BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, tujuan pembangunan adalah juga untuk peningkatan Sumber Daya Manusia. Salah satu unsur dari Sumber Daya Manusia adalah kecerdasan. Menarik untuk di telaah bagaimana peran gizi pada pengembangan Sumber Daya Manusia terutama dari sega kecerdasan ini. Apakah ada perbaikan yang terjadi bila dilakukan intervensi gizi berupa intervensi mikronutrien maupun intervensi lainnya. Di Indonesia ada empat masalah gizi utama yakni Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), anemia gizi besi dan kekurangan iodium (Departemen Kesehatan RI, 1999). Dalam menelaah kaitan gizi dengan SDM, terutama yang menyangkut dengan unsur kecerdasan hasil berbagai penelitian yang mengungkapkan adanya efek dari intervensi gizi terhadap kecerdasan dapat digunakan untuk menyusun langkah-langkah apa yang diperlukan untuk pemecahannya sehingga dapat dicapai kualitas SDM yang lebih baik untuk generasi yang akan datang. Sudah lama diketahui bahwa nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi, terutama perkembangan otak dan syaraf. Diet yang tidak adekuate dalam susunan protein, karbohidrat, lemak serta vitamin dan mineral menimbulkan kelainan selama pertumbuhan intra uterine ataupun postnatal. Diantara kelainan yang dapat dilihat pada hewan percobaan maupun pada manusia yang mengalami Malnutrisi pada masa perkembangan dini diantaranya terlihat kurang besar dan kurangnya otak, jumlah sel neuron yang kurang serta hambatan dalam pembentukan cabang-cabang dendritnya. Kelainan-kelainan ini lebih mencolok jika malnutrisi itu dialami pada masa kritis dimana pertumbuhan itu berlangsung dengan sangat pesat. Gangguan pada perkembangan otak juga tergantung pada beratnya serta lamanya malnutrisi itu dialami. Kelainan yang sudah terjadi tidak dapat dipulihkan biarpun keadaan gizi kemudian diperbaiki (Prof. DR. Rizal T Rumawas, DSS, Pusat Kajian Otak Indonesia, 1995). Selama ini tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung lengkap semua zat gizi yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif (Departemen Kesehatan RI, 1995). Oleh karena itu setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan kecuali bagi bayi berumur 0-4 bulan yang cukup sehat dengan mengkonsumsi ASI. Kasus gizi buruk tahun 2005 di Indonesia telah merebak dengan munculnya kasus gizi buruk dan busung lapar di NTT, NTB dan di beberpa provinsi lain menunjukkan masih banyak penduduk yang hidup dalam taraf kemiskinan. Biasanya anak menderita sakit yang tidak sembuh-sembuh sehingga nafsu makan menurun. Sanitasi lingkungan buruk dan pemahaman warga terhadap kesehatan kurang. Selain itu juga disebabkan pola konsumsi yang tidak memperhatikan kebutuhan gizi. Anak orang berkecukupanpun bila tidak diperhatikan keseimbangan gizinya dapat terkena gizi buruk karena rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan. Jika protein yang diperlukan anak tidak mencukui maka akan mengalami kekurangan protein yang akan mudah terkena infeksi, seperti diare, infeksi saluran pernafasan, TBC, polio dan lainlain. Seorang balita mengalami KEP jika berat badan menurut umur kurang dari 60 % baku median WHO NCHS (Nutrition Child Health Statistic). (Suara Merdeka, Minggu 19 Juni 2005 hal: 1) Daerah Penderita Penyakit Keterangan Semarang 331 Balita Gizi Buruk 4 meninggal Pemalang 37 Balita Gizi Buruk 3 meninggal Kota Tegal 14 Balita Gizi Buruk - Cilacap 372 Balita Gizi Buruk - Purwodadi 205 Balita Gizi Buruk, busung lapar - Rembang 710 Balita Gizi buruk 3 kritis Lombok 388 Balita Busung lapar 8 meninggal NTB 248 Balita Gizi buruk, busung lapar 10 meninggal Maka Pemerintah melalui Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari langsung menginstruksikan untuk mengadakan penjaringan kasus gizi buruk melalui kegiatan serentak penimbangan di Posyandu di seluruh nusantara yang selama ini lebih dari separo Posyandu yang tidak aktif. Jika ada balita yang tidak datang untuk menimbang maka dilakukan kunjungan rumah oleh Petugas Kader (TPI : Selamat Pagi Indonesia, 06.27 WIB). Sedangkan Prof. DR BJ Habibie menegaskan kembali bahwa cara yang utama untuk memberantas gizi buruk selain mengentaskan kemiskinan juga dapat diupayakan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan sistem pelayanan kesehatan setempat ( SCTV : Liputan 6 Pagi, 06.30 WIB ). Hasil penelitian yang dilakukan di Puslitbang gizi mengungkapkan adanya kaitan antara KEP, defisiensi besi dan defisiensi vitamin A dengan kecerdasan yang didasarkan pada berbagai uji yang mengungkapkan fungsi otak. Dua penelitian mengungkapkan bahwa anak yang pada masa balitanya mengalami kekurangan gizi maka IQ-nya lebih rendah dari yang gizinya baik yang berasal dari lingkungan yang sama. Perbedaan keduanya sekitar 13 point. Sebagian besar orang tua kurang dapat memahami dengan pasti keadaan Malnutrisi pada anak-anaknya. Selain karena kurangnya pengalaman, perhatian juga informasi merupakan salah satu penyebab dari semakin merebaknya kasus Malnutrisi. Keluarga dalam hal ini sangat penting peranannya dalm mengatasi masalah kurang gizi pada anaknya. Diawal kemunculan gejala Malnutrisi Keluarga harus dapat mengenali perubahan baik fisik maupun psikologis anak yang kemudian harus dapat mengambil keputusan tentang cara pengobatannya, merawat anggota keluarga yang sakit dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya, memodifikasi lingkungan dengan mencukupi kebutuhan nutrisi dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan membawa anak berkonsultasi atau berobat ke pelayanan kesehatan terdekat. Berdasarkan hal tersebut di atas Penulis ingin menyusun karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn. J dengan malnutrisi pada An. D di RT. 02 RW. IV Kelurahan Sidorejo Karangawen Semarang “. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan kasus Asuhan Keperawatan keluarga yaitu : Tujuan Umum : Untuk dapat memberikan tambahan pengetahuaan, ketrampilan dan mengubah sikap pada keluarga sehingga dapat meningkatkan mutu dan derajat kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010. Tujuan Khusus : 1. Untuk memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga yang mengalami masalah Malnutrisi pada anggota keluarganya dengan pendekatan proses keperawatan. 2. Mengidentifikasi hambatan dan permasalahan selama memberikan Asuhan Keperawatan kepada keluarga dengan masalah Malnutrisi pada anggota keluarganya. 3. Untuk dapat melakukan perawatan pada pasien Malnutrisi dan dapat meminimalkan tingkat keparahan pada penderita. 4. Untuk dapat menyusun kesimpulan dan dapat menyumbangkan pikiran dan saran yang dapat dilaksanakan. C. METODE PENULISAN Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, metode yang Penulis pergunakan yaitu pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari : Pengkajian, Prioritas masalah, Perencanaan, Intervensi dan Evaluasi. Adapun teknik penulisan Karya Tulis ini adalah Narasi yaitu merupakan gambaran dari kasus yang dikelola. Untuk memperoleh data yang diperlukan Penulis menggunakan cara : 1. Observasi. Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengobservasi langsung dan Penulis ikut terlibat dalam kegiatan kunjungan rumah. Dalam kegitan kunjungan rumah dapat diketahui keadaan keluarga, peran masingmasing anggota keluarga serta keadaan lingkungan rumah dan sekitarnya. Observasi dilakukan dengan menggunakan panca indera meliputi penglihatan langsung pada kondisi atau keadaan umum pasien, pendengaran yang difokuskan pada perhatian anak dalam menjawab pertanyaan observer, penciuman terhadap kemauan untuk makan, pengecapan dan sentuhan untuk merespon balik stimulus yang diberikan sehingga dapat diketahui cepat lambatnya aktifitas yang dilakukan pasien dengan Malnutrisi. 2. Wawancara. Wawancara merupakan metode pembicaraan terarah dengan bertatap muka secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara formal yaitu pada saat melakukan pengambilan riwayat kesehatan keluarga maupun secara informal yaitu saat Penulis melakukan implementasi keperawatan yang memungkinkan keluarga menerima segala macam informasi tentang permasalahan kesehatan yang ada. Dengan wawancara akan diperoleh data tentang biografi keluarga, tingkat pengetahuan keluarga, masalah-masalah kesehatan maupun keperawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan data yang ada mengenai pola makan, menu yang disuka, catatan tumbuh kembang anak dan riwayat kesehatan keluarga dengan Malnutrisi. 4. Study Pustaka Penulis menggunakan referensi yang berkaitan dengan Malnutrisi guna penyusunan perencanaan yang akan dilaksanakan pada keluarga Tn. J. D. SISTEMATIKA PENULISAN Karya Tulis ini disusun atas lima bab, yaitu sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan yang membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data serta Sistematika Penulisan. BAB II : Tinjauan Teori yang berisi tentang Konsep Penyakit yang meliputi Pengertian, Etiologi, Manifestasi Klinik, Komplikasi dan Tahap Perkembangan Anak, Penatalaksanaan, Pathway. Konsep Keluarga dan Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga menurut Friedman dengan kasus utama malnutrisi, Diagnosa Keperawatan serta Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga. BAB III : Tinjauan kasus yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. BAB IV : Pembahasan Konsep dan Kasus. BAB V : Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran.