LAPORAN BULANAN TAHUN PASTORAL DIAKONAT REFLEKSI SEPTEMBER 2009 (KONSTITUSI ORDO SALIB SUCI) Setelah membaca ulang Konstitusi Ordo Salib Suci –sebagai tema khusus dalam pertemuan pastoral diakonat bulan September 2009– saya menemukan sebuah kalimat dalam prawacana: “Di samping Regula Agustinus, Konstitusi dan Statuta General boleh dibaca sebagai sumber hukum dalam Ordo” Oleh karena itu, sesuai dengan arti katanya, konstitusi yakni con = bersama dengan; stare= berdiri maka konstitusi berarti berdiri bersama dengan. Artinya tanpa konstitusi berarti tidak bisa berdiri. Dalam arti ini, konstitusi itu mendasari atau menjadi tiang penyangga baik dalam identitas maupun visi Ordo Salib Suci. Konstitusi adalah salah satu bagian dari sumber hukum Ordo yang di dalamnya terdapat berbagai aturan dan hukum yang semuanya mau menekankan siapa Ordo Salib Suci itu dan apa yang hendak dicapai oleh Ordo secara keseluruhan dalam hidup di dunia ini. Dan saya juga melihat bahwa tujuan dan isi konsitusi telah tertuang dalam profil OSC yakni dibentuk untuk hidup bagi Allah. Konstitusi adalah terjemahan sekaligus relevansi dari aturan Ordo Salib Suci yang mengikuti Regula Santo Agustinus. Dengan demikian, konstitusi disusun sebagai dasar hidup Ordo Salib Suci yang up to date. Selain itu, Konstitusi dan Statuta General boleh didalami sebagai kitab spiritualitas Ordo Salib Suci. Maka, Konstitusi dan Statuta General adalah sumber inspirasi kita di samping Kitab Suci. Lebih jauh, mendalami dan menghayati konstitusi dan Regula OSC akan membuat kita makin menjadi OSC yang “living for God alone” dan “building community”. Dalam konteks ini, saya melihat bahwa tujuan utama dari konstitusi termasuk regula dan statuta ada dalam dua dimensi. Dimensi yang pertama berkaitan dengan relasi kepada Allah. Kita hidup untuk Allah semata. Sedangkan diemnsi yang kedua berkaitan dengan relasi kepada sesama. Kita hidup untuk Allah dengan membangun komunitas Salib Suci. Kedua dimensi ini menurut saya saling berkaitan teguh: yang satu mengandaikan yang lain. Kalau tidak, berarti ada yang salah dengan kedua dimensi tersebut. Kalau Konstitusi dipandang sebagai kitab spiritualitas maka saya melihat ada tiga komunio yang ingin dibangun oleh anggota Ordo Salib Suci. Yang pertama, Communio dengan Allah : Allah telah memanggil kita, Allah sebagai pusat hidup kita. Dalam hidup sehari-hari diterjemahkan dalam doa pribadi dan doa bersama. Dengan cara itu kita telah membentuk Communio with God. Yang kedua, Communio satu sama lain. Artinya, seorang krosier hidup bersama dengan para krosier yang lain. Ada komunitas OSC atau sering disebut dengan komunitas normatif (priorat tepatnya). Dalam komunitas ini, ada relasi antara pribadi dengan pribadi juga pribadi dengan komunitas dan sebaliknya. Maka, komunitas yang demikian adalah Communio with each other. Yang ketiga, Communio dengan orang banyak. Dalam arti ini, seorang krosier tinggal dan hidup bersama di luar komunitas OSC. Seorang krosier hidup bersama dengan kelompok religius yang lain. Dalam konteks ini, saya melihat bahwa Ordo juga melihat dan mempelajari kebutuhan serta tanda-tanda zaman. Demikianlah pemahaman saya akan tema kali ini. Sebagai sebuah penghayatan barangkali saya masih jauh dari apa yang diharapkan. Akan tetapi, membaca ulang dengan terus menerus menurut saya menjadi bagian dari proses internalisasi. Semoga pemahaman 1 tidak sekadar wacana tetapi juga dipraktikkan sebagai seorang krosier yang sejati. Dan saya mau menuju ke sana. Mudah-mudahan. Amin. 2