Laporan Kerja Praktek BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 TINJAUAN UMUM Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan. Pada saat ini kemampuan dari kontraktor dalam mengimplementasikan rencana-rencana yang telah dibuat oleh owner bersama konsultan akan diuji. Pelaksanaan yang dilakukan secara profesional dengan mengikuti aturan - aturan dan spesifikasi yang ada dan menggunakan material dan peralatan yang sudah ditetapkan akan menghasilkan konstruksi yang baik yang sesuai dengan perencanaan. Metode pelaksanaan harus dipilih sesuai dengan kondisi lapangan, jenis pekerjaan, waktu yang tersedia, volume pekerjaan serta biaya yang dialokasikan. Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh : 1. Konsultan proyek 2. Koordinator dan para pelaksana Proyek Pembangunan Kantor Landmark Pluit 3. Pihak pemilik (owner) jika diperlukan V-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek 4. Pihak perencana / arsitek jika diperlukan Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi : 1. Kemajuan (progress) pekerjaan di lapangan. 2. Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan. 3. Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telah direncanakan. 4. Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak. 5. Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki dokumen awal pelaksanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS dan dokumen lainnya. Didalam tahap pelaksanaan, segala pelaksanaan pekerjaan dilapangan mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir, kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir . Selama melaksanakan Kerja Praktek, pelaksanaan pekerjaan yang akan penulis uraikan pada bab ini antara lain : 1. Pekerjaan Struktur Atas : Kolom, Balok dan Pelat Lantai 5.2 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah pekerjaan struktur bawah. Struktur atas suatu gedung seluruh bagian gedung yang berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan struktur atap. Berikut ini beberapa pokok-pokok pembahasan untuk pekerjaan struktur atas : 1. Pekerjaan pengukuran lapangan 2. Pekerjaan pembesian struktural 3. Pekerjaan bekisting 4. Pekerjaan pengecoran structural 5. Pekerjaan pemasangan bata ringan V-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek 5.2.1 PEKERJAAN PENGUKURAN Pekerjaan pengukuran pada proyek Landmark Pluit ini ditangani langsung oleh tim surveyor. tim ini akan dibagi sesuai wilayah kerjanya masing-masing. Jenis-jenis alat ukur yang digunakan adalah;rambu, theodolit, waterpass, dan alat ukur lainnya. Sedangkan pekerjaan yangdilaksanakan oleh tim ini, secara umum adalah sebagai berikut : 1. Melakukan survei dan marking koordinat di lokasi pekerjaan sesuai gambar kerja 2. Melakukan penandaan titik lokasi pekerjaan di lapangan 3. Membuat tanda batas dan referensi untuk suatu pekerjaan 4. Melakukan pengecekan ulang terhadap posisi pekerjaan yang sudah dilakukan 5. Memantau penurunan bangunan Untuk ruang lingkup pekerjaan struktur atas, bidang surveyor akan bekerja pula pada fase paling awal. Surveyor akan melakukan pengukuran dilapangan sesuai dengan gambar kerja yang sudah disetujui. Pekerjaan pengukuran untuk satu titik, biasanya dilakukan oleh dua orang sekaligus. Orang pertama akan bertindak sebagai pengoperasi alat ukur dan orang kedua akan bertindak sebagai pemegang rambu yang akan dibidik dengan alat ukur. Hasil dari pengukuran lapangan untuk menetukan posisi biasanya ditandai dengan benang hitam yang dilapisi tinta hitam dan atau tanda-tanda tertentu yang sudah dikenal para pekerja,seperti label, cat, pilok, dan lainnya. Pekerjaan pengukuran untuk struktur atas mencakup : 1. Menentukan posisi kolom, balok, dan pelat sesuai gambar kerja 2. Memastikan vertikalisasi kolom 3. Menentukan titik batas pemasangan bekisting 4. Mengecek kerataan pelat saat pengecoran 5. Memantau penurunan yang terjadi pada bangunan V-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek Gambar 5.1. Gambar 5.2. Keterangan : Gambar 5.1. Surveyor meninjau kerataan pelat Lantai Gambar 