ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 24 TAHUN GIP0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI RUANG FLAMBOYAN RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb) Disusun Oleh : CIPRIANA PACHECO MONIZ NIM. 04011A035 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R UMUR 24 TAHUN G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRRADE I DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Cipriana pacheco moniz*) Rini Susanti,S.SiT.,M.Kes**) Yulia Nur Khayati,S.SiT.,MPH**) *) Mahasiswa Progdi DIII Kebidanan UNW **) Dosen Pembimbing Progdi DIII Kebidanan UNW ABSTRAK Latar Belakang : Hiperemesis gravidarum merupakan salah satu jenis komplikasi yang sering dialami oleh ibu hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% diantaranya adalah faktor adaptasi dan hormonal.Faktor psikologis dan faktor alergi.Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten Semarang tahun 2017 kasus ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum mencapai 96 orang. Tujuan : Penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan 7 langkah menurut varney. Mengindentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek,memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum Metodologi : Jenis studi kasus yang digunakan adalah deskriptif, subyek studi kasus ini dilakukan pada Ny. R G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum grade 1,waktu studi kasus dilakukan pada bulan April 2017, teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemerisaan fisik, wawancara, observasi sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi, kepustakaan. Hasil : Setelah dilakukan perawatan dirumah sakit selama 5 hari dengan asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi Ku baik, kesadaran composmentis dan TTV TD : 110/70 mmHg N : 82 x/menit S : 36,5ºC RR:18 x/menit ,ibu dapat menerapkan terapi non farmokologi teknik akupressur pada titik p6 dengan baik dan hasilnya dapat mengurangi mual, muntah pada ibu. ibu dapat makan 3x/hari dengan porsi kecil seperti nasi,sayur bayam,sepotong daging ayam dan tahu bacem,Bak 4-5 x/hari, Bab 1 x/hari,ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 78 jam/hari. Kesimpulan : Dari hasil Pelaksanaan asuhan kebidanan teknik akupresur pada titik P6 efektik dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil. Saran : klien diharapkan mengerti dan dapat melakukan anjuran yang diberikan penulis dalam menerapkan metode akupresur untuk mengurangi mual muntah Kata Kunci : Ibu Hamil, Hiperemesis gravidarum Kepustakaan : 32 literatur (2007-2016) Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 1 MIDWIFERY CARE OF PREGNANCY WOMAN TO MRS.R 24 YEARS OLD OF AGE, G1P0A0 12 WEEKS 6 DAY OF PREGNANCY WITH HYPEREMESIS GRAVIDARUM 1 ST GRADE AT FALMBOYAN ROOM,UNGARAN REGIONAL HOSPITAL, SEMARANSG REGENCY ABSTRACT Background : Hypereemesis gravidarum is one of complication type which is often is experienced by pregnant woman which can cause dehydration and imbalanced electrolyte nausea and vomiting happen to 60-80 % primigravida and 40-60 % of them are adaptation and hormonal factor,psiychological and allergy factor preliminary study was done at flamboyan room of Ungaran Regional Hospital,Semarang Regency in 2017,it was obtained that the case of pregnant woman which experiences hyperemesis gravidarum reaches 96. Objective : The objective of this study is obtain real experience in implementing midwifery care in pregnant woman with hyperemesis gravidarum using a 7- step obstetric management approach a cording to varney.Identifying the difference between theory and practice; giving alternative solution to difference of theory and practice to pregnant women with hyperemesis gravidarum. Method : This case study m descriptive method.Location of this case study was at Flamboyan Room of Ungaran Regional Hospital.the subject was Mrs.R G1P0A0 with hyperemesis gravidarum grade 1st.the study was done on April 2017.Data collecting used primary data which consisted of : anamnesis,physical inspection,interview,and observation.while secondary data consisted of documentation study and reference. Result : After treatmen for 5 days with given care that is observation of good,composmentis awareness and TTV (Vital Sign ) blood presure : 110/70 mmHg pulse : 82/minute,Temperature 36,5ºC Respiratory rate : 18/minute,if the mother can apply non pharmacological therapy acupressur techniques at point p6 well and the result can reduce nausea,vomiting in the mother,mother can eat 3x/day with small portion like rice,spinach vegetables,a piece of chicken meat and tofu bacem BAB 4-5 x/day mother can sleep for 1 hour and sleep night 7-8 hour/day. Conclusion : from result of midwifery care,implementation acupressure technique to p6 point is effective in reducing nausea and vomiting of pregnant woman. Suggestion : it is expected to understand and do suggestion to apply acupressure method to reduce nausea and vomiting. Keywords : Pregnant woman,Hyperemesis Gravidarum References : 32 Literatures (2007-2016) PENDAHULUAN Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pengukur derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH),dan pada tahun 2015 angka kematian ibu menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Dari target SDGS Indonesia Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, RI, 2016). Penyebab Utama kematian ibu (AKI) di Indonesia yaitu perdarahan 40 – 60%, Infeksi 20-30 %, Pre eklampsi 2-3 %. Penyebab kematian ibu lainnya adalah adanya anemia, penyakit infeksi seperti malaria, TBC, hepatitis atau HIV/AIDS, penyakit atau gangguan kesehatan yang sudah ada sebelum kehamilan, misalnya gangguan jantung (Kemenkes, RI, 2015). Hiperemesis gravidarum merupakan salah satu jenis komplikasi yang sering Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 2 dialami oleh ibu hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit. Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40 – 60% pada multigravida satu diantara 1.000 kehamilan gejala-gejala ini terjadi lebih berat, gejala mual dan muntah bertahan sampai kehamilan 4 bulan pekerjaan seharihari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi berat serta buruk (Pudiastuti, 2012; Elfanny Sumai, dkk, Jidan (Jurnal Ilmiah Bidan ) ISSN:2339-1731). Hiperemesis gravidarum dengan penanganan yang baik hasil sangat memuaskan,sehingga jarang sekali menyebabkan kematian atau dilakukan pengguguran kandungan (Pudiastuti, 2012).Hiperemesis gravidarum pada tingkatan yang berat dapat mengancam jiwa ibu dan janin (Prawirohardjo, 2010). Setiap kehamilan mengandung resiko bagi ibu. Menurut WHO jumlah kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia. Kunjungan pemeriksaan data ibu hamil diperoleh data ibu hamil mengalami komplikasi kebidanan 15 – 20% salah satu komplikasi kehamilan diantaranya adalah hiperemesis gravidarum (Profil Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2015). Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, dengan frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain yaitu faktor predisposisi (primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda) faktor organik (alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil dan resisten ibu yang menurun), faktor psikologi (umur, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab) serta faktor endokrin lainnya (diabetes, hipertiroid) (Sofian, 2011; Tri Anasari; Jurnal Involusi Kebidanan,Vol.2,No.4,Juni 2012 ). Program penekanan AKI dan morbiditas dengan pemeriksaan ANC Terpadu dengan 14 T, Program Making Pregnancy Safer (MPS), Program perencanaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terintegrasi,serta peningkatan ketrampilan dan pengetahuan petugas dengan berbagai pelatihan, termasuk kehamilan patologis (hiperemesis gravidarum) Peningkatan akses kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal Dasar PONED, PONEK, UKBM, POSYANDU, PKD, Desa Siaga, sarana kefarmasian dan alat kesehatan (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015; Profil Kesehatan Prov.Jateng, 2015). Berdasarkan Studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran, Kabupaten Semarang pada tanggal 28 Desember 2016 sampai dengan tanggal 10 Januari 2017 diperoleh data jumlah ibu hamil untuk Januari 2016 s/d Desember 2016 yaitu 96 orang ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum (15,76%).Data Rekam medik RSUD Ungaran tahun 2016; data buku register masuk, keluar dan diagnosa pasien tahun 2016 mulai dari Januari sampai Desember 2016). Melihat masih tingginya angka kejadian ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum maka penulis tertarik untuk mengambil Studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan ibu hamil pada Ny. R Umur 24 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 Minggu 6 Hari dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten Semarang” dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Mahasiswa mendapat pengalaman nyata dan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan didokumentasikan dengan metode SOAP. 2. Tujuan khusus Penulis mampu : a. Melakukan pengkajian yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I. Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 3 b. Menginterpretasikan data berupa diagnosa kebidanan,data dasar, menentukan diagnosa masalah yang timbul pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I. c. Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I. d. Identifikasi penanganan antisipasi jika timbul diagnosa potensial atau penanganan diagnosa utama tindakan segera pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I. e. Menyusun perencanaan berdasarkan pengkajian dan masalah yang timbul pada asuhan kebidanan ibu hamil pada pasien dengan hiperemesis gravidarum grade I. f. Melaksanakan implementasi dari intervensi yang dilakukan pada asuhan kebidanan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum grade I. g. Melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam memberikan asuhan antara lain: 1. Wawancara/anamnesa 2. Observasi/pengamatan 3. Dokumentasi 4. Studi Kepustakaan 5. Pemeriksaan Fisik 6. Studi Kasus Metode dalam penelitian ini adalah jenis study kasus yang digunakan adalah deskriptif,subyek study kasus ini dilakukan pada Ny.R GIP0A0 dengan hiperemesis gravidarum grade I, waktu study kasus dilakukan pada tanggal 17 April 2017 s/d 23 April 2017.Pengumpulan data menggunakan buku register,bulan januari 2016 s/d desember 2016 dan data dari Rekam medik RSUD Ungaran tahun 2016. Melakukan wawancara dengan pasien,keluarga dan bidan dalam pengumpulan data.melakukan observasi atau pengamatan, melakukan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan penunjang laboratorium dan malakukan asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney dan pendokumentasian dengan SOAP KAJIAN PUSTAKA Konsep dasar medis 1.Kehamilan a.Pengertian kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Prawirohardjo, 2010). Masa kehamilan dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2009). Kehamilan adalah masa di mana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan (Depkes RI,2009). Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu).Apabila ditinjau dari lamanya, kehamilan dibedakan menjadi : 1) Kehamilan prematur,yaitu kehamilan antara 28 sampai 36 minggu. 2) Kehamilan mature,yaitu kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu. 3) Kehamilan postmatur,disebut juga kehamilan serotinus,kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo,2010). b.Kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester : 1) Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), dimana dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk. 2) Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), dimana dalam triwulan kedua alat-alat telah terbentuk Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 4 tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. 3) Kehamilan triwulan terakhir (antara 29 minggu sampai 40 minggu), (Kuswanti, 2014). 2.Hiperemesis Gravidarum a.Pengertian hiperemesis gravidarum Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari- hari karena keadaan umum ibu menjadi buruk,mual dan muntah 60 – 80% sering terjadi pada primigravida, dan 40 – 60% terjadi pada multigravida ini merupakan gejala yang wajar dan sering di dapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari (Pudiastuti, 2012, Kuswanti, 2014). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas seharihari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil atau keadaan umum ibu menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Hiperemesis gravidarum yang tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian pada ibu hamil. (Sofian, 2011). Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Hampir 50 – 90% wanita hamil yang mengalami mual dan muntah biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Gejala-gejala seperti ini biasanya akan timbul kurang lebih 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Perasaan mual disebabkan karena meningkatnya kadar hormon esterogen dan HCG dalam serum (Marmi, 2014; Kuswanti, 2014). Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Kuswanti, 2014). b.Penyebab Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: 1) Faktor predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda karena peningkatan kadar HCG. 2) Faktor organik, karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun dan alergi merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak. 3) Faktor endokrin lain, diabetes, hipertiroid 4)..Faktor umur, pendidikan, sikap, pengetahuan, penghasilan, budaya dll. 5) Faktor psikologis, seperti ketidakharmonisan dalam rumah tangga, kehamilan tidak diinginkan, kehilangan pekerjaan, umur, takut untuk hamil yang dapat mengakibatkan konflik mental sehingga dapat memperberat mual dan muntah, rumah tangga yang retak, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu (Marmi, 2014; Sofian, 2011). c.Patofisiologi Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi asam hidroklorida juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan dan sosiokultural. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda,bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalis hipokloremik,serta dapat mengakibatkan cadangan karrbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Marmi, 2014). Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 5 d.Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum Menurut Pudiastuti (2014) dalam Marmi (2014), gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi : 1) Hiperemesis gravidarum tingkat I (ringan), dengan gejala Mual muntah terus menerus, penderita merasa lemah, BB menurun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung tekanan darah sistolik menurun, suhu meningkat, nyeri epigastrim. 2) Hiperemesis gravidarum tingkat II (sedang), gejala mual muntah bertambah, dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, mata cekung, tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik,urin berkurang, nafas berbau aseton karena mempunyai aroma khas dapat pula ditemukan dalam kencing. 3) Hiperemesis gravidarum tingkat III (berat), dengan gejala keadaan umum jelek, muntah berhenti, perdarahan esofagus, lambung dan retina, gangguan fungsi hati bertambah, ikterus meningkat, gangguan kesadaran. laboratorium : protein, aceton, urobilinogen, porphyrin dalam urine bertambah,silinder +. e.Diagnosis Hiperemesis gravidarum Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar, dan didasarkan atas mual dan muntah pada orang yang hamil muda.radang usus dan hepatitis pada orang hamil harus dikesampingkan.Mual dan muntah pada triwulan ke II atau III disebabkan oleh faktor-faktor lain,misalnya pyelitis harus dipertimbangkan (Sarwono, 2009; Pudiastuti Dewi, 2012). f.Prognosis Dengan penanganan yang baik, prognosa hiperemesis gravidarum baik. Jarang sekali menyebabkan kematian atau memaksa kita melakukan abortus therapeuticus.yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien ialah adanya aceton dan acidura diacelicum dalam urine. Hiperemesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobatan rumah sakit. Bahaya hiperemesis gravidarum yaitu : 1).Bagi ibu Meliputi dehidrasi, terganggunya keseimbangan elektrolik, perdarahan gastro intestinal (karena terjadinya robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung),serta terjadi perdarahan pada retina dan Abortus (Clinical Practice Guideline N0 : 12 2015; Sarwono, 2009). 2).Bagi bayi Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang mempengaruhi perkembangan janin,(IUGR),sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Sarwono, 2009). g.Pencegahan Hiperemesis Gravidarum 1).Pencegahan terhadap hiperemesis gravidrum dengan memberikan edukasi tentang kehamilan pada ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses fisiologis. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, dukungan psikologis terutama dari suami dan keluarga. 2).Pencegahan lain tentang diit ibu hamil,makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering diselingi makanan kecil berupa biskuit,roti kering dengan teh, sebelum bangun tidur, pada siang hari dan sebelum tidur.jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa pusing, mual dan muntah defekasi yang teratur (Mochtar, 2011; Sarwono, 2009). Beberapa cara mengatasi hiperemesis gravidarum : Ibu hamil makan dalam porsi yang sedikit tapi sering, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein, hindari makanan berlemak.makan sedikit namun Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 6 sering, minum konsumsi air putih yang cukup, mengkonsumsi susu ibu hamil, mengonsumsi vitamin B6, istirahat yang cukup dan rasa relaksasi akan membantu secara psikologis dan fisik untuk mengurangi tanda gejalah hiperemesis gravidarum, rileks, pikiran tenang dan positif sangat ampuh mmengurangi rasa mual dan muntah (Kuswanti, 2014; Pudiastuti, 2012). h.Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum 1) Bila pencegahan tidak berhasil,maka diperlukan pengobatan,yaitu : a) Terapi obat, menggunakan sedativa, Vitamin, anti muntah, antasida dan anti mulas.obat sedatif yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1,dan B6 atau B komplek.pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti stimetil atau khlorpromasin. b).Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola dirumah sakit. c).Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang,tetapi cerah dan peredaran yang baik.catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan bidan yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Kadang dengan isolasi saja gejalagejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. d).Terapi psikologis, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. e).Cairan parenteral,berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit dengan dekstrose 5% – 10% dalam cairan fisiologis dilakukan sebanyak 2 – 3 liter sehari.bila perlu berikan vitamin intravena, elektrolit (kalsium, kalium dan natrium) serta protein. f).Penghentian kehamilan, pada keadaan yang sangat berat tindakan ini dilakukan dengan indikasi gangguan kesadaran dan saraf, somnolen sampai koma, ensefalopati wernick, gangguan organik (perdarahan esofagus, lambung, retina) atau gangguan fungsi hati dan ginjal (Marmi, 2014). 3. Hiperemesis gravidarum tingkat I Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,ibu merasa lemah,nafsu makan tidak ada,berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah : Mual muntah terus menerus,lebih dari 5s x penderita merasa lemah, BB menurun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung tekanan darah sistolik menurun, suhu meningkat, nyeri epigastrim score (1), nadi meningkat sekitar 100 permenit Penatalaksanaan Hiperemesis gravidarum grade 1 Bila pencegahan tidak berhasil,maka diperlukan pengobatan,yaitu : a).Terapi obat, menggunakan sedativa, Vitamin, anti muntah, antasida dan anti mulas.obat sedatif yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1,dan B6 atau B komplek.pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti stimetil atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum menurut tingkatannya 1).Tingkat 1 Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit sedikit tapi sering. Jangan tiba-tiba berdiri setelah bangun pagi akan terasa pusing, mual dan muntah, defekasi hendaknya Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 7 diusahakan teratur. Tetapi obat menggunakan sedative (phenobarbitol). Vitamin B1, B6 (pyridoxin),vit B complek, vit B 12,vit C antiemetik (disiklomin, hidrogloride atau khlormasin). Antihistamin (dramamin, avomin) (Pudiastuti, 2012). 2).Terapi non farmokologi Stimulasi atau Penekanan –Akupresur Akupresur adalah teknik penekanan pada titik p6 (pericardium 6 atau titik neiguan,yang berlokasi pada tiga jari terlebar di atas permukaan volar pergelangan tangan untuk penekanan pakai ibu jari-jari tangan dan penekanan bisa juga pakai gelang akupresur. Terapi Akupresur, lebih efektif dalam mengurangi gejala mual muntah dibandingkan dengan plasebo. Terjadi penurunan frekuensi muntah secara bermakna pada responden setelah dilakukan akupresur pada titik perikardium 6.P6 Akupresur juga berguna untuk mengurangi mual muntah. The systematic cochrane review mendukung penggunaan stimulasi akupresur P6 pada pasien tanpa profilaksis antiemetik. Stimulasi ini dapat mengurangi resiko mual. Nasional Evidence Based Clinikal (NICE). Guidelines June 2016 merekomendasikan jahe, akupuntur,akupresur P6 dan antihistamin untuk tatalaksana mual muntah dalam kehamilan dengan evidence level I, juga telah ditunjukkan bahwa terapi stimulasi saraf tingkat rendah pada aspek volar pergelangan tangan dapat menurunkan mual dan muntah serta merangsang kenaikan berat badan.menurut artikel kelima mengambil penelitian di India. Penelitan ini tidak menggunakan kelompok kontrol, dengan jumlah responden 35 ibu hamil.ibu hamil berusia 23 dan 34 tahun, usia kehamilan kurang dari 12 minggu dan yang mengalami mual dengan atau tanpa muntah. Intervensi yang diberikan yaitu menggunakan gelang akupresur pada titik P6. Pengobatan ini harus dilakukan 4 hari (3 hari pertama menjadi fase kontrol), selama 10 hari. Gelang digunakan empat kali sehari selama 10 menit pada masing-masing tangan. Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah akupresur pada titik P6 sedalam 1 – 2 cm dengan menggunakan ibu jari selama 15 menit pada setiap sisi tangan. Penelitian keenanm menunjukkan hasil terjadi penurunan frekuensi muntah secara bermakna pada responden setelah dilakukan akupresur pada titik P6. Kesimpulan : Stimulus pada titik P6 dapat mengatasi mual dan muntah (Juwita, 2015;Royal College of Obstetricians and Gynaecologists Juni2016 ) Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yamg digunakan untuk memecahkan masalah klien. penulis menerapkan manajemen kebidanan yang dikembangkan oleh Varney yang terdiri dari : pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, identifikasi penanganan segera, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi (Varney, 2007). Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran, tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan, rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007). Landasan Hukum Landasan Hukum Yang Mendasari Praktek kebidanan Berdasarkan Permenkes NO 1464 / MENKES /X /2010 kewenangan bidan Berdasarkan Permenkes NO 1464 / MENKES /X /2010 Pasal 10 ayat (1), Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan (Kemenkes, RI, 2010). Standar Profesi Bidan Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369 /Menkes /SK/III/2007 Kompetensi ke-3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 8 mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu (Sukini,Rof’iah,2016). TINJAUAN KASUS Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 17-April 2017, jam 11.45 WIB di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.Pengumpulan data subyektif didapatkan hasil ibu bernama Ny R , umur 24 tahun,bekerja sebagai karyawan swasta PT Arashoes, dan suami bernama Tn D, umur 25 tahun, bekerja sebagai karyawan koperasi. Keluhan utama saat dirawat di ruang Flamboyan ibu mengatakan mual,,muntah berkurang setelah observasi 2 jam yaitu mual muntah berkurang 5 kali sejak masuk tadi,pusing bila ibu bangun dari tempat tidur dan duduk,nafsu makan berkurang dan nyeri ulu hati berkurang.Ini kehamilannya yang pertama ,ibu belum pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran.Hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 17 Januari 2017 hamil/ANC di Bidan dengan frekuensi 2 x, ada masalah dalam pola kebutuhan ibu seharihari. Ibu cemas dengan kondisi keadaanya.Ibu bekerja sebagai karyawan swasta Arashoes dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Pada data obyektif didapatkan yaitu pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum ibu lemah, kesadaran: composmentis. Tanda tanda vital: tekanan darah : 100/60 mmhg, Nadi : 89 x/mt, Suhu: 36.8ºC, pernapasan: 20 x/mt.Pemeriksaan fisik haed toe didapatkan muka agak pucat,mata tampak cekung konjungtiva agak pucat sklera sedikit ikterik dikarenakan kurang cairan yang masuk dan kurang minum selama mual muntah ini.Bibir tampak sedikit kering dan lidah sedikit kotor.Turgor kulit kurang yaitu pada ekstermitas bagian atas.Abdomen terdapat nyeri epigastrium, tonus otok perut tampak sedikit kendor.Pemeriksaa khusus obstetri palpasi L1 : TFU : 3 jari diatas simpisis, auskultasi DJJ belum dapat didengar dengan linec tetapi dapat didengar dengan dopler yaitu DJJ (+) 11 12 11 136 x/menit.Pemeriksaan penunjang HB 12,4 gr/dl, HBSAG : negatif, golongan darah : O,Hitung jenis Limposit L : 19.3 %, Granulosit : H 77.0 %, Pemeriksaan pp test ( tes HCG ) : positif Tafsiran persalinan tanggal 24 oktober 2017. UK : 12 minggu 6 hari Interpretasi Data Diagnosa Kebidanan : Ny R, G1 P0 A0, umur 24 tahun, hamil 12 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup, intra uteri, ballotement (+) dengan Hiperemesis Gravidarum grade I Masalah yang didapatkan : ibu merasa cemas dengan keadaan yang dialami Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial dan antisipasi Diagnosa potensial pada Ny. R Potensial terjadi Hiperemesis gravidarum grade II, dan grade III Antisipasi Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat anti emetik dan cairan infus,Anjurkan ibu bedrest,isolasi penderita,batasi kunjungan keluarga. Identifikasi Penanganan Tindakan Segera Antipasi dan identifikasi tindakan segera pada Ny. R Antisipasi Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat anti emetik dan cairan infus, Anjurkan ibu bedrest, isolasi penderita, batasi kunjungan keluarga Rencana Asuhan Kebidanan (Perencanaan) Pada kasus ini, perencanaan yang dilakukan hari pertama pada Ny R dengan hiperemesis gravidarum antara lain : sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, observasi keadaan umum ibu dan janin, tandatanda vital, berikan diit makan pagi, siang dan malam dari rumah sakit pada pada ibu, berikan dukungan psikologis pada ibu, anjurkan pada ibu untuk : a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan b. memperbanyak minum air c. mengurangi makanan berminyak atau berlemak dan berbumbu tajam, pedas serta bersantan. d. makan sedikit-sedikit tapi sering e. makan-makanan selingan seperti biscuit dan roti kering f. Istirahat yang cukup Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 9 g. Jika bangun tidur jangan terburu-buru bangun cobalah untuk duduk terlebih dahulu dan baru bangun secara perlahanlahan. Lanjutkan pemberian obat tablet, cairan infus, dan obat injeksi sesuai advis dokter yaitu : - Injeksi ondansetron drip dalam infus RL 500 ml 20 tpm tiap 8 jam / hari pada jam 10.00 WIB, 18.00 WIB, dan 02.00 WIB - Antasida tablet pada jam 14.00 WIB,22.00 WIB,06.00 WIB - Folik acid tablet pada jam 18.30 WIB Observasi ku ibu tiap 6 jam pada jam 12.00 WIB,18.00 WIB,24.00 WIB,06.00 WIB Kaji karakteristik dan frekuensi muntah Kaji BAB dan BAKnya tiap hari Lakukan penimbangan BB setiap pagi dengan alat yang sama Berikan konseling pada ibu dan tindakan terapi non farmokologi yaitu telknik akupresur pada titik p6 Berikan konseling tentang ketidaknyamanan pada kehamilan Anjurkan ibu segera datang bila terjadi keadaan abnormal Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan segera datang. Penatalaksanaan Melakukan penatalaksaan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat yaitu : Pada kasus ini, Penatalaksanaan yang dilakukan hari pertama pada Ny R dengan hiperemesis gravidarum antara lain: menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, mengobservasi keadaan umum ibu dan janin, tanda-tanda vital, memberikan diit makan pagi, siang dan malam dari rumah sakit pada pada ibu, memberikan dukungan psikologis pada ibu, menganjurkan pada ibu untuk: a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan b. memperbanyak minum air c. mengurangi makanan berminyak atau berlemak dan berbumbu tajam, pedas serta bersantan. d. makan sedikit-sedikit tapi sering e. makan-makanan selingan seperti biscuit dan roti kering f. Istirahat yang cukup g. Jika bangun tidur jangan terburu-buru bangun cobalah untuk duduk terlebih dahulu dan baru bangun secara perlahanlahan. Melanjutkan pemberian obat tablet, cairan infus, dan obat injeksi sesuai advis dokter yaitu : - Injeksi ondansetron drip dalam infus RL 500 ml 20 tpm tiap 8 jam / hari pada jam 10.00 WIB, 18.00 WIB, dan 02.00 WIB Pemberian obat ondansentron menurut Oliveira (2014) - Antasida tablet pada jam 14.00 WIB,22.00 WIB,06.00 WIB - Folik acid tablet pada jam 18.30 WIB Observasi ku ibu tiap 6 jam pada jam 12.00 WIB,18.00 WIB,24.00 WIB,06.00 WIB Mengkaji karakteristik dan frekuensi muntah Mengkaji BAB dan BAKnya tiap hari Melakukan penimbangan BB setiap pagi dengan alat yang sama Memberikan konseling pada ibu dan tindakan terapi non farmokologi yaitu telknik akupresur pada titik p6 Memberikan konseling tentang ketidaknyamanan pada kehamilan Menganjurkan ibu segera datang bila terjadi keadaan abnormal Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan segera datang. Evaluasi Pada tanggal 17 April s/d 21 April 2017 selama 5 hari perawatan dilakukan evaluasi kasus pada Ny R dengan hiperemesis gravidarum grade 1 antara lain : ibu sudah mengerti dan memahami dengan keadaannya. pemeriksaan sudah dilakukan pada ibu, keadaan umum ibu dan janin, tanda-tanda vital dalam batas normal diit sudah diberikan sesuai anjura ahli gizi setelah diberikan dukungan psikologis ibu merasa tidak cemas lagi, ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan untuk kesehatannya dan untuk pertumbuhan serta Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 10 b. c. d. e. f. g. perkembangn janin yang ada dikandungannya. memperbanyak minum air (ibu minum air putih kurang lebih 200 ml setiap kali minum tapi tidak dihabiskan dalam sekali minum. ibu bersedia tidak berminyak atau berlemak dan berbumbu tajam, pedas serta bersantan. ibu bersedia makan sedikit-sedikit tapi sering ibu bersedia makan-makanan selingan seperti biscuit dan roti kering ibu bersedia untuk Istirahat yang cukup ibu bersedia Jika bangun tidur jangan terburu-buru bangun cobalah untuk duduk terlebih dahulu dan baru bangun secara perlahan-lahan. Terapi obat tablet, cairan infus, dan obat injeksi sudah diberikan sesuai advis dokter yaitu : - Injeksi ondansetron drip dalam infus RL 500 ml 20 tpm tiap 8 jam / hari pada jam 10.00 WIB, 18.00 WIB, dan 02.00 WIB - Antasida tablet pada jam 14.00 WIB,22.00 WIB,06.00 WIB - Folik acid tablet pada jam 18.30 WIB Telah dilakukan Observasi ku ibu tiap 6 jam pada jam 12.00 WIB,18.00 WIB,24.00 WIB,06.00 WIB hasil ku hari pertama ibu masih lemah.kesadaran composmentis,TTV :masih dalam batas normal,hari kedua ku ibu baik TTV dalam batas normal,hari ketiga ku ibu baik,TTV dalam batas normal,hari ke empat ku ibu baik,TTV dalam batas normal,hari kelima ku ibu baik ibu sudah diperbolehkan pulang. Setelah dikaji mual muntah pada hari pertama frekuensi 3 x muntah/hari, hari kedua 2x/hari , hari ketiga 1x/hari, hari ke empat masih mual tetapi ibu mengeluh sudah tidak muntah. Setelah dikaji BAB dan BAKnya hari pertama ibu belum BAB sejak masuk 2 jam observasi diruang flamboyan Bak 1 kali, hari kedua Bab 1x/hari Bak 3-4 kali,hari ketiga Bak 3-4 x/hari Bab 1x/hari, hari keempat Bab 1x/hari,Bak 4-5 x/hari. penimbangan BB setiap pagi dengan alat yang sama BB masih tetap yaitu 63 kg belum ada peningkatan. Setelah diberikan konseling pada ibu dan tindakan terapi non farmokologi yaitu teknik akupresur pada titik p6 ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri. - Ibu mengerti dan paham konseling tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester 1,2. - ibu bersedia segera datang bila terjadi keadaan abnormal - ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan segera datang. Pembahasan Langkah 1 :Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 17-April 2017, jam 11.45 WIB di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.Pengumpulan data subyektif didapatkan hasil ibu bernama Ny R , umur 24 tahun,bekerja sebagai karyawan swasta PT Arashoes, dan suami bernama Tn D, umur 25 tahun, bekerja sebagai karyawan koperasi. Keluhan utama saat dirawat di ruang Flamboyan ibu mengatakan mual,,muntah berkurang setelah observasi 2 jam yaitu mual muntah berkurang 5 kali sejak masuk tadi,pusing bila ibu bangun dari tempat tidur dan duduk,nafsu makan berkurang dan nyeri ulu hati berkurang.Ini kehamilannya yang pertama ,ibu belum pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran.Hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 17 Januari 2017 hamil/ANC di Bidan dengan frekuensi 2 x, ada masalah dalam pola kebutuhan ibu seharihari. Ibu cemas dengan kondisi keadaanya.Ibu bekerja sebagai karyawan swasta Arashoes dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Pada data obyektif didapatkan yaitu pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum ibu lemah, kesadaran: composmentis. Tanda tanda vital: tekanan darah : 100/60 mmhg, Nadi : 89 x/mt, Suhu: 36.8ºC, pernapasan: 20 x/mt.Pemeriksaan fisik haed toe didapatkan muka agak pucat,mata tampak cekung konjungtiva agak pucat sklera sedikit ikterik dikarenakan kurang cairan yang masuk Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 11 dan kurang minum selama mual muntah ini. Bibir tampak sedikit kering dan lidah sedikit kotor.Turgor kulit kurang yaitu pada ekstermitas bagian atas.Abdomen terdapat nyeri epigastrium, tonus otok perut