BAB I PEF{GARUH SUI{U POLITIK INDONESIA TERHADAP MINAT INVESTOR SINGAPURA 1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 2l merupakan titik tolak dari perubahan-perubahan fundamental dan kebijakan strategis dalam pelaksanaan hubungan luar negeri. Dimana pada awalnya hubungan tersebut dari bipolar sistem berubah menjadi rnultipolar dan kini cenderung kernbali kepada sistem bipolar. Menguatnya rasa saling ketergantungan antar negara ini tidak hanya dalam satu aspek sa.ia, melainkan -iuga meliprti politik, ekonomi, sosial, keamanan dan lingkungan hidup. Menyikapi hal tersebut dibutuhkan peran aktif dari pemerintah dan juga lembaga-lembaga non pemerinlahan untuk nrengantisipasi penrbahan pola hubungan luar negeri yang bergerak dengan pesatnya. Ditambah pula dengan munculnl'a isu-isu baru dalam hubungan antar negara maupun antar kar.vasan, sepertr masalah disintegrasi yang terjadi pada beberapa negara. Pada arval tahun 1997, muncul gejolak moneter yang berarval dari Thailand dan merembet ke Indonesia, Malaysia dan juga beberapa negara Asia Timur lainnya, hal ini membuktikan bahrva keterkaitan antara kawasan itu sangat besar, dimana gejolak yang muncul pada suatu negara akan berdampak pada negara yang lainnya. Pengaruh dari krisis moneter yang dirasakan oleh hampir sebagian besar negara-negara di Asia secara perlahan-lahan mampu diatasi oleh negara tersebut seperti halnya Malaysia yang telah berhasil keluar dari kemelut krisis ekonomi negaranya. Namun hal ini belum berhasil dilakukan oleh Indonesia. Krisis ekonomr di Indonesia butuh penyelesaian yang lebih teliti dan bantuan dari bebagai pihak karena banyak masalah yang terkait didalamnya, terutama sekali masalah politik. Untuk pemulihan sistem ekonomi di Indonesia, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu lndonesia membutuhkan banyak bantuan keuangan dari luar negeri atau pinjaman luar negeri maupun dalam bentuk penamanam modal asing. Dalam hal ini Indonesia telah berupaya menjalin ke{asama ekonomi dengan berbagai pihak baik negara maupun non negara. Memperhatikan siatuasi yang demikian yang perlu dilkakukan oleh pemerintah Indonesia adalah berupaya mewujudkan Indonesia menjadi tempat yang menarik bagi investor asing. Upaya pemerintah Indonesia untuk hal itu haruslah dengan menciptakan iklim yang kondusif sehingga menggairahkan para investor. Pembentukan kawasan berikat, kawasan perdagangan bebas atau perdagangan lintas batas untuk menggerakkan roda perekonomian nasional. Kesemua hal ini perlu didukung oleh suatu team work yang kuat komprehensif, jelas dan legal, sehingga mampu memberikan jaminan kepastian hukum kepada para investor dan dunia usaha terlibat. Dalam mengantisipasi berkembangnya hubungan yang saling bergantung dengan Singapura, peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia sebaiknya dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dan mengkaji faktor keunggulan masing-masing pihak. Singapura sejak tahun 1980-an mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan pendapatan perkapita saat ini mencapai pertumbuhan US $ 23.000 tidak terpengaruh banyak terhadap krisis yang melanda Asia. Kemapuan Singapura untuk bertahan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi hingga saat ini ditunjukkan oleh adanya kelebihan-kelebihan yang memampukannya unggul walaupun sumber daya alamnya terbatas. Adapun keunggulan Singapura itu adalah 1. Kemampuan permodalan yang : kuat 2. Kemampuan manajemen yang andal 3. Kemampuan teknologi yang canggih 4. Kemampuan sistem jaringan (networking) yang luas. (Dr. Johan S. Syahperi, Dubes RI untuk Singapura, 21 Maret 2001) Empat keunggulan tersebut merupakan sesuatu yang harus dapat dimanfaatkan oieh Indonesia terutama dalam kaitannya untuk menarik investor Asing. Contohnya dalam hal jaringan, terlihat jelas bahwa hampir semua perusahaan multinasional dan transnasional memiliki kantor perwakilan di Singapura. Disamping jaringan internasonal, jaringan ethnis juga memiliki landasan yang kuat di Singapura, masing-masing ethnis, Cina, Melayu dan India memiliki asosiasi kamar dagang sendiri, keberadaan asosiasi tersebut tidak saling bertentangan namun justru menjadi semacam perekat yang melestarikan jaringan tradisional antar ethnis yang telah ada selama tm. Posisi Singapura sebagai katalisator dalam mempercepat proses pemilihan perekonimian Indonesia menjadi signifrkan dilihat dari jumlah uang yang beredar, dimana uang telah menjadi komoditi yaitu berpindah dengan cepat dari satu tempat ketempat lain. Peredaran uang didunia tiap harinya diperkirakan mencapai US triliun dengan 30-40 % beredar diantaranya di Asia Timur pada tiga $ 1 pusat keuangannya, yaitu Tokyo, Hongkong dan Singapura. Selanjutnya diperkirakan 70o/o dari jumlah tersebut beredar di Singapura dan tidak mustahil bahwa jumlah tersebut terkait erat dengan Indonesia. Besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia masih perlu dieksplorasi lagi dengan lebih optimal. Hal ini juga perlu didukung oleh manajemen yang kuat, suntikan dana segar, tehnologi dan jaringan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai perpolitikan di Indonesia saat ini dan pengaruhnya bagi investor Singapura, melalui penelitian yang berjudul : "PENGART]H SUHU POLITIK DI II{DONESIA TERIIADAP MtrNAT TNVESTOR STNGAPURA 1.2. (1 99&2000)". Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah "Seberapa jauhkah konflik politik yang te{adi Singapura?" di Indonesia mempengaruhi minat pata investor 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. - Tujuan Penelitian Peneitian ini mencoba menjelaskan mengapa iklim investasi di Indonesia kurang mempengaruhi minat investor Singapura untuk menanamkan modalnya di Indonesia. - Nilai investor Singapura di Indonesia selain stabil juga cederung tersendat-sendat jika dilihat dari jumlahnya. Hal ini sedikit banyak dapat merugikan Indonesia dalam melanjuthan kegiatan pembangunannya karena bagaimanapun Indonesia masih membutuhkan bantuan dari banyak pihak guna membantu dana pembangunan khususnya dibidang ekonomi. - Penelitian ini juga mencoba mengungkapkan bagaimana perkembangan investasi Singapura di Indonesia, Dan bagaimana kegiatan investor Singapura dalam menanamkan modal dan mengembangkan usahanya, apakah menguntungkan bagi lndonesia (misalnya bagi masyarakat disekitar lokasi proyek penanaman rnodal), atau justru sebaliknya. 1.3.2. Kegunaan Penelitian Penelitian ilmu ini merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan, khususnya ilmu hubungan intemasional sebagai sebuah disiplin ilmu yang terus mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhan dunia. 1.4. Kerangka Ilasar Teori Tidak dapat disangkal bahwa suatu negara tidak dapat hidup tanpa bantuan dan interaksi dengan negara lain. Tiap negara memerlukan negara lain yang dapat memenuhi kekurangan yang ada padanya dan sebaliknya juga dapat membantu kekurangan negara tersebut, saling ketergantungan (interpendensi) seperti ini meliputi berbagai aspek kehidupan bernegara seperti ekonomi, sosial kebudyaan bahkan sampai pada aspek politik dan keamanan. Holsti berpendapat, bahwa suatu negara itu akan saling tergantung, baik secara politik ataupun tehnologis untuk mendapatkan sumber daya dan komoditi yang memungkinkan dan menunjang kelangsungan perekonomian mereka . . (KJ. Holsti, 19e6) Sedangkan menurut R.O. Koehane dan Joseph Nye adalah : " .. Since interdependence restrics autonom-v, it ulways inotwolves cost, and benefit do not always necessarily the cost ... . T'he of benefits depends not only on the differenl values of the parties, but also on the nature of the power relationship between them. This relationship regardless of wheter we ore lalking about political, economic, or military porver... invariably contains asyrnntetric sen.sitivitie.s (responsiveness to the impact of change imposed from the outside before policy change are made) and vulnerabilities (viability to suffir cost imposecl by external events cfter policy change are made) and vulnerahilities ft iability to sulfer cost imposed by external events ctfter policy change have been made ... (Robert O. Keohane and Joseph Nye, 1997)". Jadi satu negara tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dan kepntingan nasionalnya, khususnya dalam bidang ekonomi, dengan kekuatannya sendiri tanpa ada bantuan dari negara lain. Demikian halnya dengan Indonesia dan Singapura. Indonesia sebagai negara berkembang yang mempunyai keunggulan sumber daya alam terhalang oleh keterbatasan modal dan sumber daya manusia, sehingga memerlukan bantuan negara lain, salah satunya melalui investasi (penanaman modal asing). Sedangkan Singapura sebagai negara investor juga memerlukan lndonesia sebagai daerah pelemparan produknya karena potensi pasar yang apalagi dimiliki Indonesia, jika ditinjau dari letak Indonesia yang strategis dikawasan Asia Tenggara. Dasar utama investor asing menanamkan modalnya diluar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan ekonominya, dimana ia menginginkan agar negara penerima modal dapat menciptakan iklim usaha yang baik dan stabil karena hal ini akan mempengaruhi modal yang ditanamkannya. Pihak penerima modalpun menuntut agar pemberi modal memperhatikan kepentingan-kepentingan negara penerima modall dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kedua belah pihak menuntut dan mengharapkan keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dari kerja sama tersebut. Demikian juga halnya dengan perdagangan internasional, dimana kedua negara baik indonesia maupun Singapura saling mernbutuhkan karena tidak semua produk yang dibutuhkan konsumen dalam negeri dapat dipenuhi oleh satu negara melainkan harus didatangkan dari negara lain. Jadi pada dasarnya tetap ada saling ketergantungan (interpendensi) antara Indonesia dengan Singapura baik dibidang investasi maupun perdagangan diluar negeri. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan ekonomi pendekatan yang menghubungkan ekonomi dengan politik politik dalam yaitu kancah internasional. Dimana kita ketahui bersama bahwa saat sekarang ini fenomena politik saling berkait dan berinteraksi dengan ekonomi, antara "negara" dengan "pasar" antara lingkungan domestik dengan intemasional dan antara pemerintah dengan masyarakat. Ekonomi didefenisikan sebagai sistem produksi, distibusi dan konsumsi kekayaan; sedangkan politik sebagai sehimpunan lembaga dan aturan yang mengatur berbagai interaksi sosial dan ekonomi (Mochtar Mas'oed). Gilpin berpendapat bahwa politik adalah hal yang tidak dapat dihidarkan dari hubungan ekonomi, dimana keberadaan yang setara antara negara (stale) dengan pasar (market) telah membuahkan interaksi yang menciptakan "ekonomi politik" (politival econonry,). Artinya, interaksi antara negara dan pasar pengejervantahan (perw.ujudan) dari merupakan politik dan ekonomi dalam dunia modem. Menurutnya ada 3 bentuk hubungan antara negara dan pasar yang terkait satu sama lainnya, yaitu : First is the way in which market interdependence afftct and is affected by international politic and particular by the presence of political leadership. Second, interaction of economy and political change that gives rise to an intense competition, any state over the globalization of economic activities, especially the so-called commanding height of modern industry. And the third is effect of the rvorld market on economic development and the consequent effort of state to control or at least to are in position to influence the rules or regimes governing trade, foreign investment and the intemational political economy (Ribert Gilpin, 1987). Dalam hal ini pemerintah kedua negara turut campur dalam hal ekonomi untuk mengatur jalannya perdagangan antar kedua negara, dimana negara berperan penting dalarn mempengaruhi mekanisme pasar melalui peraturan-peraturan yang tuj uannya adalah untuk kesej ahteraan rakyatnya. 9 Demikian juga halnya dengan investasi, negara penanam modal sering kali tidak hanya mempunyai tujuan ekonomi semata tapi juga politik, terhadap negara tempat menanamkan modalnya; Jadi ekonomi dijadikan alat kepentingan politk sehingga ekonomi dan politik saling berinteraksi. Karena bagaimanapun negara penanam modal tentu saja tidak mau rugi malah akan mencoba mengambil untung sebanyak-banyaknya. 1.5. Hipotesa Hipotesa yang diajukan dalam menjarvab permasalahan yang diuraikan diatas adalah: ' "Ketidak-pastian sistem politik dan hukum di Indonesia mengurangi minat investor Singapura untuk menanamkan modalnya di Indoneisa". Adapun variabel-variabelnya adalah 1.5.1. Variabel Independen : : Ketidak pastian sistem politik dan hukum di Indonesia. Indikator : Indikator Ekonomi Kondisi ekonomi dalam negeri, ketersediaan dan kemudahan memasuki pasar, memperoleh tenaga kerja, dan bahan baku, memperoleh fasilitas transportasi, komunikasi, perbankan dan fasilitas perkotaan. t0 - Indikator Sosial dan Politik Kondisi sosial dan politik dalam negeri, kebijaksanaan pemerintah mengenai pcnanaman modal asing, hubungan dengan lembaga keuangan intemasional dan kepastian hukum yang kurang jelas dalam menyelesaikan permasalahan. Variatrel Dependen : Kurangnya minat investor Singapura untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Indikator: 1.5.2. - Kecilnya nilai investasi Singapura di Indonesia jika dibandingkan dengan negara maju lainnya, yaitu 5.303,5 juta dolar AS dari tahun 1967 sampai tahun 1998. - 1.6 Tidak stabilnya nilai investasi Singapura di Indonesia. Defenisi Konsepsional Ada beberapa pengertian dan konsep-konsep yang sering dipakai dan akan membantu dalam penyelesaikan tugas penelitian ini seperti dijelaskan dibarvah ini. Investasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah investasi langsung yaitu arus pemberian pinjarnan atau pembelian hak-hak milik dalam satu perusahaan asing yang untuk sebagia besar (hak-hak milik itu) dimiliki oleh penduduk dari negara tuan rumah (Kindleberger : 1986). Sedangkan menurut Undang-undang Penanaman modal asing yang dimaksud dengan investasi adalah : No. 1l,196l t1 "... meliputi penanaman modal asing secara langsung uang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang-undang dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan-perusahaan di Indonesia, dalam arti bahrva pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut (8. Napitupulu, 1986) Investor asing adalah orang atau pihak swsta atau negara asing yang menanamkan modalnya di negara lain diluar negaranya. Iklim investasi adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan investasi asing, atau hal-hal yang rneliputi seluruh aspek bisnis yang ada dalam suatu negara dan mempengaruhi kemampuan investor untuk memperoleh keuntungan, penaman modal kembali serta penarikan modal. lklim investasi merupakan gabungan dari iklim ekonomi" iklim sosial, iklim administratif Oun iklim politik (Kindleberger). Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pemilikan, penggunaan atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan (Amin Widjaya Tunggal, 1996). Perdadangan luar negeri adalah penjualan dan pembelian barang yang dilakukan melintasi batas teritorial suatu negara dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan negara pengirim dan penerima. 1.'.I Defenisi Operasional Hubungan Indonesia Singapura sudah dimulai sejak zaman dahulu dan terus berlanjut hingga saat sekarang ini. Perdagangan luar negeri kedua negara juga telah terjalin cukup lama dan terus meningkat tiap tahunnya dengan memberikan surplus l2 bagi indonesia. Hal ini memang sudah sewajarnya karena Singapura dan rakyatnya sedikit banyak sudah mengenal Indonesia, demikian juga produk-produknya sudak dikenal dan dibutuhkan oleh konsumen disana. Tingginya nilai perdagangan luar negeri ini ternyata tidak sebanding dengan investasi yang ditanamkan oleh Singapura di Indonesia. Padahal seperri telah disinggung diatas bahwa Singapura mengenal Indonesia sejak lama, sudah seharusnya para investor Singapura menanamkan modalnya di Indonesia dalam rumlah besar. Apalagi ditambah dengan iklim investasi di Indonesia. Namun ternyata nilai investasi Singapura sampai tahun 1998 lebih kecil jika dibandingkan dnegan riilai investasi negara maju lainnya. Hal inilah yang akan dikaji dalam penelitian ini, sehingga diharapkan dapat :rketahui penyebab kurangnya minat investor Singapura untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan melihat iklim investasi di Indonesia. Apakah faktor rcnvebab tersebut datang dari pihak Indonesia atau justru dari pihak Singapura ,.endrri. Hal ini penting untuk ditelaah karena investasi turut menunjang oembangunan nasional Indonesia yang memang membutuhkan bantuan modal dalam mengembangkan perekonomian khususnya pihak swasta nasional. 1.8 Metode dan - Tehnik Penelitian Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis, yakni kegiatan mengumpulkan, menyusun dan menginterprestasikan data atau fakta yang ada. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisa data tersebut yakni 13 dengan meneliti, menjelaskan fakfor-faklor tertentu yang berhubungan dengan fenomena yang diselidiki. - Tehnik Penelitjan Tehnik penelitian yang digunakan adalah library research atau penelitian kepustakaan yaitu melalui pengumpulan bahan-bahan dari perpustakaan berupa buku-buku, majalah, berita koran, buletin, brosur dan segala informasi tercatat I ainnya. 1.9 Ruang Lingkup Penelitian Kemudian dalam penelitian ini yang dimaksud dengan investasi adalah investasi langsung. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa investasi itu dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Investasi langsung biasanya berupa proyek penanaman modal asing sedangkan investasi tidak langsung biasanya disalurkan melalui bursa efek. Pada penelitian ini nilai investasi tidak langsung diabaikan karena kesulitan mengumpulkan data dari pasar bursa. Penelitian ini juga dibatasi kurun rvaktunya antara tahun 1990 - 1998 agar peneiitian ini tidak terlalu melebar tetapi terfokus pada pokok permasalahannya. l4 1.10 SistematikaPenulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal ini dipaparkan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka dasar teori, hipotesa dengan variabel independen dan variabel dependen, defenisi konsepsional, defenisi operasional, metode dan tehnik penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II PERKEMBANGAN INVESTASI SINGAPURA DI INDONESIA Bab ini akan meTnbahas latar belakang sejarah hubungan Indonesia-Singapura hingga berkembang seperti sekarang ini dengan nilai investasi yang tidak stabil dan terkesan tersendatsendat yang diperkuat dengan data-data statistik dan dari sumber lainnya. BAB III IKLIM INVESTASI DI INDONESIA Pada bab ini akan diuraikan bagaimana iklim investasi di Indonesia, dan iklim investasi tersebut adalah berupa faltor-faktor yang dapat mempengaruhi minat investor Singapura untuk menanamkan modalnya di Indonesia. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN