Document

advertisement
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan
di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
Dito Prabowo Nugroho
NPM 083403167
Pembimbing :
Maman Suherman, SE., MM.
R. Neneng Rina A, SE., MM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui likuiditas, profitabilitas dan harga pasar saham,
serta pengaruhnya secara simultan dan secara parsial. Penelitian ini akan dilaksanakan
pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, data diperoleh
dari Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya berupa laporan
keuangan dan harga saham. Metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus,
populasi dan sampel sebanyak 10 perusahaan, Teknik analisis dengan menggunakan path
analysis. Pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t dan secara simultan dengan uji F.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui : Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa
Efek Indonesia yang memiliki likuiditas paling tertinggi adalah Bank Danamon Indonesia
Tbk (BDMN), perusahaan dengan profitabilitas paling besar adalah Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank
Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) dan perusahaan dengan peningkatan saham terbesar
adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Likuiditas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap harga pasar saham. Profitabilitas secara parsial berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga pasar saham dan likuiditas dan profitabilitas secara simultan
dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Yang menjadi saran
adalah investor melakukan penilaian kinerja perusahaan dari berbagai aspek dan
melakukan penilaian harga saham berdasarkan rasio pasar agar saham yang dibeli
memberikan keuntungan sesuai dengan harapan investor.
Kata Kunci : Likuiditas, Profitabilitas, dan Harga Pasar
1. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang dampaknya masih dirasakan sampai
sekarang ini salah satu penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter,
krisis perbankan bahkan sampai dengan krisis kepercayaan disegala bidang kehidupan.
Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional lebih merosot setelah pemerintah
mencabut izin atau melikuidasi 16 bank pada tanggal 1 November 1997. Alasan
utamanya yaitu bisnis perbankannya telah melanggar rambu-rambu perbankan yang telah
ditetapkan oleh otorita moneter.
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang dalam aktivitasnya
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito, dan lain-lain
yang selanjutnya menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Bank lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang.
Pemberian kredit oleh pihak bank menunjukkan betapa pentingnya peranan bank
dalam pembangunan. Bidang perbankan merupakan salah satu faktor yang mendapatkan
perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya. Bank sebagai salah
satu rekan kerja pemerintah dituntut peran sertanya untuk menyukseskan pembangunan,
dalam arti ikut serta membiayai proyek-proyek pembangunan melalui jasa kredit yang
diberikannya.
Fungsi pokok perbankan adalah menarik atau menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya sebagai kredit kepada masyarakat. Karena itu, perbankan
menempati posisi yang stategis dalam pembangunan dan perekonomian negara serta
dalam pembangunan pendapatan didalam masyarakat. Dalam kebijakan memberikan
kredit perbankan memegang peranan penting karena turut serta menentukan pendapatan
masyarakat dan corak masyarakat dimasa yang akan datang.
Pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan dibidang ekonomi, salah
satunya dengan cara mendirikan bank-bank pemerintah daerah untuk membantu
masyarakat.
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut PD. BPR,
menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 1 adalah :
“Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.”
Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan
mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang
tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Harjito dan Martono, 2001:96).
Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam
kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya
akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami
penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya
terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak
dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena
biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar (Prayitno,
2008). Likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh current ratio yaitu rasio yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan
kewajiban lancarnya. (Brigham, 2001:89). Semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya, maka menunjukkan
perusahaan tersebut sangat baik atau sehat dan hal itu akan menarik para investor
untuk menanamkan investasinya, sehingga harga saham akan meningkat.
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on assets (ROA).
Return On Total Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Istilah
lain dari Return On Assets (ROA) adalah Return On Investment (ROI). Gitman
(2003: 65) menyatakan bahwa Return On Total Assets (ROA) measures the
overall effectiveness of management in generating profit with its available assets;
also called the return on investment (ROI). Berdasarkan definisi tersebut bahwa
return on total assets istilah lain dari return on investment yang mengukur tingkat
efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba dengan pemanfaatan dari aktiva
yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Tandelin (2001: 40) return on
assets menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba. Return on total assets menunjukkan seberapa
banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki
perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata)
kekayaan perusahaan.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana likuiditas, profitabilitas dan harga pasar saham pada perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana pengaruh secara simultan likuiditas dan profitabilitas terhadap harga
pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana pengaruh secara parsial likuiditas terhadap harga pasar saham pada
perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Bagaimana pengaruh secara parsial profitabilitas terhadap harga pasar saham pada
perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3. Tinjauan Pustaka
3.1. Likuiditas
Likuiditas secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka
pendek dengan sumber jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Menurut Sutrisno (2001:247) mengemukakan bahwa :
“Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibankewajibannya yang segera harus di bayar”.
