KESAN INDAH DALAM TEGURAN ForumSalafy.net

advertisement
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
Ditulis oleh: Al-Ustadz Mukhtar Ibnu Rifai
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkisah:
“Seorang Arab badui datang. Ia lantas buang air kecil di salah satu sudut masjid. Orangorang berusaha untuk menghalangi, namun Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam justru melarang
mereka. Setelah ia selesai dari hajatnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam memerintahkan untuk menyediakan seember air. Kemudian, air tersebut
diguyurkan ke tempat (buang air kecil) tersebut.”
Derajat Hadits
Hadits di atas diriwayatkan Ukhu 爀猀攀戀甀琀⸠
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Hadits di atas dirTE㈠呪⁅吠儊䉔 氠〮㈶映樠䕔⁑ਯ䝓ㄠ杳nt戠〮㈶䉔 睱†儠吠uuth⽇卑ⁱ‰⹨爠䉔‰⹨爷‰⸳䔸0‱㈮〰摂椀戀甀浢uaemberwah吠儊⽇匱礠
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
badannya, serta tercecer pada beberapa tempat di dalam masjid. Bahkan, ia akan
mengalami gangguan karena menghentikan hajatnya secara terpaksa.
Setelah menyelesaikan hajatnya dan hilanglah hal-hal yang dikhawatirkan di atas, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintah para sahabat menghilangkan bekas kencingnya
dengan membersihkan tempat tersebut. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
tempat itu diguyur dengan menggunakan seember air.
Al-Imam Muslim menambahkan riwayat, “Setelah itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda kepada orang badui tersebut, ‘Sesungguhnya, masjid tidaklah pantas untuk
membuang air atau kotoran. Masjid hanyalah untuk berzikir kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala, shalat, dan membaca Al-Qur’an.’ Atau sebagaimana yang disabdakan beliau.
Di dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Hurairah , Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam memerintah para sahabat untuk membiarkannya. Setelah itu, beliau shalallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, kalian diutus untuk memberi kemudahan. Kalian
tidaklah diutus untuk menimbulkan kesusahan.” (Tanbihul Afham 1/87—88)
Asy-Syaikh Alu Bassam menerangkan alasan sikap lemah lembut Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam terhadap orang badui tersebut, yaitu agar nasihat dan pelajaran lebih mudah diterima
saat beliau sampaikan. (Taisirul ‘Allam 1/88)
Menumbuhkan Mental Seorang Penasihat
Al-Imam an-Nawawi menjelaskan, “Ketahuilah, sesungguhnya pembahasan ini, yaitu amar
ma’ruf nahi mungkar, telah sering diabaikan semenjak dahulu. Hanya sedikit yang tersisa.
Kewajiban ini adalah urusan besar. Dengannya, urusan menjadi tegak dan kokoh, karena jika
keburukan telah banyak menyebar, siksa akan dirasakan oleh orang baik dan orang jahat.
Apabila mereka tidak mencegah perbuatan zalim, telah dekat masanya Allah Subhanahu wa
ta’ala akan menurunkan siksa secara merata. Hendaknya orang-orang yang menyelisihi
perintah-Nya berhati-hati akan ditimpakan kepada mereka ujian atau azab yang pedih.
Semestinya, para pencari akhirat dan pengejar ridha Allah Subhanahu wa
ta’ala memerhatikan kewajiban ini karena manfaatnya sangat besar. Lebih-lebih saat
sebagian besar amar ma’ruf nahi mungkar telah hilang. Hendaknya ia mengikhlaskan niat
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
dan tidak merasa takut terhadap orang yang ia ingkari karena kedudukannya amat tinggi.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (al-Hajj: 40)
“Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah
diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Ali Imran: 101)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (al-Ankabut: 69)
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah
beriman”, dan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang
sebelum mereka, sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (al-Ankabut: 2—3)
Ketahuilah, pahala yang diperoleh itu sesuai dengan kadar kesulitan. Hendaknya, ia tidak
meninggalkan kewajiban ini dengan alasan persahabatan, hubungan kasih sayang, sengaja
mengelak, mencari muka, atau mempertahankan kedudukan. Sebab, persahabatan dan
hubungan kasih sayang menghadirkan kehormatan dan hak. Sebagai bentuk haknya, ia
memberinya nasihat, membimbingnya kepada kemaslahatan akhirat, dan menyelamatkan
dirinya dari mudarat.
