asuhan kebidanan pada ny. r umur 24 tahun gip0a0 dengan

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 24 TAHUN GIP0A0 DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM GRADE I DI RUANG FLAMBOYAN RSUD UNGARAN
KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb)
Disusun Oleh :
CIPRIANA PACHECO MONIZ
NIM. 04011A035
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R UMUR 24 TAHUN G1P0A0 DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRRADE I DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
Cipriana pacheco moniz*) Rini Susanti,S.SiT.,M.Kes**)
Yulia Nur Khayati,S.SiT.,MPH**)
*) Mahasiswa Progdi DIII Kebidanan UNW
**) Dosen Pembimbing Progdi DIII Kebidanan UNW
ABSTRAK
Latar Belakang : Hiperemesis gravidarum merupakan salah satu jenis komplikasi yang sering
dialami oleh ibu hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% diantaranya adalah faktor
adaptasi dan hormonal.Faktor psikologis dan faktor alergi.Studi pendahuluan yang dilakukan
penulis di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten Semarang tahun 2017 kasus ibu hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum mencapai 96 orang.
Tujuan : Penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan
menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan 7 langkah menurut varney.
Mengindentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek,memberikan alternatif pemecahan
masalah terhadap kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Metodologi : Jenis studi kasus yang digunakan adalah deskriptif, subyek studi kasus ini
dilakukan pada Ny. R G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum grade 1,waktu studi kasus
dilakukan pada bulan April 2017, teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang
meliputi pemerisaan fisik, wawancara, observasi sedangkan data sekunder meliputi studi
dokumentasi, kepustakaan.
Hasil : Setelah dilakukan perawatan dirumah sakit selama 5 hari dengan asuhan yang diberikan
yaitu mengobservasi Ku baik, kesadaran composmentis dan TTV TD : 110/70 mmHg N : 82
x/menit S : 36,5ºC RR:18 x/menit ,ibu dapat menerapkan terapi non farmokologi teknik
akupressur pada titik p6 dengan baik dan hasilnya dapat mengurangi mual, muntah pada ibu. ibu
dapat makan 3x/hari dengan porsi kecil seperti nasi,sayur bayam,sepotong daging ayam dan tahu
bacem,Bak 4-5 x/hari, Bab 1 x/hari,ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 78 jam/hari.
Kesimpulan : Dari hasil Pelaksanaan asuhan kebidanan teknik akupresur pada titik P6 efektik
dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil.
Saran : klien diharapkan mengerti dan dapat melakukan anjuran yang diberikan penulis dalam
menerapkan metode akupresur untuk mengurangi mual muntah
Kata Kunci : Ibu Hamil, Hiperemesis gravidarum
Kepustakaan : 32 literatur (2007-2016)
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
1
MIDWIFERY CARE OF PREGNANCY WOMAN TO MRS.R 24 YEARS OLD OF
AGE, G1P0A0 12 WEEKS 6 DAY OF PREGNANCY WITH HYPEREMESIS
GRAVIDARUM 1 ST GRADE AT FALMBOYAN ROOM,UNGARAN REGIONAL
HOSPITAL, SEMARANSG REGENCY
ABSTRACT
Background : Hypereemesis gravidarum is one of complication type which is often is
experienced by pregnant woman which can cause dehydration and imbalanced electrolyte
nausea and vomiting happen to 60-80 % primigravida and 40-60 % of them are adaptation and
hormonal factor,psiychological and allergy factor preliminary study was done at flamboyan
room of Ungaran Regional Hospital,Semarang Regency in 2017,it was obtained that the case of
pregnant woman which experiences hyperemesis gravidarum reaches 96.
Objective : The objective of this study is obtain real experience in implementing midwifery care
in pregnant woman with hyperemesis gravidarum using a 7- step obstetric management
approach a cording to varney.Identifying the difference between theory and practice; giving
alternative solution to difference of theory and practice to pregnant women with hyperemesis
gravidarum.
Method : This case study m descriptive method.Location of this case study was at Flamboyan
Room of Ungaran Regional Hospital.the subject was Mrs.R G1P0A0 with hyperemesis
gravidarum grade 1st.the study was done on April 2017.Data collecting used primary data
which consisted of : anamnesis,physical inspection,interview,and observation.while secondary
data consisted of documentation study and reference.
Result : After treatmen for 5 days with given care that is observation of good,composmentis
awareness and TTV (Vital Sign ) blood presure : 110/70 mmHg pulse : 82/minute,Temperature
36,5ºC Respiratory rate : 18/minute,if the mother can apply non pharmacological therapy
acupressur techniques at point p6 well and the result can reduce nausea,vomiting in the
mother,mother can eat 3x/day with small portion like rice,spinach vegetables,a piece of chicken
meat and tofu bacem BAB 4-5 x/day mother can sleep for 1 hour and sleep night 7-8 hour/day.
Conclusion : from result of midwifery care,implementation acupressure technique to p6 point is
effective in reducing nausea and vomiting of pregnant woman.
Suggestion : it is expected to understand and do suggestion to apply acupressure method to
reduce nausea and vomiting.
Keywords : Pregnant woman,Hyperemesis Gravidarum
References : 32 Literatures (2007-2016)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator pengukur derajat
kesehatan suatu negara. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup (KH),dan pada tahun
2015 angka kematian ibu menunjukkan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Dari target SDGS
Indonesia Pada tahun 2030, mengurangi
angka kematian ibu hingga di bawah 70 per
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, RI,
2016).
Penyebab Utama kematian ibu (AKI)
di Indonesia yaitu perdarahan
40 – 60%,
Infeksi 20-30 %, Pre eklampsi 2-3 %.
Penyebab kematian ibu lainnya adalah adanya
anemia, penyakit infeksi seperti malaria, TBC,
hepatitis atau HIV/AIDS, penyakit atau
gangguan kesehatan yang sudah ada sebelum
kehamilan, misalnya gangguan jantung
(Kemenkes, RI, 2015).
Hiperemesis gravidarum merupakan
salah satu jenis komplikasi yang sering
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
2
dialami oleh ibu hamil yang dapat
menyebabkan
dehidrasi
dan
tidak
seimbangnya
elektrolit.
Hiperemesis
gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida
dan 40 – 60% pada multigravida satu diantara
1.000 kehamilan gejala-gejala ini terjadi lebih
berat, gejala mual dan muntah bertahan
sampai kehamilan 4 bulan pekerjaan seharihari menjadi terganggu dan keadaan umum
menjadi berat serta buruk (Pudiastuti, 2012;
Elfanny Sumai, dkk, Jidan (Jurnal Ilmiah
Bidan ) ISSN:2339-1731).
Hiperemesis
gravidarum
dengan
penanganan yang baik hasil sangat
memuaskan,sehingga
jarang
sekali
menyebabkan kematian atau dilakukan
pengguguran
kandungan
(Pudiastuti,
2012).Hiperemesis gravidarum pada tingkatan
yang berat dapat mengancam jiwa ibu dan
janin (Prawirohardjo, 2010).
Setiap kehamilan mengandung resiko
bagi ibu. Menurut WHO jumlah kejadian
hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari
seluruh jumlah kehamilan di dunia.
Kunjungan pemeriksaan data ibu hamil
diperoleh data ibu hamil mengalami
komplikasi kebidanan 15 – 20% salah satu
komplikasi kehamilan diantaranya adalah
hiperemesis gravidarum (Profil Kesehatan
Prov. Jawa Tengah, 2015).
Penyebab hiperemesis gravidarum
belum diketahui secara pasti, dengan frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Namun
beberapa faktor mempunyai pengaruh antara
lain yaitu faktor predisposisi (primigravida,
molahidatidosa dan kehamilan ganda) faktor
organik (alergi, masuknya vili khorialis dalam
sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil
dan resisten ibu yang menurun), faktor
psikologi (umur, rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan,rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab) serta faktor endokrin lainnya
(diabetes, hipertiroid) (Sofian, 2011; Tri
Anasari;
Jurnal
Involusi
Kebidanan,Vol.2,No.4,Juni 2012 ).
Program
penekanan
AKI
dan
morbiditas dengan pemeriksaan ANC Terpadu
dengan 14 T, Program Making Pregnancy
Safer (MPS), Program perencanaan persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi
(P4K)
terintegrasi,serta peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan petugas dengan berbagai
pelatihan, termasuk kehamilan patologis
(hiperemesis gravidarum) Peningkatan akses
kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetric
dan neonatal Dasar PONED, PONEK,
UKBM, POSYANDU, PKD, Desa Siaga,
sarana kefarmasian dan alat kesehatan (Profil
Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015; Profil
Kesehatan Prov.Jateng, 2015).
Berdasarkan Studi pendahuluan di
Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran,
Kabupaten Semarang pada tanggal 28
Desember 2016 sampai dengan tanggal 10
Januari 2017 diperoleh data jumlah ibu hamil
untuk Januari 2016 s/d Desember 2016 yaitu
96 orang ibu hamil yang
mengalami
hiperemesis
gravidarum
(15,76%).Data
Rekam medik RSUD Ungaran tahun 2016;
data buku register masuk, keluar dan diagnosa
pasien tahun 2016 mulai dari Januari sampai
Desember 2016).
Melihat masih tingginya angka
kejadian ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum maka penulis
tertarik untuk
mengambil Studi kasus dengan judul “Asuhan
Kebidanan ibu hamil pada Ny. R Umur 24
Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 Minggu
6 Hari dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade I di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran
Kabupaten Semarang” dengan menggunakan
pendekatan asuhan kebidanan menurut
Varney.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mendapat pengalaman
nyata dan dapat memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis
gravidarum
dengan
menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney dan
didokumentasikan dengan metode SOAP.
2. Tujuan khusus
Penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian yang terdiri
dari data subyektif dan data obyektif
pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade I.
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
3
b. Menginterpretasikan
data
berupa
diagnosa
kebidanan,data
dasar,
menentukan diagnosa masalah yang
timbul pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade I.
c. Menentukan diagnosa potensial pada
ibu
hamil
dengan
hiperemesis
gravidarum grade I.
d. Identifikasi penanganan antisipasi jika
timbul diagnosa potensial
atau
penanganan diagnosa utama tindakan
segera pada asuhan kebidanan ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum
grade I.
e. Menyusun perencanaan berdasarkan
pengkajian dan masalah yang timbul
pada asuhan kebidanan ibu hamil pada
pasien dengan hiperemesis gravidarum
grade I.
f. Melaksanakan
implementasi
dari
intervensi yang dilakukan pada asuhan
kebidanan pada pasien dengan
hiperemesis gravidarum grade I.
g. Melakukan evaluasi terhadap asuhan
kebidanan yang telah dilakukan pada
ibu
hamil
dengan
hiperemesis
gravidarum grade I
Metode Pengumpulan Data
Metode
yang
dilakukan
untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
memberikan asuhan antara lain:
1. Wawancara/anamnesa
2. Observasi/pengamatan
3. Dokumentasi
4. Studi Kepustakaan
5. Pemeriksaan Fisik
6. Studi Kasus
Metode dalam penelitian ini adalah
jenis study kasus yang digunakan adalah
deskriptif,subyek study kasus ini dilakukan
pada Ny.R GIP0A0 dengan hiperemesis
gravidarum grade I, waktu study kasus
dilakukan pada tanggal 17 April 2017 s/d 23
April 2017.Pengumpulan data menggunakan
buku register,bulan januari 2016 s/d desember
2016 dan data dari Rekam medik RSUD
Ungaran tahun 2016.
Melakukan
wawancara
dengan
pasien,keluarga dan bidan dalam pengumpulan
data.melakukan observasi atau pengamatan,
melakukan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan
penunjang laboratorium dan malakukan
asuhan kebidanan dengan tujuh langkah
varney dan pendokumentasian dengan SOAP
KAJIAN PUSTAKA
Konsep dasar medis
1.Kehamilan
a.Pengertian kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. (Prawirohardjo, 2010).
Masa kehamilan dimulai dari hasil
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. (Prawirohardjo, 2009).
Kehamilan adalah masa di mana
terdapat janin di dalam rahim seorang
perempuan (Depkes RI,2009).
Kehamilan adalah masa dimana seorang
wanita membawa embrio atau fetus didalam
tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus
yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu).Apabila
ditinjau dari lamanya, kehamilan dibedakan
menjadi :
1) Kehamilan prematur,yaitu kehamilan
antara 28 sampai 36 minggu.
2) Kehamilan mature,yaitu kehamilan antara
37 minggu sampai 42 minggu.
3) Kehamilan
postmatur,disebut
juga
kehamilan serotinus,kehamilan lewat
waktu, kehamilan lewat bulan yang
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)
atau lebih,dihitung dari hari pertama haid
terakhir menurut rumus Naegele dengan
siklus
haid
rata-rata
28
hari
(Prawirohardjo,2010).
b.Kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester :
1) Kehamilan triwulan pertama (antara 0
sampai 12 minggu), dimana dalam
triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk.
2) Kehamilan triwulan kedua (antara 12
sampai 28 minggu), dimana dalam
triwulan kedua alat-alat telah terbentuk
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
4
tetapi belum sempurna dan viabilitas janin
masih disangsikan.
3) Kehamilan triwulan terakhir (antara 29
minggu sampai 40 minggu), (Kuswanti,
2014).
2.Hiperemesis Gravidarum
a.Pengertian hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah
mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita
hamil
sampai
mengganggu
pekerjaan sehari- hari karena keadaan
umum ibu menjadi buruk,mual dan muntah
60 – 80% sering terjadi pada primigravida,
dan 40 – 60% terjadi pada multigravida ini
merupakan gejala yang wajar dan sering di
dapatkan pada kehamilan trimester I. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari
(Pudiastuti, 2012, Kuswanti, 2014).
Hiperemesis gravidarum adalah mual
muntah
yang
berlebihan
sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas seharihari dan bahkan dapat membahayakan
hidup ibu hamil atau keadaan umum ibu
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
Hiperemesis gravidarum
yang tidak
mendapatkan penanganan yang baik dapat
pula menyebabkan kematian pada ibu
hamil. (Sofian, 2011).
Hiperemesis
gravidarum
adalah
gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I. Hampir 50 –
90% wanita hamil yang mengalami mual
dan muntah biasanya terjadi pada trimester
pertama kehamilan. Gejala-gejala seperti
ini biasanya akan timbul kurang lebih 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Perasaan mual disebabkan karena
meningkatnya kadar hormon esterogen dan
HCG dalam serum (Marmi, 2014;
Kuswanti, 2014).
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk (Kuswanti,
2014).
b.Penyebab
Penyebab
hiperemesis
gravidarum
belum diketahui secara pasti, namun beberapa
faktor yang mempengaruhi antara lain:
1) Faktor predisposisi, sering terjadi pada
primigravida, mola hidatidosa, kehamilan
ganda karena peningkatan kadar HCG.
2) Faktor organik, karena masuknya vili
khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil dan
resistensi ibu yang menurun dan alergi
merupakan salah satu respon dari jaringan
ibu terhadap anak.
3) Faktor endokrin lain, diabetes, hipertiroid
4)..Faktor
umur,
pendidikan,
sikap,
pengetahuan, penghasilan, budaya dll.
5) Faktor psikologis, seperti
ketidakharmonisan dalam rumah tangga,
kehamilan tidak diinginkan, kehilangan
pekerjaan, umur, takut untuk hamil yang
dapat mengakibatkan konflik mental
sehingga dapat memperberat mual dan
muntah, rumah tangga yang retak, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu
(Marmi, 2014; Sofian, 2011).
c.Patofisiologi
Peningkatan
hormon
progesteron
menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal
mengalami
relaksasi
sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks
esofagus, penurunan motilitas lambung dan
penurunan sekresi asam hidroklorida juga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah. Hal ini diperberat dengan adanya
penyebab lain berkaitan dengan faktor
psikologis, spiritual, lingkungan dan
sosiokultural. Hiperemesis gravidarum
yang merupakan komplikasi pada hamil
muda,bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi ketidakseimbangan
elektrolit disertai alkalis hipokloremik,serta
dapat
mengakibatkan
cadangan
karrbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. (Marmi, 2014).
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
5
d.Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum
Menurut Pudiastuti (2014) dalam
Marmi
(2014),
gejala
hiperemesis
gravidarum dapat dibagi menjadi 3 tingkat,
meliputi :
1) Hiperemesis gravidarum tingkat I
(ringan), dengan gejala Mual muntah
terus menerus, penderita merasa lemah,
BB menurun, turgor kulit berkurang,
lidah kering dan mata cekung tekanan
darah
sistolik
menurun,
suhu
meningkat, nyeri epigastrim.
2) Hiperemesis gravidarum tingkat II
(sedang),
gejala
mual
muntah
bertambah, dehidrasi bertambah, turgor
kulit makin berkurang, lidah kering
dan kotor, mata cekung, tekanan darah
menurun, nadi meningkat, mata
ikterik,urin berkurang, nafas berbau
aseton karena mempunyai aroma khas
dapat pula ditemukan dalam kencing.
3) Hiperemesis gravidarum tingkat III
(berat), dengan gejala keadaan umum
jelek, muntah berhenti, perdarahan
esofagus,
lambung
dan
retina,
gangguan fungsi hati bertambah,
ikterus
meningkat,
gangguan
kesadaran. laboratorium : protein,
aceton, urobilinogen, porphyrin dalam
urine bertambah,silinder +.
e.Diagnosis Hiperemesis gravidarum
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
biasanya tidak sukar, dan didasarkan atas
mual dan muntah pada orang yang hamil
muda.radang usus dan hepatitis pada orang
hamil harus dikesampingkan.Mual dan
muntah pada triwulan ke II atau III
disebabkan oleh faktor-faktor lain,misalnya
pyelitis harus dipertimbangkan (Sarwono,
2009; Pudiastuti Dewi, 2012).
f.Prognosis
Dengan penanganan yang baik,
prognosa hiperemesis gravidarum baik.
Jarang sekali menyebabkan kematian atau
memaksa
kita
melakukan
abortus
therapeuticus.yang menjadi pegangan bagi
kita untuk menilai maju mundurnya pasien
ialah adanya aceton dan acidura diacelicum
dalam urine. Hiperemesis gravidarum dapat
diatasi dengan berobat jalan sehingga
sangat sedikit memerlukan pengobatan
rumah
sakit.
Bahaya
hiperemesis
gravidarum yaitu :
1).Bagi ibu
Meliputi dehidrasi, terganggunya
keseimbangan elektrolik, perdarahan
gastro intestinal (karena terjadinya
robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung),serta terjadi perdarahan
pada retina dan Abortus (Clinical
Practice Guideline N0 : 12 2015;
Sarwono, 2009).
2).Bagi bayi
Hiperemesis gravidarum yang
terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan
makanan
yang
mempengaruhi
perkembangan
janin,(IUGR),sehingga pengobatan perlu
segera diberikan (Sarwono, 2009).
g.Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
1).Pencegahan
terhadap
hiperemesis
gravidrum dengan memberikan edukasi
tentang kehamilan pada ibu dengan
maksud menghilangkan faktor psikis
rasa takut. Memberikan penerangan
tentang kehamilan dan persalinan
sebagai
suatu
proses
fisiologis.
Memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan
gejala fisiologis pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan, dukungan psikologis terutama
dari suami dan keluarga.
2).Pencegahan lain tentang diit ibu
hamil,makan jangan sekaligus banyak,
tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun
sering diselingi makanan kecil berupa
biskuit,roti kering dengan teh, sebelum
bangun tidur, pada siang hari dan
sebelum tidur.jangan tiba-tiba berdiri
waktu bangun pagi, akan terasa pusing,
mual dan muntah defekasi yang teratur
(Mochtar, 2011; Sarwono, 2009).
Beberapa cara mengatasi hiperemesis
gravidarum : Ibu hamil makan dalam
porsi yang sedikit tapi sering,
mengkonsumsi
makanan
tinggi
karbohidrat dan protein, hindari
makanan berlemak.makan sedikit namun
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
6
sering, minum konsumsi air putih yang
cukup, mengkonsumsi susu ibu hamil,
mengonsumsi vitamin B6, istirahat yang
cukup dan rasa relaksasi akan membantu
secara psikologis dan fisik untuk
mengurangi tanda gejalah hiperemesis
gravidarum, rileks, pikiran tenang dan
positif sangat ampuh mmengurangi rasa
mual dan muntah (Kuswanti, 2014;
Pudiastuti, 2012).
h.Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
1) Bila pencegahan tidak berhasil,maka
diperlukan pengobatan,yaitu :
a) Terapi obat, menggunakan sedativa,
Vitamin, anti muntah, antasida dan
anti mulas.obat sedatif yang sering
diberikan
adalah
phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah
vitamin B1,dan B6 atau B
komplek.pada keadaan lebih berat
diberikan antiemetik seperti stimetil
atau khlorpromasin.
b).Penanganan hiperemesis gravidarum
yang lebih berat perlu dikelola
dirumah sakit.
c).Isolasi, penderita disendirikan dalam
kamar yang tenang,tetapi cerah dan
peredaran yang baik.catat cairan yang
keluar dan masuk. Hanya dokter dan
bidan yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita, sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan.
Kadang dengan isolasi saja gejalagejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
d).Terapi psikologis, perlu diyakinkan
kepada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan
serta
menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit
ini.
e).Cairan
parenteral,berikan
cairan
parenteral yang cukup elektrolit
dengan dekstrose 5% – 10% dalam
cairan fisiologis dilakukan sebanyak
2 – 3 liter sehari.bila perlu berikan
vitamin intravena, elektrolit (kalsium,
kalium dan natrium) serta protein.
f).Penghentian kehamilan, pada keadaan
yang sangat berat tindakan ini
dilakukan dengan indikasi gangguan
kesadaran dan saraf, somnolen
sampai koma, ensefalopati wernick,
gangguan
organik
(perdarahan
esofagus, lambung, retina) atau
gangguan fungsi hati dan ginjal
(Marmi, 2014).
3. Hiperemesis gravidarum tingkat I
Muntah
terus
menerus
yang
mempengaruhi
keadaan
umum
penderita,ibu merasa lemah,nafsu makan
tidak ada,berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium.
Tanda dan gejala hiperemesis
gravidarum tingkat I adalah : Mual muntah
terus menerus,lebih dari 5s x penderita
merasa lemah, BB menurun, turgor kulit
berkurang, lidah kering dan mata cekung
tekanan darah sistolik menurun, suhu
meningkat, nyeri epigastrim score (1), nadi
meningkat sekitar 100 permenit
Penatalaksanaan
Hiperemesis
gravidarum grade 1
Bila pencegahan tidak berhasil,maka
diperlukan pengobatan,yaitu :
a).Terapi obat, menggunakan sedativa,
Vitamin, anti muntah, antasida dan
anti mulas.obat sedatif yang sering
diberikan
adalah
phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah
vitamin B1,dan B6 atau B
komplek.pada keadaan lebih berat
diberikan antiemetik seperti stimetil
atau khlorpromasin.
Penanganan hiperemesis gravidarum menurut
tingkatannya
1).Tingkat 1
Pencegahan dengan memberikan
informasi dan edukasi tentang kehamilan
pada
ibu-ibu
dengan
maksud
menghilangkan faktor psikis rasa takut,
juga tentang diet ibu hamil, makan jangan
sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit
sedikit tapi sering. Jangan tiba-tiba berdiri
setelah bangun pagi akan terasa pusing,
mual dan muntah, defekasi hendaknya
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
7
diusahakan
teratur.
Tetapi
obat
menggunakan sedative (phenobarbitol).
Vitamin B1, B6 (pyridoxin),vit B complek,
vit B 12,vit C antiemetik (disiklomin,
hidrogloride
atau
khlormasin).
Antihistamin
(dramamin,
avomin)
(Pudiastuti, 2012).
2).Terapi non farmokologi
Stimulasi atau Penekanan –Akupresur
Akupresur adalah teknik penekanan
pada titik p6 (pericardium 6 atau titik
neiguan,yang berlokasi pada tiga jari
terlebar di atas permukaan volar
pergelangan tangan untuk penekanan pakai
ibu jari-jari tangan dan penekanan bisa juga
pakai gelang akupresur.
Terapi Akupresur, lebih efektif
dalam mengurangi gejala mual muntah
dibandingkan dengan plasebo. Terjadi
penurunan frekuensi muntah secara
bermakna
pada
responden
setelah
dilakukan akupresur pada titik perikardium
6.P6 Akupresur juga berguna untuk
mengurangi mual muntah. The systematic
cochrane review mendukung penggunaan
stimulasi akupresur P6 pada pasien tanpa
profilaksis antiemetik. Stimulasi ini dapat
mengurangi
resiko
mual.
Nasional
Evidence
Based
Clinikal
(NICE).
Guidelines June 2016 merekomendasikan
jahe, akupuntur,akupresur
P6 dan
antihistamin untuk tatalaksana mual
muntah dalam kehamilan dengan evidence
level I, juga telah ditunjukkan bahwa terapi
stimulasi saraf tingkat rendah pada aspek
volar
pergelangan
tangan
dapat
menurunkan mual dan muntah serta
merangsang kenaikan berat badan.menurut
artikel kelima mengambil penelitian di
India. Penelitan ini tidak menggunakan
kelompok
kontrol,
dengan
jumlah
responden 35 ibu hamil.ibu hamil berusia
23 dan 34 tahun, usia kehamilan kurang
dari 12 minggu dan yang mengalami mual
dengan atau tanpa muntah. Intervensi yang
diberikan yaitu menggunakan gelang
akupresur pada titik P6. Pengobatan ini
harus dilakukan 4 hari (3 hari pertama
menjadi fase kontrol), selama 10 hari.
Gelang digunakan empat kali sehari selama
10 menit pada masing-masing tangan.
Intervensi yang diberikan pada penelitian
ini adalah akupresur pada titik P6 sedalam
1 – 2 cm dengan menggunakan ibu jari
selama 15 menit pada setiap sisi tangan.
Penelitian keenanm menunjukkan hasil
terjadi penurunan frekuensi muntah secara
bermakna
pada
responden
setelah
dilakukan akupresur pada titik P6.
Kesimpulan : Stimulus pada titik P6 dapat
mengatasi mual dan muntah (Juwita,
2015;Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists Juni2016 )
Manajemen
kebidanan
adalah
proses
pemecahan
masalah
yamg
digunakan untuk memecahkan masalah
klien. penulis menerapkan manajemen
kebidanan yang dikembangkan oleh Varney
yang terdiri dari : pengkajian data,
interpretasi data, diagnosa potensial,
identifikasi penanganan segera, rencana
tindakan, pelaksanaan dan evaluasi
(Varney, 2007).
Manajemen
kebidanan adalah
proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran, tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, ketrampilan, rangkaian tahapan
logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 2007).
Landasan Hukum
Landasan Hukum Yang Mendasari Praktek
kebidanan
Berdasarkan Permenkes NO 1464 / MENKES
/X /2010 kewenangan bidan
Berdasarkan Permenkes NO 1464 /
MENKES /X /2010 Pasal 10 ayat (1), Bidan
dalam menjalankan praktik berwenang untuk
memberikan pelayanan
yang meliputi
pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada
masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa
menyusui dan masa antara dua kehamilan
(Kemenkes, RI, 2010).
Standar Profesi Bidan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369 /Menkes /SK/III/2007
Kompetensi ke-3 : Bidan memberikan
asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
8
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan
yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau
rujukan
dari
komplikasi
tertentu
(Sukini,Rof’iah,2016).
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin
tanggal 17-April 2017, jam 11.45 WIB di
Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang.Pengumpulan
data
subyektif
didapatkan hasil ibu bernama Ny R , umur 24
tahun,bekerja sebagai karyawan swasta PT
Arashoes, dan suami bernama Tn D, umur 25
tahun, bekerja sebagai karyawan koperasi.
Keluhan utama saat dirawat di ruang
Flamboyan ibu mengatakan mual,,muntah
berkurang setelah observasi 2 jam yaitu mual
muntah berkurang 5 kali sejak
masuk
tadi,pusing bila ibu bangun dari tempat tidur
dan duduk,nafsu makan berkurang dan nyeri
ulu hati berkurang.Ini kehamilannya yang
pertama ,ibu belum pernah melahirkan dan
tidak pernah keguguran.Hari pertama haid
terakhir (HPHT) tanggal 17 Januari 2017
hamil/ANC di Bidan dengan frekuensi 2 x,
ada masalah dalam pola kebutuhan ibu seharihari. Ibu cemas dengan kondisi keadaanya.Ibu
bekerja sebagai karyawan swasta Arashoes
dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
Pada data obyektif didapatkan yaitu
pemeriksaan umum didapatkan keadaan
umum ibu lemah, kesadaran: composmentis.
Tanda tanda vital: tekanan darah : 100/60
mmhg, Nadi : 89 x/mt, Suhu: 36.8ºC,
pernapasan: 20 x/mt.Pemeriksaan fisik haed
toe didapatkan muka agak pucat,mata tampak
cekung konjungtiva agak pucat sklera sedikit
ikterik dikarenakan kurang cairan yang masuk
dan kurang minum selama mual muntah
ini.Bibir tampak sedikit kering dan lidah
sedikit kotor.Turgor kulit kurang yaitu pada
ekstermitas bagian atas.Abdomen terdapat
nyeri epigastrium, tonus otok perut tampak
sedikit kendor.Pemeriksaa khusus obstetri
palpasi L1 : TFU : 3 jari diatas simpisis,
auskultasi DJJ belum dapat didengar dengan
linec tetapi dapat didengar dengan dopler yaitu
DJJ (+) 11 12 11 136 x/menit.Pemeriksaan
penunjang HB 12,4 gr/dl, HBSAG : negatif,
golongan darah : O,Hitung jenis Limposit L :
19.3 %, Granulosit : H 77.0 %, Pemeriksaan
pp test ( tes HCG ) : positif
Tafsiran persalinan tanggal 24 oktober 2017.
UK : 12 minggu 6 hari
Interpretasi Data
Diagnosa Kebidanan : Ny R, G1 P0 A0,
umur 24 tahun, hamil 12 minggu 6 hari, janin
tunggal, hidup, intra uteri, ballotement (+)
dengan Hiperemesis Gravidarum grade I
Masalah yang didapatkan : ibu merasa cemas
dengan keadaan yang dialami
Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
dan antisipasi
Diagnosa potensial pada Ny. R Potensial
terjadi Hiperemesis gravidarum grade II, dan
grade III Antisipasi Kolaborasi dengan dokter
pemberian terapi obat anti emetik dan cairan
infus,Anjurkan
ibu
bedrest,isolasi
penderita,batasi kunjungan keluarga.
Identifikasi Penanganan Tindakan Segera
Antipasi
dan identifikasi tindakan
segera pada Ny. R Antisipasi Kolaborasi
dengan dokter pemberian terapi obat anti
emetik dan cairan infus, Anjurkan ibu bedrest,
isolasi penderita, batasi kunjungan keluarga
Rencana Asuhan Kebidanan (Perencanaan)
Pada kasus ini, perencanaan yang
dilakukan hari pertama pada Ny R dengan
hiperemesis gravidarum
antara lain :
sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu,
observasi keadaan umum ibu dan janin, tandatanda vital, berikan diit makan pagi, siang dan
malam dari rumah sakit pada pada ibu, berikan
dukungan psikologis pada ibu, anjurkan pada
ibu untuk :
a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi
selama kehamilan
b. memperbanyak minum air
c. mengurangi makanan berminyak atau
berlemak dan berbumbu tajam, pedas
serta bersantan.
d. makan sedikit-sedikit tapi sering
e. makan-makanan selingan seperti biscuit
dan roti kering
f. Istirahat yang cukup
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
9
g. Jika bangun tidur jangan terburu-buru
bangun cobalah untuk duduk terlebih
dahulu dan baru bangun secara perlahanlahan.
Lanjutkan pemberian obat tablet, cairan infus,
dan obat injeksi sesuai advis dokter yaitu :
- Injeksi ondansetron drip dalam infus RL
500 ml 20 tpm tiap 8 jam / hari pada jam
10.00 WIB, 18.00 WIB, dan 02.00 WIB
- Antasida tablet pada jam 14.00 WIB,22.00
WIB,06.00 WIB
- Folik acid tablet pada jam 18.30 WIB
Observasi ku ibu tiap 6 jam pada jam 12.00
WIB,18.00 WIB,24.00 WIB,06.00 WIB
Kaji karakteristik dan frekuensi muntah
Kaji BAB dan BAKnya tiap hari
Lakukan penimbangan BB setiap pagi dengan
alat yang sama
Berikan konseling pada ibu dan tindakan
terapi non farmokologi yaitu telknik akupresur
pada titik p6
Berikan konseling tentang ketidaknyamanan
pada kehamilan
Anjurkan ibu segera datang bila terjadi
keadaan abnormal
Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu
lagi atau jika ada keluhan segera datang.