5.2. Marking Elevasi Lantai 5.2.2 PEKERJAAN PEMBESIAN Tulangan pada struktur beton berfungsi untu kmenahan gaya tarik, tekan, lentur, geser, dan puntir. Perencanaan tulangan meliputi tebal selimut beton, mutu baja tulangan, diameter tulangan, jumlah ulangan, jarak atau spasi tulangan, bengkokan, panjang sambungan, dan panjang penyaluran. Perencanaan ini mengikuti SNI Tata Cara Perencanaan StrukturBeton untuk Bangunan Gedung. Lingkup pekerjaan pembesian yang dilaksanakan pada proyek Landmark Pluit meliputi proses persiapan pelaksanaan, pemotongan, fabrikasi serta instalasi. Pekerjaan ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan pekerjaaan bekisting. Pekerjaan tahap pertama adalah pekerjaan persiapan yang dimaksudkan untuk mengatur lokasi fabrikasi, menyediakan alat-alat dan material yang dibutuhkan pada pekerjaan pembesian. Selanjutnya pekerjaan fabrikasi, dimana pada tahap ini dilakukan pemotongan sesuai cutting list dan bending besi sesuai Bar Bending schedule (BBS) serta dilakukan perakitan tulangan. Selanjutnya tahap instalasi, dimana pada tahap in besi yang sudah difabrikasi dibawa ke site dan dipasang sesuai gambar rencana. V-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek 5.2.3 PEKERJAAN ELEMENT STRUKTUR VERTIKAL Elemen struktur vertikal yaitu kolom. Proses penulangan elemen vertikal dimulai dari kegiatan perakitan yang dilakukan di bagian fabrikasi yang berada pada lantai dasar. Pemotongan dan penekukan baja tulangan dilakukan menggunakan mesin bar bender dan bar cutter serta mengacu pada dokumen BBS. Tulangan yang dipasang terdiri atas tulangan longitudinal, sengkang, dan sengkang ikat. Jumlah dan jarak masing-masing elemen tulangan berbeda, sesuai tipe kolom. Gambar 5.3. Contoh Potongan Kolom Setelah tulangan selesai difabrikasi, tulangan tersebut diangkat dengan menggunakan tower crane yang membawanya ke posisi. Pekerja meneyesuaikan posisi tulangan dengan tulangan lewatan sebelumnya. Sambungan tulangan kolom diposisikan pada 1/2 tinggi lantai dengan panjang overlaping 40d. Detail penyambungan seperti inipenting karena seperempat panjang kolom merupakan daerah yang mengalamigaya lentur dan geser yang besar. Sebelum diselubungi oleh bekisting dan dicor, posisi tulangan kolom yang terpasang harus dijaga agar tidak jatuh atau terguling. Untuk itu disetiap tulangan kolom yang terpasang, selalu ada besi penopang yang berfungsi menjaga kestabilan tulangan tersebut. Tulangan diberi beton decking yang berfungsi sebagai pembentuk selimut beton. V-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek Gambar 5.4. Contoh Pekerjaan Kolom 5.2.4 PEKERJAAN ELEMENT STRUKTUR HORIZONTAL Elemen struktur horisontal terdiri atas balok dan pelat. Keduanyadipasang setelah elemen struktur vertikal di bawahnya selesai dicor. Pekerjaan penulangan balok dan pelat ini sangat bergantung pada formwork dan scaffolding yang menahannya dari bawah. 5.2.4.1 Penulangan Balok Tulangan balok merupakan tulangan yang dirakit di lokasi. Pembesian balok dilakukan sebelum tulangan pelat dirakit. Sama halnya dengan kolom, tulangan balok terdiri atas tulangan longitudinal, sengkang, dan sengkang ikat (ties). 5.2.4.2 Penulangan Pelat Langkah pertama adalah penempatan tulangan lapis bawah. Seperti yang terlihat di lokasi kerja praktek, ada dua lapisan dalam tiap arah tulangan pelat, yaitu lapis atas dan lapis bawah yang perencanaannya mengikuti distribusi momen pelat. Di daerah lapangan, tulangan utama (tulangan lentur)-nya berada pada posisi bawah, sementara di daerah tumpuan, tulangan utamanya berada pada posisi atas. Tugas pekerja adalah memasang tulangan sesuai dengan gambar kerja yang ditentukan. Langkah kedua adalah pemasangan beton decking di bawah tulangan lapis bawah sebelum memulai penulangan pelat lapis atas. Tebal beton decking untuk pelat adalah 20 mm. Jarak beton decking diatur sedemikian rupa sehingga tulangan pelat tidak melendut dan tetap rata. Selain beton decking, dibutuhkan pula cakar ayam yang dipasang antara jalinan tulangan lapisbawah dan lapis atas