Menurut Munawir (2004:31) mengemukakan bahwa :
“Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih”.
Sedangkan Bambang Riyanto (2001:25) menyatakan bahwa :
“Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera di penuhi
dengan aktiva lancar.
Menurut Sutrisno (2001:247) ukuran likuiditas terdiri dari empat alat ukur yaitu :
1. Current Ratio (CR)
Current Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi ;
kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan
hutang jangka pendek meluputi ; hutang dagang, hutang wesel, hutang bank,
hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus di bayar.
Current Ratio 
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
2. Quick Ratio (QR)
Quick Ratio merupakan rasio antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling
cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar.
QuickRratio 
Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
3. Cash Ratio
Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa
segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.
Cash Ratio 
Kas  Efek
Hutang Lancar
4. Working capital to total assets
Rasio working capital to total assets dapat dihitung dengan membandingkan
antara harga lancar dan hutang lancar dengan jumlah harta.
Working capital to total assets 
Harta Lancar - Hutang Lancar
Jumlah Harta
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah
current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan dengan hutang jangka pendek. Current Ratio merupakan salah satu
rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi
kesulitan. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk
didalamnya kewajiban membayar dividen kas yang terutang). Unsur-unsur yang
mempengaruhi nilai current ratio adalah aktiva lancar dan hutang jangka
pendek. Dalam hal ini aktiva lancar terdiri dari uang kas dan juga surat-surat
berharga antara lain surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas
kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
uang dan pasar modal. Di lain pihak utang jangka pendek dapat berupa utang
pada pihak ketiga (bank atau kreditur lainnya). Menurut Agnes Sawir (2005: 52),
“semakin tinggi rasio lancar, kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendek juga semakin besar”.
3.2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
perusahaan. Profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat
perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus
berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan
(profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dalam
melakukan analisis perusahaan, di samping melihat laporan keuangan perusahaan, juga
bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
Terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan profitabilitas diantaranya adalah
sebagai berikut :
Menurut Sartono (2001:122) menjelaskan bahwa :
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”
Menurut Bambang Riyanto (2001:35) menjelaskan bahwa :
“Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”
Menurut Abdul Halim (2005:75) menjelaskan bahwa :
“Profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (profitabilitas) “.
Menurut Porman (2008:172) menjelaskan bahwa :
“Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal
saham tertentu”
Sedangkan menurut Munawir (2004:33) menjelaskan bahwa:
“Analisis profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Terdapat beberapa rasio yang bisa digunakan untuk menghitung
profitabilitas seperti yang kemukakan Sawir (2005:18) yaitu :
1. Gross Profit Margin (GPM)
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui
keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin
sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan
meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan
kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien.
Sales  Cost of Good Sold
Sales
2. Net Profit Margin (NPM)
Rasio net profit margin menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain rasio ini
mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Net Income
Net Profit Margin =
Sales
3. Basic Earning Power atau Rentabilitas Ekonomi
Basic earning power mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan.
Gross Profit Margin =
EBIT
Total Assets
Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi tertanggung dari :
a. Operating profit margin, yaitu perbandingan antara laba usaha dengan
penjualan
EBIT
Operating profit margin =
Sales
b. Perputaran aktiva (Assets turnover)
Sales
Assets turnover =
Total Assets
Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit
margin dengan assets turnover.
4. Return on Assets (ROA)
Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva yang dipergunakan
Net Income
ROA =
Total Assets
5. Return on Equity
Rasio Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba
yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui
besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal
dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan,
apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
Net Income
ROE =
Net Worth
Basic Earning Power =
Dari semua penjelasan rasio-rasio di atas maka kita bisa menarik kesimpulan
bahwa rasio-rasio profitabilitas merupakan ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektivitas manajemen bisa
meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya
manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Dengan demikian, analisis
profitabilitas dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk melihat tingkat
profitabilitas perusahaan adalah return on assets yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan
menganalisis rasio return on asset dapat diketahui apakah perusahaan efisien
memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga
memberikan ukuran yang lebih karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam
menggunakan aktivanya untuk memperoleh pendapatan.
Munawir (2004:269) menjelaskan bahwa “Return On Asset merefleksikan
seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan
yang ditanamkan oleh perusahaan”. Sedangkan Bambang Riyanto (2001:65)
menyatakan bahwa ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih bagi semua investor dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Rasio ROA ini sering dipakai
manajemen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menilai kinerja
operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan,
semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat
menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin tinggi nilai ROA maka semakin
baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.
3.3. Harga Pasar Saham
3.3.1. Saham
Saham merupakan sebagai bukti/tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan, sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas
dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya,
termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang
surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Wujud saham adalah berupa kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
kertas tersebut.
Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal.
Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya.
Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam
suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004:32). Saham menarik bagi investor karena
berbagai alasan. Bagi beberapa investor, membeli saham merupakan cara untuk
mendapatkan kekayaan besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara bagi investor
yang lain, saham memberikan penghasilan yang berupa deviden. Adapun jenis-jenis
saham antara lain saham biasa (common stock) saham preferen (preferren stock) dan
saham komulatif preferen (commulative preferren stock) (Riyanto, 2005:240).
3.3.2. Jenis Saham
Secara peralihan jenis saham dapat dibedakan menjadi dua jenis saham
(Nasarudin dan Indra, 2003:189) yaitu :
1. Saham atas unjuk (Bear stock)
Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham
tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan.
Saham ini mirip dengan uang, gampang dialihkan. Siapa yang dapat
menunjukkan sertifikat saham itu, maka ia dikatakan sebagai pemegang saham
tersebut, kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari
peralihan tersebut.
2. Saham atas nama (Registered stock)
Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya.
Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu
3.3.3. Keuntungan dan Resiko Investasi Pada Saham
Seorang investor menanamkan modal pada saham suatu perusahaan dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, akan tetapi masa yang
akan datang penuh dengan ketidakpastian. Menurut Panji Anoraga, (2001:58) dalam
investasi saham terdapat berbagai keuntungan dan resiko, yaitu:
1. Keuntungan investasi saham
a. Kenaikan harga saham (capital gain), yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham
berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham
b. Pembagian deviden, merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Kebijakan deviden akan menyangkut keputusan pembagian
laba atau menahan guna diinvestasikan kembali pada perusahaan.
2. Resiko investasi saham
a. Resiko Finansial, yaitu resiko yang diderita sebagai akibat dari ketidakmampuan
emiten memenuhi kewajiban membayar deviden serta pokok investasi
b. Resiko Pasar, yaitu akibat menurunnya harga pasar baik keseluruhan saham
maupun suatu saham secara individu
Resiko Psikologis, yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara
emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan
optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan penurunan harga
saham.
3.3.4. Harga Saham
Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar
modal. Dalam pasar yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar.
Menurut Agus Sartono (2001:41)
“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas
yang diharapkan akan diterima”
Menurut Agus Sartono (2001:63) memaparkan bahwa:
“Harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Jika pasar bursa tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing
price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham”
Selain itu Agus Sartono (2001:40) yang menyatakan bahwa
“Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan
penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya kekuatan
permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham
menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi”
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui
penilaian perubahan harga saham dapat dilihat pada saat pasar bursa tutup.
Sehingga harga pasar inilah yang menyatakan naik atau turunnya harga
saham.
3.3.5. Penilaian Harga Saham
Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pengaruh
peraturan perundangan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pengaruh pelanggaran
oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal yang berubah-ubah antara pesimis dan
optimis.
Secara teori ekonomi, harga pasar suatu saham akan terbentuk melalui proses
penawaran dan permintaan yang mencerminkan kekuatan pasar, seperti yang dijelaskan
oleh Panji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:108) mengemukakan bahwa:
“Harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar dan analisis
memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu perkiraan trend naik atau turun.
Sedangkan apabila permintaan lebih banyak dari pada penawaran saham, maka
harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga akan terjadi trend naik. ”
Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas
suatu pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensi maka kualitas pasar modal tersebut
akan semakin baik.
Menurut Eduardus Tandelilin (2001:112) menjelaskan bahwa :
“Untuk konsep pasar yang efisien lebih ditentukan pada aspek informasi, artinya
pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. ”
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum bursa saham
menganut pergerakan saham yang membentuk suatu pola atau jangka waktu tertentu,
artinya tidak ada harga saham yang meningkat terus menerus, juga tidak ada harga saham
yang terus menerus turun, yang ada adalah harga yang meningkat dan menurun sesuai
dengan siklus yang berlaku.
