BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu
maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari atau tidak komunikasi adalah
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat
dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.2
2.1.1. Definisi Komunikasi
Dalam kehidupan sehari - hari orang selalu berkomunikasi, karena sebagai
mahluk sosial manusia memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan satu sama
lainnya, dan ini dilakukan melalui komunikasi. Komunikasi dimaksudkan untuk
menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan dan pengalaman kepada orang lain.
Komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa, yang
dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang diinginkan oleh
komunikator dapat dimengerti oleh komunikan.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena komunikasi adalah
salah satu syarat bagi berlangsungnya hubungan antar manusia atau interaksi
sosial diantara sesama manusia, karena pada dasarnya, manusia adalah mahluk
sosial yang harus selalu berkomunikasi dengan manusia lain. Oleh karena itu,
komunikasi merupakan hal yang biasa terjadi didalam kehidupan manusia.
2
H.A.W.Widjaja. Komunikasi: Komunikasi dan Hubngan Masyarakat. Edisi Kelima: Jakarta. Bumi
Aksara. 2008. Hal : 1
7
8
Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan
lingkungannya.
Kata komunikasi atau Communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
latin communis yang berarti sama, cummunico, communicatio atau communicare
yang berarrrti membuuat sama (to make Common). Istilah pertama (communis)
adalah istilah yang sering di sebut sebagai asal-usul kata komunikasi yang
merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.3
Pengertian lain komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang yang mengatur lingkungannya dengan membangun
hubungan antar sesama, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap
dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.4
Untuk memahami pengertian komunikasi secara efektif, para peminat
komukasi sering kali mengutip paradigma yang dikmukakan oleh Harold Lasswell
dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.
Lassell mengatakna bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pernyataan sebagai berikut: Who Says What In Whih Channel To
Whom With What Effect? Jika dikaitkan dengan penelitian yang sedang
dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunikator (Communicator, source, sender), yaitu humas Perusahaan
XYZ
3
Onong U, Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung. Bandung : Remaja Rosdakarya.
2009. Hal 9
4
Lukiati Komala, Pengatar oleh Elvinaro Ardianto, Ilmu Komukikasi Perspektif, Prose dan Konteks.
Penerbit Widya Padjajaran. 2009, Hal 73
9
2. Pesan (message), yaitu informasi yang ada dalam media internal
Newsweekly
3. Media (channel), yaitu media komunikasi internal Newsweekly.
4. Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient), yaitu
seluruh karyawan Perusahaan XYZ.
5. Efek (effect, impact, influence) , yaitu pengertian, pemahaman,
pengetahuan dan tindakan karyawan Perusahaan XYZ setelah mengetahui
informasi yang ada dalam media komunikasi internal Newsweekly.
Setiap kegiatan komunikasi, tentunya memiliki tujuan. Menurut Onong Uchjana
Effendy tujuan dari komunikasi adalah :
a. Perubahan Sikap (to change the attitude).
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change opinion).
c. Mengubah perilaku (to change behavior).
d. Mengubah masyarakat (to change the society).5
Untuk lebih memahami tujuan komunikasi, Ruslan menyatakan tujuan
komunikasi sebagai berikut:
a. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada seseorang. Maksudnya apakah
kita menginginkan orang lain untuk mengerti dan memahami apa yang kita
maksud.
b. Apakah kita ingin agar orang laun menerima dan mendukung gagasan kita.
Dalam hal ini tentu saja cara penyampaina akan berbeda dengan cara yang
dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja.
5
Onong U, Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2006
10
c. Apakah kita ingin gara orang lain mengerjakan sesuatu agar mereka mau
bertindak.6
Menurut Husein Umar, Tujuan komunikasi sebagai berikut :
1. “Upaya terciptanya perubahan sikap
2. Untuk terciptanya perubahan pendapat
3. Untuk terciptanya perubahan perilaku
4. Untuk terciptanya perubahan sosial “7
Dalam pengertian komunikasi diatas, komuniksi memegang peranan penting,
karena komunikasi merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam
berhubungan dengan orang lain.
William I. Gorde dalam Deddy Mulyana8 mengkategorikan fungsi
komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai Komunikasi sosial
2. Sebagai Komunikasi Ekspresif
3. Sebagai Komunikasi Ritual
4. Sebagai Komunikasi Instrumental
Dalam penelitian ini tentunya diperlukan komunikasi dua arah
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu
Komunikasi Teori Dan Praktek, Komunikasi memiliki beberapa fungsi, antara lain
yaitu :
6
Ruslan, Rosady.2003. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta. PT Rajagrfindo Persada.
7
Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia, 2002, hal 5.
Deddy Mulyana. Humman Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2005. Hal 5-30
8
11
1. Menginformasikan (to Inform)
2. Mendidik (to Educate)
3. Menghibur (to Entertein)
4. Mempengaruhi (to influence)9
Komunikasi dua arah akan membuat komunikasi lebih efektif dan dapat
tercapai fungsinya dengan baik.
2.2. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah
komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada
atasan, komunikasi dari orang-orang yang sama atau komunikasi horizontal
dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan,
menulis dan komunikasi evaluasi program.10
Komuikasi organisasi dapat dilihat sebagai proses mengumpulkan,
memproes, menyimpan dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan
organisasi berfungsi.11
Fungsi Komunikasi organisasi :12
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008. Hal 8
10
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 65
11
Richard, V Ference, Peter, R Monge dan Hamish, M Russell, Comunicating and Organizing,
Reading Massachussett, Adison-Wesley, 1977, Hal : 4
12
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi:Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Penerj. Dan Ed Mulyana. Bandung:Rosda, 1998,hal : 31
12
-
Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi, ia adalah organisasi
-
Komunikasi akan berpusat pada simbol-simbol yang memungkinkan
kehidupan organisasi
-
Berperan lebih banyak dari sekedar melaksanakan rencana-rencana
organisasi
-
Komunikasi penting bagi pengambilan keputusan
-
Komunikasi organisasi tidak esksi hingga diciptakan dan ditafsirkan
oleh orang-orang.
Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran di antara lusinan
atau bahkan ratusan individu. Pada saat yang sama memiliki jenis-jenis
hubungan berlainan yang menghubungkan mereka dengan pikiran, keputusan,
dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, aturan-aturan yang
mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola dan memimpin
yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda yang berada
pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang
mempersepsi iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan
berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih
menyukai dan menggunakan jenis, bentuk dan metode komunikasi yang
berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian
pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan
energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. Interaksi di antara semua
faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi disebut sistem komunikasi
organisasi.
13
2.2.1 Tujuan Komunikasi Organisasi
Ada tiga tujuan utama dari komunikasi organisasi yaitu (a) Sebagai
tindakan koordinasi, (b) Membagi informasi (information sharing), (c)
Menyatakan perasaan dan emosi.13
Maksud atau tujuan akhir dari komunikasi organisasi adalah untuk
membantu pencapaina tujuan-tujuan organisasi (organizational goals). Tata
kerja operasional menyangkut tiga hal, yakni :14
1. Pemanfaatan jaringan-jaringan komunikasi yang terkait pada tujuan
organisasi.
2. Adopsi kebijakan-kebijakan komunikasi
3. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut
Setiap organisasi menginginkan agar komunikasi dapat diterima dengan
baik oleh para karyawan, untuk mencapai komunikasi yang effektif. Selain
agar komunikasi yang terjalin antara perusahaan dan karyawan mendapatkan
feed back yang baik. Komunikasi organisasi merupakn instrument untuk
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan organisasi kepada para
karyawannya.
2.3. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan para tenaga kesehatan secara timbal balik. Komunikasi adalah alat
13
14
Liliweri, Alo. 2004. “Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Andre Hardjana, Audit Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 41
14
penting guna menciptakan kerjasama, saling membant, berinteraksi dan
mempengaruhi sehingga organisasi itu tetap gerak.
Komunikasi dalam organisasi atau disebut juga komunikasi manajemen
meliputi dua bagian berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu
Komunikasi Internal (Internal Communication) untuk khalayak anggota
organisasi dan Komunikasi Eksternal (External Communication) untuk
khalayak di luar anggota organisasi. Komunikasi eksternal adalah pertukaran
informasi antara manajemen dengan publik eksternal, yaitu orang-orang yang
berada di luar organisasi yang ada hubungannya dengan perusahaan tersebut.
Komunikasi internal menunjukkan pertukaran informasi antara manajemen
dengan publik internal. Publik internal adalah orang-orang yang berada di
dalam organisasi, yaitu seluruh karyawan dari staff sampai karyawan
terbawah.15
Dalam suatu organisasi ada dua macam
Komunikasi internal terbagi
dalam tiga kegiatan :
1. Komunikasi Vertikal adalah komunikasi secara timbal balik (two way
traffic communication) dari atas (pimpinan atau manajer) ke bawah (karyawan
atau tenaga kesehatan) disebut Upper Communication atau Downward
Communication, dan komunikasi dari bawah (karyawan atau tenaga kesehatan)
ke atas (pimpinan atau manajer) disebut Down Up Communication atau
Upward Communication. Dalam proses komunikasi vertikal secara Upper
Communication
15
atau
Op. Cit, Liliweri, Alo. Hal 61
Downward
Communication
tersebut
pimpinan
15
memberikan instruksi, petunjuk, pengarahan, informasi, penjelasan, teguran,
dan lain-lain pada bawahan.
Dalam proses komunikasi vertikal secara Down Up Communication atau
Upward Communication tersebut bawahan memberikan laporan, gagasan, usul
atau saran kepada pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik dalam
organisasi sangat penting sekali. Pimpinan harus mengetahui laporan,
tenggapan, gagasan, saran dari bawahan sebagai petunjuk efektif tidaknya atau
effisien tidaknya kebijakan yang telah dilakukan. Oleh karena itu jika
komunikasi hanya satu arah saja dari pimpinan ke bawahan maka proses
manajemen dalam organisasi besar kemungkinan tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara
pimpinan tertinggi dengan seluruh tenaga kesehatan, atau juga dapat dilakukan
secara berjenjang melalui kepala biro, bagian, sub bagian, seksi, dan sub seksi.
Komunikasi vertikal yang timbal balik dua arah merupakan pencerminan dari
kepemimpinan demokratis (democratic leadership) suatu jenis kepemimpinan
yang sementera ini dianggap yang paling baik diantara kepemimpinan lainnya.
2. Komunikasi Horizontal adalah komunikasi secara mendatar diantara
tenaga kesehatan dalam suatu unit atau antara anggota staf dengan anggota staf
lainnya. Kalau dalam komunikasi vertikal lebih bersifat formal, maka dalam
komunikasi horizontal seringkali berlangsung dalam suasana tidak formal.
Sering tampak dilakukan dalam waktu istirahat, sedang dalam perjalanan
pulang, atau waktu rekreasi. Yang dibicarakan lebih banyak hal-hal yang
menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan. Gravevenis mengenai
16
kebijakan pimpinan sering muncul dalam komunikasi horizontal, kadang tidak
mempunyai dasar sama sekali.
3. Komunikasi Diagonal atau disebut juga dengan komunikasi silang
(cross communication) adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang
dengan lainnya yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan unitnya.
Komunikasi diagonal tidak menunjukkan kekakuan sebagaimana dalam
komunikasi vertikal, tetapi tidak juga menunjukkan keakraban sebagaimana
dalam komunikasi horizontal. Dilain hal komunikasi diagonal dapat terjadi
penyimpangan dari jalur prosedur birokrasi, misalnya, seorang tenaga
kesehatan suatu unit mengeluhkan masalah pekerjaan kepada kepala unit lain.
Hal ini termasuk dalam miscommunication dan jika diketahui oleh pimpinan
unitnya maka mungkin akan terjadi benturan psikologis.
Informasi yang disampaikan untuk khalayak internal dalam hal ini
karyawan dari suatu perusahaan menjadi salah satu bagian dari kegiatan Public
Relations. Keberhasilan dari penyampaian informasi ini sangat tergantung dari
materi yang disampaikan, media yang disediakan dan metode yang digunakan.
Sehingga setiap perusahaan akan terus berupaya untuk dapat menciptakan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kepada seluruh
karyawan. Aspek keingintahuan dari karyawan terhadap segala macam
informasi yang berkembang di perusahaan menjadi hal yang sangat lumrah di
suatu perusahaan, Aspek kecepatan dan ketepatan menjadi dasar dari
penerimaan informasi oleh setiap karyawan.
17
2.4. Media Komunikasi Internal
Perkembangan jaman terjadi seiring dengan perkembangan teknologi
informasi juga. Peranan informasi bagi kemajuan intelektual sangatlah penting
dan tidak dapat dipisahkan. Penyampaian informasi yang dilakukan seorang
Public Relations pastinya dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan
maupun tertulis.
Menurut Cutlip-Centre-Broom public relations adalah “usaha terencana untuk
mempengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang
bertanggungjawab,
didasarkan
ata
komunikasi
dua
arah
yang
saling
memuaskan.”16
Public relations memiliki peranan yang penting dalam membangun hubungan
dna saling menciptakan pengertian antara perusahaan dengan publik organisasi,
yaitu publik internal dan publik eksternal perusahaan. Publik internal perusahaan
antara lain adalah karyawan. Untuk menjembatani komunikasi antara karyawan
dan perusahaan melalui media internal perusahaan.
2.4.1. Media Internal
Seorang Public Relations harus dapat mengkomunikasikan pesan yang baik
untuk organisasinya, baik secara lisan maupun tertulis kepada khalayak luas. Dari
beberapa program yang dilakukan oleh Public Relations, pembuatan media
komunikasi internal merupakan salah satu bentuk program komunikasi yang
umumnya dilakukan.
16
David Aaker dan Mayer. Advertising Management. New Jersey. Prantice Hall Inc. 1996. Hal 218
18
2.4.1.1. Pengertian Media Internal
Media
komunikasi
internal
adalah
media
yang
digunakan
untuk
mengkomunikasikan suatu informasi kepada pendengar atau pembaca (audiency)
baik cetak maupun elektronik.17
2.4.1.2. Fungsi Media Internal
Media Internal memiliki beberapa fungsi dalam pengelolaannya. Menurut
Rosady Ruslan beberapa fungsi media internal untuk mengelola secara
professional dan serius tersebut yaitu:18
1. Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal, yang
diedarkan atau diberikan secara gratis dalam upaya penyampaian pesan-pesan,
informasi, dan berita (bentuk tulisan atau photo release), mengenai aktivitas
perusahaan, manfaat produk barang atau jasa dan publikasi lainnya, yang
ditujukan kepada para konsumen, pelanggan, distributor, supplier, relasi bisnis,
stake holder dan employee relations.
2. Sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan, misalnya ucapan
selamat ulang tahun, informasi kelahiran bayi dari keluarga karyawan dan lainya.
3. Sebagai sarana media untuk “pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis
menulis karyawan serta staf PR.
4. Terdapat nilai tambah (value added) bagi departemen PR untuk
menunjukkan dalam upaya menerbitkan media khusus yaitu in house journal yang
bermutu dan terbit secara berkala dan teratur.
17
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2006 hal 201-202
18
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada. 2003 hal 180
19
2.4.1.3. Bentuk-bentuk Media Internal
Media perusahaan yang biasa dipergunakan sebagai saluran atau sarana
komunikasi oleh praktisi Public Relations untuk menyampaikan pesan kepada
publiknya dan sekaligus mampu meningkatkan citra melalui berbagai jenis media
publikasi, antara lain sebagai berikut:19
1. Jurnal Internal; fungsi dari in house journal (house organ) sebagai media
PR atau media internal perusahaan yang telah dibahas sebelumnya yaitu sebagai
media komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan dan media pengetahuan. Jenisjenis jurnal internal antara lain: Majalah, Koran, Newsletter dan Majalah Dinding.