Penatalaksanaan
Melakukan penatalaksaan sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat yaitu :
Pada kasus ini, Penatalaksanaan yang
dilakukan hari pertama pada Ny R dengan
hiperemesis gravidarum
antara lain:
menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu,
mengobservasi keadaan umum ibu dan janin,
tanda-tanda vital, memberikan diit makan
pagi, siang dan malam dari rumah sakit pada
pada ibu, memberikan dukungan psikologis
pada ibu, menganjurkan pada ibu untuk:
a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi
selama kehamilan
b. memperbanyak minum air
c. mengurangi makanan berminyak atau
berlemak dan berbumbu tajam, pedas serta
bersantan.
d. makan sedikit-sedikit tapi sering
e. makan-makanan selingan seperti biscuit
dan roti kering
f. Istirahat yang cukup
g. Jika bangun tidur jangan terburu-buru
bangun cobalah untuk duduk terlebih
dahulu dan baru bangun secara perlahanlahan.
Melanjutkan pemberian obat tablet,
cairan infus, dan obat injeksi sesuai advis
dokter yaitu :
- Injeksi ondansetron drip dalam infus RL
500 ml 20 tpm tiap 8 jam / hari pada jam
10.00 WIB, 18.00 WIB, dan 02.00 WIB
Pemberian obat ondansentron menurut
Oliveira (2014)
- Antasida tablet pada jam 14.00 WIB,22.00
WIB,06.00 WIB
- Folik acid tablet pada jam 18.30 WIB
Observasi ku ibu tiap 6 jam pada jam 12.00
WIB,18.00 WIB,24.00 WIB,06.00 WIB
Mengkaji karakteristik dan frekuensi muntah
Mengkaji BAB dan BAKnya tiap hari
Melakukan penimbangan BB setiap pagi
dengan alat yang sama
Memberikan konseling pada ibu dan tindakan
terapi non farmokologi yaitu telknik akupresur
pada titik p6
Memberikan
konseling
tentang
ketidaknyamanan pada kehamilan
Menganjurkan ibu segera datang bila terjadi
keadaan abnormal
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1
minggu lagi atau jika ada keluhan segera
datang.
Evaluasi
Pada tanggal 17 April s/d 21 April 2017
selama 5 hari perawatan dilakukan evaluasi
kasus pada Ny R dengan hiperemesis
gravidarum grade 1 antara lain : ibu sudah
mengerti dan memahami dengan keadaannya.
pemeriksaan sudah dilakukan
pada ibu,
keadaan umum ibu dan janin, tanda-tanda vital
dalam batas normal diit sudah diberikan
sesuai anjura ahli gizi setelah diberikan
dukungan psikologis ibu merasa tidak cemas
lagi, ibu bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi
selama kehamilan untuk kesehatannya
dan
untuk
pertumbuhan
serta
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
10
b.
c.
d.
e.
f.
g.
perkembangn
janin
yang
ada
dikandungannya.
memperbanyak minum air (ibu minum air
putih kurang lebih 200 ml setiap kali
minum tapi tidak dihabiskan dalam sekali
minum.
ibu bersedia tidak
berminyak atau
berlemak dan berbumbu tajam, pedas
serta bersantan.
ibu bersedia makan sedikit-sedikit tapi
sering
ibu bersedia makan-makanan selingan
seperti biscuit dan roti kering
ibu bersedia untuk Istirahat yang cukup
ibu bersedia Jika bangun tidur jangan
terburu-buru bangun cobalah untuk duduk
terlebih dahulu dan baru bangun secara
perlahan-lahan.
Terapi obat tablet, cairan infus, dan obat
injeksi sudah diberikan sesuai advis dokter
yaitu :
- Injeksi ondansetron drip dalam infus RL
500 ml 20 tpm tiap 8 jam / hari pada jam
10.00 WIB, 18.00 WIB, dan 02.00 WIB
- Antasida tablet pada jam 14.00 WIB,22.00
WIB,06.00 WIB
- Folik acid tablet pada jam 18.30 WIB
Telah dilakukan Observasi ku ibu tiap 6
jam pada jam 12.00 WIB,18.00 WIB,24.00
WIB,06.00 WIB hasil ku hari pertama ibu
masih lemah.kesadaran composmentis,TTV
:masih dalam batas normal,hari kedua ku ibu
baik TTV dalam batas normal,hari ketiga ku
ibu baik,TTV dalam batas normal,hari ke
empat ku ibu baik,TTV dalam batas
normal,hari kelima ku ibu baik ibu sudah
diperbolehkan pulang.
Setelah dikaji mual muntah pada hari
pertama frekuensi 3 x muntah/hari, hari kedua
2x/hari , hari ketiga 1x/hari, hari ke empat
masih mual tetapi ibu mengeluh sudah tidak
muntah.
Setelah dikaji BAB dan BAKnya hari
pertama ibu belum BAB sejak masuk 2 jam
observasi diruang flamboyan Bak 1 kali, hari
kedua Bab 1x/hari Bak 3-4 kali,hari ketiga
Bak 3-4 x/hari Bab 1x/hari, hari keempat Bab
1x/hari,Bak 4-5 x/hari.
penimbangan BB setiap pagi dengan alat yang
sama BB masih tetap yaitu 63 kg belum ada
peningkatan.
Setelah diberikan konseling pada ibu
dan tindakan terapi non farmokologi yaitu
teknik akupresur pada titik p6 ibu mengerti
dan bersedia melakukannya sendiri.
- Ibu mengerti dan paham
konseling
tentang ketidaknyamanan pada kehamilan
trimester 1,2.
- ibu bersedia segera datang bila terjadi
keadaan abnormal
- ibu bersedia untuk kontrol ulang 1
minggu lagi atau jika ada keluhan segera
datang.
Pembahasan
Langkah 1 :Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin
tanggal 17-April 2017, jam 11.45 WIB di
Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten
Semarang.Pengumpulan
data
subyektif
didapatkan hasil ibu bernama Ny R , umur 24
tahun,bekerja sebagai karyawan swasta PT
Arashoes, dan suami bernama Tn D, umur 25
tahun, bekerja sebagai karyawan koperasi.
Keluhan utama saat dirawat di ruang
Flamboyan ibu mengatakan mual,,muntah
berkurang setelah observasi 2 jam yaitu mual
muntah berkurang 5 kali sejak
masuk
tadi,pusing bila ibu bangun dari tempat tidur
dan duduk,nafsu makan berkurang dan nyeri
ulu hati berkurang.Ini kehamilannya yang
pertama ,ibu belum pernah melahirkan dan
tidak pernah keguguran.Hari pertama haid
terakhir (HPHT) tanggal 17 Januari 2017
hamil/ANC di Bidan dengan frekuensi 2 x,
ada masalah dalam pola kebutuhan ibu seharihari. Ibu cemas dengan kondisi keadaanya.Ibu
bekerja sebagai karyawan swasta Arashoes
dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
Pada data obyektif didapatkan yaitu
pemeriksaan umum didapatkan keadaan
umum ibu lemah, kesadaran: composmentis.
Tanda tanda vital: tekanan darah : 100/60
mmhg, Nadi : 89 x/mt, Suhu: 36.8ºC,
pernapasan: 20 x/mt.Pemeriksaan fisik haed
toe didapatkan muka agak pucat,mata tampak
cekung konjungtiva agak pucat sklera sedikit
ikterik dikarenakan kurang cairan yang masuk
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
11
dan kurang minum selama mual muntah ini.
Bibir tampak sedikit kering dan lidah sedikit
kotor.Turgor kulit kurang yaitu pada
ekstermitas bagian atas.Abdomen terdapat
nyeri epigastrium, tonus otok perut tampak
sedikit kendor.Pemeriksaa khusus obstetri
palpasi L1 : TFU : 3 jari diatas simpisis,
auskultasi DJJ belum dapat didengar dengan
linec tetapi dapat didengar dengan dopler yaitu
DJJ (+) 11 12 11 136 x/menit.Pemeriksaan
penunjang HB 12,4 gr/dl, HBSAG : negatif,
golongan darah : O,Hitung jenis Limposit L :
19.3 %, Granulosit : H 77.0 %, Pemeriksaan
pp test ( tes HCG ) : positif
Tafsiran persalinan tanggal 24 oktober 2017.
UK : 12 minggu 6 hari
Dalam tahap ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan praktek
Langkah II : Interpretasi Data
Daignosa kebidanan awal pada kasus ini
adalah Ny R, umur 24 tahun, G1 P0A A0, UK
12 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup,
intrauteri, Ballotement (+) dengan hiperemesis
gravidarum grade 1 Masalah yang ditemukan
adalah ibu merasa cemas dengan keadaan
yang dialami.
Menurut Sukini dan Rofi´ah, (2016 )
data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan
dapat
merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Pada
tahap ini, penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus dilahan.
Langkah III : Identifikasi Diagnosa
Potensial /Masalah Potensial dan Antisipasi
Berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh (Manuaba,2008), pada langkah ketiga ini
kita mengidentifikasi atau diagnosa lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasi. pada lahan praktek
belum muncul diagnosa potensial tetapi ada
tanda-tanda dehidrasi yang sudah mengarah
ke hiperemesis gravidarum grade II, dan klien
merasakan cemas dengan keadaan yang
dialaminya.selama dilahan praktek diagnosa
potensial yang mungkin muncul pada Ny. R
adalah hiperemesis gravidarum grade II tetapi
sudah diantisipasi jadi diagnosa potensial ini
tidak terjadi..Jadi pada tahap ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori yang ada
dan kasus yang ditemukan dilahan Antipasi
pada Ny. R yaitu Kolaborasi dengan dokter
pemberian terapi obat anti emetik dan cairan
infus, Anjurkan ibu bedrest, isolasi penderita,
batasi kunjungan keluarga.
Jadi pada tahap ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori yang ada dan kasus
yang ditemukan dilahan karena sudah
diantisipasi dengan berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi cairan dan
obat.
.
Langkah IV: Mengidentifikasi Penanganan
Segera / Kolaborasi
Pada kasus Ny R. tidak dilakukan
penanganan segera karena diagnosa potensial
tidak terjadi hiperemesis gravidarum grade II
(Manuaba,2008).
Pada langkah ini, penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus dilahan.
Langkah V: Perencanaan
Pada rencana asuhan hiperemesis
gravidarum grade I pada Ny R, yang
dilakukan dilahan antara lain: observasi Ku
ibu dan janin,), kaji mual muntah,anjurkan ibu
minum yang banyak ,cukup istirahat, makan
dalam porsi kecik tapi sering,kaji BAB dan
BAKnya,timbang berat badan ibu dengan alat
yang sama setiap hari, jelaskan pada ibu dan
suami tentang teknik Akupresur pada titik P6,
untuk mengurangi mual muntah, mengganti
cairan infus dan obat sesuai dengan advis
dokter
melakukan inform consent atas
tindakan yang akan dilakukan, demonstrasikan
teknik Akupresur pada titik P6 pada klien dan
suami, ajarkan ibu untuk melakukan teknik
akupresur pada titik P6 apabila ibu merasakan
mual,muntah yang berlebihan bisa lakukan 4
x/hari penekanannya memakai jari-jari tangan
dan gelang lakukan selama 10 menit pakai
gelang sedangkan dengan penekan memakai
jari-jari selama 15 menit,berikan dukungan
psikologis .Perencanaan diatas telah sesuai
dengan teori menurut Mochtar,2011;Sarwono,
2009) sesuai dengan kajian penelitian peneliti
kasus ini rencana asuhan yang akan diberikan
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
12
adalah terapi non farmokologi dengan teknik
akupresur pada titik P6 dan konseling tentang
teknik akupresur pada titik P6. (Menurut
Jurnal Institute Of Obstetricians and
Gynaecologists,2015).Pada perencanaan ini
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek yang ada dilahan.
Langkah VI: Penatalaksanaan
Pada langkah ini, yang dilakukan
merupakan tindak lanjut secara nyata dari apa
yang telah direncanakan pada langkah
sebelumnya,karena pada perencanaan tidak
dijumpai kesenjangan,maka pada pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan perencanaan dan
pada pelaksanaaan tidak ditemukan hambatan
dikarenakan kerjasama yang baik antara
pasien, keluarga dan petugas kesehatan.
asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisien dan aman (Manuaba ,2009).
Pada asuhan
Langkah V: Evaluasi
Menurut
Rukiyah
dkk,
(2013)
mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah
diberikan
meliputi
pemenuhan
kebutuhan pada klien apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam
diagnosa dan masalah rencana serta
pelaksanaan tersebut (Rukiyah dkk,2013 )..
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan asuhan.
Asuhan kebidananan yang diberikan pada Ny
R, sudah didapatkan hasil yang optimal.
Dimana setelah dilakukan asuhan selama ± 5
hari , pada tanggal 17 April s/d 21 April 2017
dievaluasikeadaan ibu saat ini kondisi
kesehatannya sangat baik,tidak mengalami
mual muntah lagi,BAB 1x sehari BAK 4-5
x/hari,ibu bisa menghabiskan makanan yang
dimakan,ibu bersedia segera datang bila
terjadi keadaan abnormal ibu sudah
diperbolehkan pulang kerumah dan bersedia
melanjutkan terapi yang diberikan oleh dokter,
ibu bersedia untuk kontrol ulang 7 hari lagi
atau 1 minggu atau jika ada keluhan.
Pada langkah ini tidak ada kesenjangan karena
perencanaan yang dibuat dilakukaan secara
secara berkelanjutan oleh peneliti dilakukan
pada saat-saat magan saja selain dari itu
dilanjutkan oleh pasien sendiri,bidan dan
mahasiswa praktekan. Jadi tidak ada hambatan
dalam pemberian asuhan kepada ibu karena
adanya kerjasama yang baik antara dokter,
bidan, mahasiswa yang meneliti,mahasiswa
praktekan serta keluarga pasien yang sangat
mendukung.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengkajian
Dilakukan tanggal 17April 2017, jam
11.45 WIB. Dengan mengumpulkan semua
data subyektif dan obyektif
2. Interpretasi Data
Ny R, umur 24 tahun, G1 P0 A0,
umur kehamilan 12 minggu 6 hari, janin
tunggal hidup intra uterin ballotement (+)
dengan hiperemesis gravidarum grade I
3. Diagnosa Potensial
Asuhan pada Ny. R, ditemukan
terjadinya diagnosa potensial karena sudah
ada tanda-tanda dehidrasi karena muncul
diagnosa potensial hiperemesis gravidarum
grade II
4. Asuhan pada Ny. R tidak
dilakukan
langkah identifikasi penanganaan segera
karene Ny.R hanya mengalami hiperemesis
gravidarun grade I
5. Perencanaan
Observasi Ku ibu, berikan dukungan
psikologis agar ibu tidak cemas dengan
keadaan yang dialaminya. Informasikan
tentang hasil pemeriksaan, konseling tentang
teknik akupresur untuk mengurangi mual
muntah,anjurkan ibu untuk menerapkan teknik
akupresur dilakukan 4x/hari dengan menekan
pada titik perikardium 6 dengan 2 cara yaitu
menekan dengan jari-jari tangan selama 15
menit,sedangkan pakai gelang akupresur
dipakai pada tangan selama 10 menit.
Perencanaan yang telah ditetapkan sudah
sesuai.
6. Pelaksanaan
Pada asuhan yang diberikan pada Ny.R
memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janin
ibu sehat dan ibu mengalami mual
muntah,memberikan konseling tentang diit
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
13
yang baik untuk ibu dengan mual muntah,
menganjurkan untuk tetap makan sedikitsedikit tapi sering,menganjurkan ibu banyak
konsumsi air putih, menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup,menganjurkan kepada
ibu untuk menstimulasi pada titik P6 secara
rutin guna mengurangi mual muntahnya
7. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan dengan baik pada
tanggal 21 April 2017, jam 12.00 WIB,
diperoleh hasil evaluasi bahwa keadaan Ny.R
sudah semakin membaik dan tidak mual dan
muntah lagi kini kondisi kesehatannya sehat
dan ibu diperbolehkan pulang.
Saran
1. Bagi penulis
Lebih meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade 1 dengan
menerapkan teknik akupresur pada titik p6
efektif dalam mengurangi mual muntah
pada ibu hamil yang belum menggunakan
antiemetik.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Lebih meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan di ruang flamboyan RSUD
Ungaran
khususnya
pada
pasien
hiperemesis gravidarum grade I dengan
menerapkan teknik akupresur pada pasien
bahwa teknik ini sangat baik sekali bila
diterapkan di Rumah Sakit disamping
pemberian obat bisa diterapkan juga teknik
ini bisa membantu mengurangi mual
muntah pada ibu hamil yang belum
memerlukan antiemetik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan mengetahui kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade I Menambah
literature sebagai bahan pustaka bagi
Universitas Ngudi Waluyo khususnya
program D III Kebidanan mengenai teknik
akupresur pada titik P6 pada pasien hamil
dengan hiperemesis gravidarum grade I
4. Bagi pasien
Diharapkan Ny.R ,mengerti dan dapat
melakukan anjuran yang diberikan penulis
dalam pendidikan kesehatan khususnya
yang berkaitan dengan kehamilan sehingga
dapat menambah pengetahuan pasien
tentang kehamilan dan penerapan teknik
akupresur pada titik p6 untuk mengurangi
mual muntah tanpa obat.
Daftar Pustaka
Buku Acuan Midwifery Update. 2016. ISBN.
Diterbitkan oleh pengurus pusat Ikatan
Bidan Indonesia.
Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan kabupaten
Semarang. Departemen Kesehatan
Indonesia, Semarang
Elfanny, dkk, 2014. Jurnal Ilmiah Bidan. ISSN
: 2339-1731 Vol. 2,No.1,Poltekes
kemenkes Manado.
National Institute for Health and Care
Excellence (NICE) (2013)´Clinikal
Knowledge
Summaries
:
Nausea/vomiting in pregnancy.´
Oliveira LG,Capp SM,You WB,Riffenburgh
RH,Carstairs SD.(2014)´Ondansentron
Compared with doxylamine and
pyridoxine for treatment of nausea in
pregnancy : a randomized controlled
trial;Obstetrics and Gynecology,124
(4),735-42
Helen Varney, dkk. 2008. Buku Ajar
Kebidanan, Jakarta, EKG.
Helen Varney. 2007. Asuhan Kebidanan
Volume 2. Jakarta : EGC
.Juwita, 2015. Jurnal Lentera, Vol.3,No.1,
Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya.
National Institute for Health and Care
Excellence (NICE) (2013)´Clinikal
Knowledge
Summaries
:
Nausea/vomiting in pregnancy.´
National Institute for Health and Care
Excellence (NICE) (2013)´Clinikal
Knowledge
Summaries
:
Nausea/vomiting in pregnancy.
Tri Anasari ,2015.Akademi Kebidanan
YLPP,Purwokerto
Oliveira LG,Capp SM,You WB,Riffenburgh
RH,Carstairs SD.(2014)´Ondansentron
Compared with doxylamine and
pyridoxine for treatment of nausea in
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
14
pregnancy : a randomized controlled
trial;Obstetrics and Gynecology,124
(4),735-42´
Kuswanti, 2014. Asuhan Kehamilan. ISBN.
Yogyakarta : Pustaka pelajar.
Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB. Jakarta : EGC
Marmi dkk, 2014. Asuhan Kebidanan
Patologi. ISBN. Yogyakarta :Pustaka
Pelajar
Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan pada masa
Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Mochtar, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan
Patologis. Ed.3. Jakarta :EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo,
Sarwono.
2009.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Prawirohardjo,
Sarwono.
2010.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015.
Pudiastuti, 2012. Asuhan Kebidanan pada
Hamil
Normal
dan
Patologis.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. 2010.
Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Edisi 1. Jakarta Timur : CV.
Trans Info Media
Saifuddin, AB. 2009. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan
Prraktis Pelayanan Kesehatan Materna
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sofian, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologis dan
Patologis.Ed.3. Jakarta :ECG
Sukini dan Rofi’ah, 2016. Fundamental
Kebidanan. Yogyakarta : Transmedika
Sulistyawati, 2012. Asuhan Kebidanan pada
masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sulistyawati, 2013. Asuhan Kebidanan pada
masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan.
Yogyakarta : YBPSP
Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
15
Download