analisis economic value added (eva) terhadap

advertisement
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
ISSN : 2301-5268
ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP
RETURN SAHAM PERUSAHAAN JAA BEI
Dr. Zerni Melmusi , MM, Ak, Fakultas Ekonomi
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
e-mail : [email protected]
Abstract - This study aims to analyze the financial information regarding Economic Value Added
(EVA) to return shares in property & real estate services in exchange with the time period of 2007
until 2011 as an alternative in the decision to invest in the capital market.
The sample used by 15 companies from a total of 52 populations belonging to the
classification of property services sector and real estate, after the analysis is based on measuring
instruments used are 9 companies that tend to be positive EVA and 3 companies have a positive stock
returns.
Correlation testing was conducted by Karl Pearson Correlation and Kolmogorov Smirnov
normality test, correlation EVA as dependent variables and Stock Return as independent variables
with 95% confidence level. From the test results it is concluded that the correlate of Economic Value
Added (EVA) and Stock Return happens to have a strong positive correlation.
Key Words : Economic Value Added (EVA), Stock Return
PENDAHULUAN
Kondisi pasar modal di Indonesia
akhir-akhir ini mengalami pasang surut,
sebenarnya hal ini menggambarkan keadaan
dinamika pasar modal sebagai lembaga
keuangan yang dapat membantu dunia usaha
dalam pembiayaan dan investasi. Kondisi
tersebut berdampak pada perekonomian
Indonesia telah membuat dunia usaha di
Indonesia mengalami kelesuan luar biasa,
sebagian besar dunia usaha
mengalami
kemacetan karna depresiasi nilai tukar rupiah
terhadap US dollar yang tidak stabil. Hal ini
menambah beban persoalan kompleks lainnya
menuntut
kemampuan
dan
kejelian
manajemen dalam mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia globalisasi.
Pengukuran
kinerja
perusahaan
dan
tingkat
kesehatan
perusahaan
merupakan suatu hal yang sangat berhubungan
dengan penanaman modal. Tingkat kesehatan
perusahaan akan membawa dampak dalam
pengambilan keputusan, baik bagi pihak
kreditur, bagi pemegang saham, maupun pihak
intern perusahaan itu sendiri. Para calon
kreditur dan pemegang saham sangat
berkepentingan untuk mengetahui kondisi
yang sebenarnya dalam perusahaan agar dana
yang diinvestasikan cukup aman dan
mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate
of return) yang akan menentukan investasi
yang ditanamkan. Bagi pihak intern sendiri
khususnya pihak manajemen, penilaian
tersebut
akan
mempengaruhi
rencana
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
perusahaan yang akan diambil untuk masa
depan
demi
kelangsungan
hidup
perusahaannya (going concern).
EVA saat ini telah diterima sebagai
suatu pendekatan untuk menghitung kinerja
keuangan suatu perusahaan, EVA juga
berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam
menciptakan
kesejahteraan
shareholder, dalam konsep EVA ini terdapat
suatu keunggulan atau penilaian secara
khusus, yaitu harapan para penyandang dana
atau
investor
diperhatikan
dengan
memperhitungkan biaya modal rata-rata
tertimbang. Konsep EVA mempunyai prinsip
bahwa keberhasilan manajemen diukur
berdasarkan nilai tambah ekonomis yang
diciptakan selama periode tertentu. Adanya
Economic Value Added (EVA) menjadi
relevan untuk mengukur kinerja yang
berdasarkan nilai (value) karena EVA adalah
ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan
oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas
atau strategi manajemen.
Seorang investor tentunya akan
menanamkan modalnya pada perusahaan yang
memiliki saham yang baik. Kinerja yang baik
menunjukkan bahwa perusahaan dapat
meningkatkan kekayaan bagi pemegang
sahamnya. Artinya,
perusahaan berhasil
memberikan tingkat pengembalian (return)
saham sebagaimana yang diharapkan oleh
investor berupa capital gain atau dividen
yield.
Return saham merupakan salah satu
variabel kunci dalam berinvestasi. Return
1
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
saham memungkinkan para investor untuk
membandingkan keuntungan aktual ataupun
keuntungan yang diharapkan disediakan untuk
berbagi saham pada berbagai tingkat
pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain,
pengembalian memiliki peran yang signifikan
dalam menentukan nilai dari sebuah saham.
Melalui peran signifikannya tersebut tidaklah
berlebihan bila dikatakan bahwa nilai sebuah
saham akan selalu berpusat pada return
saham.
Berdasarkan uraian diatas penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: “Analisis Economic Value Added
(EVA)
Terhadap
Return
Saham
Perusahaan Jasa BEI”
KONSEP TEORI
Diperlukannya suatu alat ukur kinerja
yang menunjukkan prestasi manajemen
sebenarnya dengan tujuan untuk mendorong
aktifitas atau strategi yang menambah EVA
(value added activities) dan menghapus
aktifitas yang merusak nilai (non-value added
activities). Economic Value Added (EVA)
sangat relevan terhadap hal ini karena EVA
dapat mengukur kinerja (prestasi) manajemen
berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang
diciptakan selama periode tertentu. EVA juga
dapat digunakan sebagai pedoman dalam hal
goal setting, capital bugeting, performance
assesment, dan insentive compensation suatu
perusahaan. Pengaruh nilai tambah di dalam
suatu perusahaan secara keseluruhan sangatlah
penting sehingga hal ini jangan sampai
terlewatkan dalam penyusunan strategi
perusahaan.
ISSN : 2301-5268
dikurangi total biaya modal tahunan. Pada
dasarnya, EVA adalah laba residu dengan
biaya modal sama dengan biaya aktual dari
perusahaan.
3) Menurut Kamaludin Dan Rini Indriani
(2012) menyatakan bahwa : EVA atau
Nilai Tambah Ekonomis adalah mengukur
kinerja manajerial dalam suatu tahun
tertentu dan EVA tidak lain adalah laba
operasi setelah pajak dikurangi biaya
modal setelah pajak.
4) Menurut Arthur J. Keown, John D.
Martin, J. William Petty dan David F.
Scott Jr. (2010) : Nilai Tambah Ekonomi
(EVA) ialah Perbedaan laba usaha bersih
setalah pajak (NOPAT) dan beban modal
untuk periode tersebut (yaitu, produk dari
biaya modal perusahaan dan modal yang
diinvestasikan pada awal periode.
Dari bebarapa definisi para ahli yang
telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa : EVA merupakan suatu
alat analisis finansial untuk menilai
profitabilitas yang realistis dari operasi
perusahaan dan EVA mempergunakan biaya
modal dalam perhitungannya.
Salah satu bentuk pengukuran atas
dasar value ini adalah selisih tingkat
pengembalian modal. EVA mencerminkan
nilai bisnis secara riil dengan mengukur nilai
tambah (value added) yang dihasilkan
perusahaan kepada investor. EVA dianggap
mempunyai kamampuan yang lebih baik dari
pada pengukuran kinerja lainnya, seperti ROA
(Return on Asset), ROE (Return on Equity)
dan indikator indikator kinerja lainnya. Hal itu
karna EVA adalah suatu pengukuran yang
dengan tepat memperhitungkan faktor-faktor
yang berhubungan dengan nilai tambah dalam
periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta
apabila perusahaan memperoleh keuntungan
(profit) di atas cost of capital perusahaan
Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut beberapa para ahli pengertian
EVA seperti berikut :
1) Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F.
Houston (2009) menyatakan bahwa : Nilai
Tambah Ekonomi (Economic Value
Added-EVA) adalah suatu estimasi dari
nilai yang diciptakan oleh manajemen
selama tahun berjalan dan secara
subtansial berbeda dari laba akuntansi
karna tidak adanya pembebanan akibat
penggunaan ekuitas modal yang tercermin
di dalam laba akuntansi.
2) Menurut Don R. Hansen dan Maryanne
M. Mowen (2009) menyatakan bahwa :
Nilai Tambah Ekonomi (EVA) merupakan
laba bersih (laba operasi dikurangi pajak)
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
Konsep Dasar Nilai Tambah Ekonomi
(EVA)
Konsep dasar nilai tambah (value
added) pada dasarnya bukanlah berasal dari
khasanah disiplin ilmu akuntansi. Konsep ini
diperkenalkan oleh ekonom pada akhir abad
ke 18, yang kegunaanya sebagai alat untuk
mengukur produktifitas. Oleh karna itu konsep
nilai tambah berorientasi kepada masalah
keuangan. Nilai tambah merupakan suatu
jumlah yang dapat menutupi atau memenuhi
kewajiban terhadap tingkat upah, bunga, sewa,
dividen dan penambahan modal (laba ditahan).
