BAB II KAJIAN TEORI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
Kata ‘rancang’ diambil dari hasil terjemahan kata design dalam Bahasa
Inggris yang artinya pendesainan atau pembuatan desain. Dengan demikian,
konsep perancangan bisa disebut konsep pendesainan atau konsep pembuatan
desain yang wujudnya berupa konsep tertulis atau verbal. Sedangkan pelaksanaan
pendesainan atau pembuatan desain berikutnya disebut visualisasi desain.
(Sadjiman Ebdi, Sanyoto, 2006)
Dalam menyusun perancangan dibutuhkan analisis perencanaan strategis
agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi eksternal dan internal,
sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.
Chandler dalam Freddy Rangkuti (1997: 4) menyebutkan, “Strategi adalah tujuan
jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Proses penyusunan
perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu:
1.
Tahap pengumpulan data
Tahap pengumpulan data dibagi menjadi pengumpulan data internal
dan eksternal. Pengumpulan data internal diperoleh di dalam perusahaan itu
sendiri, seperti:
a.
Laporan keuangan (neraca, laba-rugi, cash-flow, struktur, pendanaan),
Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan,
keahlian, pengalaman, gaji, turn-over).
b.
Laporan kegiatan operasional
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
c.
Laporan kegiatan pemasaran
Pengumpulan data eksternal diperoleh dari lingkungan di luar
perusahaan, seperti:
2.
a.
Analisis pasar
b.
Analisis kompetitor
c.
Analisis komunitas
d.
Analisis pemasok
e.
Analisis pemerintah
f.
Analisis kelompok kepentingan tertentu
Tahap analisis
Setelah memperoleh data dan informasi, kemudian menggunakan
analisis untuk membuat perumusan strategi. Analisis yang digunakan adalah
memanfaatkan matrik SWOT. Matrik tersebut dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis.
3.
Tahap pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan akan dapat dilakukan setelah mendapatkan
hasil analisis. Keputusan yang bijak akan membuat perusahaan mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam merancang identitas brand juga memerlukan
perencanaan strategis seperti yang ditelah berupa perancangan media, kreatif,
dan konsep tata desain.
a.
Perencanaan media, meliputi: tujuan media, strategi media, program
media, dan biaya media.
b.
Perencanaan kreatif, meliputi: tujuan kreatif, strategi kreatif, program
kreatif, dan biaya kreatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
c.
Konsep tata desain, meliputi: tujuan tata desain, strategi tata desain,
program tata desain (idea layout, rough layout, dan comprehensive
layout).
Dilihat dari segi perancangan, brand Kopi Jetak Mentari masih belum
tertata dan perlu untuk ditinjau kembali melalui analisis SWOT. Melalui analisis
tersebut maka akan dapat ditentukan perencanaan yang akan diambil baik berupa
perencanaan media, perencanaan kreatif, dan konsep tata desain agar brand Kopi
Jetak Mentari semakin tertata secara visual.
B. Promosi
Peranan promosi untuk berkomunikasi dengan individu-individu, kelompokkelompok, atau organisasi-organisasi, untuk secara langsung atau tidak langsung
membantu pertukaran dengan jalan mempengaruhi salah satu di antara audiensi
tersebut (atau lebih) untuk menerima (membeli) produk yang dihasilkan suatu
organisasi (Prof. Dr. Winardi, 1992: 104). Dalam marketing mix, promosi
menduduki posisi keempat setelah product, price, dan place.
Lebih lanjut Winardi menjelaskan bahwa dalam melakukan promosi
diperlukan strategi berupa langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan untuk
mencapai tujuan promosi yang telah ditetapkan. Paduan promosi (promotion mix)
turut membantu untuk mencapai tujuan promosi. Terdapat empat unsur dalam
paduan promosi, yaitu:
1.
Publisitas (Publicity)
Publisitas merupakan bentuk komunikasi non-personal dalam bentuk
berita (new story form), sehubungan dengan organisasi tertentu, dan atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
tentang produk-produknya yang ditransmisi melalui perantara sebuah media
massa, dimana tidak dipungut biaya sama sekali.
2.
Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan person adalah proses dimana para pelanggan diberi informasi
dan mereka dipersuasi untuk membeli produk-produk melalui komunikasi
secara personal dalam suatu situasi pertukaran.
3.
Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan yaitu sebuah aktivitas dan atau bahan yang bertindak
sebagai perangsang langsung, yang menawarkan nilai tambah atau insentif
untuk produk tertentu kepada pihak yang menjualnya kembali (resellers),
para tenaga penjual, dan para pelanggan.
4.
Periklanan (Advertising)
Periklanan yaitu sebuah bentuk komunikasi non-personal yang harus
diberikan imbalan (pembayaran) tentang sebuah organisasi atau produkproduknya yang ditransmisi kepada sebuah audiensi sasaran dengan bantuan
medium masa. Beberapa medium massa di antaranya adalah TV, radio, surat
kabar, majalah, katalog, selebaran, dan lain sebagainya.
DKV merupakan bagian dari strategi kreatif. Sadjiman menjelaskan dalam
bukunya bahwa strategi adalah siasat, taktik, langkah-langkah atau kebijakankebijakan yang ditempuh untuk mencapai tujuan, dalam hal ini tujuan kreatif yang
telah ditetapkan terdahulu. Kreatif secara leksikografi berasal dari kata creative
(Inggris) yang artinya pencipta atau yang mencipta. Dalam bidang DKV, kreatif
memiliki arti ‘cipta pesan’. Proses atau pekerjaan penciptaan-penciptaan tersebut
meliputi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
1.
Ukuran
: ukuran media yang digunakan
2.
Format
: format media yang digunakan (vertikal/horisontal)
3.
Verbal
: headline, subhead, body copy, slogan, logo, dan lain-lain yang
sifatnya pengkataan atau berwujud kata-kata
4.
Visualisasi
a.
Visualisasi ilustrasi
: adegan, pilihan model, gaya, teknik, dan
lain-lain yang sifatnya penggambaran.
b.
Visualisasi tipografi/huruf : pilihan model huruf.
c.
Visualisasi warna
: pilihan warna.
Ahmad S. Adnanputra (dalam Sadjiman Ebdi Sanyoto 2006: 83)
mengemukakan strategi kreatif adalah kebijakan yang akan dilakukan terhadap
paduan kreatif (creative mix), terdiri dari ‘isi pesan’ dan ‘bentuk pesan’, yang
disusun berdasarkan target audience-nya, karena pada dasarnya target audiencelah yang menentukan isi (content) dan bentuk (form) pesan iklan yang akan
disampaikan.
Dilihat dari segi promosi, brand Kopi Jetak masih butuh usaha promosi agar
brand Kopi Jetak lebih dikenal. Promosi ini berhubungan dengan bentuk
penyampaian pesan tentang brand Kopi Jetak melalui berbagai strategi. Selain itu,
tidak hanya bentuk penyampaian, namun juga cara menyampaikan pesan tersebut
agar dapat diterima sekaligus membujuk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
C. Brand Identity
Dalam persaingan pasar, konsumen dihadapkan pada pilihan yang sangat
beragam. Setia perusahaan mencari cara agar terhubung secara emosional dengan
para pelanggan, menjadi tidak tergantikan, dan menjalin hubungan yang langgeng.
Brand yang kuat adalah yang mampu bertahan dalam ramainya persaingan pasar.
Orang-orang jatuh cinta pada brand, mempercayainya, dan percaya pada
kenggulannya. Seperti itulah sebuah brand dapat berpengaruh, terlepas itu adalah
startup, lembaga nonprofit, atau produk.
Identitas brand adalah sesuatu yang nyata dan dapat menarik panca indra.
Brand dapat dilihat, disentuh, dipegang, didengar, dan dapat berpindah. Identitas
brand mengisi kepercayaan, menguatkan diferensiasi, dan menciptakan ide besar
yang bermakna. Identitas brand mengambil berbagai elemen berbeda dan
menyatukannya ke dalam keseluruhan sistem. (Alina Wheeler, 2009: 4)
Kemudian, Alina Wheeler menjelaskan lebih lanjut ada satu proses disiplin
yang disebut branding. Branding berguna untuk membangun kesadaran dan
memperkuat loyalitas pelanggan. Branding adalah tentang bagaimana merebut
setiap kesempatan untuk mengekspresikan mengapa orang harus memilih salah
satu brand daripada yang lain. Keinginan untuk menjadi nomor satu,
memenangkan kompetisi, dan memberikan karyawan alat terbaik untuk
menjangkau pelanggan adalah alasan mengapa perusahaan memanfaatkan
branding.
Dalam identitas brand
ada beberapa hal penting tentang cita-cita atau
tujuan yang dapat berpengaruh pada pembuatan produk atau jasa baru, reposisi
brand, atau mencipatak kehadiran ritel. (Alina Wheeler, 2009: 30)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
1.
Vision
Brand yang baik adalah memiliki visi yang jelas, dapat diartiklasikan, dan di
dalamnya ada orang-orang dengan gairah besar.
2.
Differentiation
Setiap brand selalu bersaing dengan yang lain dalam kategori bisnis tertentu,
dalam level tertentu, dan bersaing dengan brand lain yang memiliki tujuan
yang sama baik perhatian, loyalitas, dan uang.
3.
Flexibelity
Sebuah brand yang efektif adalah yang mampu menempatkan perusahaan
terhadap perubahan dan perkembangan masa depan, serta mendukung
pengembangan strategi pemasaran.
4.
Meaning
Brand terbaik adalah yang mampu bertahan, baik dari ide-idenya, strategi,
dan nilai yang diberikan.
5.
Durability
Durability adalah kemampuan untuk bertahan dalam perkembangan zaman
yang tidak dapat diprediksi oleh siapapun.
6.
Commitment
Sebuah organisasi perlu untuk secara aktif mengelola aset-aset mereka,
termasuk nama brand, merek dagang mereka, penjualannya, sistem
pemasaran, dan standardisasi.
7.
Authenticity
Keotentikan tidak akan ada jika sebuah perusahaan tidak memiliki kejelasan
tentang pasarnya, postitioning¸nilai proposisi, dan perbedaan persaingan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
8.
Coherence
Ketika pelanggan menjajal suatu brand, pelanggan juga harus merasa
familiar, dan mampu membangkitkan hasrat. Konsistensi tidak selalu kaku
atau terbatas dalam urutan.
9.
Value
Membangun kesadaran, meningkatkan tanggung jawab, komunikasi yang
unik, kualitas, dan cara berekspresi yang berbeda dalam berkompetisi dapat
menciptakan hasil yang terukur.
Dalam identitas brand, untuk mencapai sebuah brand yang ideal ada
beberapa elemen identitas brand yang menyertainya.
1.
Brandmarks
Brandmarks dirancang dengan berbagai bentuk dan kepribadian yang dapat
disusun dalam kategori umum.
2.
Sequence of cognition
Kehadiran dan pengakuan sebuah brand difasilitasi oleh identitas visual yang
dapat diingat dan secara masal diakui. Identitas visual menopang persepsi dan
membuka asosiasi.
3.
Woodmarks
Woodmarks adalah kata atau frasa yang berdiri sendiri, baik untuk
menunjukkan nama atau mennjukkan akronim.
Woodmarks terbaik
mengilhami kata atau frasa dengan huruf yang khas dan dapat
mengintegrasikan elemen abstrak dan elemen gambar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
4.
Letterform maks
Satu huruf yang berdiri sendiri biasanya dipakai oleh desainer sebagai sebuah
poin grafik fokal khusus untuk sebuah brandmark. Huruf tersebut selalu unik
dan dengan desain yang paten, dan ditanamkan dengan kepribadian dan arti
yang signifikan.
5.
Pictorial marks
Pictorial marks menggunakan sebuah literal dan gambar yang dapat
dipercaya. Gambar itu sendiri dapat menyinggung pada nama atau misi
perusahaan tersebut, atau menjadi simbol dari atribut brand tersebut.
6.
Abstract marks
Sebuah tanda abstrak menggunakan unsur visual untuk menyampaikan ide
besar atau atribut sebuah brand.
7.
Emblems
Emblems adalah merek dagang yang dikombinasikan dengan sebuah bentuk
yang erat kaitannya dengan nama sebuah perusahaan. Elemen ini tidak dapat
dipisahkan atau berdiri sendiri. Emblems akan terlihat baik dalam sebuah
kemasan, sebagai tanda, atau sulaman di seragam.
8.
Character
Sebuah karakter mewujudkan atribut brand atau nilai. Karakter dapat dengan
cepat menjadi pusat untuk kampanye periklanan, dan menjadi satu-satunya
ikon yang dihargai oleh anak-anak dan pelanggan yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
9.
Look and feel
Look and feel adalah bahasa visual yang menciptakan sebuah sistem paten
dan dapat dipertanggung jawabkan. Look and feel juga mengekspresikan
sudut pandang, yang didukung oleh sistem warna, gambar, tipografi, dan
komposisi.
D. Media Komunikasi Visual
1.
Pengertian Media
Ditinjau dari segi bahasa, media diartikan sebagai perantara (informasi),
penengah, wadah, atau wahana (Pius dan M. Dahlan, 2001: 448).
Berdasarkan sumber, sifat, dan ruang lingkupnya, media dibedakan menjadi
media tradisional seperti pertunjukan wayang dan media modern seperti surat
kabar, TV, dan radio.
Media memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan periklanan
yaitu sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada konsumen atau
audiens. Para praktisi periklanan membagi iklan ke dalam tiga bagian, yaitu:
a.
Media Lini Atas (Above the Line)
Kelompok media yang disebarkan melalui media komunikasi massa
dengan tanggang waktu dan memberikan komisi kepada perusahaan
periklanan, di antaranya:
1) Iklan Elektronik
Iklan elektronik adlaah iklan yang dipasang dengan menggunakan
media yang berbasis elektronik, di antaranya adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
a) Radio
Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat
dinikmati melalui suara saja. Suara dalam iklan radio dapat
berupa salah satu atau perpaduan dari kata-kata, musik, dan efek
bunyi.
b) Televisi
Media televisi merupakan media audio visual yang memiliki
unsur suara, gerak, dan gambar sehingga sangat berpotensi
untuk menarik perhatian dan kesan.
c) Internet
Internet adalah media yang memiliki cakupan jangakauan global
sehingga memungkinkan untuk mempromosikan produk pada
masyarakat dunia.
2) Iklan Media Cetak
Media cetak merupakan media yang statis dan mengutamakan pesanpesan visual yang terdiri dari lembaran dengan sjumlah tulisan,
gambar atau foto, tata warna, dan halaman hitam putih. Yang
termasuk dalam media cetak adalah:
a)
Surat kabar
Surat kabar merupakan media cetak yang dapat menjangkau
hampir semua khalayak sasaran, karena harganya yang relatif
terjangkau dengan jangkauan distribusi yang tidak dibatasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
b) Majalah
Berbeda dengan surat kabar, selain bersifat longterm, majalah
juga lebih menspesialisasikan produknya untuk jangkauan
konsumen tertentu yang umumnya memiliki pasar yang lebih
mengelompok, sehingga iklan yang dipasang lebih efektif.
b.
Media Lini Bawah (Below the Line)
Media lini bawah yaitu dimana kegiatan periklanan tidak melibatkan
pemasangan komisi kepada perusahaan iklan. Pada umumnya, kegiatan
periklanan lini bawah bersifat promosi. Media lini bawah di antaranya
adalah:
1) Stationary
Adalah alat pendukung dalam bidang administrasi yang bersifat
eksklusif dan terbatas.
2) Brosur
Brosur adalah informasi yang biasanya dituangkan pada selembar
kertas atau lebih yang berisi keterangan produk barang dan jasa yang
ditawarkan secara ringkas dan jelas.
3) Banner
Adalah media iklan dengan ukuran bervariasi dengan teknik cetak.
4) Merchandise
Adalah hadiah ekstra yang biasa diberikan kepada audiens.
c.
Media Trought the Line / Ambience
Media ini merupakan penempatan iklan pada media-media baru yang
bukan merupakan tempat khusus untuk iklan yang muncul dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
persaingan industri periklanan untuk menjangkau kelompok target
sasaran dengan cara yang tidak biasa.
2.
Komunikasi Visual
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Sedangkan komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa
visual, dimana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama
dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat
dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan (Kusrianto, 2007: 10).
Untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang
diperlukan, yaitu:
a.
