Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan

advertisement
Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan
Pendekatan PMR pada Siswa Kelas IV SDN 19 Kampung Baru
Kecamatan Batang Kapas
Fitri Jumita1, Zulfa Amrina1, Niniwati1
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
Email: [email protected]
1
Abstract
This research is motivated by the realities in the field of learning in fourth grade
elementary school are still much in use conventional methods, problems in
teaching and FPB KPK explained by the lecture method, students pay attention to
it, no one asked the students if they do not understand / do not understand . The
purpose of this research is to improve mathematics learning outcomes using PMR
approach the fourth grade students of SDN 19 Batang Kapas Kampung Baru
district. This research is a classroom action research (CAR), and this study used a
qualitative approach. There are 4 stages of TOD include: Planning,
Implementation, Observations and Reflections. This study was conducted in two
cycles, the data of this study in the form of observations, observations of teacher
activity, and the final test of learning. Subjects in this study were fourth grade
students. Student learning outcomes in the first cycle were obtained an average of
68.75. In the second cycle of learning outcomes obtained average value is 86.33.
Concluded that the study of mathematics by using PMR approach can improve
student learning outcomes math class IV.
Keywords: Learning Outcomes, Math, PMR Approach
menuntut
PENDAHULUAN
Mengingat pentingnya tujuan
mata
pelajaran
siswa
bersikap
aktif,
kreatif dan inovatif. Sikap aktif,
matematika,
kreatif dan inovatif terwujud dengan
seharusnya pembelajaran matematika
menempatkan siswa sebagai subjek
di sekolah dasar di rancang untk
pendidikan, peran guru dalam hal ini
menumbuhkan
sebagai fasilitator dan bukan sumber
pemahaman
siswa
terhadap matematika. Guru harus
utama pelajaran.
mampu menggunakan pendekatan
pembelajaran
matematika
inovatif
mempertimbangkan
dan
yang
Begitu
pembelajaran
ilmu
pentingnya
matematika
pengetahuan,
dalam
seharusnya
tingkat perkembangan siswa. Hal ini
matematika menjadi mata pelajaran
sesuai
yang
dengan
kurikulum
yang
menyenangkan,
sehingga
menimbulkan
keinginan
semangat
siswa
mempelajarinya.
pembelajaran
dan
untuk
tidak ada siswa yang bertanya jika
mereka tidak paham/tidak mengerti.
Kenyataannya,
berharap
dapat
masih
memberikan pendekatan yang lebih
pelajaran
yang
baik agar pembelajaran matematika
siswa.
Guru
terlaksana dengan baik, seperti yang
sebagai salah satu komponen yang
peneliti alami dari 28 orang siswa
menentukan
keberhasilan
hanya 12 orang atau 42% siswa yang
pembelajaran matematika di sekolah
memperoleh nilai yang memuaskan
dituntut untuk dapat menciptakan
yang diatas nilai standar KKM 70,
pembelajaran yang bermakna bagi
pada siswa kelas IV SD N 19
siswa,
menggunakan
Kampung Baru Kecamatan Batang
metode pembelajaran yang sesuai
Kapas. Permasalahan tersebut terjadi
dan membangkitkan aktivitas siswa
karena kurangnya kemampuan siswa
untuk belajar.
dalam
merupakan
kurang
matematika
Peneliti
mata
disenangi
diantaranya
Berdasarkan kenyataan yang
memahami
pelajaran
matematika.
peneliti alami di tempat peneliti
Peneliti kurang membimbing
mengajar di SD Negeri 19 Kampung
siswa dalam memahami matematika,
Baru
kurang menggunakan benda konkrit
Kecamatan
Batang
Kapas
permasalahan yang tampak adalah
dalam
rendahnya
siswa
konsep KPK dan FPB. Peneliti tidak
menyelesaikan soal KPK dan FPB.
melibatkan siswa secara langsung
Peneliti
dalam
menggunakan benda konkrit dengan
dalam
cara mengelompokkan sesuai dengan
menyelesaikan KPK dan FPB siswa
yang kita inginkan, tetapi peneliti
dapat lebih memahami. Pembelajaran
masih menggunakan tanya jawab,
yang
tidak
hasil
belajar
mengharapkan
pembelajaran
peneliti
matematika
laksanakan
masih
pembelajaran
penanaman
menggunakan
apa
yang
banyak dalam menggunakan cara
media/alat yang ada di dekat anak,
konvensional,
dalam
kerjakan soal sesuai dengan contoh.
mengajarkan FPB dan KPK dengan
Upaya yang harus dilakukan adalah
cara menerangkan dengan metode
peneliti harus kreatif, agar siswa
ceramah, siswa memperhatikan saja,
tertarik
masalah
dalam
Pembelajaran
pembelajaran.
kurang
bermakna
karena guru kurang kreatif. Selain
Berdasarkan
rumusan
itu, kurangnya kesempatan yang
masalah
diberikan
bertujuan untuk meningkatkan hasil
siswa
dalam
maka
penelitian
matematika
ini
mengembangkan ide matematikanya,
belajar
dengan
sehingga pembelajaran tidak nampak
menggunakan pendekatan PMR pada
manfaatnya dalam kehidupan sehari-
siswa kelas IV SDN 19 Kampung
hari. Pada saat guru menjelaskan
Baru Kecamatan Batang Kapas.
pelajaran tersebut di depan kelas
Berdasarkan tujuan penelitian
siswa mengerti, tapi bila siswa
maka penelitian ini diharapkan dapat
diberikan soal latihan yang berbeda
bermanfaat bagi :
siswa mengalami kesulitan dalam
1. Guru, dapat bermanfaat sebagai
menyelesaikan soal tersebut.
masukan
Berdasarkan kenyataan dan
pengetahuan
pengalaman
praktis
dalam
permasalahan yang dipaparkan pada
melaksanakan
dan
latar belakang maka peneliti tertarik
meningkatkan
pembelajaran
melakukan
matematika.
Penelitian
Tindakan
Kelas dengan judul, "Peningkatan
2. Siswa, menjadi aktif, kreatif
Hasil Belajar Matematika dengan
memiliki
menggunakan
Pendekatan PMR
perhatian, menyenangkan, serta
pada Siswa Kelas IV SDN 19
sikap ulet dan percaya diri
Kampung Baru Kecamatan Batang
dalam pemecahan masalah.
Kapas."
3.
Berdasarkan
uraian
yang
Bagi
rasa
peneliti
dan
mengembangkan
rumusan
profesional
secara
umum
tahu,
dapat
meningkatkan
telah dipaparkan pada hal diatas,
masalah
ingin
kemampuan
sebagai
seorang
dalam penelitian tindakan kelas ini
guru pada SDN 19 Kampung
adalah
Baru Kecamatan Batang Kapas.
"apakah
pendekatan
penerapan
PMR
dalam
pembelajaran
matematika
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
matematika pada siswa kelas IV
SDN 19 Kampung Baru Kecamatan
Batang Kapas?"
4.
Sekolah,
dapat
inovasi
dan
pembelajaran
menyenangkan.
memberikan
pembaharuan
yang
Pendekatan
pengembangan
Pendidikan
Pendekatan Realistik yang
dikenal
Mathematics
dengan
Realistic
Education
dan
konsep
matematika (Sutarto, 2005:19).
Matematika Realistik (PMR)
lebih
ide
(RME)
Menurut de Lange dan Van
den
Heuvel-Panhuizen
Yuwono,
2001:3)
(dalam
”RME
adalah
matematika
yang
pertama kali dikenalkan di Belanda
pembelajaran
pada
Institut
mengacu pada konstruktivis sosial
Freudenthal . RME adalah suatu
dan dikhususkan pada pendidikan
pendekatan
matematika”.
tahun
1970
yang
oleh
memandang
Menurut
Zulkardi
matematika sebagai suatu kegiatan
(2001:1) pengertian RME adalah
manusia
dan
”Pendekatan pengajaran yang bertitik
belajar matematika berarti bekerja
tolak dari hal-hal yang real bagi
matematika (doing mathematics).
siswa/menekankan
(human
activities),
RME pada dasarnya adalah
proses
mengerjakan
pemanfaatan realitas dan lingkungan
berdiskusi
yang
berargumentasi
dipahami
siswa
untuk
keterampilan
matematika,
dan
berkolaborasi,
dengan
memperlancar proses pembelajaran
sekelas
matematika sehingga dapat mencapai
menemukan
tujuan pendidikan matematika secara
inventing) sebagai kebalikan dari
lebih baik daripada masa yang lalu
(teacher telling) dan pada akhirnya
Soedjadi (2001:2). Dengan kata lain
menggunakan matematika itu untuk
pembelajaran
menyelesaikan masalah baik secara
matematika
dengan
RME menuntut siswa untuk aktif
sehingga
teman
mereka
sendiri
dapat
(student
individu ataupun kelompok”.
