Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si1) Ir. H. Thomas Gozali, MP2), dan Gita Rosetivana Putri, S.T. 3) 1) Pembimbing Utama. 2)Pembimbing Pendamping. 3)Alumni Program Studi Tekologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan, Jl. Dr. Setiabudhi No. 193, Bandung, 40153, Indonesia. ABSTRACT Currently in our communities use of preservatives that don’t fit often happens for example the use of formaldehyde as a preservative fish, where fish is a food that is easily damaged so needs to be done preservation to extend the shelf life. One of the natural preservatives that can be used is liquid smoke which is not harmful to the body. The research objective were applied the liquid smoke as a natural food preservative as well as to determine the influence of the concentration of the liquid smoke and storage temperatures to characteristics of the Tilapia. The method of research were carried out determined concentration of smoke liquid 5%, 7,5%, and 10% and temperature storage 10oC and 25oC. The conducted observation covered microbiology test with total plate count test and sensory test of the gills’s colour, flavor, and appearance. The resulted of this research showed that concentration of the liquid smoke coconut shell influenced the total of microba but it didn’t influenced to colour of the gills, flavor, and appearance of Tilapia. The temperature storage influenced the total of microba and color of the gills but it didn’t influenced to flavor and appearance of Tilapia. The interaction between liquid smoke concentration and temperature storage didn’t influenced to total microbes, color of the gills, flavor, and appearance of the Tilapia. The selected sample was Tilapia with concentration of smoke liquid 7,5% and temperature 10oC, during storage 0-2 day decreased levels of protein and increased the total microbia and contains Escherichia coli 0 APM/gram. Keywords : Tilapia, concentration of liquid smoke, temperature storage penggunaanya sehingga tidak lagi memikirkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen. Kadang kalanya untuk menjaga kesegaran ikan agar terlihat segar dan memiliki nilai jual tinggi, I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, di masyarakat kita sekarang penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah sedemikian luas 1 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) masyarakat atau pedagang memperlakukan ikan tidak sesuai dengan standar kesehatan yaitu dengan menggunakan formalin, borak, H2O2, Antiseptik, dan lain Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang besar dalam perikanan, baik perikanan air tawar, air payau, maupun air laut. Ikan merupakan jenis bahan pangan bernilai gizi tinggi juga sebagai salah satu sumber protein yang mudah mengalami pembusukan akibat dari aktivitas bakteri maupun enzim yang terdapat Proses pembusukan ikan dapat dicegah dengan cara pengawetan. Salah satu cara pengawetan yang sudah dikenal masyarakat adalah penggunaan asap cair. Asap cair telah digunakan secara komersial sebagai bahan pemberi aroma pada ikan dan daging karena adanya komponen flavor dari senyawa-senyawa fenolik (Muratore dkk., 2005). Menurut Wijaya, dkk (2008), Asap cair yang diperoleh dari proses pirolisis memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat, dan karbonil. Menurut Yanti dan Rochima (2009), kelebihan dari penggunaan asap cair dalam pengasapan ikan adalah dapat memperoleh produk yang seragam, mengurangi polusi lingkungan, flavor, dan citarasa hampir sama dengan ikan asap secara tradisional. Asap cair mempunyai beberapa keunggulan, yaitu memiliki aktivitas antibakteri, penggunaan, dosis dan penanganan lebih mudah serta komponen-komponen yang berbahaya seperti tar yang mengandung hidrokarbon aromatik, sebagainya. Pemakaian formalin didalam makanan sangat tidak dianjurkan karena didalam formalin terkandung zat formaldehid yang didalam tubuh bersifat racun. pada ikan. Salah satu penyebab kerusakan ikan antara lain kadar air yang cukup tinggi (70-80 % dari berat daging) dan kandungan gizi yang tinggi terutama kandungan lemak dan protein. Kandungan air yang cukup tinggi dapat menyebabkan mikroorganisme mudah untuk tumbuh dan berkembangbiak (Astawan, 2004). termasuk benzo(a)-pyrene dapat dipisahkan (Muratore dkk., 2007). 1.2. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa terhadap karakteristik ikan nila ? 2. Bagaimana pengaruh suhu penyimpanan ikan nila menggunakan asap cair tempurung kelapa terhadap karakteristik nila ? 3. Bagaimana pengaruh interaksi antara konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan suhu penyimpanan terhadap karakteristik ikan nila ? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa terhadap karakteristik ikan nila. 2. Mengetahui pengaruh suhu penyimpanan ikan nila terhadap karakteristik ikan nila. 3. Mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan suhu penyimpanan terhadap karakteristik ikan nila. 2 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan asap cair sebagai pengawet bahan pangan yang alami serta untuk menentukan 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah upaya untuk memanfaatan asap cair tempurung kelapa sebagai bahan pengawet, serta untuk mempertahankan kualitas ikan nila segar , juga untuk mengetahui perubahan mutu yang terjadi pada ikan nila setelah direndam dengan asap cair. 1.5. Kerangka Pemikiran Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (2010), penggunaan formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66% dari total 786 sampel. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fauziah (2006), menunjukkan bahwa dari 24 sampel ikan asin di Pasar Johar Kota Semarang terdapat 5 sampel yang mengandung formalin. Menurut Kartika (2011), pada umumnya ikan memiliki waktu rigormortis yang pendek , yaitu kirakira 1-7 jam . Untuk mencegah proses pembusukan tersebut , maka perlu dikembangkan berbagai cara pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat. Menurut Desrosier (1988), ikan segar sangat mudah mengalami kerusakan atau pembusukan karena ikan mengandung protein yang tinggi yang membuat mikroorganisme dapat berkembang biak dengan baik. Mikrooganisme ini dapat merombak protein pada ikan sehingga ikan menjadi rusak. pengaruh konsentrasi asap cair dan suhu penyimpanan terhadap karakteristik ikan nila. Menurut Wijaya, dkk (2008), Asap cair yang diperoleh dari proses pirolisis memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat, dan karbonil. Menurut Yanti dan Rochima (2009), kelebihan dari penggunaan asap cair dalam pengasapan ikan adalah dapat memperoleh produk yang seragam, mengurangi polusi lingkungan, flavor, dan citarasa hampir sama dengan ikan asap secara tradisional. Keuntungan lain dari penggunaan asap cair adalah tidak memerlukan tempat khusus untuk pengasapan dan dilakukan secara lebih sederhana. Menurut Dwiyitno dan Rudi R (2006), penggunaan asap cair untuk pengawetan ikan kembung (Rastrelliger neglectus) segar ditinjau dari aspek organoleptik dengan perendaman konsentrasi 510% asap cair selama 30 menit mampu mempertahankan kesegaran ikan sampai 24 jam. Menurut Marasabessy (2007), pemanfaatan asap cair pada ikan tongkol. Ikan tongkol setelah dipreparasi dan direndam larutan garam, kemudian direndam dalam asap cair konsentrasi 2% selama 30 menit. Ikan asap yang dihasilkan memiliki kadar protein tinggi dan kadar benzopyren tidak terdeteksi. Menurut Arizona, dkk (2011), penambahan asap cair tempurung kenari hingga konsentrasi 12% pada daging berpengaruh terhadap sifat kimia 3 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) daging terutama pada kadar fenol dan asam. Semakin besar konsentrasi asap cair akan meningkatkan kadar fenol dan asam, sedangkan kualitas fisik daging mengalami penurunan. Daging asap yang disimpan hingga 4 hari menunjukkan penurunan mutu seperti pH, DIA, SM serta sensoris daging. Nilai pH, DIA, tidak dipengaruhi oleh konsentrasi asap cair akan tetapi dipengaruhi oleh lama penyimpanan. Menurut Maidina, S (2004), penelitian pada ikan tongkol (Euthynnus affinis) dengan perendaman 5% konsentrasi asap cair selama 30 menit merupakan perlakuan terbaik karena mengasilkan kualitas organoleptik yang paling disukai. Menurut Sadam (2013), pemberian level asap cair 1% dengan lama penyimpanan berbeda berpengaruh nyata terhadap kesukaan bakso dan tidak berpengaruh nyata terhadap kekenyalan dan daya lenting bakso. Menurut Abustam, dkk (2016), menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat penambahan asap cair sampai 2,0 % dari berat daging semakin tinggi DIA dan semakin rendah pH. Semakin lama waktu rigor semakin rendah pH dan DIA kurang lebih sama antara rentang waktu rigor. II METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian adalah ikan nila dengan berat sekitar 60 gram dan panjang sekitar 15 cm serta asap cair grade 1 dari produsen Madaniah di Yogyakarta. Menurut Nursiwi, dkk (2013), selama proses perendaman telur dalam larutan garam dengan penambahan asap cair terjadi perubahan kadar air, kadar garam, dan kadar protein pada telur. Akan tetapi kadar lemak tidak mengalami perubahan. Semakin lama waktu perendaman terjadi penurunan kadar air pada kuning maupun pada putih telur dan penurunan kadar protein pada putih telur. Sedangkan kadar garam pada kuning maupun pada putih telur mengalami kenaikan 1.6. Hipotesis Penelitian 1. Penambahan konsentrasi asap cair tertentu berpengaruh terhadap karaktersitik ikan nila. 2. Penyimpanan ikan nila pada suhu penyimpanan tertentu berpengaruh terhadap karaktersitik ikan nila. 3. Interaksi antara konsentrasi asap cair dan suhu penyimpanan berpengaruh terhadap karakteristik ikan nila. 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016, bertempat di Laboratorium Penelitain Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan, Jl. Setiabudi No.193 Bandung. Bahan yang digunakan untuk analisis kimia antara lain garam kjedahl, aquadest, Na2SO4, HgO, Selenium black, batu didih, H2SO4 pekat, NaOH 1 N, NaOH 0,3 N, Na2S2O3, granul Zn, HCl 0,1 N, H2SO4 3 N, larutan baku NaOH 0,1 N, batu didih, indikator Phenolpthalien, dan media agar yang 4 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) diperoleh dari Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Pasundan. 2.2 Metode Penelitian Penelitian utama yang akan dilakukan yaitu melakukan eksperimen untuk menentukan konsentrasi asap cair dan suhu penyimpanan terbaik terhadap ikan nila yang terdiri dari konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% dan suhu o o penyimpanan pada 10 C, 25 C. 1. Suhu Penyimpanan (B) a1 = 10oC a2 = 25oC 2. Konsentrasi Asap Cair (A) b1 = 5 % b2 = 7,5 % b3 = 10 % Kemudian dilakukan uji organoleptik (uji mutu hedonik) dengan 30 panelis serta penentuan angka lempeng total dengan metode TPC. 2.2.1. Rancangan Perlakuan Rancangan perlakuan pada penelitian ini terdiri dari dua faktor, yaitu : konsentrasi asap cair yang terdiri dari tiga taraf, dan suhu penyimpanan yang terdiri dari dua taraf. 3.2.2.2. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 2x3 dengan 4 kali pengulangan didapatkan 6 kombinasi perlakuan sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Tabel 1. Model Rancangan Percobaan Faktorial 2x3 dalam RAK Suhu Konsentrasi Ulangan Penyimpanan Asap Cair I II III IV (A) (B) b1 a1b1 a1b1 a1b1 a1b1 a1 b2 a1b2 a1b2 a1b2 a1b2 b3 a1b3 a1b3 a1b3 a1b3 b1 a2b1 a2b1 a2b1 a2b1 a2 b2 a2b2 a2b2 a2b2 a2b2 b3 a2b3 a2b3 a2b3 a2b3 untuk faktor konsentrasi asap cair (B)) µ = Nilai tengah umum Kk = Efek taraf kelompok ke-k Ai = Pengaruh perlakuan taraf ke-i untuk faktor suhu penyimpanan Bj = pengaruh perlakuan taraf ke-j untuk faktor konsentrasi asap cair (AB)ij = Efek interaksi antara taraf ke-i faktor suhu penyimpanan dan taraf ke-j konsentrasi asap cair 2.2.3. Rancangan Analisis Model percobaan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Yijk = µ + Kk + Ai + Bj + (AB) ij + Єijk Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-K yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor suhu penyimpanan (A) dan taraf ke-j 5 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Єijk = Pengaruh acak (galat (ANAVA) untuk mendapatkan percobaan) pada taraf ke i (faktor A), kesimpulan mengenai pengaruh taraf ke j (faktor B, interaksi AB. perlakuan. Sidik Ragam (ANAVA) Berdasarkan percobaan di atas, dapat dilihat pada Tabel 2. maka dibuat analisis variasi Tabel 2. Sidik Ragam (ANAVA) Sumber F Tabel Db JK KT F Hitung Varians 5% Kelompok r-1 JKK KTK Perlakuan ab-1 JKP KTP A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/KTG B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG Galat (r-1)(ab-1) JKG KTG Total rab-1 JKT Sumber : ( Gasperz, 1995). Berdasarkan perhitungan 2. Penyiangan ANAVA, dapat ditentukan daerah Ikan nila disiangi untuk penolakan hipotesis yaitu : menghilangkan sisik, dan jeroan 1. Ho, diterima, jika F hitung > F pada ikan dan untuk memudahkan tabel pada taraf 5% yang dalam proses perendaman. berarti terdapat pengaruh yang Penyiangan ikan nila dilakukan nyata atau ada pengaruh suhu dengan menggunakan pisau. penyimpanan dan konsentrasi 3. Pencucian asap cair terhadap karakteristik Pencucian dilakukan dengan ikan nila. Dengan begitu tujuan untuk membersihkan atau dilakukan uji lanjut Duncan. menghilangkan kontaminan2. Ho, ditolak, jika F hitung ≤ F kontaminan yang menempel pada tabel pada taraf 5% yang ikan nila seperti darah, sisik dan berarti tidak terdapat pengaruh jeroan. Pencucian ikan nila yang nyata atau tidak ada menggunakan air bersih yang pengaruh suhu penyimpanan mengalir langsung dari kran agar dan konsentransi asap cair proses pencucian lebih maksimal. terhadap karakteristik ikan nila. 4. Penimbangan Dengan begitu tidak perlu Ikan nila yang telah dicuci dilakukan uji lanjut Duncan. selanjutnya ditimbang 200 gram dengan sekitar panjang 15 cm. 2.3. Prosedur Penelitian 1. Persiapan bahan baku Tujuan dari penimbangan adalah Ikan nila yang digunakan adalah untuk menyeragamkan berat ikan ikan nila yang masih hidup langsung nila yang akan digunakan dalam diambil dari tempat penjualan ikan, penelitian. Penimbangan dilakukan hal ini diharapakan agar ikan nila dengan menggunakan timbangan tersebut belum mendapat perlakuan digital pengawetan sebelumnya. 6 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) 5. Perendaman Ikan nila yang telah ditimbang kemudian direndam dalam asap cair dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% dan dengan waktu perendaman 30 menit. Perendaman dilakukan dalam baskom tertutup pada suhu ruang. 6. Penirisan Ikan nila selanjutnya ditiriskan selama 5 menit pada suhu ruang dengan tujuan agar asap cair pada ikan nila tidak menetes. Penirisan ikan nila menggunakan saringan yang disimpan diatas baskom sehingga asap cair yang menetes akan tertampung dalam baskom. 7. Pembungkusan Ikan nila selanjutnya dibungkus menggunakan plastik jenis LDPE dengan ukuran 25 x 16 cm. Tujuan pembungkusan yaitu agar ikan nila tidak kontak langsung dengan udara. 8. Penyimpanan Ikan nila yang telah dibungkus dengan asap cair dengan konsentrasi tertentu selanjutnya dilakukan penyimpanan pada suhu 10°C dan 25°C selama 0, 1, dan 2 hari untuk mengetahui penurunan mutu yang terjadi pada ikan nila. 9. Analisis Ikan nila pada penyimpanan tertentu dianalisa secara berkala dengan melakukan pengujian angka lempeng total, kadar protein, dan bakteri Escherichia coli. Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah mikroba dan bakteri Escherichia coli serta penurunan kadar protein yang terdapat pada ikan nila. III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Penelitian Utama Perlakuan yang dilakukan pada penelitian utama diantaranya dengan menggunakan dua taraf suhu penyimpanan yaitu 10oC dan 25oC serta tiga taraf konsentrasi asap cair yaitu 5%, 7,5%, dan 10%. 3.1.1. Respon Organoleptik Kenampakan Berdasarkan perhitungan analisis variasi, menunjukkan bahwa suhu penyimpanan (A) dan konsentrasi asap cair (B) serta interaksi keduanya (AB) tidak berpengaruh nyata terhadap kenampakan ikan nila segar. Perubahan warna tampilan ikan dari warna asli menjadi kekuningkuningan dan bau seperti asap adalah disebabkan oleh kelompok karbonil yang terdapat pada kayu (Darmaji, 1997). Pelunakan tekstur terjadi karena penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu polipeptida, asam amino dan amoniak yang dapat meningkatkan pH ikan.Kenampakan pada sisik ikan dapat menjadi parameter kesegaran ikan, untuk ikan bersisik jika sisiknya masih melekat kuat, tidak mudah dilepaskan dari tubuhnya tersebut berarti ikan masih segar. Warna Insang Berdasarkan perhitungan analisis variasi, menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap warna insang ikan nila segar, sehingga dilakuan uji lanjut duncan. Untuk hasil uji lanjut duncan dapat dilihat pada Tabel 3. 7 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Tabel 3. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Warna Insang Ikan Nila Perlakuan Hasil Rata-rata o a1 (10 C) 1,88 a o a2 (25 C) 2,06 b Warna insang pada ikan nila Aroma yang telah direndam dalam asap cair Berdasarkan perhitungan berubah warna menjadi coklat. analisis variasi, menunjukkan bahwa Warna coklat kehitaman dari asap suhu penyimpanan (A) dan cair dipengaruhi oleh kadar konsentrasi asap cair (B) serta karbonilnya. Semakin tinggi kadar interaksi keduanya (AB) tidak karbonil semakin tinggi potensi berpengaruh nyata terhadap aroma pencoklatannya (Putra, 2010). Warna ikan nila segar. Ikan nila yang telah kecoklatan tersebut dihasilkan dari direndam dengan asap cair dengan karbonil yang bereaksi dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% protein dan membentuk pewarnaan memiliki aroma yang khas dan coklat. Perubahan warna insang