Titik
Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana
dimensi memanjang dan melebarnya tidak berarti. Titik cenderung
ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah susunan dan
kerapatan tertentu.
b.
Garis
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek, sehingga selain dikenal sebagai goresan juga
menjadi batas limit suatu bidang atau warna.
c.
Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
Bidang dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri dan bidang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
tak beraturan. Bidang bisa disajikan dengan menyusun titik maupun garis
dalam kepadatan tertentu.
d.
Ruang
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang, pembagian bidang, atau
jarak antara objek berunsur titik, garis, bidang dan warna. Ruang lebih
mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga terbagi menjadi ruang
nyata dan semu.
e.
Warna
Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang
diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Hal-hal yang
berpengaruh dalam warna adalah spektrum warna, saturasi, dan terang
gelapnya.
f.
Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur
terbagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul kusam dan
mengkilat. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi
tekstur nyata dan semu. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh
terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kulaitas garis,
keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.
E. Tinjauan Target Audience
Target audience adalah orang yang harus dipengaruhi agar terjadi
pembelian (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2006: 52). Dalam perancangan ini, target
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
audience-nya adalah remaja dan dewasa dengan kelas ekonomi menengah dan
menengah ke bawah baik laki-laki dan perempuan yang berdomisili di Kudus, dan
kabupaten lain di sekitar Kudus dan Karesidenan Semarang serta Surakarta.
Dalam perilaku konsumen ada banyak faktor yang mempengaruhi, seperti
faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli (Nugroho J. Setiadi,
2003: 62). Kemudian Nugroho J. Setiadi menjelaskan lebih lanjut bahwa
keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap
daur hidup, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri
pembeli.
1.
Umur dan Tahap Daur Hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya.
Selera terhadap makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali
berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup
keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk
tahap dan daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai, serta rencana
pemasaran untuk setiap tahun.
2.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Pekerja kasar lebih cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja,
sedangkan pekerja kantor membeli jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali
kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan
jasa mereka. Bahkan, ada perusahaan yang melakukan spesialisasi produk
berdasarkan kelompok pekerjaan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
3.
Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Jennifer
Flores dapat mempertimbangkan membeli Nikon yang mahal jika dia
mempunyai cukup pendapatan, tabungan, atau kemampuan meminjam.
4.
Kepribadian
Setiap individu memiliki karakteristik sendiri yang unik. Kumpulan
karakteristik yang dimiliki oleh individu dan bersifat permanen biasa disebut
kepribadian. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten dan
bertahan lama. Maka dari itu kepribadian bersifat lebih dalam daripada gaya
hidup.
5.
Gaya Hidup
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan
juga dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu
perilaku yang mencerminkan masalah apa yang ada di dalam alam pikir
pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah emosi dan psikologis konsumen.
6.
Nilai dan Gaya Hidup
Gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Survey or Research International
(SRI) telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dari aspek nilai kultural, yaitu (1) outer directed, (2) inner directed, (3) need
driven. Program itu disebut sebagai VALS 1 (value and lifestyle 1).
Outer directed merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam
membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
tradisional yang telah terbentuk. Motivasi pembelian dipengaruhi oleh
bagaimana pandangan dan pikiran orang lain atas pembelian itu. Konsumen
dalam segmen inner directed membeli produk untuk memenuhi keinginan
dari dalam dirinya untuk memiliki sesuatu, dan tidak memikirkan nilai dan
norma budaya yang berkembang. Konsumen dalam kelompok ini berusaha
keras untuk mengekspresikan dirinya. Sedangkan kelompok konsumen need
driven hanya membeli sesuatu berdasarkan atas kebutuhan dan bukan
keinginan berbagai pilihan yang tersedia.
Outer Directed
Belongers
Kelas menengah, mengharagai
rasa aman, stabil, identitas dan
solidaritas kelompok, tidak
ambil resiko, ingin hura-hura.
Emulators
Belanja terus, memiliki
hutang, frustasi dalam
ambisinya.
Achievers
Lebih tua, matang, mampu,
berkeluarga dan memiliki
rumah.
Emulator ingin masuk
kelompok ini.
Inner Directed
I – am – Me
Muda, idealis, menekankan
ekspresi diri, musik keras,
busana menyolok, melawan
kelompok outer directed.
Experiental
Menghargai pendidikan,
lingkungan, dan pengalaman.
Need Driven
Survivor
Orang yang bertahan hidup,
pendidikan rendah dan tidak
sehat, atau keluarga tidak
mampu.
Sustainer
Muda, berjuang mencari
tempat dalam masyarakat.
Socially Conscious
Berpendidikan tinggi, dewasa,
gerakan sampai dengan politik,
punya jabatan berpengaruh
tapi sering protes dalam isu
sosial politik.
Tabel 1. Karakteristik Kelompok Konsumen
Sumber: SRI International
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Selain itu, menurut SRI karakteristik kelompok kosumen juga
berdasarkan atas VALS 2. Berikut ini definisi nilai yang didasarkan atas
VALS 2:
a.
Actualizer
Mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan harga diri yang tinggi.
Mereka mempunyai rentang minat yang luas pada berbagai bidang dan
terbuka pada perubaha. Mereka membeli produk untuk mencapai yang
terbaik dalam hidup.
b.
Fullfilleds
Berpendapaan
tinggi,
dewasa
bertnanggung
jawab,
mempunyai
pendidikan tinggi dalam bidang profesional. Mereka memusatkan
kegiatan enggan di rumah, tetapi terbuka pada gagasan baru dan
perubahan. Mereka menghargai pendidikan, travel, dan kesehatan.
c.
Believers
Mereka tidak terlalu kaya dan lebih tradisional daripada fullfilleds.
Mereka hidup terpusat pada keluarga, pergi ke tempat ibadah, kerja,
kelompok, dan negara, serta menghargai peraturan.
d.
Achiever
Mereka fokus pada karier dan keluarga, hubungan sosial formal,
menghindari perubahan berlebihan, banyak bekerja kurang rekreasi, dan
politik konservatif.
e.
Striver
Mereka memiliki minat yang sempit, mudah bosan, agak terkucil, ingin
diakui oleh kelompok, tidak peduli kesehatan bahkan politik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
f.
Struggeler
Mereka memiliki minat yang terbatas, kegiatan terbatas, mencari rasa
aman,
kesehatan
bermasalah,
konservatif
dan
tradisional,
serta
memegang agama.
g.
Experiencer
Mereka menyukai hal baru, aneh dan beresiko, gemar berolahraga,
sosialisasi udara luar, peduli tentang diri, tidak sama dengan konformis,
kagum kekayaan, kekuasaan, ketenaran, dan tidak peduli politik.
h.
Maker
Mereka menikmati alam, kegiatan fisik, waktu luang dengan kalangan
dan teman dekat menghindari orang, mencemooh politisi, orang asing,
dan konglomerat.
7.
Menggunakan Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran
Sangat besar sekali manfaat bagi pamasar jika memahami gaya hidup
konsumen. Ada empat manfaat yang bisa diperoleh pemasar dari pemahaman
gaya hidup konsumen. Pertama, pemasar dapat menggunakan gaya hidup
konsumen untuk melakukan segmentasi pasar. Jika pemasar dapat
mengidentifikasi gaya hidup sekelompok konsumen, maka berarti pemasar
mengetahui satu segmen konsumen.
Kedua, pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam
memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan. Ketiga, jika gaya
hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya
pada media-media yang cocok. Tentu saja ukuran kecocokan adalah media
mana yang paling banyak dibaca oleh sekelompok konsumen. Keempat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
mengetahui gaya hidup konsumen berarti pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
F. Tinjauan Sejarah Kopi dalam Islam
Dulu, Bangsa Arab baru mengakui khasiat kopi dan mengkonsumsinya
setelah dua generasi berlalu dari hijrah kenabian. Sejak itu, kopi terus diseduh dan
dinikmati, hingga pada 1600 M dibawa ke negari-negeri Eropa (Syaikh Ihsan
Jampes, 2009: 16). Sebelum diterima, boleh tidaknya mengkonsumsi kopi
menjadi polemik di kalangan umat muslim pada waktu itu. Sementara itu, Imam
Najm Al-Ghazi dalam kitab sejarahnya mengungkapkan bahwa Abu Bakar ibn
Abdullah asy-Syadzili atau yang lebih dikenal dengan Al-Idrus adalah orang yang
pertama kali meminum kopi. Tanpa sengaja, dalam kopi Al-Idrus menemukan
rasa yang menyegarkan, meringankan pikiran, dan membangkitakan semangat
tetap terjaga sampai waktu yang lama dalam beribadah. Kemudian, pada fase
berikutnya khasiat kopi mulai tersebar ke berbagai penjuru.
