembelajaran, skor kualitatif dari semua aspek dalam proses yang ditawarkan oleh Rochiati (2007: 135) yakni analisis pembelajaran data dimulai dengan menelaah sejak rumus: pengumpulan data sampai seluruh mengelola pembelajaran data total skor maksimal 24. terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang dihitung persentase guru dengan dalam dengan Penentuan skor = X = nilai rata-rata = jumlah nilai seluruh ×100% Kegiatan guru siswa mengelola N proses pembelajaran dikatakan baik Hasil jika guru melakukan aspek yang diamati pada proses pembelajaran diperoleh persentase ≥ 70%. Setelah didapat persentase guru dalam mengelola pembelajaran pada setiap pertemuan, dihitung persentase rata-ratanya tersebut persiklus sehingga penilaian kegiatan guru dalam mengelola kelas dilihat dari rata-rata persentase persiklus jika mencapai 70%, maka kegiatan guru mengelola pembelajaran dikatakan baik. Untuk menentukan persentase hasil belajar siswa secara klasikal dapat digunakan rumus oleh Rita, = jumlah siswa analisis dalam hasil belajar dikatakan berhasil meningkatkan matematika apabila setelah diadakan tes pada akhir pembelajaran, siswa mendapatkan nilai rata-rata melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah yaitu 70. Hal menggunakan ini pendekatan berarti PMR dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Batang Kapas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dkk (2008:43) 1. Siklus I TB = ×100% Keterangan: TB = Tuntas belajar S a. Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil = Jumlah siswa yang pengamatan yang dilakukan terhadap memperoleh nilai dari atau aktivitas peneliti (guru) dalam proses sama dengan 70 pembelajaran siklus I pertemuan II, n guru sudah berupaya menerapkan = Jumlah siswa Nilai rata-rata hasil belajar RPP yang dibuat. Pada pelaksanaan siswa dapat dihitung dengan rumus pembelajaran guru juga mengalami oleh Sudjana (2002:67) yaitu: kekurangan – kekurangan seperti X= tahap pengembangan simbolik, tahap Keterangan: penjelasan dan alasan dan tahap penutup masih kurang terlaksana. nilai tes yang diperoleh siswa pada Jumlah skor yang diperoleh adalah siklus I belum memasuki kategori 17 dan skor maksimal adalah 24. baik. Dengan demikian 2. Siklus II rata-rata adalah menunjukkan persentase skor 71%. Hal bahwa ini a. Aktivitas Guru dalam kegiatan taraf pembelajaran keberhasilan aktivitas guru selama Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pembelajaran berdasarkan yang dilakukan terhadap aktivitas hasil pengamatan dalam kategori peneliti baik. pembelajaran siklus II pertemuan II, b. Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan PMR Observasi keberhasilan tindakan diamati selama dan sesudah tindakan dilaksanakan. Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari observer terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I baik pelaksanaan, evaluasi dan hasil yang diperoleh oleh siswa. Berdasarkan pengamatan (guru) dalam proses guru sudah menerapkan RPP yang dibuat dengan baik. Jumlah skor yang diperoleh adalah 22 dan skor maksimal adalah demikian 24. Dengan persentase skor rata-rata adalah 92%. Hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan dalam kategori sangat baik. b. Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan PMR observer yaitu teman sejawat dan hasil diskusi dengan peneliti selaku pada Siklus II. Berdasarkan guru kelas , pada tindakan siklus I pengamatan observer yaitu teman ditemukan masih ada siswa yang sejawat dan hasil diskusi dengan belum peneliti selaku guru kelas , pada ikut secara aktif dalam berdiskusi. Hasil tindakan siklus II ditemukan masih tes siswa pada ada siswa sudah aktif dalam pertemuan I adalah 65% berada pada berdiskusi. Hasil tes siswa pada taraf keberhasilan dengan kategori pertemuan I adalah 85,10 dan pada cukup dan pada pertemuan II adalah pertemuan II adalah 87,57% . Jadi 72,5% berada pada taraf keberhasilan ketuntasan belajar siswa pada siklus dengan kategori cukup. Jadi rata-rata II adalah 86,33 berada pada taraf diskusi kelompok, sehingga kelas keberhasilan dengan kategori baik. menjadi Pembahasan menyampaikan hasil diskusi siswa Pada tahap pelaksanaan masih tidak tenang. malu-malu Dalam menyampaikan tindakan pada saat guru mengelola hasil laporan mereka. Namun, pada pembelajaran terdapat peningkatan siklus II untuk mengatasi hambatan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan tersebut, guru membimbing siswa analisis data hasil belajar matematika dalam siswa dari kedua siklus tersebut rata- permasalahan rata disekitarnya, siklus II lebih tinggi menemukan suatu yang guru terjadi memberikan dibandingkan siklus I dan juga sudah penguatan kepada siswa agar tidak berada di atas KKM yang ditetapkan. malu-malu Persentase laporan mereka. hasil diperoleh belajar dari yang penilaian menyampaikan Permintaan maaf hasil peneliti pembelajaran dengan menerapkan terhadap kekeliruan yang peneliti pendekatan baik, buat atas penelitian yang dilakukan penghargaan yang diberikan guru karena soal-soal latihan yang peneliti kepada siswa dapat meningkatkan berikan kepada siswa tidak realistik hasil belajar siswa. Jika dilihat dari dalam kehidupan sehari-hari pada proses siswa anak usia Sekolah Dasar. Selain itu meningkat dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa meningkat bukan seperti: hasil belajar yang meningkat semata-mata karena pendekatan PMR membuat pendekatan PMR tetapi juga karena siswa belajar lebih bermakna. dorongan semangat dan penghargaan PMR sudah pembelajaran, Dilihat dari karena penerapan pelaksanaan berupa nilai yang sering peneliti pembelajaran dalam menggunakan berikan untuk memotivasi siswa pendekatan ada dalam pembelajaran. Peneliti juga hambatan pada siklus I, dikarenakan tidak sering memberikan soal-soal siswa latihan pada siswa dan membimbing PMR masih masih belum paham menemukan suatu masalah yang ada disekitarnya, sehingga siswa sulit cara menyelesaikannya. Pendekatan PMR mendiskusikan dengan kelompok. memudahkan siswa menerima dan Siswa ribut dalam melaksanakan memahami materi pelajaran yang diajarkan, dan sesuai dengan penelitian ini, diajukan beberapa diharapkan peneliti dapat membantu saran untuk dipertimbangkan: membuat kegiatan belajar mengajar 1. Penggunaan pendekatan PMR menjadi lebih menyenangkan dan untuk mengasyikkan sehingga murid lebih belajar KPK dan FPB pada tertarik perhatiannya pada proses siswa kelas IV SD Negeri 19 pembelajaran. Kampung Dengan sering meningkatkan Baru hasil layak memberikan latihan-latihan kepada dipertimbangkan oleh guru, siswa, siswa menjadi lebih paham. untuk menjadi pembelajaran KESIMPULAN DAN SARAN alternatif A. Kesimpulan digunakan sebagai referensi telah yang dapat Berdasarkan penelitian yang dalam memilih pendekatan dilakukan pembelajaran. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 2. Bagi 1. Penggunaan pendekatan PMR dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 19 Kampung Baru Kecamatan Batang Kapas. 2. Penggunaan pendekatan PMR dapat memotivasi untuk belajar siswa dengan peneliti yang menerapkan pembelajaran ingin bentuk ini, dapat melakukan penelitian serupa dengan materi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arjuna, Abang. 2007. Pendekatan Matematika Realistik. (Online) (http://darmosusianto.blogspo t.com/2007/08/Matematikarealistik.html di akses 5 Maret 2012) gembira, bebas, aktif, dan produktif sehingga kendala psikologi yang menghambat siswa sering seperti Awidyarso. 2009. Pendekatan Kontekstual. (online) (http://awidyarso.files.wordpr ess.com diakses 28 Februari 2012) rasa enggan, segan, takut, dan malu dapat teratasi. B. Saran Berdasarkan yang telah kesimpulan diperoleh dalam Buyung. 2006. Peningkatan Pemahaman Terhadap Konsep Volume Balok Melalui Pendekatan Pendekatan Matematika Realistik Bagi Siswa Kelas V SD. PGSD.UNP Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FMIPA Gravemeijer. 1994. Developing Realitics Mathematics Education. Freudenthal institute. Utrecht Gregoria, Ariyanti. Pendekatan Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika.(Online)(http://ar iyanti.freehostia.com.wordpre ss/?p=31/ diakses 5 Maret 2012) Karso. 2000. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persaja Martinis,Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada press Nurhayati, Rahayu. 2009. Matematika itu Gampang. Jakarta Selatan: Transmedia Sriyanto. 2009. Menebar Virus Pembelajaran Matematika Yang Bermutu.(Online) (http://209.85.175.104/search ?q=cache:YekhwhEuahooJ/ diakses 5 Maret 2012) Suharsimi, Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sutarto, Hadi. 2007. Pendidikan Pendekatan Matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip Wina, Sanjaya. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group