V-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek untuk menjaga agar kedua lapisan tersebut tidak berhimpit. Cakar ayam disebar di seluruh luasan pelat pada jarak tertentu agar jarak tulangan atas dan bawah pelat tetap. Gambar 5.5. Contoh Pekerjaan Pembesian Pelat Lantai 5.2.5 PEKERJAAN BEKISTING Formwork atau Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja. Bentukbentuk struktural yang dibentuk bekisting untuk proyek Landmark Pluit ini adalah kolom, balok, pelat, tangga, dan ramp untuk jalur mobil. Beberapa persyaratan bekisting yang baik antara lain : 1. Bekisting harus mampu memikul beban-beban yang bekerja selama pekerjaan. Beban yang bekerja termasuk ; berat pekerja, berat beton, beratbesi tulangan, dan berat bekisting itu sendiri. 2. Menentukan posisi kolom, balok, dan pelat sesuai gambar kerja 3. Ukuran bekisting harus dapat diubah-ubah sesuai ketentuan teknis. 4. Bekisting tidak boleh lengket dengan beton yang masih segar. 5. Bekisting diharuskan tahan terhadap air yang rawan merembes dari adukan beton (cukup rapat). 6. Material bekisting haruslah terbuat dari bahan solid yang tahan terhadap beban-beban yang bekerja. V-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek Gambar 5.6. Bekisting Balok & Pelat Bagian-bagian penyusun bekisting untuk balok dan pelat: 1. Base-Jack - Kaki penyokong dari scaffolding yang berbentuk silinder dengan ulir. Komponen ini terbuat dari baja dan berfungsi sebagai landasan dari scaffolding. Base-Jack dapat diputar untuk menaik-turunkan elevasi scaffolding. 2. Main Frame - Bagian utama scaffolding yang berupa rangka dari batangbatang baja yang tersambung satu sama lain dengan sambungan las. 3. U-Jack - Kepala penyokong berbentuk U yang bekerja seperti Base-Jack, tetapi berada di bagian atas scaffolding. 4. Balok suri-suri - Balok kayu penyanggah konstruksi balok dan pelat.Balok ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya lendutan pada saat pekerjaan pengecoran. Balok ini ditempatkan dalam interval jarak tertentu sesuai perhitungan struktural sehingga mampu menopang dengan baik. 5. Bodeman - Papan kayu memanjang arah horizontal pada pembentukan konstruksi balok, terutama bagian permukaannya. 6. Tembereng-Penyanggah berbentuk segitiga yang terbuat dari baja. Penyangga ini bertujuan untuk memberikan tahanan arah lateral dari V-8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek konstruksi balok saat pengecoran maupun sampai beton mencapai kekuatan 100 % nya. 7. Cross-Brace-Batang baja berbentuk tanda silang “X” yang bertujuan untuk memperkuat dukungan scaffolding terhadap beban yang bekerja di atasnya. Struktur balok dan plat lantai merupakan satu kesatuan yang monolit, maka bekisting balok juga menjadi kesatuan dengan bekisting lantai. Oleh karena itu, terdapat dua elevasi yang penting untuk diperhatikan, yaitu elevasi dasar balok dan elevasi dasar plat. Selain itu, perlu diperhatikan agar pembongkaran dilaksanakan dengan mudah, dan sekecil mungkin bagian yagn rusak terutama bagian perbatasan antara kolom dan lantai. Pekerjaan bekisting plat dan balok dilakukan dengan langkah-langkah : 1. Fabrikasi bekisting sesuai gambar kerja 2. Memeriksa elevasi dasar balok dan plat, dan memberikan marking/tanda pada kolom yang sudah dicor. 3. Memasang scaffolding balok dengan pedoman marking as balok. Bila untuk plat juga dibutuhkan scaffolding, maka scaffolding tersebut dipasang bersamaan agar dapat dirangkai menjadi satu kesatuan bracingnya. 4. Memasang panel bekisting dasar balok dan plat sesuia elevasinya dengan menaik turunkan scaffolding atau adjuster frame. Bekisting untuk kolom, memiliki bagian-bagian sebagai berikut : 1. Plywood - Merupakan papan kayu yang diatur tegak arah vertikal. Papan ini akan membentuk dan menahan beton di dalam bekisting kolom. 2. Wingnut -Komponen berbentuk baut penahan yang ditunjukan untuk mengunci kolom sehingga ukurannya terjaga. 3. Scafolding-Jack - Sebagai tempat pekerja berdiri saat melakukan pengecoran kolom. 4. Tie-rod-Batang dan baut pengunci yang berada dibagian pinggir kolom. Dengan komponen inilah kolom diubah ukurannya dengan cara memutar. V-9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek 5. Peri-Girder- Rangka batang kayu yang dipasang arah vertikal dengan interval tertentu. Fungsi utama komponen ini adalah sebagai perkuatan dari plywood sehingga bekisting mampu menahan tekanan beton pada saat pengecoran dilakukan. 6. Pipe-Support-Pipa baja bantuan untuk menyokong kolom agar tetap berdiri vertikal. 7. Base Plate -Adalah besi yang muncul dari pelat beton yang sudah berumur sekitar lebih dari 3 hari. Besi ini sebagai tempat perletakan Pipe-Support. 8. Unting-Unting - Tali yang terikat pemberat berupa beton tahu. Komponen ini sangat penting karena berguna untukmemastikan vertikalisasi kolom. Gambar 5.7. Contoh Bekisting Kolom Bekisiting kolom sudah dapat dilepas 12 jam setelah dilakukan pengecoran, tetapi untuk lebih memastikan kekuatannya, maka bekisting kolom biasanya dilepas sekitar 24 jam setelah pengecoran. Bekisting balok dan pelat boleh dilepas 1 minggu setelah dilakukan pengecoran, tetapi belum diizinkan untuk mendapatkan beban-beban berat dahulu. Pembebanan yang dikenakan kepada struktur ini tidak boleh langsung menumpuk berat, tetapi harus bertahap sampai 2 minggu setelah pengecoran. Bekisting inti sudah boleh dilepas setelah 2 minggu, tetapi bekisting penahan (seperti scaffolding) baru boleh dilepas setelah beton berumur 28 hari. V-10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek 5.2.6 PEKERJAAN PENGECORAN Pekerjaan pengecoran merupakan kelanjutan dari pekerjaan penulangan dan bekisting. Meski begitu, untuk mendapatkan efisiensi waktu, pengecoran dan penulangan dalam satu lantai bangunan sering dikerjakan secara paralel. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi pekerjaan pembesian dan pengecoran menjadi beberapa area sehingga sebagian area yang telah selesai dipasangi tulangan dapat langsung dicor tanpa harus menunggu area lainnya selesai. Pekerjaan pengecoran biasanya dilaksanakan pada malam hari karena alasan suhu beton. Dengan dilaksanakannya pekerjaan pengecoran pada malam hari, maka diharapkan suhu beton tidak terlalu tinggi dan tidak terjadi retak akibat suhu tinggi. Metode pengecoran yang dilaksanakan terbagi menjadi dua garis besar, yakni pengecoran dengan menggunakan concrete pump dan menggunakan buckettower crane. Pengecoran yang menggunakan concrete pump ditunjukan untuk pengecoran sampai sekitar lantai 10. Jika diasumsikan ketinggian satu lantai adalah 4 meter, maka kapasitas kemampuan pengecoran dari concrete pump adalah sampai pada ketinggian 40 meter. Jika melebihi dari ketinggian ini, maka concrete pump sudah tidak efektif lagi dalam membantu pekerjaan pengecoran. Untuk ketinggian yang melebihi lantai 10, pada proyek ini digunakan sistem pengecoran dengan menggunakan bucket yang berkapasitas sekitar 0.7 m3 dan diangkut dengan menggunakan tower crane. Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal seperti berikut : Pemeriksaan Pekerjaan meliputi: 1. Jumlah, ukuran dan jarak penulangan 2. Pemeriksaan elevasi pembesian. 3. Pemeriksaan stopcor, waterstop dan kebersihan 1. Jumlah, ukuran dan jarak penulangan Setelah selesai pemasangan pembesian pilecap, tiebeam dan pelat lantai dilakukan pengecekan terhadap pemasangan penulangan yang disesuaikan dengan gambar kerja. V-11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek Pemeriksaan penulangan meliputi: a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama. b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang. c. Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan. d. Pemeriksaan kekuatan bendrat. Gambar 5.8. Cek Penulangan 2. Pengecekan elevasi pembesian Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi аѕ balok dengan alat theodolite. 3. Pemeriksaan stopcor, waterstop dan kebersihan. Setelah semua pekerjaan utama selesai dilakukan pemasangan stopcor untuk batas acuan pengecoran, pemasangan waterstop pada sambungan beton lama dan dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Berikut merupaka langkah-langkah dalam melaksanakan pekerjaan pengecoran : 1. Pihak supplier beton mengirimkan beton sesuai mutu, jumlah, dan kuat tekan yang diingikan. 2. Persiapan adukan beton, pada proyek ini beton dipasok dari PT. AdhiMix Preecast Indonesia 3. Beton yang sudah sampai di lokasi akan dilakukan pengetesan slump dan diambil sedikit volumenya untuk dicetak pada benda uji tekan. V-12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek Gambar 5.9. Pengujian Slump Test 4. Jika beton masuk spesifikasi, maka beton siap di loading ke concrete pump ataupun bucket untuk diangkut oleh tower crane 5. Beton yang sudah sampai di lokasi akan langsung dicor secepatnya untuk mencegah terjadinya setting beton. Alat yang digunakan untuk membantu setting beton menjadi sedikit lama adalah vibrator. Alat ini digunakan untuk menggetarkan beton agar terbentuk beton yang benar-benar padat. Gambar 5.10. Pengecoran Pelat Lantai dan Pemadatan dengan concrete vibrator Pengecoran elemen struktur atas dalam satu lantai dimulai dari pelat dan balok kemudian dilanjutkan dengan pengecoran kolom. Pengecoran pelat dan balok dilakukan secara bersama-sama dan menggunakan concrete pump yang memompa beton dari bawah ke atas menggunakan pipa. Dalam pengecoran pelat dan balok, terlebih dahulu pekerja membersihkan area yang akan dicor dengan menggunakan compressor dan kemudian mempersiapkan dudukan pipa dan memastikan pipa untuk beton tersambung dengan baik. Setelah itu pipa diarahkan ke lokasi yang dituju, biasanya kepada balok terlebih dahulu karena balok memiliki elevasi lebih rendah daripada pelat. Selain bertugas menuang beton ke V-13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek tempat yang sesuai, pekerja juga harus memastikan ruang-ruang tulangan terisi secara penuh oleh beton. Pemadatan beton segar ini dilakukan dengan vibrator. Penggunaan vibrator ini harus dilakukan dengan hati-hati agar getarannya tidak merusak beton yang sudah mencapai setting time-nya. Setelah tinggi beton mencapai ketebalan yang direncakan, pekerja meratakan permukaannya. Pemantauan ketinggian dan kerataan beton dipantau langsung oleh surveyor. Gambar 5.11. Contoh Pengecoran Lantai dan Kolom 5.2.7 PEKERJAAN PEMASANGAN BATA RINGAN Bata ringan digunakan sebagai pengganti bata konvensional untuk dining atau pembatas ruangan lainnya. Bata ringan in memiliki kelebihan, yaitu lebih ringan, ukuran yang presisi dan kemudahan pengerjaan. Pada pasangan bata ringan untuk dinding, digunakan kolom praktis. Kolom praktis merupakan kolom non struktural yang berfungsi untuk memperkokoh pasangan dinding bata ringan. Kolom praktis ini dipasang pada jarak tertentu pada luasan dinding bata ringan. Kolom praktis ini juga befungsi untuk mempermudah pemasangan dinding pada lokasi-lokasi pertemuan, misalnya pada pertemuan dua sisi dinding yang saling tegak lurus. Pengerjaan dinding bata ringan memerlukan alat yaitu trowel, palu karet, water pass, besi profile, gergaji dan garukan perata. V-14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek Langkah-langkah pengerjaan dinding bata ringan meliputi: 1. Pengukuran/marking 2. Profile dan tarik benang 3. Leveling 4. Pengangkutan material ke lokasi 5. Pengeboran lantai untuk perletakan besi stek pada sloff 6. Pekerjaan sloff di area toilet 7. Pengeboran kolom untuk perletakan besi dowel 8. Pemasangan bata ringan dan siar 9. Pengerjaan kolom praktis 10. Pembersihan lokasi pekerjaaan dari sampah sisa pekerjaan. Gambar 5.12. Bata Ringan dan Pemasangannya V-15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ FLOWCHART PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT LANTAI START A Persiapan Material Pembesian Survey Shop Drawing Galian tanah Cek Persiapan Material Bekisting Pembersihan Inspeksi 3 Diperbaiki Diperbaiki Fabrikasi Pasang Bekisting Pengecoran Balok Inspeksi 1 Diperbaiki Curing Pasang Besi Tulangan Inspeksi 2 A SELESAI Diperbaiki Gambar 5.13. Flow Chart Pekerjaan Kolom, Balok dan Pelat Lantai http://digilib.mercubuana.ac.id/ Laporan Kerja Praktek V-17 http://digilib.mercubuana.ac.id/