BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Donasi darah merupakan proses pengambilan darah secara sukarela dari seseorang kemudian darahnya akan disimpan di bank darah. Total darah yang dapat didonasikan tidak boleh melebihi 13% dari total volume darah. Pendonor darah yang memiliki berat badan 45 kg akan diambil darahnya sebanyak 350 ml dan 450 ml untuk yang memiliki berat badan 50 kg (WHO, 2012). Donor akan kehilangan besi sekitar 200-250 mg setiap 350 ml darah yang diambil (Semmelrock et al., 2011). Tubuh memerlukan waktu untuk mengembalikan volume darah dan status besi agar kembali konstan. Hal ini menyebabkan pendonor darah diberi masa tenggang tertentu untuk mendonorkan darah. Di Indonesia pendonor darah diperbolehkan sedangkan di melakukan Austria donor dan setiap beberapa 12 minggu, negara lain diperbolehkan setiap 8 minggu sekali atau sekitar 6 kali per tahun untuk pendonor laki-laki dan 5 kali per tahun untuk pendonor perempuan (Cancado & Junior, 2012). 1 2 Eritropoiesis merupakan proses produksi eritrosit yang berasal dari sel prekursor proeritroblast di sumsum tulang. Sel darah merah akan berada di sirkulasi selama 100-120 hari dan sekitar 1% sel darah merah akan digantikan dengan sel darah merah baru setiap harinya. Eritropoiesis diregulasi oleh suplai oksigen ke jaringan dan eritropoietin. Suplai oksigen ke jaringan dipengaruhi oleh aliran darah, konsentrasi hemoglobin di darah, saturasi oksigen hemoglobin, dan afinitas oksigen hemoglobin. Umpan balik eritropoiesis akan menjaga jumlah sel darah merah tetap konstan (Greer et al. (2014). Produksi eritrosit akan meningkat beberapa kali lipat setelah perdarahan atau hemolisis (Kaushansky et al., 2010). Retikulosit merupakan eritrosit imatur tak bernukleus yang mengandung RNA dan terus menyintesis hemoglobin setelah kehilangan nukleus. Retikulosit akan menyintesis hemoglobin secara perlahan selama 2-3 hari di sumsum tulang dan satu hari di sirkulasi hingga akhirnya residu ribosom, mitrokondria, dan organela lainnya hilang dan terbentuk eritrosit. Penghitungan retikulosit dapat digunakan untuk menilai kecepatan 3 eritropoiesis (McPherson & Pincus, 2011). Peningkatan presentase retikulosit di sirkulasi dapat terjadi pada kondisi stres eritropoiesis seperti hemolisis otoimun, chemotherapy-induced anemia, administrasi terapi pada anemia nutrisional, dan penggunaan agen stimulus eritropoiesis (Piva et al., 2015). B. Rumusan Masalah Kecepatan eritropoiesis dapat menggambarkan fungsi sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Donasi darah akan memicu eritropoiesis karena donor akan kehilangan volume darah. Perubahan retikulosit sebelum dan setelah donasi darah dapat digunakan untuk menilai kecepatan eritropoiesis pada donor darah. C. Pertanyaan Penelitian Bagaimana perubahan nilai retikulosit pada donor darah di unit donor darah PMI Kota Yogyakarta? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan nilai retikulosit pada donor darah di unit donor darah PMI Kota Yogyakarta. 4 E. Keaslian Penelitian Rosvik et al. (2009) melakukan penelitian mengenai efek suplementasi besi terhadap status besi selama satu minggu pemberian setelah donor darah. Pemberian suplementasi besi tidak mencegah penurunan hemoglobin dan status besi secara sempurna setelah donor darah, namun dapat menjaga eritropoiesis tetap normal pada satu minggu pertama setelah donor darah. Schoorl et al. (2012) telah melakukan penelitian tentang efek suplementasi besi pada konten hemoglobin eritrosit pada ibu hamil. Ibu hamil trisemester ketiga yang diberi suplementasi besi mengalami peningkatan jumlah retikulosit. F. Manfaat Penelitian 1. Untuk Peneliti a. Mengetahui perubahan nilai retikulosit pada donor darah sebelum dan sesudah donor b. Menambah kemampuan penyusunan karya ilmiah 2. Untuk Institusi/pemerintah Mengetahui perubahan yang terjadi pada donor darah dan menilai fungsi eritropoiesis pada donor darah. 5 3. Untuk masyarakat Sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan mengenai donor darah. 4. Untuk Ilmu Pengetahuan Memberikan informasi mengenai perubahan nilai retikulosit pada donor darah sebelum dan sesudah donasi sehingga dapat penelitian selanjutnya. digunakan sebagai dasar