BAB II

advertisement
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Pasar Modal
Secara umum pasar modal ( capital Market ) didefinisikan sebagai pasar yang
memperdagangan instrumen keuangan ( sekuritas ) jangka panjang, dalam bentuk
modal sendiri ( stock ) maupun hutang ( bond ), baik yang diterbitkan pemerintah
( public authorities ) maupun oleh perusahaan swasta ( private sectors ). Dengan
demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan
( financial market ), karena dalam financial market diperdagangkan semua bentuk
hutang dan saham, dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bersifat
negotiable maupun yang non negotiable.
Sedangkan pengertian yang lebih operasional seperti yang tertuang dalam
Keppres no. 60 tahun 1988, pasar modal dipahami sebagai bursa yang merupakan
sarana mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang ( lebih dari satu
tahun ) dalam bentuk efek. Sesungguhnya terdapat perbedaan antara pasar modal
( capital market ) dengan bursa efek ( stock exchange ). Untuk pengertian bursa efek,
Undang –Undang Nomor 8 tahun 1995 mendefinisikan sebagai berikut pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek kepada pihak – pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka. Efek yang dimaksud dalam definisi ini
adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Dalam menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal memberikan fasilitas dengan
6
mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana ( investor ) dengan pihak yang
memerlukan dana ( emiten ). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka
miliki, investor berharap akan memperoleh imbalan dari penanaman dananya
tersebut. Sedangkan emiten akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan
investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Dengan
demikian fungsi pasar modal sesungguhnya tidak berbeda dengan perantara
( intermediary ) keuangan seperti perbankan. Fungsi kedua pasar modal adalah fungsi
keuangan yaitu para investor memiliki keinginan memperoleh imbalan ( return )
dengan investasi yang ditanamkannya sesuai dengan risiko yang bervariasi.
Pada dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi
perekonomian suatu negara yaitu:
1.
Sebagai sumber perhimpunan dana.
Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber perhimpunan dana
selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perhimpunan
dana yang konvensional. Sebagai contoh perusahaan yang ingin melakukan
perluasan usaha dapat memperoleh kredit dari bank, namun ada keterbatasan
bank dalam menyalurkan kredit. Apalagi kalau suku bunga tinggi sebagai
akibat dari kebijakan moneter, maka akan menambah beban biaya bunga bagi
perusahaan.Tapi dengan adanya pasar modal memungkinkan perusahaan
menerbitkan surat berharga, baik surat hutang ( obligasi / bonds ) maupun
saham. Dengan memanfaatkan sumber dana dari pasar modal, perusahaan
dapat terhindar dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi.
2.
Sebagai alternatif investasi para pemodal.
Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena para investor dapat
melakukan pemindahan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau
dari satu industri ke industri lain sesuai dengan keinginan keuntungan yang
7
diharapkan seperti dividen dan capital gain setelah mempertimbangkan risiko
dari saham tersebut.
3.
Biaya perhimpunan dana melalui pasar modal relatif rendah.
Dalam melakukan perhimpunan dana, perusahaan membutuhkan biaya
yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam
ke bank. Misalkan bank menawarkan deposito sebesar 5 % per tahun
sedangkan memberikan kredit dengan bunga 11 % maka ada spread suku
bunga sebesar 6 %. Sedangkan biaya - biaya yang ditanggung perusahan
dalam rangka proses emisi misalkan hanya 3.5 % yang di tanggung selama
usia sekuritas. Jadi lebih menguntungkan jika perusahaan memperoleh
tambahan dana dari penerbitan saham dibandingkan dengan meminjam di
bank.
4.
Bagi negara, pasar modal akan mendorong perkembangan investasi.
Setiap perusahaan
pasti ingin meluaskan usahanya maka dari itu
perusahaan berusaha mendapatkan dana tambahan dari investor. Semakin baik
kinerja perusahan serta adanya transparansi maka investor akan semakin
berminat menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dengan adanya
ekspansi usaha berarti akan ada penambahan penyerapan tenaga kerja,
kenaikan jumlah produksi, kenaikan omset penjualan, kenaikan pendapatan
dan tentunya pajak bagi negara.