tampak sedikit kendor.Pemeriksaa khusus obstetri palpasi L1 : TFU : 3 jari diatas simpisis, auskultasi DJJ belum dapat didengar dengan linec tetapi dapat didengar dengan dopler yaitu DJJ (+) 11 12 11 136 x/menit.Pemeriksaan penunjang HB 12,4 gr/dl, HBSAG : negatif, golongan darah : O,Hitung jenis Limposit L : 19.3 %, Granulosit : H 77.0 %, Pemeriksaan pp test ( tes HCG ) : positif Tafsiran persalinan tanggal 24 oktober 2017. UK : 12 minggu 6 hari Dalam tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan praktek Langkah II : Interpretasi Data Daignosa kebidanan awal pada kasus ini adalah Ny R, umur 24 tahun, G1 P0A A0, UK 12 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup, intrauteri, Ballotement (+) dengan hiperemesis gravidarum grade 1 Masalah yang ditemukan adalah ibu merasa cemas dengan keadaan yang dialami. Menurut Sukini dan Rofi´ah, (2016 ) data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Pada tahap ini, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilahan. Langkah III : Identifikasi Diagnosa Potensial /Masalah Potensial dan Antisipasi Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Manuaba,2008), pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. pada lahan praktek belum muncul diagnosa potensial tetapi ada tanda-tanda dehidrasi yang sudah mengarah ke hiperemesis gravidarum grade II, dan klien merasakan cemas dengan keadaan yang dialaminya.selama dilahan praktek diagnosa potensial yang mungkin muncul pada Ny. R adalah hiperemesis gravidarum grade II tetapi sudah diantisipasi jadi diagnosa potensial ini tidak terjadi..Jadi pada tahap ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori yang ada dan kasus yang ditemukan dilahan Antipasi pada Ny. R yaitu Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat anti emetik dan cairan infus, Anjurkan ibu bedrest, isolasi penderita, batasi kunjungan keluarga. Jadi pada tahap ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori yang ada dan kasus yang ditemukan dilahan karena sudah diantisipasi dengan berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan dan obat. . Langkah IV: Mengidentifikasi Penanganan Segera / Kolaborasi Pada kasus Ny R. tidak dilakukan penanganan segera karena diagnosa potensial tidak terjadi hiperemesis gravidarum grade II (Manuaba,2008). Pada langkah ini, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilahan. Langkah V: Perencanaan Pada rencana asuhan hiperemesis gravidarum grade I pada Ny R, yang dilakukan dilahan antara lain: observasi Ku ibu dan janin,), kaji mual muntah,anjurkan ibu minum yang banyak ,cukup istirahat, makan dalam porsi kecik tapi sering,kaji BAB dan BAKnya,timbang berat badan ibu dengan alat yang sama setiap hari, jelaskan pada ibu dan suami tentang teknik Akupresur pada titik P6, untuk mengurangi mual muntah, mengganti cairan infus dan obat sesuai dengan advis dokter melakukan inform consent atas tindakan yang akan dilakukan, demonstrasikan teknik Akupresur pada titik P6 pada klien dan suami, ajarkan ibu untuk melakukan teknik akupresur pada titik P6 apabila ibu merasakan mual,muntah yang berlebihan bisa lakukan 4 x/hari penekanannya memakai jari-jari tangan dan gelang lakukan selama 10 menit pakai gelang sedangkan dengan penekan memakai jari-jari selama 15 menit,berikan dukungan psikologis .Perencanaan diatas telah sesuai dengan teori menurut Mochtar,2011;Sarwono, 2009) sesuai dengan kajian penelitian peneliti kasus ini rencana asuhan yang akan diberikan Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 12 adalah terapi non farmokologi dengan teknik akupresur pada titik P6 dan konseling tentang teknik akupresur pada titik P6. (Menurut Jurnal Institute Of Obstetricians and Gynaecologists,2015).Pada perencanaan ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilahan. Langkah VI: Penatalaksanaan Pada langkah ini, yang dilakukan merupakan tindak lanjut secara nyata dari apa yang telah direncanakan pada langkah sebelumnya,karena pada perencanaan tidak dijumpai kesenjangan,maka pada pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan dan pada pelaksanaaan tidak ditemukan hambatan dikarenakan kerjasama yang baik antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan. asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman (Manuaba ,2009). Pada asuhan Langkah V: Evaluasi Menurut Rukiyah dkk, (2013) mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah rencana serta pelaksanaan tersebut (Rukiyah dkk,2013 ).. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan asuhan. Asuhan kebidananan yang diberikan pada Ny R, sudah didapatkan hasil yang optimal. Dimana setelah dilakukan asuhan selama ± 5 hari , pada tanggal 17 April s/d 21 April 2017 dievaluasikeadaan ibu saat ini kondisi kesehatannya sangat baik,tidak mengalami mual muntah lagi,BAB 1x sehari BAK 4-5 x/hari,ibu bisa menghabiskan makanan yang dimakan,ibu bersedia segera datang bila terjadi keadaan abnormal ibu sudah diperbolehkan pulang kerumah dan bersedia melanjutkan terapi yang diberikan oleh dokter, ibu bersedia untuk kontrol ulang 7 hari lagi atau 1 minggu atau jika ada keluhan. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan karena perencanaan yang dibuat dilakukaan secara secara berkelanjutan oleh peneliti dilakukan pada saat-saat magan saja selain dari itu dilanjutkan oleh pasien sendiri,bidan dan mahasiswa praktekan. Jadi tidak ada hambatan dalam pemberian asuhan kepada ibu karena adanya kerjasama yang baik antara dokter, bidan, mahasiswa yang meneliti,mahasiswa praktekan serta keluarga pasien yang sangat mendukung. PENUTUP Kesimpulan 1. Pengkajian Dilakukan tanggal 17April 2017, jam 11.45 WIB. Dengan mengumpulkan semua data subyektif dan obyektif 2. Interpretasi Data Ny R, umur 24 tahun, G1 P0 A0, umur kehamilan 12 minggu 6 hari, janin tunggal hidup intra uterin ballotement (+) dengan hiperemesis gravidarum grade I 3. Diagnosa Potensial Asuhan pada Ny. R, ditemukan terjadinya diagnosa potensial karena sudah ada tanda-tanda dehidrasi karena muncul diagnosa potensial hiperemesis gravidarum grade II 4. Asuhan pada Ny. R tidak dilakukan langkah identifikasi penanganaan segera karene Ny.R hanya mengalami hiperemesis gravidarun grade I 5. Perencanaan Observasi Ku ibu, berikan dukungan psikologis agar ibu tidak cemas dengan keadaan yang dialaminya. Informasikan tentang hasil pemeriksaan, konseling tentang teknik akupresur untuk mengurangi mual muntah,anjurkan ibu untuk menerapkan teknik akupresur dilakukan 4x/hari dengan menekan pada titik perikardium 6 dengan 2 cara yaitu menekan dengan jari-jari tangan selama 15 menit,sedangkan pakai gelang akupresur dipakai pada tangan selama 10 menit. Perencanaan yang telah ditetapkan sudah sesuai. 6. Pelaksanaan Pada asuhan yang diberikan pada Ny.R memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janin ibu sehat dan ibu mengalami mual muntah,memberikan konseling tentang diit Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 13 yang baik untuk ibu dengan mual muntah, menganjurkan untuk tetap makan sedikitsedikit tapi sering,menganjurkan ibu banyak konsumsi air putih, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,menganjurkan kepada ibu untuk menstimulasi pada titik P6 secara rutin guna mengurangi mual muntahnya 7. Evaluasi Setelah dilakukan asuhan dengan baik pada tanggal 21 April 2017, jam 12.00 WIB, diperoleh hasil evaluasi bahwa keadaan Ny.R sudah semakin membaik dan tidak mual dan muntah lagi kini kondisi kesehatannya sehat dan ibu diperbolehkan pulang. Saran 1. Bagi penulis Lebih meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade 1 dengan menerapkan teknik akupresur pada titik p6 efektif dalam mengurangi mual muntah pada ibu hamil yang belum menggunakan antiemetik. 2. Bagi Institusi Rumah Sakit Lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di ruang flamboyan RSUD Ungaran khususnya pada pasien hiperemesis gravidarum grade I dengan menerapkan teknik akupresur pada pasien bahwa teknik ini sangat baik sekali bila diterapkan di Rumah Sakit disamping pemberian obat bisa diterapkan juga teknik ini bisa membantu mengurangi mual muntah pada ibu hamil yang belum memerlukan antiemetik. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I Menambah literature sebagai bahan pustaka bagi Universitas Ngudi Waluyo khususnya program D III Kebidanan mengenai teknik akupresur pada titik P6 pada pasien hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I 4. Bagi pasien Diharapkan Ny.R ,mengerti dan dapat melakukan anjuran yang diberikan penulis dalam pendidikan kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kehamilan sehingga dapat menambah pengetahuan pasien tentang kehamilan dan penerapan teknik akupresur pada titik p6 untuk mengurangi mual muntah tanpa obat. Daftar Pustaka Buku Acuan Midwifery Update. 2016. ISBN. Diterbitkan oleh pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia. Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan kabupaten Semarang. Departemen Kesehatan Indonesia, Semarang Elfanny, dkk, 2014. Jurnal Ilmiah Bidan. ISSN : 2339-1731 Vol. 2,No.1,Poltekes kemenkes Manado. National Institute for Health and Care Excellence (NICE) (2013)´Clinikal Knowledge Summaries : Nausea/vomiting in pregnancy.´ Oliveira LG,Capp SM,You WB,Riffenburgh RH,Carstairs SD.(2014)´Ondansentron Compared with doxylamine and pyridoxine for treatment of nausea in pregnancy : a randomized controlled trial;Obstetrics and Gynecology,124 (4),735-42 Helen Varney, dkk. 2008. Buku Ajar Kebidanan, Jakarta, EKG. Helen Varney. 2007. Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta : EGC .Juwita, 2015. Jurnal Lentera, Vol.3,No.1, Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. National Institute for Health and Care Excellence (NICE) (2013)´Clinikal Knowledge Summaries : Nausea/vomiting in pregnancy.´ National Institute for Health and Care Excellence (NICE) (2013)´Clinikal Knowledge Summaries : Nausea/vomiting in pregnancy. Tri Anasari ,2015.Akademi Kebidanan YLPP,Purwokerto Oliveira LG,Capp SM,You WB,Riffenburgh RH,Carstairs SD.(2014)´Ondansentron Compared with doxylamine and pyridoxine for treatment of nausea in Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 14 pregnancy : a randomized controlled trial;Obstetrics and Gynecology,124 (4),735-42´ Kuswanti, 2014. Asuhan Kehamilan. ISBN. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC Marmi dkk, 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. ISBN. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan pada masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mochtar, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologis. Ed.3. Jakarta :EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015. Pudiastuti, 2012. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan Patologis. Yogyakarta : Nuha Medika. Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Edisi 1. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media Saifuddin, AB. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Prraktis Pelayanan Kesehatan Materna dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Sofian, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologis.Ed.3. Jakarta :ECG Sukini dan Rofi’ah, 2016. Fundamental Kebidanan. Yogyakarta : Transmedika Sulistyawati, 2012. Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Sulistyawati, 2013. Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : YBPSP Asuhan Kebidansan Pada Ny.R Umur 24 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grrade I Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 15