Konsep EVA dikembangkan oleh Joel
Stern dan Bennett Stewart, pendiri kantor
2
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
ISSN : 2301-5268
konsultan Stern Stewart & Co. Stern
Sterwart menjadikan istilah EVA sebagai hak
ciptanya sehingga kantor kantor konsultan lain
telah memberikan nama yang berbeda untuk
nilai-nilai ini. Namun begitu, EVA adalah
istilah yang paling umum digunakan dalam
praktik. Di dalam bukunya The Quest for
Value pada tahun 1991. Konsep EVA lahir
sebagai jawaban terhadap kelemahan dari
konsep
pengukuran
kinerja
keuangan
perusahan dengan pendekatan tradisonal yang
tidak menghitung adanya biaya modal atas
ekuitas jika suatu investasi dibiayai dari dana
ekuitas (capital). EVA diperlukan oleh suatu
perusahaan
dalam
upaya
melakukan
pengukuran kinerja perusahaan dan juga
sebagai alat pengidentifikasian suatu kegiatan
atau proyek yang pengembaliannya lebih
tinggi dari biaya modalnya. Dan EVA juga
sangat erat kaitannya dengan kemampuan
perusahaan dalam menciptakan shareholder.
Dalam melakukan perhitungan EVA,
Stern
Stewart
melakukan
beberapa
penyesuaian terhadap laba operasi setelah
pajak yang disusun menurut standar akuntansi
keuangan. Menurut mereka penyesuaian perlu
dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan
untuk standar akuntansi keuangan. Karena
kompleksitas penyesuaian yang dilakukan
oleh steen stewart dalam prakteknya banyak
perusahaan yang menghitung EVA menurut
versinya masing masing.
Manajemen banyak melakukan hal
untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada
prinsipnya EVA akan meningkat jika
manajemen melakukan satu dari tiga hal
berikut ini Stewart (1993) :
1)
Meningkatkan laba operasi tanpa
adanya tambahan modal.
2)
Menginvestasikan modal baru ke dalam
project yang mendapat return lebih
besar dari biaya modal yang ada.
3)
Menurut Don R. Hansen dan
Maryanne M. Mowen (2009:586) : EVA
adalah suatu bentuk satuan dalam dolar, bukan
EVA = Laba operasi setelah pajak – (%
biaya modal aktual x Total modal yang di
pakai)
Menghitung EVA adalah laba bersih
atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya
modal yang dipakai. Biaya modal yang
dipakai adalah persentase aktual dari biaya
modal dikali dengan total modal yang di
pakai.
Jika EVA positif, maka perusahaan
sedang menciptakan kekayaan. Jika negatif,
maka perusahaan sedang menyia-nyiakan
modal. Pertimbangan perkataan yang sudah
ada sejak lama yaitu “perlu ada uang untuk
suatu tingkat persentase pengembalian. Secara
sistematis persamaan EVA dinyatakan sebagai
berikut:
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
Menarik modal dari aktivitas aktivitas
usaha yang tidak menguntungkan.
Meningkatkan laba operasi tanpa
adanya tambahan modal berarti manajemen
dapat menggunakan aktiva perusahaan secara
efisien untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal. Selain itu, dengan berinvestasi ke
projek yang menerima return lebih besar dari
pada biaya modal (cost of capital) yang
digunakan
berarti
manajemen
hanya
mengambil projek yang bermutu dan
meningkatkan nilai perusahaan.
EVA juga mendorong manajemen
untuk berfokus pada proses dalam perusahaan
yang menambah nilai dan mengeliminasi
aktivitas atau proses yang tidak menambah
nilai.
Alat Ukur EVA
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel
F. Houston (2009) : EVA adalah suatu
estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya
dari bisnis yang bersangkutan dan sangat jauh
berbeda dari laba akuntansi. Alasan Brigham
dan Houston disini ialah yang paling penting
mengapa EVA berbeda dari laba akuntansi
karna dikurangkannya biaya modal ekuitas
ketika menghitung EVA.
Rumus EVA menurut Eugene F.
Brigham dan Joel F. Houston (2009) sebagai
berikut :
mendapatkan uang”. Dalam jangka panjang,
hanya
perusahaan
perusahaan
yang
menghasilkan modal atau kekayaan yang
dapat bertahan.
Menurut Sartono & Setiawan
(2003), secara sistematis EVA dapa
diformulasikan sebagai berikut:
3
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
ECONOMIC VALUE = NOPAT
CAPITAL CHARGE
= NOPAT
(WACC x INVESTED CAPITAL)
Dimana:
-
Formula NOPAT adalah:
NOPAT = Laba bersih sebelum pajak pajak
Formula CAPITAL CHARGE :
WACC x Invested Capital
Capital Charge atau Capital Cost
merupakan aliran kas yang dibutuhkan untuk
mengganti para investor atau usaha dari modal
yang ditanamkan.
Cost
of
Capital

tingkat
pengembalian minimum atas modal yang
dbutuhkan untuk mengganti pinjaman dan
equitas investor/ jumlah biaya dari masing
masing komponen modal.
WACC: Weighted Averaged Cost of
Capital/biaya modal rata-rata tertimbang.
Formula WACC adalah :
WACC = (D/V x Rd) + (E/V x Re)
Dimana:
D: Debt (Total Hutang)
Rd: Borrowing (Bunga Pinjaman)
V: D+E (Hutang + Modal)
Re: Expected Return by Investor
E: Equity (Modal)
Invested capital  jumlah seluruh
pinjaman perusahaan diluar jangka pinjaman
jangka pendek tanpa bunga. Contoh Invested
Capital adalah: Hutang dagang, biaya yang
masih hatus dibayar, hutang pajak, uang muka
pelanggan dan lain-lain. Formula Invested
Capital adalah:
Invested Capital =
(Total Hutang + Ekuitas) - Hutang Jangka
Pendek
Langkah-langkah menghitung EVA adalah:
1)
Menghitung NOPAT
2)
Mengidentifikasikan Invested Capital
3)
Menentukan WACC yang wajar
4)
Menghitung Capital Cost / Capital
charge
5)
Menghitung EVA
NOPAT adalah laba yang diperoleh
dari operasi perusahaan setelah dikurangi
pajak penghasilan . Perhitungan NOPAT tidak
mengikut-sertakan faktor non operasi dan
laba/rugi luar biasa dan penghentian usaha.
Data yang diperlukan untuk menghasilkan
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
ISSN : 2301-5268
NOPAT : Net Opearting Profit After Tax/
laba bersih setelah pajak.
CAPITAL CHARGE : Wacc x Invested
Capital.
WACC : Weighted Averaged Cost of Capital
/biaya modal rata-rata tertimbang.
EVA adalah Income Statement & balance
sheet.
Biaya
modal
adalah
tingkat
pengembalian (rate of return) yang
diharapkan oleh investor yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Selain itu, biaya modal (cost
of capital)
adalah tingkat pengembalian
minimum atas pengembalian modal yang
dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan
ekuitas
investor.
Pemberian
tingkat
pengembalian yang tidak sesuai dengan
harapan investor akan berdampak buruk pada
perusahaan karna investor tidak akan bersedia
lagi menanamkan modalnya pada perusahaan
yang bersangkutan.
Secara matematis menurut Stewart
(1993) secara matematis EVA juga dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Economic Value =
Operating Profit – (c* x
capital)
Dimana:
Operating Profit : laba operasi bersih setelah
pajak
c*
: cost of capital ( biaya
modal)
Capital : Modal sendiri dari ekuitas dan
modal
Perhitungan EVA suatu perusahaan
merupakan proses yang kompleks dan terpadu
karna perusahaan harus menentukan terlebih
dahulu biaya modalnya (c*). Biaya modal atau
cost of capital adalah tingkat pengembalian
minimum yang diharapkan oleh pemegang
saham
(pemilik) perusahaan dalam
investasinya.
Untuk praktisi bidang keuangan, istilah cost of
capital ini digunakan:
1) Sebagai tarif diskonto (discount rate)
untuk membawa arus kas masa
mendatang suatu project ke nilai
sekarang (present value).
2) Sebagai tarif minimum yang di inginkan
untuk menerima project baru.
3) Sebagai biaya modal (capital charge)
dalam perhitungan economic value
added.
4) Sebagai bandingan (benchmark) untuk
menafsir tarif biaya modal yang
digunakan.
4
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
Perhitungan EVA nampaknya hampir
sama dengan residual income (RI). Karna
keduanya telah menghitung cost of capital,
akan tetapi jika ditelesuri
lebih lanjut,
perhitungan EVA memberikan hasil yang
lebih akurat dan fair karna telah memasukkan
penyesuaian-penyesuaian terhadap pos pos
tertentu dalam laporan keuangan. Residual
income tidak mengkapitalisasi penyesuaianpenyesuaian kelompok ekuitas dalam neraca
dan tidak memodifikasi income untuk
menghilangkan distorsi/bias perhitungan yang
ditimbulkan oleh kekurangan dalam general
accepted accounting principles (GAAP).
EVA yang positif menunjukkan
penciptaan nilai, sedangkan EVA negatif
menunjukkan pengancuran nilai. Dengan kata
lain, bila EVA > 0 terjadi proses nilai tambah
perusahaan baik. Bila EVA = 0 maka posisi
impas suatu perusahaan. Bila EVA < 0 berarti
total biaya modal perusahaan lebih besar dari
pada laba operasi setelah pajak yang
diperolehnya, sehingga kinerja keuangan
perusahaan tersebut tidak baik.
EVA adalah laba yang tertinggal
setelah dikurangi biaya modal (cost of capital)
yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba
tersebut. EVA merupakan tolak ukur yang
menggambarkan
jumlah
absolut
dari
pemegang saham (shareholder value) yang
diciptakan pada periode tertentu biaya 1 tahun.
Pengertian Biaya Modal
Menurut Kamaludin dan Rini
Indriani (2012) Komponen modal adalah pospos yang terdapat disisi kanan neraca dan
terdiri dari berbagai jenis hutang, saham
preferen dan saham biasa, setiap kenaikan
dalam aktiva pasti dimodali dengan kenaikan
satu atau lebih komponen modal.
Komponen Komponen Biaya Modal
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel
F. Houston (2009) komponen modal adalah
salah satu dari berbagai jenis modal yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengimpun
dana.
Menurut Kamaludin dan Rini
Indriani (2012) Komponen-komponen biaya
modal sebagai berikut:
1) Biaya hutang, Kd
Biaya
komponen
hutang
yang
digunakan untuk kalkulasi biaya modal rata
rata tertimbang adalah suku bunga dari pada
hutang (Kd) dikalikan (1-T) dimana T adalah
tarif pajak perusahaan bersangkutan. Biaya
komponen hutang dihitung sebagai berikut:
Biaya komponen hutang = Kd (1-T)
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
ISSN : 2301-5268
2) Biaya saham preferen, K ps
Bagi perusahaan saham preferen agak
lebih besar resikonya dibanding saham biasa
tetapi lebih kecil dari obligasi. Sebalik nya
bagi investor, yaitu saham preferren lebih
kecil resikonya dibanding saham biasa tetapi
lebih besar dibanding obligasi. Rumus untuk
harga saham preferren adalah:
Kps = Dps / Pn
Biaya komponen saham preferren (Kps)
yang digunakan untuk menghitung biaya
modal tertimbanga adalah deviden saham
preffren (Dp) dibagi dengan harga emisi netto
(Pn) atau harga bersih yang diterima
perusahaan setelah diperhitungkan biaya
pengambangan.
3) Biaya laba ditahan, Ks
Tingkat pengembalian diisyaratkan =
Tingkat pengembalian diharapkan
Ks = (D1/P1) + g
Ks = Tingkat pengembalian diisyaratkan dari
suatu saham adalah sama dengan
tingkat
pengembalian
yang
diharapkan.
D1/P1 = Pengembalian yang diharapkan
sama dengan penghasilan deviden.
g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan.
4) Biaya saham biasa untuk emisi baru
atau ekuitas eksternal, Ke
Untuk
perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan
konstan,
dapat
ditemukan dengan rumus:
D1
Ke =
+g
P0 (1-f)
Ke
= Modal ekuitas eksternal
D1
= Pengembalian yang diharapkan
P0(1-F)
= Harga netto yang diterima
perusahaan dari emisi itu
F = Persentase biaya pengambangan yang
timbul saat penjualan emisi saham
g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan
5) Biaya modal rata rata tertimbang
(WACC)
Untuk menghitung biaya modal ratarata adalah dengan menjumlahkan biaya biaya
perkomponen seperti di atas, serta dikalikan
dengan bobot masing masing target struktur
modal. Weighted Averaged Cost of Capital
(WACC) dapat dihitung sebagai berikut:
WACC = Kd (1-T) + Kps + Ks + Ke
Adapun perhitungan WACC disederhanakan
oleh Liestiyowati SE,Akt (2011:1) sebagai
berikut:
WACC = [(D x Rd) (1-Tax) + (E x Re)]
Dimana:
5
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
Total Hutang
Total Hutang dan Ekuitas
Beban Bunga
Cost of Debt Rd =
Total Hutang Jangka Panjang
Beban Pajak
Tax 1-Tax
=
Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Ekuitas
Equity E
=
Total Hutang dan Ekuitas
Laba Bersih Setelah Pajak
Cost of Equity
=
Total Ekuitas
Pengertian Return Saham
Menurut James C. Van Horne dan
John M. Wachowicz, JR (2009) Return
saham adalah pengembalian (return) dari
kepemilikan suatu investasi dalam periode
tertentu, atau penghasilan yang diterima dari
suatu investasi ditambah dengan perubahan
harga pasar,yang biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari harga pasar awal dari investasi
tersebut.
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel
F. Houston (2009) Return Saham adalah salah
satu cara penyajian pengembalian investasi
dalam bentuk uang. Pengembalian uang secara
sederhana adalah jumlah total uang yang
diterima dari investasi dikurangi dengan
jumlah yang di invesatsikan.
Menurut Syamsul (2006) Return
Saham adalah pendapatan yang dinyatakan
dalam persentase dari modal awal investasi,
pendapatan investasi dalam
saham ini
meliputi keutungan jual beli saham, dimana
Debt D
=
ISSN : 2301-5268
jika untung disebut capital gain dan jika rugi
disebut capital loss.
Menurut Irfan Fahmi (2012) Return
Saham
atau Expected Return adalah
keuntungan yang diharapkan oleh seorang
investor dikemudian hari terhadap sejumlah
dana yang telah ditempatkannya.
Dari definisi para ahli di atas, maka
dapat
disimpulkan
bahwa
Return
(pengembalian) saham merupakan sejumlah
penghasilan yang diterima oleh investor atas
investasinya pada perusahaan tertentu.
Alat Ukur Return Saham
Alat ukur return saham secara
sistematis dipaparkan oleh C. Van Horne dan
John M. Wachowicz, JR (2009) sebagai
berikut :
Dt + (Pt -Pt-1 )
R=
Pt-1
Dimana:
R
= Pengembalian yang diharapkan
Dt
= Dividen tunai pada akhir waktu
periode t
Pt
= Harga Investasi sekarang
Pt-1 = Harga Investasi tahun lalu
Alat ukur tingkat pengembalian atas
inventasi menurut Eugene F. Brigham dan
Joel F. Houston (2009) dipaparkan sebagai
berikut :
Jumlah yang diterima - Jumlah yang diinvestasikan
Jumlah yang diinvestasikan
(Pt -Pt-1 )
Pengembalian Uang
Return =
=
Pt-1
Jumlah yang diinvestasikan
Tingkat pengembalian =
Alat ukur return saham secara
sistematis dinyatakan oleh Irfan Fahmi
(2012:219) dalam bukunya: Penghantar Pasar
Modal.
E (R) = n∑
Ri Pri
Keterangan:
E (R) = Pengembalian yang diharapakan dari
suatu sekuritas.
Ri
= Return ke-i yang mungkin terjadi.
Pri
= Probalitas kejadian return ke-i.
n∑
= Banyaknya return yang mungkin
terjadi.
Menurut Jogionto (2000:107), ada 2
jenis pengukuran return realisasi:
1)
Capital Gain (loss)
Merupakan selisih harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode
tahun lalu. Dengan demikian, rumus
return capital gain atau loss dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
2)
Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih
tinggi dari harga investasi periode lalu
(Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan
modal (capital gain), sebaliknya terjadi
kerugian modal (capital loss).
Penelitian ini menggunakan return
realisasi berupa capital gain (loss)
yang juga sering disebut actual return.
Yield
Yield
merupakan
persentase
penerimaan kas periodik terhadap
investasi periode tertentu dari suatu
investasi. untuk saham, yield adalah
persentase deviden terhadap harga
saham periode sebelumnya. Untuk
obligasi, yield adalah persentase bunga
pinjaman yang diperoleh terhadap
harga obligasi periode sebelumnya.
Dengan demikian, rumus return (yield)
dapat dinyatakan sebagai berikut:
(Pt -Pt-1 )
Return =
+ 𝐲𝐢𝐞𝐥𝐝
Pt-1
6
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
Return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi. Dibandingkan dengan
investasi
lainnya,
saham
memungkinkan
pemodal
untuk
mendapatkan return atau keuntungan
Kerangka Fikir
Metodologi Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel
adalah
konsep
yang
mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel
yang
digunakan
perlu
ditetapkan,
diidentifikasi dan diklasifikasikan. Pada
penelitian ini terdapat dua variabel yang
dimaksud adalah:
1. Variabel Independent
Economic Value Added (EVA)
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel
F. Houston (2009:78) menyatakan bahwa :
Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value
Added-EVA) adalah suatu estimasi dari nilai
yang diciptakan oleh manajemen selama tahun
berjalan dan secara subtansial berbeda dari
laba
akuntansi
karna
tidak
adanya
pembebanan akibat penggunaan ekuitas modal
yang tercermin di dalam laba akuntansi.
ISSN : 2301-5268
yang besar dalam waktu yang relatif
singkat (high return). Selain high
return, saham juga memiliki sifat (high
risk),yaitu suatu ketika harga pasar
saham juga dapat merosot secara cepat.
persentase dari harga pasar awal dari investasi
tersebut.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini meliputi
perusahaan jasa yang termasuk dalam
klasifikasi perusahaan jasa sektor Property &
Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang terdiri dari 52 perusahaan.
Sampel dipilih dengan metode purposive
sampling dengan kriteria berikut ini:
a)
Perusahaan termasuk dalam kategori
perusahaan jasa dengan klasifikasi
sektor jasa Property & Real Estate yang
terdaftar di BEI.
b)
Saham perusahaan
masih
aktif
diperdagangkan.
Berdasarkan kriteria tersebut, sampel
dipilh 15 perusahaan dari 52 perusahaan yang
termasuk ke dalam perusahaan Jasa Property
& Real Estate. Nama-nama perusahaan
disajikan pada tabel berikut ini:
2. Variabel Dependent
Return Saham
Menurut James C. Van Horne dan
John M. Wachowicz, JR (2009:144) Return
saham adalah pengembalian (return) dari
kepemilikan suatu investasi dalam periode
tertentu, atau penghasilan yang diterima dari
suatu investasi ditambah dengan perubahan
harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai
Pengujian Normalitas Data
Metode kofisien korelasi dimana dalam
menguji normalisasi data yang digunakan
yaitu uji Kolmogorov Smirnov dengan
Asymp.sig (2-tailed) kecil dari 5% termasuk
data yang berdistribusi normal. Sebaliknya
jika Asymp.siq (2-tailed) besar dari 5%
termasuk data tidak normal.
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
7
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
ISSN : 2301-5268
Berdasarkan hasil pengolahan tabel diatas :
sehingga diperoleh Asymp. Siq. (2-tailed)
untuk EVA sebesar 0,000<5% dan untuk
Return Saham sebesar 0,004<5% maka data
kedua variabel tersebut tergolong distribusi
data normal, berarti Perusahaan Jasa Property
& Real Estate yang dijadikan sampel bagi
penulis untuk penelitian ini telah termasuk
distribusi data normal.
Interpretasi Output Correlation
Berdasarkan hasil pengolahan data
pada tabel diatas : Diketahui kofisien korelasi
antara EVA dengan Return Saham didapat
nilai (r) = 0,031(3.1) karena kofisien korelasi
tersebut 3.1 > 1 maka hubungan antara EVA
dengan Return Saham dikatakan sangat kuat
atau positif .
Uji Siqnifikansi
Berdasarkan hasil pengolahan pada
tabel diatas : Pengujian Siqnifikan korelasi
antara EVA dengan Return Saham sebesar
0,790 (79.0%) > 5% sehingga dalam
penelitian ini Ha diterima dan menolak H0,
maka ada hubungan antara EVA dengan
Return Saham, sedangkan interval kofisien
korelasi yang terjadi mempunyai sifat
hubungan kuat positif. Dalam hal ini dugaan
atau hipotesis penulis dalam penelitian ini
dapat diterima.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tujuan
penelitian
adalah
untuk
menganalisis
informasi
keuangan
mengenai EVA (Economic Value Added)
terhadap Return Saham pada perusahaan
jasa Property & Real Estate yang listing di
BEI dengan period time 2007 s/d 2011
Daftar Pustaka
Austin, Llyord M. 2005. Benchmarking to
Economic Value Added, The Case of
Airways Corporation of New Zealand
Limited. An international Journal, Vol.
12,
No.
2, 138-150. {accesed
October/10th/2012 at 10:55 AM}
Budi, Purbayu Santoso Dan Muliawan
Hamdani. 2007. Statistika Deskriptif
Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta:
Erlangga.
Brigham, F. Eugene dan Houston, F. Joel.
2009.
Dasar-dasar
Manajemen
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
sebagai alternatif dalam pengambilan
keputusan berinvestasi di Pasar Modal.
2. Perusahaan-perusahaan
yang
diamati
penulis terdapat EVA yang cenderung
positif yaitu PT. Jaya Real Property Tbk,
PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Ciputra
Development Tbk, PT. Indonesia Prima
Property
Tbk,
PT.
Bakrieland
Development
Tbk,
PT.
Lamicitra
Nusantara Tbk, PT. Metropolitan Kentjana
Tbk, PT. Ciputra Surya Tbk, PT. Intiland
Development
Tbk,
bahwa
kinerja
manajemen keuangan perusahaan tersebut
dalam kegiatan operasionalnya telah
memberikan nilai tambah (value added)
bagi perusahaan.
3. Return Saham yang diamati penulis
terdapat beberapa perusahaan yang bernilai
positif yaitu PT. Bumi Serpong Damai
Tbk, PT. Metropolitan Kentjana Tbk, PT.
Ciputra Surya Tbk yang berarti bahwa
investasi pada perusahaan tersebut akan
menguntungkan.
4. Pengujian hipotesa dari 15 sampel
Perusahaan Jasa Property & Real Estate
dengan menggunakan alat analisa korelasi
Karl Pearson, bagaimana hubungan EVA
dengan Return Saham maka penulis
mendapatkan hasil yaitu ada hubungan
antara EVA dengan Return Saham,
interval kofisien korelasi yang terjadi
mempunyai sifat hubungan kuat positif.
Keuangan, Buku 1-Edisi 10, Jakarta:
Salemba Empat.
Ekadjaja, Agustin. 2000. Economic Value
Added (EVA) How it Become An
Effective Management Control Tool.
Jakarta: Esensi.
Fahmi, Irfan. 2012. Penghantar Pasar Modal.
Bandung: Alfabeta.
Hansen, R. Don dan Mowen M. Maryanne.
2009. Akuntansi Manajerial, Buku 1Edisi8, Jakarta: Salemba Empat.
Harjito, Agus dan Martono. 2010. Manajemen
Keuangan. Yogjakarta: Ekanisa.
8
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2
Horne, Van C. James dan Wachowicz M. John
JR. 2009. Fundamental of Financial
Management:
Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan, buku 1 edisi-12.
Jakarta: Salemba Empat.
Institute for Economic and Financial
Research. 2011. Indonesia Capital
Market Directory (ICMD), Indonesia
Stock Exchange: Jakarta.
Jogionto. 2000. Manajemen Portofolio.
Jakarta: Salemba Empat.
Kamaludin dan Indriani, Rini. 2012.
Manajemen Keuangan: Konsep Dasar
dan
Penerapannya,edisi
revisi.
Bandung: Mandar Maju.
Keown, J. Arthur. Martin, D. John. Petty,
William J. dan Scott, F. David JR. 2010.
Manajemen Keuangan: Prinsip dan
Penerapan Edisi Ke-10, Jilid 2. Jakarta:
Indeks.
Lawren J. Gitman. 2000. Fundamental of
Investing. New York: harper Collins.
Lieatiyowati, 2011. EVA Sebagai Alat Ukur
Manajemen. Jakarta: Gramedia
Analisis Economic Value Added (EVA) . . .
ISSN : 2301-5268
Mishkin, Frederic S. 2001. Financial Markets
and Institutions. Addison Wesley:
Boston.
Sartono, Agus R dan Kusdhianto Setiawan.
2003. Adakah Pengaruh EVA Terhadap
Nilai Perusahaan Dan Kemakmuran
Pemegang Saham Pada Perusahaan
Public. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.
14, No. 04.
Siamat, Dahlan. 2000. Managemen Lembaga
Keuangan. Jakarta: Intermedia.
Stewart, G. Bennet. 1993. The Economic
Value Added: The Quest for Value a
Guide for Senior Managers: Harper
Collins.
Syamsul.
2006.
Manajemen
Laba.
Yogyakarta: Unika Atma Jaya.
Tunggal, Widjaja Amin. 2001. Memahami
Konsep Economic Value Added (EVA)
dan Value Bases Management (VAM).
Jakarta: Harvarindo.
Widiatmojo, Sawidji. 1996. Prinsip-prinsip
Ekonomi Makro. Jakarta: Prenhalindo.
www.idx.co.id, Bapepam.go.id, jsx.co.id
9
Download