BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori Uses and Gratification Uses and Gratifications adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Studi didalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar prilaku orang tersebut akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Uses and Gratification Theory yang merupakan salah satu dari teori komunikasi massa melihat audiens dari proses komunikasi massa sebagai individu yang aktif, selektif dan memiliki tujuan tertentu terkait dengan terpaan media kepadanya. Artinya individu atau audiens (khalayak) sebagai makhluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima pesan yang ada dalam media massa. Teori Uses and Gratifications menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiens sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media tersebut.3 Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media masa atau 3 Morissan. Teori KomunikasiIndividu hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Meda Group. 2013. Hal.509 8 9 sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan penelitian yang menggunakan Uses and Gratifications model memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan. Mc quail (1995) mengatakan ada dua hal utama yang mendorong munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari “penemuan kembali manusia” yang terutama terjadi pada sosiolog di amerika. Kedua, ada keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media masa. Dalam persoalan ini pendekatan Uses and Gratifications model menyajikan alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan komunikan, dan dalam pengkategorian isi media menurut fungsi.4 Lima asumsi dasar teori Uses and Gratification, yaitu ; a. Audiensi aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media Prilaku komunikasi audiensi mengacu pada target dan tujuan yang ingin dicapai serta berdasarkan motivasi; audiensi melakukan pilihan terhadap isi media berdasarkan motivasi, tujuan, dan kebutuhan personil mereka. b. Inisiatif untuk mendapatkan kepuasan media ditentukan audiensi Audiensi memiliki kewenangan penuh dalam proses komunikasi massa. c. Media bersaing dengan sumber kepuasan lain 4 Elvinaro Aridianto dan Lukiati komala. Komunikasi Massa revisi. ( Banduntig: Simbiosa Rekatama media . 2007). Hal. 74 10 Penonton harus memberikan perhatian kepada pesan media untuk dapat dipengaruhi. Pilihan personal dan perbedaan individu merupakan pengaruh kuat mengurangi efek media. d. Audiensi sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan penggunaan media Audiensi melakukan pilihan secara sada terhadap media tertentu yng akan digunakannya. e. Penilaian isi media ditentukan oleh audiensi Seorang yang membaca surat kabar tertentu tidak berarti ia merasa puas dengan surat kabar yang dibacanya karena mungkin hanya surat kabar itu yang tersedia. Para ahli telah mengemukakan asumsi dasar ini pada tahun 1974. Pada pertegahan tahun 1980-an melalui studi yang dilakukan oleh Palmgreen, Rubin, dan Windahl (1984-1986) Dalam perspektif Teori Uses and Gratification kepuasan yang diperoleh seseorang dari media ditentukan juga oleh sikap orang tersebut terhadap media, yaitu kepercayaan dan juga evaluasi yang akan diberikannya terhadap isi pesan media.5 Contoh Pemberitaan Joko Widodo yang dicalonkan sebagai CaPres dari kader PDI Perjuangan masih gencar diperbincangkan di media. Media massa di negeri ini tengah gencar-gencarnya memperbincangkannya, media online liputan6.com secara rutin menyajikan informasi teraktual akan perkembangan pemberitaan Jokowi, dan bahkan di salah satu stasiun televisi di negeri ini 5 Morissan. Teori Komunikasi Individu hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Meda Group. 2013. Hal.509-514 11 mengundang berbagai tokoh dan pakar politik untuk membahasnya. Dalam pemberitaan ini, Jokowi seakan dihadirkan sebagai solusi terpercaya untuk publik dalam sebuah harapan menuju pemimpin yang amanah dan mampu mengemban tugas-tugasnya dengan baik. Terpaan media yang dipertontonkan ke publik barubaru ini mengenai pemberitaan Jokowi tersebut, tentunya individu sebagai penerima pesan dari media massa akan mencari informasi yang seluas-luasnya tentang isu pemberitaan tersebut. Sehingga individu tersebut bisa memutuskan sendiri apakah mereka akan memilih Jokowi atau tidak pada Pemilu 2014. 2.2. Komunikasi Massa Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980:10) “Mass communication is message communicated through a mass medium to large number of people (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).”6 Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Dengan demikian komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.7 6 7 Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc. 2004, Psikologi Komunikasi, hal 188 Ibid, hal 188-189 12 Komunikasi massa pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumnya, hanya yang membedakan adalah pada konteks (media massa) yang merupakan sebagai sarana atau alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya, yang berlangsung tidak secara langsung dan bersifat satu arah karena komunikatornya yang sudah melembaga serta jumlah komunikannya banyak, jauh, dan heterogen sehingga dibutuhkan media untuk menyampaikan pesan. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa pun sudah diseleksi terlebih dahulu sebelum disebarkan dengan kandungan motif tertentu dari komunikatur yang dapat menimbulkan efek terhadap komunikannya, berupa perubahan sikap, persepsi, ataupun pandangan dari komunikannya. Menurut Elizabeth-Noelle Neuman, 1973:92 dalam buku Psikologi Komunikasi karya Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc. , 2004:189 empat tanda pokok secara teknis dari Komunikasi Massa, adalah : (1) bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis; (2) bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara pesertapeserta komunikasi (para komunikan); (3) bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim; (4) mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Saat ini keberadaan media massa telah menjadi sumber informasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Media massa telah menjadi jembatan penghubung arus informasi yang selalu update dari waktu ke waktu. Disini, media bukan sebagai sarana netral yang menampilkan kekuatan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, melainkan kelompok dan ideologi yang dominan itulah yang akan tampil dalam sebuah pemberitaan di media massa. 13 2.2.1. Karakteristik Komunikasi Massa Pada dasarnya komunikasi massa memiliki kedudukan yang sejajar dengan komunikasi yang lain, seperti pengertian umum komunikasi yang melibatkan komunikator yang menyampaikan pesan dan komunikan yang menerima pesan, lalu berkembang melibatkan saluran dan menimbulkan umpan balik. Ciri-ciri komunikasi dari interpersonal, komunikasi komunikasi massa yang membedakannya intrapersonal maupun dari komunikasi kelompok dan organisasi adalah : 8 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga. Artinya dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud menyerupai sebuah sistem. Sistem itu adalah “sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.” 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Seperti yang diungkapkan oleh Herbet Blummer bahwa : 1) audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen, ia memiliki heterogenitas komposisi ditinjau dari 8 Nurudin, M.Si., 2007, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), hlm 19-32 14 asalnya, 2) berisi individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain, 3) tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. Keberadaanya terpencar, tidak saling mengenal satu sama lain, berbeda dalam berbagai hal seperti : pendidikan, jenis kelamin, usia, agama, ideology, pandangan hidup, pengalaman, kebudayaan dsb. Heterogenitas inilah yang menyulitkan komunikator dalam menyampaikan pesannya melalui media massa, karena setiap individu dari khalayak tersebut menghendaki agar keinginannya dipenuhi. 3. Pesannya bersifat umum. Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa menyangkut kepentingan umum. Seperti contoh pemberitaan Pemilu 2014. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Dalam media massa seperti media cetak dan media massa online, audience tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya. Kalaupun bisa, sifatnya tertunda, meskipun seiring perkembangan zaman sudah bisa berlangsung dengan dua arah. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak mampu menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik. 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper atau sering disebut penapis informasi adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang 15 ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain; reporter, editor, manager pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan dari media massa masing-masing. 2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Khalayak Pada Komunikasi Massa Media massa berkembang seiring perkembangan teknologi yang makin canggih, hal ini melahirkan adanya perbedaan paradigma mengenai alat-alat komunikasi massa. Pada paradigma lama yang disebut alat-alat komunikasi massa meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buku, televisi, radio, kaset/CD dan film. Sementara dalam paradigma baru ada penambahan dan pengurangan yakni surat kabar, majalah, televisi, tabloid, radio, internet. Dapat dilihat bahwa ada media massa yang gugur dan ada pula yang muncul, salah satu ciri komunikasi massa adalah keserempakan. Zaman dahulu buku, film, kaset/CD sangat mungkin mempunyai keserempakan yang tinggi jika dilihat pada kondisi saat itu. Akan tetapi dengan ditemukannya alat-alat komunikasi yang lebih canggih, keserempakan tersebut harus ditinjau ulang. Hadirnya media baru seperti internet, radio dan televisi memungkinkan keserempakan yang tinggi, hal inilah yang menyebabkan gugurnya alat-alat komunikasi dalam paradigma lama. Dengan demikian alat-alat komunikasi massa akan mengalami perubahan dari masa ke 16 masa sejalan dengan tingkat perkembangan peradaban manusia dan peningkatan percepatan teknologi manusia. Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Kesempatan membaca surat kabar ada bila ada agen atau penjajak surat kabar. Kita dapat menonton televisi bila siaran dapat diterima pada pesawat televisi. Hal ini berlaku untuk seluruh media massa yang ada. Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa faktor personal tidak mempengaruhi penggunaan media. Kita cenderung untuk menyukai media tertentu atau acara (pemberitaan) tertentu dari berbagai komunikasi massa yang ada, misal pemberitaan pencalonan Gubernur DKI Jakarta sebagai Calon Presiden pada pemilu 2014 di berbagai media massa. 2.3. Pemberitaan 2.3.1. Definisi Berita Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/ kecenderungan, yang mungkin terjadi pada masa mendatang. Sedangkan berita itu sendiri diartikan sebagai laporan tentang suatu kejadian yang baru atau keterangan yang terbaru tentang suatu peristiwa; suatu fakta yang menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa umum. 17 Menurut Paul De Massenner dalam buku Here’s The News: Unesco Associate menyatakan, news atau berita sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta sikap khalayak pendengar. Charnley dan James M. Neal menuturkan, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak (Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:6869).9 Definisi lain yang dikumpulkan Assegaff (1983:23-24), diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengertian lebih luas lagi kepada kita mengenai berita. Dean M. Lyle Spencer, misalnya, dalam News writing menyatakan, berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca. Dalam definisi jurnalistik, seperti dikutip Assegaff (1984:54) dikatakan Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa (baru), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar bisaa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. 10 Beberapa definisi yang disajikan oleh para pakar lebih banyak bertitik dari surat kabar. Kenyataan itu tidak salah, hanya tidak lengkap karena media massa saat ini tidak hanya menunjuk kepada surat kabar saja, tetapi juga telah mencakup radio, televisi, film, dan bahkan juga sekarang ini internet. Tak ada 9 Drs. AS Haris Sumadiria M.Si., Jurnalistik Indonesia:Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 64 10 Ibid. Hal 64-65 18 media tanpa berita, sebagaimana halnya tak ada berita tanpa media. Kini, berita telah tampil sebagai kebutuhan dasar (basic need) masyarakat modern di seluruh pemuka dunia. 2.3.2. Karakteristik Media Pers Karakteristik adalah ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh setiap media yang sekaligus membedakannya dengan media lain. Dari karakteristik itu lahir sebuah identitas. Lima ciri spesifik Pers diantaranya; 11 1. Periodesitas. Pers harus terbit secara teratur. Misal setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali, satu bulan sekali, atau 3 bulan sekali. 2. Publisitas. Pers ditujukan kepada khalayak sasaran umum yang sangat heterogen. Karena ditujukan untuk khalayak umum, maka dalam mengemas setiap pesannya harus tunduk pada kaedah bahasa jurnalistik yang sederhana, menarik, singkat, jelas, lugas, mengutamakan kalimat aktif dan sejauh mungkin menghindari penggunaan kata istilah teknis. 3. Aktualitas. Informasi apapun yang disuguhkan media Pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau sedang terjadi. 4. Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumber dan keanekaragaman materi isinya. 11 Drs. AS Haris Sumadiria M.Si. Jurnalistik Indonesia, Menulis berita dan feature, panduan praktis jurnalis profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005. Hal 35-38 19 5. Objektivitas. Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat mereka. Surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya (Rachmadi, 1990:5). 2.3.3. Media Berita Kata medium/media berarti pembawa sesuatu. Hal-hal yang umum 'dibawa' oleh media termasuk informasi, seni, atau benda-benda fisik. Media juga dapat menyediakan pengiriman atau penyimpanan informasi atau keduanya. Industri yang menghasilkan berita dan konten hiburan untuk media massa sering disebut "media" (dalam banyak hal dalam industri surat kabar disebut "pers"). Sementara itu berita didefinisikan secara umum sebagai laporan mengenai fakta atau ide terbaru yang benar dan penting bagi sebagian khalayak. Media berita merujuk ke bagian dari media massa yang memiliki fokus pada penyajian berita terbaru kepada publik, diantaranya termasuk media cetak (surat kabar, majalah); media penyiaran (stasiun radio, stasiun televisi, jaringan televisi), dan media berbasis internet (situs web, blog). 20 2.3.3.1. Media Cetak Media cetak merupakan media yang tertua dalam sejarah peradaban manusia. Media cetak yang sering disebut juga dengan pers, yang memenuhi kritera sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Media cetak merupakan suatu media yang statis dan mengutamakan peran-peran visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau folio, dalam tata warna dan halaman putih. Seperti halnya televisi dan radio dalam jajaran medium penyiaran, fungsi utama media cetak adalah memberi informasi dan menghibur. Media cetak/pers memiliki sifat-sifat yang khas, yaitu bisa didokumentasikan dan memungkinkan adanya dialog. Walaupun tidak secara cepat dan langsung, pers bersifat umum, isinya tidak hanya menyangkut suatu bidang tertentu saja dan biasanya memiliki tenggang waktu dalam menyampaikannya. Secara resmi, menurut Undang-undang No. 11 tahun 1966 tentang Ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4tahun 1967 dan UU No. 21 tahun 1982, Bab 1 pasal 1 ayat 1, pengertian Pers adalah :”Lembaga kemasyarakatan alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa pencetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya.”12 Sedangkan menurut Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers adalah : “Lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan 12 Undang-undang Pers, No. 11 tahun 1966, tentang Ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4 tahun 1967 dan UU No. 21 tahun 1982, Bab 1 pasal 1 ayat 1 21 kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.”13 2.3.3.2. Media Elektronik Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital. Media elektronik dapat diartikan sebagai perangkat teknologi yang dapat menggantikan media kertas yang biasa kita gunakan, perangkat teknologi juga memiliki kelebihan daripada media kertas yang biasa kita gunakan seperti perangkat teknologi mudah dipergunakan dan dapat membantu pekerjaan kalian menjadi lebih cepat, dan juga perangkat teknologi tidak menghabiskan tempat yang banyak jika pekerjaan kita telah menumpuk dengan banyak. Dimana-mana media elektronik mudah untuk didapatkan, karena terdapat dan tersedia di manamana. Media elektronik dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang utama 13 Undang-Undang RI No. 40 tahun 1999 tentang Pers, Bab I Ketentuan Umum pasal 1 22 bagi kita dan bahkan bagi seluruh orang yang ada di dunia ini. Dengan adanya media elektronik tersebut, kita dapat mengetahui informasi yang terjadi di sekeliling kita dan bahkan kita dapat mengetahui informasi yang terjadi di seluruh dunia. Media elektronik terdiri atas TV dan radio 2.3.3.3. Media Online Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (social media) masuk dalam kategori media online. Pengertian media online secara khusus adalah media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel, feature) secara online. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video. Merupakan media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet.14 Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang 14 Asep Syamsul M. Romli. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online. Nuansa, Bandung, 2012. 23 memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita didalamnya. Jurnalistik Online Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalistik online (online journalism) –disebut juga cyber journalism. Jurnalistik online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet (website). Definisi lain tentang jurnalistik online adalah sebagai ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet). Jurnalistik online juga biasa dikenal dengan istilah adalah ”jurnalistik judul” karena perilaku pembaca yang umumnya ”headline reader” atau ”lead reader” –perilaku yang juga berlaku bagi pembaca koran. Tubuh berita biasanya diformat dalam bentuk singkat dan padat. Kelengkapan informasi tetap terjaga karena ada ”berita/tulisan terkait” (linkage). Pemberitaan Joko Widodo sebagai calon Presiden dari kadar PDI Perjuangan tersebar di berbagai media massa termasuk media berita online. Dalam hal ini, Penulis akan membahas lebih dalam tentang pemberitaan Joko Widodo sebagai CaPres pada Pemilu 2014 melaui media maasa online, yaitu pada berita online “liputan6.com” 24 2.4. Sikap 2.4.1 Pengertian Sikap Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary (dalam Ramdhani, 2008), sikap merupakan cara menempatkan atau membawa diri, merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Dalam buku karya Morissan Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, menerangkan sikap adalah kelompok-kelompok kepercayaan yang tersusun di sekitar suatu object perhatian yang mendorong seseorang untuk bertindak atau bertingkah laku menurut cara-cara tertentu terhadap object tersebut.15 Azwar, dalam Ananda (2009), menggolongkan definisi sikap kedalam tiga kerangka pemikiran. • Pertama, sikap merupakan suatu bentuk reaksi atau evaluasi perasaan. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu adalah memihak maupun tidak memihak. • Kedua, sikap merupakan kesiapan bereaksi terhadap objek tertentu. • Ketiga, sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi satu sama lain. Thurstone (dalam Edwards, 1957), menyatakan bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik yang bersifat positif maupun negatif, yang berhubungan dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif merupakan afeksi yang 15 Morissan. Teori Komunikasi Individu hingga massa. Kencana Prenada Media Group – Jakarta. 2013. Hlm 105. 25 menyenangkan dan sebaliknya afeksi yang negatif merupakan afeksi yang tidak menyenangkan. Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai macam sikap, dan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang (Walgito, 2003). 2.4.2 Komponen Sikap Banaji dan Heiphetz, dalam Bernstein (2010), menjelaskan tiga komponen sikap yang saling menunjang satu sama lain. 1. Komponen kognisi. Komponen kognisi mencakup penerimaan informasi yang ditangkap oleh panca indera, yang kemudian diproses dan dipersepsikan, dibandingkan dengan data / informasi yang telah dimiliki, diklasifikasikan, lalu disimpan dalam ingatan dan digunakan dalam merespon rangsangan. Pemikiran tersebut meliputi hal-hal yang diketahui individu mengenai objek sikap, dapat berupa keyakinan atau tanggapan, kesan, atribusi, dan penilaian terhadap objek sikap. 2. Komponen afeksi berhubungan dengan perasaan atau emosi individu yang berupa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. 3. Komponen konasi yang merujuk kepada kecenderungan tindakan atau respon individu terhadap objek sikap yang berasal dari masa lalu. Respon yang dimaksud dapat berupa tindakan yang dapat diamati dan dapat berupa niat atau intensi untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap (Sarwono dan Meinarno, 2009). 26 2.4.3 Ciri-Ciri Sikap Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Sikap tidak dibawa sejak lahir. Berarti manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh karenanya maka sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan. Karena terbentuk selama perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan dipelajari. Namun kecenderungannya sikap bersifat tetap. b. Sikap selalu berhubungan dengan objek Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi terhadap objek tersebut. c. Sikap dapat tertuju pada satu objek dan sekumpulan objek Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan sikap yang negatif pada kelompok orang tersebut. d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar Jika sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama bertahan, tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat berubah. e. Sikap mengandung perasaan atau motivasi Sikap terhaadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun negatif. Sikap juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku. 27 2.5. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah media online liputan6.com, dengan populasi yang diambil untuk mewakili masyarakat Indonesia adalah Mahasiswa aktif Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang studi Broadcasting angkatan 2012. Bagan 2.5 Kerangka Pemikiran Komunikasi Teoritis Praktis Media Online Liputan6.com Pemberitaan Joko Widodo Sebagai Capres dalam Pemilu 2014 Teori Uses dan Gratification Sikap Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang studi Broadcasting Angkatan 2012 Sumber: Olahan Penulis 28 1. Keterangan Gambar : Berdasarkan skema gambar di atas, Penulis sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi bidang studi Broadcasting membuat penelitian yang bersifat praktik dengan menggunakan media online “liputan6.com” dan mengangkat tema Pemberitaan Joko widodo sebagai CaPres pada Pemilu 2014. Penelitian ini mengambil dasar Teory Uses and Gratifications karya Mc. Quaill. Teori tersebut digunakan sebagai pisau analisi/alat bedah terhadap object. Teori tersebut membantu penulis untuk mempertajam analisis utamanya pada pembahasan akhir penelitian ini. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan pendekatan Kuantitaif Deskriptif dengan survey dan penyebaran Kuesioner kepada Mahasiswa aktif Kelas karyawan Universitas Mercu Buana, Kampus Meruya – Jakarta Barat angkatan 2012. Survey yang akan dilakukan oleh Penulis adalah untuk mengetahui Sikap Mahasiswa terhadap pemberitaan Joko Widodo sebagai CaPres pada pemilu 2014 dalam media online Liputan6.com yang berkaitan dengan komponen afeksi berhubungan dengan perasaan atau emosi individu yang berupa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik terhadap objek sikap yakni Pemberitaan Joko Widodo. 29 2.6. Penelitian Terdahulu/Sejenis Untuk memperoleh penelitian sejenis terdahulu Peneliti menelusuri jurnal- jurnal hasil penelitian (skripsi) di perpustakaan Univ. Mercu Buana dan Univ. Esa Unggul sebagai bahan referensi dalam penyusunan Proposal. Beberapa penelitian sejenis terdahulu, sebagai berikut ; a) Dilakukan oleh Viera O, Mahasiswa Univ. Mercu Buana (2013) dengan judul Persepsi fans Remaja terhadap karakter Idol Group JKT 48 sebagai trendsetter, dengan pendekatan kuantitatif deskriptif dan metode penelitian survey. Tujuan penelitiannya adalah Untuk mengetahui persepsi fans remaja terhadap karakter idol group JKT 48 sebagai transetter. Hasil penelitiannya Fans remaja (SMPN 74) sangat sutuju dan menyenangi karakter Idol Group JKT 48 sebagai trendsetter. b) Dilakukan oleh Dian S, Mahasiswa Univ. Mercu Buana (2012) dengan judul Pengaruh Tayangan Indonesian Idol 2012 terhadap Pengetahuan Jenis-jenis musik (Survey pada Mahasiswa Univ. Mercu Buana, bidang studi Broadcasting, angkatan 2010), dengan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional dan metode penelitian survey. Tujuan penelitiannya adalah Unutk mengetahui pengaruh tayangan “Indonesian Idol 2012” terhadap pengetahuan jenis-jenis musik pada mahasiswa broadcasting Univ. Mercu Buana angkatan 2010. Hasil penelitiannya Tayangan Indonesian Idol 2012 memiliki hubungan dengan pengetahuan jenisjenis musik mahasiswa UMB bidang studi Broadcast, angkatan 2010 yang cukup kuat, searah, dan signifikan. 30 c) Dilakukan oleh Ageng M, Mahasiswa Univ. Esa Unggul (2009) dengan judul Sikap Memilih SBY pada warga Palmerah Barat RT7 RW10 dengan kampanye SBY melalui televisi dalam Pilpress 2009, dengan pendekatan kuantitatif eksplanatif dan metode penelitian survey. Tujuan penelitiannya adalah Untuk mengetahui sikap warga palmerah barat RT7 RW10 dengan kampanye deklarasi SBY di Saboga Bandung melalui media televisi dalam Pilpres 2009. Hasil penelitiannya Warga palmerah barat RT7 RW10 suka dan percaya dengan kampanye yang diselenggarakan oleh SBY dan sangat bersikap untuk memilih kembali SBY pada Pilpres 2009. Review Hasil Penelitian Sejenis Tabel 2.6. No Nama Peneliti Komponen Viera O Penelitian Dian S fans Pengaruh Persepsi Remaja Tayangan Sikap 1 JKT Penelitian Memilih terhadap Indonesian Idol 2012 SBY pada warga karakter Idol Group terhadap Judul Ageng M 48 Pengetahuan Palmerah sebagai Jenis-jenis trendsetter musik RT7 RW10 dengan (Survey pada kampanye Mahasiswa Univ. melalui Mercu Buana, bidang dalam studi Barat SBY televisi Pilpress Broadcasting, 2009 angkatan 2010) 2 3 Univ. / Thn Univ. Mercu Buana / Penelitian Tujuan Penelitian 2013 Untuk Univ. Mercu Buana / Univ. Esa Unggul / 2012 2009 mengetahui Unutk persepsi fans remaja pengaruh terhadap mengetahui Untuk mengetahui tayangan sikap karakter “Indonesian Idol 2012” palmerah warga barat 31 idol group JKT 48 terhadap sebagai transetter. pengetahuan RT7 RW10 dengan jenis-jenis musik pada perhatian mahasiswa pada kampanye broadcasting Univ. deklarasi SBY di Mercu Buana angkatan Saboga 2010 Bandung melalui media televisi dalam Pilpres 2009 4 Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif Deskriptif Kuantitatif deskriptif korelasional (survey) (survey) eksplanatif (survey) Fans remaja (SMPN Tayangan 74) sangat sutuju dan Idol Indonesian Warga 2012 palmerah memiliki barat RT7 RW10 menyenangi karakter hubungan dengan suka dan percaya Idol Group JKT 48 pengetahuan jenis-jenis dengan kampanye 5 Hasil Penelitian sebagai trendsetter musik mahasiswa UMB yang bidang studi Broadcast, diselenggarakan angkatan 2010 yang oleh SBY dan cukup kuat, searah, dan sangat bersikap signifikan. memilih untuk kembali SBY pada Pilpres 2009.