PEMURNIAN DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE DARI VOL VARIELLA VOL VACEAE Oleh Muhamad Wirahadikusumah Jan Muliawati Sindumarta Jurusan Kimia FMIPA ITB ABSTRAK Pembiakan jamur Volvariella volvaceae dalam media pertumbuhan Mendels clan Reese yang dimodifikasi dapat memproduksi enzim selulase ekstrasel dengan aktivitas maksimum pada umur 12 hari. Pemurnian enzim selulase dengan fraksinasi menggunakan amonium sulfat 20-80% jenuh, dilanjutkan dengan kromatografi kolom DEAE-sephacel menunjukkan keberadaan komponen C,, C,, clan &glukosidase dari sistem selulase. Aktivitas komponen C, barn terlihat bila berada bersama dengan komponen C x atau dengan & glukosidase. Gejala ini menjelaskan sifat sinergistik antara komponen C,-C, atau komponen C, -,3 blukosidase. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa efek sinergistik antara C .,-C, lebih besar dari pada efek tersebut antara C, - 8 glukosidase. Spesifik aktivitas komponen C X adalah 53000 unit per mg Jan tingkat kemurniannya ± 200 kah. pH, suhu serta waktu inkubasi optimum enzim selulase ini adalah 6, 0, 509C, 45 menit. I. PENDAHULUAN Letak Indonesia di daerah tropis memberikan kondisi yang baik untuk areal pertanian clan kehutanan. Selain menghasilkan produk yang langsung dapat dimanfaatkan, areal pertanian clan kehutanan ini juga menghasilkan limbah yang culcup besar jumlahnya. Sebagian besar limbah atau sampah buangan tersebut merupakan bahan yang mengandung selulosa seper~i jerami padi, sekam padi, ampas tebu, jerami ganclum clan lain sebagainya. Data di Biro Pusat Statistik menunjukkan setiap tahun Indonesia menghasilkan rata-rata lebih dari 20 juta ton li mbah pertanian berupa jerami padi. Jumlah yang besar ini tentu saja akan mengakibatkan pencemaran lingkungan jika dibuang begitu saja. Penanganan terhadap limbah pertanian yang mengandung selulosa telah banyak dilakukan orang. Di Indonesia kurang lebih 50% clari limbah pertanian digunakan sebagai makanan ternak clan 25% untuk pupuk kompos, sedangkan sisanya masih belum dimanfaatkan. Untuk memperoleh nilai guns yang lebih tinggi dari pada limbah pertanian, sejumlah penelitian telah dilakukan antara lain dengan menerapkan prinsip biokonversi. Dengan proses biokonversi ini, diharapkan akan diperoleh produk yang kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan.