bab 2 kajian pustaka

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu acuan konten sehingga
penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
sedang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji riset penelitian
terdahulu nasional maupun internasional dengan topik yang sesuai dengan pengaruh
personal selling terhadap keputusan pembelian. Berikut beberapa jurnal yang
berkaitan dengan penelitian yang ini, diantaranya:
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu
No.
Judul penelitian
1
Pesan Iklan Televisi dan Personal Selling: Alat Promosi
Untuk Peningkatan Keputusan Pembelian
(Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2)
Peneliti dan Tahun
Ananda Fortunisa & Andrew Arief Agassi
Penelitian
(2012)
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Kuantitatif
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah variabel
pesan iklan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian. Variabel personal selling juga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel pesan
iklan
dan
personal selling
juga
secara
simultan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dimana nilai
pengaruh personal selling lebih besar daripada pengaruh
iklan. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah
9
10
dikarenakan personal selling yang memiliki pengaruh
terkuat untuk keputusan pembelian konusmen, maka
produsen rokok dapat melakukan kampanye produknya
melalui konsep ini. Konsep ini akan lebih mudah
diaplikasikan jika target konsumenya adalah para perokok
baru (new comers consumen). Namun dilain pihak, jika
target konsumennya adalah mereka yang sudah loyal kepada
sebuah merek rokok, produsen akan lebih sulit untuk
mempromosikannya dengan konsep personal selling.
Persamaan dengan
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti
Penelitian
adalah sama-sama meneliti tentang personal selling dan
keterkaitannya
terhadap
keputusan
pembelian
yang
signifikan melalui metode yang sama pula yaitu kuantitatif.
Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
memperkaya penulisan penelitian yang diteliti.
Perbedaan dengan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti yaitu
Penelitian
penelitian ini menggunakan tidak hanya menggunakan
personal selling sebagai variabel independen, melainkan
juga menggunakan variabel independen lainnya berupa alat
promosi iklan. Perbedaan juga didapat dari penggunaan
indikator dari teori yang digunakan pada personal selling
yaitu approach (pendekatan),
presentation (presentasi),
Handling Objection (menangani keberatan) dan Clossing
(menutup). Sedangkan indikator variabel terikat pada
penelitian ini adalah keputusan pembelian meenggunakan
indikator pengetahuan,
penghargaan,
diferensiasi
dan
relevansi. Sehingga penelitian ini bersifat lebih kompleks.
Sehingga indikator dalam pengukuran yang digunakan
berbeda dengan penelitian yang akan diteliti.
11
No.
Judul penelitian
2
Analisis Kebijakan Personal Selling Dalam Mencapai
Target Penjualan (Studi Pada PT. Astra Internasional TbkTSO AUTO 2000 Cabang Malang Sutoyo)
Peneliti dan Tahun
Danial Fahri, Srikandi Kumadji, Dahlan Fanani
Penelitian
(2013)
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Kualititatif
Hasil analisa kebijakan personal selling yang dilakukan
dalam mencapai target penjualan meliputi kualifikasi yang
dimiliki sales excecutives seperti tingkat pendidikan,
kemampuan khusus, dan pengalaman kerja mempengaruhi
kemampuan penjualan sales executives di PT. Astra
International Tbk-TSO Cabang Malang Sutoyo. Kemudian
dengan memberikan jaminan balas jasa berbentuk gaji dan
insentif, menjadikan hal tersebut sebagai jaminan ikatan
kerja dan penghargaan yang sesuai dengan kinerja sales
executives.
Perusahaan
juga
memberikan
balas
jasa
nonfinansial bagi sales executives agar dapat bekerja lebih
baik dan berprestasi di perusahaan. Terakhir, melalui
penetapan target yang sesuai maka diharapkan dapat tercapai
rasionalisasi bagi sales executives dalam menjual produk
perusahaan.
Persamaan dengan
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
Penelitian
adalah sama-sama meneliti tentang personal selling dan
keterkaitannya dengan target penjualan yang secara tidak
langsung target penjualan tersebut sebelumnya dipengaruhi
oleh
faktor
keputusan
pembelian
konsumen.
Dalam
penelitian ini menjelaskan bahwa kualifikasi yang dimiliki
tenaga
pemasar
sangat
berperan
penting
dalam
mempengaruhi pencapaian target penjualan. Sehingga
penelitian dapat dijadikan sebagai acuan dalam memperkaya
12
penulisan penelitian ini .
Perbedaan dengan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti yaitu
Penelitian
penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berarti
perolehan data diperoleh melalui wawancara mendalam
narasumber secara internal perusahaan. Dimana dalam
penelitian ini analisa yang diangkat adalah dari segi internal
organisasi seperti kualifikasi tenaga pemasar kegiatan
personal selling dan upaya balas budi perusahaan kepada
tenaga pemasar.
No.
Judul penelitian
3
Pengaruh Penjualan Personal Terhadap Pengetahuan Produk
dan Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil
SUV Premium di Jawa Barat
(Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5)
Peneliti dan Tahun
Aditya Wardhana, Zainuddin Iba
Penelitian
(2014)
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Kuantitatif
Hasil dari penelitian ini dengan promosi personal selling,
perusahaan dapat membangun pengetahuan konsumen
sebagai modal dasar menanamkan produk yang ditawarkan
dibenak konsumen dan dapat berdampak pada peningkatan
keputusan pembelian. Penjualan personal yang dilakukan
oleh ATPM dalam memasarkan produk SUV Premium-nya
di Jawa Barat secara mayoritas dinilai oleh konsumen
menunjukkan nilai baik. Penjualan personal berpengaruh
secara signifikan terhadap pengetahuan produk. Penjualan
personal berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian produk SUV Premium oleh konsumen di Jawa
13
Barat. Penjualan personal berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen melalui pengetahuan produk. Hal ini
menunjukkan bahwa penjualan personal dan pengetahuan
produk secara bersama-sama akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen.
Persamaan dengan
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti
Penelitian
adalah sama-sama meneliti tentang personal selling dan
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian dengan hasil
yang signifikan, metode yang digunakan juga sama yaitu
metode
kuantitatif.
Selain
itu
penelitian
ini
juga
menggunakan kerangka pemikiran yang berlandaskan pada
teori yang sama mengenai tahapan penjualan personal dan
proes pengambilan keputusan pembelian sehingga memiliki
indikator penelitian yang sama pula. Berdasarkan persamaan
tersebut maka penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
dalam memperkaya penelitian yang diteliti .
Perbedaan dengan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti yaitu
Penelitian
penelitian ini menggunakan tidak hanya menggunakan
keputusan pembelian sebagai variabel dependen, melainkan
juga menggunakan variabel dependen lainnya berupa
pengetahuan produk. Dalam penelitian ini menyimpulkan
bahwa dari pelaksanaan personal selling akan berpegaruh
pada
pengetahuan
produk
konsumen
yang
nantinya
mempengaruhi keputusan pembelian. Sehingga penelitian
ini bersifat lebih luas.
No.
Judul penelitian
4
Buyer’s Perceptions of Personal Selling Quality in Service
Selling
Peneliti dan Tahun
Sanna-Mari Renfors
14
Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
(2013)
Kualititatif
Studi ini membahas kebutuhan untuk lebih baik pemahaman
kualitas personal selling dan berfokus pada persepsi kualitas
pembeli mengenai perilaku tenaga penjual dalam layanan
penjualan. Analisis dari perilaku tenaga penjual dalam
pertemuan penjualan terdapat empat tema tentang kualitas
personal selling: 1) memberikan informasi produk (tujuan
berbagi, faktual dan subjektif, informasi pengalaman), 2)
memuaskan kebutuhan sosio-emosional (menciptakan rasa
kenyamanan dan rasa kedekatan), 3) memuaskan kebutuhan
yang terkait dengan produk (memperlakukan pembeli
individu, terlibat dalam koperasi percakapan) dan 4)
membantu dalam pengambilan keputusan yang (Membuat
usaha dan menunjukkan inisiatif). Hasil menunjukkan
pentingnya tenaga penjualan sebagai broker pengetahuan
yang mengkhususkan diri dalam berbagi serbaguna,
subjektif, dan pengalaman informasi. Selanjutnya, hasil
menunjukkan bahwa tenaga penjualan juga memiliki nilai
sosial
sebagai
sumber
komersial.
Karenanya,
menindaklanjuti penggunaan dan peran personal selling
sangat dianjurkan.
Persamaan dengan
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti
Penelitian
adalah sama-sama meneliti tentang personal selling.
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana personal
selling dapat mempengaruhi persepsi konsumen melalui
pelayanan yang dilakukan dan sangat dianjurkan dalam
penggunaannya, hal tersebut tentunya secara tidak langsung
merujuk pada persepsi konsumen untuk dapat melakukan
keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan.
Berdasarkan
alasan
persamaan
penelitian ini dapat dijadikan
tersebut
menjadikan
sebagai acuan untuk
15
memperkaya penulisan penelitian.
Perbedaan dengan
Penelitian
Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang diteliti
adalah penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana
fokus
yang
digunakan
yaitu
bagaimana
pelayanan
penyampaian informasi tenaga pemasar dapat menyentuh
emosional calon konsumen yang kemudian dihubungkan
melalui produk bukan secara struktur tahapan pelaksanaan
kegiatan personal selling.
No.