2. Printed Media; barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya
penyampaian pesan-pesan yang berbentuk, seperti : brosur, leaflet, booklet, kop
surat, kartu nama, kartu ucapan, diskusi panel, seminar, pameran dan lain
sebagainya.
3. Media Pertemuan (Event); media pertemuan secara langsung dengan para
audiencenya melalui tatap muka langsung (face to face), misalnya presentasi,
diskusi panel, seminar, pameran dan lain sebagainya.
4. Broadcasting Media dan Internet; publikasi PR yang disiarkan melalui
stasiun TV pemerintah maupun stasiun TV komersial termasuk media elektronik
dan computer serta internet (email) yang dimanfaatkan sebagai publikasi dan
komunikasi PR.
19
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada. 2003 hal 218
20
5. Media Sarana Humas / PR; media ini berkaitan dengan penampilan
identitas perusahaan (corporate identity) yang merupakan symbol atau nama
perusahaan, logo, warna standar perusahaan dan kemasan produk (corporate and
product colour image), penampilan citra dan lobby kantor, pakaian seragam
(uniform), merupakan citra penampilan perusahaan yang khas sebagai pembeda
dengan competitor lainnya.
6. Media Personal; media personal merupakan media humas atau PR yang
berkaitan dengan kemampuan untuk mengadakan pertemuan secara langsung
(face to face contact) untuk maksud mengadakan pendekatan personal atau melobi
dan kemudian meningkat untuk bernegosiasi sehingga kedua pihak yang terlibat
perundingan akan mencapai kata sepakat.20
Jurnal Internal adalah salah satu bentuk media komunikasi Public Relations
yang paling tua. Jenis Jurnal Internal bisa dibedakan dari sasaran pembacanya
yang bersifat internal untuk staf dan karyawan perusahaan dan bersifat eksternal
untuk publik diluar perusahaan.
Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima bentuk utama House Journal:21
1.
The Sales bulletin: sebuah buletin sebagai media komunikasi regular
antara seorang sales manajjer dengan salesman-nya dilapngan. Terbit
secara mingguan.
2.
The Newsletter: berisi pokok-pokok berita yang diperuntukan bagi
pembaca yang sibuk.
20
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
2000.Hal:45
21
Frank Jefkins. Public Relations. Alih Bahasa: Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.1995
21
3.
The Magazine: berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar,
foto, diterbitkan setiap bulan atau triwulan.
4.
The Tabloid Newspaper: mirip surat kabar popular (umum) dan
berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek, dan
ilustrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atau setiap
dua bulan sekali.
5.
The Wall Newspaper: bentuk media komunikasi staf/karyawan disatu
lokasi pabrik, perusahaan atau pasar swalayan. Di Indonesia dikenal
dengan surat kabar/majalah dinding.
Jurnal internal sebagai salah satu media bentuk kegiatan Public
Relations, sudah seharusnya diarahkan kepada pencapaian tujuan dari
perusahaan itu sendiri, yaitu membangun citra positif terhadap perusahaan
dengan harapan mendapat dukungan publik.
2.5 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Hubungan masyarakat adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan saling pengertian.22
Public relations adalah salah satu metode komunikasi yang bertunjuan ingin
membangun/membentuk citra (image) seseorang, lembaga, atau institusi
22
Frank Jeffkins, Public Relations, Penerbit Erlangga, 1992, hal. 9
22
tertentu. Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam lingkup komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok.
Hasil yng ingin dicapai dalam kegiatan PR pda intinya adalah untuk meraih
pengertian dan dukungan pubik melalui (citra baik), goodwill (itikad baik),
mutual understanding (saling pengertian), mutual confidence (saling
mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai), dan tolarance
(toleransi).23
Demikian juga dalam kehidupan organisasi, pasti diwarnai dengan aktivitas
public relations, baik langsung maupun tidak langsung.
Fungsi Public Relations menurut Kriyantono, Public Relations dikataka
berfungsi apabila melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik.24
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya.
b. Melayani kepentingan publik dengan baik.
c. Memelihara Perilaku dan moralitas perusahaan.
2.6. Persepsi
2.6.1 Pengertian Persepsi
Ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang baru dikenalnya biasanya
orang mempunyai opini. Opini ini muncul karena orang tersebut mempunyai
23
Fraser P Steitel, Dasar-dasar Public Relations, Soleh Soemirat dan Elvinaro Adianto, PT Remaja
Rosdakarya Bandung 202, hal26-27
24
Kriyantono, Rachmat, Public Relation Writing. Jakarta Kencana.2008. Hal 211
23
persepsi, akar opini ini bersumber tak lain dari persepsi. Persepsi ditentukan oleh
faktor-faktor seperti :25
1. Latar belakang budaya
2. Pengalaman masa lalu
3. Nilai yang dianut
4. Berita-berita yang berkembang
Menurut Judi C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi
terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi dan interpretasi. Yang
dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisassi
melekat pada interprestasi, yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu
rangsangan bersama rangasangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan
yang bermakna. Persepsi mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat-alat panca
indra (mata, telinga, hidung, kulit dan lidah), Atensi dan interprestasi. Sensasi
menunjukan pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui alat-alat panca indera
manusia. Panca indra adalah reseptor yang berfungsi sebagai penghubung antara
otak manusia dengan lingkungan sekitar. Persepsi adalah inti komunikasi,
sedangkan penafsiran (interprestasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan
penyandian balik.26
Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi ini merupakan cara pandang seseorang
terhadap sesuatu dan informasi. Dalam situasi yang sama, bisa saja seseorang
memiliki cara pandang yang berbeda dengan orang lain, hal ini terjadi karena
25
Rhenald Kasali, Manajemen Public relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, PERUSAHAAN
Pustaka Utama Grafiti, Jakarta:2008. Hal 23-24
26
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PERUSAHAAN Remaja Rosdakarya,
Bandung : 2005. Hal 168-169.
24
setiap orang melihat sesuatu hal melalui panca inderanya. Setiap orang memiliki
cara pandang yang berbeda dalam mengikuti, mengatur dan menginterprestasikan
informasi yang masuk.
Menurut Jalaludin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang
berasal dari stimulus yaitu:
1. Perhatian (attention)
Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli mnjadi menonjol alam
kesadaran pada saat stimuli lain melemah. Demikian defenisi yang diberikan oleh
Kenneth E. Anderson perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada
salah satu
mengkonsentrasikan diri pada salah satu
alat indera dan
mengesampingkan pada masukan-masukan pada alat indera yang lain.
Menurut Aaker dan Mayer, menyaring attention atau perhatian dijalankan
pada beragam tingkat usaha dan kesadaran “pada tingkat yang ekstrim adalah
pencarian aktif (active search)” dimana penerima mencari informasi. Ia mungkin
mencari pendapat dari teman-teman atau mencari pada majalah yang sebenarnya
tidak dibaca. Pada tingkat lain bisa diistilahkan sebagai pencarian pasif (passive
search), dimana seseorang hanya mencari informasi dari sumber-sumber yang
biasa menerpanya selama ini. Pada tingkat akhir disebut sebagai perhatian pasif
(passive attention), dimana pada tingkatan ini penerima mempunyai sedikit
kebutuhan informasi dan tidak berusaha untuk mencarinya.27
2. Penafsiran (interpretation)
27
David Aaker dan Mayer. Advertising Management. New Jersey. Prantice Hall Inc. 1996. Hal 218
25
Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan
yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya dan
mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang
dipersepsi.28
Penafsiran pribadi didasarkan pada pengalaman masa lalu si penerima, asumsi
tentang perilaku manusia, pengetahuan mengenai keadaan lingkungan orang lain,
suasana hati/keinginan/kemauan pada saat itu serta harapan. Seorang individu
dalam menafsirkan sesuatu tidaklah sama dengan individu lainnya. Dikarenakan
setiap individu mengorganisasi rangsangan yang diterimanya sesuai dengan
kenyataan yang ada pada dirinya dan berbagai macam penafsiran akan muncul
pada setiap individunya meskipun stimulinya sama.
3. Pengetahuan (kognitif)
Kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami
atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Yang termasuk kegiatan psikis pada pengetahuan adalah
gejala-gejala seperti: pengamatan, tanggapan, ingatan, asosiasi, fantasi, berfikir
dan intelegensi.29
Hal ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi,
pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan eksternal.
2.6.2 Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Persepsi
Proses persepsi dijelaskan oleh para filsuf dan psikolog bahwa manusia secara
ilmiah ingin mengetahui dunia diluar dirinya dan seberapa tepat mereka
28
29
Opcit. Hal 221
Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan. Jakarta. Ilmu Jaya. 2001. Hal: 40
26
menggambarkannya. Pengalaman tersebut sangat tergantung pada alat indera,
tanpa adanya alat indera kita tidak bisa kontak dengan dunia luar.30
Meskipun banyak stimuli yang berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang
masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat tertentu.
Pemusatan persepsi ini disebut dengan perhatian atau attention. Atensi atau
disebut juga perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli
menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lain melemah. Perhatian
dipengaruhi oleh dua faktor yakni seperti yang dijelaskan berikut ini.31
Faktor eksternal penarik perhatian, adalah apa yang kita perhatikan ditentukan
oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut
juga sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian.
Stimuli diperhatikan karena mempunyai sikap sikap menonjol antara lain gerakan
(manusia secara visual lebih menyukai gambar bergerak dibandingkan diam),
intensitas stimuli (kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol
dibandingkan stimuli lainnya), kebaruan/novelty (hal baru, luar biasa akan
menarik perhatian) dan pengulangan (hal yang diberikan berkali-kali akan
menarik perhatian).
Sedangkan faktor internal penarik perhatian yaitu ada kecenderungan kita
melihat apa yang ingin kita lihat dan mendengar apa yang ingin kita dengar.
Perbedaan perhatian ini timbul dari faktor-faktor internal dalam diri kita antara
lain: faktor biologis (yang menarik adalah apa yang sedang dirasakan), faktor lain:
30
31
Alex Sobur. Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia. 2003. Hal: 448
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosda Karya. 2004. hal.54
27
faktor biologis (yang menarik adalah apa yang sedang dirasakan), faktor
sosiopsikologis (setiap orang akan melaporkan berbeda-beda tentang apa yang
dilihatnya) dan motif sosiogenesis (sikap, kebiasaan dan kebiasaan mempengaruhi
apa yang diperhatikan).
Karena itula persepsi orang berbeda-beda, karena semua orang tidak memiliki
faktor-faktor seperti diatas yang sama, bahkan seorang anak kembarpun akan
memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi itu bersifat sangat kompleks, tidak ada
hubungan satu lawan satu pesan yang terjadi diluar sana dengan pesan yang
akhirnya memasuki otak kita. Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi
atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita
secara keseluruhan terutama penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi,
tingkat intelektual, tingkat ekonomi, pekerjaan dan citarasa sebagai faktor-faktor
internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu realitas. Dengan
demikian persepsi itu terikat dengan budaya (culture bound), bagaimana kita
menilai suatu pesan, objek atau lingkungan bergantung dengan sistem yang kita
anut.32
Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan persepsi berbeda dari setiap
individu, faktor biologis, sosiopsikologis atau faktor budaya ternyata juga
menyebabkan persepsi berbeda-beda.
32
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PERUSAHAAN Remaja Rosdakarya,
Bandung : 2005. Hal 214
Download