Infografis RDG JANUARI_ Kompas REV1

advertisement
JANUARI 2017
KEBIJAKAN MONETER BULANAN
BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75%
Menjaga Stabilitas dan Mendukung Pemulihan Ekonomi
di Tengah Ketidakpastian Global
Bank Indonesia memandang bahwa kebijakan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,75% sejalan dengan upaya menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
PERKEMBANGAN TERKINI
Ekonomi Global
• Harga minyak dunia diperkirakan dalam tren meningkat antara lain
didorong implementasi kesepakatan OPEC untuk menurunkan
produksinya.
Perekonomian dunia diperkirakan membaik didukung oleh ekonomi AS dan
Tiongkok, meskipun diliputi oleh sejumlah risiko yang perlu dicermati.
• Ekonomi AS yang terus membaik didorong oleh peningkatan konsumsi dan
meningkatnya investasi nonresidensial. Selain itu, tingkat pengangguran AS berada
pada level rendah dengan inflasi yang mengarah ke target jangka panjangnya.
• Harga komoditas ekspor
Indonesia membaik ditopang
oleh kenaikan harga batubara
dan beberapa jenis logam
khususnya tembaga dan timah.
• Perekonomian Tiongkok mengalami pertumbuhan membaik, tercermin pada
peningkatan penjualan eceran dan investasi swasta.
2
Ekonomi Domestik
G Realisasi belanja pemerintah lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Perekonomian Indonesia pada Triwulan IV 2016 masih sejalan
dengan perkiraan.
C Konsumsi tumbuh cukup kuat didorong oleh perbaikan penjualan suku cadang,
X Ekspor meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi negara-negara mitra
makanan dan minuman.
dagang dan meningkatnya harga komoditas global. Perbaikan ekspor
tersebut diperkirakan akan berlanjut tidak hanya ditopang oleh ekspor
komoditas tetapi juga produk manufaktur yang prospeknya terus membaik.
I Investasi tumbuh cukup kuat ditopang oleh investasi pemerintah melalui proyek infrastruktur
yang terus berjalan, sementara investasi swasta masih terbatas.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
3
CADANGAN DEVISA
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2016
diperkirakan mencatat surplus yang cukup besar dan defisit transaksi
berjalan yang lebih rendah.
USD 116,4 miliar
TRANSAKSI
BERJALAN
NERACA
PERDAGANGAN
Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016
mencatat surplus yang lebih tinggi dibandingkan
surplus November 2016. Peningkatan surplus
neraca perdagangan tersebut disebabkan
oleh surplus neraca perdagangan
Surplus
nonmigas dan membaiknya defisit
USD 0,83
neraca perdagangan migas.
miliar*
Nov 2016
*) sumber: BPS
4
Cadangan devisa akhir Desember 2016 tercatat sebesar:
Nilai Tukar
cukup untuk membiayai:
Defisit transaksi berjalan di triwulan IV 2016 diperkirakan
cukup rendah di bawah 2%, ditopang oleh surplus neraca
perdagangan nonmigas yang cukup besar seiring dengan
kinerja ekspor yang membaik.
Surplus
USD 0,99
miliar*
Des 2016
8,8
BULAN
IMPOR
TRANSAKSI MODAL DAN
FINANSIAL (TMF)
Transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat
surplus cukup besar didukung oleh arus modal masuk
dalam bentuk investasi lainnya dan investasi langsung.
,4
8
BULAN
ATAU
IMPOR
Rp
Secara point to point pada Desember 2016:
Setelah mengalami tekanan
pasca pengumuman Pemilu
Presiden AS, nilai tukar rupiah
menguat di bulan Desember
seiring dengan aliran modal
yang kembali masuk.
Rp 13.473 /USD
PEMBAYARAN
UTANG LUAR
NEGERI
PEMERINTAH
Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
0,59% (mtm)
Secara point to point
selama tahun 2016:
Penguatan tersebut sejalan dengan peningkatan aliran dana
masuk terutama di Surat Utang Negara (SUN). Sementara itu,
outflow yang terjadi di pasar saham berkurang setelah kenaikan
FFR dan bahkan mendorong inflow di akhir Desember 2016.
Terutama didukung oleh:
Persepsi positif investor
terhadap perekonomian
domestik yang mendorong
aliran dana masuk.
$
1
2,32% (yoy)
*) Desember 2016
5
Inflasi
Inflasi tahun 2016
terkendali pada
level yang rendah
dan berada di
batas bawah
kisaran sasaran
inflasi 4±1%.
6
Inflasi IHK
(Indeks Harga
Konsumen)
Desember
2016
Rp
Likuiditas masih
memadai.
Rasio Alat Likuid/
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
22,8%
20,5%
*) Data November 2016
3,07%
(yoy)
0,47%
(mtm)
0,97%
(mtm)
5,92%
(yoy)
0,21%
(yoy)
Tingginya inflasi Administered Price secara bulanan tersebut terutama bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara dan tarif kereta
api sejalan dengan musim liburan, penyesuaian pada tarif listrik serta bensin non subsidi.
Intermediasi masih melambat.
Pertumbuhan
Kredit
Rasio kredit bermasalah
relatif terjaga.
Rasio Non
Performing Loan
(NPL)
3,2%
1,4%
(gross) atau
PERTUMBUHAN
EKONOMI 2016
diperkirakan tumbuh sekitar
5,0% (yoy)
DEFISIT TRANSAKSI
BERJALAN 2016
<2% terhadap PDB
INFLASI 2017
8,5% (yoy)
Rp
Debt Service Ratio
(DSR) korporasi
74,2%
Kinerja Rumah Tangga (RT) sedikit meningkat
meskipun masih lemah.
Pertumbuhan DPK Individual (RT)
85,1%
12,2% (yoy)
RISIKO
Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, yaitu:
• Risiko global, antara lain berasal dari:
• Dampak kebijakan fiskal dan perdagangan internasional AS.
• Kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang berpotensi meningkatkan cost of borrowing
di pasar keuangan global.
• Proses penyesuaian ekonomi dan keuangan Tiongkok.
• Berbagai risiko geopolitik.
• Risiko domestik, terutama terkait dengan dampak penyesuaian administered
prices terhadap inflasi sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi
oleh Pemerintah, serta risiko kenaikan harga volatile food.
(yoy)
Dana Pihak Ketiga
(DPK) 2017
(yoy)
BI 7-Day Reverse Repo Rate
Januari 2017
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
pada 18-19 Januari 2017 memutuskan:
4,9%
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Pertumbuhan
Kredit 2017
9-11%
Return On Asset
(ROA) korporasi
8,4% (yoy)
*) Data November 2016
10-12%
Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam
tren yang melambat meskipun sedikit membaik*)
*) Laporan 379 Korporasi Go Public pada Triwulan III 2016
+ 1% (yoy)
4-
BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)
Pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK)
Efisiensi relatif membaik.
BOPO
(net)
PROSPEK KE DEPAN
Prospek perekonomian
nasional ke depan
diperkirakan tetap
membaik, dengan
pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi dan
stabilitas
makroekonomi dan
sistem keuangan yang
tetap terjaga.
0,23%
(mtm)
Inflasi Harga Barang
yang Diatur Pemerintah
(Administered Price)*
Inflasi Bahan
Makanan Bergejolak
(Volatile Foods)
Namun demikian, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa:
Kondisi sistem keuangan tetap stabil ditopang oleh ketahanan industri
perbankan yang terjaga.
Rasio Kecukupan
Modal (CAR)
Inflasi Inti
(Core)
3,02%
(yoy)
Sistem Keuangan
Ketahanan permodalan
masih berada pada level
yang cukup tinggi.
Rp
0,42%
(mtm)
Suku Bunga Deposit Facility (DF)
TETAP
Suku Bunga Lending Facility (LF)
TETAP
TETAP
4,75 %
DF
4,00%
LF
5,50%
Berlaku efektif sejak 20 Januari 2017
FOKUS KEBIJAKAN BI
Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
dengan tetap mempertimbangkan dukungan bagi optimalisasi pemulihan ekonomi.
Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko ketidakpastian keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental dengan tetap
menjaga bekerjanya mekanisme pasar.
Bank Indonesia akan terus melakukan penguatan koordinasi dengan Pemerintah dengan fokus pada pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan reformasi
struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selengkapnya dapat dilihat di
Bank Indonesia
Contact Center: 131
Download