3.3.6. Penilaian Harga Saham
Investor sebagai pihak pemilik dana, sebelum menentukan keputusan
investasinya pada suatu perusahaan akan berusaha menilai harga saham perusahaan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan harga pasar saham, yang menjadi
indikator harga saham adalah perubahaan harga pasar saham awal dan akhir tahun untuk
periode akuntansi.
4. Kerangka Pemikiran
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal atau dana pada bidang
tertentu dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Pasar modal merupakan salah satu wadah untuk mengumpulkan dana investasi
secara tepat. Di pasar modal, para investor dapat menanamkan modalnya melalui
berbagai bentuk investasi salah satunya dalam bentuk saham.
Menurut Bambang Riyanto (2001:240) menyatakan bahwa “Saham secara
umum sebagai bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas. Sedangkan saham biasa merupakan saham dimana pemegangnya akan
mendapat deviden pada akhir pembukuan, jika perusahaan tersebut mendapat
keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau jika
ia mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat deviden.”
Terdapat dua pendekatan dasar dalam memilih saham untuk investasi yaitu
dengan menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental.
Menurut Suad Husnan (2003:349) “Analisis teknikal merupakan upaya
memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga
saham (Kondisi pasar) di waktu yang lalu”. Sedangkan analisis fundamental
menurut Suad Husnan (2003:315) adalah “analisis yang merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham”.
Menurut Arifin (2001 :116) menyatakan bahwa “faktor fundamental
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham.
Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja
perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka
harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham dan
sebaliknya”.
Oleh karena itu sebelum investor menanamkan investasi pada perusahaan,
maka salah satu hal yang dapat dijadikan pertimbangan oleh investor adalah
potensi perusahaan di masa yang akan datang melalui kinerja keuangan
perusahaan di masa lalu dan sekarang. Dengan mengetahui kinerja keuangan
perusahaan tersebut, calon investor dapat memprediksi apakah suatu perusahaan
akan memberikan keuntungan atau tidak. Untuk mengetahui kinerja keuangan
suatu perusahaan dapat diketahui melalui analisis laporan keuangan, salah satunya
adalah dengan analisis rasio keuangan, salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas dan
Profitabilitas.
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih (Munawir, 2004:31).
Salah satu jenis rasio untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yaitu rasio
yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva
lancar dengan kewajiban lancarnya. (Sutrisno, 2001:247). Agnes Sawir (2005:52)
menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio lancar, maka kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin besar. Untuk
mendapatkan hasil investasi yang maksimal, umumnya investor menyertakan
pertimbangan likuiditas perusahaan dalam pengambilan keputusan investasinya.
Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik
menunjukkan perusahaan memiliki performance dan profitabilitas yang baik pula
sehingga layak untuk dijadikan tempat berinvestasi. Dengan demikian semakin
tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya, maka
menunjukkan perusahaan tersebut sangat baik atau sehat dan hal itu akan menarik
para investor untuk menanamkan investasinya, sehingga harga saham akan
meningkat.
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal
saham tertentu” Porman (2008:172). Tujuan profitabilitas berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang optimal sehingga
shareholder dan pemegang saham akan tetap menjadi penyedia modal pada
perusahaan tersebut. Pada umumnya perusahaan yang dipilih para investor untuk
berinvestasi adalah perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan yang
tinggi. Baik buruknya profitabilitas perusahaan dilihat dari rasio profitabilitasnya,
rasio ini dilihat dari kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara
produktif. Salah satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah Return on
Asset (ROA) yaitu rasio profitabilitas yang berfungsi untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimiliknya. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Hal itu selanjutnya akan meningkatkan daya
tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan
perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan
semakin besar (Ang, 1997).
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa likuiditas dan
profitabilitas memiliki saling keterkaitan, dimana perusahaan yang memiliki
kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki performace yang baik dalam memperoleh laba dan memiliki
profitabilitas yang baik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan
mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya bahkan dimungkinkan memiliki
hutang yang relatif kecil, hal itu sejalan dengan pendapat Brigham dalam Porman
(2008) yang mengungkapkan bahwa perusahaan dengan rate of return yang tinggi
cenderung menggunakan proporsi hutang yang relatif kecil dikarenakan dengan
rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba yang ditahan.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi cenderung
akan menggunakan hutang yang relatif kecil, dengan tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Dipandang dari sudut
calon investor, indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang
akan datang adalah dari pertumbuhan perusahaan. Indikator ini sering
diperhatikan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan return
terhadap investasi yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.
Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan
penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang
atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004:32). Dalam suatu
pasar yang efisien, setiap informasi yang ekonomi akan menimbulkan reaksi pasar
atas informasi tersebut. Reaksi pasar umumnya ditunjukkan melalui perubahan
harga saham tersebut.
Harga saham menurut Agus Sartono (2001:41) adalah sebesar nilai
sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”, selain
itu Agus Sartono (2001:63) menjelaskan harga pasar saham yaitu “Harga pasar
merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar
bursa tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi
harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham”
Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan
penawaran di pasar modal. Setiap tindakan yang dilakukan oleh investor akan
membeli atau menjual sahamnya akan mempengaruhi dan membentuk harga
saham itu sendiri, hal itu sejalan dengan pendapat Agus Sartono (2001;40) yang
menyatakan bahwa “Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara
permintaan dan penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya
kekuatan permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham
menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi”.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas penulis berasumsi bahwa dengan
adanya suatu informasi baru, akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di
kalangan investor dapat mengubah harga saham sehingga akan mempengaruhi
pergerakan harga saham. Pergerakan harga saham di pasar modal dipengaruhi
oleh adanya berbagai informasi baik dari dalam perusahaan seperti kinerja
perusahaan ataupun informasi yang bersumber dari luar perusahaan, seperti
kondisi ekonomi (inflasi/suku bunga dll), situasi dan kondisi sosial politik.
Likuditas
Curent Ratio
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Harga
Saham
Profitabilitas
ROA
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
5. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Likuiditas dan Profitabilitas secara Simultan berpengaruh terhadap Haraga pasar
saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2. Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham
pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham
pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
6. Metode Penelitian
6.1. Metode Penelitian Yang Digunakan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan
pendekatan sensus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki (Nazir, Moh, 2003:54).
Metode sensus adalah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi diteliti
satu persatu, hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter (Suprapto,
2004:61)
6.2. Operasional Variabel
a. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah suatu variabel bebas dimana keberadaannya tidak
dipengaruhi variabel-variabel lain. Bahkan variabel independen merupakan variabel
yang keberadaannya menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain.
Dalam hal ini yang menjadi variabel independennya adalah :
a) Likuditas (X1), dimana indikatornya Aktiva lancar dibagi hutang lancar.
b) Profitabilitas (X2), dimana indikatornya Net income di bagi total asset.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang tidak bebas artinya variabel tersebut
dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel dependen dalam konteks permasalahan ini adalah Harga Pasar Saham. Yang
menjadi indikator dalam Harga Pasar Saham ini adalah Perubahan harga saham untuk
tahun periode tertentu.
Secara rinci operasionalisasi variabel yang dimaksud dapat dilihat pada tabel
secara berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel
Definisi variabel
Indikator
Ukuran
Skala
1
Likuiditas
(X1)
Kemampuan
perusahaan Aktiva lancar
untuk memenuhi kewajiban dibagi
keuangannya yang harus hutang lancar
segera di penuhi (Munawir,
2004:31)
Persen
Rasio
No
Variabel
Definisi variabel
Indikator
Ukuran
2
Profitabilitas
(X2)
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan
keuntungan (profitabilitas)
pada tingkat penjualan asset
dan modal saham tertentu”
(Porman 2008:172)
Net income
di bagi total
asset
Persen
Rasio
3
Harga Pasar
Saham (Y)
Harga pasar merupakan harga
suatu saham pada pasar yang
sedang berlangsung. Jika
pasar bursa tutup, maka harga
pasar
adalah
harga
penutupannya (closing price).
Jadi harga pasar inilah yang
menyatakan naik turunnya
harga saham (Agus Sartono
2001:63)
Perubahan
harga saham
untuk tahun
periode
tertentu
Persen
Rasio
6.3. Paradigma Penelitian
X1
YX
1
Y
rX 2 X 1
X2
YX
Y1
2
ɛ1
1
Gambar 6.1 Paradigma Penelitian
X1 = Likuiditas
X2 = Profitabilitas
Y = Harga Pasar Saham
ɛ1 = Faktor lain yang tidak diteliti
X X = Koefisien jalur korelasi X1 dengan variabel X2
YX = Koefisien jalur variabel X terhadap variabel Y
YX = Koefisien jalur variabel X2 terhadap variabel Y
2
1
1
2
Uji Hipotesis
1. Penetapan Hipotesis Operasional
Ho1, ρ = 0
Ha2, ρ = 0
: Likuiditas dan Profitabilitas tidak
berpengaruh simultan terhadap Harga pasar saham.
: Likuiditas dan Profitabilitas berpengaruh secara
simultan terhadap Harga pasar saham.