Teman dan kekasih adalah orang yang berusaha memperbaiki urusan akhiratnya meskipun
menyebabkan dunianya berkurang. Adapun musuh adalah orang yang berupaya
melenyapkan atau mengurangi urusan akhiratnya meskipun dengan itu ia memperoleh
gambaran manfaat di dunia. Sesungguhnya, Iblis lah musuh kita, sedangkan para nabi
adalah kekasih kaum mukminin karena usaha mereka untuk kemaslahatan akhirat dan
hidayah mereka.
Kita memohon, agar Allah Yang Mahamulia mencurahkan taufik kepada kita, orang-orang
tercinta, dan kaum muslimin secara keseluruhan sehingga memperoleh keridhaan-Nya.
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala mencurahkan kedermawanan dan rahmat-Nya untuk kita.
Wallahu a’lam.
Pelaksana amar ma’ruf nahi mungkar sendiri semestinya bersikap lemah lembut agar lebih
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
memungkinkan meraih tujuan. Al-Imam asy-Syafi’i t pernah berpetuah, “Barang siapa
menegur saudaranya secara diam-diam, ia telah memberikan untuknya nasihat dan
menghiasi dirinya. Adapun seseorang yang menegur saudaranya secara terbuka (di muka
umum), ia telah membuat saudaranya malu dan merasa buruk.”
Di antara bentuk amar ma’ruf nahi mungkar yang diremehkan oleh sebagian besar kaum
muslimin adalah ketika seseorang menyaksikan orang lain menjual barang dagangan yang
memiliki cacat atau semisalnya. Ia tidak mengingkarinya, tidak juga memberitahu si pembeli
tentang cacat tersebut. Ini adalah kesalahan fatal. Para ulama telah menjelaskan bahwa
orang yang mengetahuinya wajib mengingkari si penjual dan memberitahu si pembeli.
Wallahu a’lam. (Syarah Shahih Muslim 2/24)
Agar Teguran Dirasakan Indah
Seorang muslim, pelaku dakwah, mesti mempertimbangkan banyak sisi dalam menjalani
kehidupan pribadi seorang muslim, terutama dalam mengajak atau menegur. Berikut ini
beberapa hal yang dapat kami sajikan.
1. Teguran dan nasihat harus dilandasi asas kelembutan. Dengan demikian, pihak yang
dinasihati atau ditegur akan benar-benar merasakan niat baik dari pihak yang memberi
nasihat. Dengan asas kelembutan dan kasih sayang, nasihat dan teguran akan mudah
diterima, mengena dalam hati, dan membuahkan berkah.
Abu Umamah meriwayatkan, “Ada seorang pemuda menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah Anda mengizinkan saya untuk berbuat zina?’
Para sahabat pun spontan bersuara. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,
‘Mendekatlah kemari!’ Pemuda itu lalu mendekat dan duduk di hadapan Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bertanya, ‘Relakah
engkau jika hal itu terjadi pada ibumu?’ Ia menjawab, ‘Tentu tidak, Allah menjadikan saya
sebagai tebusanmu.’ Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tentu demikian juga
orang lain. Mereka tidak rela hal itu terjadi pada ibu mereka. Relakah engkau jika perbuatan
tersebut terjadi pada putrimu?’ Ia menjawab, ‘Tentu tidak, Allah menjadikan saya sebagai
tebusanmu.’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tentu demikian juga orang
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
lain. Mereka tidak rela hal itu terjadi pada putri mereka. Relakah engkau jika perbuatan
tersebut terjadi pada saudara perempuanmu?’
(Ibnu Auf menambahkan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebut bibi [dari
ayah dan ibu])
Pemuda itu selalu menjawab, ‘Tentu tidak, Allah menjadikan saya untuk tebusanmu.’
Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan telapak tangan beliau di atas
dada si pemuda, lalu mendoakannya:
‫ﺟ ُﻪ‬
َ ‫ﻦ ﻓَ ْﺮ‬
َ َ‫ ْﺮ ﻗَﻠْﺒ َ ُﻪ وَاﻏْ ِﻔ ْﺮ ذَﻧْﺒ َ ُﻪ و‬‫ﻢ ﻃَﻬ‬
 ُ‫ﻬ‬‫اﻟﻠ‬
 ‫ﺣ‬
ْ ‫ﺼ‬
‘Ya Allah, sucikanlah hatinya, ampunilah dosanya, dan jagalah kemaluannya.’ Setelah itu,
tidak ada sesuatu yang lebih ia benci daripada perbuatan zina.” (HR. Ahmad 3/285, lihat ashShahihah, 1/645 no. 370)
Perhatikanlah! Kita dapat menyaksikan cara yang ditempuh oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam dalam mengobati “penyakit” sang pemuda. Beliau shalallahu ‘alaihi wa
sallam melakukannya dengan penuh kelembutan, kasih sayang, dan cinta. Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengambil sikap kasar, tidak pula menghadapinya dengan
hati keras. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam justru berbicara melalui akal sehat si
pemuda, berusaha menguatkan ruh kebaikan pada dirinya, dan memadamkan api syahwat
darinya.
Pembaca…
Pada kesempatan lain, seseorang datang menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam sambil berkata, “Wahai Rasulullah, binasalah aku!” Rasulullah bertanya, “Apakah
yang membuat dirimu binasa?” Ia menjawab, “Aku telah menggauli istriku pada siang hari
bulan Ramadhan, padahal aku sedang berpuasa.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu
memerintahkan agar ia memerdekakan seorang budak. Orang itu berkata, “Aku tidak
punya.” Lantas, Rasulullah memerintahkannya untuk berpuasa selama dua bulan berturutturut. Ia mengatakan, “Aku tidak akan mampu.” Kemudian, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkannya untuk memberi makan enam puluh orang miskin. Ia berkata, “Aku
tidak mampu.” Orang itu lalu duduk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu datang
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
membawa sekeranjang kurma lalu bersabda shalallahu ‘alaihi wa sallam , “Terimalah ini dan
bersedekahlah dengannya!” Ia berkata,
‫ﻲ‬‫ﺖ أَﻓْﻘ َُﺮ ِﻣﻨ‬焠〮㈶㜠〮
‫أظ‬6ㄭ㤳⁝⁔䨵㠶㘳㜠味⁛⠶ㄭ㤳⁝⁔䨠〮〰〠味⃞⣾�㐠崠ⵔ䨵㠶㘳㜠味⁛⠆利ⴴ⁝⁔䨠〮〰〠味⃫⣾팩㤹⁝⁔䨠㔮㈷㌠味⁛⠆丩ⴹ㤠崠告‰⸰〰⁔猠嬨‫۾‬踨‫⁝⤴ﻘ‬‭㈮㌴
ٍ ‫ﺖ‬焠〮㈶㜠〮
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
sana-kemari. Al-Imam asy-Syafi’i t pernah memberikan petuah, “Barang siapa menegur
saudaranya secara diam-diam, ia telah memberinya nasihat dan menghiasi dirinya. Adapun
seseorang yang menegur saudaranya secara terbuka, ia telah membuat saudaranya malu
dan merasa buruk.” (Syarah Shahih Muslim, an-Nawawi 2/24)
Lain halnya jika saudaranya melakukan kesalahan secara terang-terangan, merasa bangga,
mengulanginya setelah ditegur, dan memberikan dampak buruk yang besar, ia dapat
menegurnya secara terbuka agar khalayak umum dapat berhati-hati dan menghindarinya.
Wallahu a’lam.
2. Yang harus diperhatikan juga dalam amar ma’ruf nahi mungkar adalah penguasaan
tentang kondisi orang, tabiat, watak masyarakat, dan waktu. Dengan demikian, cara
penyampaian dan metode pelaksanaan akan sesuai dengan kadar dan kemampuan. Cara
penyampaian kepada orang awam tentu berbeda dengan cara penyampaian kepada orang
yang terpelajar. Demikian juga antara orang pandai dan orang jahil.
Abbas al-Anbari berkisah, “Aku pernah berjalan bersama Abu Abdillah (al-Imam Ahmad) di
kota Basrah. Lalu aku mendengar seseorang berkata kepada orang lain, ‘Wahai anak zina!’
Orang itu pun membalas, ‘Apa anak zina!?’ Aku pun berhenti, sementara Abu Abdillah terus
berjalan. Lalu, al-Imam Ahmad menoleh ke arahku, ‘Wahai Abul Fadhl, ayo terus jalan!’ Aku
mengatakan, ‘Kita telah mendengar (apa yang mereka ucapkan), kita wajib (mengingatkan).’
Al-Imam Ahmad segera menjawab, ‘Peristiwa tadi tidak termasuk’.” (al-Amru bil Ma’ruf, alKhallal hlm. 114). Saat itu, al-Imam Ahmad tidak mengingatkan pelaku (yang mengucapkan
kata-kata kotor) karena orang itu berasal dari kalangan rendahan.
3. Saat menegur atau menyampaikan nasihat, pertimbangkanlah baik buruknya, maslahat
dan mafsadahnya. Akankah memunculkan kebaikan, ataukah justru melahirkan
kemungkaran yang lebih parah?
Ibnul Qayyim (I’lamul Muwaqqi’in 3/4) menjelaskan, “Sesungguhnya, Nabi shallahu ‘alaihi wa
sallam telah menetapkan syariat untuk umatnya dalam hal mengingkari kemungkaran,
dengan tujuan munculnya kebaikan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dan RasulNya shalallahu ‘alaihi wa sallam . Apabila konsekuensi dari mengingkari satu bentuk
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
kemungkaran adalah menimbulkan kemungkaran yang lebih besar lagi dan lebih dimurkai
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, tidak diperkenankan untuk mengingkarinya
meskipun Allah Subhanahu wa ta’ala membencinya dan membenci pelakunya. Siapa saja
yang memerhatikan berbagai peristiwa yang pernah terjadi dalam Islam, baik besar maupun
kecil, ia pasti menemukan bahwa ajaran semacam ini telah diabaikan. Demikian juga
kurangnya kesabaran dalam mengingkari kemungkaran sehingga ia berusaha
menghilangkannya dengan tergesa-gesa. Akhirnya, usahanya justru menimbulkan
kemungkaran yang jauh lebih parah. Sungguh, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah
menyaksikan kemungkaran terbesar di Makkah, namun beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam
tidak dapat mengubahnya. Bahkan, sekalipun Makkah telah dibukakan oleh Allah Subhanahu
wa ta’ala untuk beliau dan menjadi negeri Islam, ditambah keinginan kuat beliau untuk
mengubah letak Ka’bah dengan mengembalikannya pada posisi fondasi Ibrahim. Akan tetapi,
itu semua beliau shallahu ‘alaihi wa sallam urungkan, padahal beliau mampu. Beliau shallahu
‘alaihi wa sallam khawatir hal itu akan menimbulkan kemungkaran yang lebih parah, yaitu
penolakan dari Quraisy, sementara mereka baru saja masuk ke dalam Islam dan baru
beberapa saat terlepas dari kekafiran.”
