BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Karakteristik penting akuntansi adalah: “(1) pengidentifikasian, pengukuran, dan penomunikasikan informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pihak yang berkepentingan” (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2). Akuntansi keuangan (financial Accounting) adalah “sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal” (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2). Laporan Keuangan merupakan “sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihakpihak di luar perusahaan” (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2). Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan adalah “beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut” (Brigham and Houston, 2010 : 84). Laporan keuangan adalah “laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu” (Kasmir, 2008 : 7). Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan 10 perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Dwi dan Rifka (2008 : 3) menjelaskan laporan keuangan sebagai berikut: Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3) Laporan keuangan bertujuan untuk : a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. b. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. 11 Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2008 : 11) adalah sebagai berikut : Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini, meberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu, memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan, memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode, memberikan informasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan, dan informasi keuangan lainnya. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara meneyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuidasi dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam 12 menghasilkan kas ( dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Laporan keuangan yang disusun, untuk memenuhi tujuan serta kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Meskipun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. 3. Karakteristik Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5) Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5), Keempat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Dapat dipahami Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. b. Relevan bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa 13 lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu. c. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d. Dapat diperbandingkan Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja memperbandingkan keuangan. laporan Pengguna keuangan juga harus dapat antarperusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. 4. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan mempunyai maksud tersendiri baik secara bagian maupun keseluruhan. Namun pada kenyataanya perusahaan dituntut mebuat laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku demi kepentingan sendiri maupun kepentingan pihak lain. 14 Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun menurut Kasmir (2008 : 28) adalah sebagai berikut : a. Neraca Merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Ada 3 (tiga) unsur dalam neraca yaitu (i) aktiva, yang menunjukkan kekayaan atau sumber ekonomis yang dikuasai perusahaan dan digunakan untuk operasi perusahaan, (ii) hutang, yaitu jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan dengan menggunakan kekayaan perusahaan kepada pemilik diluar pihak pemilik perusahaan, (iii) modal, yaitu sisa hak atas aktiva di dalam perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh hutang-hutangnya. b. Laporan Laba Rugi Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diuperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Selisih dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya disebut laba apabila, pendapatan lebih besar dari jumlah biaya. Sebaliknya bila jumlah biaya lebih besar dari pendapatan, perusahaan dikatakan rugi., c. Laporan Perubahan Modal Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan 15 sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat apabila tidak terjadi perubahan modal. d. Laporan Arus Kas Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. e. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Hal ini diperlukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya. 5. Analisis Laporan Keuangan Secara harfiah, analisis laporan keungan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “analisis” sendiri didefinisikan sebagai berikut: “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan” (Dwi dan Rifka, 2008 : 5). Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur16 unsur tersebut, dengan tujuan untuk meperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti para analisis laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan. Leopold A. Bernstein dalam buku (Dwi dan Rifka, 2008: 56), memberi definisi analisis laporan keuangan sebagai berikut: Financial statement analysis is the judgmental process that aims to evaluate the current and past financial positions and results of operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and performance. Dari definisi ini jelas bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Lebih jauh Leopold A Bernstein dalam buku (Dwi dan Rifka, 2008 : 57) menegaskan : Bahwa disiplin suatu analisis terhadap laporan keuangan terletak pada dua dasar (landasan) pengetahuan, yaitu landasan pemahaman terhadap modelmodel akuntansi seperti yang tercermin pada laporan keuangan yang dipublikasikan dan landasan penguasaan terhadap alat-alat analisis keuangan. 17 6. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu dan kegiatan operasinya selama beberapa periode lalu. Namun, nilai riilnya ada pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen masa depan. Informasi kualitatif dari laporan keuangan dapat dikumpulkan oleh para analisis dan pihak yang berkepentingan lainnya dengan memeriksa hubungan-hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan dan mengidentifikasi kecenderungan dalam hubungan ini. Titik awal yang baik dalam mengumpulkan informasi ini adalah analisis rasio (Kieso, Weygandt and Warfield, 2007 : 2). Menurut Brigham and Houston (2007: 133) peramalan masa depan adalah sebagai berikut: Dari sudut pandang investor, permalan masa depan adalah inti dari analisis keuangan yang sebenarnya. Sementara itu, dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakantindakan yang akan memperbaiki kinerja di masa depan. Rasio keuangan dirancang untuk mebantu kita mengevaluasi laporan keuangan. Misalnya, PT A memiliki utang sebesar $3000 dan beban bunga sebesar $200 , sedangkan PT B memiliki utang sebesar $30.000 dan beban bunga $2000. Perusahaan manakah yang lebih kuat ? Beban utang-utang tersebut, dan kemampuan perusahaan untuk melunasinya dapat dievaluasi dengan: (1) membandingkan utang perusahaan dengan asetnya dan (2) membandingkan bunga yang harus 18 dibayarkan terhadap laba yang tersedia untuk membayar bunga tersebut. Perbandingan seperti ini akan melibatkan analisis rasio. Secara umum, ada tiga keputusan penting yang harus senantiasa diambil oleh setiap perusahaan. Ketiga keputusan tersebut menurut Dwi dan Rifka (2008 : 79) adalah sebagai berikut: 1. Keputusan Investasi (Investing), yaitu keputusan yang menyangkut tentang dana yang dimiliki perusahaan sebaiknya ditanamkan ke dalam aktiva bentuk apa 2. Keputusan Pendanaan atau Pembiayaan (Financing), yaitu keputusan yang menyangkut tentang sumber dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi 3. Keputusan Operasional (Operating), yaitu keputusan mengenai produk apa yang akan dijual dan bagaimana cara menjualnya agar memperoleh laba. Hasil dari ketiga keputusan penting tersebut dicerminkan pada pada laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu neraca dan laporan laba-rugi. 19 b. Tujuan Analisis Rasio Tujuan dari analisis rasio keuangan menurut Toto (2008: 10) adalah sebagai berikut: Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Keputusan tersebut dilakukan antara lain dengan membandingkan antara rasio perusahaan dengan industri. Keputusan penyaluran kredit modal kerja dan keputusan penyaluran kredit investasi akan memerlukan data rasio pendukung yang berbeda. Jenis rasio yang akan digunakan akan tergantung dari jenis keputusan yang akan digunakan. Analisis Rasio Investor Kreditor Jangka pendek Keputusan Pihak Tujuan Rasio Jangka Panjang Kredit jk. Pendek Trade creditor Bank Minimalisasi risiko Jaminan pemb. Bunga & pokok Kredit jk. Panjang Bondholdder Bank Minimalisasi risiko Jaminan pemb. Bunga & pokok Kredit jk. Panjang Bondholdder Bank Minimalisasi risiko Jaminan pemb. Bunga & pokok Likuiditas Modal Kerja Long-term solvency Profitabilitas MarketBased Pertumbuhan Gambar 2.1 hubungan rasio dan keputusan Sumber: Hubungan Rasio dan Keputusan Toto (2008:10) 20 c. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan, analisis rasio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya. Untuk dapat menilai efektivitas ketiga keputusan tersebut, yang pada akhirnya dapat memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka analisis laporan keuangan perlu diarahkan pada lima area analisis menurut Dwi dan Rifka (2008:80) diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Likuiditas, yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Solvabilitas (Struktur Modal), yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau mengukur tingkat proteksi kreditor jangka panjang. 3. Return on Investment, yang mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan. 4. Pemanfaatan Aktiva, yang mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan setiap aktiva yang dimiliki perusahaan. 5. Kinerja operasi yang mengukur efisiensi operasi perusahaan. Menurut J fred Weston dalam buku (Kasmir 2008: 106), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: 21 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan tentang kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passive lancar (utang jangka pendek). Yang termasuk rasio likuiditas yaitu: a. Rasio Lancar (Current Ratio) b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan uasahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Yang termasuk rasio leverage yaitu: a. Total utang terhadap total aktiva (Debt to Asset Ratio) b. Total utang terhadap total ekuitas (Debt to Equity Ratio) c. Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) d. Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage) e. Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coeverage) 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat 22 apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola aset yang dimiliknya. Yang termasuk rasio aktivitas yaitu: a. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over) b. Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average Collection Period) c. Perputaran aktiva tetap (Fixed Turn Over) d. Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya. Yang termasuk rasio profitabilitas yaitu: a. Margin laba penjualan (Profit Margin on Sales) b. Daya laba dasar (Basic Earning Power) c. Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets) d. Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity) 23 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemapuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. a. Pertumbuhan penjualan b. Pertumbuhan laba bersih c. Pertumbuhan pendapatan per saham d. Pertumbuhan dividen per saham 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. a. Rasio harga saham terhadap pendapatan b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku Dengan berbagai macam rasio yang telah dipaparkan diatas bahwa terdapat banyak bentuk rasio keuangan yang dapat digunakan untuk dipertimbangkan sebagai bahan analisis, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masing-masing analis. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan (laba) secara keseluruhan dengan memanfaatkan aset yang 24 dimilikinya. Semakin besar ROA suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan penggunaan aset. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah sebagai berikut: ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aset. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. ROA diperoleh dengan cara membandingkan nilai pendapatan bersih setelah pajak ( earning after tax / EAT) dibandingkan dengan total aset. EAT adalah nilai pendapatan / laba bersih setelah dikurangi dengan pajak. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: = 2) Total Asset Turn Over (TATO) Total Asset Turn Over merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset ” Kasmir (2008: 185). 25 Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut Kasmir (2008: 186) : = TATO dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan nilai aset total yang dimiliki oleh perusahaan. Bila nilai TATO ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba yang akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan (Sartono, 2001). 3) Debt to Equty Ratio (DER) Dalam rangka mengukur resiko, fokus perhatian kreditor jangka panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap mempertahankan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. “Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity” Dwi dan Rifka (2008: 89). Pengertian Debt to equity ratio “merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas” Kasmir (2008: 157). “Rasio ini dicari 26 dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas” Kasmir (2008: 157). Rumus untuk mencari debt to equity ratio sebagai berikut Kasmir (2008: 158): = Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. DER yang tinggi menandakan modal usaha lebih banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. B. Saham 1. Pasar Modal Pasar modal (capital market) dalam kata lain dapat merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. 27 Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd dalam Wikipedia 2009), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di dibidang keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan 28 dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masingmasing instrument. 2. Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu “return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return)”. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang 29 tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Adapun return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2000): RT = ∑( ) Dimana: Rt → Return saham pada bulan ke t Pt → Harga penutupan saham pada bulan ke t 30 Pt-1→ Harga penutupan saham pada bulan ke t-1 Menurut Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan. C. Penelitian Terdahulu Telah banyak peneliti yang telah melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara informasi keuangan dihubungkan dengan prediksi return saham. Hasil dari beberapa peneliti sebelumnya tersebut akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut: Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu No 1 Tahun 2012 Peneliti Anggun Amelia Bahar Putri Judul Hasil Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap Return Saham (studi kasus pada industrial Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20072009) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan Debt to Equity Ratio(DER) berpengaruh negatif 31 terhadap return saham. 2 2012 Wahyuni Peni Padan Pengaruh Informasi Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan Variabel Price to Book Value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan 3 2006 Ulupui Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas Hasil penelitian Efek Jakarta. berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2001 Hingga 2006 Pada Perusahaan Manufaktur. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA dan DER secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham menyimpulkan bahwa secara simultan CR, Dan Profitabilitas Terhadap ROA, TATO dan DER Return Saham Studi Empiris berpengaruh Pada Perusahaan secara signifikan terhadap Makanan Dan Minuman return saham. Secara Dengan Kategori Industri parsial hanya CR dan Barang Konsumsi Di Bursa ROA yang 4 2009 M. Yunanto dan Henny Medyawat i 32 dan hubungannya tidak signifikan kecuali DER. Secara parsial juga ROA dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham, hubungan yang signifikan secara parsial adalah DER terhadap return saham. 5 2010 Fachrul Reza 6 2011 Dwiatma Patriawan 7 2011 RM Gian Ismoyo Kusumo 8 2011 I.G.K.A Ulupui PER DER ROA PBV ROA, DER dan PBV secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Analisis Pengaruh EPS, EPS, ROE mempunyai ROE, DER terhadap harga pengaruh yang positif saham pada Perusahaan terhadap harga saham. Wholesale and Retail Trade Sedangkan DER yang Terdaftar di Bursa mempunyai pengaruh Efek Indonesia (BEI) Tahun yang negatif terhadap 2006 – 2008 harga saham. Return On Assets (ROA), Analisis Pengaruh Rasio Current ratio (CR), Total Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan non assets turnover (TATO) berpengaruh positif bank LQ 45 terhadap return saham. Sedangkan Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham Analisis Pengaruh Rasio Informasi keuangan Likuiditas, Leverage, dalam bentuk rasio Aktivitas, dan Profitabilitas likuiditas, debt, aktivitas, terhadap Return Saham dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham untuk periode satu tahun ke depan. Sumber : dikembangkan untuk penelitan 33 D. Kerangka Pemikiran dan Model Konseptual 1. Signaling Theory Secara garis besar signaling theory erat kaitanya dengan ketersediaan informasi. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan dating bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebgai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. “Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi” Jogiyanto (2000: 392). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Asumsi dari signaling theory adalah “para manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihakpihak yang berkepentingan” Jogiyanto (2000: 392). 34 Asimetri menurut Jogiyanto (2000: 392) adalah sebagai berikut: Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham. Karena jika positif diharapkan pasar dapat bereaksi dan investor dapat mengambil keputusan untuk menentukan investasinya. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. 2. Agency Theory Teori keagenan adalah “hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha)” Masdupi (2005: 59). Teori agensi memilik asumsi bahwa tiap tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam situasi asimetri informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya pihak yang mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan dengan pihak lain (prinsipal). Agen lebih banyak memperoleh informasi karena berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Dengan asumsi individu mempunyai 35 kepentingan untuk dirinya sendiri, maka dengan adanya asimetri informasi akan mendorong agen menyembunyikan informasi yang tidak dimiliki oleh principal. 3. Pengaruh ROA terhadap Return Saham Menurut Dendawijaya (2003: 120) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseSemakin besar ROA suatu perusahaan maka semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Dengan pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengharapkan keuntungan karena pada hakikatnya dalam ekonomi konvesional, motif investasi adalah untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan laba yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan harga saham. Dengan meningkatkan ROA maka dapat dikatakan meningkatkan pendapatan perusahaan yang berarti nilai penjualan akan meningkat. Dengan meningkatnya nilai penjualan suatu perusahaan maka meningkat pula laba perusahaan tersebut yang dapat dikatakan kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik. Dengan keadaan kinerja keuangan perusahaan yang dalam kondisi baik maka semakin mudah untuk menarik investor. Karena semakin meningkat ROA maka laba semakin tinggi yang dimana investor akan mendapat return saham yang tinggi pula. Dengan tingkat pengembalian yang tinggi maka investor juga akan meningkat dalam berinvestasi diperusahaan tersebut, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan harga saham. H1 = ROA berpengaruh positif terhadap return saham 36 4. Pengaruh TATO terhadap Return Saham TATO dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan. Bila nilai TATO ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba yang akan direspo dengan peningkatan harga saham perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan (Sartono, 2001). H2 = Total asset turn over berpengaruh positif terhadap return saham 5. Pengaruh DER terhadap Return Saham Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin besar nila DER maka semakin besar resiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan, akibatnya investor cenderung menghindari perusahaan yang memiliki DER tinggi. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin kecil. Sehingga semakin tinggi hutang (DER) cenderung semakin besar pula resiko yang ditanggung investor yang berakibat menurunkan return saham. H3 = Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham 37 6. Model Konseptual Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Harga saham (Y) dipengaruhi oleh Earnings per Share (X1), Return on Equity (X2), dan Debt to Equity Ratio (X3). ROA Return on Asset H1 (+) TATO Total Asset Turn OVer H2 (+) Return Saham H3 (-) DER Debt of Equty Ratio Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran Sumber: dikembangkan oleh peneliti 38