ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Diterbitkan untuk Ujian Tahap II (Terbuka) DISERTASI MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERSTANDAR TERHADAP DEGRADASI SEL MUKOSA RONGGA MULUT MENCIT YANG MENGALAMI TRANSFORMASI MELALUI EKSPRESI BCL-2, VEGF, Wild p53 DAN APOPTOSIS (Studi Eksperimental Pada Hewan Model Transformasi Sel) SRI HERNAWATI PROGRAM STUDI S3 ILMU KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DISERTASI MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERSTANDAR TERHADAP DEGRADASI SEL MUKOSA RONGGA MULUT MENCIT YANG MENGALAMI TRANSFORMASI MELALUI EKSPRESI BCL-2, VEGF, Wild p53 DAN APOPTOSIS (Studi Eksperimental Pada Hewan Model Transformasi Sel) SRI HERNAWATI PROGRAM STUDI S-3 ILMU KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PRASYARAT GELAR DOKTOR MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERSTANDAR TERHADAP DEGRADASI SEL MUKOSA RONGGA MULUT MENCIT YANG MENGALAMI TRANSFORMASI MELALUI EKSPRESI BCL-2, VEGF, Wild p53 DAN APOPTOSIS (Studi Eksperimental Pada Hewan Model Transformasi Sel) DISERTASI Untuk Memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Dan Dipertahankan Di hadapan Panitia Ujian Doktor Tahap II (Terbuka) Oleh : SRI HERNAWATI 090970133 PROGRAM STUDI S-3 ILMU KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga LEMBAR PENGESAHAN Telah Disetujui Untuk Ujian Doktor Tahap II (Terbuka) pada tanggal 21 September 2012 Oleh Promotor : Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, Drh Nip. 19591003 198701 1 001 Ko Promotor I Ko Promotor II Dr. I Ketut Sudiana, Drs. M.Si Nip : 19550705 198003 1 005 Dr. A. Retno Pudji Rahayu, drg,M.Si Nip. 19591114 198603 2 002 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Prof. Dr. Teddy Ontoseno,dr.SpA(k)Spjp.,AKK Nip. 19501216 197703 1 002 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Disertasi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada ujian Tertutup (Tahap I) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Pada Tanggal 17 September 2012 Panitia Penguji : Ketua : Prof. M.Coen Pramono D.,drg.,S.U.,Sp.BM Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, drh Dr. I Ketut Sudiana, MS Dr. A. Retno Pudji Rahayu, drg.,M.Kes Dr. Hari Basuki Notobroto, M.Kes.,dr Dr. Iwan Hernawan, drg.,M.Kes.,Sp.PM Prof. Dr. Aulanni’am, Drh., DES Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Nomor : 182/H3.1.1/KD/2012 Tanggal : 11 September 2012 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi dengan judul “Mekanisme Kerja Ekstrak Buah Delima (Punica granatum L) Terstandar Terhadap Degradasi Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Yang Mengalami Transformasi Melalui Ekspresi BCL-2, VEGF, Wild p53 dan Apoptosis” Penelitian Disertasi ini menjadi salah satu persyaratan yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Pendidikan S-3 Ilmu Kedokteran di Universitas Airlangga. Disertasi ini dapat diselesaikan berkat dorongan, bimbingan, arahan, saran dan perbaikan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankan saya menghaturkan terimakasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, Drh. selaku promotor yang dengan penuh perhatian telah meluangkan waktu, memberikan dorongan semangat dengan penuh kesabaran, memberikan bimbingan dan saran sehingga ujian disertasi ini dapat diselesaikan. Dr. I Ketut Sudiana, Drs. M.Si, selaku Ko-Promotor I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran, telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran, sehingga ujian Disertasi ini dapat diselesaikan. Dr. A. Retno Pudji Rahayu, drg, M.Si. selaku Ko-Promotor II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran, telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran, sehingga ujian disertasi ini dapat diselesaikan. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada : Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Fasich, Apt. yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan Program Doktor pada Program Ilmu Kedokteran Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya. Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Kes., SpPD.,KEM.,FINASIN Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti Pendidikan Program Doktor pada Program Ilmu Kedokteran Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Direktur Program Pascasarjana, Prof .Dr.Hj.Sri Hajati,SH.,MS., beserta seluruh pimpinan dan staf Program Pascasarjana Universitas Airlangga atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk menjadi mahasiswa Program Doktor pada Program Ilmu Kedokteran Pascasarjana Universitas Airlangga. Prof. Dr. Teddy Ontoseno, dr. SpA(k)Spjp.,AKK, selaku Ketua Program Studi Program Doktor Ilmu Kedokteran Pascasarjana Universitas Airlangga yang telah banyak membantu dalam kelancaran proses pelaksanaan ujian disertasi ini. Rektor Universitas Jember dan Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember yang telah banyak membantu saya dalam menempuh Program Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Prof. M. Coen Pramono D., drg., SU., Sp. BM, Dr. Hari Basuki Notobroto, Mkes, dr, Dr. Iwan Hernawan, drg.,M.Kes.,Sp.PM, Prof. Dr. Aulanni’am, Drh., DES, Prof. Dr. Sukardiman., Drs., M.S yang telah banyak memberikan saran dan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga bimbingan yang sangat berharga mulai penyusunan pra usulan penelitian hingga penyusunan disertasi ini. Para dosen pengajar S-3 Kedokteran dan karyawan di laboratorium biokimia, laboratorium mikroskop elektron Gramik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional yang telah memberikan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana demi kelancaran studi saya. Teman-teman angkatan 2009/2010 pendidikan Program Doktor Bidang Ilmu Kedokteran pada Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Selama ini kita telah saling menemani, memotivasi, mengingatkan dan memberi masukan yang semuanya memberi nilai tambah dalam rangkaian penyusunan disertasi ini. Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih ,rasa hormat dan penuh kasih kepada : Orangtua saya, ayahanda tercinta Samiruddin (Alm) dan ibunda Sunaryati, tidak lupa kepada seluruh saudara dan keluarga besar saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Terimakasih atas semua kebaikan dan doa yang telah diberikan. Suami saya, Rahardja Putranto,drg.,M.Mkes tercinta, yang hingga saat ini mendampingi saya menjalani kehidupan, memberikan dorongan. Kepada anakanakku tercinta Amelia Clarissa Putranto dan Safira Rahmaningtyas Putranto, terima kasih banyak atas cinta dan pengorbanan yang telah kalian berikan selama ini.Mama mohon maaf atas berkurangnya waktu kebersamaan selama Mama menyelesaikan pendidikan. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya disertasi ini. Saya berharap disertasi ini akan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya bagi pengembangan dunia pendidikan dan kesehatan. Semoga Allah SWT melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian disertasi ini. Amien Ya Rabbal Allamin. Surabaya, September 2012 Penulis Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN Mekanisme Kerja Ekstrak Buah Delima (Punica granatum L) Terstandar Terhadap Degradasi Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Yang Mengalami Transformasi Melalui Ekspresi BCL-2, VEGF, Wild p53 Dan Apoptosis Karsinoma sel skuamosa rongga mulut adalah kanker urutan keenam di dunia, setiap tahun angka kejadiannya semakin meningkat. Di negara berkembang, kejadian ini mempunyai angka yang tinggi. Kemajuan di bidang bedah, radiasi dan kemoterapi telah berkembang dengan pesat, tetapi hasilnya masih relatif belum menggembirakan. Pasien yang mempunyai umur panjang kurang dari 50%. Terjadinya kanker bisa disebabkan karena hambatan apoptosis. Apoptosis merupakan suatu mekanisme yang efisien untuk mengeliminasi sel yang tidak diperlukan dan mungkin berbahaya sehingga dapat menyelamatkan organisme. Delima (PGL) salah satu tanaman obat yang memiliki aktivitas sebagai antikanker. Fakta ini mempunyai harapan bahwa ekstrak buah delima (PGL) dapat membunuh sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa rongga mulut mencit melalui penurunan ekspresi BCL-2,VEGF dan peningkatan ekspresi wild p53, apoptosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara eksperimental mekanisme kerja ekstrak buah Delima (Punica granatum L) terstandar terhadap sel mukosa rongga mulut mencit yang mengalami transformasi melalui ekspresi BCL-2,VEGF, Wild p53 dan Apoptosis. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratories. Hewan coba yang digunakan adalah mencit Strain Swiss Webster (Balb/c), 30 ekor mencit jantan umur 5 bulan, dibagi 5 kelompok. Kelompok kontrol (K0/K-, K1/K+) dan 3 kelompok perlakuan (P1, P2, P3). Paparan benzopirene diberikan untuk hewan coba pada kelompok (K1, P1, P2, P3) dengan dosis 0,04 mg benzopirene / 0,04 ml olium olivarum diberikan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Pemberian ellagic acid, PGL, mahkota dewa pada kelompok (P1, P2, P3 ) dengan dosis 75 mg/kg bb mencit, diberikan tiap hari selama 4 minggu per oral. Teknik pemeriksaan dengan teknik imunohistokimia dan tunnel assay analisis data menggunakan uji MANOVA, LSD, uji korelasi dan regresi. Hasil pemeriksaan dengan teknik imunohistokimia dan pemberian ekstrak buah delima (PGL)/P2 terstandar dapat menurunkan ekspresi Bcl-2, dan tidak berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok K0, P1, P3, tetapi berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok K1. Ekstrak buah delima (PGL)/P2 terstandar dapat menurunkan ekspresi VEGF, dan tidak berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok K0, P1, P3, tetapi berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok K1. Ekstrak buah delima (PGL)/P2 terstandar dapat meningkatkan ekspresi wild p53, tidak berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok K0, P1, P3, tetapi berbeda secara signifikan dengan kelompok K1. Pemeriksaan preparat dengan teknik tunnel assay menunjukkan pemberian ekstrak buah delima (PGL)/P2 terstandar dapat meningkatkan apoptosis, dan tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga P1, P3, tetapi berbeda secara signifikan dengan kelompok K0 dan K1. Hasil uji korelasi menunjukkan, ada korelasi positif antara penurunan ekspresi Bcl-2 dengan penurunan ekspresi VEGF, tetapi ada korelasi negatif antara penurunan ekspresi Bcl-2 dengan peningkatan ekspresi wild p53, dan ada korelasi positif antara peningkatan wild p53 dengan peningkatan ekspresi apoptosis. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ada mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terhadap apoptosis melalui jalur intrinsik dan ada korelasi positif dua arah antara ekspresi Bcl-2 dengan ekspresi VEGF. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SUMMARY Mechanism of Action of Standardized Pomegranate Extracts (Punica Granatum L) on Degradation of Mice Oral Cavity Mucosal Cells Transforming through Expression of Bcl-2, VEGF, p53 Wild and Apoptosis Squamous cell carcinoma of the oral cavity is the sixth cancer in the world, every year the number of events increases. In developing countries, these events have a high number. The developments in the field of surgery, radiation and chemotherapy have improved dramatically, but the results are still relatively encouraging. In facts, patients who have a long life are still less than 50%. The occurrence of cancer could be due to apoptosis resistance. Apoptosis is an efficient mechanism to eliminate cells that are unnecessary and potentially dangerous so as to save the organism. Pomegranate (PGL) is one of medicinal plants that have anticancer activity. This fact has the expectation that pomegranate extract (PGL) can kill cells undergoing transformation into squamous cell carcinoma of the oral cavity of mice with decreased expression of BCL-2, VEGF and increased expression of p53 wild, apoptosis. The purpose of the research was to experimentally test the mechanism of action of Pomegranate extract (Punica granatum L) standardized to oral mucosal cells of mice undergoing a transformation through the expression of BCL-2, VEGF, p53 and Apoptosis Wild. The research method was experimental laboratories. Experimental animals used were Swiss Webster mice strains (Balb / c), 30 male mice aged 5 months, divided 5 groups. The control group (K0/K-, K1 / K +) and 3 treatment groups (P1, P2, P3). Exposure benzopirene was given to experimental animals in the group (K1, P1, P2, P3) at a dose of 0.04 mg benzopirene / 0.04 ml olium olivarum given 3 times a week for 4 weeks. Usage of ellagic acid, PGL, mahkota dewa on the groups (P1, P2, P3) at a dose of 75 mg / kg bb mice, given daily for 4 weeks per oral. Examination techniques with imunohistokimia technique and tunnel assay data analysis using MANOVA test, LSD, correlation and regression testing. The results of the examinations with imunohistokimia technique and pomegranate extract (PGL) / P2 standardized could reduce the expression of Bcl-2, and did not differ significantly when compared to the K0, P1, P3, but significantly different when compared with group K1. Pomegranate Extract (PGL) / P2 standardized could reduce the expression of VEGF, and did not differ significantly when compared to the K0, P1, P3, but significantly different when compared with group K1. Pomegranate Extract (PGL) / P2 standardized could increase the expression of p53 wild, did not differ significantly when compared to the K0, P1, P3, but differs significantly with the K1. Examination preparations tunnel assay techniques showed the extract of pomegranate (PGL) / P2 standardized to enhance apoptosis, and did not differ significantly by group P1, P3, but differed significantly with the K0 and K1. Correlation test results showed that there was a positive correlation between the decreased expression of Bcl-2 with decreased VEGF expression, but there is a negative correlation between the decreased Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga expression of Bcl-2 with increased expression of p53 wild, and there is a positive correlation between the increase in p53 wild with increased expression of apoptosis. The conclusion of the research was that there was a mechanism of action of pomegranate extract (PGL) to apoptosis through the intrinsic pathway, and there was a positive correlation in both directions between the expression of Bcl-2 and VEGF expression. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK Mekanisme Kerja Ekstrak Buah Delima (Punica granatum L) Terstandar Terhadap Degradasi Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Yang Mengalami Transformasi Melalui Ekspresi BCL-2, VEGF, Wild p53 Dan Apoptosis Karsinoma sel skuamosa rongga mulut adalah merupakan kanker urutan keenam di dunia. Perkembangan kemajuan di bidang bedah, radiasi dan kemoterapi belum memberikan hasil yang signifikan. Pasien karsinoma sel skuamosa rongga mulut yang berumur panjang kurang dari 50%. Terjadinya kanker salah satu disebabkan oleh karena hambatan apoptosis sel dan mutasi. Delima (PGL) merupakan alternatif dan salah satu tanaman obat yang memiliki aktivitasnya sebagai antikanker. Fakta ini mempunyai harapan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat membunuh sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa rongga mulut mencit melalui penurunan ekspresi BCL-2,VEGF dan peningkatan ekspresi wild p53, apoptosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara eksperimental mekanisme kerja ekstrak buah Delima (Punica gr anatum L) terstandar terhadap sel mukosa rongga mulut mencit yang mengalami transformasi melalui ekspresi BCL-2,VEGF, Wild p53 dan Apoptosis. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratories, tiga puluh ekor mencit jantan umur 5 bulan dibagi secara random menjadi 5 kelompok; 2 kelompok control (K0, K1), 3 kelompok perlakuan (P1,P2,P3). Paparan benzopirene dengan dosis 0,04 mg benzopirene/0,04 ml olium olivarum selama 4 minggu, 3 kali seminggu. Pemberian ellagic acid, PGL, mahkota dewa dengan dosis 75 mg/kg bb mencit setiap hari selama 4 minggu. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan teknik imunohistokimia dan tunnel assay. Hasil penelitian berdasarkan teknik imunohistokimia menujukkan bahwa pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menurunkan ekspresi Bcl2, VEGF, dapat meningkatkan ekspresi wild p53 dengan teknik pemeriksaan tunnel assay, dan meningkatkan ekspresi apoptosis. Hasil uji korelasi menunjukkan, ada korelasi positif antara penurunan ekspresi Bcl-2 dengan penurunan ekspresi VEGF, ada korelasi negatif antara penurunan ekspresi Bcl-2 dengan peningkatan ekspresi wild p53, dan ada korelasi positif antara peningkatan ekspresi wild p53 dengan peningkatan ekspresi apoptosis. Kesimpulan penelitian ini adalah ada mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terhadap apoptosis melalui jalur intrinsik dan ada korelasi positif dua arah antara ekspresi Bcl-2 dengan ekspresi VEGF. Kata Kunci : Delima, transformasi sel, apoptosis. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRACT Mechanism of Action of Standardized Pomegranate Extracts (Punica Granatum L) on Degradation of Mice Oral Cavity Mucosal Cells Transforming through Expression of Bcl-2, VEGF, p53 wild and Apoptosis Squamous cell carcinoma of the oral cavity is the sixth cancer in the world. The developments in the field of surgery, radiation and chemotherapy have not yielded significant results. Patients with squamous cell carcinoma of the oral cavity that have a long life is still less than 50%. One occurrence of cancer was caused by cell apoptosis and mutation. Pomegranate (PGL) is an alternative and one that has the medicinal plants as anticancer activity. This fact has the expectation that pomegranate extract (PGL) standardized to kill the cells undergoing transformation into squamous cell carcinoma of the oral cavity of mice with decreased expression of BCL-2, VEGF and increased expression of p53 wild, apoptosis. The purpose of this study was to experimentally test the mechanism of action of Pomegranate extract (Punica granatum L) standardized to oral mucosal cells of mice undergoing a transformation through the expression of BCL-2, VEGF, p53 and Apoptosis Wild. The research method used was experimental laboratories, thirty male mice aged 5 months were randomly divided into 5 groups: 2 groups of control (K0, K1), 3 treatment groups (P1, P2, P3). Exposure of benzopirene with a dose of 0.04 mg benzopirene/ 0.04 ml olium olivarum for 4 weeks, 3 times a week. Usage of ellagic acid, PGL, mahkota dewa with a dose of 75 mg / kg bb mice every day for 4 weeks. Examinations were done by using imunohistokimia and tunnel as say techniques. The results based on the technique of imunohistokimia showed that pomegranate extract (PGL) standardized could reduce the expression of Bcl-2, VEGF, p53, could increase the expression of wild-tunnel as say examination techniques, and could increase expression of apoptosis. Correlation test results showed that there was a positive correlation between the decreased expression of Bcl-2 and decreased expression of VEGF, there was a negative correlation between the decreased expression of Bcl-2 and increased expression of p53 wild, and there was a positive correlation between the increased expression of p53 and increased expression of wild apoptosis. The conclusion of this study was that there was mechanism of pomegranate extract (PGL) on apoptosis through the intrinsic pathway, and there was a positive correlation in both directions between the expression of Bcl-2 and VEGF expression. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi RINGKASAN .................................................................................................. x SUMMARY .................................................................................................. xii ABSTRAK .................................................................................................. xiv DAFTAR ISI .................................................................................................. xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xx DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxvi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xxvii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 1.3.1 Tujuan umum penelitian ............................................... 7 1.3.2 Tujuan khusus penelitian .............................................. 8 Manfaat penelitian .................................................................... 8 1.4.1 Manfaat teoritik ............................................................ 8 1.4.2 Manfaat praktis penelitian ............................................ 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10 Karsinogenesis ......................................................................... 10 2.1.1 Transform sel ................................................................ 12 2.1.2 Karsinoma Sel Skuamosa Rongga Mulut (KSSRM) .... 13 1.4 2.1 2.1.2.1 Etiologi dan faktor predisposisi sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) ............................................................ 14 2.1.2.2 Patobiologi molekuler sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) ...................................................................... Disertasi 16 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 2.2 Kematian Sel ............................................................................ 18 2.2.1 Apoptosis .................................................................................. 18 2.2.1.1 Apoptosis fisiologis ............................................................. 20 2.2.1.2 Apoptosis patologis ............................................................. 21 2.2.1.3 Jalur Utama Apoptosis ......................................................... 24 2.2.2 Nekrosis .................................................................................. 26 2.3 Proliferasi sel ............................................................................ 28 2.4 Regulasi Apoptosis ................................................................... 29 2.4.1 Bcl-2 ...................................................................................... 29 2.5 Regulasi Proliferasi .................................................................. 31 2.5.1 Wild p53 ................................................................................... 31 2.6 Angiogenesis dan VEGF .......................................................... 34 2.6.1 Angiogenesis ............................................................................ 35 2.6.2 Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) ......................... 37 2.7 Benzopirene .............................................................................. 38 2.8 Punica granatum L (Delima) ................................................... 42 2.8.1 Klasifikasi, Nama Lain Komposisi Delima (National Plant Date Centre, 2000) ................................................................... 42 2.8.2 Bahan Aktif Delima (PGL) ...................................................... 43 2.8.3 Aktivitas Delima (PGL) sebagai Antikanker, Antioksidan, dan Antiinflamasi............................................................................. 47 2.8.3.1 Aktivitas Antikanker ............................................................ 47 2.8.3.2 Aktivitas Antioksidan........................................................... 52 2.8.3.3 Aktivitas Antiinflamasi ........................................................ 53 Phaleria macrocarpa (Mahkota Dewa) ................................... 54 2.10 Imunohistokimia ....................................................................... 55 2.11 Tunnel Assay ............................................................................ 58 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 60 2.9 Disertasi 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 60 3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ................................................... 61 3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 64 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 4 METODE PENELITIAN................................................................... 65 4.1 Jenis dan Rancangan penelitian ................................................ 65 4.2 Unit Eksperimental, Replikasi dan Randomisasi ..................... 67 4.2.1 Unit Eksperimental ................................................................... 67 4.2.2 Replikasi .................................................................................. 68 4.2.3 Randomisasi ............................................................................. 69 4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel............ 69 4.3.1 Variabel Penelitian .................................................................... 69 4.3.2 Definisi Variabel Penelitian .................................................... 70 4.4 Unit Analisis ............................................................................. 73 4.5 Alat penelitian .......................................................................... 73 4.6 Lokasi Penelitian ...................................................................... 74 4.7 Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 74 4.7.1 Persiapan Penelitian.................................................................. 74 4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ........................ 76 4.9 Cara Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 77 4.10 Kerangka Operasional Penelitian ............................................. 79 BAB 5 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 80 5.1 Karakteristik Subyek Penelitian ............................................... 5.3 Ekspresi 80 Bcl-2, VEGF, wild p53 dan Jumlah sel yang mengalami apoptosis ................................................................ 82 5.4 Korelasi antara Bcl-2, VEGF, wild p53 dan Apoptosis .......... 102 5.5 Uji Regresi antara Bcl-2, VEGF, wild p53 dan Apoptosis ....... 104 5.6 Kerangka Hasil Penelitian ........................................................ 105 BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................ 107 6.1 Aktivitas Ekstrak Buah Delima (PGL) terhadap Ekspresi Protein Bcl-2 pada Sel Mukosa Rongga Mencit akibat paparan Benzopirene. ............................................................... 6.2 Aktivitas Ekstrak Buah Delima (PGL) terhadap Ekspresi VEGF Pada Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Akibat Paparan Benzopirene ................................................................ Disertasi 109 116 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 6.3 Efek Ekstrak Buah Delima (PGL) terhadap Ekspresi Protein wild p53 pada Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Hewan Coba Akibat Paparan Benzopirene ........................................... 6.4 120 Aktivitas Ekstrak Buah Delima (PGL) Terhadap Perubahan Ekspresi Jumlah Sel Yang Mengalami Apoptosis Pada Sel Mukosa Rongga Mulut Akibat Paparan Benzopirene .............. 124 Temuan baru ............................................................................. 128 6.5.1 Kerangka Temuan Baru ............................................................ 128 6.5.2 Keterangan Kerangka Temuan Baru ........................................ 128 BAB 7 PENUTUP.......................................................................................... 131 6.5 Disertasi 7.1 Kesimpulan ............................................................................... 131 7.2 Saran ......................................................................................... 131 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 133 LAMPIRAN 142 ............................................................................................. MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Uji Homogenitas Subjek Penelitian Berdasarkan Berat Badan Awal dan akhir mencit percobaan ................................................. 84 Tabel 5.2 Nilai Signifikansi Uji Normalitas Ekspresi Bcl-2, VEGF, wild p53 dan jumlah sel yang mengalami apoptosis ............................. 85 Tabel 5.3 Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan Bcl-2 Pada Hewan Percobaan ...................................................... 86 Tabel 5.4 Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan VEGF pada Hewan Percobaan ..................................................... 90 Tabel 5.5 Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan wild p53 Pada Hewan Percobaan .................................................. 94 Tabel 5.6 Rerata dan Simpangan Baku ekspresi sel yang mengalami Disertasi apoptosis Hewan Percobaan .......................................................... 98 Tabel 5.7 Uji korelasi antara wild p53, Bcl-2, VEGF terhadap apoptosis .... 102 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tahapan-tahapan proses karsinogenesis (Kresno, 2011) ......... Gambar 2.2 Tiga jalur apoptosis yaitu jalur ekstrinsik (death-receptor 11 pathway), jalur intrinsik yang juga disebut jalur mitokhondria dan jalur perforin/granzim (Jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik merupakan jalur utama) (Kresno, 2011) ................................... 24 Gambar 2.3 Struktur Kimia Benzopirene (Vidmar et all., 2004) ................ 41 Gambar 2.4 Reaksi aromatik hidrosilasi dan epoksidasi (Sudiana, 2008) .. 41 Gambar 2.5 Punica granatum L (Delima) ( National Plant Data Center, 2000) Gambar 2.6 .................................................................................. 43 Struktur Kimia Punicalagin (a) dan Ellagic Acid (b) (Seeram et al., 2005) .............................................................................. 45 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 60 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 65 Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian ............................................ 78 Gambar 5.1 Gambaran HPA (pembentukan keratin abnormal, proliferasi sel-sel epitel skuamous, terlihat sel-sel atipia, sel tidak beraturan) pada transform sel ke karsinoma rongga mulut dosis 0.04 ml benzopirene, paparan 3 x seminggu selama 4 minggu dan pembesaran 100 x dengan pewarnaan HE (penelitian pendahuluan) .......................................................... Gambar 5.2 81 Gambaran HPA (pembentukan keratin abnormal, bentuk sel tidak beraturan) pada transform sel ke karsinoma rongga mulut dosis 0.02 ml benzopirene, paparan tiga kali seminggu selama empat minggu pembesaran 100 x dengan pewarnaan HE (penelitian pendahuluan).................................. Disertasi 82 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Gambar 5.3 Gambaran secara klinis dari hasil penelitian pendahuluan dengan dosis benzopirene 0,04 ml menunjukkan gambaran mikroskopis (kemerahan, indurasi, tumor) ............................... Gambar 5.4 Grafik Uji Homogenitas Subjek Penelitian Berdasarkan Berat Badan Awal dan akhir mencit percobaan ................................. Gambar 5.5 84 Grafik Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan Bcl-2 Pada Hewan Percobaan .................... Gambar 5.6 82 86 Kelompok K0 / Kontrol negatif (mencit normal)→ (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi Bcl-2, pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. Gambar 5.7 87 Kelompok K1 / Kontrol positif (Benzopirene) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi Bcl-2, pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. Gambar 5.8 Kelompok P1 (Benzopirene + EA) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi Bcl-2, pembesaran 400 x pada transform sel ............. Gambar 5.9 88 88 Kelompok P2 (Benzopirene + PGL) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi Bcl-2, pembesaran 400 x pada transform sel ............. 89 Gambar 5.10 Kelompok P3 (Benzopirene + MD) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi Bcl-2, pembesaran 400 x pada transform sel ............. 89 Gambar 5.11 Grafik Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan VEGF pada Hewan Percobaan ................... 90 Gambar 5.12 Kelompok K0 / Kontrol negatif (mencit normal)→ (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi VEGF pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. Disertasi 91 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Gambar 5.13 Kelompok K1 / Kontrol positif (Benzopirene) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi VEGF pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. 92 Gambar 5.14 Kelompok P1 (Benzopirene + EA) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi VEGF pembesaran 400 x pada transform sel ............. 92 Gambar 5.15 Kelompok P2 (Benzopirene + PGL) → (P ositif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi VEGF pembesaran 400 x pada transform sel ............. 93 Gambar 5.16 Kelompok P3 (Benzopirene + MD) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi VEGF pembesaran 400 x pada transform sel ............. 93 Gambar 5.17 Grafik Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan wild p53 Pada Hewan Percobaan ................ 94 Gambar 5.18 Kelompok K0 / Kontrol negatif (mencit normal)→ (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi wild p53 pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. 95 Gambar 5.19 Kelompok K1 / Kontrol positif (Benzopirene) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi wild p53 pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. 96 Gambar 5.20 Kelompok P1 (Benzopirene + EA) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi wild p53 pembesaran 400 x pada transform sel ......... 96 Gambar 5.21 Kelompok P2 (Benzopirene + PGL) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi wild p53 pembesaran 400 x pada transform sel ......... Disertasi 97 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Gambar 5.22 Kelompok P3 (Benzopirene + MD) → (Positif) Pengecatan imunohistokimia dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi wild p53 pembesaran 400 x pada transform sel ......... 97 Gambar 5.23 Grafik Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Sel yang Mengekspresikan wild p53 Pada Hewan Percobaan ................ 98 Gambar 5.24 Kelompok K0 / Kontrol negatif (mencit normal)→ (Positif) Pengecatan teknik tunnel assay dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi apoptosis pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. 99 Gambar 5.25 Kelompok K1 / Kontrol positif (Benzopirene) → (Positif) Pengecatan teknik tunnel assay dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi apoptosis pembesaran 400 x pada transform sel ............................................................................................. 100 Gambar 5.26 Kelompok P1 (Benzopirene + EA) → (Positif) Pengecatan teknik tunnel assay dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi apoptosis pembesaran 400 x pada transform sel ........ 100 Gambar 5.27 Kelompok P2 (Benzopirene + PGL) → (Positif) Pengecatan teknik tunnel assay dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi apoptosis pembesaran 400 x pada transform sel ........ 100 Gambar 5.28 Kelompok P3 (Benzopirene + MD) → (Positif) Pengecatan teknik tunnel assay dengan antibodi poliklonal terhadap ekspresi apoptosis pembesaran 400 x pada transform sel ........ 101 Gambar 5.29 Korelasi antara Bcl-2 dengan VEGF ........................................ 101 Gambar 5.30 Korelasi antara Bcl-2 dengan wild p53 .................................... 102 Gambar 5.31 Korelasi antara wild p53 dengan apoptosis ............................. 103 Gambar 5.32 Hubungan antara Bcl-2, VEGF, wild p53 dan Apoptosis dengan uji regresi, korelasi positif dan bermakna antara wild p53 dengan Apoptosis, korelasi negatif dan bermakna antara wild p53 dengan Bcl-2, korelasi negatif antara wild p53 dengan VEGF, korelasi positif dan bermakna antara Bcl-2 dengan VEGF ........................................................................... Disertasi 104 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Gambar 5.33 Hubungan antara Bcl-2, VEGF, wild p53 dan Apoptosis dengan uji regresi, korelasi positif dan bermakna antara wild p53 dengan Apoptosis, korelasi negatif dan bermakna antara wild p53 dengan Bcl-2, korelasi negatif antara wild p53 dengan VEGF, korelasi positif dan bermakna antara Bcl-2 Disertasi dengan VEGF ........................................................................... 104 Gambar 5.34 Kerangka hasil penelitian ....................................................... 105 Gambar 6.1 128 Kerangka temuan baru ............................................................. MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Disertasi Sertifikasi standarisasi (COA) ekstra buah delima (PGL) dan ellagic acid .............................................................................. 142 Lampiran 2 Ethical Clearance ..................................................................... 144 Lampiran 3 Hasil uji statistik ....................................................................... 145 Lampiran 4 Prosedur pemeriksaan Imunohistokimia ................................. 168 Lampiran 5 Prosedur pemeriksaan Tunnel Assay ....................................... 170 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR SINGKATAN / ISTILAH 17p : Kromosom 17 lengan pendek AP-1 : Aktivator protein 1 APAAP : Alkali fosfatase anti alkali fosfatase APAF-1 : Apoptosis protein avtivating factor-1 ADCC : Antibody dependent cell cytotoxicity Bax : Protein BAX pada membran mitokondria BM : Berat molekul bFGF : Basic fibroblast growth faktor Bcl- 2 : Gen yang mengkode protein yang berperan sebagai anti apoptosis Disertasi CTL : Cytotoxic T-Lymphocyte CPK : Cystein protein kinase CPSO : Cold pressed seed oil CDK : Cyclin dependent protein kinase CPK-K2 : Cystein protein kinase –K2 CTL : Cytotoxic Tlymphocyte CMC : Carboxy methyl cellulase COX : Cyclooxygenase DNA : Deoxyribonucleic acid DAB : Diaminoenzidine ELISA : Enzyme linked immunoassay FADD : Associated protein death domain Fase G-1 : Gap /jeda antara akhir fase M dengan awal fase S Fase G-2 : Gap / jeda antara fase S dengan awal fase M Fase S : Interfase / fase sentesis Fase M : Fase mitosis FRAP : Ferric reducing antioxidan power HSV : Herpes simplex-1 HIV : Human immudifisiency HPV : Human papilloma HIF : Hipoxia inducible factor HTs : Hydrolyzable tannins HPLC : Hight performance liquid chromatographi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga IAP : Inhibitor of apoptosis protein IKK : IkB kinase KSSRM : Karsinoma sel skuamosa rongga mulu LOX : Lipoxygenase MFO : Mixed function oxidase MAPK : Mitogen activated protein kinase MDM2 : Murine double minute 2 mRNA : Messanger ribonucleic acid NK : Natural killer NF-kB : Nuclear factor kappa B NER : Nucleotide excision repair NK-cel : NIK : NF-kB inducing kinase P21 : Gen p21, protein 21 (p21) dikode oleh gen p21(P21) p53 : Gen p53, protein 53 (p53) dikode oleh gen p53 Natural killer cell (P53) PPE : Pomegranate peel extract Protooncogene : Gen yang mengkode protein PGL : Punica granatum Linn PFE : Pomegranate flower ekstrak PPJ : Pomegranate pulp juice PKC : Protein kinase-C PSA : Prostat spesifik antigen PAA : Dihydrophenylacetic acid PAP : Peroksidase anti peroksidase PAH : Polycyclic aromatic hydrocarbon PCNA : Proliferating cell nuclear antigen ROS : Reactive oxygen species RNA : Ribonucleic acid STAT3 : Signal transducer and activator of transkripsi 3 Tumor suppressor gene : Protein yang berperan sebagai faktor pengendalian pertumbuhan sel Disertasi Telomerase : Enzim yang berperan pada apoptosis fisiologis TRAIL : Anggota superfamily TNF Tdt : Terminal deoxynucleotidyl transferase MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Disertasi T2 : Ukuran tumor 2-4 cm T3 : Ukuran tumor lebih dari 4 cm TSG : Tumor supressor gene VEGF : Vascular endothelial growth factor VEGFR : Vascular endothelial growth factor receptor MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trasformasi sel merupakan sel yang mengalami perubahan perilaku sebagai akibat adanya transkripsi dari suatu onkogen. Protooncogene yang mengalami mutasi, gen tersebut dikenal dengan onkogen. Protein yang di kode oleh gen tersebut akan overaktif dan dapat berkembang menjadi kanker (Sudiana, 2008; Kresno, 2011) Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan kanker keenam di dunia, di India dilaporkan setiap tahun 75.000-80.000 kasus baru, di Singapura dan negara-negara Asia lainnya juga dilaporkan tinggi angka kejadiannya (Epstein and Waal, 2008; Solomon, 2010). Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan kelanjutan dari kejadian transformasi sel pada sel skuamosa rongga mulut. Lebih dari 90% dari karsinoma rongga mulut berasal dari sel skuamosa dan menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang serta merupakan penyebab utama kematian. Indeks survival ini terus merosot (50%), dibandingkan dengan kemajuan dalam hal diagnosis dan pengobatan kanker (Mehrotra and Yadav, 2006). Beberapa penelitian di Asia Tenggara, diketahui bahwa mukosa bukal merupakan daerah karsinoma sel skuamosa yang paling umum yaitu sebesar 50%-72%. Karsinoma sel skuamosa rongga mulut pada dasarnya tidak Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga menimbulkan keluhan pada tahap awal, pasien dengan karsinoma sel skuamosa pada mukosa bukal 68% diantaranya merupakan lesi T2 atau T3 dan sebesar 48% menyebar ke nodes limfa (Wahyuni, 2010). Berbagai upaya penatalaksanaan penyakit kanker masih banyak menemui kendala yang mengakibatkan kurangnya keberhasilan dalam mencegah dan mengobati kanker. Pengobatan yang selama ini dilakukan meliputi pembedahan, penyinaran radioterapi dan penggunaan obat-obat kemoterapi. Tindakan operasi untuk mengangkat jaringan kanker belum sepenuhnya menjamin kesembuhan dan ada kecenderungan untuk terjadinya remultiplikasi sel kanker. Penggunaan radioterapi menimbulkan resiko terjadinya kerusakan lain di sekitar jaringan yang terkena kanker. Pemberian kemoterapi antikanker memiliki efek farmakologi kurang selektif, efek samping yang merugikan dan dilaporkan adanya resistensi beberapa jenis kanker (Rizali dan Auerkari, 2003; Sismindari, 2005). Penanganan penyakit kanker yang kurang optimal pada kasus karsinoma sel skuamosa rongga mulut yang telah metastasis luas, didapatkan sekitar 30-65% penderita meninggal dunia dalam kurang waktu 5 tahun. Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut. Pemeriksaan DNA menunjukkan hampir 90% kasus dijumpai adanya mutasi gen p53 (Syafriadi, 2008). Pada dasarnya penanganan kanker melalui kemoterapi dan dengan obat herbal tidak jauh berbeda. Keduanya untuk membunuh sel kanker, namun efek yang ditimbulkan kedua sistem pengobatan ini sangat berbeda. Tanaman Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga obat dengan sifat alamiahnya akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita terutama sel yang berada di sekitar kanker. Senyawa-senyawa aktif tanaman obat juga banyak mempunyai fungsi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan membunuhnya, memutus pasokan zat-zat makanan dan oksigen ke jaringan sel kanker. Selain bebagai alasan tersebut di atas, penggunaan obat herbal dalam menangani sel kanker merupakan cara pengobatan dengan biaya murah (McCutcheon et a l.,2008). Delima (PGL) adalah Salah satu tanaman obat yang mempunyai efek farmakologis terhadap penyakit kanker telah banyak diteliti secara invitro dan sedikit penelitian yang di lakukan secara invivo . Penelitian ini tidak mungkin digunakan penelitian, sehingga digunakan manusia sebagai subjek hewan coba mencit. Hewan coba yang di gunakan mencit Strain Sw iss Webster (Balb/c) jantan, lokasi paparan pada mukosa bukal sebelah kanan dengan dosis paparan benzopirene berdasarkan penelitian pendahuluan 0,04 mg benzopirene / 0,04 ml olium ol ivarum, diberikan 3 kali dalam semingggu selama 4 minggu. Benzopirene (B(a)P) merupakan senyawa polisiklik ar omatik hidrokarbon yang bersifat karsinogenik dan paling sering menyebabkan kanker di rongga mulut (Cotran, 2005). Benzopirene menghasilkan metabolit reaktif BP-7, 8-diol-9, 10-oxide yang dapat berikatan secara kovalen dengan basa guanin DNA sehingga terjadi mutasi genetik (Sattar et al.,1999). Hal ini akan menyebabkan transformasi sel normal menjadi sel kanker. Benzopirene (B(a)P) yang banyak terdapat dalam asap rokok, asap kendaraan, asap dari Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga proses pembakaran bahan organik dan makanan yang diasap atau dipanggang. Benzopirene dapat menimbulkan mutasi gen p53 sehingga menimbulkan kanker (Martin et al., 2001). Pada sel yang mengalami transformasi mutasi gen p53 akan mengubah sifat protein yang diproduksinya sehingga menghilangkan kemampuan wild p53 baik sebagai antiproliferasi, maupun sebagai pengatur proses apoptosis (Mendelsohn et al., 2008). Mutasi gen p53 menyebabkan inaktivasi wild p53 sehingga siklus sel tidak berhenti pada fase G1 tetapi berlanjut ke fase S dan G2 atau M. Hal ini berakibat DNA yang mengalami mutasi tetap dilipatgandakan. Sel yang mengandung DNA mutasi tetap mitosis menghasilkan populasi sel yang mengandung DNA cacat. Pada proses apoptosis wild p53 berperan memicu faktor transkripsi terhadap p21 dan memicu aktivitas Bax dan menekan Bcl-2. Apabila sistem yang menginduksi apoptosis tidak mampu bekerja maka akan mengalami pembelahan sel yang tidak terkendali, sehingga menjadi kanker (Sudiana, 2008). Apoptosis merupakan proses kematian sel dalam rangka mempertahankan integritas tubuh secara keseluruhan. Program ini memiliki peran yang penting untuk menjaga homeostatis, perkembangbiakan sel. Salah satu peran penting apoptosis adalah untuk membatasi proliferasi sel yang tidak diperlukan, mekanisme yang efisien untuk mengeliminasi sel yang tidak diperlukan dan berbahaya. Pada sel kanker program apoptosis ini mengalami gangguan (Salido et al., 2009). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Bcl-2 adalah sebuah onkogen anggota dari keluarga Bcl yang mempunyai fungsi untuk menghambat proses apoptosi (hambatan kompetitif terhadap aktivasi Bax). Apabila jumlah protein Bcl-2 sedikit, maka protein pro apoptosis (Bax) akan menginduksi apoptosis (Kresno, 2011). Angiogenesis merupakan pertumbuhan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada, merupakan salah satu faktor penting pada pertumbuhan dan pembentukan perkembangan sel kanker. Faktor yang mempengaruhi angiogenesis adalah VEGF, VEGF sebagai inducer angiogenesis dari sebagian besar kanker mengekspresikan VEGF (Hasina et al., 2001; Kresno, 2011). Dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya penelitian guna pencarian obat antikanker. Salah satu upaya di antaranya adalah menggali potensi tanaman obat Indonesia termasuk delima atau Punica G ranatum L inn ( PGL), yang banyak diteliti secara invitro tapi masih jarang diteliti secara invivo. Apabila efek ekstrak buah delima (Punica Granatum L) pada mencit (Mus Musculus) Strain Sw iss W ebster (Balb/c) dapat terungkap, maka ekstrak buah delima (Punica Granatum L) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan terhadap karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Buah delima merupakan bagian tanaman delima yang memiliki komponen paling lengkap bila dibandingkan bagian tanaman delima lainnya. Buah delima banyak mengandung senyawa polyphenol yang terdiri dari flavonoid, hydrolyzahle tannins (ellagitannins dan gallotannins) dan condensed tannins (proantho cyanidins). Bahan aktif utama yang terkandung Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga di dalam buah delima adalah punicalagin dan ellagic acid (EA). Ekstrak buah delima terstandar yang baik umumnya mengandung 40% atau lebih ellagic acid. Ekstrak buah delima (PGL) dengan standar 40% ellagic a cid dapat menghambat perkembangan sel kanker, antiproliferasi, menginduksi apoptosis dan antioksidan secara invitro (Seeram et al., 2006; Jurenka, 2008). Ekstrak etanol buah delima dapat meningkatkan apoptosis secara invitro pada biakan sel karsinoma skuamosa lidah manusia dengan dosis 250 ug/ml (Kholifa, 2010). Standarisasi 40% ellagic ac id dengan tujuan 40% ellagic acid dapat menggambarkan kekuatan delima yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologi (Saifudin et al ., 2011). Dosis ekstrak buah delima yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75 mg/kg/hari (Valadares et al.,2010). Berdasarkan fakta tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar dengan komposisi yang lengkap bila dibandingkan dengan bagian tanaman delima lainnya, dapat dimanfaatkan sebagai bahan antikanker melalui hewan percobaan yang sedang dalam proses transformasi ke karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM). Langkah awal yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah memberikan ekstrak buah delima (PGL) terstandar yang mengandung 40% ellagic acid kepada hewan coba yang sedang dalam proses kearah karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM). Pemeriksaan dilakukan terhadap sel mukosa yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skumosa rongga mulut pada bagian bukal kanan mencit. Digunakan metode imunohistokimia Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga untuk ekspresi Bcl-2, VEGF, wild p53 dan metode tunnel assay untuk sel yang mengalami apoptosis. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menurunkan ekspresi Bcl-2 pada sel mukosa rongga mulut mencit yang mengalami transformasi ? 1.2.2 Apakah pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menurunkan ekspresi VEGF pada sel mukosa rongga mulut mencit yang mengalami transformasi ? 1.2.3 Apakah pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat meningkatkan ekspresi wild p53 pada sel mukosa rongga mulut mencit yang mengalami transformasi ? 1.2.4 Apakah pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat meningkatkan apoptosis pada sel mukosa rongga mulut mencit yang mengalami transformasi ? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum penelitian Menjelaskan mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap hambatan / degradasi sel mukosa rongga mulut mencit Strain Swiss Webster (Balb/c) yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 1.3.2 Tujuan khusus penelitian Tujuan khusus dari penelitian ini adalah a. Menganalisis hambatan/degradasi ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap sel mukosa rongga mulut mencit Strain Swiss Webster (Balb/c) yang mengalami transformasi melalui penurunan ekspresi Bcl-2. b. Menganalisis hambatan/degradasi ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap sel mukosa rongga mulut mencit Strain Swiss Webster (Balb/c) yang mengalami transformasi melalui penurunan ekspresi VEGF c. Menganalisis hambatan/degradasi ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap sel mukosa rongga mulut mencit Strain Swiss Webster (Balb/c) yang mengalami transformasi melalui peningkatan ekspresi wild p53 d. Menganalisis hambatan/degradasi ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap sel mukosa rongga mulut mencit (Mus m usculus) St rain Sw iss Webster ( Balb/c) yang mengalami transformasi melalui peningkatan apoptosis. 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritik Penelitian ini memberikan kontribusi keilmuan dalam mengungkap mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terhadap penurunan onkogenesis pada sel mukosa rongga mulut mencit (Mus m usculus) Strain Swiss Webster (Balb/c) sebagai hewan coba yang mengalami transformasi sel menjadi karsinoma sel skuamosa rongga mulut akibat paparan benzopirene. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 1.4.2 Manfaat praktis penelitian Ekstrak buah delima (PGL) dapat meningkatkan apoptosis melalui jalur intrinsik melalui meningkatkan ekspresi wild p53, penurunan ekspresi Bcl-2 dan menghambat angiogenesis melalui penurunan ekspresi VEGF, sehingga menjadi dasar pengembangan terapi kanker khususnya kanker rongga mulut. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karsinogenesis Pertumbuhan kanker merupakan proses mikroevolusioner yang berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun. Proses pertumbuhan ini disebut karsinogenesis yang merupakan proses perubahan sekelompok sel normal menjadi sel kanker akibat pengaruh karsinogen. Karsinogen adalah bahan yang dapat memicu terjadinya kanker atau keganasan. Karsinogen dapat mempengaruhi DNA atau suatu protein yang berperan pada pengaturan siklus pembelahan sel, seperti protooncogene atau tumor s upressor ge ne (Sudiana, 2008). Karsinogenesis dimulai dari satu sel kanker yang memperbanyak diri dan membentuk suatu koloni dalam jaringan yang sama. Perkembangan berikutnya akan terjadi perubahan genetik (seperti aktivasi oncogene). Munculnya kanker dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti, bahan kimia, radiasi, dan virus. Faktor-faktor pencetus kanker ini memberikan pengaruh pada suatu kelompok gen yang disebut gen kanker. Protooncogene secara normal melakukan fungsi seluler yang berkaitan dengan pengaturan pembelahan sel, tetapi beberapa faktor pemicu dapat mengubah fungsi protooncogene menjadi oncogene yang menyebabkan terjadinya pembelahan sel secara tidak normal dan terus-menerus, akhirnya terjadi kanker. Salah satu 10 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga cara yang dapat mengubah fungsi protooncogene adalah mutasi (Griffiths et al.,1993; Kresno, 2011). Proses karsinogenesis melalui beberapa stadium yang meliputi stadium inisiasi, stadium promosi dan stadium progresi (fase pr evaskuler dan f ase vaskuler). Gambar 2.1 Tahapan-tahapan proses karsinogenesis (Kresno, 2011) Pada stadium inisiasi zat-zat karsinogenik diaktivasi terlebih dahulu oleh enzim di dalam tubuh menjadi senyawa metabolit. Senyawa metabolit ini bersifat reaktif, mutagenik dan mampu berikatan dengan makro molekul dalam tubuh seperti DNA. Stadium promosi merupakan kelanjutan stadium inisiasi, stadium ini tidak melibatkan perubahan struktural dalam genom secara langsung, tetapi biasanya ditandai dengan perubahan ekspresi gen dari sel yang terinisiasi. Perubahan ini diduga terjadi interaksi perubahan genetik. Stadium progresi, perubahan genetik semakin bertambah banyak sehingga menambah koloni sel kanker, di tandai munculnya neoplasma ganas, diikuti Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga perubahan genetik nyata melibatkan perubahan struktur dalam inti sel. Stadium progresi bersifat invasif dan seringkali diikuti dengan prosen pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) (Mendelsohn et al., 2001; Sudiana, 2008). 2.1.1 Transformasi sel Transformasi sel merupakan sel yang mengalami perubahan perilaku sebagai akibat adanya transkripsi dari suatu oncogene. Oncogene adalah protooncogene yang mengalami mutasi. Transformasi sel normal menjadi sel kanker terjadi sebagai akibat terganggunya sistem regulasi atau siklus sel. Secara fisiologi sel tumbuh dan berdiferensiasi, ada unsur genetik yang diaktifkan (Switched o n) dan yang lain diinaktifkan (Switched of f) .. Terganggunya sistem regulasi berakibat sel-sel kanker mampu membelah diri menjadi lebih lebih banyak dan tidak menghasilkan pertumbuhan sel-sel progenitor normal. Salah satu unsur penting dalam gangguan sistem regulasi pertumbuhan sel adalah oncogene (Sudiana, 2008; Kresno, 2011). Karsinoma in situ (CIS) adalah bentuk awal dari kanker yang didefinisikan oleh tidak adanya invasi sel kanker ke jaringan sekitarnya, biasanya sebelum penetrasi ke membram basal. Dengan kata lain, sel-sel neoplastik berkembang biak di habitat normal (Mendelsohn et al., 2008). Karsinoma sel skuamous merupakan kelanjutan dari transformasi sel muncul sebagai akibat dari berbagai kejadian molekuler yang menyebabkan mutasi genetik yang mempengaruhi kromosom dan gen, yang akhirnya menuju ke perubahan DNA. Akumulasi berbagai perubahan tersebut memicu Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga terjadinya disregulasi sel pada batas dimana terjadi pertumbuhan otonom dan perkembangan yang invasif. Proses neoplastik mula-mula bermanifestasi secara intraepitel dekat membran basal kemudian terjadi pertumbuhan klonal keratinosit sel yang berubah secara berlebihan, menggantikan epitelium normal. Setelah beberapa waktu atau beberapa tahun, terjadi invasi membran dasar jaringan epitel menandakan awal kanker invasif (Wahyuni, 2010). 2.1.2 Karsinoma Sel Skuamosa Rongga Mulut (KSSRM) Karsinoma merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut neoplasma ganas yang berasal dari epitel. Neoplasma diartikan sebagai massa jaringan abnormal, yang tumbuh berlebih, tidak terkoordinasi dan pertumbuhan terus berlanjut walaupun rangsangan telah hilang. Neoplasma merupakan sel yang telah berubah struktur dan fungsi, sehingga sel tersebut mengalami peningkatan jumlah yang abnormal, invasif, dapat menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah serta dapat menimbulkan metastasis di organ yang jauh (King, 2000). Karsinoma sel skuamosa merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut, secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi indurasi dan kemerahan. Pemeriksaan DNA menunjukkan mutasi p53 paling umum dijumpai hingga 90% kasus (Syafriadi, 2008). Karsinoma sel skuamosa secara histologis menunjukkan proliferasi selsel epitel skuamosa. Terlihat sel-sel yang atipia disertai perubahan bentuk ret peg processus, pembentukan keratin yang abnormal, pertumbuhan proliferasi basaloid, susunan sel menjadi tidak teratur, dan membentuk tumor nest yang Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya. Menurut WHO dalam (Syafriadi, 2008) klasifikasi karsinoma sel skuamosa rongga mulut secara histopalogis dibagi : 1. Well di fferentiated (Grade I ) : yaitu proliferasi sel-sel kanker di mana sel-sel basaloid tersebut masih berdiferensiasi dengan baik membentuk keratin (keratin pearl). 2. Moderate differentiated (Grade II) : yaitu proliferasi sel-sel kanker di mana sebagian sel-sel basaloid tersebut masih menunjukkan diferensiasi membentuk keratin. 3. Poorly differentiated (Grade III) : yaitu proliferasi sel-sel kanker di mana seluruh sel-sel basaloid tidak berdiferensiasi membentuk keratin, sehingga sel sulit dikenali lagi. 2.1.2.1 Etiologi dan faktor predisposisi sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) Faktor-faktor yang diketahui berimplikasi sebagai pemicu potensial atau promotor karsinoma sel skuamosa rongga mulut adalah tembakau, alkohol, bahan kimia, radiasi sinar matahari, radiasi, ionisasi, karsinogen yang berhubungan dengan pekerjaan, polutan lingkungan, obat-obatan, agen infeksi dan nutrisi (Mehrotra and Syadav, 2006). Agen infeksi yang erat berhubungan dengan karsinoma sel skuamosa rongga mulut adalah syphilis, candida dan virus (Suaitha and Gabriel, 2004). Virus onkogen yang banyak dihubungkan dengan kejadian kanker di rongga mulut adalah virus Herpes Si mplex-1 (HSV), virus H uman I mmudifesiency (HIV) dan virus H uman P apilloma (HPV). Hubungan lansung infeksi virus Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga terhadap kejadian kanker rongga mulut hingga saat ini belum jelas (Sunitha and Gabriel, 2004). Karsinogen dari radiasi ada langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung; radiasi yang memapar tubuh akan mempengaruhi komponen air yang ada di dalam sel, sehingga terbentuk suatu bahan yang dikenal sebagai radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk dapat memicu mutasi DNA sehingga terbentuk klon baru (transform c ell), selanjutnya dapat memicu terjadinya suatu keganasan (malignant) (Sudiana, 2008 ; Kresno, 2011). Bahan kimia yang bersifat karsinogenik memiliki sifat yang sama, yaitu memicu terjadinya mutasi gen. Bahan kimia akan mengadakan ikatan dengan rantai DNA, sehingga DNA menjadi cacat (defect) (Sudiana, 2008). Pertumbuhan KSSRM sangat dipengaruhi faktor eksogen dan endogen. KSSRM dapat terjadi akibat fungsi protein yang abnormal, akibat mutasi gen. Proliferasi berlebihan dan tidak terkendali dari sel yang abnormal dapat terjadi akibat gangguan siklus sel. Apoptosis yang mengalami kegagalan juga berperan terhadap karsinogenesis pada mukosa rongga mulut. Terdapat 4 golongan gen mengatur pertumbuhan normal yaitu protooncogene, tumor suppressor gene, apoptosis gene serta DNA repair gene (Epstein and Waal, 2008). Karsinoma sel skuamous rongga mulut dapat diturunkan, akan tetapi herediter sendiri tidak memainkan peranan utama, kebanyakan dihubungkan dengan lesi prekanker, khususnya leukoplakia (Syafriadi, 2008). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 2.1.2.2 Patobiologi molekuler sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) Perkembangan kanker dipengaruhi oleh banyak faktor dan pada umumnya merupakan interaksi antara faktor gen dan faktor lingkungan (genenvironment interaction), khususnya lingkungan mikro yang ada di sekitar kanker, yaitu hubungan antara perubahan genetik yang menyebabkan kanker dengan aktivasi reaksi inflamasi pro-kanker (Kresno, 2011). Patogenesis molekuler karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan akumulasi perubahan genetik yang melibatkan gen-gen, protooncogene dan gen s upresor t umor (TSG), faktor-faktor lain yang terlibat antara lain; kematian allel pada kromosom lain, mutasi protooncogene dan TSG, perubahan epigenetik seperti metilasi DNA atau deasetilasi histone (Epstein and Waal, 2008). Karsinogenesis skuamosa rongga mulut merupakan proses kejadian genetik, yang mengubah fungsi normal protooncogene dan tumor suppressor gene, hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produksi faktor pertumbuhan, peningkatn produksi faktor transkripsi. Hilangnya aktivitas penekan tumor menghasilkan fenotip sel yang mampu meningkatkan proliferasi sel yang cacat/abnormal. Secara fisiologis sistem pertumbuhan sel dalam individu diatur oleh sistem keseimbangan antara apoptosis dan proliferasi. Apabila pada individu terjadi proliferasi secara berlebihan, maka akan terjadi massa tumor (William, 2000; Sudiana, 2008). Keganasan pada umumnya dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu pertama, pemendekan waktu siklus sel sehingga akan menghasilkan lebih Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga banyak sel yang diproduksi dalam satuan waktu. Kedua, penurunan jumlah kematian sel akibat gangguan pada proses apoptosis. Gangguan pada berbagai protooncogen yang merangsang sel dan gen penekan tumor (TSGs) yang menghambat penghentian proses siklus sel (Mendelsohn et al, 2008). Gen p53 merupakan tumor s upresor ge n, yang berfungsi mencegah replikasi sel pada sel yang cacat atau rusak secara genetik melalui penghentian siklus sel, sehingga sel mempunyai waktu untuk menginduksi apoptosis. Gen p53 tidak bisa berfungsi akan menyebabkan proses apoptosis tidak bisa berjalan sehingga sel yang cacat akan terus berproliferasi (Lumongga, 2008). Dalam kaitan dengan pengendalian onkogenesis, apoptosis merupakan mekanisme penting untuk mencegah proliferasi sel yang mengalami kerusakan DNA, agar sel-sel dengan lesi DNA tersebut tidak dilipatgandakan. Apoptosis berfungsi sebagai salah satu kontrol dalam siklus sel. Kegagalan sel-sel tumor untuk melaksanakan mekanisme apoptosis merupakan salah satu faktor yang mendasari pertumbuhan kanker yang makin lama makin besar. Selain akibat instabilitas genetik dan akumulasi kelainan genetik, juga akibat perubahan terhadap aturan yang ditentukan pada checkpoint siklus sel untuk menginduksi apoptosis (Budhy, 2004). Salah satu upaya mengatasi masalah kanker adalah mengembalikan fungsi gen yang terganggu, salah satu diantaranya adalah mengembalikan fungsi apoptosis. Hingga saat ini khemoterapi maupun radiasi yang ditujukan untuk membunuh sel kanker melalui apoptosis, tetapi seperti telah diuraikan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga di atas fungsi apoptosis pada kanker seringkali terganggu, sehingga tidak jarang menyebabkan resistensi terhadap terapi. Karena itu pengetahuan rinci tentang jalur apoptosis dapat membantu untuk memberikan terapi yang lebih spesifik (Kresno, 2011). 2.2 Kematian Sel Kematian sel terjadi setiap saat, kematian dapat bersifat fisiologis maupun patologis, keduanya adalah akibat serangkaian jejas atau stimulus. Pertumbuhan dan kematian sel adalah untuk upaya tubuh mencapai homeostatis jaringan (Pelengaris, et al.,2006). Kematian sel, secara morfologi dapat menunjukkan gambaran campuran apoptosis dan nekrosis (Yakovlev and Faden, 2004). 2.2.1 Apoptosis Apoptosis merupakan mekanisme alamiah yang dialami oleh sel. Ada dua alasan utama mengapa sel melakukan mekanisme ini. Pertama apoptosis memang diperlukan untuk proses pertumbuhan atau perkembangan sel, jaringan atau organ lebih lanjut. Alasan kedua adalah untuk menghancurkan sel-sel yang dianggap membahayakan bagi integritas organisme itu sendiri, seperti sel yang terinfeksi oleh virus, sel dengan kerusakan DNA maupun kanker (Meir, 2000; Nurhayati dan Lusiyanti, 2006). Apoptosis merupakan kematian sel melalui mekanisme genetik yang melibatkan kerusakan atau fragmentasi kromosom maupun DNA. Apoptosis merupakan kematian yang terprogram sebagai respons terhadap rangsang tertentu. Disertasi Berbagai rangsangan tersebut diantaranya adalah radiasi, MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga kemoterapi, infeksi virus, gangguan hormonal, bahan-bahan kimia dan faktor pertumbuhan (Salido et al., 2009). Apoptosis merupakan bentuk kematian sel yang diperlukan baik untuk perkembangan sel normal maupun homeostatis jaringan. Peristiwa ini dikendalikan secara ketat oleh berbagai gen, baik gen yang bersifat apoptotik maupun anti apoptotik. Apoptosis terjadi melalui 3 fase yaitu; fase inisiasi, fase efektor dan fase ekskusi atau degradasi (Kresno, 2011). Apoptosis adalah program bunuh diri intraseluler, terlaksana dengan mengaktifkan caspase. Apoptosis diawali oleh aksi termasuk yang dimediasi oleh reseptor dari kompleks sinyal yang menginduksi kematian DISC (Death Inducing Signaling C omplex). Komponen utama dari DISC adalah FasL (CD95L), TRAIL (Tumor Necroting F actor-Related A poptosis I nducing Ligand). Sekali teraktivasi oleh mekanisme aktifasi atau autokatalisator, maka kerusakan sel bermula pada caspase 8 yang melepaskan DISC, yang menyebabkan aksi selanjutnya. Caspase ini juga dinamakan caspase pengekskusi (Baert, 2008). 2.2.1.1 Apoptosis fisiologis Kematian sel yang diprogram. Proses kematian sel ini sangat berkaitan dengan suatu enzim yang dikenal telomerase. Pada sel embrional enzim ini mengalami aktivasi, sedangkan pada sel somatik enzim ini tidak mengalami aktivasi, kecuali sel yang bersangkutan mengalami transformasi menjadi ganas (Salido et al., 2009). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Telomer yang terletak pada ujung kromosom merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melindungi kromosom. Pada sel normal, telomer ini akan mengalami pemendekan pada waktu sel melakukan pembelahan diri. Bila ukuran telomer mencapai ukuran tertentu (level kritis) sebagai akibat dari pembelahan berulang, maka sel tersebut tidak dapat melakukan pembelahan diri lagi. Selanjutnya akan terjadi fragmentasi kromosom dan akhirnya sel mengalami apoptosis secara fisiologis (Sudiana, 2008). Pada sel ganas, pemendekan telomer sampai pada level kritis tidak akan terjadi, karena pada sel ganas terjadi aktivitas dari enzim ribonukleoprotein (telomerase) secara terus menerus, dimana enzim ini sangat berperan pada sentesis telomeric DNA, sehingga berbagai elemen yang dibutuhkan pada pembentukan telomer dapat dibentuk secara terus menerus dan keberadaan ukuran telomer pada ujung kromosom dapat dipertahankan. Pada sel normal, aktivitas telomerase waktunya terbatas, tetapi pada sel kanker enzim ini sangat aktif, sehingga terjadi pemblokiran proses pemendekan telomer pada waktu pembelahan diri. Oleh karena itu, maka sel ganas dapat bersifat immortal (Mendelsohn et al., 2008). 2.2.1.2 Apoptosis patologis Kematian sel karena adanya suatu rangsangan. Proses kematian sel (apoptosis) ini dapat melalui beberapa jalur, antara lain; a. Aktivitas wild p53 Terjadinya apoptosis yang dipicu oleh aktivitas wild p53 karena sel yang bersangkutan memiliki gen yang cacat (gene defect). Kecacatan gen Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga dalam suatu sel dapat dipicu oleh banyak faktor antara lain bahan kimia, radikal bebas, maupun virus (oncovirus). Gen yang cacat dapat memicu aktivitas beberapa enzim seperti PKC dan CPK-K2. Dimana kedua enzim memicu aktivitas wild p53, wild p53 merupakan faktor transkripsi terhadap pembentukan p21. Peningkatan p21 yang disentesis akan menekan semua CDK. Terjadinya siklus pembelahan sel sangat tergantung pada ikatan kompleks antara CDK dengan cyclin (Kresno, 2011). CDK yang muncul pada fase M adalah CDK-1. Demikian juga halnya CDK yang muncul pada fase S adalah CDk-2, CDK-4, CDK-6. Cyclin adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel, dimana protein ini dapat muncul dan hilang pada fase siklus sel, cyclin pada fase M adalah cyclin A dan cyclin B, pada fase G-1 adalah cyclin-D dan cyclin-E. Sementara pada fase S adalah cyclin-A dan cyclin-E (Sudiana, 2008). Apabila terjadi peningkatan p21, maka semua CDK akan ditekan, dengan terjadinya penekanan semua CDK pada fase siklus sel, maka siklus sel akan berhenti. Saat siklus sel berhenti, wild p53 akan memicu Bax, protein Bax akan menekan aktivitas Bcl-2 pada membran mitokondria, sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran dari mitokondria. Perubahan ini mengakibatkan terjadi pelepasan cytokrom-c ke sitosol. Di sitosol, cytokrom-c akan mengaktivasi Apaf-1 yang selanjutnya akan mengaktivasi kaskade- kaspase. Kaspase yang aktif ini akan mengaktifkan DNA-se. Kemudian DNA-se yang aktif menembus Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga membran inti dan merusak DNA, sehingga DNA sel yang bersangkutan rusak (fragmentasi) dan akhirnya sel mengalami kematian (apoptosis), (Mendelsohn et al., 2008). b. Jalur sitotoksik Terjadinya apoptosis melalui jalur sitotoksik ini dipicu oleh adanya sel yang memiliki gen cacat (gene defect). Dengan adanya kecacatan gen ini, maka sel tersebut akan mengekspresikan protein asing. Protein asing yang dihasilkan dapat bersifat imunogenik, sehingga memicu terjadinya proses pembentukan antibodi. Antibodi yang terbentuk dapat menempel dipermukaan sel tertentu. Hal ini terjadi karena ada beberapa sel yang pada membrannya memiliki FC receptor dan antibodi (khususnya FC receptor terhadap Ig-G), antara lain sel killer. Dengan adanya reseptor tersebut, maka antibodi yang berada di permukaan killer, selanjutnya akan mengikat protein asing yang berada di permukaan sel yang memiliki gen cacat (Kresno, 2011). Adanya ikatan sel killer akan melepaskan suatu enzim yang disebut sebagai sitotoksin. Sitotoksin yang dilepas oleh sel killer tersebut mengandung perforin dan granzyme. Perforin dapat memperforasi membran sel yang memiliki gen cacat. Kemudian granzyme dimasukkan ke dalam sel tersebut. Granzyme yang berada di dalam sitosolik dari sel yang memiliki gen cacat tersebut akan mengaktivasi kaspase kaskade. Selanjutnya, kaspase yang aktif ini mengaktivasi DNA-se. DNA-se inilah Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga yang merusak DNA yang berada di dalam inti, sehingga sel mengalami kematian (apoptosis) (Mendelsohn, et al., 2008). c. Kompleks fas dan ligand Terjadinya apoptosis melalui jalur ligand dan fas dapat terjadi karena dipicu oleh adanya sel tumor atau sel kanker. Pada sel tumor atau sel kanker, di permukaannya akan tereksperesi suatu protein yang disebut fas. Sementara di dalam tubuh terdapat beberapa sel seperti NK-cell (Natural Killer Cell) dan CTL (Cytotoxic T-Lymphocyte) (Baratawidjaja dan Rengganis, 2010). Cytotoxic T -Lymphocyte adalah suatu sel ketahanan tubuh yang dapat mengekspresikan ligand, sehingga fas di permukaan sel tumor atau kanker akan diikat oleh ligand yang berada di permukaan NK-cell atau CTL. Adanya ikatan antara fas-ligand tersebut menimbulkan sinyal transduksi ke dalam sitosol pada sel kanker, sehingga di dalam sitosol pada sel tersebut terjadi aktivasi suatu protein yang disebut sebagai Fas Associated P rotein D eath D omain (FADD). FADD kemudian mengaktivasi kaskade-kaspase, kaskade-kaspase yang aktif mengaktifkan DNA-se. DNA-se masuk ke dalam inti dan merusak DNA sehingga sel mengalami apoptosis (Sudiana, 2008). Untuk mendeteksi jumlah sel yang mengalami apoptosis diperiksa dengan pemeriksaan tunnel assay (Sudiana, 2008). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 2.2.1.3 Jalur Utama Apoptosis Jalur utama apoptosis ada dua yaitu jalur intrinsik (mitokondria ) dan jalur ekstrinsik (death receptor pathway). Kedua jalur terhubung satu dengan lain, molekul di jalur yang satu dapat mempengaruhi molekul di jalur yang lain. Selain itu ada jalur tambahan yang melibatkan sitotoksisitas yang dimediasi oleh sel T dan pembunuhan sel yang bergantung pada perforin /granzim tetapi yang paling berperan dalam bidang onkologi adalah jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik (Nurhayati dan Lusiyanti, 2006; Kresno, 2011). Gambar 2.2 Tiga jalur apoptosis yaitu jalur ekstrinsik (death-receptor pathway), jalur intrinsik yang juga disebut jalur mitokondria dan jalur perforin/granzim (Jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik merupakan jalur utama) (Kresno, 2011). a. Jalur Intrinsik Jalur intrinsik yang mengawali apoptosis melibatkan sejumlah besar stimulus yang tidak dimediasi reseptor, yang menghasilkan sinyal Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga intrasel dan berkaitan erat dengan mitokondria. Stimulus yang mengawali jalur intrinsik menghasilkan sinyal intrasel yang dapat berupa sinyal negatif atau sinyal positif. Semua stimulus menyebabkan perubahan pada pori membran mitokondria sehingga menjadi permeable dan dilepaskan dua kelompok protein pro-apototik ke dalam sitosol. Kelompok pertama terdiri atas cytochrome-c, Smac/DIABLO, dan serine protease HtrA2/Omi. Protein-protein ini mengaktivasi jalur mitochondria yang bergantung caspase. Cytochrome-c mengikat Apaf-1 dan pro-caspase-9 dan membentuk apoptosom. Smac/DIABLO dan HtrA2/Omi mempromosikan apoptosis dengan cara menghambat IAP (inhibitor o f apotosis pr otein). Kelompok kedua adalah AIF, endonuklease G dan CAD, yang dilepaskan pada saat sel akan mengalami (committed) apoptosis. Pengontrolan dan pengaturan proses dalam jalur mitochondria dilakukan melalui keluarga protein Bcl-2 (Kreno, 2011). b. Jalur Ekstrinsik Jalur ekstrinsik melibatkan interaksi yang dimediasi oleh reseptor transmembran, mencakup antara lain reseptor kematian (death-receptor) keluaga TNF. Receptor dari keluarga memiliki domain ekstra sel yang kaya akan cystein dan memiliki domain sitoplasmik yang disebut deathdomain yang berperan penting dalam meneruskan sinyal kematian dari permukaan sel ke jalur persinyalan intrasel. Saat ini telah diketahui ada beberapa jenis ligand untuk masing-masing reseptor yang karakteristik Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga dan fungsinya sudah jelas, yaitu Fas/FasR, TNFα/TNFR, Apo3L/DR3, Apo2L/DR4 dan Apo2L/DR5. Urutan peristiwa yang terjadi pada jalur ekstrinsik dimulai dengan pengikatan ligand, misalnya FasL, dengan FasR, disusul dengan rekrutmen protein-protein adapter sitoplasmik yang merupakan death domain yang berikatan dengan reseptor tersebut. Dalam hal jalur FsL/FasR, death domain-nya adalah FADD (Fas associated de ath domain ), sedangkan pada jalur TNF/TNFR adapter protein yang terikat adalah TRADD (TNF r eceptor as sociated de ath dom ain). FADD dan TRADD kemudian berikatan dengan pro-caspase-8 melalui dimerisasi domain efektor kematian (death efffector dom ain). Pada saat ini terbentuklah death inducing s ignaling c omplex (DISC) yang menyebabkan aktivasi autokatalitik pro-caspase-8. Setelah caspase-8 diaktivasi, terjadi stimulasi fase ekskusi. Apoptosis yang dimediasi oleh reseptor kematian dapat dihambat oleh protein yang disebut c-FLIP yang mengikat FADD dan caspase-8 sehingga keduanya menjadi tidak efektif (Kresno, 2011). 2.2.2 Nekrosis Nekrosis adalah kematian sel, yang terjadi pada kasus jejas berat dan akut (misalnya anoksia yang mendadak) atau jejas karena faktor fisiko kimia yang ekstrim (misalnya panas, detergen, basa kuat, dan radiasi). Tetapi penelitian mutakhir, menunjukkan bahwa kematian nekrotik juga pada masa perkembangan dan fisiologi sel normal. Khususnya pada beberapa kondisi Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga patologik (misal iskemia otak) atau kerusakan jantung yang disebabkan oleh sitokin dan toksin, kematian sel dapat terjadi kedua-duanya melalui nekrosis dan apoptosis. Secara morfologi, nekrosis ditandai dengan pembengkakan seluler. Hal ini menyebabkan membran plasma pecah yang berakibat pada pelepasan isi sitoplasma ke jaringan sekitarnya yang menyebabkan respons inflamasi. Organel juga bengkak dan pecah, sedang inti masih utuh meskipun dalam keadaan mmbengkak terjadi penggumpalan kromatin, degradasi DNA. Degradasi DNA fragmen besar pada waktu nekrosis lebih mengendalikan serin pr otease daripada kaspase untuk menginduksi aktifitas endonuklease. Lebih jauh faktor kondensasi kromatin tidak bergantung kaspase AIF ini bisa berperan juga, seperti merelokalisasi inti selama nekrosis. Keberadaan jalur kematian sel seperti nekrosis ini diatur oleh program kematian intrinsik yang khusus yang berbeda dengan apoptosis. Elemen pokok pada nekrosis fosforilasi oksidatif mitokondria, produksi oksigen reaktif, dan kaskade proteolitik non kaspase yang tergantung serin protease yaitu calpain atau cat thepsin. Nekrosis merupakan kematian sebagian jaringan (Pulmeriastuti, 2006). Nekrosis adalah kematian sel karena adanya kerusakan sistem membran. Kerusakan membran ini disebabkan adanya aktivitas suatu enzim lisozim. Aktivitas enzim lisosim dapat terjadi karena adanya kerusakan sistem membran, oleh suatu faktor tertentu, yang mengakibatkan membran pembungkus enzim lisozim tersebut mengalami kebocoran. Adanya kebocoran mengakibatkan lisozim tampah ke sitosol dan akhirnya mencerna Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga protein-protein, baik yang berada pada sitosol maupun protein penyusun sistem membran dari sel tersebut (Sudiana, 2008). 2.3 Proliferasi sel Pada sel normal terdapat keseimbangan antara faktor pertumbuhan sel dan faktor kematian sel (apoptosis) yang dipengaruhi oleh protooncogene dan tumor suppresor ge ne. Pertumbuhan sel terjadi karena penambahan ukuran dan jumlah sel dari populasi sel yang aktif melakukan siklus sel atau aktivitas proliferasi. Keseimbangan dalam pertumbuhan harus terkontrol. Pada manusia dewasa jumlah sel relatif tetap. Mitosis pada manusia dewasa bertujuan untuk menggantikan sel yang mati karena proses apoptosis atau nekrosis. Kegagalan kontrol keseimbangan mekanisme tersebut dapat mengakibatkan siklus sel yang tidak terkendali (Mendelsohhn et al., 2008). Siklus pembelahan sel : Siklus pembelahan sel pada dasarnya dibagi dua fase : 1. Fase mitosis (M) 2. Fase (fase i nterval), fase antara akhir mitosis dan awal mitosis yang disebut sebagai interfase. Penggandaan DNA terjadi pada interfase yang disebut sebagai fase S (sintesis), sedangkan penggandaan sel terjadi pada fase M (mitosis). Jeda antara akhir fase M dengan awal S disebut fase G1, sedangkan jeda akhir fase S dengan awal fase M disebut fase G-2. Sehingga siklus sel dikenal ada empat fase, yaitu fase M, G-1, S dan G-2. Pertumbuhan sel kanker berhubungan erat dengan proliferasi, kematian sel dan derajat diferensiasi. Derajat diferensiasi sel makin jelek, sifat kanker Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga semakin ganas dan makin cepat pertumbuhannya. Aktivitas proliferasi sel sangat tergantung pada waktu sel (cell c ycle tim e) yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu proses mitosis ke mitosis berikutnya. Siklus pembelahan sel dikendalikan oleh suatu protein regulator yaitu cyclin dan katalisator Cyclin D ependent K inase (CDK). Siklus proliferasi sel atau pembelahan sel dihambat oleh inhibitor, antara lain ; p2, p21, p27 dan p57. Inhibitor ini akan mengikat CDK-cyclin complex sehingga menghambat aktivitas kinase yang akhirnya menghentikan siklus pembelahan sel (Roger and Robin, 2006). 2.4 Regulasi Apoptosis 2.4.1 Bcl-2 Regulasi dalam apoptosis antara lain adalah anggota keluarga Bcl-2. Ada 18 anggota keluarga Bcl-2 yang diketahui sampai saat ini, dibagi dalam tiga sub kelompok, yang didasarkan atas strukturnya. Anggota sub kelompok pertama diwakili oleh Bcl-2 dan Bcl-xl yang memiliki fungsi sebagai anti apoptosis (Mendelsohn et al., 2008). Bcl-2 ( B C ell L ymphoma) adalah suatu protein yang berukuran 26 kDa yang berfungsi sebagai penekan kematian sel yang terprogram (apoptosis). Bcl-2 menghambat apoptosis dan memperpanjang masa hidup sel saat ada sinyal apoptosis (Baert, 2008). Keseimbangan protein anti dan pro kematian sangat mempengaruhi sel terhadap proses apoptosis. Bcl-2 dan Bax merupakan protein yang penting dalam menentukan sel untuk proses apoptosis. Bcl-2 merupakan protein yang Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga mencegah apoptosis atau anti apopt osis dan mempromosikan pertumbuhan sel, sedang Bax memicu terjadinya apoptosis yang menyebabkan kematian sel. Keseimbangan antara Bcl-2 dan Bax adalah merupakan hal yang penting apakah sel akan terus tumbuh atau mengalami apoptosis (Pelengaris et al ., 2006). Bcl-2 merupakan protein regulator apoptosis sepanjang 25 kDa yang terletak pada membran mitokondria bagian dalam retikulum endoplasma dan selubung neklues. Ekspresinya dikaitkan dengan proliferasi sel, perkembangan jaringan dan morfogenesis (Solomon et al., 2010). Bcl-2 mengkode protein yang berperan sebagai anti apopt osis. Dimana protein ini bekerja untuk menekan fungsi protein Bax pada membran mitokondria karena protein Bax berperan membuka pt-pore, sehingga cytochrome-c keluar dari mitokondria. Cytochrome-c kemudian mengaktifkan Apaf-1. Selanjutnya, Apaf-1 mengaktivasi kaskade-kaspase, sehingga sel mengalami kematian (apoptosis). Dengan adanya aktivasi dari protein Bcl-2, maka apoptosis tidak terjadi (Sudiana, 2008). Bcl-2 merupakan protein regulator apoptosis sepanjang 25 kDa yang terletak pada membran mitokondria bagian dalam, retikulum endoplasma dan selubung nukleus, ekspresinya dikaitkan dengan proliferasi sel kanker, perkembangan jaringan sel kanker (Solomon, 2010). Bcl-2 dikenal sebagai inhibitor apoptosis. Bcl-2 secara spesifik menghambat kemampuan c-myc untuk menginduksi apoptosis. Ekspresi Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Bcl-2 dapat diperiksa melalui reaksi komplek antigen antibodi dengan pemeriksaan imunohistokimia metode streptavidin-biotin. 2.5 Regulasi Proliferasi 2.5.1 Wild p53 Tumor suppressor protein adalah suatu protein yang berperan sebagai faktor pengendalian pertumbuhan sel, yang termasuk kelompok ini adalah; pRb, wild p53. Protein pRb dan wild p53 dapat bekerja di dalam inti sel, khususnya pada proses pengendalian siklus pembelahan sel, dimana pRb berperan pada pengendalian faktor transkripsi pada siklus pembelahan sel, sedangkan wild p53 berperan pada pengendalian CDK pada siklus pembelahan sel. Selain itu wild p53 juga mempunyai peran dalam pengaturan kematian sel (apoptosis), yaitu merusak sel yang memiliki urutan nukleotida yang abnormal (Mendelsohn et al., 2008). Secara fisiologi pada sel, ada suatu sistem yang mengatur susunan nukleotida pada rantai DNA yang mengalami perubahan (mutasi). Sistem tersebut dikenal dengan DNA repair. Kerja dari sistem ini adalah dengan memperbaiki urutan DNA yang mengalami mutasi. Artinya, apabila terjadi kerusakan susunan DNA baik disebabkan oleh suatu karsinogen atau ultraviolet, maka akan muncul suatu respons sel yang disebut sebagai NER (Nucleotidie Excision Repair). Secara konseptual kerja NER ini dibagi dalam lima fase, yaitu (1) Damage recognition (b) Incision (c) Excision (d) Synthesis repair dan (e) Ligation. Oleh karena itu, secara normal sel yang hanya dapat melakukan proliferasi dan diferensiasi adalah sel yang DNA-nya Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga memiliki susunan nukleotida yang tidak menyimpang. Apabila perbaikan DNA gagal, maka akan dilakukan penghentian pertumbuhan sel melalui penghambatan siklus pembelahan sel, dan selanjutnya terjadi apoptosis. Selain p21 ekspresinya dikendalikan oleh wild p53, yang bekerja dengan menghambat semua CDK, juga ditemukan beberapa protein yang berperan pada siklus pembelahan sel, seperti p15 dan p16. Namun, pengaturan ekspresi dari protein p15 dan p16 sampai saat ini belum jelas. Akan tetapi, target kerja dari kedua protein tersebut telah diketahui dengan jelas, yaitu menghambat CDK-4 dan CDK-6 pada fase G-1. Kinase yang bekerja memicu aktivitas wild p53 untuk memodulasi protein Bax pada proses apoptosis, antara lain CPK-2 (Cystein Protein Kinase-2) dan PKC (Sudiana, 2008). Wild p53 adalah suatu tumor s uppressor gene dengan Berat Molekul (BM) 53 kDa, terletak pada kromosom 17 lengan pendek (17p) dan mempunyai 11 ekson serta memiliki tiga domain struktural yang diekspresikan pada semua jaringan tubuh. Struktur wild p53 terdiri atas daerah N terminal trans-aktivasi, daerah DNA binding dan daerah C terminal. Daerah N terminal trans-aktivasi bertanggung jawab mengatur stabilitas wild p53 intrasel. Ikatan dengan MDM2 (Murine D ouble Minute 2) akan menghambat trans-aktivasi wild p53 dan menyebabkan degradasi wild p53. Daerah DNA binding spesifik berguna untuk menempel wild p53 pada DNA di mana penempelan ini berefek menghambat proses transkripsi. Daerah C terminal berfungsi untuk menempel wild p53 pada rantai tunggal DNA Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga menyebabkan wild p53 dapat berfungsi untuk aktivasi GADD45 pada proses perbaikan DNA dan Bax pada apoptosis (Cotran, 2005). Fungsi protein wild p53 mendeteksi sintesis DNA yang salah atau kerusakan DNA dan mengatur kelangsungan perbaikan DNA. Salah satu mekanisme kerja wild p53 adalah menghentikan siklus sel pada fase G1 melalui cell cycl e inhibitor. Wild p53 memicu transkripsi p21, peran p21 bekerja menghambat semua jenis CDK (Cyclin Dependent K inase). Jika hambatan pertumbuhan sel melalui siklus pembelahan atau perbaikan DNA kurang sempurna, maka terjadilah apoptosis. Fungsi wild p53 dalam apoptosis dapat melalui aktivasi Bax dan menghambat aktivitas gen yang anti apoptosis yaitu Bcl-2 dan Bcl-xl (Kresno, 2011). Mutasi gen p53 pada umumnya adalah point mutation akan mengubah sifat protein yang diproduksinya sehingga menghilangkan kemampuan protein wild p53 baik sebagai materi antiproliferasi, maupun sebagai pengatur proses apoptosis. Aktivitas wild p53 dapat diatur oleh Murine Double Minute 2 (MDM2). MDM2 dapat mengikat terminal amino (ujung N) dari wild p53, menyebabkan wild p53 tidak stabil dan dikeluarkan dari inti sel ke sitoplasma, menekan aktivitas wild p53 dan menyebabkan degradasi wild p53 yang diperantai proteosome. Gene MDM2 diregulasi secara positif oleh wild p53 sehingga membentuk lingkaran umpan balik (Hui et al., 2004). Ekspresi wild p53 dapat diperiksa melalui reaksi komplek antigen-antibodi dengan pemeriksaan imunohistokimia metode streptavidin-biotin. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 2.6 Angiogenesis dan VEGF Kemampuan kanker untuk menginduksi pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) sangat berpengaruh pada pertumbuhan kanker dan metastasis. Aktivitas angiogenesis mengakibatkan ekspansi pertumbuhan kanker dan meningkatkan resiko metastasis. Pertumbuhan kanker berlangsung baik bila mendapat cukup suplai darah melalui vaskularisasi untuk keperluan metabolisme dan proliferasi dan untuk memenuhi kebutuhan ini kanker meningkatkan kemampuan neovaskularisasi. Kemampuan angiogenesis dan metastasis menentukan tingkat keganasan kanker, karena itu analisis kemampuan angiogenesis kanker dapat berperan dalam menentukan prognosis dan penatalaksanaan penderita kanker (Kresno, 2011). Angiogenesis adalah pertumbuhan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada, merupakan salah satu faktor penting pada perkembangan sel kanker. Sel kanker akan meningkatkan jumlah inducer angiogenesis dan mengurangi jumlah inhibitor angiogenesis yang disekresikan (Hasina et al., 2001). Banyak faktor yang berpengaruh pada mekanisme angiogenesis, salah satu diantaranya adalah; hipoksia (hipoxia inducible factor), misalnya gen yang menyandi enzim glikolitik seperti aldolase-A, enolase dan LDH-A. Ke dalam kelompok ini juga termasuk VEGF (vascular e ndothelial gr owth factor), sesuai namanya merupakan faktor pertumbuhan endotel yang mendukung pembentukan pembuluh darah baru. Selama pembentukan kanker terjadi gangguan keseimbangan antara produksi faktor pro dan anti Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga angiogenik dikenal dengan istilah angiogenik s witch, yang memungkinkan berlangsungnya proliferasi dan pertumbuhan sel kanker. Banyak faktor yang memberi kontribusi dalam perubahan keseimbangan itu, diantaranya adalah faktor pertumbuhan yang diproduksi oleh kanker sendiri, perubahan linkungan mikro (microenvironment), rekrutmen progenitor sel endotel dari sumsum tulang dan penekanan inhibitor angi ogenesis alami (Mendelsohn et al., 2008). 2.6.1 Angiogenesis Angiogenesis atau neovaskularisasi merupakan proses penting untuk pertumbuhan survival kanker. Proliferasi dan migrasi sel endotel diaktifkan oleh beberapa faktor angiogenesis seperti tirosin k inase ,reseptor antara lain vascular endothelial growth factor (VEGF) (Reuben et al.,2011). Proses angiogenesis diatur melalui persinyalan, melalui berbagai jalur transduksi sinyal seperti jalur tyrosine kinase. Diantara jalur-jalur itu, dalam beberapa penelitian akhir-akhir ini terungkap jalur Natch memegang peran kunci (sebagai koordinator) pada angiogenesis kanker dalam berbagai aspek yang menyangkut sifat biologik sel endotel selama pembentukan pembuluh darah. Aktivasi jalur Natch terbukti menghambat proliferasi dan migrasi sel endotel, dan sebaliknya penekanan aktivitas jalur ini meningkatkan proliferasi, motilitas dan peningkatan adhesi sel pada kolagen matrik ekstraseluler, serta mengurangi kemampuan sprouting sel endotel (Kresno, 2011). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Banyak bukti-bukti penelitian yang menyatakan bahwa angiogenesis atau neovaskularisasi merupakan proses penting untuk pertumbuhan kanker, bahkan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pertumbuhan kanker sangat bergantung pada angiogenesis. Beberapa penelitian yang langsung mendukung teori adalah; 1) ditemukan inhibitor angiogenesis (AGM-1470) yang menghambat proliferasi sel endotel in vivo maupun in vitro; 2) ditemukan basic f ibroblast growth f actor (bFGF) yang mitogenik bagi sel endotel vaskuler dan bersifat angiogenesis kuat. Bukti bahwa bFGF bersifat angiogenesis diperoleh dari hasil yang mengungkap bahwa injeksi sistemik bFGF merangsang densitas dan percabangan pembuluh darah dalam kanker dan menambah volume kanker 2 kali lipat; 3) bukti lain yang mendukung sifat angiogenik bFGF adalah apabila cDNA dari bFGF ditransfeksikan pada fibroblast normal, fibroblast tersebut berubah menjadi angiogenesis tumorigenik; 4) Pertumbuhan tumor otak pada mencit dihambat dengan cara menekan fungsi reseptor VEGF, sehingga tidak terjadi sinyal angiogenesis (Mendelsohn et al., 2011). Proses terjadinya angiogenesis : 1) Jaringan yang rusak memproduksi dan melepaskan faktor pertumbuhan (GF) yang berdifusi ke jaringan di sekitarnya; 2) Faktor pertumbuhan angiogenik berikatan dengan reseptor spesifik yang terdapatpada sel endotel pembuluh darah terdekat; 3) Setelah GF berikatan dengan reseptornya sel endotel menjadi aktif. Sinyal pertumbuhan diteruskan dari permukaan sel ke nukleus. Sel-sel endotel mulai membentuk molekul-molekul baru termasuk enzim; 4) Enzim melarutkan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga protein dan membentuk lubang-lubang kecil pada membran basal; 5) Sel endotel mulai berproliferasi dan bermigrasi melalui lubang-lubang menuju jaringan yang rusak ; 6) Molekul adhesi atau integrin berfungsi sebagai kait membantu pembuluh darah yang baru; 7) Enzim-enzim misal MMP diproduksi untuk menghancurkan jaringan didepan ujung pembuluh darah baru; 8) Sel-sel endotel yang baru menggulung membentuk pembuluh darah baru; 9) Setiap pembuluh darah saling berhubungan supaya darah dapat bersirkulasi; 10) Pembuluh darah baru mengalami stabilisasi dengan bantuan sel-sel otot yang menunjang struktur pembuluh (Kresno, 2011). 2.6.2 Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) VEGF (Vascular endothelial growth factor) adalah suatu protein yang berukuran 34- 42 kDa, memiliki kemampuan mitogenesis vaskulogenesis dan angiogenesis (pertumbuhan pembuluh darah dari vaskuler yang sudah ada sebelumnnya). Angiogenesis merupakan proses yang sangat kompleks, diregulasi secara ketat oleh beberapa faktor proagiogenik (VEGF) dan faktor antiangiogenik (Ellis, 2005). VEGF merupakan regulator vaskulogenesisis maupun angiogenesis. Sebagian besar jenis sel kanker mengekspresikan VEGF, seringkali dengan kadar tinggi. Hal ini sejalan dengan bukti-bukti yang menyatakan bahwa VEGF mudah mengalami perubahan genetik maupun epigenetik. VEGF bersirkulasi memberikan sinyal melalui reseptor VEGFr-2, reseptor yang memediasi sprouting angi ogenesis. Adanya temuan bahwa banyak jenis kanker, termasuk kanker hematologik, mengekspresikan VEGFr (khususnya Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga VEGFr-1) dan sekaligus memproduksi VEGF mengindikasikan bahwa VEGF dapat bertindak sebagai faktor pertumbuhan autocrine bagi sel kanker (Kresno, 2011). VEGF merupakan famili faktor-faktor pertumbuhan yang terlibat dalam angiogenesis. VEGF mengikat ke tiga reseptor tirosin k inase yaitu; VEGFr-1, VEGFr-2, VEGr-3 yang muncul pada sel-sel endotelial, peristiwa pengikatan ini memicu proliferasi sel endotelial (Reuben et al., 2011). Peningkatan VEGF dapat diinduksi oleh berbagai faktor lingkungan mikro atau faktor epigenetik, misal hipoksia, sitokin, faktor pertumbuhan dan khemokin, maupun kelainan genetik, misalnya mutasi gen p53. PTEN dan aktivasi onkogen (diantaranya ras, EGFR dan her-2). Pengikatan VEGF pada VEGFR mengaktifkan kaskade sinyal intraseluler yang berakibat peningkatan permeabilitas vaskuler, proliferasi, survival, migrasi dan mobilisasi, dalam hal ini sel-sel progenitor endotel (Mendelsohn et al., 2008). Ekspresi VEGF dapat diperiksa melalui reaksi komplek antigenantibodi dengan pemeriksaan imunohistokimia metode streptavidin-biotin . 2.7 Benzopirene Benzopirene (B(a)P) adalah senyawa polisiklik hidrokarbon aromatis (PAH), dengan rumus kimia C 20 H 12 memiliki efek mutagenik yang terdapat pada batu bara, minyak bumi, asap rokok, gas buangan motor dan makanan yang dipanggang atau diasap. Benzopirene berupa kristal kuning, berbentuk jarum, massa molekul : 252,3 dengan titik lebur 179-179,3oC. Benzopirene adalah salah satu senyawa yang paling banyak diteliti karena sangat Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga karsinogenik (Guo et al ., 2002). Benzopirene menghasilkan senyawa metabolit genotoksik BP-7,8 diol- 9,10-oxide. Senyawa genotoksik umumnya diklasifikasikan berdasarkan susunan kimiawi, terbagi menjadi dua kategori yaitu pertama senyawa yang secara langsung bersifat genotoksik dan kedua senyawa yang metabolitnya bersifat genotoksik akibat proses biotransformasi, bisa bersifat pro-mutagen atau secara langsung bersifat mutagen. Kerja langsung agen genotoksik sering memiliki perangkat elektrofilik dan kemudian bereaksi dengan molekul nukleofilik seperti DNA. Genotoksik tak langsung mempunyai mekanisme melalui aktivasi enzimatik atau biotransformasi. Sering bersifat lipofilik kemudian sel merubah mereka menjadi produk larut air. Efek samping konversi ini dihasilkan elektrofilik yang dapat beeaksi dengan beberapa nukleofilik yang ada yaitu protein, DNA dan RNA, di sinilah awal terjadinya mutasi genetik (Walum et al., 2000). Benzopirene merupakan bahan pro-karsinogenik yang akan menjadi karsinogen jika terbentuk senyawa proximate c arcinogen dan ultimate carcinogen dengan adanya aktivitas enzimatik. Pada tahap awal, B(a)P di dalam sel mengalami reaksi epoksidasi pada posisi 7,8 oleh Mixed Function Oxidase (MFO) yang mengandung bentuk sitokrom p-450 berlokasi pada membran retikulum endoplasma dan DNA inti sel. Senyawa 7,8 arenoksida B(a)P akan diubah menjadi senyawa non toksik jika menjadi 7-hidroksil B(a)P melalui reaksi non enzimatik. Senyawa 7,8 arenoksida B(a)P akan menjadi karsinogen dikatalis oleh enzim epoksida hidrolase menjadi 7,8 diol, lalu dioksidasi oleh enzim monooksigenase membentuk ultimate carcinogen Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga yaitu 7,8 diol - 9,10 oxide yang merupakan senyawa yang sangat reaktif. Mekanisme onkogenesis yang merupakan proses perubahan proto-oncogene menjadi oncogene terjadi dengan cara mengikat basa guanin DNA sehingga terjadi gannguan replikasi DNA mengakibatkan terjadi pertumbuhan kanker (Guo et al., 2002). Produk-produk metabolik benzopirene meliputi epoxide intermediates, dihydrodiols, phenols, quinines dan kombinasi dari produk-produk tersebut. Benzo (a) pyrene-7,8-hydrodiol-9,10-epoxide adalah toxicant utama benzopirene dan merupakan electrophilic epoxide yang diproduksi setelah proses epoksidasi dua langkah (enzim cytochrome P450 dan epoxide hydrolase). Benzo (a) pyrene-7,8-hydrodiol-9,10-epoxide adalah sebuah epoxide electrophilic dan terbukti sangat mutagenik (Vidmar et al., 2004). Benzopirene diserap melalui rute pemaparan oral, inhalasi dan dermal. Absorbsi dari saluran gastrointestinal mencit dan kucing ditingkatkan ketika dilarutkan dalam media yang memiliki sifat lipophilic dan hydrophilic (Faust et al.,1994). Benzopirene dimetabolisasi pada awalnya oleh sitokrom mikrosomal P450 sistem monooxygenase ke beberapa arene ox ides, yang bisa tersusun kembali secara spontan ke fenol, mengalami hidrasi ke trans-dihydrodiols, atau bereaksi secara kovalen dengan glutathione-S-transferases. Salah satu metabolik phenolic,6-hydroxybenzo (a) pyrene, dioksidasi menjadi 1,6- 3,6atau 6,12-quinones. Phenols, quinones dan dihydrodiols bisa didetoksifikasi dengan konjugasi ke glucuronides dan sulfate e sters dan quinones bisa juga Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga membentuk glutathione c onjugate. Selain konjugasi, dihydrodiol ini mengalami metabolisme oksidatif. Benzo (a) pyrene 7,8-dihydrodiol sebagian dioksidasi menjadi 7,8-diol-9,10-epoxide, senyawa yang dianggap sebagai metabolit karsinogenik utama Benzopirene (Faust et al.,1994). Chemical Formula : C 20 H 12 Chemical Structure : Gambar 2.3 Struktur Kimia Benzopirene (Vidmar et al., 2004) Reaksi benzopirene setelah dipaparkan pada mencit seperti di bawah ini : Gambar 2.4 Reaksi aromatik hidrosilasi dan epoksidasi (Sudiana, 2008) Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 2.8 Punica granatum L (Delima) 2.8.1 Klasifikasi, Nama Lain Komposisi Delima (National Plant Data Centre, 2000) Klasifikasi delima adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Mytales Famili : Lythraceae Genus : Punica Spesies : P. granatum L Delima memiliki sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana buah berasal. Beberapa nama untuk delima adalah : Inggris : Wild pomegranata Sumatera : Glima (Aceh), Glimau mekah (Gayo), Dalimo (Batak), Delima (Melayu) Jawa : Dlima (Jawa Tengah) Dhalima (Madura) Nusa Tenggara : Jeliman (Sasak), Talima (Bima), Dila daelak (Roti), Lekokae (Timor). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Gambar 2.5 Punica granatum L (Delima) (National Plant Data Center, 2000) Ada 3 jenis delima yaitu; delima merah, delima putih dan delima hitam, buahnya berwarna ungu tua yang sering dipakai sebagai penelitian adalah delima merah. Delima merah kaya dengan kandungan anthocyanin (pelargonidin dan c yanidins) dan merupakan antioksidan. Anthocyanin dijumpai pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna biru, ungu dan merah (Seeram et al.,2005). Jus delima merah memiliki antioksidan, antiinflamasi yang kuat dan bersifat kemopreventif dan kemoterapi pada sel kanker prostat, kanker usus besar secara invitro. Sifat antioksidan (menyumbang 92%), sifat antioksidan yang kuat bersifat kemopreventif dan kemoterapi ( Seeram et al.,2005; Malik et al.,2005). 2.8.2 Bahan Aktif Delima (PGL) Berbagai kandungan fitokimia telah berhasil diidentifikasi dari bagian tanaman delima. Kelompok utama fitokimia delima adalah polyphenol yang banyak ditemukan pada buahnya. Polyphenol delima terdiri dari flavonoids (flavonols, flavanols dan ant hocyanins), hydrolyzable t annins (ellagitannins dan gallotannins) dan condensed tannins (proanthocyanidins). Fitokimia lain Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga yang ditemukan pada delima adalah organic dan phenolic a cid, sterols dan triterpenoids, fatty acids, triglycerides dan alkaloids (Seeram et al., 2006). Hydrolyzable tannins (HTs) sebagai bagian utama polyphenol dalam jus delima memiliki aktivitas antioksidan sebesar 92% (Gil et al ., 2000). Punicalagin merupakan bagian HTs paling dominan, bertanggungjawab terhadap hampir separuh dari aktivitas antioksidan jus delima, daun, batang dan buah delima mengandung lebih dari 18 struktur HTs (Seeram et al ., 2006). Flavonoid yang terkandung dalam delima telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan dengan melindungi membran sel dari pengaruh radikal bebas. Senyawa yang termasuk flavonoid, yaitu lutheolin, quarcetin dan kaempferol banyak ditemukan pada kulit delima, sedangkan anthocyanidins banyak ditemukan pada bijinya (Seeram, et al., 2006). Punicalagin, merupakan salah satu senyawa ellagitannins yang banyak ditemukan pada selaput buah dan batang delima. Punicalagin yang terkandung dalam jus delima memiliki aktivitas antioksidan hingga 89%. Walaupun tidak dapat langsung diabsorbsi oleh tubuh karena ukurannya yang besar, punicalagin akan mengalami hidrolisis di dalam usus sebelum diabsorbsi. Proses hidrolisis yang ditandai dengan pembentukan ellagic acid akan menyebabkan konsentrasi ellagic ac id yang stabil dalam hingga lebih dari 6 jam setelah pemberian (Seeram et al., 2006). Ellagic acid yang terbentuk akan dimetabolisme menjadi urolithin sekitar 12 jam setelah diabsorbsi dan urolithin dapat dideteksi dalam darah dan urin Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga hingga 48 jam setelah pemberian dosis tunggal. Ekstrak buah delima dan jus delima memiliki metabolisme dan bioavailabilitas yang sama. Kandungan ellagic ac id di dalam produk yang berasal dari delima digunakan sebagai standart untuk menjamin bahwa produk tersebut mengandung ekstrak buah delima yang asli.Standart ellagic ac id yang banyak digunakan dan optimal untuk terapi adalah standarisasi 40% ellagic ac id (Jurenka, 2008; Zhang et al., 2009). Ellagic acid, suatu soluable polyphenol, telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi dan dapat mencegah destruksi gen p53 oleh sel kanker. Ellagic acid dapat berikatan dengan sel kanker dan membentuk suatu molekul kompleks, sehingga sel kanker menjadi inaktif. (Seeram et al., 2005). Gambar 2.6 Struktur Kimia Punicalagin (a) dan Ellagic Acid (b) (Seeram et al., 2005) Ellagic acid merupakan inhibitor yang cukup potensial terhadap tyrosine protein k inase, suatu molekul yang memiliki aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan virus tertentu untuk mentransformasi sel normal menjadi sel kanker. Selain memiliki aktivitas kemoprotektif terhadap berbagai bahan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga kimia yang mampu menginduksi kanker, ellagic acid juga memiliki aktivitas anti bakteri dan antiviral. Fungsi lain dari ellagic acid adalah sebagai bahan yang mampu melindungi kerusakan sel karena radikal bebas. Kemampuan ini akan secara sinergis mengalami peningkatan apabila dikombinasi dengan komposisi lain buah delima yang juga merupakan antioksidan yang cukup kuat, yaitu anthocyanidin (Seeram et al., 2005; Lansky and Newman, 2007). Anthocyanidins (pelargonidin dan c yanidins) merupakan antioksidan yang telah terbukti dapat membantu memperbaiki fungsi pembuluh darah baik pada manusia maupun hewan. Anthocyanidin banyak dijumpai pada buah-buahan dan sayuran yang berwarma biru, ungu dan merah seperti blueberries, blackberries, plum, cranberries, raspberries, strawberries, delima, bayam merah dan kol merah. Anthocyanidin dapat ditemukan dalam cairan sel (tidak seperti klorofil dan carotene yang menempel pada membran sel). Warna pigmen dapat berubah-ubah sesuai dengan pH dari cairan sel. Cairan sel yang sedikit asam akan membuat pigmen berwarna ungu. Anthocyodin dapat dimanfaatkan untuk proses pembuatan makanan yang menghindari pemakaian zat aditif sintetis (Seeram et al., 2006). Empat kandungan kimia dalam buah delima merah (PGL), yaitu ellagic acid, caffeic acid, luteolin dan punicid acid secara individual menunjukkan aktivitas anti kanker pada sel kanker prostat secara invitro. Namun bila dikombinasikan, keempatnya menunjukkan aktivitas yang berlipat ganda (Seeram et al., 2006). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Delima (PGL) telah dikenal sejak lama di seluruh dunia karena memiliki manfaat yang sangat luas bagi kesehatan. Secara garis besar, aktivitas yang dimiliki oleh delima adalah sebagai antioksidan, antiinflamasi dan antikanker. 2.8.3 Aktivitas Delima (PGL) sebagai Antikanker, Antioksidan, dan Antiinflamasi Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa buah delima (PGL) memiliki kandungan fitofarmaka yang memiliki nilai pengobatan tinggi yang dapat dilmanfaatkan untuk memperkaya kasanah bahan obat. Pohon dan buah delima dapat dibagi menjadi beberapa kompartmen anatomi, seperti biji, sari buah, kulit, dan bunga, batang dan akar, di mana kandungan masing-masing bagian memiliki aktivitas farmakologi yang berbeda (Lansky and Nawman, 2007; Jurenka, 2008). Berbagai penelitian terhadap manfaat delima terhadap berbagai penyakit adalah : 2.8.3.1 Aktivitas Antikanker Kanker berkembang ketika keseimbangan antara proliferasi sel dan kematian sel terganggu. Keganasan memerlukan pola terapi yang bersifat non sitotoksik pada sel normal (Lansky and Newman, 2007) Fraksi polifenol yang kaya akan flavonoid yang dimiliki delima telah terbukti memiliki aktivitas anti invasi, antieicosanoid, bersifat menstimulasi apoptosis pada sel kanker payudara dan prostat serta memiliki aktivitas anti angiogenik, baik invitro maupun invivo. Jus delima mampu menurunkan ekspresi protein COX-2 sebasar 79% bila diberikan dengan konsentrast 50 mg/L. Dengan konsentrasi Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga yang sama, tannin delima hanya mampu mengurangi sebesar 55% dan punicalagin sebesar 48% (Sartippour et al., 2008). Penelitian secara invitro terhadap cell line kanker prostat telah membuktikan bahwa ekstrak berbagai tanaman delima potensial dalam menghambat invasi dan proliferasi sel kanker prostat, menginduksi apoptosis sel kanker dan menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini juga menemukan kombinasi ekstrak buah delima yang berasal dari berbagai bagian buah lebih efektif bila dibandingkan dengan ekstrak tunggal bagian buah (Albrecht et al., 2004 ; Lansky and Newman, 2007). Penelitian tentang pengaruh delima terhadap penurunan prostate spesific antigen (PSA) juga telah dilakukan. Setelah pemberian delima, terjadi penurunan PSA hingga 27% yang disertai dengan penurunan proses proliferasi sel serta peningkatan jumlah sel kanker yang mengalami apoptosis. Hasil ini mengindikasikan bahwa delima memiliki aktivitas antiproliferasi, antiinflamasi, antioksidan dan pro apoptosis pada sel kanker (Pantuck et al., 2006). Penelitian lain juga membuktikan bahwa delima dapat menghambat angiogenesis melalui regulasi terhadap vascular e ndothelial gr owth f actor (VEGF) pada kanker payudara, hal ini disebabkan karena produksi faktor angiogenik tersebut diregulasi oleh NF-kB (Seeram et al., 2006). Konsumsi oral delima dalm bentuk ekstrak dapat menghambat penggandaan kanker paru-paru pada mencit yang diinduksi benzopirene. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Ekstrak delima mendownregulasi aktivasi MAPK, NF-kB, P13K/Akt serta menurunkan proliferasi sel dan angiogenesis (Khan et al., 2007). Pada penelitian secara invitro pada kanker prostat ekstrak buah delima dapat menghambat invasi sel kanker prostat, anti proliferasi, menginduksi apoptosis dan menghambat pertumbuhan kanker (Jurenka., 2008). Delima (PGL) memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi bila dibandingkan dengan tanaman lainnya, contohnya red wine, jus blueberry, jus jeruk dan t eh hijau (Azadzoi and Siroky, 2009). Perbedaan aktivitas tersebut diduga disebabkan oleh komposisi kandungan senyawa polyphenol yang berbeda. Ekstrak buah delima (PGL) menghambat pertumbuhan sel dan menginduksi terjadinya apoptosis pada sel PC3 karsinoma prostat pada manusia yang sangat agresif (Bell and Hawthorne, 2008). Penelitian invitro terhadap cell line kanker prostat telah membuktikan bahwa ekstrak berbagai bagian tanaman delima (PGL) potensial dalam menghambat invasi dan proliferasi sel kanker prostat, mengganggu siklus sel, menginduksi apoptosis sel kanker dan menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini juga menemukan bahwa kombinasi ekstrak delima yang berasal dari berbagai bagian buah lebih efektif bila dibandingkan dengan ekstrak tunggal bagian buah (Albrecht et al., 2004; Lansky and Newman, 2005). Whole ekstrak delima (PGL) yang dilakukan penelitian pada sel line HaCaT, dengan dosis 0,1% dapat menstimulasi peningkatan IFN-γ (Thongrakard, 2010). Punica granatum ekstrak ethanol yang diberikan secara Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga oral pada mencit dengan dosis 75 mg/kg/bb/hari selama 10 hari menunjukkan hasil yang paling efektif sebagai anti mutagenic dan menghambat perkembangan kanker (Valadares et al., 2010). Empat kandungan kimia dalam buah delima, yaitu ellagic ac id, caffeic acid, luteolin dan punicid ac id secara individual menunjukkan aktivitas antikanker pada sel kanker prostat. Namun bila dikombinasikan, keempatnya menunjukkan aktivitas berlipat ganda (Seeram et al., 2006). Penelitian ini juga membuktikan bahwa delima dapat menghambat angiogenesis melalui regulasi terhadap vascular e ndhothelial gr owth f actor (VEGF) pada kanker payudara (Tio et al ., 2003). Hal ini disebabkan karena produksi faktor angiogenik tersebut diregulasi oleh NF-kB (Seeram et al ., 2006). Ellagic ac id salah satu komponen buah delima (PGL) masuk ke dalam sel kanker melalui reseptor estrogen subtype ERα dan ERβ, ERα dan ERβ termsuk reseptor inti sel, memidiasi/mengikat sebagai homodimer atau heterodimer secara langsungke inti sel (Papoutsi et al., 2005). Ellagic acid menunjukkan sifat antioksidan, antiproliferatif, kemopreventif pada berbagai jaringan dan sel kanker pada, payudara, kolon, prostat, paru-paru, liver, leukemia. Ellagic a cid mengeluarkan efeknya melalui aktivasi berbagai jalur khusus misalnya; apoptosis, perlindungan terhdap kerusakn DNA, oksidtif atau oksidasi LDL, perubahan ekspresi faktor pertumbuhn dan juga melalui ekspresi p53, NF-kB dan gen-gen responsif famili PPAR (Papoutsi et al., 2005). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Ellagic ac id pada penelitian menggunakan cell line MDA-MB-23 menunjukkan fungsi sebagai anti proliferatif menurunkan ekspresi BCL-xl begitu juga dengan menggunakan cell line MCF-7 (human breast cancer) berfungsi sebagai anti proliferatif (Kim et al., 2009). Polyphenol dari jus delima yang difermentasi menunjukkan efek anti kanker Terhadap sel-sel payudara manusia secara invitro. Ellagic acid salah satu konstituen jus delima dan minyak biji dilaporkan bekerja melawan kanker kulit, pankreas, payudara, prostat, kolon, usus, kandung kemih (Sai Prakash and Indra Prakash, 2011). Polyphenol merupakan salah satu komponen buah delima (PGL) dilaporkan mempunyai kemampuan antikanker serta dapat menstimulasi IFNγ, menghambat MAPK (Suryanto, 2007). Polyphenol masuk ke dalam sel kanker melalui reseptor laminin sebagai media pada proses apoptosis dengan menstimulasi TRAIL. Reseptor laminin masuk ke sel kanker dan berikatan dengan sel kanker melalui jalur fas- ligand (Burlado et al., 2010). Penelitian yang terfokus pada interaksi aktivitas antiproliferasi caffeic acid, 3,4-dihydrophenylacetic acid (PAA), syringe acid, protocatechuic acid dan ferulic ac id pada T47D cell line kanker payudara manusia dengan konsentrasi yang sama atau sedikit lebih rendah daripada yang diharapkan dapat dikonsumsi secara normal. Hasil yang diperoleh juga mengindikasikan bahwa phenolic acid yang dimiliki oleh delima mampu menghambat pertumbuhan sel kanker secara invitro (Kim et al., 2002). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Luteolin merupakan flavonoid, flavonoid berkontribusi terhadap efek protektif terhadap terjadinya kanker. Flavonoid berfungsi sebagai scavenger radikal bebas melindungi organisme dari spesies oksigen reaktif (ROS), dari kasinogenik. Flavonoid terbukti menunjukkan kapasitas antiinflamasi, karena terjadiny kanker berhubungan dengan proses inflamasi (Seelinger et al ., 2008). Luteolin masuk ke dalam sel kanker melalui reseptor erostgen (Papoutsi et al., 2005). Punicid ac id pada buah delima (PGL) menghambat sel kanker melalui reseptor estrogen (Hoang et al., 2010). Caffeid acid pada buah delima (PGL) sebagai antikanker melalui reseptor estrogen (Burlando, 2010). Reseptor estrogen termasuk superfamili reseptor inti, memediasi efek-efek estrogen dengan mengikat sebagai homodimer atau heterodimer secara langsung ke DNA dan menunjukkan aktivitas estrogenik / antiestrogenik, berperan protektif terhadap kanker (estrogen ERβ), punicid acid dan caffeid acid dari delima memodulasi Erα Sebagai antagonis dari kerja estrogen ERβ dan merupakan ligan Erα dn ERβ (Papoutsi et al., 2005). 2.8.3.2 Aktivitas Antioksidan Delima memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi bila dibandingkan dengan tanaman lainnya, contohnya red wine, jus bluberry, jus jeruk dan teh hijau. Perbedaan aktivitas komposisi kandungan senyawa polyphenol yang berbeda (Azadzoi and Siroky, 2009). Seluruh bagian tanaman delima mengandung polyphenol dan memiliki aktivitas anti oksidan. Bagian tanaman yang pling potensial digunakan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga sebagai antioksidan adalah kulit, batang dan kulit batang. Pada buah delima, membran buah yang mengandung banyak tannins dan anthocyanins memiliki aktivitas anti oksidan paling tinggi. Gallic ac id, tannins dan anthocyanins yang terkandung dalam delima dapat bertindak sebagai scavenger dan chelating agent (Seeram et al., 2006). Pomegranate pul p j uice (PPJ) pada manusia telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada jus apel. Dengan menggunakan teknik atau metode ferric reducing/antioxidant power (FRAP), telah terbukti bahwa konsumsi 250 ml PPJ setiap hari selama 4 minggu dapat memberikan efek yang baik pada individu yang telah berumur dan meningkatkan kapasitas antioksidan plasma dari 1,33 mmol menjadi 1,46 mmol (Gil et al., 2008). 2.8.3.3 Aktivitas Antiinflamasi Senyawa yang terkandung dalam delima telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi dan antikanker. Aktivitas tersebut disebabkn karena pengaruh delima terhadap NF-kB, cyclooxygenase (COX) dan lipoxygense (LOX) yang terlibat dalam proses tersebut. Nuclear f actor k appa B (NF-kB) merupakan faktor transkripsi yang akan teraktivasi sebagai respons terhadap karsinogen. Delima telah terbukti memiliki aktivitas menghambat aktivasi NF-kB yang terlibat dalam proses perkembangan berbagai jenis kanker. Delima juga menghambat aktivitas COX-2, yaitu enzim yang terinduksi oleh aktivitas agen mitogenik atau inflamatorik (Seeram et al., 2006). Minyak biji delima terbukti menghambat cyclooxygense dan enzim lypoxygenase secara invitro. Cyclooxygense, enzim utama dalam konversi Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga asam atachidonic menjadi leukotrine mediator inflamasi. Studi secara invitro delima (PFE) memiliki efek inhibitor signifikan terhadap MMPs pada penderita osteorthritis (Jurenka, 2008). Berdasarkan uraian di atas diharapkan bahwa ekstrak buah delima dapat dimanfaatkan sebagai agen antikanker pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM), hal ini di landasi bahwa ekstrak buah delima mempunyai aktivitas antikanker pada kanker lain dan juga mempunyai komponen bahan aktif lebih banyak sebagai antikanker dibanding ekstrak buah mahkota dewa, yang hanya ada pada polyphenol saja. Disisi lain, ekstrak buah delima telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antiangiogenesis. 2.9 Phaleria Macrocarpa (Mahkota Dewa) Adalah salah satu tanaman obat tradisional Indonesia, sebagai obat anti kanker yang sudah di jual di pasar. Obat anti kanker ekstrak biji mahkota dewa di jual oleh PT Mahkota Dewa Jakarta, dalam penelitian ini dipakai sebagai kontrol. Kandungan zat aktif biji mahkota dewa antara ; alkaloid, terpenoid, saponin, polyphenol. Polyphenol dapat menghambat pertumbuhan kanker pada leukemia L1210 dan menginduksi apoptosis. Polyphenol juga dapat menstimulasi produksi IFN-γ, yang penting dalam memacu aktivitas CTL dan sel NK, mempunyai potensi sitostattika dan imunostimulator, dilaporkan juga dapat menghambat aktivasi NF-k B (Suryanto, 2007). Mahkota Dewa termasuk dalam famili Thymelaeaceae, memiliki aktifitas antimikroba, hal ini berkaitan dengan toksisitas tanaman yang cukup tinggi dan harus hati-hati dalam penggunaan dosis. Senyawa polyphenol mempunyai Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga efek memblok reseptor growth factor, menginhibisi MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase), mahkota dewa cukup bermakna untuk meningkatkan indeks apoptosis peningkatan dosis diikuti kenaikan indeks apoptosis karena kandungan polyphenol yang tinggi (Suryanto, 2007). Ekstrak biji mahkota dewa menunjukkan efek antiproliferasi terhadap sel kanker HM3KO dengan Ica 19.95 kurang lebih 3,57 ug/ml. sehingga dapat dijadikan sebagai agen kemopreventif terhadap kanker (Kintoko et al., 2007). Ekstrak biji mahkota dewa dosis 250 ug/ml dan 500ug/ml dapat menaikkan ekspresi protein p53 secara bermakna dibanding dengan kelompok kontrol (Wahyuningsih, 2006). Penelitian efek ekstrak etanol biji mahkota dewa pada cell line ca kolon bersifat sitotoksi melalui peningkatan caspase-3, peningkatan dosis menyebabkan peningkatan ekspresi caspase-3 aktif (Widyasari et al., 2011). 2.10 Imunohistokimia Imunohistokimia adalah suatu pemeriksaan imunologik dengan menggunakan antibodi sebagai probe yang sifatnya spesifik bertujuan untuk mendeteksi suatu antigen dan letaknya didalam jaringan biopsi (Rantam, 2003). Imunohistokima dapat digunakan untuk mendeteksi antigen pada sel yang terfiksasi dengan menggunakan monoklonal antibodi apabila tidak terdenaturasi walaupun dalam konsentrasi rendah, antigen tetap dapat berikatan dengan antibodi. Prinsip metode ini adalah perpaduan antara reaksi imunologi dan kimiawi yaitu reaksi antigen-antibodi dan reaksi antara enzym dan substrat. Antibodi yang digunakan adalah spesifik untuk antigen tersebut Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga dan dilabel dengan enzim. Enzim yang dapat digunakan untuk melabel adalah peroksidase (tehnik peroksidase-anti pe roksidase / PAP), alkali fosfatase (tehnik alkali fosfatase-anti alkali fosfatase /APAAP) dan β-galaktosidase. Reaksi enzimatik ditandai dengam indikator warna atau kromogen, yaitu naftol yang berwarna biru dan DAB (3,3 diaminobenzidine) yang berwarna kecoklatan (Rantam, 2003; Sudiana 2005). Prinsip dasar pemeriksaan imunohistokimia sama dengan imunofluoresensi berdasarkan ikatan antigen antibodi yang dapat dideteksi apabila antibodi yang mengikat telah diberi label. Pada imunohistokimia labelisasi menggunakan aktifitas enzim, yang akan menghasilkan warna setelah diberi tambahan kromogen. Warna akan tampak pada daerah kompleks enzim antibodi di dalam jaringan yang terlihat dengan pemeriksaan mikroskop cahaya. Pemeriksaan imunohistokimia dapat dilakukan dengan berbagai tehnik pewarnaan antara lain metode peroksidase anti p eroksidase, avidin bi otin, kompleks dan streptavidin biotin. Metode peroksidase ant i peroksidase (PAP) merupakan varian dari metode uji imunoperoksidase dimana prinsip kerjanya sama dengan pemeriksaan imunofluoresen. Hanya pada uji imunohistokimia pemberian antibodi berlabel enzim tidak secara langsung dimana antibodi yang terikat terdeteksi melalui labeled antiglobulin. Teknik imunoperoksidase lebih menguntungkan dibanding imunofluoresen karena pembacaan menggunakan mikroskop medan gelap. Sedian tercat sedemikian rupa sehingga hubungan struktur jaringan atau sel lebih mudah diamati Keuntungan lain sediaan yang sudah jadi dapat disimpan secara Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga permanen dan dapat diadaptasikan untuk pemeriksaan mikroskop elektron (Wasito, 2001). Prosedur pemeriksaan avidin-biotin didasarkan ikatan avinitas avidin biotin. Biotin dapat dilekatkan secara kimia dengan antibodi primer menghasilkan senyawa blotnilated yang ditambahkan pada irisan jaringan akan menunjukkan tempat antigen pada jaringan. Uji avidin-biotin mempunyai reaktan dengan afinitas yang lebih tinggi dan memberikan peningkatan sensitivitas yang cukup tinggi dibandingkan PAP. Metode streptavidin biotin banyak digunakan dalam bidang imunologi, karena berbagai kelebihan antara lain biotin yang mudah berikatan dengan berbagai protein dan ikatan yang amat kuat antara streptavidin dengan biotin. Keuntungan lain adalah dapat mengeliminasi ikatan lain yang non spesifik, sehingga tidak terjadi berbagai reaksi non spesifik yang sering terjadi pada ikatan dengan avidin. Oleh karena itu streptavidin biotin dianggap lebih bagus bila dibandingkan dengan avidin biotin kompleks, karena streptavidin mempunyai kemampuan mengikat biotin lebih banyak dan sangat kuat, sehingga hasil pewarnaan menjadi lebih jelas. Streptavidin bi otin juga menguntungkan dibanding PAP, karena menggunakan reagen pelabel yaitu conjugated s treptavidin enzyme sebagai ganti PAP kompleks yang berbeda untuk setiap sistem organ (Wasito, 2001). Pemeriksaan metode imunohistokimia dibagi 2 macam yaitu, metode langsung apabila antibodi monoklonal yang digunakan untuk mendeteksi suatu marker pada sel langsung dilabel dengan enzym dan metode tak Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga langsung bila antibodi monoklonal tidak dilabel dengan enzim, tetapi dengan antibodi sekunder yang dilabel enzim atau menggunakan bahan perantara seperti biotin-streptavidin atau biotin-avidin (Rantam, 2003; Sudiana, 2005). 2.11 Tunnel Assay Tunnel assay adalah salah satu metode pemeriksaan sel apoptosis yang spesifik di mana teknik ini mampu mendeteksi putusnya rantai tunggal dan rantai ganda DNA yang berhubungan dengan apoptosis. Rantai DNA yang putus dideteksi secara enzimatis melalui labelling terhadap gugus 3-OH, fragmen DNA dilabel dengan digoxigenin-nucleotide yang kemudian diikat oleh anti-digoxigenin antibody. Ikatan konjugat pe roxidase antibody secara enzimatik akan membentuk warna dari substrat kromogenik yang permanent, jelas dan terlokalisir sehingga menjadi deteksi apoptosis yang sensitive pada sel. Sehingga dapat dibedakan antara sel nekrosis dengan apoptosis melalui deteksi pemutusan rantai DNA dan kondensasi kromatin yang berhubungan dengan apoptosis. Pada nekrosis juga terjadi putusnya rantai DNA dan tidak menutup kemungkinan terbentuknya gugus 3-OH, tetapi gugus ini tidak terbentuk sebanyak pada sel apoptosis, sehingga andaikata cacat sekalipun akan membentuk warna yang sangat terang atau sangat muda, sehingga untuk membedakan adalah dengan terdapatnya pewarnaan fokal in situ di dalam apoptotic nuclei dan apoptotic bodies, demikian pula dengan sel yang sedang membelah juga tidak menghasilkan gugus 3-OH dalam jumlah besar sehingga tidak tercat. Reagen ini dapat menyambung ujung 3-OH secara in situ dengan nukleotida yang dilabel dan tidak dilabel secara kimia. Nukleotida yang Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga terkandung dalam reaction buffer disambung dengan ujung 3-OH dari DNA secara enzimatis dengan bantuan enzim TDT (Terminal de oxynucleotidyl transferase) yang berfungsi sebagai katalisator reaksi penyambungan trifosfat nukleotida ke ujung 3-OH. Pelabelan nukleotida dengan digoxigenin secara acak bertujuan untuk memicu ikatan antibody anti digoxigenin dengan digoxigenin. Fragmen DNA yang telah disambung dengan nukleotida yang dilabel digoxigenin diikat anti digoxigenin p eroksidase c onjugate sehingga dengan penambahan substrat kromogenin pada sel yang mengandung ujung 3-OH akan berwarna hijau flouresens dengan penambahan mikroskop fluoresens (Spector et al., 1998). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Delima (PGL) R. Estrogen R. Laminin Wild p53 ↑ Fas-ligand PLC p21 ↑ PI2P Bax ↑ FADD PI3P Bcl-2 CDK Cytocrom-C Kaskadekaspase ↑ Ca2+ Apaf-1 ↑ DNA-se ↑ Phospholipase A2 KaskadeKaspase ↑ ER Siklus sel berhenti Phosphootydil Colin Lisophosphotydil C DNA-se ↑ Asam Arakidonat Apoptosis Cox-2 Prostaglandin Angiopoitin VEGF Angiogenesis↓ yang diteliti tidak diteliti menghambat Gambar 3.1 Kerangka Konsep. 60 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 3.2 Penjelasan Kerangka Konsep Transformasi sel pada hewan percobaan dapat diperoleh dengan melakukan paparan benzopirene 0,04 mg/0,04 ml olium ol ivarum pada mukosa bukal rongga mulut mencit sebelah kanan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Benzopirene menghasilkan metabolit reaktif BP-7,8-dihydrodiol 9,10-epoxide yang akan berikatan secara kovalen dengan DNA pada sel dari mencit sehingga terjadi mutasi. Gen yang mengalami mutasi mempunyai kemampuan proliferasi dan diferensiasi yang sangat tinggi. Gen yang mengalami mutasi khususnya gen-gen yang mengkode protein yang berperan pada pengaturan siklus pembelahan sel (kelompok protooncogene dan kelompok tumor supressor gene). Kelompok protooncogene, gen Bcl-2 mengkode protein yang berperan sebagai anti apoptosis, dimana protein bekerja untuk menekan fungsi protein Bax pada membram mitokondria. Jika terjadi mutasi pada Bcl-2, maka Bcl-2 akan overaktif sehingga protein Bax tidak berfungsi. Adanya aktivasi dari Bcl-2 maka apoptosis tidak akan terjadi. Kelompok tumor s uppressor ge ne suatu protein yang berperan sebagai faktor pengendalian pertumbuhan sel, termasuk kelompok dari protein ini antara lain protein 53 (p53) yang dikode oleh gen p53 (P53). Wild p53 dapat bekerja di dalam inti sel, khususnya pada proses pengendalian siklus pembelahan sel, sebagai faktor traskripsi terhadap pembentukan p21 yang akan menghambat semua CDK dan mempunyai peran dalam pengaturan kematian sel (apotosis). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Ekstrak buah delima (PGL) terstandar masuk ke dalam sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa melalui reseptor estrogen mengaktifkan wild p53, wild p53 memicu faktor transkripsi terhadap p21, p21 yang disentesis akan menekan semua CDK dan siklus pembelahan sel berhenti. Saat siklus sel berhenti, wild p53 akan memicu Bax, protein Bax (pro apoptosis) akan menekan Bcl-2 (antiapoptosis) pada membran mitokondria, sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran dari mitokondria. Perubahan ini mengakibatkan terjadi pelepasan cytochrome-c ke sitosol. Di sitosol cytochrome-c akan mengaktivasi Apaf -1 yang selanjutnya akan mengaktivasi kaskade-kaspase. Kaspase yang aktif akan mengaktifkan DNA-se, kemudian DNA-se yang aktif menembus membran inti dan merusak / frragmentasi DNA yang mengalami mutasi / cacat dan akhirnya sel dengan DNA yang mengalami mutasi akan mengalami kematian (apoptosis). Ekstrak buah delima (PGL) terstandar akan masuk ke dalam sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa rongga mulut mencit melalui reseptor laminin, terjadi ikatan fas-ligand antara sel yang mengalami transformasi dengan ekstrak buah delima (PGL) terstandar. Adanya ikatan fas-ligand menimbulkan sinyal transduksi ke dalam sitosol pada sel yang mengalami transformasi, sehingga di dalam sitosol terjadi aktivasi suatu protein yang disebut Fas-Associated Protein Death Domain (FADD). FADD kemudian mengaktivasi kaskade-kaspase, kaskade-kaspase yang aktif, mengaktifkan DNA-se. DNA-se masuk kedalam inti sel yang mengalami transformasi dan merusak DNA sehingga sel mengalami apoptosis. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Aktivitas lain dari ekstrak buah delima (PGL) terstandar masuk ke dalam sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa melalui reseptor estrogen akan memicu aktivasi phaspholipase C (PLC) mengubah phosphotydil i nositol d iphosphat (PI2P) menjadi phasphotydil i nositol triphosphat (PI3P). Adanya ikatan phasphotydil i nositol triphosphat (PI3P) dengan reseptor di membram endoplasmic r eticulum menyebabkan pintu calcium di membram endoplasmic reticulum terbuka, sehingga Ca 2+ dilepas ke sitosol mengaktifkan phaspholipase A2, phaspholipase A2 memecah phasphotydil c olin menjadi lisophasphotydil c olin dan asam ar akidonat. Asam ar akadinot melalui jalur siklooksigenase / COX-2 mengeluarkan prostaglandin yang akan memicu angiopoitin mengeluarkan VEGF, VEGF merupakan faktor yang memicu pembentukan angiogenesis dan bertindak sebagai faktor pertumbuhan autocrine bagi sel kanker. Ektrak buah delima (PGL) terstandar dapat menghambat VEGF sehingga angiogenesis tidak terbentuk, tanpa angiogenesis yang merupakan fenomena kompleks dan mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan survival sel kanker. Sel kanker tidak akan bisa berkembang dan akan mengalami kematian. Kajian ini sangat penting mengingat banyak penyakit kronis yang menimbulkan kerugian bagi manusia, salah satu di antaranya adalah adalah kanker (Celik et al., 2009). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 3.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 3.3.1 Ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menurunkan ekspresi Bcl-2 pada rongga mulut mencit Strain S wiss W ebster (Balb/c) yang mengalami transformasi. 3.3.2 Ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menurunkan ekspresi VEGF pada rongga mulut mencit Strain S wiss W ebster (Balb/c) yang mengalami transformasi. 3.3.3 Ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat meningkatkan ekspresi wild p53 pada rongga mulut mencit Strain Sw iss W ebster (Balb/c) yang mengalami transformasi. 3.3.4 Ekstrak buah delima(PGL) terstandar dapat meningkatkan apoptosis pada rongga mulut mencit Strain Sw iss W ebster (Balb/c) yang mengalami transformasi . Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian true eksperimental laboratorium. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap. Sampel maupun perlakuan diusahakan dalam keadaan terkendali dan terukur sehingga pengaruh perlakuan lebih dipercaya. Pengelompokan subjek penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 K0 S OO CMC OK0 CMC/K1 OK1 EA/P1 OP1 PGL/P2 OP2 MD/P3 OP3 RA Benzopirene 1 Minggu RA 4 Minggu 4Minggu Akhir Minggu ke 9 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Keterangan : S : Subyek penelitian PGL : Punica granatum Linn (delima) E.A : Ellagic acid M.D : Mahkota Dewa R : Random 65 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga K0 : Kelompok kontrol. Mencit 6 ekor yang tidak dipapar benzopirene dan tidak diberi ekstrak buah delima. Dipapar olium olivarum (OO) 0,04 ml pada mukosa bukal di rongga mulut sebelah bukal kanan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kemudian diberi CMC-Na 0,3% per oral satu kali setiap hari selama 4 minggu. Pada akhir minggu ke 9 dibiopsi jaringan mukosa rongga mulut mencit kemudian dikorbankan. K1 : Kelompok perlakuan. Mencit 6 ekor dipapar benzopirene 0,04 mg /0,04 ml olium ol ivarum pada mukosa bukal di rongga mulut sebelah kanan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kemudian diberi CMC-Na 0,3% per oral satu kali setiap hari selama 4 minggu Pada akhir minggu ke 9 dibiopsi jaringan mukosa rongga mulut mencit kemudian dikorbankan. P1 : Kelompok perlakuan. Mencit 6 ekor dipapar benzopirene 0,04 mg /0,04 ml olium olivarum pada mukosa bukal rongga mulut sebelah kanan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kemudian diberi ellagic acid per oral. Dengan dosis 75 mg/kg/bb/hari dilarutkan dalam CMC-Na 0,3 % satu kali setiap hari selama 4 minggu. Pada akhir minggu ke 9 dibiopsi jaringan mukosa rongga mulut mencit kemudian dikorbankan. P2 : Kelompok perlakuan. Mencit 6 ekor dipapar benzopirene 0,04 mg /0,04 ml olium ol ivarum pada mukosa bukal di rongga mulut sebelah kanan setiap 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kemudian Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga diberi ekstrak buah delima (PGL) per oral. Dengan dosis 75 mg/kg/ bb/hari dilarutkan dalam CMC-Na 0,3% satu kali setiap hari selama 4 minggu. Pada akhir minggu ke 9 dibiopsi jaringan mukosa rongga mulut mencit kemudian dikorbankan. : Kelompok perlakuan. Mencit 6 ekor paparan benzopirine 0,04 mg P3 /0,04 ml olium ol ivarum pada mukosa bukal dirongga mulut sebelah kanan bawah setiap 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kemudian diberi ekstrak buah mahkota dewa per oral dengan dosis, 75 mg/kg/bb/hari dilarutkan dalam CMC-Na 0,3 % satu kali setiap hari selama 4 minggu. Pada akhir minggu ke 9 dibiopsi jaringan mukosa rongga mulut mencit kemudian dikorbankan. O0 : Observasi pada kelompok K0 OK1 : Observasi pada kelompok K1 OP1 : Observasi pada kelompok P1 OP2 : Observasi pada kelompok P2 OP3 : Observasi pada kelompok P3 4.2 Unit Eksperimental, Replikasi dan Randomisasi 4.2.1 Unit Eksperimental Unit Eksperimental adalah sel epitel skuamosa mencit mukosa bukal sebelah kanan bawah di rongga mulut mencit (Strain Swiss Webster (Balb/c) jantan, secara fisik dipilih yang sehat, umur 5 bulan, berat badan berkisar 3050 gram. Sampel diperoleh dari unit hewan percobaan Universitas Gajahmada, Yogyakarta dengan pertimbangan mencit adalah hewan coba Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga yang cocok untuk model karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) (Arumdina, 2008). 4.2.2 Replikasi Jumlah ulangan atau replikasi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan r : : jumlah replikasi Zα : 1,96 ( Bila α = 0,05 ) Zβ : 0,842 (Bila β = 0,20 ) σ : Simpangan baku kelompok kontrol (2,582) d : Selisih nilai rerata kelompok yang mengalami apoptosis antara kelompok kontrol dan perlakuan (8,00-1,20) (Arundina, 2008). f : Jumlah hewan percobaan yang droup out (failed) sebesar 20 %. Penghitungan jumlah replikasi (r) : . Berdasarkan hasil penghitungan, jumlah replikasi atau ulangan minimal, bila diperhitungkan dengan faktor koreksi, maka jumlah replikasi untuk masing-masing kelompok perlakuan adalah 6 ekor mencit. Bila terdapat 3 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol, maka dibutuhkan besar sampel 6 x 5 = 30 ekor mencit (Mus musculus) Strain Swiss Webster (Balb/c). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 4.2.3 Randomisasi Penelitian ini direncanakan menggunakan 30 ekor mencit jantan, berumur 5 bulan yang telah disapih dari induknya. Mencit diadaptasikan terlebih dahulu selama 1 minggu sebelum diberi perlakuan. Dalam masa adaptasi, seluruh mencit mendapatkan pakan dasar dan pemeliharaan standar hingga umur dan berat badan memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dari seluruh mencit yang digunakan, 12 ekor digunakan sebagai kelompok kontrol, dan 18 ekor mencit yang tersisa disiapkan untuk perlakuan. Selanjutnya 30 ekor mencit tersebut diambil dengan teknik simple random s ampling dan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok K0, K1, P1, P2, P3 seperti yang terlihat pada rancangan penelitian di atas. 4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 4.3.1 Variabel Penelitian Variabel bebas : a. Ekstrak buah delima (PGL) terstandar Variabel penghubung a. Ekspresi wild p53 b. Ekspresi Bcl-2 c. Ekspresi VEGF Variabel tergantung a. Sel yang mengalami apoptosis Variabel kendali a. Disertasi Waktu penyuntikan MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga b. Tatalaksana pemeliharaan c. Pakan dan minum hewan coba d. Dosis dan cara pemberian ekstrak buah delima 4.3.2 Definisi Variabel Penelitian a. Mencit adalah mencit (Mus m usculus) Strain Sw iss W ebster (Balb/c) jantan, secara fisik sehat, umur 5 bulan, berat badan berkisar 30-50 gram. Sampel diperoleh dari unit hewan percobaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. b. Hewan model karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) adalah mencit (Mus m usculus) Strain Sw iss Webster (Balb/c) yang telah mengalami transformasi ke (KSSRM) pada sel epitel skuamosa pada mukosa ronngga mulut, akibat paparan (penyuntikan) benzopirene. c. Standarisasi 40% ellagic ac id dengan tujuan 40% ellagic a cid mempresentasikan kekuatan delima yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologi delima (Saifudin et al., 2011). d. Estrak buah delima adalah hasil ekstraksi seluruh bagian buah delima (punica gr anatum L ) dalam bentuk serbuk dan telah terstandarisasi mengandung 40% ellagic ac id yang diproduksi oleh Xi”an Biof B ioTechnology Co,Ltd ( Room 1-1111,High-tech Venture Park,No .69 J inye Road Gaoxin Distric of Xi’ an, People Republic of China) (Certificate of analysis terlampir ) (Lampiran 1 dan 2). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga e. Ellagic acid adalah kristal ellagic acid merupakan salah satu komponen bahan aktif ekstrak buah delima (PGL) yang memiliki aktivitas terapetik untuk berbagai penyakit. f. Ekstrak mahkota dewa (Phaleria m acrocarpa) adalah hasil ekstraksi seluruh bagian buah mahkota dewa ,dalam bentuk serbuk . g. Dosis adalah jumlah ekstrak buah delima, ellagic ac id, mahkota dewa yang diberikan kepada subjek penelitian, sebesar 75 mg/kg bb/po/hari (Valadares et al., 2010). h. Lama dan waktu pemberian ekstra delima adalah lamanya waktu pemberian ekstrak buah delima,ellagic ac id,mahkota dewa pada mencit (Mus m usculus) Strain Sw iss Webster (Balb/c) sebagai hewan model (KSSRM), yaitu selama 4 minggu,diberikan setiap hari (Valadares et al., 2010). i. Dosis benzopirene adalah jumlah benzopirene dalam pelarut oleum olivarium yang dipapar/disuntikkan pada rongga mulut mencit, lokasi mukosa bukal sebelah kanan bawah yaitu 0,04 mg/0,04ml setiap 3 kali seminggu selama 4 minggu (berdasarkan penelitian pendahuluan). j. Ekspresi wild p53 adalah pengukuran ekspresi wild p53 dengan cara menghitung jumlah sel yang mengalami transformasi yang menghasilkan wild p53 dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibodi poliklonal anti wild p5 3. Penghitungan dilakukan terhadap sel yang imunoreaktif tercat coklat pada membran sel atau sitoplasma pada Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga sepuluh lapang pandang yang berbeda dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x. k. Ekspresi Bcl-2 adalah pengukuran ekspresi Bcl-2 dengan cara menghitung jumlah sel yang mengalami transformasi yang menghasilkan Bcl-2, pemeriksaan dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibodi poliklonal anti Bcl-2. Penghitungan dilakukan terhadap sel yang imunoreaktif tercat coklat pada membran sel atau sitoplasma pada sepuluh lapang pandang yang berbeda dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x. l. Ekspresi VEGF adalah pengukuran ekspresi VEGF dengan cara menghitung jumlah sel yang mengalami transformasi yang menghasilkan VEGF dengan teknik imunohistokimia menggunakan antibodi poliklonal anti VEGF. Penghitungan dilakukan terhadap sel yang imunoreaktif tercat coklat pada membran sel atau sitoplasma pada sepuluh lapang pandang yang berbeda dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x. m. Jumlah apoptosis adalah pengukuran ekspresi apoptosis dengan cara menghitung jumlah sel yang mengalami transformasi yang menghasilkan apoptosis pada pemeriksaan dengan teknik tunnel as say. Penghitungan dilakukan terhadap sel yang imunoreaktif tercat coklat pada membran sel atau sitoplasma pada sepuluh lapang pandang yang berbeda dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 4.4 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) strain Sw iss Webster (Balb/c) jantan, sehat berumur 5 bulan dengan berat badan berkisar 30-50 gram, pakan mencit pellet per G diproduksi oleh PT. Comfeed Indonesia,air minum mencit, ekstrak buah delima (PGL) terstandar ,ellagic ac id, mahkota dewa, benzopiren, (Sigma), aqua, CMC-NA 0,3%, oleum olivarum, alkohol 100%, alkohol 90%, alkohol 70 %, hematoksilin eosin,(HE),aseton, xylol, etanol, PBS, tripsin, alkohol. aquadestilata, streptavidin-biotin, H2O2 0,5%, substrat, phosphotase buffer, antibodi pol iklonal (sigma) untuk wild p53, Bcl-2, VEGF (Bioworld Technology, USA, Cat No. BSI530), Envision Detection Kit Sy stem Peroxidase (DAKO REAL, K5007), antibody di luent (DAKO, S 0809), meyer he matoksilin, aseton, streptavidin biotin peroksidase, substrat, apoptag detection Kit (Milipore corporation, Catalog no S1707), ether. 4.5 Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah; kandang mencit terbuat dari plastik ditutup kawat kasa dan dilengkapi tempat makan dan botol minum, sonde mencit, seperangkat alat bedah, meja operasi, mortir ,timbangan analitik, mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, botol kecil tempat jaringan, kertas lebel, alat tulis, disposible s yringe,, counter, mikropipet, microwell plat, alat sentrifugasi, mikroplate, alat inkubasi, tissue paper, inverted mikroskop, sarung tangan.masker, gelas obyjek Disertasi biasa dan yang MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga berlapis poly-L-Lysine, cover gl ass, mikropipet, mikrometer, mikroskop cahaya merk Olympus CX31. 4.6 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa laboratorium yang berbeda. Pembuatan hewan model, pemeliharaannya (Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, pembuatan preparat, pemeriksaan imunohistokimia dan tunnel assay dilakukan di Unit Mikroskop Elektron dan Laboratorium Terpadu, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya. 4.7 Pelaksanaan Penelitian 4.7.1 Persiapan Penelitian a. Ekstrak buah delima terstandar mengandung 40% ellagic acid Ekstrak buah delima terstandar yang mengandung 40% ellagic acid dan ellagic acid 90% diproduksi oleh Xi, an Biof Bio-Technology Co,Ltd (Room 1-111, High- tech V enture Park, No. 69 Jinye R oad, Gaoxin Distric of Xian, People Republic of China (Lampiran 1 dan 2 ). b. Persiapan sedian Ekstrak buah delima terstandart yang akan diberikan pada hewan percobaan disuspensikan dengan sodium c arboxy m ethyl c ellulose (CMC) 0,3 % (Palanisamy et al ., 2007) di dalam mortar agar homogenitas larutan dapat dijaga. Sediaan juga selalu dibuat baru sebelum diberikan. Pembuatan sodium CMC 0,3% dilakukan dengan cara menaburkan sodium CMC sebanyak 0,3% gram dalam aquadest panas 100 ml dan diaduk dengan bantuan magnet stirrer sampai larut. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Berdasarkan dosis ellagic acid sebesar 75 mg/kgbb/po/hari (Valadares et al ., 2010), maka dosis ekstrak buah delima terstandar yang mengandung 40% ellagic acid (EA) adalah : 40 gram EA / 100 gram ektrak buah delima 400 mg EA/1000 mg ektrak buah delima Bila dosis EA = 75 mg/kgbb/po/hari, maka ekstrak buah delima yang diperlukan adalah : 75/100 x 1000 mg extrak buah delima = 187,5 mg ekstrak buah delima/kgbb/po/hari. Dengan cara penghitungan yang sama, maka dosis EA untuk sediaan yang mengandung 90,51% EA adalah : 90,51 gram EA / 100 gram ekstrak buah delima 905,1 mg EA / 1000 mg ekstrak buah delima Bila dosis EA = 75 mg/kgbb/po/hari, maka EA yang diperlukan adalah : 75 / 905,1 mg x 1000 = 82,86 mg ekstrak buah delima/kgbb/po/hari. Contoh : Untuk berat badan mencit = 30 gram, ekstrak buah delima yang diperlukan : bb = 30 gram → (EA = 90%), penghitungannya : 30/1000 x 82,86 = 2,5 mg/po/hari. bb = 30 gram → (EA = 40%), penghitungannya : 30/1000 x 187,5 = 5,625 mg/po/hari. Volume pemberian = berat badan mencit / 1000 x dosis ekstrak. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga → Misalnya untuk bb mencit 30 gram (EA = 90%) = 2,5 mg ekstrak buah delima disuspensikan dalam sodium CMC 1cc / 1 ml. c. Pembuatan hewan model Pada penelitian ini digunakan 30 mencit (Mus m usculus) Strain Swiss Webster ( Balb/c) jantan, secara fisik dipilih yang sehat, umur 5 bulan, berat badan berkisar 30-50 gram. Mencit diambil secara random. Setiap 6 ekor Mencit ditempatkan dalam kotak yang berbeda, diberi tanda dengan cat di ekor dan ditentukan macam perlakuan yang diterapkan. Sebanyak 24 ekor mencit disiapkan sebagai hewan model karsinoma sel skuamosa rongga mulut (Arundina, 2008). Setelah mencit diadaptasikan. mencit dipapar dengan 0,04 mg benzopirene / 0,04 ml olium olivarum (benzopirene 10 mg dilarutkan dalam olium olivarum 10 ml) pada rongga mulut mukosa bukal sebelah kanan. 0,04 mg benzopirene/0,04 ml olium olivarum, dosis hasil penelitian pendahuluan. d. Pengambilan dengan biopsi karsinoma sel skuamosa rongga mulut Pengambilan sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa rongga mulut mencit dianestesi dengan ether, kemudian dikorbankan. Sebagai bahan pemeriksaan ekspresi wild p53, B cl-2, VEGF dan penghitungan jumlah sel yang mengalami apoptosis. 4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data Data yang dimasukkan sebagai hasil penelitian dikumpulkan dalam bentuk data primer. Untuk menjamin reliabilitas dan validitasnya, penelitian dilakukan di laboratorium yang standar dan mempunyai : Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga a. Peralatan lengkap dan pengalaman yang memadai dalam pembuatan hewan model dan tatalaksana pemeliharaan hewan coba. b. Peralatan dan pengalaman memadai dalam pemeriksaan dengan teknik imunohistokimia dan tunnel assay di Reliabilitas dan validitas penelitian akan dicapai melalui langkah-langkah berikut : 1. Menjamin reliabilitas pada evaluasi obyek pengamatan yang sama maka peneliti menggunakan tenaga peneliti atau tenaga laboratorium yang sama. 2. Menjamin validitas pada penilaian variabel maka penelitian dipilih alat dan bahan uji yang mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Peneliti konsultasi pada tim promotor dan tenaga ahli atau konsultan dan mengelola, mengawasi, memantau sendiri berbagai tahap pelaksanaan penelitian. Hal tersebut meliputi pengadaan hewan coba, penilaian gejala, pengambilan spesimen, pengadaan bahan, pemakaian dan pemeliharaan bahan dan alat, pemeriksaan dan pengumpulan data penelitian. 4. Penelitian baru dilakukan apabila proposal penelitian telah mendapatkan kelayakan etik dari komisi etik penelitian. 4.9 Cara Pengolahan dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan dalam lingkungan yang terkontrol dan terkendali dengan asumsi semua kondisi diusahakan sama dan dapat dikendalikan. Urutan analisis data : Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga a. Uji Normalitas : untuk menguji variabel yang diperiksa dalam penelitian berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas : Untuk meyakinkan bahwa data antar kelompok memiliki matriks kovarians yang homogen. Uji statistik yang digunakan adalah Box’s test . c. Uji Multivariat Analisis Varians (MANOVA) : Bila data berdistribusi normal, dilakukan uji means antar kelompok dengan menggunakan MANOVA. d. Uji Komparasi Ganda atau Least Significans Difference (LSD) : digunakan untuk membandingkan pengaruh perlakuan antar kelompok perlakuan terhadap masing-masing variabel dependent. Tingkat kemaknaan uji statistik yang dipergunakan dalam penelitian ini sebesar 0,05. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 4.10 Kerangka Operasional Penelitian Mencit (Balb/c) Adaptasi (1 minggu) Paparan Benzopirene (Mukosa bukal kanan RM mencit) (4 minggu, 3 x per minggu) 4 minggu setelah paparan Benzopirene (KSSRM) K0 K1 Delima Ellagic Acid Mahkota Dewa tiap hari (4 mgg) tiap hari (4 mgg) tiap hari (4 mgg) P2 P1 P3 Dibiopsi (akhir minggu ke 9) Dikorbankan Ekpresi wild p53, Bcl-2, VEGF, apoptosis Analisis Data Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 6 PEMBAHASAN Pengobatan terhadap karsinoma sel skuamosa rongga mulut yang selama ini dilakukan meliputi pembedahan, penyinaran, radioterapi dan penggunaan obatobat kemoterapi. Data terkini menunjukkan bahwa tindakan operasi untuk mengangkat jaringan kanker belum sepenuhnya menjamin kesembuhan dan ada kecenderungan terjadinya remultiplikasi jaringan tersebut. Penggunaan radioterapi menimbulkan resiko terjadinya kerusakan lain disekitar jaringan yang terkena kanker. Pemberian kemoterapi antikanker memiliki efek farmakologi kurang selektif, efek samping yang merugikan telah dilaporkan adanya resistensi beberapa jenis kanker (Rizali dan Auerkari, 2003; Sismindari, 2005). Kondisi tersebut sampai saat ini belum bisa diatasi secara memuaskan, sehingga penanganan terhadap kanker perlu dilakukan penelitian terhadap obat berbahan dasar herbal yang dapat mencegah dan membunuh sel kanker tanpa merugikan sel yang normal di sekitar sel kanker. Penanganan kanker tanpa merugikan sel yang normal dalam membunuh sel kanker, perlu dilakukan penelitian terhadap obat herbal yaitu buah delima (PGL) hal ini karena senyawa dari ekstrak buah delima menghambat pertumbuhan sel kanker dan membunuhnya serta memutus pasokan zat makanan dan oksigen ke jaringan sel kanker. Selain itu penanganan dengan obat herbal dalam menangani sel kanker merupakan cara pengobatan dengan biaya murah . Ekstrak buah delima (PGL) terhadap penyakit kanker banyak diteliti secara invitro dan sedikit 107 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga penelitian secara invivo akan tetapi untuk kejadian karsinoma sel skuamosa rongga mulut belum pernah diteliti dan mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap sel kanker dan karsinoma sel skuamosa rongga mulut juga belum dapat dijelaskan secara tuntas. Penelitian mengenai obat tradisional, khususnya bahannya yang berupa tanaman obat, terus berlangsung hingga saat ini bahkan semakin meningkat. Belum banyak hasil penelitian tanaman obat yang digunakan sebagai obat dalam pelayanan kesehatan. Obat yang dapat digunakan di masyarakat harus memenuhi persyaratan aman, bermanfaat dan sudah terstandarisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut tanaman obat harus melalui uji pra klinik dan klinik. Uji pra klinik meliputi uji khasiat berdasarkan penelitian eksperimental yang dikerjakan secara invivo maupun invitro. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris untuk menjelaskan mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap hambatan / degradasi tranformasi sel ke karsinoma sel skuamosa melalui perubahan ekspresi wild p53, Bcl-2, VEGF dan apoptosis pada sel mukosa rongga mulut bukal mencit akibat paparan benzopirene. Benzopirene digunakan pada penelitian ini sebagai bahan kimia untuk membuat model hewan coba sel yang mengalami transformasi ke arah keganasan (transform c ell), benzopirene merupakan bahan karsinogen yang lengkap, baik sebagai inisiator maupun promotor kanker (Wang, 2003). Benzopirene (B(a)P) dipaparkan ke hewan coba dapat membentuk B(a)P-7,8-diol-9,10-oxide yang merupakan mutagenik karsinogen yang kuat dan reaktif (Kelley et al.,1997). Diol Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga oxide ini bersifat sangat reaktif dan akan membentuk ikatan kovalen dengan basa guanin DNA (Wiese et al., 2001). Transformasi sel pada hewan percobaan dapat diperoleh dengan melakukan paparan benzopirene 0,04 mg dilarutkan dalam olium olivarum 0,04 ml pada mukosa bukal rongga mulut mencit sebelah kanan. 6.1 Aktivitas Ekstrak Buah Delima (PGL) Terstandar terhadap Ekspresi Bcl-2 pada Sel Mukosa Rongga Mencit akibat paparan Benzopirene. Berdasarkan Tabel 5.3, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar menurunkan ekspresi Bcl-2 pada sel mukosa rongga mulut mencit akibat paparan benzopirene. Penurunan pada kelompok P2 (benzopirene + PGL) (0,016 ± 0,040) tidak ada perbedaan secara signifikan dengan kelompok P3 (Benzopirene + MD) (0,000 ± 0,000), P1 (Benzopirene + EA) (0,083 ± 0,075) dan kelompok K0 (tanpa benzopirene) (0,000 ± 0,000) tetapi berbeda secara signifikan dengan kelompok K1 (benzopirene + CMC) (0,366 ± 0,103). Gen Bcl-2 mengkode protein yang berperan sebagai antia poptosis dan merupakan kelompok protooncogene. Bcl-2 bekerja untuk menekan fungsi Bax (pro apoptosis), menghambat kemampuan c-myc untuk menginduksi apoptosis. Peningkatan Bcl-2 mempunyai peranan yang sangat penting pada hambatan apoptosis sel kanker/transformasi sel (Lumangga et al .,2008). Salah satu kemungkinan mekanisme sel kanker/transformasi sel untuk meningkatkan ekspresi Bcl-2 adalah Bcl-2 membentuk pori pada membran yang ditancapnya dan berinteraksi dengan berbagai jenis protein intraseluler lain yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam dalam proses Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga apoptosis. Interaksi ini menunjukkan salah satu peran Bcl-2 adalah memberikan tempat bagi protein lain, sehingga bersangkutan aktivitas seluler protein berhenti (misalnya Bax, aktivitasnya akan berhenti). Bcl-2 mengontrol checkpoint dari jalur aktivasi caspase, sehingga kemungkinan Bcl-2 mengendalikan jalur apoptosis bergantung caspase maupun tidak bergantung caspase (jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik) (Kresno,2011). Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan ekspresi Bcl-2 oleh ekstrak buah delima terstandar lebih kuat bila dibandingkan dengan ellagic acid , hal ini membuktikan bahwa ekstrak buah delima adalah penghambat Bcl-2 yang efektif Estrak buah delima (PGL) / whole ekstrak lebih kuat efeknya daripada bentuk bahan aktif tunggal, ini menunjukkan adanya efek sinergistik atau tambahan dari bahan aktif lainnya di dalam buah delima (PGL) (Seeram et al., 2005). Apabila jumlah protein Bcl-2 sedikit, maka protein pro apoptosis (Bax) mempunyai kesempatan lebih besar untuk berikatan dengan protein BH3 dan ikatan ini merupakan inisiasi awal dari proses apoptosis (Shore et al., 2008), kemungkinan ekstrak buah delima terstandar juga mempunyai aktivitas menginduksi BH3 untuk melepas ikatan antara Bax dengan Bcl-2 sehingga terjadi penurunan pada ekspresi Bcl -2. Protein BH3-only adalah protein yang mempunyai fungsi untuk menerima rangsangan yang berasal dari luar sel seperti obat. Rangsangan tersebut menyebabkan protein BH3-only aktif dan bekerja secara langsung Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga membebaskan ikatan antara protein Bax dengan Bcl-2 dan menurunkan ekspresi Bcl-2 (Marzo et al.,2008). Penurunan ekspresi Bcl-2, akan meningkatkan aktivitas Bax (pro apoptosis) Bax berperan membuka Pt-pore, sehingga cytochrome-c keluar dari mitokondria. Cytochrome-c kemudian mengaktifkan Apaf-1, selanjutnya Apaf-1 mengaktivasi kaskade-kaspase sehingga sel mengalami kematian (apoptosis) (Kresno, 2011). Biovaibilitas ekstrak buah delima lebih baik bila dibandingkan dengan pemberian senyawa tunggal secara individual. Hal ini menggambarkan pengaruh multifaktor dan efek sinergis berbagai senyawa yang terkandung dalam buah delima (Seeram et al.,2005). Keberadaan polyphenol dalam buah delima dapat meningkatkan kelarutan dan absorbsi ellagic acid dalam saluran pencernaan. Selain itu polyphenol yang terdapat dalam ekstrak buah delima juga memiliki kemampuan untuk menghambat metabolisme ellagic acid oleh mikroflora intestinal, melalui aktivitas antibakterial yang dimiliki ekstrak buah delima, sehingga ekstrak buah delima mempunyai kemampuan penurunan ekspresi Bcl-2 lebih kuat dibanding ellagic ac id (Seeram et al ., 2006). Ellagic acid, senyawa dimer yang merupakan derivat gallic acid, berada dalam buah delima dalam bentuk bebas sebagai ellagic acid-glycosides atau terikat dalam bentuk ellagitannins (Seeram et al., 2004). Pemberian per oral pada tikus, 15% ellagic acid diekskresikan melalui urin dan feses. Rendahnya aktivitas Disertasi dan konsentrasi ellagic ac id dalam plasma disebabkan karena MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga kelarutannya yang rendah dalam air. Selain itu diduga disebabkan karena ellagic acid mudah mengalami transformasi dan degradasi sebelum diabsorbsi. Metabolisme ellagic a cid yang tidak larut dalam intestinal disebabkan oleh aktivitas mikroflora yang berada dalam intestinal (Seeram et al., 2004). Hasil penelitian pada kelompok K0 (normal tanpa paparan benzopirene dan tanpa perlakuan) menunjukkan ekspresi Bcl-2 (0,000) tidak terekspresi, hal ini disebabkan secara fisiologis sistem pertumbuhan sel dalam individu diatur oleh sistem keseimbangan antara apoptosis dan proliferasi. Terjadi keseimbangan antara Bcl-2 dan Bax (Sudiana, 2008). Kelompok P3 (benzopirene + mahkota dewa (MD), sebagai kelompok pembanding dan merupakan obat herbal yang sudah ada di pasaran, menunjukkan hasil (0,000) tidak terekspresi Bcl-2, kandungan dari mahkota dewa (phaleria m acrocarpa) antara lain ; alkaloid, terpenoid, saponin dan polyphenol komponen terbesar pada mahkota dewa. Pada beberapa penelitian menunjukkan ekstrak mahkota dewa dapat menstimulasi IFN-gamma yang penting dalam memicu aktivitas CTL dan sel NK, mempunyai fungsi sitostatika untuk membunuh sel kanker dan berfungsi sebagai imunostimulator. Polyphenol dapat berfungsi sebagai fas-ligand yang akan memicu apoptosis sel melalui fas-receptor, polyphenol menginduksi terjadinya apoptosis melalui jalur TNF-α, polyphenol dapat memblok reseptor growth f actor dan menghambat MAPK pada jalur sinyal Reseptor T irosin Kinase (RTK S ). Peningkatan dosis ekstrak mahkota dewa diikuti kenaikan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga indeks apoptosis. Fakta- fakta ini yang menunjukkan hasil penurunan ekspresi Bcl-2 mahkota dewa lebih bagus dari ekstrak buah delima (PGL) maupun ellagic ac id. Dari beberapa penelitian toksisitas dari mahkota dewa tinggi dan harus hati-hati dengan dosis (Suryanto, 2007). Ekstrak mahkota dewa dalam membunuh kanker bekerja melalui kandungan bahan aktifnya flavonoid, alkaloid, saponin. Flavonoid diketahui memicu apoptosis sehingga Bcl-2 menurun, alkaloid memicu apoptosis dengan meninngkatkan permeabilitas membran mitokondria sehingga terjadi pelepasan cytochrome-c. Saponin juga dapat memicu apoptosis tapi belum diketahui titik tangkapnya. Ekstrak mahkota dewa bersifat sitotosik pada cell line Ca colon melalui pengaktifan caspase-3, peningkatan ekspresi caspase-3 sesuai dengan peningkatan dosis (Widyasari et al., 2008). Mahkota dewa merupakan tanaman obat yang beracun, kulit dan daging buahnya dalam keadaan segar memiliki rasa pahit, demikian juga bijinya diduga memiliki senyawa yang kerjanya mirip dengan oxytosin dan sintosinon kedua senyawa ini diketahui dapat mengganggu perkembangan embrio, karena dapat merangsang kontraksi otot sehingga sangat berbahaya bagi orang hamil. Mahkota dewa diduga juga mengandung senyawa yang bersifat toksik dan teratogenik yang dapat berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang (Suatma et al., 2008) Pemberian dosis tinggi ekstrak buah delima utuh, ellagitannin atau punicalagin secara berulang, sebagaimana dosis umum yang dilakukan dalam sistem pengobatan tradisional tidak bersifat toksik (Cerda et al., 2003 ; Vidal Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga et al., 2003). Penelitian menggunakan ekstrak buah delima (PGL) terstandar yang diberikan pada tikus yang mengalami fibrosis hati diberikan secara kronis setiap hari selama 28 hari menunjukkan tidak terjadi efek samping pada ginjal, morfofungsi ginjal tidak berubah (Yuniarti, 2012). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar mempunyai korelasi positif yang bermakna terhadap penurunan ekspresi Bcl-2 dengan penurunan ekspresi VEGF, hal ini menunjukkan adanya komunikasi antara Bcl-2 yang mempunyai fungsi untuk menghambat proses apoptosis dengan VEGF yang merupakan inducer pembentukan angiogenesis. Angiogenesis adalah pertumbuhan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada dan merupakan fenomena yang kompleks yang mutlak di perlukan untuk pertumbuhan dan survival dari sel kanker, kanker yang berkembang akan meningkatkan ekspresi VEGF untuk membentuk angiogenesis, ada hubungan dua arah antara Bcl-2 dan VEGF. Mekanisme Bcl-2 meningkatkan angiogenesis melalui peningkatan siklus proliferasi sel. Proliferasi sel yang berlebihan akan memicu peningkatan proses desakan antar sel. Proses desakan antar sel yang meningkat akan memicu pengeluaran phospholipase A2, phospholipase A2 akan memicu phosphotydil colin menjadi lisophosphotydil colin dan asam arachidonat. Asam arachidonat melalui jalur siklooksigenase-2 (COX-2) mengeluarkan prostaglandin yang akan menyebabkan sekresi angiopoitin, angiopoitin akan mengaktivasi VEGF, VEGF akan menstimulasi pembentukan angiogenesis Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga (Cho, 2007). Dengan pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar Bcl-2 dapat dihambat sehingga VEGF juga dapat dihambat . Hasil uji korelasi juga menunjukkan pemberian ekstrak buah delima (PGL) mempunyai korelasi negatif yang bermakna antara penurunan ekspresi Bcl-2 dengan kenaikan ekspresi wild p53, hasil ini dapat dijelaskan, wild p53 merupakan faktor transkripsi terhadap pembentukan P21, peningkatan P21 akan menekan CDK. Wild p53 juga akan memicu aktivitas Bax (pro apoptosis), protein Bax akan menekan Bcl-2 (anti apoptosis). 6.2 Aktivitas Ekstrak Buah Delima (PGL) Terstandar terhadap Ekspresi VEGF Pada Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Akibat Paparan Benzopirene . Berdasarkan Tabel 5.4, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) kelompok P2 (benzopirene + PGL) (0,183 ± 0,098) dapat menurunkan ekspresi VEGF pada sel mukosa rongga mulut mencit akibat paparan benzopirene, penurunuan ekspresi VEGF pada kelompok P2 tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok K0/K- (tanpa benzopirene + CMC) (0,133 ± 0,103), P3 (benzopirene + MD) (0,150 ± 0,104), P1 (benzopirene + EA) (0,267 ± 0,103) tetapi berbeda secara signifikan dengan kelompok K1 / K + (benzopirene + CMC) (0,350 ± 0,104). VEGF merupakan inducer angi ogenesis yang di jumpai pada berbagai jenis kanker, VEGF menunjukkan spesifitas sel sasaran yaitu spesifik bagi sel endotel. VEGF selain meningkatkan proliferasi dan migrasi sel endotel juga berperan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, menyebabkan faktor Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga koagulasi keluar dari pembuluh darah dan melapisi jaringan perivaskuler, khususnya fibrinogen sehingga mengakibatkan terbentuknya fibrin perikanker yang memudahkan migrasi sel endotel dan fibroblast yang mensekresi proteoglikan yang membentuk stroma matang bagi kanker. Angiogenesis atau neovaskularisasi merupakan proses penting untuk pertumbuhan survival kanker (Hasina et al., 2001; Kresno, 2011). Proliferasi dan migrasi sel endotel diaktifkan oleh beberapa faktor angiogenesis seperti Tirosin K inase reseptor antara lain vascular endothelial gr owth f actor (VEGF) (FGF), angigenin, angiopoitin. VEGF dijadikan sebagai indikator prediksi perkembangan sel kanker (Reuben et al., 2011). VEGF merupakan stimuli utama untuk pertumbuhan kanker dan neovaskularisasi. Perkembangan proses angiogenesis kanker dengan memicu faktor pertumbuhan kemudian merangsang migrasi endotel dan proliferasi sel. Pembuluh darah pada kanker memperlihatkan morfologi yang abnormal, sementara pembuluh darah yang normal diorganisir oleh arteriola, kapiler, dan venul yang mudah dibedakan (Dvorak, 2005). Penelitian dengan tehnik imunohistokimia menunjukkan VEGF terlokalisir pada sel kanker dan endotel (Roskoski,2007). Proliferasi sel yang berlebihan pada sel kanker akan memicu pengeluaran asam arachidonat melalui jalur siklooksigenase (COX-2), akan mengeluarkan prostaglandin yang akan memicu angiopoitin mengeluarkan VEGF dan memicu pembentukan angiogenesis (Cho, 2007). Angiogenesis adalah pertumbuhan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada, ini Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga merupakan fenomena kompleks yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan survival sel kanker. Tanpa pembuluh darah baru yang menyediakan nutrisi untuk kanker, kanker tidak akan tumbuh dan berkembang lebih besar dari diameter 2-3 mm (Kresno, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar memiliki kemampuan menurunkan ekspresi VEGF, dengan dihambatnya VEGF pembentukan angiogenesis akan terhambat sehingga pasokan nutrisi ke sel kanker akan terputus, sel kanker tidak akan berkembang dan mati. Delima dapat menghambat angiogenesis melalui regulasi terhadap vascular e ndothelial gr owth f actor (VEGF). Hal ini disebabkan karena produksi faktor angiogenik tersebut diregulasi oleh NF-kB (Seeram et al ., 2006). Delima juga menghambat aktivitas siklooksigenase (COX-2), yaitu suatu enzim yang terinduksi oleh agen mitogenik, inflamasi, sehingga akan menurunkan sekresi prostaglandin, prostaglandin tidak memicu angiopoitin untuk mensekresi VEGF, skresi VEGF dihambat sehingga angiogenesis tidak terbentuk (Seeram et al.,2006). Caffeic ac id yang merupakan salah satu kandungan bahan aktif buah delima (PGL) dapat menghambat aktivasi STAT3 (Signal t ransducer and aktivator of t ranscription 3 ). STAT 3 merupakan aktivator transripsi gen VEGF pada berbagai kanker manusia. Aktivitas STAT3 berperan besar dalam overproduksi VEGF (Jung et al.,2007). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Pada penelitian ini, aktivitas yang dimiliki ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap penurunan ekspresi VEGF lebih kuat dibanding ellagic acid. Hal ini disebabkan karena ekstrak buah delima (PGL) terstandar merupakan campuran berbagai senyawa yang kompleks, beberapa penelitian membuktikan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak buah delima (PGL) terstandar memiliki kemampuan saling meningkatkan efek biologis masing-masing, contohnya ellagic ac id dan quarcetin (keduanya juga terdapat dalam buah delima) yang diberikan secara bersama-sama menunjukkan hambatan yang lebih kuat terhadap pertumbuhan sel kanker daripada bila diberikan secara individual (Seeram et al.,2005). Keberadaan polyphenol dalam buah delima dapat meningkatkan kelarutan dan absorbsi ellagic ac id dalam saluran pencernaan, selain itu polyphenol yang terdapat dalam ekstrak buah delima juga memiliki kemampuan untuk menghambat metabolisme ellagic acid oleh mikroflora intestinal menjadi urothilin A dan B melalui aktivitas antibakteri yang dimiliki ekstrak buah delima (Seeram et al., 2006). Hasil penelitian pada kelompok P3 (benzopirene + mahkota dewa) obat herbal yang sudah ada di pasaran menunjukkan penurunan ekspresi VEGF yang lebih kuat dibanding ekstrak buah delima (PGL) dan ellagic acid, hal ini mungkin disebabkan karena kandungan dari mahkota dewa (phaleria macrocarpa) antara lain; alkaloid, terpenoid, saponin dan polyphenol, flavonoid, Flavonoid, alkaloid, saponin dapat memicu apoptosis Peningkatan dosis ekstrak mahkota dewa diikuti kenaikan indeks apoptosis (Widyasari et Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga al.,2008). Fakta-fakta ini yang menunjukkan hasil penurunan ekspresi VEGF mahkota dewa lebih bagus dari ekstrak buah delima (PGL) maupun ellagic acid. Mahkota dewa merupakan tanaman obat yang beracun, kulit dan daging buahnya dalam keadaan segar memiliki rasa pahit, demikian juga bijinya diduga memiliki senyawa yang kerjanya mirip dengan oxytosin dan sintosinon kedua senyawa ini diketahui dapat mengganggu perkembangan embrio, karena dapat merangsang kontraksi otot sehingga sangat berbahaya bagi orang hamil. Mahkota dewa diduga juga mengandung senyawa yang bersifat toksik dan teratogenik yang dapat berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang (Suatma et al., 2008). Pemberian dosis tinggi ekstrak buah delima utuh, ellagitannin atau punicalagin secara berulang, sebagaimana dosis umum yang dilakukan dalam sistem pengobatan tradisional tidak bersifat toksik (Cerda et al., 2003 ; Vidal et al., 2003). Hasil penelitian pada kelompok K0 (tanpa benzopirene dan tanpa perlakuan) VEGF terekspresi, hal ini karena beberapa sel normal, diantaranya fibroblast, endotel dan keratinosit memproduksi VEGF dalam jumlah kecil, peningkatan kadar VEGF terjadi bila diperlukan angiogenesis (Kresno, 2011). Terdapat korelasi positif antara penurunan ekspresi Bcl-2 dan penurunan ekspresi VEGF. Peningkatan ekspresi Bcl-2 akan meningkatkan proliferasi sel yang berlebihan pada sel kanker dan akan memicu sekresi VEGF, VEGF Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga akan memicu pembentukan angiogenesis. Angiogenesis akan memberi suplai makanan, oksigen pada sel-sel kanker sehingga ekspresi Bcl-2 akan meningkat, proliferasi sel akan meningkat, metastasis sel kanker akan meningkat. Pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menghambat / menurunkan ekspresi Bcl-2 dan ekspresi VEGF, sel kanker akan di degradasi melalui apoptosis dan memutus suplai makanan. 6.3 Efek Ekstrak Buah Delima (PGL) Terstandar terhadap Ekspresi wild p53 pada Sel Mukosa Rongga Mulut Mencit Hewan Coba Akibat Paparan Benzopirene Berdasarkan Tabel 5.5, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat meningkatkan ekspresi wild p53 pada mukosa rongga mulut mencit akibat paparan benzopirene, kelompok P2 (benzopirene + PGL) (0,350 ± 0,164) tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok P3 (benzopirene + MD) (0,383 ± 0,194), P1 (benzopirene + EA) (0,333 ± 0,216), K0 (tanpa benzopirene) (0,450 ± 0,333). Kelompok P2, P3, P1, K0 berbeda secara signifikan dengan kelompok K1 (benzopirene + CMC) (0,133 ± 0,081). Wild p53 merupakan protein kelompok tumor supressor gene yaitu suatu protein yang berperan sebagai faktor pengendalian pertumbuhan sel, bekerja di dalam inti sel, khususnya pada proses pengendalian siklus pembelahan sel. Wild p53 merupakan faktor transkripsi terhadap pembentukan p21, peningkatan p21 yang disentesis akan menekan semua CDK, terjadinya siklus pembelahan sel sangat tergantung pada CDK. CDK ditekan dan tidak Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga berfungsi sehingga siklus pembelahan sel akan berhenti. Wild p53 akan memicu aktivitas Bax (pro apoptosis), aktivitas Bax akan menekan Bcl-2 (anti apoptosis), sehingga terjadi pelepasan cytochrome-c dan akan mengaktifkan Apaf-1 selanjutnya mengaktivasi kaskade-kaspase. Kaspase yang aktif megaktifkan DNA-se, menembus membran inti sehingga merusak DNA yang mutasi sehingga DNA sel yang mutasi rusak (fragmentasi) dan akhirnya sel mengalami kematian (apoptosis). Gen p53 diketahui bermutasi pada sekitar 70% kejadian kanker (William, 2000). Pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut, pemeriksaan DNA menunjukkan mutasi wild p53, di jumpai hingga 90% kasus (Syafriadi, 2008). Mutasi wild p53 sebagai pointmutation, menghasilkan protein dengan struktur berubah yang mengisolasi protein wild p53, sehingga menginaktivasi aktivitas fungsi wild p53 (William, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar memiliki kemampuan untuk meningkatkan ekspresi wild p53, peningkatan wild p53 akan memicu faktor transkripsi pembentukan p21, peningkatan p21 akan menekan semua CDK, sehingga siklus sel berhenti. Siklus sel berhenti wild p53 akan memicu Bax, aktivitas Bax akan menekan Bcl-2 sehingga apoptosis dapat terjadi. Ellagic acid dapat meningkatkan ekspresi reseptor kematian (apoptosis), antara lain peningkatan reseptor TRAIL R2/ DR2. Ekspresi DR5 diatur oleh wild p53 sehingga bisa dihubungkan dengan wild p53, peningkatan wild p53 akan meningkatka reseptor DR5. DR5 mengikat stimulasi kematian dan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga menyebabkan aktivasi pro-caspase 8. Cross talk antara jalur khusus apoptosis jalur ekstrinsik (melalui reseptor jalur kematian) dan intrinsik (melalui jalur mitokondria) (Mohammad, 2002) Ektrak buah delima (PGL) terstandar lebih kuat efeknya terhadap peningkatan ekspresi wild p53 dibandingkan ellagic ac id, hal ini membuktikan ekstrak buah delima (PGL) lebih efektif untuk meningkatkan wild p53. Ekstrak buah delima (PGL) yang mengandung beberapa bahan aktif, kerjanya lebih unggul dan bekerja secara sinergis dari satu bahan aktif buah delima. Empat kandungan bahan aktif dari buah delima (PGL), yaitu ellagic acid, caffeic a cid, luteolin, punicid ac id secara individual menunjukkan aktivitas antikanker pada sel kanker prostat. Namun bila dikombinasikan, keempatnya menunjukkan aktivitas yang berlipat ganda (Seeram et al., 2006). Peningkatan ekspresi wild p53 pada ellagic acid lebih rendah karena ellagic acid mudah mengalami transformasi dan degradasi sebelum diabsorbsi, kelarutannya rendah dalam air, metabolisme ellagic ac id tidak larut dalam intestinal (Seeram et al.,2004). Kelompok P3 (benzopirene + mahkota dewa (MD), sebagai kelompok pembanding dan merupakan obat herbal yang sudah ada di pasaran, menunjukkan hasil menunjukkan hasil ekspresi wild p53 lebih kuat dibandingkan dengan ellagic acid dan ekstrak buah delima (PGL). Hal ini mungkin karena kandungan dari mahkota dewa (phaleria macrocarpa) antara lain ; alkaloid, terpenoid, saponin dan polyphenol komponen terbesar pada Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga mahkota dewa. Pada beberapa penelitian menunjukkan ekstrak mahkota dewa dapat menstimulasi IFN-gamma yang penting dalam memicu aktivitas CTL dan sel NK, mempunyai fungsi sitostatika untuk membunuh sel kanker dan berfungsi sebagai imunostimulator. Polyphenol dapat berfungsi sebagai fasligand yang akan memicu apoptosis sel melalui fas-receptor, polyphenol menginduksi terjadinya apoptosis melalui jalur TNF-α, polyphenol dapat memblok reseptor growth f actor dan menghambat MAPK pada jalur sinyal Reseptor T irosin K inase (RTK S ). Peningkatan dosis ekstrak mahkota dewa diikuti kenaikan indeks apoptosis. Fakta- fakta ini yang menunjukkan hasil peningkatan ekspresi wild p53, mahkota dewa lebih bagus dari ekstrak buah delima (PGL) maupun ellagic acid (Suryanto, 2007). Mahkota dewa merupakan tanaman obat yang beracun, kulit dan daging buahnya dalam keadaan segar memiliki rasa pahit, demikian juga bijinya diduga memiliki senyawa yang kerjanya mirip dengan oxytosin dan sintosinon kedua senyawa ini diketahui dapat mengganggu perkembangan embrio, karena dapat merangsang kontraksi otot sehingga sangat berbahaya bagi orang hamil. Mahkota dewa diduga juga mengandung senyawa yang bersifat toksik dan teratogenik yang dapat berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang (Suatma et al., 2008) Pemberian dosis tinggi ekstrak buah delima utuh, ellagitannin atau punicalagin secara berulang, sebagaimana dosis umum yang dilakukan dalam sistem pengobatan tradisional tidak bersifat toksik (Cerda et al., 2003 ; Vidal et al., 2003). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Hasil uji korelasi pemberian ekstrak buah delima (PGL) menunjukkan hasil korelasi yang positif dan bermakna antara wild p53 dengan apoptosis. Kenaikan ekspresi wild p53 diikuti kenaikan jumlah sel yang mengalami apotosis. Wild p53 akan memicu aktivitas Bax (pro apoptosis ) dan akan menekan Bcl-2 (anti apoptosis), sehingga kenaikan ekspresi wild p53 diikuti kenaikan ekspresi apoptosis. 6.4 Aktivitas Ekstrak Buah Delima (PGL) Terstandar Terhadap Perubahan Jumlah Sel Yang Mengalami Apoptosis Pada Sel Mukosa Rongga Mulut Akibat Paparan Benzopirene Berdasarkan Tabel 5.6, Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar terhadap peningkatan apoptosis pada sel mukosa rongga mulut mencit akibat paparan benzopirene. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) menaikkan apoptosis pada kelompok P2 (benzopirene + PGL) (0,366 ± 0,196) tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok P3 (benzopirene + MD) (0,317 ± 0,172), P1 (benzopirene + EA) (0,233 ± 0,081), kelompok P2 menunjukkan hasil menaikkan apoptosis paling tinggi dibandingkan kelompok lain. Kelompok P2, P3, P1 berbeda secara signifikan dengan kelompok K0 (tanpa benzopirene + CMC) (0,083 ± 0,132 ) dan kelompok K1 (benzopirene + CMC) ( 0,050 ± 0,054). Kanker ditandai dengan proliferasi sel yang yang tidak terkendali, terjadi ketidakseimbangan antara proliferasi dengan apoptosis. Sel menjadi immortal, invasi dan metastasis ke organ-organ lain. Apoptosis adalah suatu Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga proses kematian sel terprogram yang terjadi secara teratur untuk menghilangkan berbagai sel yang tidak diperlukan tanpa respons inflamasi (Geweis, 2003). Apoptosis terjadi secara normal selama masa perkembangan dan penuaan. Mekanisme tersebut merupakan mekanisme homeostasis untuk menjaga dan memelihara populasi sel di dalam jaringan. Apoptosis juga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan seperti pada reaksi imun atau ketika sel rusak karena suatu penyakit atau gen toksik. Karakteristik apoptosis adalah terjadi fragmentasi DNA, kondensasi kromatin, pengerutan sitoplasma dan sel akan mati tanpa lisis sehingga tidak merusak sel atau jaringan sekitarnya (Geweis, 2003; Elmore, 2007). Apoptosis merupakan proses kematian sel dalam rangka mempertahankan integritas tubuh secara keseluruhan. Program ini memiliki peran yang penting untuk menjaga homeostatis perkembangbiakan sel. Salah satu peran penting apoptosis adalah untuk membatasi proliferasi sel yang berlebihan pada sel kanker (Salido et al ., 2009). Target-target multifungsional dan aktivasi beberapa jalur khusus apoptosis penting dalam terapi kanker untuk mencegah perkembangan resistensi obat dalam terapi kanker (Mohammad, 2002). Setiap sel akan merespon semua stres atau stimulus yang diterimanya melalui berbagai macam cara baik melalui aktivasi sinyal kehidupan sampai inisiasi kematian sel. Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga homeostasis, sehingga sel yang tidak diperlukan akan dieliminasi. Mekanisme tersebut tergantung pada berbagai macam faktor dan kemampuan sel untuk mengatasi stres atau stimulus (Samali et al ., 2010), stimulus yang diberikan Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar , menunjukkan dapat meningkatkan apoptosis. Apoptosis merupakan suatu mekanisme yang efisien untuk mengeliminasi sel yang tidak diperlukan dan mungkin berbahaya sehingga dapat menyelamatkan organisme. Pada proses apoptosis dapat terjadi kegagalan, yang akan menyebabkan terjadinya kanker, karena sel yang mengalami mutasi terus menerus akan replikasi secara tidak terkendali. Wild p53 merupaka tumor supresor gen yang akan teraktivasi jika sel memiliki gen yang cacat (gene defect). Fungsi dari wild p53 ini mencegah replikasi sel pada sel yang rusak atau mutasi secara genetik melalui penghentian siklus sel pada fase G1 atau interfase, sehingga sel mempunyai waktu untuk repair. Selain itu gen ini juga berfungsi untuk mencetuskan apoptosis . (Lumangga, 2008; Kresno, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah delima (PGL) terstandar memiliki kemampuan meningkatkan apoptosis yang paling tinggi dibanding kelompok lainnya. Estrak buah delima (PGL) terstandar akan meningkatkan wild p53 akan memicu aktivitas Bax (pro apoptosis) dan menekan Bcl-2 (anti apoptosis), sehingga terjadi pelepasan cytochrome-c dan akan mengaktifkan Apaf-1 selanjutnya mengaktivasi kaskade-kaspase. Kaspase yang aktif mengaktifkan DNA-se. DNA-se menembus membran inti dan merusak DNA yang mutasi sehingga DNA-sel yang mutasi di fragmentasi dan akhirnya sel dengan DNA yang mutasi mengalami kematian (apoptosis). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Pengontrolan dan pengaturan proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria) dilakukan melalui Bcl-2, yang dikenal dengan inhibitor apoptosis. Mekanisme Bcl-2 menghambat apoptosis dengan membentuk pori pada membran yang ditancapnya dan berinteraksi dengan berbagai jenis protein intraselular lain yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses apoptosis. Bcl-2 memberi tempat berlabuh bagi protein lain sehingga protein bersangkutan terhenti aktivitasnya,misal Bax maka aktivitas Bax akan berhenti (Kresno, 2011). Dengan adanya penurunan ekspresi Bcl-2 pada penelitian ini, apoptosis untuk sel yang mengalami transformasi ke karsinoma dapat terjadi. Ellagic ac id dapat menghambat ekspresi protein IAP dan ekspresi protein XIAP pada penelitian secara invitro, sebagian besar kanker menunjukkan over ekspresi protein IAP dan XIAP. Protein IAP untuk melindungi sel kanker dari stimuli kematian sehingga beberapa terapi antikanker menargetkan menghambat ekspresi IAP untuk membunuh sel kanker. XIAP supresor apoptosis paling kuat, XIAP mengikat dan menghambat caspase-3, caspase -7 dan caspase-9, dengan efek ellagic a cid yang dapat menghambat XIAP, apoptosis bisa terjadi (Mohammad, 2002). Kelompok K0 (tanpa benzopirene dan tanpa perlakuan) apoptosis rendah, pada kelompok K0 merupakan kelompok normal, secara fisiologis, sistem pertumbuhan sel dalam individu diatur oleh suatu keseimbangan, yaitu keseimbangan antara apoptosis dan proliferasi (Sudiana, 2008). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Hasil uji korelasi pemberian ekstrak buah delima (PGL) terstandar terdapat korelasi positif antara wild p53 dengan apoptosis. Kenaikan ekspresi wild p53 akan diikuti kenaikan ekspresi apoptosis. Hal ini membuktikan bahwa mekanisme kerja peningkatan apoptosis oleh ekstrak buah delima (PGL) melalui jalur intrinsik dengan aktivitas wild p53. 6.5 Temuan Baru 6.5.1 Kerangka Temuan Baru Delima (PGL) R. Estrogen VEGF ↓ Wild p53 ↑ Angiogenesis ↓ Bax ↑ Bcl-2 Apoptosis Gambar 6.1 Kerangka Temuan Baru 6.5.2 Keterangan Kerangka Temuan Baru Transformasi sel akibat paparan benzopirene menghasilkan metabolit reaktif yang akan berikatan secara kovalen dengan DNA sehingga terjadi mutasi pada gen p53 sehingga wild p53 tidak berfungsi. Ekstrak buah delima (PGL) terstandar memicu aktivitas wild p53, merupakan faktor transkripsi terhadap pembentukan p21. Peningkatan p21 akan menekan semua CDK pada siklus sel, maka siklus sel akan berhenti. Saat siklus sel berhenti, wild Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga p53 akan memacu antivitas Bax sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran dari mitokokondria. Perubahan ini mengakibatkan terjadi pelepasan cytokrom-c ke sitosol, cytokrom-c akan megaktivasi Apaf-1, yang akan mengaktifkan kaskade-kaspase. Kaskade-kaspase akan mengaktifkan DNAse, akan menembus membran inti dan merusak DNA yang cacat/mutasi. Sehingga DNA sel yang cacat / mutasi akan fragmentasi (rusak) dan akhirnya mengalami kematian (apoptosis). Ekstrak buah delima (PGL) terstandar masuk ke dalam sel melalui reseptor estrogen, ikatan antara delima dengan trasformasi sel melalui ikatan fas-ligand. Ikatan fas-ligand akan memicu aktivasi phospholipase C (PLC) mengubah phosphotydil i nositol diphosphat (PI2) menjadi phosphotydil inositol t riphosphat (PI3P) dengan reseptor di membran endoplasmic reticulum menyebabkan pintu calcium di membran endoplasmic r eticulum terbuka, sehingga Ca+ dilepas ke sitosol mengatifkan phospholipase A2, phospholipase A2 memecah phosphotydil c olin menjadi lisophosphotydil colin dan asam ar akidonat. Asam ar akidonat melalui jalur sikooksigenase 2/COX-2 mengeluarkan prostaglandin,prostaglandin memicu angiopoitin untuk mengeluarkan VEGF, VEGF merupakan inducer yang akan memicu pembentukan angiogenesis dan angiogenesis bertindak sebagai faktor pertumbuhan autocrine bagi sel kanker. Ekstrak buah delima (PGL) terstandar menghambat produksi VEGF mengakibatkan pembentukan angiogenesis menurun/tidak terbentuk, suplai makanan, oksigen terputus ke Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga sel yang mengalami transformasi ke karsinoma sel skuamosa sehingga sel yang mengalami transformasi akan mengalami kematian. Menemukan jalur apoptosis dari mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) melaui peningkatan ekspresi wild p53, menurunkan ekspresi Bcl-2 dan dapat menurunkan ekspresi VEGF sehingga angiogenesis menurun. Angiogenesis mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan survival sel kanker. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa induksi pada mekanisme apoptosis merupakan faktor esensial untuk mengatasi sel kanker dan memutus suplai nutrisi dari sel kanker sehingga sel kanker bisa mati. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan Mekanisme kerja ekstrak buah delima (PGL) terhadap apoptosis melalui jalur intrinsik dan ada korelasi positif dua arah antara ekspresi Bcl-2 dengan ekspresi VEGF. 1. Ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat menurunkan ekspresi Bcl-2 yang mempunyai korelasi positif dan bermakna dengan penurunan ekspresi VEGF, penurunan ekspresi Bcl-2 mempunyai korelasi negatif dan bermakna dengan peningkatan ekspresi wild p53. 2. Ekstrak buah delima (PGL) terstandar dapat meningkatkan ekspresi wild p53 dan mempunyai korelasi positif dengan peningkatan ekspresi apoptosis. 6.2 Saran 1. Perlu melakukan penelitian lanjutan untuk menentukan kandungan senyawa lain dalam ekstrak buah delima (PGL) terstandar yang memiliki kemampuan meningkatkan potensi dan aktivitas ellagic ac id sebagai antikanker. 2. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan ekstrak buah delima (PGL) terstandar, baik dalam optimalisasi bentuk sediaan maupun pemanfaatannya dalam uji preklinik maupun klinik bagi penderita kanker. 131 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 3. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan ekstrak buah delima (PGL) terstandar ke fitofarmaka. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR PUSTAKA Albrecht M, Jiang W, Kumi, Diaka J, 2004. Pomegranate extracs potently suppress proliferation, xenograft growth and invasion of human prostate cancer cells. J Med Food 7 : 247-283. Arundina I, 2008. Efek fraksi n-heksana etil asetat artemesia vulgaris L terhadap ekspresi protein ras, p53, PCNA, C-MYC dan apoptosis pada sel mukosa rongga mulut yang mengalami transformasi akibat induksi benzopirene. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya. Hal: 11-19. Azadzoi KM and Siroky M, 2010. Oxidative stress and molecular reaction in arteriogenic erectile dysfunction. Chonnam Medical Journal 45 (1) :1-8. Baert AL, 2008. Apoptosis in encyclopedia of diagnostic imaging Vol 2, Spreinger –Verlag Berlin Heindelberg .New York 94-98. Baratawidjaya KN dan Rengganis I, 2010. Texbook imunologi dasar. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi ke -9. Hal 124-126, 460463. Bell C and Hawthorne S, 2008. Ellagic acid, pomegranate and prostate cancer Mini review, 2008. J Pharm Pharmacol 60 (2) : 66-71. Budhy TI, 2004. Karsinogenesis karsinoma sel skuamosa rongga mulut yang terinfeksi epstein-barr virus (EBV) berdasar ekspresi p53, c-myc dan Bcl-2. Disertasi . Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya. Hal ; 33- 43 Budhy TI, 2008. Protein spesifik karsinoma sel skuamosa rongga mulut sebagai marker deteksi dini. Majala Kedokteran Gigi, vol 23,No 3, September 2008. Burlado B, Verota L, Lura C, Bottini E, 2010. Monographes of herbal principle. Massa CRS Pres pp 5-15. Celik I, Atilla Temur and Ismail Isik, 2009. Hepatoprotective role andantioxidant capacity of pomegranate (punica granatum) flower infusion againts trichloroacetic acid-exposed in rats. J Food and Chemical 47 (1): 145- 149. Cerda B, Ceron II, Tomas-Barberan FA, Espin JC, 2003. Repeated oral administration of high doses of the pomegranate, ellatannin, punicalagin to rats for 37 day is not toxid. J Agric Food Chen, 51: 3493-34501. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Cerda B, Soto C, Albaladejo MD, Martinez P, Sanchez-GasconF, TomasBalberan F, Espin JC, 2006. Pomegranate juice supplementation in chronic obstructive pulmonary disease : a 5-week randomized, double-blind, placebo-controlled trial. J Clin Nutr; 60(2):33-40. Cho WC, 2007. Nasopharyngeal Carcinoma Molecular Biomarker Discovery and Progres. Molecular Cancer 6:1 -8 Cotran RS, Kumar V, Collin T.1999. Neoplasia in pathologic basic of disease. Sixth Edition, Philadelphia : W.B Saunders Company, pp : 260-325. Cotran RS. Kumar V, Collins T, 2005 Pathologic basic of disease 7th ed. Philadelphia. WB Saunders Company : 260-325. Edderkaoui M, Odinokova I, Ohno I, Gukovsky I, Go V L W, Pandol S J, Gukovkaya A S, 2008. Ellagic acid induces apoptosis through inhibitian of nuclear factor kB pancreatic cancer cells. Journal of Gastroenterologi ISSN 1007-9327 21: 14 (230 :3672-3680. Dvorak HF, 2005. Angiogenesis update. J Thromb Haemost 3 : 1835 -1840. Elmore S, 2007. Apoptosis a rewiew of programmed cell death. Toxicol Pathol 35-495-516. Epstein J and Waal IV, 2008. Oral cancer. Texbook of oral medicine, Burket Eleventh Edition. BC Decker Inc Hamilton Press :153-167. Faust RA,1994.Toxicity Summary For Benzo (a) pyrene. Prepared for oak ridge reservation environmental restoration program. martin marieta energy Sistems, Inc, For The US. Department Of Energy Under Contrac N0 DE-AC05-840R21400 : 1-6. Geweis A, 2003. Introduction to apoptosis. Aporeview 1-26. Gil C, Wei J, Yang J, 2008. Pomegranate juice is potentially better than aple Juice in improving antioxidant function in elderly subject. Nutr Res : 28: 72-77. Guo N, Faller DV, Vaziri C. 2002. Carcinogen Induced S-phase arrest is Chk 1 mediated and caffeine sensitive. Cell Growth Differentiation : 13:7786 Griffiths, EJF, Miller DT. Suzuki, Lewontin W, Gilbert M. 1993. An introduction to genetic analysis, 5 Ed. W. H. Preeman and Company. New York.p ; 841. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Hasina R, Mark W, Lingen, 2001. Angiogenesis in oral cancer.D Center.Department of Pathology, Loyola University Medical J of Dental Education, Vol 65. Hal:11. Heyne, K.1987.Tanaman berguna indonesia, jilid II, Cetakan Pertama, diterjemahkan oleh Badan Litbang Departemen Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta :1029. Hong MY, Seeram NP, Heber D, 2008.Pomegranate polyphenols down-regulate exspression of androgen-synthesizing genes in human prostate cancer cells overexpressing the androgen receptor. Journal of Nutritional Biochemistry. David Geffen School Medicine University of California, Los Angeles : 20-30. Hoang N, Tran A, Bae YS, Song BH, 2010. Pomegrnate (punica granatum )seed linolenic acid isomers concentration dependent modulation of estrogen receptor activity. J Biological Eduction, Kyungpook National University Teagu, Republic of Korea. Vol 35 ; 1-16. Hui L, Abbas T, Pielak RM, Joseph T, Borgonetti J, Fosta DA, 2000. Phospolipase D elevates the level of MDM2 and supresses DNA damage induced increases in p53 molecular and celuler biology. 24(13) : 5677-5686. Jung JE, Kim HS, Lee CS, Park DH, Myung Y, Lee MJ, Lee JW, Park JW, Kim MS, Ye SK, Chung MH, 2007. Caffeic acid and its synthetic derivad cape supressor tumor angiogenesis by blocking STAT3-mediated VEGF expression in human carcinoma. Department of Pharmaology College of Medicine, Soul National University, Soul 110-799. Korea. Carcinogenesis Vol 28 n0 8 :1780-1787. Jurenka J, 2008. Therapeutic applications of pomegranate (Punica granatum L) : A Review Alternative Medicine Review, 13 (21) : 128-144. Kelley DJ, Mestre JR, Subbaramaiah K, Sacks PG, Schantz SP, Tanabe T, Inoue H. Ramonetti JT, Dannenberg AJ, 1997. Benzo (a) pyrene up regulates cyclooxygenase-2 gene expression in oral epithelial eells. Carcinogenesis 18 ( 4) : 795- 799. Khan N, Afaq F, Kweon MH, Kim KM, Mukhtar H, 2007. Oral consumpsion of pomegranate fruit extract inhibits growth and progression of primary lung tumors in mice. Departement of Dermatology, University of Wisconsin-Madison, Medical Sciences Center. 67 (7): 3475- 3482. King RJB. 2000. Cancer Biology. Prentice Hall Pearson Education ,pp 50-158. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Kintoko, Hawariah A, Pihie L, 2008. Efek proliferasi ekstrak kloroform dari phaleria macrocarpa pada titisan sel kanker manusia. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Universitas Kebangsaan Malaysia, pp 1- 6. Kim H K, Yang T H, Cho H Y, 2009. Antifibrotic effect of green tea on invitro and invivo models of liver fibrosis. J Gastroenterol 15 (41) : 52005205. Kresno SB, 2011. Texbook Ilmu dasar onkologi. Edisi kedua. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi. Hal 66-129. Kholifa M,2010,Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah delima (Punica granatum Linn) terhadap peningkatan apoptosis sel kanker lidah manusia Sp-C1 invitro. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.Biomedika,Vol 2 No 2, hal :72-80. Lansky EP and Newman RA, 2007. Punica granatum (pomegranate) and its potential for preventif and treatment of inflammation and cancer. J Ethnopharmaceol 109: 177-206. Lumangga F, 2008. Apoptosis. J departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Hal 1-7. Malik A, Afaq F, Sarfaras S, Vaqar M, Andhani, Deeba N S, Mukhtar H 2005. Pomegranate fruit juice for chemoprevention and chemotherapy of prostate cancer. Dermatology, 1300 University Avenue, MSC B25, Madison. Proc Natl Acad Sci 102 : 35-42. Martin KR, Trempus C. Saulnier M, Kari FW, Barret JC, French JE. 2001. Dietary N-acetyl L-cystein modulates benzopyrene induced skin tumor in cancer-prone p53 haplo insufficient Tg.c (vH-Ras) mice carcinogenesis, 22 (9) ; 1373-1378. Maoli T, Wei-Chen G, Cheng su C, Gung Lin J, Chung Yeh C, Chu Cheng K, Gung Chung J, 2005. Ellagic acid induced p53 /p21 ekspression, G1 arreest and apoptosis in human bladder cancer T24 cells. School of Chinese Medicine. Department of Microbiology, China Medical University. Anti cancer research 25 :971-980. Marzo L and Naval J, 2008. Bcl-2 family members as molecular targets in cancer therapy. J Biochen Pharm 76: 939-46. McCutcheon A, Udani J, Brown DJ, 2008. Scientific and clinical monograp for pom wonderful pomegrante Juice.American Botanical Council .pp 115. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Mehrota R and Syadav. 2006. Oral squamous cell carcinoma, etiology, phatogenesis and prognostic of genomic alteration. Indian Journal of cancer Departement of phatology. Motilai Nehru Medical colleg. University of Alhabad. Pp : 162. Mendelsohn J, Holley PM, Israel MA, Gray JW, Thompson CB, 2008. The moleculer basis cancer. 3ed Elsevier Saunders, Philadelphia. Apoptosis, Autophagy and Necrosis. Pp : 205-220. Meier, P, Finch, A and Evan G, 2000. Apoptosis in development. Nature 407(6805) : 796-801. Mestas J, Hughes C, 2004. Of mice and not men; differences between mouse and human immunology.J Immunol.172 : 2731:2738. Mohammad HF, 2002. Ellagic Acid-Mediated CK2 Inhibition, A Natural multifunction strategy to trigger cervical cancer cell death Invitrio and Invivo. Disertation On Department Of Chemistry, Cleve Land State University. pp 1-24. National Plant Data Center, 2000. USDA, Baton Rouge, LA. pp70874-4490, USA. Nurhayati S dan Lusiyanti Y, 2006. Apoptosis dan respon biologik sel sebagai faktor prognosa radioterapi kanker. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi. Batan. Vol 7 : 57-66. Palanysamy D, Syamala, Kannan E and Bhojraj S, 2007. Protective and therapeutic effect of the indian medical plant pterocaurpus santa linus on D-galactosamine-induce liver damage. Traditional Med. 2 (20) : 51-57. Pantuck AJ, Leppert JT, Zomorodian N, 2006. Phase II study of pomegranate juice for men with rising prostate- spesific antigen following surgery or radiation for prostate cancer. Clin Cancer Res 12, : 87-94. Papoutsi Z, Kassi E, Tsiapara A, Fokiakis N, George P, Chrousos, Moutsatsou P, 2005. Evalution of Estrogen / Antiestrogenic Activity of Ellagic Acid Via The Estrogen Reseptor Subtypes Erα Erβ.Departement of Pharmacy. University of Athena.J.Agric Food Chem. 53:7715-7720. Pelengaris S, Khan M, 2006. DNA replikasi and cell cycle In The Molecular Biology of Cancer.Toronto : Blackwell Publishing .pp 88-119. Pindborg JJ, 2000. Texbool kanker dan pra kanker rongga mulut. EGC. Jakarta. Hal :1- 38. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Pressentin MM, Kosinska W, GuttenplanJB.2003.Mutagenesis induced by oral carcinogen in lac mouse tongue and other oral tissue. carcinogenesis. 20 (11): 2167-2170. Pulmeriastuti H, 2006. Ekspresi fas, granzyme dan caspase 3 pada apoptosis sel bursa fabrictus ayam pada infeksi virus gumboro. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya. Hal 8-39. Rantam, A. F., 2003, Pewarnaan imuhistokimia dari limfosit. Metode Imunologi Surabaya : Airlangga University Press, hal 129-144. Reuben SC, Gopalan A, Danielle M, Bishayee A, 2011. Modulation of angiogenesis by dietary phytoconstituents in the prevention and intervention of breast cancer. J Pharmaceuticl Sciences, College of Pharmacy Northeast Ohio Medical University Rootstown, OH, USA.56 ;14-29 Rizali, E dan Auerkari EI.2003.Teknik pewarnaan silver (AgNOR) sebagai salah satu cara menentukan aktivitas proliferasi sel tumor dan apoptosis, Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia 10 (3), Hal:41-45. Robert A, Vicall FB, Claporols C, Meunier B. 2006. The animalarial drug artemisinim alkylates heme in infected mice. PNAS. 102 (38): 13676-13680. Roger JBK and Robin MW, 2006. Mutation DNA repair and genetic instability in cancer biology III Edition. Gosport: Ashford Colour Press : 112. in Infected Mice. PNAS. 102 (108) :13676-13680. Roskoski R, 2007. Vascular endotel growth factor (VEGF) signaling in tumor progression .Critical Reviews in Oncology Hematology 62: 179-213. Safriadi M, 2008. Patologi mulut tumor neoplastik dan non neoplastik rongga mulut.Textbook of Patologi Mulut.C.V Andi : 73-83. Sai prakash CV nd Indra prakash, 2011. Bioactive chemical constituents from pomegranate (punica granatum) juice, seed nd peel-A review. International Jof Research in Chemistry and Environment Vol 1(1-8) ISSN22 : 48-9649. Saifudin A, Rahayu V, Teruna H Y.2011. Texbook standardisasi bahan Obat alam.Edisi pertama.Graha Ilmu. Hal ;1- 26. Salido GM, Rosado JA.2009.Apoptosis; involvement of oxidative stress and intracellular Ca2+ homeostasis.Dept of Physiology.University of Extremadure. Spain. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Samali A, Fulda S, Adrienne MG, Osamu H, Srinivasula SM, 2010.Cell stress and cell death.Int J Cell Biol :11-15. Sartippour MR, Seeram NP, Rao JY, Moro A, Harris DM, Henning SM, Firouzi A, Rettig MB, Aronson WJ, Pantuck AJ, Heber D, 2008. ellagitannin-rich pomegranate extract inhibit angiogenesis in prostate cancer invitro and invivo. Int J. Oncol 32 (2) : 43-50. Sattar A, Hewer A. Philips DH. Camphell FC. 1999. Metabolic proficiency and benzo (a) pyrene DNA adduct formation in APC mouse adenomas and uninvolveld mucosa. Carcinogenesis. 20 (6) : 1097-1101. Seeram NP, Lee R and Heber D, 2004. Bioavailability of ellagic acid in human plasma after consumptionof ellagitannins from pomegranate (Punica Granatum L) juice Clinica Chimica Acta 348 (2004) 63-68. Seeram NP, Adam LS, Henning SM, Niu Y, Zhang Y, Nair MG, Heber D. 2005. Invitro antiproliferative, apoptosis and antioxidant activitics of punicalagin, ellagic acid and a total pomegranate tannin extract are enhanced in combination with other polyphenol as found in pomegranate juice. J of Nutr Biochem 16 : 360-367. Seeram NP, Schulman RN, Heber D, 2006. Pomegranate ancient roots to modern Medicine 1st Ed. Taylor and Francis Group, New York .pp 2-99. Seelinger G, Merfort I, Wolfle U, Cristoph M, Schempp, 2008. Anti-carcinogenic effects of the flavanoid luteolin.J Medical and Pharmaceutical Services, Berlin, Germany. University Medical Center Freiburg. 13 : 2628-2651. Schubert YS, Lansky EP, Neeman I, 199. Antioxydant and eicosanoid enzyme inhibition properties of pomegranate seed oil and fermented juice flavonoids. J Ethnopharmacol 66 :11-17. Shore GC, Ngayem M, 2008. Bcl-2 Proteins and Apoptosis. Choose Your Partner. Cell 135 : 1004-7. Solomon MC, Carnelio S, Gudattu V.2010. Molecular analysis of oral squamous cell carcinoma : a tissue microarray study. Department of Oral Pathlogy, Manipal College of Dental Science, Manipal University Manipal, Karnataka -576 104. India. Vol : 47 : 166-172. Spector DJ, Robert DG, Lesli AI, 1998. Cell laboratory manual, subcellular localization of gene and their product, Vol 3, Publisher, Cold Spring Harbor Laborator1y Press. New York, USA : 151-161. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Sismindari, 2005. Target biologi sebagai tantangan pada penemuan dan pengembangan obat antikanker, Fakultas Farmasi. Universitas Gajah Mada. Hal : 1-5. Suatma, Haryono A, Widyastuti N, 2008. Efek toksik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) Pada mencit (Mus Musculus) Swiss Webster .Jurnal Biotika Vol .5 No.1 Juni 2008 hal. 42-48. Suryanto T, 2007. Pengaruh pemberian ekstrak phaleria macrocarpa terhadap indeks apoptosis sel adenokarsinoma mamma dan perkembangan massa tumor payudara mencit CH3. Disertasi. Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Hal 8-12. Subiyantoro P, 2010. Deteksi Metilasi p 14 Karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Surabaya. Hal 7- 10. Sudiana, IK., 2005. Teknologi ilmu jaringan dan imunohistokimia Surabaya : Agung seto. Sudiana IK, 2008. Patobiologi molekuler kanker.Textbook Penerbit Salemba Medika : 27-90. Sunitha Carpelio and Gabriel Rodrigues, 2004. Oral cancer a glance. The Journal of Dental Sience. Volume 1 Number 2. Solomon MC, Carnelio S, Gudattu V, 2010. Molecular analysis of oral squamous cell carcinoma : a tissue microarray study. Oral Pathology J, Manipal. College of Dental Science, Manipal University, Vol 47 ; 166-172. Thongrakard V and Tencomnao T, 2010. Modulatory effects of thai mecicinal plant Extract on proinflammatory cytokines-induced apoptosis in human keratocyte HaCaT cells. Center for excellence in omics-nano medical technology development project, departement of clinical chemistry, faculty of allied health sciences Chulalongkom University, Bangkok. Thailand : 103 -130. Umeda D, Yano S, Yamada K and Tachibane, 2007. The Polyphenol Epigallocatechin-3-Gallate Signaling Pathway Through 67-kDa Laminin Receptor. Valadares MC, Pereire ERT, Benfica PL, Paula JR, 2010. Assessment of mutagenic and antimutagenic effects of Punica Granatum. In Mice Brazillian Journal of Pharmaceutical Sciences vol 46 : 120 -125. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Vidmar J, Gigard S, Kindzierski W, Schulz J, 2004. Review of approaches for setting an objective for mixtures in ambient air using polycyclic aromatic hidrocarbon (PAHs). Air Polic Section Alberta Environment 11th Floor, Baker Centre 10025-106th Street Edmonton, Alberta T5J1G4 :1-40. Vidal A, Fallarero A, Pena BR, Medina ME, Gra B, Rivera F, Gutierrez Y, Vuorela PM, 2003. Studies on the toxicity of punica granatum L (Punicacea) whole fruitt extracts J Etnopharmacol, 89: 295-300. Wahyuni F, 2010. Karsinoma sel skuamosa yang didahului inflamasi kronis nonspesifik. Departemen Penyakit Mulut,Universitas Sumatera. Hal:3-9. William, 2000. Molecular Pathogenesis of oral squmous carcinoma. J Clin Oral Pathology Birmingham Dental Hopital and School 53 ;165-172. Wiese FW, Thompson PA, Kadlubar FF, 2001. Carcinogen substrat specificity of human Cox 1 and Cox 2. Carcinogenesis 22 (1 ) ; 5-10. Walum, E, K. Stenberg and D. Jansen. 2000. Understanding cell toxicology principles and practice. Ellis Horwood Limited. England : 129-136. Wang Y. 2003. Public health goal for benzopirene in drinking Water Wasito R. 2001. Penggunaan imunohistokimia untuk diagnosis penyakit. Kursus Singkat Imunohistokimia di PAU. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hal 5-10. Widyasari A, Retnoningsih D, Lassie N, 2008. Ekstrak etanol biji mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa (Scheff)Boerl) meningkatkan ekspresi caspase-3 aktif pada cell line CA Colon WIDR. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. PKMI-2-7-1. Yakovlev AG and Faden AI, 2004. Mechanism of neural cell death : implication for development of neuroprotective treatment strategies. The American Society for Exsperimental Neuro Therapeutic, 1 : 5-16. Yuaniarti WM,2012.Efek antifibrotik ekstrak buah delima (Punica granatum L ) pada fibrosis hati.Disetasi.Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,hal 100-109. Zhang S, Won YK.Ong CN, Shen HM. 2009. Anti cancer potential of sesquiterpene lactoner bioctive and molecular mechanism. Curr Med. Chem Anti Cancer Agent. 5 (3) : 239-249. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Lampiran 1 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Lampiran 2 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Lampiran 3 NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelompok Kontrol Negatif N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences Kontrol Positif 6 6 6 Mean 34.9333 36.2617 38.1533 Std. Deviation 2.33295 2.27895 2.31747 Absolute .201 .277 .191 Positive .201 .173 .165 Negative -.191 -.277 -.191 .494 .679 .468 Asymp. Sig. (2-tailed) .968 .746 .981 6 6 6 Mean 36.7033 34.7367 34.6817 Std. Deviation N Most Extreme Differences 3.17227 3.68468 4.29698 Absolute .192 .184 .196 Positive .192 .177 .195 Negative -.154 -.184 -.196 Kolmogorov-Smirnov Z .469 .450 .481 Asymp. Sig. (2-tailed) .980 .987 .975 N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences 6 6 6 Mean 34.8000 33.3650 34.2383 Std. Deviation 3.15468 3.39049 3.16824 .361 .352 .350 Absolute Positive .219 .231 .222 Negative -.361 -.352 -.350 Kolmogorov-Smirnov Z .883 .862 .857 Asymp. Sig. (2-tailed) .416 .448 .454 6 6 6 Mean 35.7833 34.8050 35.4683 Std. Deviation Benzopyrene + PGL N Normal Parametersa,,b 4.73811 4.90675 4.86519 Absolute .277 .243 .225 Positive .207 .182 .197 Negative -.277 -.243 -.225 Kolmogorov-Smirnov Z .679 .594 .550 Asymp. Sig. (2-tailed) .745 .872 .923 6 6 6 Mean 39.5500 38.8717 40.8300 Std. Deviation 1.77172 1.87223 3.11360 .162 .187 .192 Most Extreme Differences Benzopyrene + MD Berat Badan stlh perlakuan (gram) Kolmogorov-Smirnov Z Normal Parametersa,,b Benzopyrene + EA Berat Badan stlh paparan (gram) Berat Badan Awal (gram) N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences Absolute Positive .157 .187 .192 Negative -.162 -.162 -.153 Kolmogorov-Smirnov Z .396 .459 .469 Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .985 .980 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Oneway Descriptives Berat Badan Awal (gram) 95% Confidence Interval for Mean Kontrol Negatif Kontrol Positif Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Benzopyrene + MD Total Std. Deviation N Mean 6 6 6 6 6 30 34.9333 36.7033 34.8000 35.7833 39.5500 36.3540 Lower Bound Std. Error 2.33295 3.17227 3.15468 4.73811 1.77172 3.45316 .95242 1.29507 1.28789 1.93432 .72330 .63046 Upper Bound Minimum Maximum 32.4850 33.3742 31.4894 30.8110 37.6907 35.0646 37.3816 40.0324 38.1106 40.7557 41.4093 37.6434 32.50 33.20 30.50 30.60 37.80 30.50 37.80 40.90 37.30 41.00 42.50 42.50 Test of Homogeneity of Variances Berat Badan Awal (gram) Levene Statistic df1 df2 5.222 4 Sig. 25 .003 ANOVA Berat Badan Awal (gram) Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups 90.572 255.233 4 25 Total 345.805 29 F 22.643 10.209 2.218 Sig. .096 Robust Tests of Equality of Means Berat Badan Awal (gram) a Statistic Brown-Forsythe df1 2.218 df2 4 Sig. 17.517 .109 a. Asymptotically F distributed. Oneway Descriptives Berat Badan stlh paparan (gram) 95% Confidence Interval for Mean N Kontrol Negatif Kontrol Positif Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Benzopyrene + MD Total Disertasi Mean 6 6 6 6 6 30 36.2617 34.7367 33.3650 34.8050 38.8717 35.6080 Std. Deviation Std. Error 2.27895 .93038 3.68468 1.50426 3.39049 1.38416 4.90675 2.00317 1.87223 .76434 3.68744 .67323 Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 33.8701 30.8698 29.8069 29.6557 36.9069 34.2311 38.6533 38.6035 36.9231 39.9543 40.8365 36.9849 33.15 30.00 29.05 29.08 36.79 29.05 38.50 38.90 36.67 41.00 41.75 41.75 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Test of Homogeneity of Variances Berat Badan stlh paparan (gram) Levene Statistic df1 df2 4.014 4 Sig. 25 .012 ANOVA Berat Badan stlh paparan (gram) Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups 105.083 289.236 4 25 Total 394.320 29 F 26.271 11.569 2.271 Sig. .090 Robust Tests of Equality of Means Berat Badan stlh paparan (gram) a Statistic Brown-Forsythe df1 2.271 df2 4 Sig. 17.887 .102 a. Asymptotically F distributed. Oneway Descriptives Berat Badan stlh perlakuan (gram) 95% Confidence Interval for Mean N Kontrol Negatif Kontrol Positif Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Benzopyrene + MD Total Std. Deviation Mean 6 6 6 6 6 30 38.1533 34.6817 34.2383 35.4683 40.8300 36.6743 Std. Error 2.31747 4.29698 3.16824 4.86519 3.11360 4.23891 Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum .94610 1.75423 1.29343 1.98620 1.27112 .77392 35.7213 30.1723 30.9135 30.3626 37.5625 35.0915 40.5854 39.1911 37.5632 40.5740 44.0975 38.2572 35.03 29.09 30.01 30.00 37.45 29.09 41.15 39.00 37.00 41.32 45.48 45.48 Test of Homogeneity of Variances Berat Badan stlh perlakuan (gram) Levene Statistic 1.971 df1 df2 4 Sig. 25 .130 ANOVA Berat Badan stlh perlakuan (gram) Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups 184.898 336.185 4 25 Total 521.083 29 Disertasi 46.224 13.447 F 3.437 Sig. .023 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Post Hoc Tests Multiple Comparisons Berat Badan stlh perlakuan (gram) LSD Mean Difference (I-J) Std. Error 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok Kontrol Negatif Kontrol Positif 3.47167 2.11718 .114 -.8888 7.8321 Benzopyrene + EA 3.91500 2.11718 .076 -.4454 8.2754 Benzopyrene + PGL 2.68500 2.11718 .216 -1.6754 7.0454 Benzopyrene + MD -2.67667 2.11718 .218 -7.0371 1.6838 Kontrol Negatif -3.47167 2.11718 .114 -7.8321 .8888 Kontrol Positif Benzopyrene + EA Lower Bound Upper Bound .44333 2.11718 .836 -3.9171 4.8038 -.78667 2.11718 .713 -5.1471 3.5738 Benzopyrene + MD * -6.14833 2.11718 .008 -10.5088 -1.7879 Kontrol Negatif -3.91500 2.11718 .076 -8.2754 .4454 Kontrol Positif -.44333 2.11718 .836 -4.8038 3.9171 Benzopyrene + PGL -1.23000 2.11718 .566 -5.5904 3.1304 Benzopyrene + MD -6.59167 * 2.11718 .005 -10.9521 -2.2312 -2.68500 2.11718 .216 -7.0454 1.6754 .78667 2.11718 .713 -3.5738 5.1471 Benzopyrene + EA 1.23000 2.11718 .566 -3.1304 5.5904 Benzopyrene + MD -5.36167 * 2.11718 .018 -9.7221 -1.0012 2.67667 2.11718 .218 -1.6838 7.0371 * 2.11718 .008 1.7879 10.5088 * 2.11718 .005 2.2312 10.9521 * 2.11718 .018 1.0012 9.7221 Benzopyrene + PGL Benzopyrene + EA Sig. Benzopyrene + PGL Kontrol Negatif Kontrol Positif Benzopyrene + MD Kontrol Negatif Kontrol Positif 6.14833 Benzopyrene + EA 6.59167 Benzopyrene + PGL 5.36167 *. The mean difference is significant at the 0.05 level. NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelompok Kontrol Negatif BCl2 N VEGF 6 a,,b Normal Parameters Mean .1333 .4500 .0833 .10328 .33317 .13292 Absolute .293 .393 .401 Positive .293 .393 .401 Negative -.207 -.227 -.265 .718 .963 .983 .681 .312 .289 6 6 6 Asymp. Sig. (2-tailed) N 6 a,,b Normal Parameters Mean .3667 .3500 .1333 .0500 .10328 .10488 .08165 .05477 Absolute .293 .183 .293 .319 Positive .207 .183 .207 .319 Negative Std. Deviation Most Extreme Differences Disertasi 6 .0000 Kolmogorov-Smirnov Z Kontrol Positif Apoptosis 6 .00000c Std. Deviation Most Extreme Differences P53 6 -.293 -.183 -.293 -.319 Kolmogorov-Smirnov Z .718 .449 .717 .782 Asymp. Sig. (2-tailed) .681 .988 .682 .573 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Benzopyrene + EA N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation 6 6 .3333 .2333 .07528 .10328 .21602 .08165 .254 .293 .121 .293 Positive .246 .207 .109 .207 Negative -.254 -.293 -.121 -.293 Kolmogorov-Smirnov Z .623 .718 .297 .717 Asymp. Sig. (2-tailed) .833 .681 1.000 .682 6 6 6 6 N a,,b Normal Parameters Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .0167 .1833 .3500 .3667 .04082 .09832 .16432 .19664 .492 .401 .286 .299 Positive .492 .266 .286 .299 Negative -.342 -.401 -.181 -.198 1.205 .981 .701 .733 .110 .291 .709 .655 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Benzopyrene + MD 6 .2667 Absolute Most Extreme Differences Benzopyrene + PGL 6 .0833 N 6 6 6 6 .0000 .1500 .3833 .3167 .00000c .10488 .19408 .17224 Absolute .183 .226 .251 Positive .183 .161 .251 Negative -.183 -.226 -.190 Kolmogorov-Smirnov Z .449 .554 .615 Asymp. Sig. (2-tailed) .988 .919 .844 Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. The distribution has no variance for this variable. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test cannot be performed. General Linear Model Between-Subjects Factors Value Label Kelompok N 0 Kontrol Negatif 6 1 Kontrol Positif 6 2 Benzopyrene + EA 6 3 Benzopyrene + PGL 6 4 Benzopyrene + MD 6 Descriptive Statistics Kelompok BCl2 VEGF Disertasi Mean Std. Deviation N Kontrol Negatif .0000 .00000 6 Kontrol Positif .3667 .10328 6 Benzopyrene + EA .0833 .07528 6 Benzopyrene + PGL .0167 .04082 6 Benzopyrene + MD .0000 .00000 6 Total .0933 .15298 30 Kontrol Negatif .1333 .10328 6 Kontrol Positif .3500 .10488 6 Benzopyrene + EA .2667 .10328 6 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga P53 Apoptosis Benzopyrene + PGL .1833 .09832 6 Benzopyrene + MD .1500 .10488 6 Total .2167 .12617 30 Kontrol Negatif .4500 .33317 6 Kontrol Positif .1333 .08165 6 Benzopyrene + EA .3333 .21602 6 Benzopyrene + PGL .3500 .16432 6 Benzopyrene + MD .3833 .19408 6 Total .3300 .22614 30 Kontrol Negatif .0833 .13292 6 Kontrol Positif .0500 .05477 6 Benzopyrene + EA .2333 .08165 6 Benzopyrene + PGL .3667 .19664 6 Benzopyrene + MD .3167 .17224 6 Total .2100 .18071 30 a Box's Test of Equality of Covariance Matrices Box's M F df1 df2 Sig. 47.417 1.406 20 807.650 .111 Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices of the dependent variables are equal across groups. a. Design: Intercept + klp c Multivariate Tests Effect Value Intercept Pillai's Trace Wilks' Lambda Wilks' Lambda Sig. 22.000 .000 a 4.000 22.000 .000 a 4.000 22.000 .000 a 4.000 22.000 .000 1.446 3.539 16.000 100.000 .000 .050 7.030 16.000 67.849 .000 12.210 16.000 82.000 .000 b 4.000 25.000 .000 12.056 Pillai's Trace Error df 4.000 12.056 Roy's Largest Root Hypothesis df a .077 Hotelling's Trace Klp F .923 Hotelling's Trace 9.530 Roy's Largest Root 8.512 66.307 66.307 66.307 66.307 53.201 a. Exact statistic b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. c. Design: Intercept + klp a Levene's Test of Equality of Error Variances F BCl2 VEGF P53 Apoptosis 5.788 .144 1.072 4.140 df1 df2 4 4 4 4 Sig. 25 25 25 25 .002 .964 .391 .010 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + klp Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable Source Corrected Model Type III Sum of Squares klp Error Corrected Total F Sig. 4 .147 40.880 .000 4 .049 4.638 .006 c 4 .084 1.845 .152 d 4 .117 6.124 .001 BCl2 .261 1 .261 72.593 .000 VEGF 1.408 1 1.408 132.862 .000 P53 3.267 1 3.267 71.332 .000 Apoptosis .589 VEGF .197 P53 .338 .469 1.323 1 1.323 69.146 .000 BCl2 .589 4 .147 40.880 .000 VEGF .197 4 .049 4.638 .006 P53 .338 4 .085 1.845 .152 Apoptosis .469 4 .117 6.124 .001 BCl2 .090 25 .004 VEGF .265 25 .011 1.145 25 .046 Apoptosis .478 25 .019 BCl2 .940 30 VEGF 1.870 30 P53 4.750 30 Apoptosis 2.270 30 BCl2 .679 29 VEGF .462 29 1.483 29 .947 29 P53 Total Mean Square b BCl2 Apoptosis Intercept df a P53 Apoptosis a. R Squared = ,867 (Adjusted R Squared = ,846) b. R Squared = ,426 (Adjusted R Squared = ,334) c. R Squared = ,228 (Adjusted R Squared = ,104) d. R Squared = ,495 (Adjusted R Squared = ,414) Estimated Marginal Means Kelompok Estimates 95% Confidence Interval Dependent Variable Kelompok Mean BCl2 Kontrol Negatif 1.978E-17 .024 -.050 .050 Kontrol Positif .367 .024 .316 .417 Benzopyrene + EA .083 .024 .033 .134 Benzopyrene + PGL Disertasi Lower Bound Upper Bound .017 .024 -.034 .067 1.361E-16 .024 -.050 .050 Kontrol Negatif .133 .042 .047 .220 Kontrol Positif .350 .042 .263 .437 Benzopyrene + EA .267 .042 .180 .353 Benzopyrene + MD VEGF Std. Error MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga P53 Apoptosis Benzopyrene + PGL .183 .042 .097 .270 Benzopyrene + MD .150 .042 .063 .237 Kontrol Negatif .450 .087 .270 .630 Kontrol Positif .133 .087 -.047 .313 Benzopyrene + EA .333 .087 .153 .513 Benzopyrene + PGL .350 .087 .170 .530 Benzopyrene + MD .383 .087 .203 .563 Kontrol Negatif .083 .056 -.033 .200 Kontrol Positif .050 .056 -.066 .166 Benzopyrene + EA .233 .056 .117 .350 Benzopyrene + PGL .367 .056 .250 .483 Benzopyrene + MD .317 .056 .200 .433 Pairwise Comparisons 95% Confidence Interval a for Difference a Dependent Variable (I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) BCl2 Kontrol Negatif Kontrol Positif -.367 .000 -.438 -.295 Benzopyrene + EA -.083 .035 .024 -.155 -.012 Benzopyrene + PGL -.017 .035 .635 -.088 .055 -1.163E-16 .035 1.000 -.071 .071 * .035 .000 .295 .438 * .035 .000 .212 .355 * .035 .000 .279 .421 * .035 .000 .295 .438 * .035 .024 .012 .155 * -.283 .035 .000 -.355 -.212 Benzopyrene + PGL .067 .035 .066 -.005 .138 Benzopyrene + MD .083 * .035 .024 .012 .155 .017 .035 .635 -.055 .088 * -.350 .035 .000 -.421 -.279 Benzopyrene + EA -.067 .035 .066 -.138 .005 Benzopyrene + MD .017 .035 .635 -.055 .088 1.163E-16 .035 1.000 -.071 .071 * .035 .000 -.438 -.295 Kontrol Negatif .367 Benzopyrene + EA .283 Benzopyrene + Kontrol Negatif EA Kontrol Positif Benzopyrene + Kontrol Negatif PGL Kontrol Positif Benzopyrene + Kontrol Negatif MD Kontrol Positif Kontrol Positif .350 .367 .083 -.367 Benzopyrene + EA -.083 * .035 .024 -.155 -.012 Benzopyrene + PGL -.017 .035 .635 -.088 .055 * Kontrol Positif -.217 .059 .001 -.339 -.094 Benzopyrene + EA -.133 * .059 .034 -.256 -.011 Benzopyrene + PGL -.050 .059 .408 -.172 .072 Benzopyrene + MD -.017 .059 .781 -.139 .106 * .217 .059 .001 .094 .339 Benzopyrene + EA .083 .059 .173 -.039 .206 Benzopyrene + PGL .167 * .059 .010 .044 .289 * .059 .002 .078 .322 .133 * .059 .034 .011 .256 -.083 .059 .173 -.206 .039 Kontrol Negatif Benzopyrene + MD Benzopyrene + Kontrol Negatif EA Kontrol Positif Disertasi Upper Bound .035 Benzopyrene + MD Kontrol Negatif Lower Bound * Benzopyrene + PGL VEGF a Sig. * Benzopyrene + MD Kontrol Positif Std. Error .200 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Benzopyrene + PGL .083 .059 .173 -.039 .206 Benzopyrene + MD .117 .059 .061 -.006 .239 .050 .059 .408 -.072 .172 * -.167 .059 .010 -.289 -.044 Benzopyrene + EA -.083 .059 .173 -.206 .039 Benzopyrene + MD .033 .059 .580 -.089 .156 Benzopyrene + Kontrol Negatif PGL Kontrol Positif Benzopyrene + Kontrol Negatif MD Kontrol Positif P53 Kontrol Negatif .017 .059 .781 -.106 .139 -.200 * .059 .002 -.322 -.078 Benzopyrene + EA -.117 .059 .061 -.239 .006 Benzopyrene + PGL -.033 .059 .580 -.156 .089 Kontrol Positif .317 * .124 .017 .062 .571 Benzopyrene + EA .117 .124 .354 -.138 .371 Benzopyrene + PGL .100 .124 .426 -.154 .354 Benzopyrene + MD Kontrol Positif .067 .124 .594 -.188 .321 Kontrol Negatif -.317 * .124 .017 -.571 -.062 Benzopyrene + EA -.200 .124 .118 -.454 .054 Benzopyrene + PGL -.217 .124 .092 -.471 .038 Benzopyrene + MD -.250 .124 .054 -.504 .004 -.117 .124 .354 -.371 .138 .200 .124 .118 -.054 .454 Benzopyrene + PGL -.017 .124 .894 -.271 .238 Benzopyrene + MD -.050 .124 .689 -.304 .204 -.100 .124 .426 -.354 .154 Benzopyrene + Kontrol Negatif EA Kontrol Positif Benzopyrene + Kontrol Negatif PGL Kontrol Positif .217 .124 .092 -.038 .471 Benzopyrene + EA .017 .124 .894 -.238 .271 Benzopyrene + MD -.033 .124 .790 -.288 .221 -.067 .124 .594 -.321 .188 .250 .124 .054 -.004 .504 Benzopyrene + EA .050 .124 .689 -.204 .304 Benzopyrene + PGL .033 .124 .790 -.221 .288 Benzopyrene + Kontrol Negatif MD Kontrol Positif Apoptosis Kontrol Negatif Kontrol Positif .033 .080 .680 -.131 .198 -.150 .080 .072 -.314 .014 * .080 .002 -.448 -.119 Benzopyrene + MD * -.233 .080 .007 -.398 -.069 Kontrol Negatif -.033 .080 .680 -.198 .131 * .080 .030 -.348 -.019 * .080 .001 -.481 -.152 * -.267 .080 .003 -.431 -.102 Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Kontrol Positif Benzopyrene + EA -.183 Benzopyrene + PGL -.317 Benzopyrene + MD Benzopyrene + Kontrol Negatif EA Kontrol Positif .150 .080 .072 -.014 .314 .183 * .080 .030 .019 .348 Benzopyrene + PGL -.133 .080 .107 -.298 .031 Benzopyrene + MD -.083 .080 .307 -.248 .081 * .080 .002 .119 .448 .317 * .080 .001 .152 .481 .133 .080 .107 -.031 .298 .050 .080 .537 -.114 .214 * .080 .007 .069 .398 * .080 .003 .102 .431 Benzopyrene + Kontrol Negatif PGL Kontrol Positif Benzopyrene + EA Benzopyrene + MD Benzopyrene + Kontrol Negatif MD Kontrol Positif Disertasi -.283 .283 .233 .267 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL .083 .080 .307 -.081 .248 -.050 .080 .537 -.214 .114 Based on estimated marginal means *. The mean difference is significant at the ,05 level. a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). Multivariate Tests Value Pillai's trace Wilks' lambda Hotelling's trace Roy's largest root F 1.446 .050 9.530 8.512 Hypothesis df 3.539 7.030 12.210 a 53.201 Error df 16.000 16.000 16.000 4.000 Sig. 100.000 67.849 82.000 25.000 .000 .000 .000 .000 Each F tests the multivariate effect of Kelompok. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means. a. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. Univariate Tests Dependent Variable BCl2 VEGF P53 df Mean Square Contrast .589 4 .147 Error .090 25 .004 Contrast .197 4 .049 Error .265 25 .011 Contrast .338 4 .085 1.145 25 .046 Error Apoptosis Sum of Squares Contrast .469 4 .117 Error .478 25 .019 F Sig. 40.880 .000 4.638 .006 1.845 .152 6.124 .001 The F tests the effect of Kelompok. This test is based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means. Post Hoc Tests Kelompok Multiple Comparisons LSD 95% Confidence Interval Dependent Variable BCl2 (I) Kelompok Kontrol Negatif Kontrol Positif Benzopyrene + EA (J) Kelompok Disertasi Sig. Lower Bound Upper Bound * .03464 .000 -.4380 -.2953 Benzopyrene + EA * -.0833 .03464 .024 -.1547 -.0120 Benzopyrene + PGL -.0167 .03464 .635 -.0880 .0547 Benzopyrene + MD .0000 .03464 1.000 -.0713 .0713 Kontrol Negatif .3667* .03464 .000 .2953 .4380 Benzopyrene + EA * .2833 .03464 .000 .2120 .3547 Benzopyrene + PGL .3500* .03464 .000 .2787 .4213 Benzopyrene + MD * .3667 .03464 .000 .2953 .4380 Kontrol Negatif .0833* .03464 .024 .0120 .1547 * -.2833 .03464 .000 -.3547 -.2120 .0667 .03464 .066 -.0047 .1380 Benzopyrene + MD * .0833 .03464 .024 .0120 .1547 Kontrol Negatif .0167 .03464 .635 -.0547 .0880 Kontrol Positif Kontrol Positif Benzopyrene + PGL Benzopyrene + Mean Difference (I-J) Std. Error -.3667 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PGL Benzopyrene + MD VEGF Kontrol Negatif Kontrol Positif Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Benzopyrene + MD P53 Kontrol Negatif Kontrol Positif -.3500* .03464 .000 -.4213 -.2787 Benzopyrene + EA -.0667 .03464 .066 -.1380 .0047 Benzopyrene + MD .0167 .03464 .635 -.0547 .0880 Kontrol Negatif .0000 .03464 1.000 -.0713 .0713 Kontrol Positif -.3667* .03464 .000 -.4380 -.2953 Benzopyrene + EA -.0833* .03464 .024 -.1547 -.0120 Benzopyrene + PGL -.0167 .03464 .635 -.0880 .0547 Kontrol Positif -.2167* .05944 .001 -.3391 -.0942 Benzopyrene + EA -.1333* .05944 .034 -.2558 -.0109 Benzopyrene + PGL -.0500 .05944 .408 -.1724 .0724 Benzopyrene + MD -.0167 .05944 .781 -.1391 .1058 Kontrol Negatif .2167* .05944 .001 .0942 .3391 Benzopyrene + EA .0833 .05944 .173 -.0391 .2058 Benzopyrene + PGL * .1667 .05944 .010 .0442 .2891 Benzopyrene + MD .2000* .05944 .002 .0776 .3224 Kontrol Negatif .1333* .05944 .034 .0109 .2558 Kontrol Positif -.0833 .05944 .173 -.2058 .0391 Benzopyrene + PGL .0833 .05944 .173 -.0391 .2058 Benzopyrene + MD .1167 .05944 .061 -.0058 .2391 Kontrol Negatif .0500 .05944 .408 -.0724 .1724 Kontrol Positif * -.1667 .05944 .010 -.2891 -.0442 Benzopyrene + EA -.0833 .05944 .173 -.2058 .0391 Benzopyrene + MD .0333 .05944 .580 -.0891 .1558 Kontrol Negatif .0167 .05944 .781 -.1058 .1391 Kontrol Positif -.2000* .05944 .002 -.3224 -.0776 Benzopyrene + EA -.1167 .05944 .061 -.2391 .0058 Benzopyrene + PGL -.0333 .05944 .580 -.1558 .0891 Kontrol Positif .3167* .12356 .017 .0622 .5711 Benzopyrene + EA .1167 .12356 .354 -.1378 .3711 Benzopyrene + PGL .1000 .12356 .426 -.1545 .3545 Benzopyrene + MD Kontrol Positif Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Benzopyrene + MD Apoptosis Kontrol Negatif Kontrol Positif Disertasi .0667 .12356 .594 -.1878 .3211 Kontrol Negatif -.3167* .12356 .017 -.5711 -.0622 Benzopyrene + EA -.2000 .12356 .118 -.4545 .0545 Benzopyrene + PGL -.2167 .12356 .092 -.4711 .0378 Benzopyrene + MD -.2500 .12356 .054 -.5045 .0045 Kontrol Negatif -.1167 .12356 .354 -.3711 .1378 Kontrol Positif .2000 .12356 .118 -.0545 .4545 Benzopyrene + PGL -.0167 .12356 .894 -.2711 .2378 Benzopyrene + MD -.0500 .12356 .689 -.3045 .2045 Kontrol Negatif -.1000 .12356 .426 -.3545 .1545 Kontrol Positif .2167 .12356 .092 -.0378 .4711 Benzopyrene + EA .0167 .12356 .894 -.2378 .2711 Benzopyrene + MD -.0333 .12356 .790 -.2878 .2211 Kontrol Negatif -.0667 .12356 .594 -.3211 .1878 Kontrol Positif .2500 .12356 .054 -.0045 .5045 Benzopyrene + EA .0500 .12356 .689 -.2045 .3045 Benzopyrene + PGL .0333 .12356 .790 -.2211 .2878 Kontrol Positif .0333 .07986 .680 -.1311 .1978 Benzopyrene + EA -.1500 .07986 .072 -.3145 .0145 Benzopyrene + PGL -.2833* .07986 .002 -.4478 -.1189 Benzopyrene + MD -.2333* .07986 .007 -.3978 -.0689 Kontrol Negatif -.0333 .07986 .680 -.1978 .1311 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Benzopyrene + EA -.1833* .07986 .030 -.3478 -.0189 Benzopyrene + PGL -.3167* .07986 .001 -.4811 -.1522 * -.2667 .07986 .003 -.4311 -.1022 Kontrol Negatif .1500 .07986 .072 -.0145 .3145 Kontrol Positif .1833* .07986 .030 .0189 .3478 Benzopyrene + PGL -.1333 .07986 .107 -.2978 .0311 Benzopyrene + MD -.0833 .07986 .307 -.2478 .0811 Kontrol Negatif .2833* .07986 .002 .1189 .4478 Kontrol Positif .3167* .07986 .001 .1522 .4811 Benzopyrene + EA .1333 .07986 .107 -.0311 .2978 Benzopyrene + MD .0500 .07986 .537 -.1145 .2145 Kontrol Negatif .2333* .07986 .007 .0689 .3978 Kontrol Positif * .2667 .07986 .003 .1022 .4311 Benzopyrene + EA .0833 .07986 .307 -.0811 .2478 -.0500 .07986 .537 -.2145 .1145 Benzopyrene + MD Benzopyrene + EA Benzopyrene + PGL Benzopyrene + MD Benzopyrene + PGL Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = ,019. *. The mean difference is significant at the ,05 level. T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0000 .00000 .00000 Kontrol Positif 6 .3667 .10328 .04216 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Sig. 10.652 t Sig. (2tailed) df Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper .009 -8.696 10 .000 -.36667 .04216 -.46061 -.27272 -8.696 5.000 .000 -.36667 .04216 -.47505 -.25828 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0000 .00000 .00000 Benzopyrene + EA 6 .0833 .07528 .03073 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Disertasi Sig. t df Sig. (2tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BCl2 Equal variances assumed 9.434 .012 -2.712 10 .022 -.08333 .03073 -.15181 -.01486 -2.712 5.000 .042 -.08333 .03073 -.16233 -.00433 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0000 .00000 .00000 Benzopyrene + PGL 6 .0167 .04082 .01667 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Sig. 6.250 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .031 -1.000 10 .341 -.01667 .01667 -.05380 .02047 -1.000 5.000 .363 -.01667 .01667 -.05951 .02618 Equal variances not assumed T-Test Warnings The Independent Samples table is not produced. Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Kontrol Negatif 6 Benzopyrene + MD Std. Deviation .0000 6 Std. Error Mean a .00000 a .00000 .00000 .0000 .00000 a. t cannot be computed because the standard deviations of both groups are 0. T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Positif 6 .3667 .10328 .04216 Benzopyrene + EA 6 .0833 .07528 .03073 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Equal variances not assumed Disertasi Sig. .552 .475 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 5.430 10 .000 .28333 .05217 .16708 .39959 5.430 9.143 .000 .28333 .05217 .16559 .40108 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Positif 6 .3667 .10328 .04216 Benzopyrene + PGL 6 .0167 .04082 .01667 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Sig. 3.616 t .086 Equal variances not assumed Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 7.720 10 .000 .35000 .04534 .24898 .45102 7.720 6.525 .000 .35000 .04534 .24119 .45881 T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Positif 6 .3667 .10328 .04216 Benzopyrene + MD 6 .0000 .00000 .00000 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Sig. 10.652 t .009 Equal variances not assumed Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 8.696 10 .000 .36667 .04216 .27272 .46061 8.696 5.000 .000 .36667 .04216 .25828 .47505 T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Benzopyrene + EA 6 .0833 .07528 .03073 Benzopyrene + PGL 6 .0167 .04082 .01667 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Disertasi Sig. t df Sig. (2tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BCl2 Equal variances assumed 1.712 .220 Equal variances not assumed 1.907 10 .086 .06667 .03496 -.01123 .14456 1.907 7.707 .094 .06667 .03496 -.01449 .14782 T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Benzopyrene + EA 6 .0833 .07528 .03073 Benzopyrene + MD 6 .0000 .00000 .00000 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Sig. 9.434 t .012 Equal variances not assumed Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 2.712 10 .022 .08333 .03073 .01486 .15181 2.712 5.000 .042 .08333 .03073 .00433 .16233 T-Test Group Statistics Kelompok BCl2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Benzopyrene + PGL 6 .0167 .04082 .01667 Benzopyrene + MD 6 .0000 .00000 .00000 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F BCl2 Equal variances assumed Sig. 6.250 t .031 Equal variances not assumed Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 1.000 10 .341 .01667 .01667 -.02047 .05380 1.000 5.000 .363 .01667 .01667 -.02618 .05951 T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis Disertasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0833 .13292 .05426 Kontrol Positif 6 .0500 .05477 .02236 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 7.857 t .019 Equal variances not assumed Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .568 10 .583 .03333 .05869 -.09743 .16410 .568 6.651 .589 .03333 .05869 -.10694 .17360 T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0833 .13292 .05426 Benzopyrene + EA 6 .2333 .08165 .03333 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 2.832 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .123 -2.355 10 .040 -.15000 .06368 -.29190 -.00810 -2.355 8.303 .045 -.15000 .06368 -.29593 -.00407 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0833 .13292 .05426 Benzopyrene + PGL 6 .3667 .19664 .08028 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Equal variances not assumed Disertasi Sig. .950 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .353 -2.924 10 .015 -.28333 .09690 -.49923 -.06743 -2.924 8.780 .017 -.28333 .09690 -.50337 -.06330 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Negatif 6 .0833 .13292 .05426 Benzopyrene + MD 6 .3167 .17224 .07032 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 1.644 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .229 -2.627 10 .025 -.23333 .08882 -.43124 -.03543 -2.627 9.396 .027 -.23333 .08882 -.43297 -.03369 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Positif 6 .0500 .05477 .02236 Benzopyrene + EA 6 .2333 .08165 .03333 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 1.250 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .290 -4.568 10 .001 -.18333 .04014 -.27277 -.09390 -4.568 8.742 .001 -.18333 .04014 -.27454 -.09212 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Positif 6 .0500 .05477 .02236 Benzopyrene + PGL 6 .3667 .19664 .08028 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Disertasi Sig. t df Sig. (2tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Apoptosis Equal variances assumed 6.942 .025 -3.800 10 .003 -.31667 .08333 -.50234 -.13099 -3.800 5.771 .010 -.31667 .08333 -.52255 -.11078 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontrol Positif 6 .0500 .05477 .02236 Benzopyrene + MD 6 .3167 .17224 .07032 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 22.500 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .001 -3.614 10 .005 -.26667 .07379 -.43107 -.10226 -3.614 6.001 .011 -.26667 .07379 -.44721 -.08612 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Benzopyrene + EA 6 .2333 .08165 .03333 Benzopyrene + PGL 6 .3667 .19664 .08028 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 4.324 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .064 -1.534 10 .156 -.13333 .08692 -.32701 .06034 -1.534 6.674 .171 -.13333 .08692 -.34092 .07426 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis Disertasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Benzopyrene + EA 6 .2333 .08165 .03333 Benzopyrene + MD 6 .3167 .17224 .07032 MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. 10.417 t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .009 -1.071 10 .309 -.08333 .07782 -.25672 .09005 -1.071 7.139 .319 -.08333 .07782 -.26662 .09995 Equal variances not assumed T-Test Group Statistics Kelompok Apoptosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Benzopyrene + PGL 6 .3667 .19664 .08028 Benzopyrene + MD 6 .3167 .17224 .07032 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Apoptosis Equal variances assumed Sig. .015 t .905 Equal variances not assumed Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .469 10 .649 .05000 .10672 -.18778 .28778 .469 9.829 .650 .05000 .10672 -.18834 .28834 Correlations Correlations BCl2 BCl2 Pearson Correlation VEGF VEGF Pearson Correlation Sig. (2-tailed) -.383 -.359 .001 .037 .051 30 30 30 30 ** 1 -.284 -.280 .128 .134 1 P53 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Apoptosis Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .560 .560 .001 N Apoptosis * Sig. (2-tailed) N P53 ** 30 30 30 30 * -.383 -.284 1 .372 .037 .128 * .043 30 30 30 30 -.359 -.280 .372 * 1 .051 .134 .043 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Curve Fit Model Description Dependent Variable Equation Model Name MOD_2 1 1 Independent Variable Apoptosis Linear BCl2 Constant Included Variable Whose Values Label Unspecified Observations in Plots Case Processing Summary N Total Cases a Excluded Cases Forecasted Cases Newly Created Cases 30 0 0 0 a. Cases with a missing value in any variable are excluded from the analysis. Variable Processing Summary Variables Dependent Independent Apoptosis BCl2 Number of Positive Values Number of Missing Values 23 11 Number of Zeros 7 19 Number of Negative Values User-Missing 0 0 0 0 System-Missing 0 0 Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:Apoptosis Model Summary Equation R Square Linear .129 F df1 4.149 Parameter Estimates df2 1 Sig. 28 Constant .051 .250 b1 -.424 The independent variable is BCl2. Regression b Variables Entered/Removed Variables Entered Model 1 Variables Removed a P53 Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Apoptosis Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Model Summary Model R a 1 Adjusted R Square R Square .372 .138 Std. Error of the Estimate .108 .17070 a. Predictors: (Constant), P53 b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .131 1 .131 Residual .816 28 .029 Total .947 29 F Sig. 4.501 a .043 a. Predictors: (Constant), P53 b. Dependent Variable: Apoptosis a Coefficients Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error Beta (Constant) .112 .056 P53 .297 .140 t .372 Sig. 2.006 .055 2.121 .043 a. Dependent Variable: Apoptosis Regression b Variables Entered/Removed Model 1 2 Variables Entered Variables Removed a P53, Apoptosis Method . Enter Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100). . Apoptosis a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BCl2 Model Summary Model R a 1 2 Adjusted R Square R Square .448 b .383 .201 .147 Std. Error of the Estimate .142 .116 .14171 .14383 a. Predictors: (Constant), P53, Apoptosis b. Predictors: (Constant), P53 c ANOVA Model 1 2 Disertasi Sum of Squares df Mean Square Regression .136 2 .068 Residual .542 27 .020 Total .679 29 Regression .099 1 .099 Residual .579 28 .021 F Sig. a 3.398 .048 4.806 .037 b MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Total .679 29 a. Predictors: (Constant), P53, Apoptosis b. Predictors: (Constant), P53 c. Dependent Variable: BCl2 a Coefficients Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 2 B Std. Error Beta (Constant) .203 .050 Apoptosis -.213 .157 P53 -.196 .125 .179 .047 -.259 .118 (Constant) P53 t Sig. 4.092 .000 -.252 -1.358 .186 -.289 -1.560 .130 3.804 .001 -2.192 .037 -.383 a. Dependent Variable: BCl2 b Excluded Variables Collinearity Statistics Model 2 Beta In t a Apoptosis -.252 Partial Correlation Sig. -1.358 .186 -.253 Tolerance .862 a. Predictors in the Model: (Constant), P53 b. Dependent Variable: BCl2 Regression b Variables Entered/Removed Model 1 Variables Entered Variables Removed P53, Apoptosis, a BCl2 Method . Enter 2 . P53 3 . Apoptosis Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100). Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100). a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: VEGF Model Summary Model 1 2 3 R Adjusted R Square R Square a .569 b .566 c .560 .323 .320 .313 .245 .270 .289 Std. Error of the Estimate .10960 .10779 .10640 a. Predictors: (Constant), P53, Apoptosis, BCl2 b. Predictors: (Constant), Apoptosis, BCl2 c. Predictors: (Constant), BCl2 Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga d ANOVA Model 1 2 3 Sum of Squares df Mean Square Regression .149 3 .050 Residual .312 26 .012 Total .462 29 Regression .148 2 .074 Residual .314 27 .012 Total .462 29 Regression .145 1 .145 Residual .317 28 .011 Total .462 29 F Sig. a 4.143 .016 6.366 .005 12.778 .001 b c a. Predictors: (Constant), P53, Apoptosis, BCl2 b. Predictors: (Constant), Apoptosis, BCl2 c. Predictors: (Constant), BCl2 d. Dependent Variable: VEGF a Coefficients Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 2 B Std. Error .200 .049 BCl2 .420 .149 Apoptosis -.052 P53 t Sig. 4.094 .000 .510 2.825 .009 .125 -.074 -.411 .685 -.034 .101 -.061 .189 .038 (Constant) BCl2 3 Beta (Constant) -.339 .738 5.034 .000 .435 .140 .527 3.102 .004 Apoptosis -.063 .119 -.090 -.532 .599 (Constant) .174 .023 7.592 .000 BCl2 .462 .129 3.575 .001 .560 a. Dependent Variable: VEGF c Excluded Variables Collinearity Statistics Model 2 3 Beta In P53 P53 Apoptosis t Sig. Partial Correlation Tolerance a -.339 .738 -.066 .790 b -.475 .638 -.091 .853 b -.532 .599 -.102 .871 -.061 -.082 -.090 a. Predictors in the Model: (Constant), Apoptosis, BCl2 b. Predictors in the Model: (Constant), BCl2 c. Dependent Variable: VEGF Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Lampiran 4 Prosedur Pemeriksaan Imunohistokimia Pada akhir minggu ke 9 mencit dikorbankan dengan cara dislocasio cervikal, kemudian dikubur. Spesimen dari biopsi difiksasi dengan baik menggunakan buffer formalin selanjutnya dilakukan dehidrasi dan blok parafin menggunakan metoda baku. Selanjutnya disiapkan kaca obyek yang telah dilapisi poli L-lisin, pemotongaman blok paraffin menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5μ, potongan jaringan ditebarkan/diapungkan pada permukaan bak pemanas berisi air hangat, selanjutnya jaringan yang telah menempel pada slide dilakukan deparafinisasi dan sedian siap untuk dilakukan pewarnaan imunohistokimia. Prosesing jaringan melalui beberapa tahap yaitu; dehydrasi, clearing, impregnasi, embedding. Teknik pewarnaan imunohistokimia yang digunakan adalah teknik biotin streptavidin dengan langkah-langkah sebagai berikut : Prosedur pemeriksaan Bcl-2, VEGF, p53 dengan imunohistokimia Persiapan reagen : Tahap fiksasi H2O2 : 3% Trypsin 0, 025% dalam PBS Larutan kerja DAB : R/.Aquadestilata : 1ml Tetes buffer subsrat : 1 tetes Cara pewarnaan : Deparaffinisasi, caranya adalah dengan memasukkan sayatan jaringan berturut- turut ke dalam : 1. Xylol, selama 2 menit, sebanyak 2 kali 2. Kemudian dimasukkan kedalam etanol absolut : 1 menit, sebanyak 2 kali 3. Selanjutnya dimasukkan ke dalam etanol 95 % 1 menit ,sebanyak 2 kali 4. Setelah dimasukkan ke dalametanol 95% , kemudian dimasukkan ke dalam etanol 80 % selama 1 menit. 5. Dimasukkan lagi ke dalam etanol 70 % selama 1 menit Tahap pencucian 1. Dicuci pada air mengalir selama 10 -15 menit 2. Setelah itu dimasukkan ke dalam larutan H202 3 % : selama 30 menit 3. Dicuci dengan PBS sebanyak 3 kali (a : 2 menit ) 4. Setelah itu dimasukkan ke dalam etanol 70% selama 1 menit. 5. Dicuci pada air mengalir , selama 10-15 menit 6. Dimasukkan ke dalm larutan H2O2 3% : 30 menit 7. Dicuci dengan PBS sebanyak 3 kali (a : 2 menit) 8. Dimasukkan ke dalam larutan Tripsin 0, 025% selama 6 menit pada 37o C 9. Dicuci dengan PBS sebanyak3 kali (a : 2 menit) 10. Dimasukkan ke dalam anti p53, Bcl-2, VEGF (mouse anti rat 1: 50) : 30 menit 11. Dicuci dengan PBS 3 kali (a : 2 menit) Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Tahap pelebelan 1. Dimasukkan kedalam sekunder antibody (rabbit anti mouse biotinilated antibody Label) : 30 menit 2. Dicuci dengan PBS 3 kali (a : 2 menit) 3. Dimasukkan ke dalam streptavidin HRP label :selama30 menit 4. Dicuci dengan PBS sebanyak 3 kali (a : 2 menit) 5. Dimasukkan ke dalam substrat kromogen :selama5 menit 6. Dicuci dengan PBS 3 kali (a :2 menit), kemudian dibilas dengan aquadestilata 7. Dimasukkan ke dalam Mayer Hematoxylin : 6 menit 8. Dicuci dengan air mengalir 9. Proses mounting Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Lampiran 5 TEHNIK PEMERIKSAAN TUNNEL ASSAY Prosedure pemeriksaan sel apoptosis dengan apoptag (Tunnel Assay). Persiapan reagen : H2O2 : 3% Proteinase K 60 ug /ml Larutan kerja DAB : R/Aquadestilata : 1 ml Tetes buffer substrat : 1 tetes Cara pewarnaan : Deparaffinisasi, caranya adalah dengan memasukkan sayatan jaringan berturut-turut : 1. Sayatan dimasukkan ke dalam xylol selama 2 menit, sebanyak 2 kali 2. Kemudian dimasukkan kedalam etanol absolut sebanyak 1 menit, selama 2 kali. 3. Dimasukkan ke dalam etanol selama 95% selama 1 menit, sebanyak 2 kali 4. Setelah itu dimasukkan kedalam etanol 80% selama 1 menit 5. Dimasukkan lagi ke dalam etanol 70% selama 1 menit 6. Dicuci pada air mengalir selama 10-15 menit 7. Dibilas dengan PBS sebanyak 3 kali (a : 2 menit) 8. Dimasukkan ke dalam proteinase K selama 15 menit 9. Dicuci dengan d H2O 2 sebanyak kali (2 menit) 10. Dimasukkan ke dalam 3% H2O2 selama 15menit 11. Dicuci dengan PBS sebanyak 3 kali (a : 2 menit) 12. Dimasukkan ke dalam equilibrium buffer : 10 menit pada suhu kamar 13. Dimasukkan pada working strength TDT enzyme yang dilengkapi digoxygenin 37°C : 1 jam 14. Dimasukkan pada stop buffer selama15 menit 15. Dicuci dengan PBS sebanyak3 kali (a: 2 menit) 16. Dimasukkan pada anti digoxigenin peroxidase conjugate : 30 menit 17. Dicuci dengan PBS sebanyak3 kali (a : 2 menit) 18. Dimasukkan pada peroxidase substrat selama :10 menit 19. Dicuci dengan d H 2 O sebanyak 3 kali (a : 1 menit) 20. Dimasukkan pada Mayer Haematoxylin selama : 6 menit 24. Dicuci dengan d H 2 O 25. Proses mounting Disertasi MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA ... SRI HERNAWATI