sangat menyengat . Semakin tinggi menjadi kecoklatan disebabkan oleh konsentrasi asap yang diberikan terhentinya peredaran darah dan maka aroma dan rasa asap pada ikan suplai oksigen dari insang, sehingga pun akan semakin meningkat terjadi reaksi reduksi – oksidasi. (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Ikan yang masih segar berwarna 3.1.2. Respon Mikrobiologi cerah merah, sedangkan ikan yang Berdasarkan perhitungan tidak segar berwarna coklat gelap. analisis variasi, menunjukkan bahwa Insang merupakan pusat darah suhu penyimpanan (A) dan mengambil oksigen mengambil air. konsentrasi asap cair (B) Ikan yang mati mengakibatkan berpengaruh nyata terhadap jumlah peredaran darah terhenti, bahkan mikroba pada ikan nila. Hasil uji sebaliknya dapat teroksidasi lanjut terhadap jumlah mikroba pada sehingga warnanya berubah menjadi ikan nila dapat dilihat pada Tabel 4 merah gelap. dan Tabel 5. Tabel 4. Pengaruh Suhu menunjukkan berbeda nyata pada Penyimpanan Terhadap Jumlah taraf 5% Uji Duncan. Mikroba Ikan Nila Tabel 5. Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Terhadap Jumlah Mikroba Ikan Perlakuan Hasil Rata-Rata Nila (CFU/ml) Perlakuan Hasil Rata-Rata a1 (10ºC) 167 a (CFU/ml) a2 (25ºC) 196 b b1 (5%) 193 a Keterangan: Nilai rata-rata yang b2 (7,5%) 181 b ditandai dengan huruf yang berbeda b3 (10%) 170 c Hasil pengujian dari tabel 4 pengaruh suhu penyimpanan terhadap jumlah mikroba ikan nila menunjukan semakin rendah suhu penyimpanan terhadap ikan nila yang telah direndam dengan asap cair maka 8 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) semakin rendah jumlah mikroba kurang sedangkan pada konsentrasi dalam ikan nila tersebut. Hal ini 10% telah terjadi efek penghambatan disebabkan ikan yang disimpan pada pertumbuhan bakteri sebagai akibat suhu rendah mampu menghambat peningkatan kadar fenol sehingga pertumbuhan mikroba (Kartika, jumlah bakteri menurun. 2011). Teknik penyimpanan pada Senyawa fenol bersifat suhu beku dapat memperlambat sebagai sebagai antioksidan, kecepatan reaksi metabolisme, sehingga dapat menghambat sehingga dengan penurunan suhu kerusakan pangan dengan cara 8°C kecepatan reaksinya akan mendonorkan hidrogen sehingga berkurang setengahnya dan efektif dalam jumlah sangat kecil memperlambat keaktifan respirasi untuk menghambat autooksidasi sehingga pertumbuhan bakteri, jamur lemak yang dapat mengurangi dan kebusukan akan dihambat kerusakan pangan karena oksidasi (Khomsan 2004). lemak oleh oksigen serta kandungan Asap cair memiliki asam pada asap cair yang sangat kemampuan untuk mengawetkan efektif dalam menghambat dan bahan makanan karena adanya mematikan mikroba dengan cara senyawa asam, fenolat dan karbonil. senyawa asam ini menembus dinding Sehingga penggunaan asap cair serta sel mikroorganisme yang penyimpanan ikan nila pada suhu menyebabkan sel mikroorganisme rendah mampu menghambat menjadi lisis kemudian mati, dengan pertumbuhan mikroba yang akan menurunnya jumlah bakteri maka mampu mengurangi jumlah mikroba dapat meningkatkan umur simpan yang terdapat pada ikan nila produk pangan (Putra, 2010). (Harvinosa, 2012). 3.2. Sampel Terpilih Hasil pengujian dari tabel 5 Berdasarkan hasil skoring pengaruh konsentrasi asap cair dari masing-masing respon dapat terhadap jumlah mikroba ikan nila diketahui bahwa sampel terpilih menunjukkan semakin tinggi dengan skor sebesar 21 yaitu sampel konsentrasi asap cair maka semakin a1b2 dengan suhu penyimpanan rendah jumlah mikroba dalam ikan 10°C dan konsentrasi asap cair 7,5%. nila tersebut. Hal ini dikarenakan 3.3. Penelitian Sampel Terpilih komponen aktif asap cair pada 3.3.1. Analisis Kadar Protein konsentrasi 5% dan 7,5% masih Selama Penyimpanan Tabel 6. Hasil Analisis Kadar Protein Ikan Nila Selama Penyimpanan Penyimpanan Kadar Protein (Hari) (%) 0 26,56 1 20,13 2 10,44 9 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Berdasarkan hasil analisis kadar protein, apabila dibandingkan dengan kontrol kadar protein pada ikan nila segar sebesar 28,13 % perlakuan ini mengalami penurunan dari hari ke 02 sehingga dapat diketahui bahwa semakin lama penyimpanan maka kadar protein akan mengalami penurunan. Penurunan kadar protein ini mungkin terjadi karena adanya aktivitas mikroba yang menguraikan protein (Sedjati, 2006). Protein merupakan makanan bagi mikroba, protein akan diuraikan oleh mikroba sehingga akan muncul bau amoniak (Saparinto, 2007). Penurunan kadar protein juga dapat disebabkan sifat protein ada yang larut air sehingga semakin lama waktu perendaman bisa menurunkan kadar protein bahan. Selain itu asap cair memiliki tekanan osmotik yang tinggi sehingga dapat menarik air dari daging ikan serta menyebabkan terjadinya denaturasi dan koagulasi protein sehingga terjadi pengerutan daging ikan dan protein terpisah (Sanny, E, dkk. 2013). 