Pasar Modal Efisien
Pasar Modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas – sekuritasnya
telah mencerminkan semua informasi yang relevan.
8
Menurut Foster ( 1986 ) pasar modal menjadi efisien karena adanya jumlah analis
keuangan yang banyak dan persaingan antar mereka, akan membuat harga sekuritas
“ wajar “, dan mencerminkan semua informasi yang relevan. Para analis akan
berupaya untuk memperoleh informasi selengkap mungkin bahkan kalau mungkin
lebih lengkap dari analis yang lain, melakukan analisis secermat mungkin sehingga
akan membuat harga sekuritas menjadi wajar ( terjadi harga keseimbangan yang
mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi para investor pada suatu titik
tertentu ).
Tiga bentuk pasar modal yang efisien :
1.
Pasar yang efisiensinya lemah ( weak form efficiency ) yaitu keadaan
di mana harga – harga mencerminkan semua informasi yang ada pada
catatan harga di waktu lampau.
2.
Pasar yang efisiensinya setengah kuat ( semi strong ) yaitu keadaan di
mana harga – harga bukan hanya mencerminkan harga – harga di
waktu yang lalu tetapi juga semua informasi yang dipublikasikan.
3.
Pasar yang efisiensinya kuat ( strong form ) yaitu di mana harga tidak
hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi
juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang
perusahaan dan perekonomian.
2.2
Pengertian Indeks Harga Saham
Di Bursa Efek Jakarta terdapat lima indeks yaitu :
1.
Indeks Individual yaitu indeks yang menggunakan harga masing –
masing saham terhadap harga dasarnya.
2.
Indeks Harga Saham Sektoral yaitu indeks ynag perhitungannya
menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing – masing
sektor. Indeks sektoral terdiri dari sembilan sektor : pertanian;
9
pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; industri
barang konsumsi; manufaktur; properti dan real estate; infrastruktur
dan transportasi; keuangan; serta perdagangan, jasa dan investasi.
3.
Indeks LQ 45 yaitu perhitungan indeks yang menggunakan 45 saham
tertentu berdasarkan likuiditas saham dan disesuaikan setiap enam
bulan.
4.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yaitu perhitungan yang
menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen
pehitungan indeks.
5.
Jakarta Islamic Index ( JII ) yaitu indeks yang terdiri dari saham saham yang sesuai dengan syariah islam.
Fungsi adanya indeks di pasar modal adalah :
2.3
1.
Sebagai indikator tren pasar.
2.
Sebagai indikator tingkat keuntungan.
3.
Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio
4.
Membantu pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
5.
Membantu berkembangnya produk derivatif.
Teori Portofolio
Pengertian portofolio secara umum adalah investasi yang dilakukan dalam
berbagai macam aset keuangan seperti saham, obligasi, opsi, future contract, real
estate, emas, deposito dan lain lain.
Melakukan investasi dengan membentuk portofolio cenderung lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan menginvestasikan seluruh modal dalam
satu bentuk investasi.
Beberapa jenis diversifikasi portofolio yang dikenal antara lain :
1.
Simple Diversification.
10
Diversifikasi ini sangat mudah dalam mengaplikasikan yaitu dengan
menambahkan sejumlah investasi baru sehingga dapat mengurangi risiko yang
sifatnya sistematis. Misalkan dalam suatu portofolio telah terdapat sepuluh
investasi dengan menambah dan mengkombinasikan sepuluh sampai dua
puluh investasi baru maka tingkat risiko dapat dikurangi.
2.
Diversification Accros Industries
Diversifikasi yang dilakukan dengan cara pendekatan investasi pada
perusahaan yang tidak sejenis. Pendekatan ini pada prinsipnya hampir serupa
dengan dengan diversifikasi sederhana di mana mencoba mengurangi risiko
dalam portofolio, dengan menanamkan modal pada investasi yang relatif
kurang memiliki korelasi dengan investasi yang sudah ada sehingga tingkat
risiko pada satu industri dapat dikurangi dengan risiko dari industri yang
lainnya.
3.
Superfluous Diversification
Merupakan pendekatan portofolio di mana investor tidak diharapkan
melakukan diversifikasi
dengan terlalu banyak jenis investasi. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak investasi yang dilakukan oleh investor
dalam portofolionya, maka investor akan menyita banyak waktu, tenaga, uang
akibat biaya transaksi dan biaya analisa, yang pada akhirnya hanya akan
mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan.
4.
Markowitz Diversifikation
Pendekatan portofolio yang lebih ilmiah dibandingkan dengan ketiga
diversifikasi sebelumnya, karena markowitz diversifikation menggunakan
11
faktor koefisien korelasi. Sehingga semakin rendah tingkat korelasi antar
investasi dalam portofolio tersebut maka semakin rendah risiko portofolio
yang diperoleh.
5.
Single Index Model Difersification
Pendekatan Single Index Model juga hampir serupa dengan
pendekatan portofolio dari Markowitz yang sifatnya ilmiah, namun
pendekatan ini lebih beramsusikan pada sifat – sifat di mana suatu investasi
akan secara bersama sama bergerak baik itu naik maupun turun sejalan
dengan pergerakan pasar di mana investasi tersebut berada. Adapun tujuan
dari diversifikasi dengan menggunakan Single Index Model ini adalah untuk
meminimumkan tingkat risiko dari keseluruhan investasi yang terdapat dalam
portofolio.
Secara keseluruhan dari diversifikasi tersebut maka diversifikasi dengan cara
Markowitz dan Single Index Model lebih memperoleh hasil yang memuaskan dan
dapat merefleksikan kinerja portofolio yang sesungguhnya. Untuk selanjutnya
pembahasan teori portofolio ini didasari oleh teori yang dikembangkan oleh
Markowitz dan teori Single Index Model.
Teori Portofolio Markowitz
Pendekatan Portofolio Markowitz didasarkan pada pendekatan mean dan
variance, di mana seluruh investasi dihitung berdasarkan tingkat pengembalian rata –
rata dan penyimpangannya. Sementara itu untuk menghitung risiko atau standar
deviasi portofolio dibutuhkan variabel yang menggambarkan hubungan antara tingkat
pengembalian investasi satu dengan investasi lainnya. Hubungan ini sering disebut
covariance.
12
Faktor penting lainnya yang juga perlu diketahui adalah coefficient korelasi.
Faktor ini secara statistik menggambarkan hubungan yang linier antara dua variabel.
Nilai dari koefisien korelasi berkisar antara –1 dan +1.
Pengertian dari nilai koefisien korelasi adalah :
a.
Positive correlation yang berarti adanya hubungan antara dua investasi saling
mempengaruhi secara positif, Di mana tingkat pengembalian investasi yang
satu akan mempengaruhi tingkat pengembalian yang lain begitu pula
sebaliknya. Hubungan dikatakan perfectly positive jika coefficient korelasi
bernilai +1.
b.
Zero correlation menunjukan tidak adanya hubungan antara dua investasi.
Pada posisi ini tingkat pengembalian investasi berdiri sendiri – sendiri.
c.
Negative correlation merupakan kebalikan dengan korelasi positif di mana
tingkat pengembalian bergerak secara berlawanan antara dua investasi.
Dikatakan perfectly negative apabila nilai coefficient korelasi –1.
Besarnya investasi, tingkat pengembalian, tingkat risiko dan coefficient
korelasi memberikan gambaran akan berbagai macam kemungkinan yang dapat
diperoleh dari kombinasi investasi. Perubahan faktor – faktor tersebut akan
memberikan harapan hasil yang berbeda pada tingkat risiko yang berbeda pula.
Analisis faktor tersebut penting untuk menganalisa dan menentukan portofolio yang
optimal.