Dalam buku 커피의거의모든것 (Coffe) karangan Bosok Ha dan Mira Jo,
kisah sejarah yang paling terkenal adalah kisah Penggembala Kaldi dan Rahib
Omar. Penggembala Kaldi berasal dari Ethiopia, salah satu negara penghasil kopi
jenis arabika. Suatu hari, penggembala Kaldi ini menemukan seekor kambing
yang berperilaku aneh seperti terangsang dan gelisah. Setelah ditelisik hal ini
disebabkan karena kambing tersebut memakan buah berwarna merah yang
pohonnya berada tidak jauh dari tempat penggembalaan. Kemudian Penggembala
Kaldi langsung menuju masjid dan mengabarkannya kepada orang-orang
(Sumber: http://beastudiindonesia.com).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Kisah lain di abad ke-13, Syekh Omar yang merupakan seorang rahib,
dikisahkan telah diusir ke Osavra karena difitnah. Waktu itu Syekh Omar melihat
burung sedang memakan buah berwarna merah lalu berkicau merdu. Kemudian
Syekh Omar merebus buah tersebut dan terciumlah aroma yang sangat enak.
Syekh Omar memium air rebusan tersebut dan merasa segar kembali. Syekh Omar
menganggap buah itu adalah pemberian Allah bagi orang-orang yang sakit atau
kelelahan. Sejak saat itu orang-orang menyebut buah itu sebagai “Moka Agung”.
Ada sebuah manuskrip tentang budaya Muslim di abad ke-15 menyebutkan,
kopi mulai dikenal dalam budaya umat Islam pada sekitar tahun 1400. Kopi itu
dibawa masyarakat Yaman dari Ethiopia. Orang Afrika, terutama Ethiopia, telah
mengenal kopi sejak tahun 800 SM. Saat itu, mereka mengkonsumsi kopi yang
dicampur dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein
dan energi tubuh. (Sumber: http://republika.co.id)
Di artikel yang sama dijelaskan ada sumber lain, yakni kesaksian dari
ilmuwan muslim terkemuka, Ar-Razi dan Ibnu Sina, menyatakan kopi telah
dikenal di kalangan umat Islam pada awal abad ke-10. Minuman ini pertama kali
dinikmati dan dibudidayakan oleh masyarakat Yaman. Mereka menyebut
minuman kopi sebagai al-Qahwa. Konon, peminum pertama kopi adalah kaum
sufi yang menggunakannya sebagai stimulan agar tetap terjaga selama berzikir
pada malam hari.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa Abd-Al-Qadir Al-Jaziri dalam bukunya
Umdat Al-Safwa (Argumen Penggunaan Kopi) memerinci tentang bagaimana
kopi mencapai Kairo, Mesir. Dikatakan, pada pertengahan abad ke-16, kopi
dibawa oleh para siswa Al-Azhar berkebangsaan Yaman untuk meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
stamina mereka. Dari kalangan terdidik Al-Azhar, kopi segera memasuki jalanjalan, toko-toko, dan rumah tinggal di kota itu. Sebelumnya, yakni pada awal abad
ke-15, kopi telah mencapai Turki. Warung kopi pertama di negeri ini berdiri pada
1475 di Istanbul. Namanya, warung kopi Kiva Han.
Dalam bukunya tersebut, Al-Jaziri sekaligus menanggapi perdebatan agama
tentang manfaat dan boleh-tidaknya minum kopi di bawah hukum Islam. Ini
adalah dokumen tertua tentang sejarah, penggunaan, dan manfaat minum kopi di
dunia Islam. Setelah melewati perdebatan panjang, kopi pun menjadi minuman
tersohor di Makkah dan Madinah.
commit to user
Download