3.3.2. Analisis Total Mikroba Tabel 7. Angka Lempeng Total Ikan Nila Segar Sampel Hasil Ikan Nila Segar 2,89 x 103 Tabel 8. Angka Lempeng Total Ikan Nila Selama Penyimpanan Penyimpanan Angka Lempeng Total (hari) (CFU/ml) 0 1,94 x 103 1 9,8 x 103 2 9,73 x 105 Berdasarkan hasil analisis angka lempeng total, apabila dibandingkan dengan kontrol jumlah mikroba pada ikan nila segar tanpa perendaman menggunakan asap cair dan o penyimpanan pada suhu 10 C yaitu sebesar 2,89 x 103 terjadi penurunan jumlah mikroba pada ikan nila yang telah direndam menggunakan asap cair dan disimpan pada suhu 10oC pada hari ke-0, hal ini disebabkan pengaruh kandungan asap cair sebagai antmikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Berdasarkan analisis angka lempeng total, pertumbuhan mikroorganisme meningkat pesat pada hari ke-2 yaitu sebesar 9,73 x 105 yang merupakan jumlah yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar yang telah ada, perlakuan ini pada hari ke-0 sampai hari ke-1 memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh SNI namun pada hari ke-2 melebihi batas maksimum SNI. Berdasarkan SNI 01-2729-2006 tentang persyaratan mutu dan keamanan ikan segar bahwa angka lempeng total 5 maksimal 5 x 10 . Hasil penelitian Haras (2004) menyebutkan bahwa ikan cakalang yang direndam dengan asap cair tempurung kelapa selama 15 menit dan disimpan pada suhu kamar mulai mengalami kemunduran mutu pada hari ke-4. Febriani (2006) 10 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) melaporkan bahwa ikan belut yang menit dapat awet pada suhu kamar direndam dalam asap cair tempurung sampai hari ke-9. kelapa konsentrasi 30% selama 15 3.3.3. Pengujian Escherichia coli Tabel 9. Hasil Analisis Escherichia coli Pengujian Hasil (APM/g) Escherichia coli 0 Berdasarkan hasil pengujian Escherichia coli , apabila dibandingkan dengan standar yang telah ada, perlakuan ini memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh SNI. Berdasarkan SNI 01-2729-2006 tentang persyaratan mutu dan keamanan ikan segar bahwa Escherichia coli total maksimal < 2 APM/g. Zat-zat yang ada dalam asap merupakan bahan yang bersifat bakteriostatik dan bakteriosidal. Senyawa yang sangat berperan sebagai antimikrobial adalah senyawa fenol dan asam asetat (Darmaji & Izimoto, 1995). Pada pengenceran 10 kali, asap cair mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescence, IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Konsentrasi asap cair tempurung kelapa berpengaruh terhadap total mikroba namun tidak berpengaruh terhadap warna insang, aroma, dan kenampakan ikan nila. 2. Suhu Penyimpanan berpengaruh terhadap total mikroba dan warna insang namun tidak berpengaruh terhadap aroma dan kenampakan ikan nila. 3. Interaksi antara konsentrasi asap cair dan suhu penyimpanan tidak berpengaruh terhadap total Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus (Darmaji, 1996). Senyawa fenol merupakan salah satu senyawa kimia utama yang bersifat antibakteri (Sugiastuti, 2002). Sebagai antibakteri senyawa fenol ini memiliki mekanisme kerja dengan merusak struktur sel bakteri dan menghambat proses pembentukan dinding sel sehingga dapat menyebabkan lisis pada dinding sel bakteri, fenol juga akan menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara mengganggu metabolisme dari mikroba dengan menghambat pembentukan spora dari mikroba tersebut (Susanti, 2006). mikroba, warna insang, aroma, dan kenampakan ikan nila. 4. Sampel terpilih yaitu pada kode sampel a1b2 dengan konsentrasi asap cair 7,5% dan suhu penyimpanan 10oC ikan nila selama penyimpanan 0-2 hari mengalami penurunan kadar protein dan mengalami peningkatan total mikroba serta mengandung Escherichia coli 0 APM/gram. 4.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penelitian terhadap pH dan kadar lemak 11 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) pada ikan nila selama penyimpanan. 2. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan tentang umur simpan DAFTAR PUSTAKA Abustam, Effendi., Hikmah. 2016. Peningkatan Sifat Fungsional Daging Sapi Bali (M. Longisismus Dorsi) Melalui Penambahan Asap Cair Pascamerta Dan Waktu Rigor. Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin. Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta. Afrianto, Eddy., dan Evy Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta. Afrianto, Eddy., dan Evy Liviawaty. 2010. Penanganan Ikan Segar, Proses Penurunan dan Cara Mempertahankan Kesegaran Ikan. Bandung: Widya Padjajaran. Arizona, Rizki., S, Edi., E, Yuni 2011. Pengaruh Konsentrasi Asap Cair dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Kimia dan Fisik Daging. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Association of Official Analytical Chemist (AOAC). 19952005. Official Methods of Analysis : AOAC Arlington. Astawan, M., 2004. Ikan yang Sedap dan Bergizi. Surakarta. Tiga Serangkai. Badan Standardisasi Nasional. 2006. Ikan Segar. Jakarta. ikan nila asap cair pada suhu ruangan maupun suhu rendah. BPOM, RI. 2005. Penyalahgunaan Formalin Pada Ikan. Budijanto, Slamet, R. Hasbullah, Setyadjid, dan S. Prabawati, Setyadjit, Sukarno & I. Zuraida. 2008. Identifikasi dan Uji Keamanan Asap Cair Tempurung Kelapa untuk Produk Pangan. Jurnal Pascpanen. Clifford. M. N,. S. L. Tang., and A. A. Eyo., 1980. Smoking Foods. Proc. Biochem. Darmaji, P. and Izimoto, M. 1995. Antibacterial effects of spices on fermented meat. The Scientific Reports of The Faculty of Agriculture Okayama University. 83 (1): 9–15. Darmaji, P.1996. Aktivitas antibakteri asap cair yang diproduksi dari bermacammacam limbah pertanian. Yogyakarta. Dwiari SR, Asadayanti DD, Nurhayati, Sofyaningsih M, Yudhanti SFAR, Yoga IBKW. 2008. Teknologi Pangan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dwiyitno, Riyanto R. 2006. Studi Penggunaan Asap Cair UntukPengawetan Ikan Kembung (Rastrelliger neglectus) Segar. Fardiaz S. 1987. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Bogor : LSI Institut Pertanian Bogor. 12 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Fatimah, E., 2010. Meraup Untung Besar dari Budidaya Ikan Nila. Yogyakarta. LYLY. Fatmanuarisma. 2012. Penilaian Tingkat Kesegaran Ikan Mas. http://fatmanuarisma.blogspot .com.Diakses 15 April 2016. Febriani, R.A. 2006. Pengaruh Konsentrasi Larutan Asap Cair Terhadap Mutu Belut (Monopterus albus) Asap yang Disimpan pada Suhu Kamar. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Penerbit Armico. Bandung. Jilid 1. Girard, J.P., 1992. Smoking dalam Technology of Meat Products. Translated by Bernard Hammings and ATT, Clermont Ferrand. New York. Haras, A. 2004. Pengaruh Konsentrasi Asap Cair dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Fillet Cakalang (Katsumonus pelamis L) Asap yang Disimpan Pada Suhu Kamar. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor Harvinosa, Rio. L. 2012. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Asap Cair dari Beberapa Jenis Limbah Pertanian yang Berbeda Terhadap Mutu Ikan Nila Asap. http://riolharvinosa.blogspot.c o.id. Diakses 04 Oktober 2016 Heruwati E.S. 2002. Pengolahan Ikan secara Tradisional: Prospek dan Pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian. Jakarta. Hidayat, Dika Junianto. 2013. Asap Cair Sebagai Pengawet. Asap-cair-sebagaipengawet.blogspot.co.id. Diakses 04 Oktober 2016. Himawati, Indah. 2010. Pengaruh Penambahan Asap Cair Tempurung Kelapa Destilasi dan Redestilasi Terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi, dan Sensoris Ikan Pindang Layang (Decapterus Sp) selama Penyimpanan. Surakarta. Kartika. 2011. Penanganan Ikan Segar. Jakarta Khayat, A. and Schwll, D. 1983. Lipid oxidation in sea food. Food Tech. Lestari, H., 2008. Pengawetan asap dengan Asap Cair. http//Suara Merdeka.com. Mahdi. 2012. Mengenal Bahaya Formalin, Borak, dan Pewarna Berbahaya. Chanif.lecture.ub.ac.id. Diakses: 15 April 2016 Maidina S. 2004. Pengaruh Pemberian Asap Cair Terhadap Aktivitas Air (Aw) Dan Kualitas Organoleptik Pada Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis). Marabessy, I. 2007. Produksi Asap Cair dari Limbah Pertanian dan Penggunaannya dalam Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Tesis. IPB, Bogor. Mayasari, D. 2011. Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Tempurung Kelapa 13 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Pranata, J. 2007. Pemanfaatan Sabut dan Tempurung Kelapa serta Cangkang Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet Alami. Teknik Kimia Universitas Malikussaleh. Lhoksumawe. Putra, Danu. 2010. Asap Cair Pengawet Makanan. Asapcair-pengawetmakanan.wordpress.com. Diakses 04 Oktober 2016. Sagoo S, Board R, Roller S. 2002. Chitosan Inhibits Growth of Spoilage Microorganism in Chilled Pork Product. Journal of Foood Microbiology Sanny E., Yefrida., Indrawati dan Refilda. 2013. Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Pada Pembuatan Ikan Kering dan Penentuan Kadar Air, Abu Serta Proteinnya.Laboratorium Kimia Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas Saparinto, C. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Jakarta: Penebar Swadaya Sedjati, S.2006. Pengaruh Konsentrasi Khitosan Terhadap Mutu Ikan Teri (Stolephorus heterolobus) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Semarang: Progam Pascasarjana Universitas Diponegro Soekarto ST. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhrata Karya Aksara. Jakarta. terhadap Mutu Ikan Nila (Oreochormis niloticus) Asap. [Skripsi]. Universitas Andalas. Padang. Montazeri, N., Oliviera, O. C. M., Himelbloom, B. H., Leigh, M. B., and Crapo. C. A,. 2012. Chemical Characterization of Commercial Liquid Smoke Products. Food Science and Nutrition. P. Muchtadi, R Tien., Sugiyono., Fitriyono Ayustaningwarno. 2008. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. IPB Press. Bogor. Muratore, G., Licciardello, F. 2005. Effect of vacuum and modified atmosphere packaging on the shelf-life of liquid-smoked swordfish (Xiphias gladius) slices.. Muratore, G., Mazzaglia, A., Lanza, C.M., Licciardello, F. 2007. Process variables on the quality of swordfish fillets flavored with smoke condensate. J of Food Processing and Presetvation. Nursiwi, Asri., Darmadji, Purnama., Kanoni, Sri. 2013. Pengaruh Penambahan Asap Cair Terhadap Sifat Kimia dan Sensori Telur Asin Rasa Asap. Pertiwi., Mihada., Hartawan. 2015. Kualitas Kimia Fisik Bakso Ayam Yang Dimarinasi Dalam Asap Cair Dalam Waktu Yang Berbeda. Ejournal Rumenta, S. R. 2011. Pengolahan Ikan Kembung. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 14 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Solichin, M. 2008. Gema Industri Kecil. Standart. Teknologi Industri Asap Cair “Deorub”menjadi Lomomotif Industri. Jakarta: Direktorat Industri Kecil dan Menengah Soldera, S., N. Sebastianutto and R. Bortolomeazzi. 2008. Composition of Phenolic Compound and Antioxidant Activity of Agric. Food Chem. Sugiastuti, S. 2002. Kajian Aktifitas Anti bakterin dan Antioksidan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle, L) pada Daging Sapi Giling.Thesis.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sundari, Tri. 2008. Potensi Asap Cair Tempurung Kelapa Sebagai Alternatif Pengganti Hidrogen Peroksida (H2O2) Dalam Pengawetan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis).UNS. Surakarta. Suryaningsih, Lilis., Putranto, Wendry., Tiarasari, Eliza (2011). Perendaman Daging Domba Garut Dengan Berbagai Konsentrasi Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Jumlah Total Bakteri Daya Awet Dan Akseptabilitas Susanti, A. 2006. Daya anti bakteri ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica less) terhadap Escherichia coli secara in vitro. Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR. Surabaya. Suyanto, R. 2002. Nila. Penebar Swadaya, Jakarta. Swastawati, Fronthea. 2011. Studi Kelayakan dan Efisiensi Usaha Pengasapan Ikan Dengan Asap Cair Limbah Pertanian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang. Tagor, Mara., Sari, Ira., Desmelati.2002. Pengaruh Penggunaan Asap Cair Yang Berbeda Terhadap Mutu Ikan Patin ( Pangasius hypopthalmus) Asap Selama Penyimpanan Pada Suhu Kamar. Universitas Riau. Tamaela, P. 2003. Efek antioksidan asap cair tempurung kelapa untuk menghambat oksidasi lipida pada steak ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) asap selama penyimpanan. Wibowo, S. 2002. Industri Pengasapan Ikan. Penebar Swadaya. Yogyakarta Wijaya, M., E. Noor, T. Tedja Irawadi dan G. Pari. 2008. Karakterisasi Komponen Kimia Asap Cair dan Pemanfaatannya Sebagai Biopestisida. Jurusan Kimia. FMIPA. UNM Makassar. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Yanti, A. R dan Rochima, E. 2009. Pengaruh Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Kimiawi Fillet Lele Dumbo Asap Cair pada Penyimpanan Suhu Ruang. Jurnal Bionatura. 15 Gita Rosetivana Putri (123020063) PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) 16