Skala
Ho1, ρ = 0
Ha2, ρ = 0
Ho1, ρ = 0
Ha2, ρ = 0
2.
3.
4.
5.
: Likuiditas secara parsial tak berpengaruh
terhadap Harga pasar saham.
: Likuiditas secara parsial berpengaruh
terhadap Harga pasar saham.
: Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Harga pasar saham .
: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar
saham.
Penetapan tingkat signifikansi
Taraf signifikansi () ditetapkan sebesar 5%, ini berarti kemungkinan
kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%, atau
toleransi kemelesetan 5%. Taraf signifikansi ini adalah tingkat yang umum
digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup ketat untuk
mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Uji Signifikansi
Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu :
a. Secara parsial menggunakan uji T
b. Secara simultan menggunakan uji F
Kaidah keputusan
Kaidah keputusan yang digunakan adalah :
a. Tolak H0 jika -t < -t½  df (n-2) atau t > t ½  df(n-2)
Terima H0 jika - t ½  df (n-2) ≤ t ≤ t ½  df(n-2)
Atau
Tolak H0 jika -t <-t½  df (n-k-1) atau t > t ½  df(n-k-1)
Terima H0 jika - t ½  df (n-k-1) ≤ t ≤ t ½  df(n-k-1)
b. Tolak H0 jika F hitung > F tabel dan terima H0 jika F hitung ≤ F tabel
Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis akan melakukan analisa secara
kuantitatif. Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang
telah
ditetapkan
itu
diterima
atau
ditolak
7. Pembahasan
7.1. Hasil Penelitian
Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki likuiditas paling
tertinggi adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), perusahaan dengan profitabilitas paling
besar adalah Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) dan perusahaan dengan peningkatan saham
terbesar adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
7.2. Pembahasan
7.2.1. Tingkat Likuiditas, Profitabilitas dan Harga Pasar Saham pada Perusahaan Sektor
Perbankan di Bursa Efek Indonesia
7.2.1.1. Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek
Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan perusahaan paling likuid
dibandingkan perusahaan sejenis yang ada di sektor perbankan pada Bursa Efek Indonesia yaitu dengan
nilai current ratio sebesar 1,49 atau 149 %, Nilai tersebut menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki
oleh Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mampu menutupi kewajiban lancarnya sebesar 1,49 kali dari
hutang lancar yang menjadi kewajibannya atau aktiva lancarnya lebih besar 149 % dari hutang lancarnya.
Sedangkan perusahaan yang memiliki likuiditas paling rendah adalah Bank Mega Tbk (MEGA) dengan
nilai current ratio sebesar 0,28 atau 28 %. Berdasarkan aktiva lancar dan hutang lancari dari seluruh
perusahaan pada sektor perbankan diketahui nilai rata-rata likuiditasnya yaitu sebesar 0,949 atau 94,9 %,
hal itu membuktikan bahwa perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
rata-rata sudah likuid atau aktiva lancar yang dimiliki masing-masing perusahaan dapat menutupi hutang
lancarnya
sebanyak 0,949 kali dari hutang lancar yang dimiliknya. Agnes Sawir (2005:52)
mengungkapkan bahwa semakin tinggi rasio lancar, maka kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendek juga semakin besar.
7.2.1.2. Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek
Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon
Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk merupakan perusahaan yang memiliki
profitabilitas paling besar yaitu dengan nilai ROA sebesar 0,03 atau 3 %, hal itu menujukan bahwa dengan
aset yang dimilikinya Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk
(BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk dapat memperoleh laba sebesar 0,03 kali dari total asetnya atau
perusahaan memperoleh laba sebesar 3 % dari total asetnya. Sedangkan profitabilitas terkecil di miliki
oleh Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN), Bank Bukopin Tbk (BBKP), Bank Internasional
Indonesia Tbk (BNII) dan Bank Mega Tbk (MEGA) dengan nilai ROA 0,01 atau 1%, yang berarti Bank
Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN), Bank Bukopin Tbk (BBKP), Bank Internasional Indonesia Tbk
(BNII) dan Bank Mega Tbk (MEGA) memperoleh laba 1% dari total asetnya. Berdasarkan perbandingan
laba bersih dengan total aset dari seluruh perusahaan pada sektor perbankan di peroleh rata-rata ROA
sebesar 0,019 atau 1,9 %, hal itu menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan total aset yang dimilikinya rata-rata perusahaan mampu
memperoleh laba bersih sebesar 1,9 % dari total asetnya dan dapat dikatakan pula bahwa efektivitas
perusahaan dalam memperoleh laba adalah 1,9 %.
