6 output pada layer ini menggambarkan firing strength dari tiap kaidah. Layer 3 : Node pada layer ini juga merupakan node tetap. Label N mengindikasikan node ini melakukan normalisasi atas firing strength dari layer sebelumnya. Output pada layer ini adalah sebagai berikut: O 3,i =w= wi w1 + w2 i = 1,2 Layer 4 : Semua node pada layer ini bersifat adaptif. Output node ini adalah perkalian (product) dari firing strength yang telah ternormalisasi dengan sebuah polinomial orde pertama. O4,i = wi f i = wi ( pi x + qi y + r )i i = 1,2 Layer 5 : layer ini hanya mempunyai satu node yang diberi label S. label S ini berarti bahwa layer ini melakukan fungsi penjumlahan (summer) sederhana. Output pada layer ini adalah sebagai berikut: Oi ,5 = f = ∑ wi fi = i ∑w f i i i ∑w i = 1, 2 i i Pada model ANFIS ini, terdapat 2 layer adaptif yaitu layer 1 dan 4. layer 1 memiliki 3 parameter yang dapat dimodifikasi yaitu a, b dan c. sedangkan pada layer 4 terdapat 3 parameter yang dapat dimofikasi yaitu p, q, dan r. Parameter-parameter ini disebut parameter kosekuensi (consequent parameters) pada prakteknya, Pada prakteknya, model ANFIS sebenarnya tidak unik. Beberapa layer dapat dikombinasikan menjadi satu layer dan masih menghasilkan output yang sama. Struktur ANFIS pada gambar 3 hanyalah salah satu model dari beberapa struktur alternative lainnya. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh tingkat keakuratan setiap kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah maupun bank sentral. Pilihan antara kebijakan yang kontraktif atau ekspansif harus disesuaikan dengan kondisi aktual dan prediksi jangka panjang terhadap kondisi perekonomian dimasa depan. Dalam mengambil kebijakannya ini, ada kendala yang harus dipertimbangkan. Kendala itu adalah kebijakan ekonomi memiliki dua kelambanan (lags) yaitu kelambanan dalam (inside lags) dan kelambanan luar (outside lags). Kelambanan dalam adalah rentang waktu antara terjadinya goncangan perekonomian dan saat kebijakan itu diambil. Sedangkan kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dengan efek yang dihasilkan oleh kebijakan tersebut terhadap perekonomian. Adanya dua kelambanan ini menyebabkan pengambil kebijakan harus berhati-hati dalam menentukan perlakuan ekonomi yang dipilih. Dengan mempertimbangan dua kelambanan tersebut, kebijakan yang diambil tentunya harus bersifat antisipatif terhadap kondisi ekonomi masa depan. Oleh karena itu pengambil kebijakan harus memiliki rujukan yang tepat yang akan memberikan gambaran kondisi perekonomian dimasa depan. Dalam penelitian ini, akan digunakan JST dan ANFIS secara terpisah sebagai metode alternative dari berbagai metode lain yang telah ada. Penggunaan JST dengan mempertimbangkan tiga hal (Zhang, Patuwo, & Hu, 1998) sebagai berikut: pertama, JST memiliki kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dalam mengidentifikasi hubungan antar data. Kedua, secara umum JST dikatakan adalah penduga fungsional universal (universal functional approximators), maka beimplikasi bahwa JST mampu memprediksi bentuk-bentuk relasi fungsional dengan derajat akurasi yang baik. Ketiga, JST bersifat non-linier dan ada bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa data makroekonomi bersifat non-linier. Ini berarti JST diharapkan mampu menunjukan kinerja prediksi lebih baik. Sedangkan kemampuan ANFIS untuk melakukan peramalan data deret waktu didasarkan atas fakta bahwa jika jumlah kaidah tidak dibatasi, order nol model sugeno memiliki kemampuan tidak terbatas untuk mencocokan berbagai bentuk fungsi nonlinier (Jang, Sun, & Mizutani 1997). Penelitian ini terdiri dari dua tahapan. Pertama, tahapan percobaan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa kombinasi terbaik dari elemen percobaan. Beberapa hasil yang diharapkan dari percobaan ini diantaranya adalah variabel utama yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi. 7 Tahapan kedua adalah pengembangan sistem yang bertujuan melakukan implementasi hasil percobaan. Hasil dari tahapan ini adalah sebuah sistem yang dapat melakukan prediksi pertumbuhan ekonomi dengan diberikan input tertentu. Akuisisi Pengetahuan Dikarenakan ruang lingkup penelitian yang melibatkan disiplin ilmu ekonomi, maka dalam melakukan percobaan ini melakukan konsultasi dengan pakar ekonomi. Metode akuisisi yang dipakai adalah wawancara, diskusi makalah dan deskripsi masalah tentang pola berpikir para ahli dalam melakukan peramalan ekonomi. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang pertumbuhan ekonomi dan aspek makroekonomi, dilakukan konsultasi dengan Dr. Ir. Iman Sugema. Beliau adalah dosen makroekonomi dan ahli ekonomi moneter di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Beberapa aspek ekonomi yang digali adalah pengetahuan tentang indikator-indikator utama ekonomi makro, hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, bagaimana indikator makroekonomi dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Sedangkan aspek ekonometrik yang digali adalah pendekatan apa saja yang digunakan selama ini untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi. Pengetahuan lain yang lebih detail tentang hal ini diperoleh dari buku-buku referensi, jurnal, kertas-kerja, skripsi, thesis dan referensi lainnya. Tahapan Percobaan Unjuk kerja dua model ini yang akan dijadikan dasar pemilihan jaringan mana yang akan diimplementasikan pada sistem. Adapun proses-proses yang akan dilalui secara keseluruhan ditampilkan pada diagram blok berikut: Data Indikator moneter Data GDP Sorting data Penentuan Aristektur JST Propagasi Balik Training JST Propagasi Balik Data testing Indikator moneter JST Propagasi Balik Terlatih JST Propagasi Balik Terpilih Data Testing GDP Gambar 4. Diagram blok metode penentuan arsitektur terbaik Gambar 5. Bagan Alir Penelitian Secara khusus tahapan percobaan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Penentuan jumlah variabel Pada tahap ini akan dipilih jumlah variabel yang akan digunakan sebagai input pada percobaan. Pada percobaan ini akan digunakan 2 variabel moneter. Ini berarti 2 ada 2! ∑ (i !(2 − i)!) = 3 i =1 percobaan. kombinasi 8 2. 3. 4. 5. Penentuan jenis MF input Pada tahapan ini ditentukan jenis fungsi keanggotaan input fuzzy. Pilihan yang akan digunakan adalah triangular, gausian, bellgeneral, dan sigmoid ganda. Penentuan jumlah neuron Penentuan jumlah neuron dilakukan pada arsitektur jaringan propagasi balik. Penentuan jumlah neuron secara bebas dengan alasan tidak ada standarisasi yang pasti mengenai jumlah neuron dalam pustaka. Jumlah neuron yang akan diujicobakan adalah 100, 250, 500 dan 1000 neuron pada lapisan tersembunyi. Sedangkan jumlah neuron pada lapisan input akan disesuaikan berdasarkan jumlah variabel masukan. Jumlah neuron pada lapisan output diset tetap yaitu satu neuron. Training dan simulasi Merupakan tahapan dimana masing-masing kombinasi arsitektur jaringan syaraf diatas akan ditaining untuk memperoleh kombinasi bobot dan bias yang optimal untuk melakukan peramalan. Setelah JST selesai ditraining, maka akan dilakukan simulasi peramalan dengan menggunakan data deret waktu yang dimiliki. Pencatatan output Pencatatan hasil percobaan akan dilakukan pada setiap perlakuan. Hasil pencatatan ini akan diolah dalam bentuk tabulasi dan visualisasi grafis pada bab hasil dan pembahasan. Data Percobaan Input yang akan diberikan pada sistem adalah sejumlah data deret waktu dari beberapa indikator moneter yaitu M1 dan M2. Indikatorindikator moneter tersebut dipilih dengan beberapa alasan yaitu: a. Data-data tersebut adalah data deret waktu yang up-to-date b. Data-data tersebut merupakan data final dengan hampir tidak ada revisi c. Data-data tersebut diukur dan diperoleh dengan sedikit sekali error Dengan keunggulan-keunggulan tersebut diharapkan data yang digunakan sebagai input adalah data yang valid. Sebagai output percobaan, diperoleh data pertumbuhan ekonomi yang diwakili oleh angka pertumbuhan GDP dari tahun 1990 – 2003. data ini tersedia dalam bentuk data quartal (4 bulanan). Data M1 diperoleh dari tahun 1990 - maret 2004. Data M2 tersedia dari tahun 1990 – maret 2004. Arsitektur JST Propagasi Balik JST propagasi balik akan disusun dengan arsitektur sebagai berikut: Tabel l. Arsitektur JST Propagasi Balik Karakteristik - Jumlah lapisan tersembunyi - Neuron lapisan input - Neuron lapisan tersembunyi - Neuron lapisan Output - Inisialisasi Bobot -Fungsi Aktivasi Lapisan tersembunyi - Fungsi Aktivasi Lapisan Output - Laju Pembelajaran - Jumlah Epoch Spesifikasi 1 1, 2 100, 250, 500, dan 1000 1 Nguyen-Widrow Sigmoid Purelinier 0.01 1000 Penentuan jumlah layar tersembunyi dan jumlah unit neuron mengacu pada jumlah yang disarankan oleh Tkacz & Saran Hu (1999) yaitu 1 lapisan tersembunyi. Jumlah neuron lapisan input dan lapisan tersembunyi menggunakan kata maksimum yang berarti jumlah neuron input dan jumlah neuron tersembunyi akan ditentukan berdasarkan kelompok perlakuan ( gambar 6) yang sedang dilakukan. Jumlah neuron pada lapisan input akan menyesuaikan jumlah variabel input yang digunakan. Sedangkan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi telah ditentukan sebelumnya pada rancangan percobaan. Secara visual, maka JST propagasi balik dengan kombinasi neuron input maksimum dapat digambarkan sebagai berikut: Input 1 Output Input 2 Lapisan Input Terdiri dari 2 Neuron Lapisan Tersembunyi Terdiri dari n Neuron Lapisan Output Terdiri dari 1 Neuron Gambar 6. Arsitektur JST Propagasi Balik 9 Gambar tersebut merupakan gambar arsitektur JST dengan jumlah neuron input 2 (maksimum) dengan n neuron tersembunyi pada lapisan tersembunyi dan satu neuron output. Adapun secara matematis, maka JST tersebut dapat dimodelkan sebagai berikut: ⎛ K ⎛ J ⎞⎞ Yt = h ⎜ ∑ α k g ⎜ ∑ β jk X j ,t −1 ⎟ ⎟ ⎜ k =1 ⎟ ⎝ j =1 ⎠⎠ ⎝ dengan masing –masing : h (u) = Fungsi aktivasi pd lapisan output g (u) = Fungsi aktivasi pd lapisan tersembunyi αk = Bobot pd lapisan output β jk = Bobot pd lapisan tersembunyi X j ,t −1 = Input untuk periode t-1 dengan K adalah jumlah neuron tersembunyi dan J adalah jumlah neuron input. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran propagasi αk dan β jk diperbaharui pada setiap epoch-nya. Training JST dilakukan dengan cara menginput data deret waktu pada periode t-1 untuk mendapatkan perkiraan periode t. Output periode t diperoleh dari model JST diatas dengan melakukan proses panjar maju (feedforwad) vektor input dari lapisan input ke lapisan diatasnya sampai pada neuron output. Kemudian hasil prediksi data periode t ( Yt ) akan dicocokan dengan target pada periode t. Selanjutnya algoritma propagasi balik akan bertanggungjawab menghitung nilai koreksi bobot dan bias. Nilai itu diperoleh dengan menghitung error dengan rumus: Et = (tt − yt ) f '(outt ) dengan: K ⎛ J ⎞ Outt = ∑ α k g ⎜ ∑ β jk X j ,t −1 ⎟ k =1 ⎝ j =1 ⎠ sedangkan besaran koreksi bobot ( α ji ) dan bias ( ci ) untuk lapisan output masing-masing adalah: η = laju pembelajaran sehingga bobot dan bias pada lapisan output adalah: α ij = α ij + ∆α ij dan cij = cij + ∆cij Perubahan bobot ( β ij ) dan bias ( bj ) juga dilakukan pada neuron lapisan tersembunyi. Besaran koreksinya adalah: ∆β ij = η E j X ij dan ∆b j = η E j Yt = Ouput pada periode t balik, nilai dengan ∆α ji = η Et Outt dan ∆ci = η Et dengan E j adalah: m ⎛ J ⎞ E j = ∑ ( Etα ji ) f ' ⎜ ∑ β jk X j ,t −1 ⎟ i =1 ⎝ j =1 ⎠ sama seperti lapisan output,maka bobot ( β ij ) dan bias ( bij ) lapisan tersembunyi diperbaharui sebesar: βij = βij + ∆βij dan bij = bij + ∆bij perubahan nilai ini berlangsung terus-menerus sampai tidak terjadi lagi perubahan bobot atau jumlah maksimum epoch telah terlewati. Dengan rangkaian set data training yang disediakan, diharapakan bobot dan bias mengalami penyesuaian sehingga menjadi suatu model yang jika kemudian kita berikan input periode t maka akan menghasilkan output periode t+1. Output periode t+1 adalah sebuah nilai ramalan yang didasarkan atas perhitungan terhadap input, kombinasi bobot dan bias yang telah dilatih. 2. Arsitektur ANFIS Arsitektur ANFIS yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Arsitektur ANFIS Karakteristik Fungsi Keanggotaan Input Fungsi Output Algoritma Training Spesifikasi trimf, gaussmf, gbellmf,dsigmf Constant Hybrid Jumlah fungsi keanggotaan Initial step size Metode Generate FIS Jumlah epoch Tolerasi error 2 0.01 Grid Partition 1000 0 10 Penentuan fungsi keanggotaan pada percobaan ini didasarkan pada serangkain percobaan yang melibatkan lebih banyak tipe fungsi keanggotaan lain. Dari percobaan tersebut, fungsi triangular, simetrik Gauss, sigmoidal, dan Generalized bell secara rata-rata menghasilkan tingkat akurasi prediksi yang lebih baik. Masing-masing fungsi keanggotaan memiliki parameter yang akan diupdate dengan menggunakan algoritma training hybrid. Trimf: Gambar 9. Fungsi dan bentuk Generallizedshaped Dsigmf: Gambar 7. Fungsi dan bentuk triangular-shaped Gaussmf: Gambar 10. Fungsi dan bentuk double-sigmoid -shaped Pengembangan Sistem Pengembangan Sistem ini dilakukan dengan mengikuti tahapan pengembangan sistem model waterfall (sommerville, 1996) bagan alir pengembangan sistem dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 8. Fungsi dan bentuk simetric Gauss shaped Gbellmf: Gambar 11. Bagan Alir Pengembangan Sistem. Adapun tahapan-tahapan yang terdapat didalamnya adalah: 11 1. Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan yang terkait dalam sistem yang dikembangkan perlu diidentifikasi dengan seksama. Dengan adanya analisis kebutuhan ini akan diketahui harapan pengguna akan sistem yang dikembangkan. Harapan ini meliputi beberapa aspek diantaranya karakteristik pengguna, antarmuka (interface) serta spesifikasi perangkat keras yang tersedian. Selain itu, tahapan analisis kebutuhan akan mendefinisikan dengan tepat kebutuhan aktual pengguna. Beberapa aspek penting yang akan diperhatikan adalah tingkat akurasi sistem serta kemudahan bagi pengguna untuk memanfaatkan sistem. Pada tahap ini ditentukan tujuan pengembangan sistem, spesifikasi pengguna, dan kebutuhan pengguna, serta spesifikasi fungsi dari sistem dengan mempertimbangkan berbagai faktor strategis seperti ketersediaan sumberdaya, waktu, dana dan faktor pembatas lainnya. 2. Perancangan Sistem Setelah didefinisikan kebutuhan sistem, maka tahap selanjutnya adalah perancangan sistem. Pada tahap ini, akan dirancang sistem yang nantinya diimplementasikan. Salah satu hal yang penting dalam tahap perancangan adalah menentukan platform tekhnologi yang tepat yang akan digunakan dalam tahapan implementasi. Paltform tekhnologi ini mencakup pilihan perangkat keras serta bahasa pemrograman yang akan digunakan. Rancangan sistem didefinisikan sebagai proses dimana kebutuhan sistem telah didefinisikan pada tahap analisis kebutuhan lalu diterjemahkan kedalam model presentasi perangkat lunak. Tujuan dari desain sistem adalah agar diperoleh gambaran mengenai sistem yang nantinya akan dibuat. Desain sistem dapat dibagi tiga yaitu rancangan input, rancangan proses, dan rancangan output. Desain input dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mempertimbangkan aspek kemudahan bagi pengguna. Proses input berfungsi untuk memasukkan data yang akan digunakan dalam proses prediksi pertumbuhan ekonomi. Input yang akan diberikan pada sistem adalah sejumlah data deret waktu berupa data variabel moneter. Variabel ini telah ditentukan sebelumnya. Proses prediksi dirancang untuk menjalankan urutan-urutan proses. Rangkaian proses ini harus menjamin mampu memberikan nilai keluaran yang tepat. Desain proses dibuat dengan menentukan urutan kejadian sampai diperolehnya output yang diinginkan berdasarkan data-data masukan. Desain output dirancang agar pengguna dapat dengan mudah memahami dan memperoleh keluaran dari sistem. Output Sistem berupa angka predikasi pertumbuhan ekonomi dalam skala waktu tertentu. 3. Implementasi Sistem Pada tahapan ini sistem yang telah dirancang akan diimplementasikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tingkat kesulitan pengimplementasian sistem akan bergantung pada batasan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Integrasi modul-modul program juga dilakukan pada tahap ini sehingga diperoleh sebuah sistem yang mampu menghasilkan output final. Pada tahapan ini juga ditentukan metode pengujian yang akan digunakan pada saat pengujian. 4. Pengujian Sistem Tujuan dari tahapan ini adalah mengetahui apakah masih terdapat kesalahan pada sistem. Kesalahan ini baik berupa kesalahan bahasa ( syntax error) maupun kesalahan logika (logic error). Pada sistem ini juga akan dilakukan uji kinerja. Uji kinerja akan dilakukan dengan membandingkan output sistem terhadap nilai data sebenarnya. Selain itu, dengan menggunakan metode pembanding yang sudah ditentukan, akan diuji performance dari sistem. Ini berkaitan dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui tingkat keakuratan sistem menggunakan JST dibandingkan dengan pendekatan lain. RANCANG BANGUN SISTEM Kebutuhan Sistem 1. Tujuan pengembangan sistem Tujuan pengembangan sistem adalah menyediakan antarmuka yang memudahkan pengguna untuk melakukan perhitungan guna mendapatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi berdasarkan data deret waktu beberapa indikator ekonomi. Pendekatan yang dipakai pada sistem, yaitu menggunakan jaringan syaraf tiruan,