Judul penelitian
5
The Impact of Promotional Mix Elements on Consumers
Purchasing Decisions
(Vol. 8, No. 2, 2014, pp. 143-151)
Peneliti dan Tahun
Penelitian
Mahmud I. Nour, Mohammad Salamh Almahirah, Sultan
"Mohammed Said," Sultan Freihat
(2014)
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Kuantitatif
Hasil meneliti dampak dari kegiatan promosi dilakukan di
saham Keramik Yordania dan perusahaan produksi kaca
terhadap keputusan membeli konsumen dapat diringkas
sebagai berikut: Tingkat promosi praktek unsur campuran di
saham Keramik Yordania dan perusahaan produksi kaca
adalah tinggi untuk iklan, personal selling, dan promosi
penjualan, sementara itu sedang sampai rendah untuk
publisitas, dan hubungan masyarakat. Tidak ada pengaruh
statistik yang signifikan dari promosi gabungan berikut:
(Kegiatan promosi iklan, personal selling, penjualan,
publisitas, dan hubungan masyarakat) yang dilakukan oleh
kepemilikan saham perusahaan produksi keramik dan kaca
16
Yordania terhadap keputusan pembelian konsumen. Namun,
ada pengaruh yang signifikan secara statistik dari unsur
promosi berikut: periklanan, personal selling dan promosi
penjualan
yang
dilakukan
oleh
kepemilikan
saham
perusahaan produksi keramik dan kaca Yordania terhadap
keputusan pembelian konsumen. Tidak ada pengaruh
statistik yang signifikan dari publisitas, dan hubungan
masyarakat dilakukan saham keramik dan kaca Yordania.
Persamaan dengan
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti
Penelitian
adalah sama-sama meneliti tentang personal selling dan
keterkaitannya dengan keputusan pembelian konsumen
dengan pengaruh yang cukup tinggi. Penggunaan metode
juga
sama
yaitu
menggunakan
metode
kuantitatif.
Berdasarkan persamaan tersebut sehingga penelitian dapat
dijadikan sebagai acuan untuk memperkaya penulisan
penelitian.
Perbedaan dengan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti yaitu
Penelitian
penelitian ini menggunakan tidak hanya menggunakan
personal selling sebagai variabel independen, melainkan
menggunakan
variabel
independen
lainnya
dalam
promotional mix yaitu advertising, sales promotion,
publicity dan public relations. Penelitian ini memfokuskan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen tersebut terhadap keputusan pembelian dan
mengetahui manakh yang dianggap paling efektif digunakan
pada studi kasusnya sehingga bersifat lebih kompleks.
17
2.2
Landasan Teori
1.2.1 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup
semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan,
komunikasi non verbal, dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi
interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang
terlibat tidak seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar
individu yang dalam tindakan komunikatif (Sarwono, 2009).
Beberapa pengertian komunikasi interpersonal; menurut beberapa ahli
lainya adalah sebagai berikut:
1.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara orangorang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal
maupun nonverbal (Mulyana, 2008)
2.
Komunikasi yang terjadi di antara 2 orang yang mempunyai
hubungan yang jelas di antara mereka. Komunikasi interpersonal
merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh
orang lain dengan efek dan feedback yang langsung. Pertemuan
antara dua orang atau mungkin empat orang yang terjadi spontan
dan tidak berstruktur (Dasrun Hidayat, 2012)
Jadi
komunikasi
interpersonal
adalah
proses
pengiriman
dan
penerimaan pesan antara dua orang atau lebih yang disertai dengan efek atau
umpan balik. Komunikasi interpersonal dapat dikatakan sebagai komunikasi
yang paling efektif karena feedback yang cepat diberikan dan memungkinkan
melihat feedback berupa komunikasi non verbal.
Komunikasi adalah hal yang utama dalam kehidupan manusia karena
manusia tidak mungkin dapat berinteraksi tanpa berkomunikasi. Meskipun
penelitian ini difokuskan pada variabel personal selling dan keputusan
pembelian, namun aktifitas komunikasi khususnya komunikasi interpersonal
dalam interaksi dan dalam aplikasinya senantiasa akan melibatkan komunikasi
18
secara umum sebagai bidang yang cakupannya lebih luas dalam menjangkau
semua unsur yang ada didalamnya. Hal tersebut dikarenakan komunikasi
secara umum merupakan aspek yang hadir dimana-mana (omni presents).
1.2.1.1 Karakteristik Komunikasi Interpersonal
Richard L Weaver II menyebutkan karakteristik-karakteristik
komunikasi interpersonal. Menurutnya terdapat delapan karakteristik
dalam komunikasi interpersonal (Budyatna & Ganiem, 2013), yaitu:
a.
Melibatkan paling sedikit dua orang.
b.
Adanya umpan balik atau feedback.
c.
Tidak harus tatap muka.
d.
Tidak harus bertujuan.
e.
Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect.
f.
Tidak
harus
melibatkan
atau
menggunakan
kata-kata
(komunikasi non verbal).
g.
Dipengaruhi oleh konteks. Konteks meliputi: jasmaniah, sosial,
historis,
psikologis,
keadaan
kultural
yang
mengelilingi
peristiwa komunikasi.
h.
Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise. Kegaduhan dapat
bersifat eksternal, internal, atau semantik.
