B3 21 NOVEMBER 2010 101GREATGOALS.COM Joe Hart, Adam Johnson, Gareth Barry, dan Shay Given sedang pesta minuman keras. kiper Inggris, Joe Hart, tampak menari sambil mabuk di sebuah bar. Kompetisi Para Pemabuk Kebiasaan lama yang masih hidup pada beberapa kalangan pemain Liga Inggris. WE-ARE-FOOTBALL.COM Shay Given, Joe Hart, dan Adam Johnson dalam sebuah pesta. esal hati Roberto Mancini. Nasihat yang dia ucapkan 10 hari sebelumnya tak diacuhkan para pemainnya. Pelatih Manchester City asal Italia itu melarang mereka mabuk-mabukan melampaui batas. Namun, hari itu, lembaran-lembaran media Inggris memuat empat pemain bintang klubnya—Joe Hart, Adam Johnson, Gareth Barry, dan Shay Given—berpesta kelewat batas di rumah seorang kenalan mereka di St. Andrews, Skotlandia, pada Selasa pekan terakhir bulan lalu. “Lebih baik keluar bersama perempuan daripada pesta minum-minum,”ujar pelatih 45 tahun itu. Lebih jauh, Mancini menyorot kebiasaan buruk pemain Inggris. “Pemain Italia tak punya tradisi minum (minuman keras) seusai pertandingan. Di sini berbeda. Ini bagian dari budaya Inggris dan tak mudah mengubahnya.” Keluh-kesah Mancini sampai ke telinga K ONECLICK.INDIATIMES.COM Fabio Capello, pelatih tim nasional Inggris yang juga asal Italia.“Saya melihat foto-foto itu (pemain City yang mabuk). Mancini mengatakan kepada saya mereka harus mengubah gaya hidup mereka.” Capello sudah sangat sepuh, 64 tahun. Selain Italia, Fab—panggilannya—pernah dua kali menangani Real Madrid. Dia telah merasakan budaya lain di luar negerinya. Di Spanyol, menu yang tersaji bagi pemain lazim diselingi suguhan minuman beralkohol. Tapi tak kelewat batas. Bagi Capello, tradisi Inggris keterlaluan. Karena itu, sejak menangani The Three Lions—julukan tim Inggris—dia melarang beredarnya minuman beralkohol di hotel tempat pemain menginap. Tradisi pesta minuman keras di Inggris tak bisa dihentikan para pelatih pada masa lalu dan mengejutkan orang-orang asing yang baru pertama kali berkecimpung di sepak bola negeri itu. George Graham, misalnya. Meski dikenal sukses menangani Arsenal, dengan dua kali mempersembahkan gelar juara Liga Inggris, tetap tak mampu membendung kebiasaan mabuk sampai teler para pemainnya seusai bertanding. Parahnya, pemimpin pesta mabuk itu justru kapten tim, Tony Adams, dan dua pemain senior lainnya, yaitu Paul Merson serta Tony Cascarino. Arsene Wenger, yang menggantikan Graham sejak 1996, merevolusi The Gunners. Pelatih asal Prancis ini melakukan pendekatan persuasif, terutama kepada Adams, juga menerapkan sanksi keras.“Saya berterima kasih kepada Arsene, dia mengubah kebiasaan buruk saya,”kata Adams, yang pensiun pada 2002. Ron Atkinson, pelatih Manchester United sebelum Alex Ferguson, berprinsip: silakan pemain mabuk sepuasnya asalkan tetap bermain baik selama 90 menit. George Best ter- masuk kategori itu. Gelandang sayap kanan terhebat MU ini menikmati benar gaya hidup selebritas. Kebiasaan buruk Best agak terkekang setelah Ferguson hadir pada 1986. Beberapa bintang terhebat pada zamannya juga dikenal sebagai pemabuk kelas berat. Paul Gascoigne contohnya. Playmaker terbaik yang pernah dilahirkan Inggris ini mengakhiri karier dengan tragis setelah mendapat puja-puji sebagai “pemain Inggris berkaki Brasil”pada 1980-an dan awal 1990-an. Gazza—panggilannya— sekarang keluar-masuk ruang rehabilitasi akibat kecanduan minuman beralkohol. Jimmy Greaves adalah pencetak gol terhebat pada zamannya. AC Milan merekrut Greaves pada 1961 setelah dia mengoleksi 124 gol dalam 157 pertandingan untuk Arsenal. Di Kota Milan, Greaves mengalami shock culture, tak mampu beradaptasi dengan gaya hidup pemain Italia yang “bersih”. Greaves bolak-balik mendapat hukuman karena indisipliner, kerap mabuk di kelab-kelab malam. Terry Venables menjadi pelatih Barcelona pada 1984. Dia terkejut mengetahui tak seorang pun pemain Liga Spanyol yang suka mabuk. Dua belas tahun kemudian, dia menjadi pelatih tim nasional Inggris.Venables tetap saja tak mampu menularkan kebiasaan baik pemain Spanyol ke pemain Inggris. Di pesawat, mayoritas pemain Inggris teler dengan botol minuman keras di tangan. Tradisi itu disadari betul sebagai kebiasaan buruk oleh banyak pelatih. Harry Redknapp bahkan mengancam akan mengeluarkan dari tim utama siapa pun pemainnya di Tottenham Hotspur yang mabuk-mabukan seusai pertandingan. Aturan itu dia terapkan sejak musim lalu setelah kapten timnya, Ledley King, berurusan dengan polisi akibat membuat keributan di sebuah kelab malam. Redknapp memiliki trauma tersendiri berkaitan dengan pemabuk. Saat menangani klub kecil, Bournemouth, Redknapp mengajak direktur klub, Brian Tiler, dan empat rekannya berjalan-jalan ke Italia untuk menonton Piala Dunia. Mobil mereka ditabrak mobil yang dikendarai seorang pemabuk.Tiler, sahabat dekat Redknapp, tewas.“Saya tahu rasanya kehilangan seorang sahabat akibat seorang bodoh yang terlalu banyak menenggak minuman keras.” Kedatangan Wenger ke Arsenal, juga serombongan legiun asing ke Chelsea, pada pertengahan 1990-an sedikit-banyak mempengaruhi tradisi buruk itu. Orang-orang asing di Liga Inggris menularkan gaya hidup yang lebih sehat. Tapi, ternyata, belum total berhenti. Mancini dan Capello pun pusing dibuatnya. ● BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA IKLAN