BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Analisis Fundalmental dan Teknikal
Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan
dasar yaitu analisis fundalmental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang
akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan
variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
dengan mengamati perubahan harga tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang
melandasi analisis teknikal adalah harga saham mencerminkan informasi yang
relevan, informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu,
dan perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan berulang. Analisis
teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk yang irrasional.
2.1.2 Laporan keuangan
Proses
akuntansi
yang
meliputi
pengumpulan,
pengklasifikasian,
peringkasan dan pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu
perusahaan akan menghasilkan output berupa laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk mengetahui
perkembangan perusahaan secara periodik (samsul,2006:128).
11
12
Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan (Baridwan,1992:17).
Laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu.
2. Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya
selama satu periode akuntansi.
3. Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan modal selama suatu periode akuntansi.
4. Laporan perubahan posisi keuangan atau disebut laporan arus kas yaitu
laporan yang menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi
keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
Tujuan dari laporan keuangan adalah (Baridwan,1992:3):
1. Untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditur dan
pemakai eksternal lainnya untuk mengambil keputusan investasi, kredit dan
lainnya
2. Untuk menyediakan informasi mengenai prospek arus kas untuk membantu
investor dan kreditur dalam mengukur prospek arus kas bersih perusahaan.
3. Untuk menyediakan informasi spesifik dari suatu perusahaan seperti informasi
mengenai aktiva, hutang, ekuitas pemilik, earning dan arus dana.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan,
kinerja
serta
perubahan
posisi
keuangan
suatu
perusahaan
13
yangbermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi (PSAK, 1999:12).
Karekteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas laporan
keuangan, menurut IAI 2009 (dalam Dwi Kartiningsih,2012) terdapat empat
karakteristik pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
perbandingkan. Masing-masing karekteristik tersebut dapat di jelaskan sebagai
berikut:
1. Dapat dipahami
Informasi yang terdapt dalam laporan keuangan harus mudah dipahami oleh
pemakai.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan.
4. Dapat dipebandingkan
Agar lebih bermanfaat laporan keuangan perusahaan memiliki sifat dapat
diperbadingkan.
Perbandingan
dapat
dilakukan
antar
periode
untuk
14
mengetahui kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan,
atau dilakukan anatar perusahaan sejenis untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Laporan keuangan merupakan elememen penting yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Informasi yang
dihasilkan dari laporan keuangan yang telah dianalisis atau diproses lebih lanjut
akan bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja
perusahaan dan untuk memprediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan
datang.
2.1.3 Indeks Harga Saham
Indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks.
Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negative
dari penggunaan harga saham dalam rupiah.
Setiap bursa efek akan menetapkan angka basis indeks yang berbeda, yaitu
ada yang mulai dengan basis 100,500,atau 1.000. Jenis-jenis Indeks Harga Saham
di Bursa Efek Indonesia yaitu :
1. Indeks harga saham individu
Indeks individual menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap
harga dasarnya. Penghitungan indeks harga saham individu dilakukan dengan
rumus berikut :
Jumlah saham beredar × harga pasar
IHSI =
× 100
Jumlah saham beredar × nilai pasar
15
2. Indeks harga saham gabungan
Indeks harga saham gabungan merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis
saham yang tercatat di bursa efek. Indeks harga saham gabungan (IHSG)
diterbitkan oleh bursa efek.
3. Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan dengan
mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham/emiten dengan likuiditas yang tinggi, yang
dipilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan saham. Selain penilaian atas
likuiditas, seleksi atas saham tersebut juga memperimbangkan kapitalisasi pasar.
Berikut ini kriteria dan seleksi utama sebuah saham untuk masuk dalam LQ 45 :
a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham dipasar regular (ratarata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Ranking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12
bulan terakhir).
c. Telah tercatat di Bursa Efek Jakarta minimum 3 bulan.
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) secara rutin memantau perkembangan saham
yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45. Pergantian saham akan dilakukan
setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan Agustus.
Indeks LQ 45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar
dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli 1993 – Juli
16
1994. Hasilnya, ke 45 saham tersebut meliputi 72% total market kapitalisasi pasar
dan 72.5% dari nilai transaksi di pasar regular.
2.1.4 Analisis rasio keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi
dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan datadata yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi
ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan.
Analisis ini mengurangi ketidakpatian analisis bisnis. Analisis ini tidak
mengurangi perluna penilaian ahli, manum menyediakan dasar yang sistematis
dan efektif untuk analisis bisnis (Wild et al.,2008:3-4).
Analisis
laporan
keuangan
menyangkut
dua
jenis
perbandingan
(Husnan,1995:214) pertama, perbandingan antara rasio saat ini dengan masa lalu
dan yang diharapkan di masa yang akan datang untuk satu perusahaan. Kedua,
perbandingan rasio suatu perusahaan dengan yang lainnya yang sejenis dan kirakira sama ukurannya atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.
Jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam bisnis yaitu:
1. Rasio
likuiditas,
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
utang lancar.
2. Rasio solvabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban
jangka
panjangnya
atau
kewajiban-kewajibannya
apabila
17
perusahaan dilikuidasi. Rasio-rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
3. Rasio profitabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
4. Rasio Leverage, menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap
modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik seharusnya memiliki
komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Rasio ini juga bisa dianggap
bagian dari rasio solvabitas.
5. Rasio aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya, baik dalam kegiatan penjualan, pembelian,
dan kegiatan lainnya.
6. Rasio pertumbuhan, rasio ini menggambarkan prosentase pertumbuhan pospos perusahaan dari tahun ke tahun.
7. Rasio penilaian pasar, rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus
dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi
perusahaan di pasar modal, namun tidak berarti bahwa rasio lainnya tidak
dipakai.
8. Rasio produktivitas, jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unitunitnya, maka bisa dihitung dengan menggunakan rasio produktivitas. Rasio
ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
18
Dari kedelapan jenis rasio keuangan tersebut, rasio-rasio keuangan yang
dipergunakan dalam penilitian ini adalah:
1. Current rasio
Munawir (dalam Christine Dwi, 2012:168) menyatakan bahwa Current rasio
merupakan salah satu rasio likuiditas. Current rasio menunjukkan tingkat
keamanan kreditor jangka pendek. Tetapi current rasio yang tinggi belum tentu
menjamin akan dapat dibayarnya utang perusahaan yang sudah jatuh tempo
karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Current asset
CR =
X 100 %
Current liabity
2. Return on asset
Return on asset (ROA) merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total
assets. ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
bersih setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan
aktiva
untuk
mengahasilkan
laba
bersih
setelah
pajak
(Stella,2009:100)
Earning after tax
ROA =
X 100%
Total aktiva
3. Debt to equity ratio
Debt to equty ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan
antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai
sumber pendanaan usaha. DER dinyatakan dengan perhitungan sebagai berikut:
19
Total Hutang
DER =
X 100%
Total Ekuitas
4. Price earning ratio
Price earning rasio (PER) merupakan perbandingan harga pasar dari setiap
lembar saham terhadap EPS (laba per lembar saham). Semakin besar PER berarti
harga pasar dari setiap lembar saham akan semakin baik. PER dapat dihitung
menggunakan rumus:
Harga Saham
PER =
X 100%
Laba per lembar saham
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi harga saham
Perusahaan yang memiliki prestasi kinerja keuangan yang baik maka akan
banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya. Kinerja keuangan
perusahaan yang baik dapat dilihat, dinilai, dan dianalisis dari laporan keuanga
yang dikeluarkan perusahaan secara periodik. Permintaan investasi meningkat
apabila investor menanamkan modalnya pada perusahaan. Peningkatan investasi
akan pula meningkatkan harga saham karena harga saham biasa ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran. Selain dari faktor penawaran dan
permintaan ada pula faktor lain yang dapat meningkatkan harga saham yaitu
kepercayaan dari investor bahwa investor lainnya juga akan membeli saham biasa
yang sama sehingga harga saham tersebut naik.
20
2.1.6 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Stella (2009) menunjukkan bahwa PER pengaruh positif signifikan
terhadap harga saham, DER berpengaruh negatif terhadap harga saham, ROA
tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham, PBV pengaruh negatif
terhadap harga saham .
2. Penelitian Christine,D. (2012) menunjukkan bahwa ROA merupakan variabel
yang paling berpengaruh terhadap harga saham LQ 45.
3. Penelitian Reghilia dan Dwi (2014) menunjukkan bahwa secara simultan
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Secara parsial
variabel CR dan ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham penutupan, variabel CR menunjukkan pengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham penutupan, dan hasil analisis pada variabel
ROE menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negative dan tidak signifikan
terhadap harga saham penutupan.
21
2.2 Rerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
Current Ratio
(CRA)
Return On Asset
(ROA)
Harga Saham
Debt to Equity Ratio
(HSA)
(DER)
Price to Ratio
(PER)
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Current Ratio (CRA) Terhadap Harga Saham
Current Ratio merupakan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam
menjamin hutang lancarnya. Semakin meningkatnya current ratio menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva lancarnya dengan baik guna
memenuhi kewajibannya. Penelitian terdahulu yang dilakukan Reghilia dan Dwi
(2014) menunjukkan Secara parsial variabel CR memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham.
H1 : Current ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.
22
2.3.2 Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Harga Saham
ROA digunakan untuk alat ukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan total aktiva yang tersedia di
dalam
perusahaan
(Syamsuddin,2009:63).
Manajer
dan
investor
sering
menggunakan rasio laba bersih terhadap total aktiva untuk mengukur kinerja
perusahaan. Semakin baik keadaan suatu perusahaan maka semakin meningkatnya
rasio laba bersih terhadap total aktiva tersebut, yang akan mempengaruhi harga
saham. Hasil penelitian yang dilakukan Christine D. (2012) bahwa ROA
merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham LQ 45.
H2 : Return on asset berpengaruh positif terhadap harga saham
2.3.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total
shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga
semakin berat itu menunjukkan semakin tinggi DER. Maka dapat dikatakan DER
berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Stella (2009) menunjukkan variabel DER berpengaruh negatif terhadap harga
saham.
H3 : Debt to ratio berpengaruh negatif terhdap harga saham
2.3.4 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
PER mengidintifikasi besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk
memperoleh setiap rupiah laba perusahaan. Tingkat PER yang besar akan
menunjukkan kemungkinan pertumbuhan perusahaan yang lebih tinggi, begitu
23
pula sebaliknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009) menunjukkan
variabel PER pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
H4 : Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.
Download