BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Karakteristik
penting
akuntansi
adalah:
“(1)
pengidentifikasian,
pengukuran, dan penomunikasikan informasi keuangan tentang (2) entitas
ekonomi kepada (3) pihak yang berkepentingan” (Kieso, Weygandt and Warfield,
2007 : 2). Akuntansi keuangan (financial Accounting) adalah “sebuah proses yang
berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara
keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak
eksternal” (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2). Laporan Keuangan
merupakan “sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihakpihak di luar perusahaan” (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2). Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Laporan keuangan adalah “beberapa lembar kertas dengan angka-angka
yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata
yang berada dibalik angka tersebut” (Brigham and Houston, 2010 : 84).
Laporan keuangan adalah “laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu” (Kasmir, 2008 : 7).
Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah
merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan
10
perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk
laporan laba rugi).
Dwi dan Rifka (2008 : 3) menjelaskan laporan keuangan sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan
keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan
penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting
sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3) Laporan keuangan bertujuan untuk :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
b. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa
lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
11
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2008 : 11) adalah sebagai berikut :
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini, meberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini, memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu
periode tertentu, memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya
yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu, memberikan
informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva,
dan modal perusahaan, memberikan informasi tentang kinerja manajemen
perusahaan dalam suatu periode, memberikan informasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan, dan informasi keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara meneyeluruh. Kemudian, laporan
keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan
dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan
melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim
dilakukan.
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan
sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil
tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
dikendalikan, struktur keuangan, likuidasi dan solvabilitas serta kemampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di
masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam
12
menghasilkan kas ( dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Laporan keuangan yang disusun, untuk memenuhi tujuan serta kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Meskipun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan.
3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5)
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan,
dan dapat diperbandingkan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5), Keempat karakteristik kualitatif
pokok laporan keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Dapat dipahami
Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
b. Relevan
bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan apabila dapat memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
13
lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi pengguna di masa lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat diperbandingkan
Pengguna
harus
dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren)
posisi
dan
kinerja
memperbandingkan
keuangan.
laporan
Pengguna
keuangan
juga
harus
dapat
antarperusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
4. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut.
Masing-masing laporan keuangan mempunyai maksud tersendiri baik secara
bagian maupun keseluruhan. Namun pada kenyataanya perusahaan dituntut
mebuat laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku demi kepentingan
sendiri maupun kepentingan pihak lain.
14
Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang
biasa disusun menurut Kasmir (2008 : 28) adalah sebagai berikut :
a. Neraca
Merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada
tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Ada 3 (tiga) unsur dalam neraca yaitu (i)
aktiva, yang menunjukkan kekayaan atau sumber ekonomis yang dikuasai
perusahaan dan digunakan untuk operasi perusahaan, (ii) hutang, yaitu
jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan dengan menggunakan kekayaan
perusahaan kepada pemilik diluar pihak pemilik perusahaan, (iii) modal,
yaitu sisa hak atas aktiva di dalam perusahaan setelah dikurangi dengan
seluruh hutang-hutangnya.
b. Laporan Laba Rugi
Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi tergambar jumlah
pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diuperoleh. Kemudian,
juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama
periode tertentu. Selisih dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya disebut
laba apabila, pendapatan lebih besar dari jumlah biaya. Sebaliknya bila
jumlah biaya lebih besar dari pendapatan, perusahaan dikatakan rugi.,
c. Laporan Perubahan Modal
Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada
saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan
15
sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan
modal jarang dibuat apabila tidak terjadi perubahan modal.
d. Laporan Arus Kas
Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas
selama periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan
arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu.
e. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan
keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Hal ini diperlukan agar
pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.
5. Analisis Laporan Keuangan
Secara harfiah, analisis laporan keungan terdiri atas dua kata, yaitu analisis
dan laporan keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “analisis”
sendiri didefinisikan sebagai berikut: “Penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan” (Dwi dan
Rifka, 2008 : 5).
Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan
suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya,
menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur16
unsur tersebut, dengan tujuan untuk meperoleh pengertian dan pemahaman yang
baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti para analisis laporan
keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang
membentuk laporan keuangan.
Leopold A. Bernstein dalam buku (Dwi dan Rifka, 2008: 56), memberi definisi
analisis laporan keuangan sebagai berikut:
Financial statement analysis is the judgmental process that aims to evaluate
the current and past financial positions and results of operation of an
enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates
and predictions about future conditions and performance.
Dari definisi ini jelas bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu
proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan
tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Lebih jauh Leopold A Bernstein dalam buku (Dwi dan Rifka, 2008 : 57)
menegaskan :
Bahwa disiplin suatu analisis terhadap laporan keuangan terletak pada dua
dasar (landasan) pengetahuan, yaitu landasan pemahaman terhadap modelmodel akuntansi seperti yang tercermin pada laporan keuangan yang
dipublikasikan dan landasan penguasaan terhadap alat-alat analisis
keuangan.
17
6. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik
waktu dan kegiatan operasinya selama beberapa periode lalu. Namun, nilai
riilnya ada pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk
membantu meramalkan laba dan dividen masa depan. Informasi kualitatif
dari laporan keuangan dapat dikumpulkan oleh para analisis dan pihak
yang berkepentingan lainnya dengan memeriksa hubungan-hubungan antar
pos-pos dalam laporan keuangan dan mengidentifikasi kecenderungan
dalam hubungan ini. Titik awal yang baik dalam mengumpulkan informasi
ini adalah analisis rasio (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2).
Menurut Brigham and Houston (2007: 133) peramalan masa depan adalah
sebagai berikut:
Dari sudut pandang investor, permalan masa depan adalah inti dari
analisis keuangan yang sebenarnya. Sementara itu, dari sudut
pandang manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk
membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting
lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakantindakan yang akan memperbaiki kinerja di masa depan.
Rasio keuangan dirancang untuk mebantu kita mengevaluasi
laporan keuangan. Misalnya, PT A memiliki utang sebesar $3000 dan
beban bunga sebesar $200 , sedangkan PT B memiliki utang sebesar
$30.000 dan beban bunga $2000. Perusahaan manakah yang lebih kuat ?
Beban
utang-utang
tersebut,
dan
kemampuan
perusahaan
untuk
melunasinya dapat dievaluasi dengan: (1) membandingkan utang
perusahaan dengan asetnya dan (2) membandingkan bunga yang harus
18
dibayarkan terhadap laba yang tersedia untuk membayar bunga tersebut.
Perbandingan seperti ini akan melibatkan analisis rasio.
Secara umum, ada tiga keputusan penting yang harus senantiasa diambil
oleh setiap perusahaan. Ketiga keputusan tersebut menurut Dwi dan Rifka
(2008 : 79) adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Investasi (Investing), yaitu keputusan yang menyangkut
tentang dana yang dimiliki perusahaan sebaiknya ditanamkan ke
dalam aktiva bentuk apa
2. Keputusan Pendanaan atau Pembiayaan (Financing), yaitu
keputusan yang menyangkut tentang sumber dana yang dibutuhkan
untuk membiayai investasi
3. Keputusan Operasional (Operating), yaitu keputusan mengenai
produk apa yang akan dijual dan bagaimana cara menjualnya agar
memperoleh laba.
Hasil dari ketiga keputusan penting tersebut dicerminkan pada pada
laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu neraca
dan laporan laba-rugi.
19
b. Tujuan Analisis Rasio
Tujuan dari analisis rasio keuangan menurut Toto (2008: 10) adalah
sebagai berikut:
Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor
dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Keputusan tersebut
dilakukan antara lain dengan membandingkan antara rasio perusahaan
dengan industri. Keputusan penyaluran kredit modal kerja dan
keputusan penyaluran kredit investasi akan memerlukan data rasio
pendukung yang berbeda. Jenis rasio yang akan digunakan akan
tergantung dari jenis keputusan yang akan digunakan.
Analisis
Rasio
Investor
Kreditor
Jangka pendek
Keputusan
Pihak
Tujuan
Rasio
Jangka Panjang
Kredit jk. Pendek
Trade creditor
Bank
Minimalisasi risiko
Jaminan pemb.
Bunga & pokok
Kredit jk. Panjang
Bondholdder
Bank
Minimalisasi risiko
Jaminan pemb.
Bunga & pokok
Kredit jk. Panjang
Bondholdder
Bank
Minimalisasi risiko
Jaminan pemb.
Bunga & pokok
Likuiditas
Modal Kerja
Long-term solvency
Profitabilitas MarketBased Pertumbuhan
Gambar 2.1
hubungan rasio dan keputusan
Sumber: Hubungan Rasio dan Keputusan Toto (2008:10)
20
c. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan
Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan,
analisis rasio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah
diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.
Untuk dapat menilai efektivitas ketiga keputusan tersebut, yang pada
akhirnya dapat memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan
perusahaan, maka analisis laporan keuangan perlu diarahkan pada lima
area analisis menurut Dwi dan Rifka (2008:80) diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Likuiditas, yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Solvabilitas (Struktur Modal), yang mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau
mengukur tingkat proteksi kreditor jangka panjang.
3. Return on Investment, yang mengukur tingkat kembalian investasi
yang telah dilakukan oleh perusahaan.
4. Pemanfaatan Aktiva, yang mengukur efisiensi dan efektivitas
pemanfaatan setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.
5. Kinerja operasi yang mengukur efisiensi operasi perusahaan.
Menurut J fred Weston dalam buku (Kasmir 2008: 106), bentuk-bentuk
rasio keuangan adalah sebagai berikut:
21
1. Rasio
Likuiditas
(Liquidity
Ratio)
merupakan
rasio
yang
menggambarkan tentang kemampuan perusahaan untuk membayar
utang-utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas atau sering juga
disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah
dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar
dengan komponen di passive lancar (utang jangka pendek). Yang
termasuk rasio likuiditas yaitu:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan
untuk membiayai kegiatan uasahanya jika dibandingkan dengan
menggunakan modal sendiri. Yang termasuk rasio leverage yaitu:
a. Total utang terhadap total aktiva (Debt to Asset Ratio)
b. Total utang terhadap total ekuitas (Debt to Equity Ratio)
c. Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)
d. Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)
e. Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coeverage)
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat
22
apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola
aset yang dimiliknya. Yang termasuk rasio aktivitas yaitu:
a. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)
b. Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average
Collection Period)
c. Perputaran aktiva tetap (Fixed Turn Over)
d. Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba
dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan
dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan
investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu
memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan
aktiva atau modal yang dimilikinya. Yang termasuk rasio
profitabilitas yaitu:
a. Margin laba penjualan (Profit Margin on Sales)
b. Daya laba dasar (Basic Earning Power)
c. Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets)
d. Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity)
23
5. Rasio
Pertumbuhan
(Growth Ratio) merupakan
rasio yang
menggambarkan kemapuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor
usahanya.
a. Pertumbuhan penjualan
b. Pertumbuhan laba bersih
c. Pertumbuhan pendapatan per saham
d. Pertumbuhan dividen per saham
6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan
ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar
usahanya di atas biaya investasi.
a. Rasio harga saham terhadap pendapatan
b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
Dengan berbagai macam
rasio yang telah dipaparkan diatas bahwa
terdapat banyak bentuk rasio keuangan yang dapat digunakan untuk
dipertimbangkan sebagai bahan analisis, tergantung kepada tujuan dan
kepentingan masing-masing analis. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan (laba) secara keseluruhan dengan memanfaatkan aset yang
24
dimilikinya. Semakin besar ROA suatu perusahaan maka semakin baik
perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan penggunaan aset.
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah sebagai berikut:
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan
bersih yang diperoleh dari penggunaan aset. Dengan kata lain,
semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam
memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin
diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar.
Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan
tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA
akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
ROA diperoleh dengan cara membandingkan nilai pendapatan bersih
setelah pajak ( earning after tax / EAT) dibandingkan dengan total aset.
EAT adalah nilai pendapatan / laba bersih setelah dikurangi dengan pajak.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
2) Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turn Over merupakan “rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset ” Kasmir
(2008: 185).
25
Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut Kasmir
(2008: 186) :
=
TATO dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh
perusahaan dibandingkan dengan nilai aset total yang dimiliki oleh
perusahaan. Bila nilai TATO ditingkatkan berarti terjadi kenaikan
penjualan bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan
akan mendorong peningkatan laba yang akan direspon dengan peningkatan
harga saham perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return
saham perusahaan (Sartono, 2001).
3) Debt to Equty Ratio (DER)
Dalam rangka mengukur resiko, fokus perhatian kreditor jangka
panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas.
Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap
mempertahankan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh
kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. “Keseimbangan
proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh
pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity” Dwi dan Rifka
(2008: 89).
Pengertian Debt to equity ratio “merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas” Kasmir (2008: 157). “Rasio ini dicari
26
dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas” Kasmir (2008: 157).
Rumus untuk mencari debt to equity ratio sebagai berikut Kasmir (2008:
158):
=
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio
ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang. DER yang tinggi menandakan modal usaha lebih
banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan penggunaan modal
sendiri.
B. Saham
1. Pasar Modal
Pasar modal (capital market) dalam kata lain dapat merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
27
Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain
alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti
obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce
Lliyd dalam Wikipedia 2009), adalah meningkatkan dan menghubungkan
aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang
akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang
sangat pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di
dibidang keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar
modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return
yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konsribusi yang
besar bagi perkembangan perekonomian negara kita.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti
option, futures, dan lain-lain.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
28
dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar
modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana
yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masingmasing instrument.
2. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut
Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu “return
realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return)”. Return
realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan
sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return
ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih
bersifat tidak pasti.
Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian
(uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan
dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari
investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return
ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi
biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih
tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang
29
tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa
saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua
jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss
(keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat
melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini
biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan
secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham
yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang
diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang
dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih
tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham
sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka
pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka
pemegang saham akan mengalami capital loss.
Adapun return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(Jogiyanto, 2000): RT =
∑(
)
Dimana:
Rt → Return saham pada bulan ke t
Pt → Harga penutupan saham pada bulan ke t
30
Pt-1→ Harga penutupan saham pada bulan ke t-1
Menurut Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang
dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi
jika pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka
panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan
keuntungan.
C. Penelitian Terdahulu
Telah banyak peneliti yang telah melakukan penelitian untuk melihat
hubungan antara informasi keuangan dihubungkan dengan prediksi return saham.
Hasil dari beberapa peneliti sebelumnya tersebut akan digunakan sebagai bahan
referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
No
1
Tahun
2012
Peneliti
Anggun
Amelia
Bahar
Putri
Judul
Hasil
Analisis Pengaruh ROA,
EPS, NPM, DER dan PBV
terhadap Return Saham
(studi kasus pada industrial
Real Estate and Property
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 20072009)
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa
Return On Asset (ROA),
Earning Per Share (EPS),
Net Profit Margin (NPM)
dan Price to Book Value
(PBV) berpengaruh
positif terhadap return
saham. Sedangkan Debt
to Equity Ratio(DER)
berpengaruh negatif
31
terhadap return saham.
2
2012
Wahyuni
Peni
Padan
Pengaruh Informasi
Keuangan terhadap Return
Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa
variabel Price Earning
Ratio (PER), Debt to
Equity Ratio (DER) tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return
saham. Sedangkan
Variabel Price to Book
Value (PBV) terhadap
return saham
menunjukkan bahwa
antara kedua variabel ini
memiliki hubungan
yang signifikan
3
2006
Ulupui
Analisis Pengaruh
Likuiditas, Leverage,
Aktivitas
Hasil penelitian
Efek Jakarta.
berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Penelitian Pada
Bursa Efek Jakarta Periode
2001 Hingga 2006 Pada
Perusahaan Manufaktur.
Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa
variabel ROA dan DER
secara bersama-sama
tidak berpengaruh
terhadap return saham
menyimpulkan bahwa
secara simultan CR,
Dan Profitabilitas Terhadap ROA, TATO dan DER
Return Saham Studi Empiris berpengaruh
Pada Perusahaan
secara signifikan terhadap
Makanan Dan Minuman
return saham. Secara
Dengan Kategori Industri
parsial hanya CR dan
Barang Konsumsi Di Bursa ROA yang
4
2009
M.
Yunanto
dan Henny
Medyawat
i
32
dan hubungannya tidak
signifikan kecuali DER.
Secara parsial juga ROA
dan DER tidak
berpengaruh terhadap
return saham, hubungan
yang signifikan secara
parsial adalah DER
terhadap return saham.
5
2010
Fachrul
Reza
6
2011
Dwiatma
Patriawan
7
2011
RM Gian
Ismoyo
Kusumo
8
2011
I.G.K.A
Ulupui
PER
DER
ROA
PBV
ROA, DER dan PBV
secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
return saham.
Analisis Pengaruh EPS,
EPS, ROE mempunyai
ROE, DER terhadap harga
pengaruh yang positif
saham pada Perusahaan
terhadap harga saham.
Wholesale and Retail Trade Sedangkan DER
yang Terdaftar di Bursa
mempunyai pengaruh
Efek Indonesia (BEI) Tahun yang negatif terhadap
2006 – 2008
harga saham.
Return On Assets (ROA),
Analisis Pengaruh Rasio
Current ratio (CR), Total
Keuangan terhadap Return
Saham pada Perusahaan non assets turnover (TATO)
berpengaruh positif
bank LQ 45
terhadap return saham.
Sedangkan Debt to equity
ratio (DER) berpengaruh
negatif terhadap return
saham
Analisis Pengaruh Rasio
Informasi keuangan
Likuiditas, Leverage,
dalam bentuk rasio
Aktivitas, dan Profitabilitas likuiditas, debt, aktivitas,
terhadap Return Saham
dan profitabilitas
berpengaruh signifikan
terhadap return saham
untuk periode satu tahun
ke depan.
Sumber : dikembangkan untuk penelitan
33
D. Kerangka Pemikiran dan Model Konseptual
1. Signaling Theory
Secara garis besar signaling theory erat kaitanya dengan ketersediaan
informasi. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang
akan dating bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor di pasar modal sebgai alat analisis untuk mengambil
keputusan investasi. “Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi”
Jogiyanto (2000: 392). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat
dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan,
laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.
Asumsi dari signaling theory adalah “para manajer perusahaan memiliki
informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak
luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihakpihak yang berkepentingan” Jogiyanto (2000: 392).
34
Asimetri menurut Jogiyanto (2000: 392) adalah sebagai berikut:
Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang
hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal
tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan
semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat
mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon
informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham.
Karena jika positif diharapkan pasar dapat bereaksi dan investor dapat
mengambil keputusan untuk menentukan investasinya. Reaksi pasar ditunjukkan
dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi
diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku
pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut
sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman
informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan
dalam volume perdagangan saham.
2. Agency Theory
Teori keagenan adalah “hubungan antara agen (manajemen suatu usaha)
dan principal (pemilik usaha)” Masdupi (2005: 59). Teori agensi memilik
asumsi bahwa tiap tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan
agen. Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam situasi asimetri
informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya pihak yang
mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan dengan pihak lain (prinsipal).
Agen lebih banyak memperoleh informasi karena berhubungan langsung
dengan operasional perusahaan. Dengan asumsi individu mempunyai
35
kepentingan untuk dirinya sendiri, maka dengan adanya asimetri informasi
akan mendorong agen menyembunyikan informasi yang tidak dimiliki oleh
principal.
3. Pengaruh ROA terhadap Return Saham
Menurut Dendawijaya (2003: 120)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseSemakin besar ROA suatu
perusahaan maka semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
penggunaan aset. Dengan pencapaian laba yang tinggi, maka investor
dapat mengharapkan keuntungan karena pada hakikatnya dalam ekonomi
konvesional, motif investasi adalah untuk memperoleh laba yang tinggi,
maka apabila suatu saham menghasilkan laba yang tinggi ketertarikan
investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan berdampak
pada peningkatan harga saham.
Dengan meningkatkan ROA maka dapat dikatakan meningkatkan
pendapatan perusahaan yang berarti nilai penjualan akan meningkat. Dengan
meningkatnya nilai penjualan suatu perusahaan maka meningkat pula laba
perusahaan tersebut yang dapat dikatakan kinerja keuangan perusahaan
dikatakan baik. Dengan keadaan kinerja keuangan perusahaan yang dalam
kondisi baik maka semakin mudah untuk menarik investor. Karena semakin
meningkat ROA maka laba semakin tinggi yang dimana investor akan
mendapat return saham yang tinggi pula. Dengan tingkat pengembalian yang
tinggi maka investor juga akan meningkat dalam berinvestasi diperusahaan
tersebut, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan harga
saham.
H1 = ROA berpengaruh positif terhadap return saham
36
4. Pengaruh TATO terhadap Return Saham
TATO dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh
perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh
perusahaan. Bila nilai TATO ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan
bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong
peningkatan laba yang akan direspo dengan peningkatan harga saham
perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan
(Sartono, 2001).
H2 = Total asset turn over berpengaruh positif terhadap return saham
5. Pengaruh DER terhadap Return Saham
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.
Semakin besar nila DER maka semakin besar resiko yang akan ditanggung
atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan, akibatnya investor
cenderung menghindari perusahaan yang memiliki DER tinggi. DER yang
terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena
tingkat hutang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan
akan semakin besar dan menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin
kecil. Sehingga semakin tinggi hutang (DER) cenderung semakin besar pula
resiko yang ditanggung investor yang berakibat menurunkan return saham.
H3 = Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham
37
6. Model Konseptual
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian
ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Harga saham (Y) dipengaruhi oleh
Earnings per Share (X1), Return on Equity (X2), dan Debt to Equity Ratio
(X3).
ROA
Return on Asset
H1 (+)
TATO
Total Asset Turn
OVer
H2 (+)
Return Saham
H3 (-)
DER
Debt of Equty
Ratio
Gambar 2.2
Diagram Kerangka Pemikiran
Sumber: dikembangkan oleh peneliti
38
Download