1.2.1.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Adapun tujuan dari komunikasi interpersonal adalah (Purwanto, 2006):
1. Menyampaikan informasi kepada orang lain.
2. Berbagi pengalaman kepada orang lain.
3. Menumbuhkan simpati.
4. Melakukan kerja sama.
5. Membangkitkan motivasi.
19
1.2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Pemasaran mencakup keseluruhan system kegiatan bisnis mulai dari
perencanaan, penentuan harga, promosi, dan penditribusiaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan pelayanan yang
bermutu. Menurut American Association of Advertising Agency, komunikasi
pemasaran terpadu yaitu :
Merupakan konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui
nilai tambah dari perencanaan komprehensif yang mengkaji peran
strategis masing-masing bentuk komunikasi, misalnya iklan, respon
langsung, promosi penjualan, dan humas (hubungan masyarakat), serta
memadukannya untuk meraih kejelasan pesan, konsistensi, dan dampak
komunikasi maksimal melalui keterintegrasian pesan (Hermawan, 2012).
Definisi komunikasi pemasaran terpadu lainnya disampaikan dari para
ahli yaitu seperti yang disampaikan oleh Kotler dan Amstrong. Mereka
menjelaskan bahwa :
Pemasaran terdiri dari startegi bauran pemasaran (marketing mix) dimana
organisasi atau perusahaan mengembangkan untuk mentransfer nilai
melalui pertukaran untuk pelanggannya. Bauran pemasaran (marketing
mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran
(Kotler&Amstrong, 2008).
Selanjutnya disampaikan oleh Purba bahwa marketing mix terdiri atas
iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan
(sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and
publicity) serta pemasaran langsung (direct marketing) (Purba, 2006).
Kotler dan Keller juga menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran
adalah
sasaran
yang
digunakan
perusahaan
dalam
upaya
untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual
(Kotler&Keller, 2012).
Demikian menurut Kennedy dan Soemanagara, mereka menjelaskan
bahwa Marketing Communication juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan
pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan
20
untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai
yaitu terjadinya peningkatan pendapataan atas penggunaan jasa atau pembelian
produk yang ditawarkan (Kennedy&Soemanagara, 2006).
Uraian diatas menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran terpadu
adalah suatu pemasaran yang memnggabungkan periklanan, promosi
penjualan, penjualan personal, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat
menjadi satu untuk mencapai tujuan pemasaran. Serta suatu target/sasaran yang
menggunakan teknik-teknik komunikasi untuk membujuk, menginformasikan,
dan mengingatkan konsumen tentang produk/jasa untuk menciptakan posisi
merek yang membedakan dengan merek pesaing dan terjadinya peningkatan
pendapatan.
Hubungan pengaruh komunikasi pemasaran dengan penelitian ini
adalah bahwa komunikasi pemasaran yang salah satunya diwujudkan melalui
kegiatan personal selling saat ini sangat mempengaruhi keputusan pembelian
karena saat ini banyak perusahaan yang berlomba-lomba meningkatkan
kualitas tenaga penjual mereka untuk dapat memenangkan hati pelanggan.
1.2.3 Personal Selling
Personal selling digunakan sebagai salah satu alat promosi untuk
berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Banyak
perusahaan saat ini bergantung pada tenaga penjual atau sales person untuk
membidik dan mencari calon pembeli yang potensial, menjadikan mereka
pelanggan,
kemudian
mengembangkan
bisnis.
Namun,
terdapat pula
perusahaan lainnya yang menggunakan personal selling bersamaan dengan
unsur bauran promosi.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012), mengemukakan bahwa :
Personal selling is personal presentation by the firms sales force for
the purpose of making sales and building customer relationships.
Menurut Buchari (2007) personal selling adalah :
Oral Presentation in a conversation with one or more prospective
purchases for the purpose of making sales.
21
Pendapat ahli lainnya mengemukakan bahwa penjualan personal
(personal selling) merupakan bertemunya secara langsung (face-to-face) antara
penjual produk atau jasa dengan calon pembeli prospektif (Hermawan, 2012).
Berdasarkan ketiga definisi yang telah dipaparkan, maka ditarik
kesimpulan bahwa penjualan personal (personal selling) sebagai ujung tombak
dari kegiatan promosi. Personal selling merupakan satu-satunya alat promosi
yang mengharuskan pemasar berhadapan langsung dengan konsumen.
Kegiatan promosi ini menyajikan presentasi pribadi dalam bentuk percakapan
langsung saling bertatap muka antara pemasar dengan satu atau lebih calon
pembeli dimana penjualan personal (personal selling) dapat membujuk atau
mempengaruhi calon pembeli dengan tujuan tercipta suatu penjualan.
Dengan terjadinya komunikasi dua arah yang memungkinkan adanya
interaksi secara langsung antara pemasar dan calon pembeli, setidaknya akan
meciptakan sebuah penilaian positif oleh pelanggan dan berakhir pada
keputusan pembelian.
1.2.3.1 Tahap-Tahap Personal Selling
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Bob
Sabran (2012) personal selling memiliki beberapa tahap yaitu:
1. Mencari Calon Pelanggan
Tahap pertama dalam penjualan adalah mengidentifikasi
dan mengkualifikasikan calon pelanggan, semakin banyak
perusahaan yang bertanggung jawab untuk mencari dan
mengkualifikasikan petunjuk sehinggawiraniaga dapat
menggunakan waktu mereka yang tidak banyak untuk
melakukan apa yang dapat mereka lakukan dengan sangat
baik: menjual, perusahaan mengkualifikasikan petunjuk
dengan menghubungi calon pelanggan lewat suara atau
telepon untuk menilai tingkat minat dan kapasitas
keuangan mereka.
22
2. Pendekatan
Wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin tentang
perusahaan calon pelanggan (apa yang diperlukan
pelanggan,
siapa
yang
terlibat
dalam
keputusan
pembelian) dan pembelinya (karakteristik pribadi dan gaya
pembelian).
Wiraniaga
harus
kunjungan:
mengkualifikasikan
menerapkan
calon
tujuan
pelanggan,
mengumpulkan informasi, melakukan penjualan segera.
Tugas lain adalah memilih pendekatan kontak terbaik.
3. Presentasi dan Demonstrasi
Wiraniaga
menyampaikan
“kisah”
produk
kepada
pembeli, menggunakan pendekatan (fitur), keunggulan
(advantage), manfaat (benefit), dan nilai (value) (FABV).
4. Mengatasi Keberatan
Pelanggan biasanya mengajukan keberatan, Resistensi
psikologismeliputi
resistensi
terhadap
interferensi,
preferensi terhadap sumber pasokan atau merek yang
sekarang digunakan, apatis, tidak tersedia melepaskan
sesuatu, hubungan tidak menyenangkan yang diciptakan
oleh wiraniaga, ide yang sudah ditentukan sebelumnya,
ketidakpuasan untuk mengambil keputusan, dan sikap
nerotik terhadap uang. Resistensi logisbisa berupa
keberatan terhadap harga, jadwal pengiriman, atau
karakteristik produk atau perusahaan.
5. Penutupan
Tanda penutupan dari pembeli meliputi tindakan fisik,
pernyataan atau komentar, dan pertanyaan. Wiraniaga
dapat menanyakan pesanan, merekapitulasi poin-poin
yang telah disepakati, menawarkan untuk membantu
menulis pesanan, bertanya apakah pembeli menginginkan
produk A atau B, membantu pembeli mengambil pilihan
kecil seperti warna atau ukuran atau menunjukkan
23
kerugian apa yang dapat dialami pembeli jika tidak
melakukan pemesanan sekarang.
6. Tindak Lanjut dan Pemeliharaan
Tindak
lanjut
dan
pemeliharaan
diperlukan
untuk
memastikan kepuasan pelanggan dan terulangnya kerja
sama. Segera setelah menutup penjualan, wiraniaga harus
menyatukan semua data yang diperlukan tentang waktu
pengiriman, syarat pembelian, dan masalah penting bagi
pelanggan.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat enam tahap dalam pelaksanaan kegiatan personal
selling, yaitu mencari calon pelanggan, pendekatan, presentasi dan
peragaan, mengatasi keberatan, penutupan dan tindak lanjut dan
pemeliharaan. Setiap tahapan yang dijalankan tersebut tentunya akan
berkesinambungan dan secara efektif membentuk perilaku konsumen
dalam keputusan pembelian.
1.2.3.2 Ciri Khusus Personal Selling
Terdapat 3 (tiga) ciri khusus personal selling menurut Agus
Hermawan (2012), yaitu:
1.
Personal Confrontation
Mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif
antara dua orang atau lebih.
2.
Cultivation
Memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai
dari hubungan penjualan sampai hubungan yang lebih erat
lagi.
3.
Response
Membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan
pembicaraan wiraniaga.
24
Berdasarkan tiga ciri khusus personal selling diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kegiatan personal selling memungkinkan
adanya hubungan interaktif antara tenaga pemasar dengan calon
pelanggan yang dapat memunculkan respon secara langsung dan dapat
membangun hubungan berkelanjutan diluar penjualan. Semua hal
tersebut menunjukkan berbagai keuntungan dari pelaksanaan personal
selling yang didapat dalam kegiatan bauran promosi perusahaan.
1.2.3.3
Fungsi Personal Selling
Tenaga pemasar yang bertugas melakukan penjualan tatap
muka (personal selling) dapat mengidentifikasi informasi pasar. Tenaga
pemasar tersebut sekaligus bertindak sebagai Market Intelegence yang
mencari tahu mengenai pesaing mereka. Menurut Agus Hermawan
(2012)
Personal
selling
memiliki
beberapa
fungsi
dalam
pelaksanaannya, yaitu:
1.
Prospecting yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan
dengan mereka.
2.
Targeting yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
3.
Communicating yaitu memberi informasi mengenai produk
perusahan kepada pelanggan.
4.
Selling
yaitu
mendekati,
mempresentasikan
dan
mendemontrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual
produk kepada pelanggan.
5.
Servicing yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan
kepada pelanggan.
6.
Information gathering yaitu melakukan riset dan intelijen
pasar.
7.
Allocating yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual
demi pembeli.
25
Pendapat diatas menunjukkan bahwa fungsi dari personal
selling adalah mencari dan menetapkan calon sasaran pelanggan yang
kemudian
melangsungkan
komunikasi
terkait
penjualan
untuk
memberikan informasi produk dan melayani calon pembeli dengan
alokasi yang baik untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
1.2.3.4 Prinsip-Prinsip Personal Selling
Pada dasarnya dalam melakukan penjualan, wiraniaga maupun
agen harus memahami prinsip-prinsip personal selling. Menurut
Buchari (2007) prinsip-prinsip personal selling adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan yang matang
a. Mengenal pasar dimana barang akan dijual yaitu meliputi
keterangan-keterangan mengenai keadaan perekonomian
pada umumnya, persaingan tren harga dan sebagainya.
b. Mengenai langganan dan calon langganan. Dalam hal ini
perlu diketahui buying motives, yaitu apa motif orang
membeli dan buying habits, yaitu kebiasaan orang membeli.
Buying habits orang kita, biasanya suka memborong belanja
barang pada awal tiap bulan, pada hari-hari menjelang hari
raya, tahun baru dan sebagainya.
c. Cukup mengetahui tentang produk yang akan dijualnya. Para
konsumen sangat tidak senang pada penjual yang tidak bisa
menjawab pertanyaan-pertayaan konsumen, sebagaimana
biasanya konsumen ingin mendapatkan macam informasi
mengenai barang yang akan dibelinya.
d. Prinsip dasar harus dikuasai oleh penjual karena dengan
demikian ia dapat mengetahui konsumen untuk membuat
transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak. Ia
berusaha dengan segala kemampuannya agar konsumen harus
selalu mempunyai kesan baik, dan bisa melakukan transaksi
yang menguntungkan kedua belah pihak.
26
2.
Mendapatkan atau menemukan tempat pembeli
Dalam mendapatkan pembeli seorang penjual harus berpedoman
kepada kebijakan perusahaan mengenai channel of distribution
yang dipergunakan.
3.
Merealisasikan penjualan
Meskipun dimana terjadi penjualan tersebut beraneka ragam
tetapi langkah-langkah yang diambil oleh penjual dalam proses
penjualan adalah:
1. Pendekatan dan pemberian hormat.
2. Penentuan kebutuhan pelanggan.
3. Menyajikan barang dengan efektif.
4. Mengatasi keberatan-keberatan.
5. Melaksanakan penjualan-penjualan.
4.
Menimbulkan goodwill setelah penjualan terjadi
Jika penjualan terjadi dengan baik, maka pembeli akan
memperoleh barang sesuai dengan yang diinginkan dan penjualan
memperoleh laba. Hal ini akan mempunyai pengaruh baik
terhadap pembelian tersebut, yaitu akan membeli lagi kepada
penjual yang sama dikemudian hari.
Berdasarkan pendapat diatas, disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip dari personal selling menunjukkan bahwa seorang tenaga
pemasar harus memperhatikan prinsip persiapan yang matang,
mendapatkan dan menemukan dimana tempat pembeli yang efektif,
merealisasikan penjualan dengan berbagai langkah serta membangun
goodwill setelah penjualan terjadi.
27
1.2.4 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah keputusan membeli atau mengkonsumsi
suatu produk dengan merek tertentu yang dipilih oleh konsumen. Menurut
Schiffman dan Kanuk definisi dari suatu keputusan adalah sebagai pemilihan
suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alernatif (Sumarwan, 2011).
Menurut Schiffman dan Kanuk, suatu keputusan tanpa pilihan disebut
sebuah “Hobson’s choice”. Keputusan pembelian terdapat beberapa kategori
didalamnya yaitu, keputusan membeli atau mengkosumsi, keputusan
pembelian atau konsumsi merek, keputusan saluran penjualan dan keputusan
cara pembayaran. Beragam model-model tingkah laku dalam melakukan
keputusan pembelian, seperti suatu model tingkah laku dari seorang individu
yaitu, manusia ekonomi (econimic man), manusia pasif (passive man), manusia
kognitif (cognitive man), dan manusia emosional (emosional man) dan model
ini menggambarkan bagaimana dan mengapa seorang individu berperilaku
seperti yang mereka lakukan terhadap keputusan pembelian (Sumarwan, 2011).
Uraian di atas menunjukkan bahwa keputusan pembelian keputusan
membeli atau mengkonsumsi produk yang dipilih konsumen dan keputusan
pemebelian terdapat beberapa kategori yaitu keputusan membeli, keputusan
pembelian, keputusan saluran penjualan dan keputusan cara pembayaran.
Definisi keputusan pembelian lainnya menurut para ahli yang
disampaikan oleh Kotler dan Keller. Mereka menjelaskan bahwa, keputusan
konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembeli
sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan. Konsumen juga dapat menilai banyak
jenis risiko dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk melalui (Kotler
dan Keller, 2011). Yaitu:
1. Risiko fungsional yaitu produk tidak bekerja sesuai harapan.
2. Risiko fisik yaitu dimana produk mengancam kesejahteraan atau
kesehatan fisik pengguna atau orang lain.
3. Risiko keuangan yaitu produk tidak layak untuk harga yang
konsumen bayarkan.
28
4. Risiko social yaitu dimana produk menimbulkan rasa malu dari orang
lain.
5. Risiko psikologis yaitu produk mempengaruhi kesehatan jiwa
pengguna.
6. Risiko waktu yaitu kegagalan produk menghasilkan biaya peluang
untuk menemukan produk memuaskan lainnya.
Proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan
gaya perencanaan yang baik maupun cermat, dan tingkat keterlibatan
konsumen yang tinggi dapat dilihat berdasarkan tingkat keterlibatan dan
pemprosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespons rangsangan
pemasaran dari suatu polis asuransi yang PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa
Sejahtera tawarkan.
1.2.4.1 Proses Keputusan Pembelian
Konsumen mengambil berbagai macam keputusan dalam
kehidupan sehari-hari, beberapa hal dalam mengambil keputusan,
konsumen, banyak atau dipengaruhi oleh berbagai stimulus sebagai
rangsangan pemasaran. Menurut Agus Hermawan (2012) terdapat
bauran pemasaran yang disebut 4P yaitu : Produk (Product), harga
(Price), distribusi (Process), dan promosi (Promotion), yang dimana 4P
ini dapat dijadikan acuan terhadap konsumen ataupun pertimbangannya
atas suatu produk dan jasa yang diterima. Rangsangan lainnya
mencakup kekuatan dan peristiwa besar dalam lingkungan pembeli atau
konsumen yaitu ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Selain itu
perilaku
pembelian
konsumen
juga
sangat
dipengaruhi
karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
oleh
Dibawah ini
adalah lima tahapan konsumen melakukan keputusan pembelian, yaitu :
29
Pengenalan
kebutuhan
pencarian
informasi
evaluasi
alternatif
keputusan
pembelian
Perilaku
pascapembelian
Gambar 2.1 Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler & Armstrong, 2008
Pengertian proses pengambilan keputusan yang diungkapkan
Kotler dan Armstrong (2008), yaitu :
1.
Pengenalan Kebutuhan
Pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika
salah satu kebutuhan normal seseorang pada tingkat
cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Selain itu
kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan lainnya
bersifat eksternal.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak
informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen
itu kuat pada produk yang memuaskan ada di dekat
konsusmen itu, konsumen mungkin akan membelinya
kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan
kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan
pencarian
informasi
yang
berhubungan
dengan
kebutuhan.
3.
Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi untuk
sampai
pada
pilihan
merek.
Konsumen
tidak
menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan
tunggal dalam situasi pembelian. Sebagai gantinya,
beberapa proses evaluasi dilaksanakan.
30
4.
Keputusan Pembelian
Konsumen membeli merek yang palin disukai, tetapi dua
faktor dapat berada antara niat pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak
diharapkan.
5.
Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas
atau
tidak
puas
dan
terlibat
dalam
perilaku
pascapembelian yang harus diperhatikan oleh para
pemasar.
Uraian diatas menunjukkan bahwa proses pengambilan
keputusan melalui beberapa proses yaitu pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian serta perilaku pasca
pembelian.
Hubungan
proses
pengambilan
keputusan
terhadap
penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang dilakukan individu
dalam pemilihan alternatif perilaku sebagai tindakan yang paling tepat
dalam membeli dengan melalui tahapan proses pengambilan keputusan.
1.2.4.2 Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Menurut Kotler Armstrong (2008) mengemukakakn terdapat
jenis perilaku keputusan pembelian pada konsumen, diantaranya :
1.
Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks
ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa
ada perbedaan signifikan antar merek.
2.
Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku
keputusan
pembelian
yang
terjadi
ketika
konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal,
31
jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat
sedikit perbedan antar merek.
3.
Perilaku pembelian Kebiasaan
Terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah
dan sedikit perbedaan merek.
4.
Perilaku Pembelian Mencari Keragaman
Konsumen
melakukan
perilaku
pembelian
mencari
keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter
keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan
merek yang signifikan.
Pendapat diatas menunjukkan bahwa terdapat jenis perilaku
konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,
diantaranya
perilaku
pembelian
kompleks,
perilaku
pembelian
pengurangan disonansi, perilaku pembelian kebiasaan dan perilaku
pembelian mencari keragaman. Berbagai jenis perilaku pembelian
tersebut melibatkan tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk dan
merk.
1.2.4.3 Tipe Pengambilan Keputusan
Tipe pengambilan keputusan seorang individu atau konsumen
adalah beragam, dikarenakan jika ketertarikan konsumen terhadap suatu
produk atau jasa yang sangat menguntungkan untuk mereka, konsumen
akan melakukan usaha intensif untuk mencari informasi. Sebaliknya,
jika konsumen membeli suatu produk yang terbilang cukup rutin,
konsumen akan melakukan pembelian secara rutin, dan pembelian
seperti ini tidak mendorng konsumen untutk melakukan pencarian
informasi dengan intensif. Dibawah ini pengertian tipe pengambilan
keputusan yang diungkapkan menurut Sumarwan (2011), yaitu :
1.
Pemecahan Masalah yang diperluas, biasanya dilakukan
pada pembelian barang-barang tahan lama dan mewah,
seperti mobil, rumah, pakaian mahal dan peralatan
32
elektronik, yang termasuk didalamnya adalah keputusan
yang
dianggap
penting
seperti
berlibur,
yang
mengharuskan membuat pilihan yang tepat.
2.
Pemecahan Masalah yang Terbatas, dalam tipe keputusan
ini konsumen telah memiliki criteria dasar untuk
mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada
kategori tersebut.
3.
Pemecahan Masalah Rutin, konsumen telah memiliki
pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya, dan
memiliki standar untuk mengevaluasi merek, konsumen
hanya memerlukan informasi yang sedikit dan me-review
apa yang telah diketahuinya.
Uraian diatas menunjukkan bahwa tipe pengambilan keputusan
adalah beragam dengan ketertarikan konsumen terhadap suatu produk
atau jasa yang sangat menguntungkan. Terdapat tipe pengambilan
keputusan konsumen yaitu pemecahan masalah yang diperluas,
pemecahan masalah yang terbatas serta pemecahan masalah rutin.
2.3
Kerangka Pemikiran
Kegiatan pemasaran yang ideal terjadi ketika suatu produk barang ataupun jasa
mampu diterima dengan baik di benak konsumen. Ketika suatu produk barang
ataupun jasa ditawarkan kepada konsumen peran tenaga penjual sangat diperlukan
untuk dapat mempresentasikan isi, kegunaan, dan manfaat dari produk tersebut
sehingga konsumen merasa bahwa produk yang ditawarkan memiliki unsur menarik
dan membuat mereka harus membeli produk tersebut. Personal selling merupakan
salah satu strategi promosi yang digunakan oleh BRIngin Life Cabang Jakarta 01
dalam komunikasi pemasarannya. Untuk itu, kecakapan dari tenaga pemasar
mengenai pengetahuan produk yang luas sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini.
Tenaga pemasar merasa berhasil, ketika konsumen memutuskan untuk
membeli produknya. Sedangkan bagi konsumen, untuk dapat menentukan keputusan
pembelian tentunya akan melibatkan berbagai tahapan dan proses proses yang
bersifat kompleks. Salah satu proses penting yang harus dilalui oleh seorang
33
konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian adalah pencarian informasi.
Pencarian informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya melalui
tenaga pemasar. Melalui personal selling konsumen dipastikan akan mendapat
informasi produk yang lebih mendalam karena memungkinkan tatap muka secara
langsung antara pemasar dengan calon konsumen. Dari kondisi inilah konsumen
mulai melewati berbagai tahapan yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan
mereka untuk membeli dan dipengaruhi berbagai faktor seperti informasi, kebutuhan
dan respon akhir terhadap produk.
Perusahaan tentunya berharap melalui kegiatan personal selling akan dapat
menarik minat calon pembeli, yang nantinya akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Sehingga kegiatan
personal selling dan keputusan pembelian tidak dapat terpisahkan karena
keberhasilan tenaga penjual dalam menjual produk dapat terlihat dari keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dalam kajian pustaka maka dapat
digambarkan secara sistematis hubungan antar variabelnya dalam kerangka
penelitian sebagai berikut :
34
Variabel (X)
Variabel (Y)
Personal Selling :
Keputusan Pembelian :
1. Mencari Calon
Pelanggan
1. Pengenalan
Kebutuhan
2. Pendekatan
2. Pencarian Informasi
3. Presentasi dan
Demonstrasi
3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan Pembelian
4. Mengatasi Keberatan
5. Penutup
6. Tindak Lanjut dan
Pemeliharaan
5. Perilaku
Pascapembelian
(Kotler & Armstrong,
2008)
(Kotler & Keller
2012)
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Sumber: Olah Data Penelitian
Kerangka penelitian tersebut menjelaskan hubungan antar variabel secara
teoritis yang di dalamnya terdapat hubungan dari variabel dependent dan
independent. Dalam paradigma penelitian terdapat hubungan antara variabel
independent (personal selling) dan variabel dependent (keputusan pembelian).
Download