7.2.1.3. Perubahan Harga Pasar Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan di
Bursa Efek Indonesia
Harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di
peroleh dengan cara membandingkan harga saham periode akhir Desember 2012 dengan harga saham
periode akhir November 2012, berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perusahaan yang
mengalami penurunan harga saham mencapai 0,02% yaitu Bank Niaga Tbk (BNGA). Sebanyak 9
perusahaan mengalami peningkatan harga pasar saham dengan peningkatan terbesar adalah 0,056 % yaitu
pada harga saham Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan yang terkecil pada Bank Rakyat Indoensia
(persero) Tbk (BBRI) yang mengalami peningkatan harga saham sebesar 0,007 %.
7.2.2. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Secara Simultan Terhadap Harga Pasar Saham
pada Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 11 mengenai hubungan likuiditas, profitabilitas
terhadap harga pasar saham diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,766 (Lampiran 1), berdasarkan
pedoman interpretasi koefisien korelasi nilai 0,766 termasuk kategori kuat, hal itu menunjukkan bahwa
antara likuiditas, profitabilitas terhadap harga pasar saham memiliki hubungan positif yaitu sebesar 76,6 %
dengan kriteria hubungan kuat. Dari hasil path analysis (Tabel 4.5) dapat diketahui besar pengaruh
likuiditas, profitabilitas terhadap harga pasar saham adalah sebesar 0,585 atau 58,5 %, artinya harga pasar
saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan
dipengaruhi oleh likuiditas, profitabilitas sebesar 58,5%, sedangkan sisanya yaitu 41,4 % merupakan
pengaruh faktor lain selain faktor likuiditas dan profitabilitas seperti faktor tingkat inflasi, suku bunga, dan
index harga saham gabungan.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh secara
simultan antara likuiditas, profitabilitas terhadap harga pasar saham, dapat dilihat dari nilai uji F (lampiran
1), berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,957 dengan
nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,046 yang kurang dari  = 0,05, artinya likuiditas, profitabilitas secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Dengan demikian hipotesis yang penulis
ajukan yaitu “Terdapat pengaruh signifikan antara likuiditas, profitabilitas secara simultan terhadap harga
pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia” terbukti atau dapat diterima
kebenarannya.
Signifikannya pengaruh likuiditas, profitabilitas terhadap harga pasar saham disebabkan oleh
tingginya permintaan harga saham yang diikuti oleh bagusnya kemampuan perusahaan dalam mencetak
laba. Hal itu membuktikan bahwa harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, Arifin (2001
:115-116) mengungkapkan bahwa pergerakan harga saham di pengaruhi oleh faktor-faktor yaitu hukum
permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, indeks harga saham dan news dan rumours.
7.2.3. Pengaruh Likuiditas Secara Parsial Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan
Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh likuiditas secara parsial terhadap harga pasar saham berdasarkan analisis jalur/path
analysis diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,725 yang berdasarkan pedoman interpretasi (Tabel 3.3)
termasuk pada kategori kuat, dengan demikian likuiditas secara parsial berpengaruh positif terhadap harga
pasar saham dengan kategori hubungan kuat, dan hal itu juga dapat diartikan bahwa tingkat likuiditas
perusahaan memberikan daya tarik bagi investor untuk membeli saham sehingga memicu tingginya
penjualan saham dan dimungkinkan harga pasar saham di perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan.
Berdasarkan analisis jalur atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung likuiditas
berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,526 (Tabel 4.5) yang berarti pula likuiditas perusahaan
pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada akhir periode tahun 2012 memberikan
pengaruh terhadap kenaikan harga pasar saham sebesar 52,6 %.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh likuiditas secara parsial terhadap harga pasar
saham, dapat dilihat dari nilai uji t (lampiran 1), berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 2,965 dengan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,021 yang kurang dari 
= 0,05, artinya secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Dengan
demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu “Terdapat pengaruh signifikan antara likuiditas secara
parsial terhadap harga pasar saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia” teruji.
7.2.4. Pengaruh Profitabilitas Secara Parsial Terhadap Harga Pasar Saham Pada
Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap harga pasar saham dapat dilihat dari hasil analisis
jalur/path analysis, dimana dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,177, berdasarkan
pedoman interpretasi (Tabel 3.3) termasuk pada kategori sangat rendah, dengan demikian secara parsial
profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga pasar saham dengan kategori hubungan sangat rendah,
dan hal itu juga dapat diartikan bahwa setiap peningkatan profitabilitas akan memberikan dampak positif
terhadap peningkatan harga pasar saham di perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Berdasarkan analisis jalur atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung profitabilitas
berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,031 (Tabel 4.5) yang berarti pula profitabilitas
perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada akhir periode tahun 2012
memberikan pengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 3,1 %.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap harga pasar
saham, dapat dilihat dari nilai uji t (lampiran 1), berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 0,725 dengan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,492 yang lebih besar
dari  = 0,05, artinya secara parsial profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar
saham. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu “Terdapat pengaruh signifikan antara
profitabilitas secara parsial terhadap harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek
Indonesia” tidak terbukti atau tidak dapat diterima kebenarannya, walaupun tidak signifikan tetapi masih
memiliki pengaruh dengan kategori sangat rendah. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Frian Alfrianto Yusak (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap harga
saham, dimana dalam penilaian profitabilitasnya digunakan rasio ROA, dari hasil penelitiannya
diungkapkan bahwa ROA berpengaruh rendah terhadap harga saham.
Efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu faktor terpenting dalam
menjaga stabilitas harga saham, dimana laba ini sangat menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan
diperoleh para pemegang saham, selain itu dengan efektifnya perolehan laba perusahaan, para investor
akan menilai baik terhadap saham perusahaan atau akan memberikan keuntungan bagi para investor.
Optimalnya perolehan laba akan mempengaruhi deviden share dan return yang akan diterima oleh
investor pada masa yang akan datang. Hal itu sejalan dengan pendapat Husnan (2000) yang menyatakan
bahwa “Bila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan
juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di masa yang
akan datang.
8
Simpulan dan Saran
8.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki likuiditas paling tertinggi
adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), perusahaan dengan profitabilitas paling besar adalah
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank
Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) dan perusahaan dengan peningkatan saham terbesar adalah Bank
Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
2. Secara simultan likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham.
3. Secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham
Secara parsial profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar saham
5.2. Saran
1.
2.
Saran dalam penelitian ini diantaranya :
Bagi Investor
Sebelum investor mengambil keputusan membeli saham pada suatu perusahaan, maka perlu
melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dari berbagai aspek diantaranya likuiditas,
profitabilitas dan melakukan penilaian harga saham berdasarkan rasio pasar. Sehingga saham yang
dibeli memberikan keuntungan sesuai dengan harapan investor.
Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Pada penelitian ini penilaian harga pasar saham berdasarkan harga penutupan saham pada akhir
bulan Desember dan November 2012, sehingga tidak menunjukan pola perkembangan harga pasar
saham tahun 2012. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai perkembangan harga
pasar saham pada setiap harinya selama satu tahun yaitu pada bulan Januari sampai Desember
2012.
b. Hasil penelitian diketahui likuiditas, profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga pasar
saham, dan ada faktor lain yang berpengaruh cukup besar oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih meluas seperti menambah variabel independenya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti suku bunga, index harga saham gabungan, dengan tempat penelitian
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi, Edisi 2. Jakarta : PT Salemba Emban Patria.
Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Umum.
Ang. Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal. Jakarta : Salemba Empat
Anoraga, Panji dan Piji Pakarti 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Anoraga, Panji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Jawa Tengah: STIE Bank BPD, Jakarta :
Rineka Cipta.
Arifin, Agus Zaenul. 2001. Manajemen Investasi. UBM : Pusat Pengembangan Bahan Ajar.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi IV. Yogyakarta : BPFE UGM.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F.2006. Dasar-Dasar manajemen Keuangan, Terjemahan, Jakarta :
Salemba Empat.
Gitman. 2003. Principles of Managerial Finance. Terjemahan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Harahap, Sofyan Syarif 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada
Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : AMP YKPN.
Martono, Harjito 2001. Analisi Likuiditas Perusahaan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Nasarudin, Irsan dan Indra Surya. 2003. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Prenada Media
Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia
Prayitno. 2008. Aspek Dasar Perusahaan Yang Sehat. Kuningan : BPFE Uniku.
Porman, Tumbuan Andi. 2008. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Risdianto. 2009. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Saham. Medan: BPFE Usu.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi,. Edisi ke-3. Yogyakarta : BPFE UGM.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta
Suprapto. 2004. Analisa dan Parameter Metode Sensus. Edisi ke-2 Cetakan Ke-2. Bengkulu : BPPT
Bengkulu
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Ekonisia
Tandelin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE UGM.
Download