Faedah Hadits
Hadits ini mengandung beberapa faedah. Kami menukilkannya dari penjelasan asy-Syaikh
Muhammad al-Utsaimin dalam kitab Syarah Bulughul Maram, dengan beberapa perubahan.
1. Orang jahil tidak dapat diajak berbicara sebagaimana orang pandai, namun mereka
disikapi dengan kelembutan. Orang Arab badui tersebut menyangka bahwa sudut masjid
yang lapang itu seperti tempat lapang biasa, dapat digunakan untuk buang air kecil.
2. Keumuman watak masyarakat pedalaman adalah kejahilan. Sama halnya dengan
masyarakat pedalaman, orang yang tidak aktif menghadiri majelis ilmu dan majelis ulama,
seringnya akan mengalami kejahilan.
3. Bertindak segera dalam mencegah kemungkaran. Sebab, para sahabat cepat-cepat
mencegah kemungkaran dan melarang orang badui tersebut.
4. Apabila satu bentuk kemungkaran tidak hilang melainkan dengan memunculkan
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
kemungkaran yang lebih besar, untuk sementara boleh tidak diingkari. Artinya, kemungkaran
itu didiamkan hingga tiba waktu yang tepat. Dalilnya adalah sikap Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam melarang para sahabat yang hendak menghentikan hajat orang badui
tersebut. Penjelasannya telah diterangkan di atas.
5. Tanah akan menjadi suci dengan menuangkan air di atasnya, tidak perlu menggalinya,
seperti yang dikerjakan oleh sebagian orang. Cukup dengan menuangkan air pada tempat
yang terkena najis, tanah pun menjadi suci. Namun, jika najis itu berbentuk benda, seperti
tinja, benda najis tersebut dihilangkan baru kemudian dituangkan air pada tempatnya.
6. Untuk menyucikan najis yang mengenai tanah tidak ditentukan jumlah tuangan air
atasnya.
7. Air seni manusia hukumnya najis. Oleh sebab itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam memberikan perintah untuk menyucikannya. Ada riwayat yang menjelaskan
ancaman siksa untuk orang yang tidak membersihkan atau menyucikan diri dari air seni.
8. Salah satu syarat sah shalat adalah kesucian tempat. Masjid adalah tempat melaksanakan
shalat. Jika kesucian tempat bukan termasuk syarat shalat, tentu Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam tidak akan memerintah para sahabat untuk menuangkan air pada tempat
tersebut.
9. Tidak diperbolehkan meletakkan benda najis dalam masjid. Demikian juga membuang
sampah di masjid meskipun sampah tersebut benda yang suci karena masjid harus
dibersihkan dari kotoran dan sampah.
10. Menjaga kesucian masjid adalah wajib hukumnya.
11. Indahnya akhlak, metode pengajaran, dan hikmah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.
12. Bagusnya cara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memberi penjelasan. Beliau
membimbing, tidak pantas benda kotor dan najis berada di dalam masjid. Masjid dibangun
untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, seperti shalat, zikir, dan
yang semisalnya.
13. Aktivitas keduniaan tidak seharusnya dilakukan di dalam masjid. Masjid tidak boleh
digunakan untuk kegiatan jual beli, mengumumkan kehilangan barang, atau melakukan
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
profesi usaha. Contoh mudahnya, seorang penjahit diharamkan bekerja menjahit di dalam
masjid karena masjid dibangun hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu
wa ta’ala.
Semoga ringkasnya pembahasan ini tidak mengurangi manfaat yang diperoleh. Mudahmudahan semakin bertambahnya ilmu dan pengalaman, beriring dengan perjalanan waktu,
Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan kita sebagairan2⁊੮ynyny 欀 洀畡n, b桨 D獩ng dengafean瑴u,
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
KESAN INDAH DALAM TEGURAN
sahabat alaihimussalam yang mana mereka…
ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah
Download