PSAK 68 Nilai wajar 11092014

advertisement
PSAK 68: FAIR VALUE
PSAK TERKAIT NILAI WAJAR:
Instrumen keuangan, Aset Tetap, Properti Investasi,
Penurunan Nilai, Investasi asosiasi dan anak,
Agriculture
Agenda
1.
Konsep Fair Value PSAK 68
2.
Aset Keuangan
3.
Aset Tetap
4.
Properti Investasi
5.
PSAK lain terkait
2
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
3
Nilai Wajar – PSAK lama
Nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.
4
Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
5
Definisi Lama
Definisi Lama
Nilai di mana suatu aset
dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak
yang memahami dan
berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar ?
(arm’s length transaction)
Kelemanah
Tidak spesifik apakan entitas menjual
atau membeli aset
Tidak jelas tentang diselesaikan,
karena tidak menunjukkan kreditor
Tidak jelas tentang pengertian nilai
wajar
Tidak menjelaskan kapan transaksi
terjadi
6
FAIR VALUE
Aset
Tetap
Instrumen
Keuangan
PSAK
50,55,60
PSAK
16, 19
FAIR
VALUE
IFRS 13
PSAK
48, 58
Agikultur
IAS
41
PSAK
13
PSAK
15, 22
Properti
Investasi
Aset takberwujud
Penurunan
Nilai
Aset Tidak Lancar
Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
7
Penilaian Assets
PP&E
Intangible
Inventory
Assets
Inv
Property
Financial
Etc
Defined
Benefit
Biological
assets
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org
8
Penilaian Assets
ASSET TYPE
MEASUREMENT AT INITIAL
RECOGNITION
MODEL BASED ON
FAIR VALUE
IFRS 9 Financial
Instruments
Fair value
For specified financial assets
and for particular business
models: fair value
IAS 16 Property, Plant
and Equipment
Purchase costs + construction costs
+ costs to bring to the location and
condition necessary to be capable
of operating in the manner
intended by management.
Accounting policy choice:
revaluation model
IAS 38 Intangible
Assets
Purchase costs + development
costs + costs to bring to the
location and condition necessary
to be capable of operating as
intended by management
Accounting policy choice:
fair value model
IAS 40
Investment Property
Cost including transaction costs
Accounting policy choice:
fair value
IAS 41 Agriculture
Fair value less costs to sell
Fair value less costs to sell
9
BASIS OF
IMPAIRMENT TEST
Compare carrying amount to
recoverable amount.
Recoverable amount is
greater of value in use and
fair value less disposal costs
(IAS 36)
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan dalam suatu Pernyataan, kerangka
pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai
pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan
konsep yang sama
10
Ruang Lingkup
• Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain
mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran atau
pengungkapan mengenai nilai wajar (dan pengukuran, seperti
nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual (fair value
less costs to sell), berdasarkan nilai wajar atau pengungkapan
mengenai pengukuran tersebut), kecuali sebagaimana
dijelaskan dalam paragraf 06 dan 07.
11
Ruang Lingkup - Pengecualian
• Pengukuran dan pengungkapan
– transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53:
Pembayaran Berbasis Saham;
– transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
– pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar
tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net
realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value in
use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
• Pengungkapan
– aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:
– investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar
sesuai dengan PSAK 18
– aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi
biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48
12
Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
13
Aset dan Liabilitas
• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas
tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan
karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika
menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran. Karakteristik tersebut misalnya :
– kondisi dan lokasi aset; dan
– pembatasan, jika ada, atas penjualan atau
penggunaan aset.
14
Transaksi
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau
liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur
antara pelaku pasar untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk
menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
– di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas
tersebut; atau
– jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling
menguntungkan (most advantegous market) untuk aset atau
liabilitas tersebut.
15
Pelaku Pasar
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas
menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar
ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut,
dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam
kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum,
mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk:
– Aset dan liabilitas
– Pasar utama
– Pelaku pasar yang akan melakukan transasi
16
Harga
• Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di
pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan)
pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat
ini (yaitu harga keluaran) terlepas apakah harga tersebut
dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain.
17
Harga
• Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di
pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan)
pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat
ini (yaitu harga keluaran) terlepas apakah harga tersebut
dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain.
18
Penerapan Aset non Keuangan
Penggunaan Tertinggi dan Terbaik - (Highest and best Used)
• Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan
kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat
ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan
tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau dengan
menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan
aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
19
Penerapan Aset non Keuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik memperhitungkan:
• Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically
possible) memperhitungkan karakteristik fisik aset
• Penggunaan yang secara hukum diizinkan (legally permissible)
memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas
penggunaan aset.
• Pengunaan yang layak secara keuangan (financially feasible)
20
Premis Penilaian
Aset non Keuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat
memberikan nilai maksimum dengan melalui
• penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas maka nilai wajar
adalah didasarkan asumsi aset tersebut digunakan bersama aset
atau liablitas lain:
– Kombinasi
– Aset pelengkap
– Relecan dari kelompok aset
• melalui penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah harga
diterima dalam transaksi menjual aset kepada pelaku pasar yang
akan menggunakan secara terpisah.
21
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri
•
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bhawa liabilitas keuangan atau, liabilitas
non keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan
saham yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam suatu kombinasi bisnis)
dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengalihan liabilitas atau
instrumen ekuitas milik entitas sendiri mengasumsikan :
– Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee)
disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan
dengan pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
– Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang
menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan
instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal
pengukuran.
22
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri
• Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan
liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang
identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik
dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai
wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku
pasar yang memiliki item yang identik sebagai aset pada
tanggal pengukuran.
23
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri
a.
b.
c.
menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (active market) untuk item
yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut
tersedia.
jika harga tersebut tidak tersedia, menggunakan input lain yang dapat
diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk item
yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset.
jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia, maka
menggunakan teknik penilaian lain, seperti:
i.
ii.
pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini yang
memperhitungkan nilai arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima pelaku
pasar dari kepemilikannya atas liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai aset;
pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga kuotasian untuk
liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset;
24
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain
Sebagai Aset
• Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau
instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau
serupa tidak tersedia dan item yang identik tidak dimiliki oleh
pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas
atau instrumen ekuitas menggunakan teknik penilaian dari
perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah
menerbitkan klaim atas ekuitas.
25
Risiko Wanprestasi
• Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi
(non-performance risk).
• Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada,
risiko kredit entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan).
• Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah
pengalihan liabilitas.
26
Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas atau
Instrumen
Ekuitas Milik Entitas Sendiri
• Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas
atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri baik secara
implisit atau eksplisit tercakup dalam input lain terhadap
pengukuran nilai wajar.
27
Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali
Sewaktu-waktu
• Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik
kembali sewaktu-waktu (demand feature) (contohnya giro)
adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada saat
penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah
tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.
28
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko
Kredit Pihak Lawan
• Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan tersebut berdasarkan eksposur netonya terhadap
risiko pasar atau risiko kredit, entitas diizinkan untuk
menerapkan pengecualian terhadap Pernyataan ini untuk
mengukur nilai wajar. Par 48
29
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko
Kredit Pihak Lawan
Entitas diizinkan untuk menggunakan pengecualian jika entitas melakukan
seluruh hal sebagai berikut:
a.Mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan
eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko kredit
dari pihak lawan tertentu sesuai dengan risiko manajemen atau strategi
investasi entitas yang terdokumentasi;
b.Menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset
keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas,
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7:
c.Disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan
liabilitas keuangan tersebut pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan
pada setiap akhir periode pelaporan.
30
Teknik Penilaian
• Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan
dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar,
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan
meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
• Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan penghasilan.
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan
secara konsisten.
31
Prinsip Umum Teknik Penilaian
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang
relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi.
• Entitas memilih input yang konsisten dengan karakteristik aset
atau liabilitas yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam
transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut
32
Input Berdasarkan Harga Bid and Ask
• Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki
harga bid dan harga ask (contohnya input dari pasar dealer),
harga dalam bid–ask spread yang paling merepresentasikan
nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk mengukur
nilai wajar terlepas dari dimana input tersebut dikategorikan
dalam hirarki nilai wajar (yaitu Level 1, 2, atau 3)
33
Hirarki Fair Value
Yes
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
No
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
34
No
Yes
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
34
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan
keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang
(recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi
keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang
tidak dapat diobservasi yang signifikan (Level 3), dampak dari pengukuran
terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode
tersebut.
35
Pengungkapan
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas empertimbangkan
seluruh hal sebagai berikut:
a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan;
b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu
dilaksanakan; dan
d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi
tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif yang
diungkapkan.
36
APLIKASI FAIR VALUE DALAM PSAK
37
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
•
•
•
•
•
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas
keuangan dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas
•
•
•
•
Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan
dan hedging.
 Pengungkapan
instrumen
keuangan dan
risiko
38
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
Instrumen
Lindung Nilai
Instrumen
Ekuitas Biasa
Derivatif
Biasa
Atas Nilai Wajar
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Derivatif
Melekat
Atas Arus Kas
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
39
PSAK 55
• Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas
keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya.
• Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar
tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset
keuangan atau liabilitas keuangan tersebut.
40
Pengukuran Awal
Aset dan Kewajiban Keuangan
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Tidak diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Nilai wajar
Nilai wajar ditambah Biaya
Transaksi
(biaya transaksi expense)
(biaya transaksi dikapitalisasi)
41
Pengukuran
Pengakuan awal
Ilustrasi 1 :
Bunga atas pinjaman jangka panjang kepada karyawan
• Bank memberikan pinjaman sebesar 100 juta kepada karyawan yang telah
bekerja lebih dari 10 tahun. Pinjaman tersebut dibayar kembali karyawan
melalui angsuran bulanan selama 5 tahun mendatang.
• Bunga pasar untuk pinjaman serupa sebesar 10,8%.
• Nilai kini (present value) dari 100 juta, dengan bunga 10.8% dan
pembayaran bulanan sebesar 60 juta.
Pertanyaan: Berapakan nilai pinjaman tersebut pada pengakuan awal?
42
Pengukuran
Pengakuan awal
Ilustrasi 2: Pinjaman dengan fee
• Bank meminjamkan uang kepada bank sebesar 5.000 juta, yang akan
dilunasi 5 tahun mendatang.
• Bunga 5% dibayar tahunan
• Tingkat bunga pasar atas pinjaman serupa 8%
• ABC membayar Bank untuk fee kredit sebesar 600juta.
• Nlai kini dengan tingkat diskon 8% atas pinjaman 5.000juta sebesar 4.400
juta.
Pertanyaan : Berapakah pinjaman tersebut dicatat pada saat pengakuan awal.
5.000juta atau 4.400 juta.
43
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
a) Nilai wajar
b) Biaya diamortisasi
c)
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar
tidak dapat ditentukan)
• PSAK 55 mengklasifikasikan:
– 4 kategori aset keuangan
– 2 kategori kewajiban keuangan
• Kategori tersebut menentukan metode yang digunakan untuk
pengukuran selanjutnya
44
Initial recognition and subsequent measurement
Category
Initial
recognition
Subsequent
measurement
Treatment of changes in carrying amount
FVTPL
Cost
Fair value
1.
2.
Change in fair value to income statement.
Interest income recognized using effective interest
method
HTM
Cost
Amortized cost
using effective
interest method
1.
Amortized interest, impairment loss and foreign
exchange gain/ loss goes to income statement
Loans and
Receivables
Cost
Amortized cost
using effective
interest method
1.
Amortized interest, impairment loss and foreign
exchange gain/ loss goes to income statement
AFS
Cost
Fair value
1.
2.
Change in fair value taken to equity
Interest income recognized using effective interest
method
Debt instrument – impairment loss and foreign
exchange gain/loss goes to income statement
Hedged item – change in fair value attributable to
hedged risk taken to income statement to offset
gain/loss on hedging instrument
3.
4.
45
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
FVTPL
HTM
Pinjaman
Diberikan dan
Piutang
Neraca
Biaya
Transaksi
Keuntungan Bunga
atau
dan
Kerugian
Dividen
Nilai Wajar
Nilai wajar
Dibebankan
Laba atau
rugi
Biaya
Diamortisasi
Dikapitalisasi
Biaya
Dikapitalisasi
diamortisasi
Penurunan
Nilai
Pembalikan
Penurunan
Nilai
Laba atau By default
rugi
By default
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
46
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
AFS
Penurunan
Nilai
Pemulihan
Penurunan
Nilai
Utang/
Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi
Dikapitalisasi
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Laba Rugi
Ekuitas/
Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi
Dikapitalisasi
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Pendapatan
komprehensif
lain
Ekuitas:
Harga
Tidak dapat perolehan
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi
Laba Rugi
-
Jenis / Biaya
Transaksi
Laporan
Posisi
Keuangan
Keuntungan
atau
Kerugian
Nilai Wajar
-
Bunga
dan
Dividen
Laba Rugi
* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai
47
Biaya Diamortisasi
Jumlah saat pengukuran
awal
PLUS OR MINUS
MINUS
Akumulasi amortisasi dg
effectiv interest method
Pembayaran
MINUS
Penurunan Nilai
48
Suku bunga efektif
• Dalam menghitung nilai amortisasi menggunakan suku bunga efektif.
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan nilai kini
dari pembayaran yang diterima di masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya lain
terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang
ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi premium
atau diskon
49
Pengungkapan Nilai Wajar
PSAK 60
• Untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan, entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok
aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yang
memungkinkan untuk dibandingkan dengan jumlah
tercatatnya.
• Kecuali untuk aset keuangan :
– yang dicatat dengan suatu perkiraan wajar atas nilai wajar misal
piutang dan utang jangka pendek.
– investasi dalam instrumen keuangan yagn tidak memiliki kuotasi
harga pasar dalam pasar aktif.
– Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat
(Kontrak asuransi)
50
Pengungkapan Hirarki Nilai Wajar
PSAK 60
• Pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan posisi
keuangan mengungkapkan:
• Tingkatan Hirarki Nilai Wajar:
Tingkatan
Tingkat 1
harga kuotasian (belum disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset
Tingkat 1
atau liabilitas yang identik;
Tingkat 2
input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang
dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung
2 atau secara tidak langsung (yaitu diperoleh
(yaituTingkat
sebagai harga)
dari harga); dan
Tingkat 3
inputTingkat
untuk aset3atau liabilitas yang bukan berdasarkan data
pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).
51
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
 Ciri
► “Used in operations” and not for
resale.
► Long-term in nature and usually
depreciated.
► Possess physical substance.
 Tidak berlaku untuk
Hak penambangan
Reservasi tambang
52
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan
secara langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset
53
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
 Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.
54
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
55
Penentuan Nilai Wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui
penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai
pasar yang ditentukan oleh penilai.
56
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat
aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari
bisnis yang berkelanjutan, maka
 Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
 penghasilan atau
 biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement
cost).
57
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
58
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluasi harus dilakukan secara reguler
Untuk memastikan jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan nilai
wajar pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
59
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara proporsional
sehingga nilai bersih aset sama dengan
nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi
60
Revaluation Model
Example
Metode Proporsional
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari
2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa
nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset
adalah 4.800.000.
Aset tetap
Kas
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
4.000,000
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
2.000,000
4.000,000
800.000
800.000
400.000*
1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
61
Revaluation Model
Example
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari
2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa
nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset
adalah 4.800.000.
Metode Eliminasi
1/1/ 2012
Aset tetap
4.000,000
Kas
31/12/ 2012
Beban Penyusutan
4.000,000
800.000
Akumulasi Penyusutan
31/12/ 2012
Akumulasi Penyusutan
800.000
800.000
Aset Tetap
Aset Tetap
Surplus Revaluasi
800.000
1.600,000
1.600.000
62
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
•
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi
•
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan
tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus
revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan akibat
revaluasi terdahulu / impairment.
•
Entire class
To Equity
directly
Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan
tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo kredit
surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba.
Negative to
P/L
63
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada
saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan
penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi
sisa manfaat ekonomis)
Dr
Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan
Laba Rugi.
64
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan
Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Aset Tetap
Cr – Surplus Revaluasi
3.300.000
3.300.000
1.200.000
1.200.000
65
Revaluation Model
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp
3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya
pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Aset Tetap
Cr – Keuntungan Revaluasi
Cr - Surplus Revaluasi
3.300.000
3.300.000
1.200.000
400.000
800.000
66
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Rugi Revaluasi
Cr – Aset Tetap
3.300.000
3.300.000
700.000
700.000.
67
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan
Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi
Dr – Surplus Revaluasi
Cr – Aset Tetap
300.000
400.000
3.300.000
700.000
68
Revaluation Model
Contoh
Revaluation Model
•
•
•
•
1.1.2010
Dr Aset tetap
PT. Kenanga membeli
Cr
Kas
mesin dengan harga 50.000
pada 1 Jan 2010 dan
31.12.2010
menggunakan metode
Dr Beban Penyusutan
revaluasi
Cr
Akumulasi Penyusutan
Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
Dr Akumulasi Penyusutan
5thn.
Cr
Aset tetap
Pada 31 Desember 2010
Cr
Surplus Revaluasi
direvaluasi sebesar 48.000
31.12.2011
Buat jurnal untuk tahun
Dr Beban Penyusutan ($48K/4)
2010 dan 2011.
Cr
Akumulasi Penyusutan
Dr Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
50,000
50,000
10,000
10,000
10,000
2,000
8,000
12,000
12,000
2,000
2,000
69
PSAK 13- Properti Investasi
• Properti Investasi adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
70
PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti
• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
– Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.
71
PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
Revaluation model (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui
dalam ekuitas atau laba rugi
untuk penurunan nilai.
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler.
72
Ilustrasi PSAK 13
• Entitas membeli bangunan seharga 5.200 juta pada
1/1/2011. Entitas menggunakan fair value model.
– Nilai wajar pada 31/12/2011 sebesar 5.500
– Nilai wajar pada 31/12/2012 sebesar 5.400
 1/1/2011
 31/12/2011
 31/12/2012
Bangunan – Properti investasi
Kas
5.200
5.200
Bangunan – Properti investasi
300
Keuntungan kenaikan nilai
300
Kerugian penurunan nilai
100
Bangunan – Properti investasi
100
73
Nilai wajar – PSAK 13
• Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu.
• Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang dilaporkan
berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika
diestimasi pada waktu yang berbeda.
• Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan
penyelesaian secara serempak dari kontrak penjualan tanpa
perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang
wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai seandainya pertukaran dan
penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara serempak.
74
Nilai wajar – PSAK 13
• Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain,
penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsiasumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan
pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki
pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan
rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi
sekarang.
• Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk
pembayaran rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat
diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut.
75
Nilai wajar – PSAK 13
• Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam
pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi
yang sarna dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang
serupa.
• Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam sifat,
lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati
dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan
properti.
76
Nilai wajar – PSAK 13
• Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu entitas
harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber:
– Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan
lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa ataukontrak.lain yang berbeda),
disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan tersebut;
– harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan
penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi
sejak tanggal transaksi terjadi pada hargatersebut,dan
– proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan
yang dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam
sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal
seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang
sama, dan penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini
dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
77
“Fair value” dalan IAS 41
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan
(point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal
laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (pointof-sale costs), pada pengakuan pertama.
• both on initial recognition and at each balance sheet date
 Nilai hewan dinilai pada saat pembelian sebesar nilai wajar dan setiap
tanggal pelaporan  nilai wajar  perubahan nilai wajar 
pendapatan  laporan laba rugi.
 Tanaman sawit dicatat pada awalnya sebesar nilai wajar saat perolehan,
setiap tangga pelaporan dinilai kembali  nilai wajar  perubahan nilai
wajar  pendapatan  L/R tahun berjalan.
 Hasil pertanian / perkebunan saat panen  nilai wajar  persediaan
 Pendapatan  kenaikan nilai aset biologi dan hasil panen
78
Ilustrasi Jurnal IAS 41
JURNAL
Debit
Kredit
Pengakuan awal pembelian bibit
Aset biologi
2.000
Kas
2.000
Biaya operasi untuk menumbuhkan aset biologi
Biaya operasi
3.000
Kas
3.000
Kenaikan nilai aset biologi menjadi 7.000
Aset Biologi
5.000
Pendapatan hasil pertumbuhan
5.000
Kalkulasi
Pendapatan
5.000
Biaya operasi
3.000
Laba
2.000
Aset biologi
7.000
79
JURNAL
Debit
Kredit
Tambahan biaya pada periode berikutnya
Biaya operasi
4.000
Kas
4.000
Aset biologi siap dijual 15.000
Aset biologi
8.000
Pendapatan hasil pertumbuhan
Ket
8.000
FV adj
Reklasifikasi menjadi persediaan
Persediaan
Penjualan
Biaya operasi
15.000
Aset biologi
15.000
HPP
Biaya penjualan
Penjualan
Piutang dagang
Penjualan
HPP
Laba
16.000
16.000
8.000
(4.000)
(15.000)
(1.000)
4.000
16.000
15.000
Persediaan
Biaya penjualan
Kas
15.000
1.000
1.000
80
PSAK 48 - Penurunan Nilai
• Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1.
2.
3.
Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan
nilai terpulihkan (recoverable amount)
–
Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
81
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Nilai Aset
Nilai Wajar
dikurangi Biaya
Penjualan
Nilai Pakai
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Recovered through
sale
Recovered through
use
82
PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi
dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual
dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada
hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana
penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut
dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset
lancar dan terpisah dari pos lainnya.
83
PSAK 22 Prinsip Pengukuran
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain
dimana pihak pengakuisisi memperoleh “pengendalian” atas
satu atau lebih bisnis.
“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)”
Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih
dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
•
Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi
kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
•
Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non pengendali
84
Kepemilikan sebelumnya – akuisisi bertahap
 Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan
ekutitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak
yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi
dan mengakui keuntungan dan kerugian yang
dihasilkan.
 Jumlah yang diakui dalam pendapatan
komprehensif lain diakui dengan dasar yang
sama sebagaimana dipersyaratkan jika
pengakuisisi telah melepas secara langsung
kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya.
85
Ilustrasi
 Entitas memiliki kepemilikan pada PT. Elang sebesar 30% dengan nilai Rp
6.000. Pada 2 Januari 20X 3 membeli tambahan 25% kepemilikan
dengan harga Rp 10.000 secara tunai.
 Jurnal untuk akuisisi adalah:
Investasi
16.000
Keuntungan investasi
6.000
Kas
10.000
• Nilai investasi baru 55%. Jika 25%=10.000 maka 100% identik dengan
20.000, sehingga 55% = 22.000. Kepemilikan lama direvaluasi menjadi
dua kali lipat dari 6.000 menjadi 12.000 sehingga terdapat keuntungan
investasi 6.000
86
Ilustrasi

Entitas memiliki kepemilikan pada PT. Elang sebesar 70% dengan nilai Rp 21.000. Pada 2
Januari 20X 3 menjual 40% kepemilikan dengan harga Rp 20.000 secara tunai.

Jurnal untuk divestasi adalah:
Kas
20.000
Keuntungan divestasi
Investasi
•
14.000
6.000
Nilai investasi baru 30%. Jika 40%=20.000 maka 100% identik dengan 50.000, sehingga 30%
tersisa identik dengan = 15.000. Nilai investasi awal sebesar 9.000 naik menjadi 15.000
sehingga terdapat keuntungna dari investasi tersisa 6.000. Nilai investasi yang terjual 40%
= 12.000. Kepemilikan terjual direvaluasi dari 12.000 menjadi 20.000 sehingga terdapat
keuntungan investasi 8.000. total keuntungan divestasi sebesar 6.000+8.000 = 14.000
87
Ilustrasi Penggabungan usaha
•
PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk akuisisi 1.200.000. Non
pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada (1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat
perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300.000  untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn).
Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk
Aset lancar
3.200.000
Aset tidak lancar
5.000.000
8.200.000
Induk
Aset lancar
2.000.000
Aset tidak lancar
5.000.000
Investasi di anak
1.200.000
8.200.000
Anak
Induk
500.000 Liabilitas
Anak
2.200.000
1.000.000
1.500.000 Ekuitas
6.000.000
1.000.000
2.000.000
8.200.000
2.000.000
Anak
500.000 Liabilitas
Induk
Anak
2.200.000
1.000.000
1.500.000 Ekuitas
6.000.000
1.000.000
2.000.000
8.200.000
2.000.000
88
Ilustrasi Penggabungan usaha
•
•
•
•
•
•
Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)
Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000  goodwill untuk parent
Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000
Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000
Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000
•
•
•
•
Aset
menjadi
lebih besar
Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)
PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000
Induk
Anak FV
500.000 Liabilitas
Induk
Anak FV
2.200.000
1.000.000
Aset lancar
3.200.000
Aset tidak lancar
5.000.000
1.800.000 Ekuitas
6.000.000
1.300.000
8.200.000
2.300.000
8.200.000
2.300.000
89
Ilustrasi Penggabungan usaha
Induk
Aset lancar
2.000.000
Aset tidak lancar
5.000.000
Investasi di anak
1.200.000
Anak FV
Induk
Anak FV
2.200.000
1.000.000
1.800.000 Ekuitas
6.000.000
1.300.000
2.300.000
8.200.000
2.300.000
500.000 Liabilitas
8.200.000
Konsolidasi
Konsolidasi
Aset lancar
2.500.000 Liabilitas
3.200.000
Aset tidak lancar
6.800.000 Ekuitas
6.000.000
Goodwill
160.000 Non pengendali
9.460.000
Knsl
2.500 L
3.200
ATL
6.740 E
6.000
160 NP
9.400
90
Knsl
AL
2.500 L
3.200
260.000
ATL
6.800 E
6.000
9.460.000
GW
200 NP
9.500
Knsl
AL
GW
Knsl
Goowill parent
200
9.400
PSAK LAMA
Goowill parent & NCI
Aset menjadi lebih besar:
Fakto r: Jml akuisisi,
Perbedaan BV, FV, HP
300
9.500
Penurunan nilai investasi
Investasi pada PT. A memiliki komponen net aset
berikut ini
Goodwill
20.000
Properti Investasi
40.000
Aset Tetap
60.000
Total
120.000
Nilai dapat diperoleh kembali sebesar 90.000
Carrying value
Impairment loss
Nilai buku stlh penurunan
Peurunan nilai :
1. Pertama dialopkasikan ke
goodwill
2. Sisanya dialokasikan ke
aset tidak lancar secara
pro rata
Goodwill
Properti
Aset Tetap
Total
20.000
(20.000)
-
40.00
(4.000)
36.000
60.000
(6.000)
54.000
120.000
(30.000)
90.000
91
Akhir penerapan metode ekuitas – PSAK
15
• Investor kehilangan pengaruh signifikan dan mencatat sisa
investasi dengan PSAK 55  Investor tidak menjadi venturer
atau entitas induk
• Nilai wajar investasi tersisa dan hasil lepasan dikurangi jumlah
tercatat investasi pada tanggal kehilangan pengaruh  diakui
pada laba Rugi
• Nilai wajar investasi tersisa sebagai pengakuan awal aset
keuangan sesuai PSAK 55
92
TERIMA KASIH
Profesi kami
untuk Mengabdi
pada Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Download