membangun sendiri pengetahuannya
Dalam penelitian ini peneliti
dengan menggunakan dunia nyata
menggunakan
untuk pengembangan ide dan konsep
Matematika Realistik (PMR), seperti
matematika.
yang
RME
adalah
suatu
telah
istilah
Pendidikan
dikembangkan
di
pendekatan pendidikan matematika
Indonesia sejak tahun 2001 yang
yang dikembangkan di Netherland
diadaptasi dari Realistic Mathematics
(Belanda) oleh Hans Freudental. Di
Education (RME). Ujicoba PMR di
dalam RME dunia nyata digunakan
Indonesia
sebagai
dipelopori oleh empat universitas,
titik
awal
untuk
pada
tahun
2001
yaitu UPI, Unesa, UNY, dan USD.
Di samping itu, telah dilakukan
d) Tahap
penutup
(matematisasi
dalam
aplikasi)
pembelajaran
dikaitkan
dengan
kehidupan sehari-hari
Setelah
melakukan
berbagai kegiatan sosialisasi PMRI
sehingga
PMRI
sudah
dikenal
hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Dapat
bahwa
penulis
Pendekatan
simpulkan
PMR
adalah
pembelajaran sesuai dengan tahap-
pembelajaran yang dilakukan dalam
tahap
interaksi dengan lingkungannya dan
diharapkan
dimulai dari permasalahan
tingkah laku pada siswa dalam
yang
nyata bagi siswa dan menekankan
keterampilan
proses
menyelesaikan
masalah
diberikan.
Tahap-Tahap
pembelajaran
tersebut
terjadinya
perubahan
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pendekatan
dalam
yang
pembelajaran
PMR
dikembangkan
berdasarkan
pemikiran
Freudental
berpendapat
bahwa
yang
matematika
dengan pendekatan PMR menurut
merupakan aktivitas insani (human
Sutarto (2008:14) adalah :
activities)
a) Tahap
pendahuluan,
memberikan masalah yang
nyata bagi siswa sesuai
dengan pengetahuan siswa
agar pembelajaran lebih
bermakna.
b) Tahap
pengembangan
model
simbolik
(matematisasi
dan
refleksi), siswa sudah
mulai
mengembangkan
sendiri
idenya
untuk
menyelesaikan
masalah
dari benda kongrit ke
abstrak.
c) Tahap penjelasan dan
alasan (abstraksi dan
farmalisasi). Pada tahap
ini siswa diminta untuk
memberikan alasan-alasan
dari jawabannya.
dengan
dan
harus
realitas.
dikaitkan
Berdasarkan
pemikiran tersebut, Pendekatan PMR
mempunyai ciri antara lain, bahwa
dalam proses pembelajaran siswa
harus diberikan kesempatan untuk
menemukan kembali (to reinvent)
matematika dengan menggunakan
bimbingan guru Gravemeijer (dalam
Hasponizar
2008:4)
dan
bahwa
penemuan kembali (reinvention) ide
dan konsep matematika tersebut
harus
dimulai
dari
penjelajahan
berbagai situasi dan persoalan yang
nyata.
Hasil Belajar
Berhasilnya
suatu
penyelenggaraan pendidikan sangat
ditentukan oleh pencapaian tujuan
belajar yang didapatkan siswa dalam
adalah sesuatu yang erat kaitannya
mengikuti
dengan aspek tingkah laku berupa
proses
pembelajaran,
biasanya disebut dengan perolehan
dampak
hasil belajar atau disingkat dengan
pengiring yang didapatkan siswa dari
Hasil Belajar saja.
proses
Adapun
langsung
dan
dampak
belajarnya
setelah
yang
dimaksud
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
belajar
menurut
Atau dapat juga dikatakan bahwa
Hamalik (2007:95), adalah: “Hasil
hasil belajar merupakan penentu
belajar diartikan semua hal yang
keberhasilan siswa dalam proses
meliputi aspek tingkah laku”.
pembelajaran,
dengan
hasil
Sedangkan
hasil
belajar
menurut Dimyati (2006:20), yaitu:
Hasil belajar merupakan
suatu puncak proses belajar.
Hasil belajar tersebut terjadi
terutama berkat evaluasi guru.
Hasil belajar dapat berupa
dampak
pengajaran
dan
dampak pengiring. Kedua
dampak tersebut bermanfaat
bagi guru dan siswa.
dan
merupakan
sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau
dimiliki
siswa
setelah
proses
pembelajaran berlangsung.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang peneliti
lakukan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan
kelas
adalah
penelitian
yang
dilakukan guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan
Kemudian
menurut
Wiki
untuk
memperbaiki
kinerjanya
(2009:1) “Hasil belajar merupakan
sebagai guru sehingga hasil belajar
informasi berupa kompetensi dasar
siswa
yang sudah dipahami dan yang
(Wardhani:2007:1.4).
belum dipahami oleh sebagian besar
Wardhani
siswa”.
Hasil
meningkat
(2007:1.4)
siswa
menemukan sejumlah ide pokok
digunakan untuk memotivasi siswa
tentang penelitian tindakan kelas
dan guru agar melakukan perbaikan
berdasarkan
dan
tindakan kelas yang dikemukan Carr
peningkatan
belajar
menjadi
kualitas
proses
pembelajaran.
Dari pendapat-pendapat di
atas dapat dipahami bahwa yang
dimaksudkan dengan hasil belajar
defenisi
penelitian
dan Kemis antara lain:
1. Penelitian tindakan adalah
suatu bentuk inkuiri atau
penyelidikan
yang
dilakukan melalui refleksi
diri.
2. Penelitian
tindakan
dilakukan oleh peserta
yang terlibat dalam situasi
yang diteliti, seperti guru,
siswa, dan kepala sekolah
3. Penelitian
tindakan
dilakukan dalam situasi
sosial, termasuk situasi
pendidikan.
4. Tujuan penelitian tindakan
adalah memperbaiki dasar
pemikiran dan kepantasan
dari
praktik-praktik,
pemahaman
terhadap
praktik tersebut, serta
situasi
atau
lembaga
tempat
praktik
dilaksanakan.
Penelitian dilaksanakan di
SDN 19 Kampung Baru Kecamatan
Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV semester I
yang berjumlah 28 orang, terdiri dari
18 orang laki-laki dan 10 orang
Penelitian ini dilaksanakan
pada semester I tahun pelajaran
2012/2013 di kelas IV SDN 19
Kampung Baru Kecamatan Batang
informasi
Sumber
data
Data dalam penelitian ini
berupa data kualitatif. Data kualitatif
dari
proses
pembelajaran. Data tersebut adalah
hal-hal
penelitian
diperoleh dari proses pembelajaran
materi matematika pada siswa kelas
IV
SDN 19 Kampung Baru
Kecamatan Batang Kapas dengan
jumlah siswa 28 orang terdiri dari 18
orang
laki-laki
dan
10
orang
perempuan.
Indikator keberhasilan pada
penelitian ini adalah 70 % siswa
yang mencapai nilai KKM. Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
pembelajaran matematika pada siswa
kelas IV SDN 19 Kampung Baru
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa instrumen
untuk mengumpulkan data, yaitu:
1. Lembar Observasi Kegiatan
dilakukan
mengamati
yang
berkaitan
untuk
berlangsungnya
proses
pembelajaran
matematika.
Dengan
berpedoman
observasi
Kapas.
tentang
dan hasil pembelajaran yang berupa
guru
perempuan.
diperoleh
pelaksanaan,
Kecamatan Batang Kapas adalah 70.
Batang Kapas
ini
dengan perencanaan,
pada
ini,
mengamati:
saat
lembar
observer
bertanya
jawab dengan siswa, saat
menyampaikan
pembelajaran,
tujuan
saat
memberikan masalah yang
nyata bagi siswa, saat siswa
diteliti, diikuti penyajian data dan
mengembangkan
terakhir penyimpulan dan verifikasi.
sendiri
model dalam menyelesaikan
Analisis
data
dilakukan
masalah dari bentuk konkret
terhadap data yang telah direduksi,
ke
saat
baik data perencanaan, pelaksanaan
meminta siswa memberikan
maupun data evaluasi. Analisis data
alasan dan jawaban yang
dilakukan
diberikan, saat memberikan
pisah. Hal ini dimaksudkan agar
pengarahan
dalam
dapat ditemukan berbagai informasi
atau
yang spesifik dan terfokus pada
bentuk
abstrak,
mengumpulkan
merangkum.
dengan
cara
terpisah-
berbagai informasi yang mendukung
2. Tes hasil belajar digunakan
pembelajaran dari yang menghambat
untuk memperoleh data hasil
pembelajaran.
belajar untuk setiap siklus.
pengembangan dan perbaikan atas
Tes hasil belajar berupa soal
berbagai kekurangan dapat dilakukan
essay yang terdiri dari 5 buah
tepat pada aspek yang bersangkutan.
soal beserta kunci jawaban
Dengan
Sedangkan
demikian,
analisis
data
dapat dilihat pada lampiran
pengelolaan pembelajaran oleh guru
IV halaman 73. Dan terdapat
adalah data hasil observasi kegiatan
kisi-kisi soal sebanyak 5 buah
guru yang digunakan untuk melihat
pada siklus I dan 5 buah pada
proses
siklus II dapat dilihat pada
dalam mengelola pembelajaran yang
lampiran XIII halaman 95.
terjadi
dan
perkembangan
selama
guru
pembelajaran
berlangsung. Kemudian data tersebut
Data yang diperoleh dalam
penelitian
dianalisis
dianalisis dengan teknik persentase.
dengan
Untuk mendapatkan persentase guru
menggunakan model analisis data
dalam mengelola pembelajaran, skor
kualitatif
dari semua aspek dalam proses
yang
ditawarkan
oleh
Rochiati (2007: 135) yakni analisis
pembelajaran
data dimulai dengan menelaah sejak
rumus:
pengumpulan data sampai seluruh
mengelola pembelajaran
data
total skor maksimal 24.
terkumpul.
Data
tersebut
direduksi berdasarkan masalah yang
dihitung
persentase
guru
dengan
dalam
dengan
Penentuan
skor
=
X
= nilai rata-rata
= jumlah nilai seluruh
×100%
Kegiatan
guru
siswa
mengelola
N
proses pembelajaran dikatakan baik
Hasil
jika guru melakukan aspek yang
diamati pada proses pembelajaran
diperoleh persentase ≥ 70%. Setelah
didapat
persentase
guru
dalam
mengelola pembelajaran pada setiap
pertemuan,
dihitung
persentase
rata-ratanya
tersebut
persiklus
sehingga penilaian kegiatan guru
dalam mengelola kelas dilihat dari
rata-rata persentase persiklus
jika
mencapai 70%, maka kegiatan guru
mengelola pembelajaran dikatakan
baik. Untuk menentukan persentase
hasil belajar siswa secara klasikal
dapat digunakan rumus oleh Rita,
= jumlah siswa
analisis
dalam
hasil
belajar
dikatakan
berhasil
meningkatkan
matematika
apabila setelah diadakan tes pada
akhir
pembelajaran,
siswa
mendapatkan nilai rata-rata melebihi
kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang telah ditetapkan di sekolah
yaitu
70.
Hal
menggunakan
ini
pendekatan
berarti
PMR
dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN 19
Kampung Baru Kecamatan Batang
Kapas.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
dkk (2008:43)
1. Siklus I
TB = ×100%
Keterangan:
TB = Tuntas belajar
S
a. Aktivitas Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran
Berdasarkan
hasil
= Jumlah siswa yang
pengamatan yang dilakukan terhadap
memperoleh nilai dari atau
aktivitas peneliti (guru) dalam proses
sama dengan 70
pembelajaran siklus I pertemuan II,
n
guru sudah berupaya menerapkan
= Jumlah siswa
Nilai rata-rata hasil belajar
RPP yang dibuat. Pada pelaksanaan
siswa dapat dihitung dengan rumus
pembelajaran guru juga mengalami
oleh Sudjana (2002:67) yaitu:
kekurangan – kekurangan seperti
X=
tahap pengembangan simbolik, tahap
Keterangan:
penjelasan dan alasan dan tahap
penutup masih kurang terlaksana.
nilai tes yang diperoleh siswa pada
Jumlah skor yang diperoleh adalah
siklus I belum memasuki kategori
17 dan skor maksimal adalah 24.
baik.
Dengan demikian
2. Siklus II
rata-rata
adalah
menunjukkan
persentase skor
71%.
Hal
bahwa
ini
a. Aktivitas Guru dalam kegiatan
taraf
pembelajaran
keberhasilan aktivitas guru selama
Berdasarkan hasil pengamatan
kegiatan pembelajaran berdasarkan
yang dilakukan terhadap aktivitas
hasil pengamatan dalam kategori
peneliti
baik.
pembelajaran siklus II pertemuan II,
b. Hasil
Belajar
Siswa
Dengan
Menggunakan Pendekatan PMR
Observasi keberhasilan tindakan
diamati selama dan sesudah tindakan
dilaksanakan. Hal ini dilaksanakan
untuk mendapatkan informasi dari
observer
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I baik
pelaksanaan, evaluasi dan hasil yang
diperoleh oleh siswa.
Berdasarkan
pengamatan
(guru)
dalam
proses
guru sudah menerapkan RPP yang
dibuat dengan baik. Jumlah skor
yang diperoleh adalah 22 dan skor
maksimal adalah
demikian
24.
Dengan
persentase skor rata-rata
adalah 92%. Hal ini menunjukkan
bahwa taraf keberhasilan aktivitas
guru selama kegiatan pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan dalam
kategori sangat baik.
b. Hasil
Belajar
Siswa
Dengan
Menggunakan Pendekatan PMR
observer yaitu teman sejawat dan
hasil diskusi dengan peneliti selaku
pada Siklus II. Berdasarkan
guru kelas , pada tindakan siklus I
pengamatan observer yaitu teman
ditemukan masih ada siswa yang
sejawat dan hasil diskusi dengan
belum
peneliti selaku guru kelas , pada
ikut
secara
aktif
dalam
berdiskusi.
Hasil
tindakan siklus II ditemukan masih
tes
siswa
pada
ada
siswa
sudah
aktif
dalam
pertemuan I adalah 65% berada pada
berdiskusi. Hasil tes siswa pada
taraf keberhasilan dengan kategori
pertemuan I adalah 85,10 dan pada
cukup dan pada pertemuan II adalah
pertemuan II adalah 87,57% . Jadi
72,5% berada pada taraf keberhasilan
ketuntasan belajar siswa pada siklus
dengan kategori cukup. Jadi rata-rata
II adalah 86,33 berada pada taraf
diskusi kelompok, sehingga kelas
keberhasilan dengan kategori baik.
menjadi
Pembahasan
menyampaikan hasil diskusi siswa
Pada
tahap
pelaksanaan
masih
tidak
tenang.
malu-malu
Dalam
menyampaikan
tindakan pada saat guru mengelola
hasil laporan mereka. Namun, pada
pembelajaran terdapat peningkatan
siklus II untuk mengatasi hambatan
dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan
tersebut, guru membimbing siswa
analisis data hasil belajar matematika
dalam
siswa dari kedua siklus tersebut rata-
permasalahan
rata
disekitarnya,
siklus
II
lebih
tinggi
menemukan
suatu
yang
guru
terjadi
memberikan
dibandingkan siklus I dan juga sudah
penguatan kepada siswa agar tidak
berada di atas KKM yang ditetapkan.
malu-malu
Persentase
laporan mereka.
hasil
diperoleh
belajar
dari
yang
penilaian
menyampaikan
Permintaan
maaf
hasil
peneliti
pembelajaran dengan menerapkan
terhadap kekeliruan yang peneliti
pendekatan
baik,
buat atas penelitian yang dilakukan
penghargaan yang diberikan guru
karena soal-soal latihan yang peneliti
kepada siswa dapat meningkatkan
berikan kepada siswa tidak realistik
hasil belajar siswa. Jika dilihat dari
dalam kehidupan sehari-hari pada
proses
siswa
anak usia Sekolah Dasar. Selain itu
meningkat dari siklus I ke siklus II
hasil belajar siswa meningkat bukan
seperti: hasil belajar yang meningkat
semata-mata
karena pendekatan PMR membuat
pendekatan PMR tetapi juga karena
siswa belajar lebih bermakna.
dorongan semangat dan penghargaan
PMR
sudah
pembelajaran,
Dilihat
dari
karena
penerapan
pelaksanaan
berupa nilai yang sering peneliti
pembelajaran dalam menggunakan
berikan untuk memotivasi siswa
pendekatan
ada
dalam pembelajaran. Peneliti juga
hambatan pada siklus I, dikarenakan
tidak sering memberikan soal-soal
siswa
latihan pada siswa dan membimbing
PMR
masih
masih
belum
paham
menemukan suatu masalah yang ada
disekitarnya, sehingga siswa sulit
cara menyelesaikannya.
Pendekatan
PMR
mendiskusikan dengan kelompok.
memudahkan siswa menerima dan
Siswa ribut dalam melaksanakan
memahami materi pelajaran yang
diajarkan,
dan
sesuai
dengan
penelitian ini, diajukan beberapa
diharapkan peneliti dapat membantu
saran untuk dipertimbangkan:
membuat kegiatan belajar mengajar
1. Penggunaan pendekatan PMR
menjadi lebih menyenangkan dan
untuk
mengasyikkan sehingga murid lebih
belajar KPK dan FPB pada
tertarik perhatiannya pada proses
siswa kelas IV SD Negeri 19
pembelajaran.
Kampung
Dengan
sering
meningkatkan
Baru
hasil
layak
memberikan latihan-latihan kepada
dipertimbangkan oleh guru,
siswa, siswa menjadi lebih paham.
untuk menjadi pembelajaran
KESIMPULAN DAN SARAN
alternatif
A. Kesimpulan
digunakan sebagai referensi
telah
yang
dapat
Berdasarkan penelitian yang
dalam memilih pendekatan
dilakukan
pembelajaran.
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut:
2. Bagi
1. Penggunaan pendekatan PMR
dalam
pembelajaran
matematika
dapat
meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV
SDN
19
Kampung
Baru
Kecamatan Batang Kapas.
2. Penggunaan pendekatan PMR
dapat
memotivasi
untuk
belajar
siswa
dengan
peneliti
yang
menerapkan
pembelajaran
ingin
bentuk
ini,
dapat
melakukan penelitian serupa
dengan materi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arjuna, Abang. 2007. Pendekatan
Matematika Realistik.
(Online)
(http://darmosusianto.blogspo
t.com/2007/08/Matematikarealistik.html di akses 5
Maret 2012)
gembira, bebas, aktif, dan
produktif sehingga kendala
psikologi
yang
menghambat siswa
sering
seperti
Awidyarso. 2009. Pendekatan
Kontekstual. (online)
(http://awidyarso.files.wordpr
ess.com diakses 28 Februari
2012)
rasa enggan, segan, takut, dan
malu dapat teratasi.
B.
Saran
Berdasarkan
yang
telah
kesimpulan
diperoleh
dalam
Buyung.
2006.
Peningkatan
Pemahaman
Terhadap
Konsep
Volume
Balok
Melalui
Pendekatan
Pendekatan
Matematika
Realistik Bagi Siswa Kelas V
SD. PGSD.UNP
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar. Jakarta:
Depdiknas
Erman,
dkk.
2003.
Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer.
Bandung:
FMIPA
Gravemeijer. 1994. Developing
Realitics
Mathematics
Education.
Freudenthal
institute. Utrecht
Gregoria, Ariyanti. Pendekatan
Pendekatan
Matematika
Realistik
Dalam
Pembelajaran
Matematika.(Online)(http://ar
iyanti.freehostia.com.wordpre
ss/?p=31/ diakses 5 Maret
2012)
Karso. 2000. Pendidikan Matematika
I.
Jakarta:
Universitas
Terbuka.
Kunandar, 2007. Guru Profesional
Implementasi
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persaja
Martinis,Yamin.
2007.
Kiat
Membelajarkan
Siswa.
Jakarta: Gaung Persada press
Nurhayati,
Rahayu.
2009.
Matematika itu Gampang.
Jakarta Selatan: Transmedia
Sriyanto. 2009. Menebar Virus
Pembelajaran Matematika
Yang Bermutu.(Online)
(http://209.85.175.104/search
?q=cache:YekhwhEuahooJ/
diakses 5 Maret 2012)
Suharsimi, Arikunto, dkk. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Sutarto, Hadi. 2007. Pendidikan
Pendekatan
Matematika
Realistik. Banjarmasin: Tulip
Wina,
Sanjaya. 2008. Strategi
pembelajaran berorientasi
standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Download