Teori Portofolio Single Index Model
Single Index Model pertama kali di kembangkan oleh W.F.Sharpe, yang
merupan salah satu murid Markowitz. Pendekatan ini agak berbeda dengan
pendekatan Markowitz, tapi hasil yang diperoleh sangat memuaskan.
Teori ini mengambil asumsi bahwa tingkat pengembalian dari saham saling
berhubungan hanya dengan satu alasan bahwa setiap saham dianggap mempunyai
respon dalam mempengaruhi portofolio seluruh saham yang ada di pasar. Misalkan di
13
pasar terjadi pergerakan ke atas, maka hampir seluruh saham tunggal juga mengalami
pergerakan ke atas, begitupun sebaliknya.
Faktor penting yang mempengaruhi portofolio Single Index Model adalah
beta, yang merupakan penggambaran besarnya tingkat sensitivitas saham atau
portofolio terhadap pasar.
2.4
Pengertian laporan keuangan
Pengertian dari laporan keuangan menurut S. Munawir ( 1988 : 2 ) adalah
sebagai berikut :
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan data
atau aktivitas perusahaan tersebut.
Dari definisi tesebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan
merupan suatu daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu dan hasil usahanya selama periode tertentu.
Laporan keuangan terdiri dari :
a. Neraca ( Balance sheet )
Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran
posisi keuangan dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Sedangkan pengertian neraca menurut S. Munawir ( 1988 : 13 ) adalah sebagai
berikut :
14
Neraca adalah laporan yang sistematis sehingga dapat memberikan gambaran
posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu.
Dari definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa neraca adalah suatu laporan
keuangan yang menunjukan keadaan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat
tertentu yang didalamnya harus disebutkan bagian mana yang termasuk aktiva dan
pasiva secara jelas dan terperinci.
Tiga bagian utama dalam neraca adalah :
1) Harta atau Aktiva
Pengertian aktiva tidak hanya terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang
masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak
berwujud.
2) Hutang atau Pasiva
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan
yang berasal dari kreditor.
3) Pengertian Modal
15
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal ( modal saham ), surplus, dan laba yang ditahan, atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya.
Modal dapat diartikan sebagai elemen-elemen dalam aktiva suatu neraca
perusahaan yang dapat berupa uang kas, bahan baku, mesin, gedung dan sebagainya,
juga dapat merupakan sumber-sumber modal berupa hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang dan modal sendiri. ( Nitisemito, 1978 : 20 )
Mengenai modal ini, Drs. Bambang Riyanto, menyatakan :
Pada awalnya, pengertian modal berorientasikan pada physical oriented yang
mengartikan modal sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih
lanjut. Kemudian pengertian modal berkembang menjadi non physical oriented yang
menekankan pengertian modal pada nilai daya beli atau kekuasaan memakai atau
menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal. ( Riyanto, 1996 : 17 )
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat dua pengertian modal yaitu yang tercatat
disebelah debet dari neraca disebut modal konkrit, dan yang tercatat disebelah kredit
disebut modal abstrak.
Menurut bentuknya, modal dibagi menjadi :
• Modal aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca, yang
menggambarkan bentuk-bentuk dari seluruh dana yang ditanamkan perusahaan.
16
Elemen modal aktif selalu berubah-ubah, baik dalam jangka waktu pendek ( kas,
efek, piutang, barang ) maupun dalam jangka waktu panjang ( aktiva tetap ).
• Modal abstrak atau modal pasif adalah modal yang tertera disebelah kredit dari
neraca,yang menggambarkan sumber darimana dana diperoleh. Nilai modal pasif ini
dalam jangka waktu tertentu adalah permanen ( Riyanto, 1996 :19 )
b. Laporan rugi laba
Laporan perhitungan rugi laba menurut S. Munawir ( 1988 : 26 ) dalam bukunya
analisa laporan keuangan adalah :
Suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa laporan rugi laba menggambarkan posisi perusahaan ditinjau dari
aktivitas perusahaan yang menyangkut tentang penghasilan,biaya dan rugi laba
perusahaan selama periode tertentu.
Prinsip umum yang diterapkan dalam laporan rugi laba adalah sebagai berikut :
•
Bagian pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan setelah dikurangi dengan harga pokok dari barang atau jasa yang
dijual sehingga diperoleh laba kotor.
•
Bagian kedua menunjukkan biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan
dan biaya umum.
17
•
Bagian ketiga menunjukan hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan
yang diikuti dengan biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan.
•
Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insindentil sehingga akhirnya
diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
c. Laporan arus kas.
Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka
waktu tertentu. Arus kas terbagi dalam tiga kelompok utama yaitu :
1) Arus kas dari kegiatan operasional
Arus kas dari kegiatan operasi terdiri dari :
pengumpulan kas berasal dari
konsumen, pembayaran kepada pemasok untuk pembelian bahan baku, arus kas
keluar dari kegiatan operasi lainnya seperti beban pemasaran dan operasi serta
pembayaran bunga, pembayaran tunai untuk pajak.
2) Arus kas dari kegiatan investasi
Arus kas yang berasal dari penanaman modal (arus kas yang masuk) baik dari luar
perusahaan maupun dari dalam perusahaan itu sendiri.
3) Arus kas dari kegiatan pendanaan.
18
Bagian terakhir dari arus kas berkaitan dengan kegiatan pendanaan, termasuk
semua arus kas baik yang masuk maupun yang keluar dari para investor, pemberi
pinjaman maupun dari pemilik perusahaan tersebut.
2.5
Teori Rasio Likuiditas Dan Rentabilitas
Rasio keuangan membantu mengidentifikasikan
kelemahan keuangan perusahaan.
berapa kekuatan dan
Data keuangan perusahaan akan lebih berarti
karena adanya rasio keuangan yang dapat digunakan :
1.
Untuk meneliti rasio keuangan perusahaan di masa lalu ( contoh untuk lima
tahun terakhir ) dan arah pergerakannya.
2.
Dapat membandingkan rasio keuangan dengan perusahaan yang lain.
3.
Dapat membandingkan rasio – rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil
oleh perusahaan. Miasalkan kebijakan perusahaan dalam hal kredit dan
persediaan
2.5.1 Konsep Likuiditas
Pengertian likuiditas.
Definisi likuiditas adalah “ Sesuatu yang berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus
dipenuhi. “
Definisi likuiditas Lainnya adalah :
Likuiditas adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban finansial jangka pendeknya pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva yang tersedia.
Jadi, masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Setiap aktiva
mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun
19
komponen aktiva yang paling likuid adalah uang tunai. Hal ini disebabkan oleh sifat
uang tunai yang langsung dapat digunakan dalam operasi untuk proses produksi,
membayar hutang dagang perusahaan yang jatuh tempo dan sebagainya.
Selain kas semua komponen aktiva yang termasuk dalam aktiva lancar
memerlukan waktu untuk mengubah menjadi uang tunai atau kas di mana aktiva
selain kas berhubungan dengan tingkat kepastian waktu berubahnya aktiva tersebut
menjadi uang tunai. Semakin likuid suatu aktiva, semakin tinggi kepastiannya untuk
dijadikan uang tunai.
Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a.
Likuiditas Badan Usaha
Likuiditas badan usaha berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar pihak luar perusahaan ( kreditur ). Jadi tingkat likuiditas badan
usaha dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk menyediakan alat-alat
likuid, sehingga dapat membayar hutang-hutangnya pada saat ditagih. Tingkat
likuiditas badan usaha dapat diketahui dari neraca pada suatu saat, antara lain dengan
membandingkan jumlah aktiva lancar disatu pihak dengan hutang lancar dipihak lain.
b.
Likuiditas Perusahaan.
Likuiditas perusahaan lebih berhubungan dengan masalah di dalam
perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan, apakah setiap
saat dapat memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran
jalannya opersi perusahaan. Jadi likuiditas perusahaan dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan
untuk
mempertahankan
atau
untuk
membiayai
pembelanjaan-
pembelanjaan perusahaan agar aktivitas perusahaan dapat berlangsung lancar.
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam melakukan penilaian likuiditas
perusahaan,yaitu :
20
1. Current ratio, adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara aktiva
lancar perusahaan dengan hutang lancarnya.
Jumlah aktiva lancar
Current ratio =
x 100 %
Jumlah hutang lancar
2. Acid test ratio, menunjukan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan hutang lancar perusahaan.
Aktiva lancar – persediaan
Acid test ratio =
x 100 %
Jumlah hutang lancar
3. cash ratio, di mana rasio tersebut membandingkan antara kas sebagai aktiva
lancar yang paling likuid dan investasi sementara dengan hutang lancar atau
pasiva lancar perusahaan.
Kas + Setara kas
Cash ratio =
x 100 %
Jumlah hutang lancar
2.5.2 Konsep Rentabilitas
Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas adalah “ Kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
dari proses produksinya.” Atau pengertian yang lebih umum tentang rentabilitas
adalah :
“Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut “
21
Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba. Hal ini diukur dengan keberhasilan dan kemampuan perusahaan
menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian tingkat rentabilitas yang
dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula. Dalam analisa rentabilitas
akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada perhitungan rugi
laba dan pada neraca perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan berbagai
indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang
bersangkutan.
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan ada bermacam-macam,
tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan
yang lainya
Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu :
a. Rentabilitas Ekonomi.
Merupakan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di
dalam nya untuk menghasilkan laba. Modal yang dimiliki untuk menghitung
rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan
(operating capital ). Dan laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal
dari operasi perusahaan, yaitu laba usaha ( net operating income ). Dengan
demikian laba yang diperoleh dari usaha-usaha luar perusahaan atau dari
efek tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini.
b. Rentabilitas Modal Sendiri.
Rentabilitas modal sendiri sering disebut rentabilitas usaha adalah
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri
disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut
di lain pihak. Dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri adalah
22
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di
dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang dipergunakan untuk
menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi
pajak ( earning after tax ). Sedangkan modal yang diperhitungkan adalah
modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.
Rasio-rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas, antara lain:
a. Gross Profit Margin
Merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan
dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
laba kotor
Gross profit margin =
x 100 %
Penjualan bersih
b. Net profit margin
Rasio yang mengukur besarnya keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan selama satu periode.
Laba bersih setelah pajak
Net profit margin =
x 100 %
Penjualan bersih
c. Operating profit margin
Rasio dapat dihitung dengan cara membandingkan Pendapatan operasional
dengan penjualan bersih.
23
Pendapatan operasional
Operting profit margin =
x 100 %
Penjualan netto
d. Net Earning Power Ratio ( Rate of Return on Investment )
Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan laba bersih sesudah
pajak dengan jumlah aktiva. Rasio ini merupakan pencerminan dari
kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bersih perusahaan.
Laba setelah pajak
Net earning power ratio =
x 100 %
Total Aktiva
e. Return on Net Worth ( Return on Equity )
Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara laba bersih
sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Dengan demikian rasio ini
dapat diartikan sebagai kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham.
Laba setelah pajak
Return on net worth =
x 100 %
Modal sendiri
2.5.3 Hubungan Antara Likuiditas dan Rentabilitas
Dalam manajemen keuangan perusahaan masalah pengendalian tingkat
likuiditas dan tingkat rentabilitas merupakan dua aspek penting yang harus
24
diperhatikan oleh perusahaan. Jika perusahaan hanya mengutamakan salah
satunya, maka akan menimbulkan kesulitan. Misalnya perusahaan ingin
mempertahankan
keadaan
likuiditasnya
tanpa
memperhatikan
keadaan
rentabilitasnya, akibatnya perusahaan harus menyediakan uang kas serta
komponen-komponen likuidnya dalam jumlah besar,tetapi akan mengurangi
tingkat rentabilitas perusahaan.
Di dalam perusahaan selalu timbul permasalahan antara likuiditas dan
rentabilitas, artinya bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan
menyediakan alat - alat likuid yang besar maka akan mengurangi tingkat
rentabilitas perusahaan karena adanya sejumlah dana yang tidak digunakan secara
efisien untuk menghasilkan laba. Sebaliknya bila ingin mempertinggi rentabilitas
maka cadangan tunai untuk likuiditas digunakan untuk kegiatan perusahaan,
sehingga posisi likuiditas akan turun dibawah minimum. Bila keadaan ini
diketahui oleh pihak luar maka kemungkinan besar kepercayaan pihak luar atau
kreditur kepada perusahaan akan berkurang atau hilang. Tingkat rentabilitas yang
tinggi menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menggunakan dana yang
dimiliki secara efektif dan efisien guna menghasilkan laba.
Untuk dapat memelihara keadaan likuiditas perusahaan sebaiknya digunakan
prinsip pembelanjaan di mana jangka waktu tersedianya dana bagi perusahaan
lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu pemakaian dana tersebut oleh
perusahaan. Dengan demikian segala kebutuhan jangka pendek hendaknya
dibiayai dengan pinjaman jangka pendek, sedangkan untuk kebutuhan dana jangka
panjang dibiayai dengan pinjaman jangka panjang atau modal sendiri.
Dalam memperoleh pinjaman jangka panjang sebaiknya diperhatikan jangka
waktu pelunasan dan pembayaran bunga, karena hal tersebut seringkali
memberatkan kewajiban jangka pendek perusahaan, sehingga menggangu
likuiditas perusahaan.
25
2.6
Tujuan Investor Dalam Penanaman Modal
Berdasarkan tujuan investasi, maka para pemodal di pasar modal dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok yakni :
1.
Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen.
Bagi pemodal yang membeli saham suatu perusahaan untuk
memperoleh dividen biasanya mengincar perusahaan – perusahaan yang sudah
sangat stabil. Keadaan perusahaan yang baik menjamin kepastian adanya
keuntungan yang relatif stabil yang diharapkan akan memperoleh dividen
yang relatif stabil. Harapan utama investor kelompok ini adalah memperoleh
dividen yang tinggi dan terjamin tiap tahunnya. Keinginan untuk memperoleh
dividen lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh kenaikan harga
saham ( capital gain ). Biasanya pemodal yang tergolong dalam kelompok ini
adalah orang atau lembaga yang mengharapkan penghasilan tetap seperti
pensiunan, pengelola dana pensiun, dan asuransi. Maka kebanyakan pemodal
dari kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan saham di bursa.
2.
Pemodal yang bertujuan berdagang.
Pada dasarnya harga saham –saham yang diperdagangkan di bursa
efek bergerak secara tidak tetap, bisa naik maupun turun tergantung pada
kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga itu menarik bagi
beberapa kalangan pemodal untuk mengambil posisi sebagai pedagang,
dengan memperjual belikan saham – saham di bursa. Tujuan utama pembelian
saham adalah untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli
dengan harga jual ( capital gain ). Pendapatan mereka bersumber dari
keuntungan jual beli saham itu. Mereka membeli saham pada saat harga suatu
saham turun dan akan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat
26
kembali. Kelompok pemodal seperti inilah yang aktif dalam kegiatan
perdagangan di bursa.
3.
Pemodal yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan
Ada kelompok pemodal yang tidak tertarik untuk memperoleh dividen
atau capital gain, melainkan hanya untuk memiliki perusahaan. Keikutsertaan
mereka dalam suatu perusahaan adalah sebagai pemilik perusahaan ( owners ).
Oleh karena itu pemodal pada kelompok ini cenderung memilih saham
perusahaan – perusahaan yang sudah mempunyai nama dan reputasi baik.
Mereka tidak mudah menjadi panik dan menjual sahamnya pada saat harga
sahamnya turun serta karena pertimbangan dividen. Maka dari itu kelompok
pemodal ini juga tidak aktif dalam perdagangan di bursa efek. Pada umumnya
orang orang yang tergabung dalam pemodal ini adalah pemodal yang
mempunyai kehidupan yang mapan dan benar – benar berniat melakukan
investasi pada perusahaan.
4.
Kelompok spekulator
Kelompok spekulator adalah kelompok orang atau individu yang
melakukan aksi beli atau jual suatu saham berdasarkan faktor – faktor
spekulasi. Dalam pasar modal kadang –kadang mereka rasional dalam
menganalisis informasi – informasi tentang perusahaan, ekonomi dan politik
sehingga pada dasarnya mereka dapat mengukur risiko investasi. Dalam
prakteknya sebagian pemodal yang tergolong spekulator ini sering mengambil
keputusan investasi tanpa rasional sehingga masyarakat sering menganggap
para pemodal tersebut berbuat judi. Kelompok spekulator ini lebih menyukai
saham – saham perusahaan yang belum berkembang, tetapi diyakini akan
berkembang dengan baik. Pada umumnya dalam setiap kegiatan pasar modal
27
para spekulator ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam
meningkatkan aktivitas pasar modal dan likuiditas saham.
2.7
Langkah – Langkah Sebelum Menjadi Investor Saham
Pedoman untuk melakukan investasi dalam saham :
1.
Tentukan tujuan investasi
Tujuan investasi akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan
investasi. Jika capital gain menjadi tujuan investasi maka investor cenderung
agresif dengan mengambil posisi jual dan beli yang cukup sering di pasar.
Sedangkan dividen menjadi tujuan utamanya maka investor akan berhati hati
dan cenderung pasif dalam memilih saham dengan dividen yang besar.
2.
Kemampuan sumber daya yang dimiliki
Dana yang diinvestasikan sebaiknya dana yang menganggur dan tidak
mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan.
3.
Jangka waktu investasi
Semakin pendek jangka waktu investasi maka investor akan lebih
agresif dalam mengambil posisi jual dan beli di pasar dan sebaliknya.
4.
Memahami risiko investasi pada saham
Risiko investasi pada saham adalah adanya kemungkinan mengalami
kerugian ( capital loss ), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di
instrumen lainya ( oppurtunity loss ) dan adanya kemungkinan emiten akan
28
likuidasi serta adanya fluktuasi harga saham. Harga saham mengalami
fluktuasi akibat isue dan kebijakan yang terjadi di dalam maupun di luar
negeri.
5.
Mengenali jenis – jenis saham
Saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu common stock (saham
biasa ) dan preffered stock ( saham preferen ). Saham biasa dapat dibedakan
lagi berdasarkan karakteristiknya menjadi saham unggulan ( blue chip stock ),
saham pertumbuhan ( growth stock ), saham penpatan ( income stock ), saham
siklikal ( Cyclical stock ), saham yang bertahan ( defensive stock ) dan saham
spekulasi ( speculative stock ).
6.
Menentukan strategi investasi
Masalah yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi investasi
adalah proporsi portofolio ( pasar uang, saham dan obligasi ), jenis saham
yang dimasukkan dalam portofolio, pemilihan sektor bisnis yang potensial,
mengutamakan perusahaan yang mempunyai arus kas yang sehat dan neraca
yang baik dan juga memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga.
7.
Memanfaatkan jasa profesional
Jasa yang bisa digunakan antara lain jasa analis sekuritas ( security
analyst ) dan jasa pengelolalaan dana ( fund manager ). Securty analyst adalah
profesional pasar modal yang memberikan rekomendasi saham – saham yang
memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan menentukan timing yaitu kapan
saat yang tepat untuk menjual dan membeli saham – saham tertentu.
Sedangkan fund manager adalah institusi atau perusahaan yang memberikan
29
jasa pengelolaan dana kemudian diinvestasikan di pasar uang dan pasar
modal.
8.
Mengikuti perkembangan informasi yang terjadi secara terus menerus.
Tujuannya dimaksudkan agar para investor dapat mengambil tindakan
secara cepat jika terjadi perkembangan yang tidak diinginkan di pasar modal
guna meminimumkan kerugian yang mungkin terjadi akabat fluktuasi harga
saham.
30
Download