Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 ISSN : 2301-5268 ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN JAA BEI Dr. Zerni Melmusi , MM, Ak, Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail : [email protected] Abstract - This study aims to analyze the financial information regarding Economic Value Added (EVA) to return shares in property & real estate services in exchange with the time period of 2007 until 2011 as an alternative in the decision to invest in the capital market. The sample used by 15 companies from a total of 52 populations belonging to the classification of property services sector and real estate, after the analysis is based on measuring instruments used are 9 companies that tend to be positive EVA and 3 companies have a positive stock returns. Correlation testing was conducted by Karl Pearson Correlation and Kolmogorov Smirnov normality test, correlation EVA as dependent variables and Stock Return as independent variables with 95% confidence level. From the test results it is concluded that the correlate of Economic Value Added (EVA) and Stock Return happens to have a strong positive correlation. Key Words : Economic Value Added (EVA), Stock Return PENDAHULUAN Kondisi pasar modal di Indonesia akhir-akhir ini mengalami pasang surut, sebenarnya hal ini menggambarkan keadaan dinamika pasar modal sebagai lembaga keuangan yang dapat membantu dunia usaha dalam pembiayaan dan investasi. Kondisi tersebut berdampak pada perekonomian Indonesia telah membuat dunia usaha di Indonesia mengalami kelesuan luar biasa, sebagian besar dunia usaha mengalami kemacetan karna depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US dollar yang tidak stabil. Hal ini menambah beban persoalan kompleks lainnya menuntut kemampuan dan kejelian manajemen dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia globalisasi. Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berhubungan dengan penanaman modal. Tingkat kesehatan perusahaan akan membawa dampak dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak kreditur, bagi pemegang saham, maupun pihak intern perusahaan itu sendiri. Para calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dalam perusahaan agar dana yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang akan menentukan investasi yang ditanamkan. Bagi pihak intern sendiri khususnya pihak manajemen, penilaian tersebut akan mempengaruhi rencana Analisis Economic Value Added (EVA) . . . perusahaan yang akan diambil untuk masa depan demi kelangsungan hidup perusahaannya (going concern). EVA saat ini telah diterima sebagai suatu pendekatan untuk menghitung kinerja keuangan suatu perusahaan, EVA juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan kesejahteraan shareholder, dalam konsep EVA ini terdapat suatu keunggulan atau penilaian secara khusus, yaitu harapan para penyandang dana atau investor diperhatikan dengan memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang. Konsep EVA mempunyai prinsip bahwa keberhasilan manajemen diukur berdasarkan nilai tambah ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu. Adanya Economic Value Added (EVA) menjadi relevan untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. Seorang investor tentunya akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki saham yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Artinya, perusahaan berhasil memberikan tingkat pengembalian (return) saham sebagaimana yang diharapkan oleh investor berupa capital gain atau dividen yield. Return saham merupakan salah satu variabel kunci dalam berinvestasi. Return 1 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 saham memungkinkan para investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan disediakan untuk berbagi saham pada berbagai tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, pengembalian memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari sebuah saham. Melalui peran signifikannya tersebut tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa nilai sebuah saham akan selalu berpusat pada return saham. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Analisis Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham Perusahaan Jasa BEI” KONSEP TEORI Diperlukannya suatu alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi manajemen sebenarnya dengan tujuan untuk mendorong aktifitas atau strategi yang menambah EVA (value added activities) dan menghapus aktifitas yang merusak nilai (non-value added activities). Economic Value Added (EVA) sangat relevan terhadap hal ini karena EVA dapat mengukur kinerja (prestasi) manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama periode tertentu. EVA juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam hal goal setting, capital bugeting, performance assesment, dan insentive compensation suatu perusahaan. Pengaruh nilai tambah di dalam suatu perusahaan secara keseluruhan sangatlah penting sehingga hal ini jangan sampai terlewatkan dalam penyusunan strategi perusahaan. ISSN : 2301-5268 dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya, EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya aktual dari perusahaan. 3) Menurut Kamaludin Dan Rini Indriani (2012) menyatakan bahwa : EVA atau Nilai Tambah Ekonomis adalah mengukur kinerja manajerial dalam suatu tahun tertentu dan EVA tidak lain adalah laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal setelah pajak. 4) Menurut Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott Jr. (2010) : Nilai Tambah Ekonomi (EVA) ialah Perbedaan laba usaha bersih setalah pajak (NOPAT) dan beban modal untuk periode tersebut (yaitu, produk dari biaya modal perusahaan dan modal yang diinvestasikan pada awal periode. Dari bebarapa definisi para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Salah satu bentuk pengukuran atas dasar value ini adalah selisih tingkat pengembalian modal. EVA mencerminkan nilai bisnis secara riil dengan mengukur nilai tambah (value added) yang dihasilkan perusahaan kepada investor. EVA dianggap mempunyai kamampuan yang lebih baik dari pada pengukuran kinerja lainnya, seperti ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity) dan indikator indikator kinerja lainnya. Hal itu karna EVA adalah suatu pengukuran yang dengan tepat memperhitungkan faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai tambah dalam periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan Pengertian Economic Value Added (EVA) Menurut beberapa para ahli pengertian EVA seperti berikut : 1) Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009) menyatakan bahwa : Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added-EVA) adalah suatu estimasi dari nilai yang diciptakan oleh manajemen selama tahun berjalan dan secara subtansial berbeda dari laba akuntansi karna tidak adanya pembebanan akibat penggunaan ekuitas modal yang tercermin di dalam laba akuntansi. 2) Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2009) menyatakan bahwa : Nilai Tambah Ekonomi (EVA) merupakan laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) Analisis Economic Value Added (EVA) . . . Konsep Dasar Nilai Tambah Ekonomi (EVA) Konsep dasar nilai tambah (value added) pada dasarnya bukanlah berasal dari khasanah disiplin ilmu akuntansi. Konsep ini diperkenalkan oleh ekonom pada akhir abad ke 18, yang kegunaanya sebagai alat untuk mengukur produktifitas. Oleh karna itu konsep nilai tambah berorientasi kepada masalah keuangan. Nilai tambah merupakan suatu jumlah yang dapat menutupi atau memenuhi kewajiban terhadap tingkat upah, bunga, sewa, dividen dan penambahan modal (laba ditahan). Konsep EVA dikembangkan oleh Joel Stern dan Bennett Stewart, pendiri kantor 2 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 ISSN : 2301-5268 konsultan Stern Stewart & Co. Stern Sterwart menjadikan istilah EVA sebagai hak ciptanya sehingga kantor kantor konsultan lain telah memberikan nama yang berbeda untuk nilai-nilai ini. Namun begitu, EVA adalah istilah yang paling umum digunakan dalam praktik. Di dalam bukunya The Quest for Value pada tahun 1991. Konsep EVA lahir sebagai jawaban terhadap kelemahan dari konsep pengukuran kinerja keuangan perusahan dengan pendekatan tradisonal yang tidak menghitung adanya biaya modal atas ekuitas jika suatu investasi dibiayai dari dana ekuitas (capital). EVA diperlukan oleh suatu perusahaan dalam upaya melakukan pengukuran kinerja perusahaan dan juga sebagai alat pengidentifikasian suatu kegiatan atau proyek yang pengembaliannya lebih tinggi dari biaya modalnya. Dan EVA juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan shareholder. Dalam melakukan perhitungan EVA, Stern Stewart melakukan beberapa penyesuaian terhadap laba operasi setelah pajak yang disusun menurut standar akuntansi keuangan. Menurut mereka penyesuaian perlu dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan untuk standar akuntansi keuangan. Karena kompleksitas penyesuaian yang dilakukan oleh steen stewart dalam prakteknya banyak perusahaan yang menghitung EVA menurut versinya masing masing. Manajemen banyak melakukan hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini Stewart (1993) : 1) Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal. 2) Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3) Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2009:586) : EVA adalah suatu bentuk satuan dalam dolar, bukan EVA = Laba operasi setelah pajak – (% biaya modal aktual x Total modal yang di pakai) Menghitung EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali dengan total modal yang di pakai. Jika EVA positif, maka perusahaan sedang menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menyia-nyiakan modal. Pertimbangan perkataan yang sudah ada sejak lama yaitu “perlu ada uang untuk suatu tingkat persentase pengembalian. Secara sistematis persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut: Analisis Economic Value Added (EVA) . . . Menarik modal dari aktivitas aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu, dengan berinvestasi ke projek yang menerima return lebih besar dari pada biaya modal (cost of capital) yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil projek yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan. EVA juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau proses yang tidak menambah nilai. Alat Ukur EVA Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009) : EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. Alasan Brigham dan Houston disini ialah yang paling penting mengapa EVA berbeda dari laba akuntansi karna dikurangkannya biaya modal ekuitas ketika menghitung EVA. Rumus EVA menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009) sebagai berikut : mendapatkan uang”. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan perusahaan yang menghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan. Menurut Sartono & Setiawan (2003), secara sistematis EVA dapa diformulasikan sebagai berikut: 3 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 ECONOMIC VALUE = NOPAT CAPITAL CHARGE = NOPAT (WACC x INVESTED CAPITAL) Dimana: - Formula NOPAT adalah: NOPAT = Laba bersih sebelum pajak pajak Formula CAPITAL CHARGE : WACC x Invested Capital Capital Charge atau Capital Cost merupakan aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atau usaha dari modal yang ditanamkan. Cost of Capital tingkat pengembalian minimum atas modal yang dbutuhkan untuk mengganti pinjaman dan equitas investor/ jumlah biaya dari masing masing komponen modal. WACC: Weighted Averaged Cost of Capital/biaya modal rata-rata tertimbang. Formula WACC adalah : WACC = (D/V x Rd) + (E/V x Re) Dimana: D: Debt (Total Hutang) Rd: Borrowing (Bunga Pinjaman) V: D+E (Hutang + Modal) Re: Expected Return by Investor E: Equity (Modal) Invested capital jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar jangka pinjaman jangka pendek tanpa bunga. Contoh Invested Capital adalah: Hutang dagang, biaya yang masih hatus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan lain-lain. Formula Invested Capital adalah: Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) - Hutang Jangka Pendek Langkah-langkah menghitung EVA adalah: 1) Menghitung NOPAT 2) Mengidentifikasikan Invested Capital 3) Menentukan WACC yang wajar 4) Menghitung Capital Cost / Capital charge 5) Menghitung EVA NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan . Perhitungan NOPAT tidak mengikut-sertakan faktor non operasi dan laba/rugi luar biasa dan penghentian usaha. Data yang diperlukan untuk menghasilkan Analisis Economic Value Added (EVA) . . . ISSN : 2301-5268 NOPAT : Net Opearting Profit After Tax/ laba bersih setelah pajak. CAPITAL CHARGE : Wacc x Invested Capital. WACC : Weighted Averaged Cost of Capital /biaya modal rata-rata tertimbang. EVA adalah Income Statement & balance sheet. Biaya modal adalah tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan oleh investor yang harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, biaya modal (cost of capital) adalah tingkat pengembalian minimum atas pengembalian modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Pemberian tingkat pengembalian yang tidak sesuai dengan harapan investor akan berdampak buruk pada perusahaan karna investor tidak akan bersedia lagi menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan. Secara matematis menurut Stewart (1993) secara matematis EVA juga dapat dinyatakan sebagai berikut: Economic Value = Operating Profit – (c* x capital) Dimana: Operating Profit : laba operasi bersih setelah pajak c* : cost of capital ( biaya modal) Capital : Modal sendiri dari ekuitas dan modal Perhitungan EVA suatu perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karna perusahaan harus menentukan terlebih dahulu biaya modalnya (c*). Biaya modal atau cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Untuk praktisi bidang keuangan, istilah cost of capital ini digunakan: 1) Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas masa mendatang suatu project ke nilai sekarang (present value). 2) Sebagai tarif minimum yang di inginkan untuk menerima project baru. 3) Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan economic value added. 4) Sebagai bandingan (benchmark) untuk menafsir tarif biaya modal yang digunakan. 4 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 Perhitungan EVA nampaknya hampir sama dengan residual income (RI). Karna keduanya telah menghitung cost of capital, akan tetapi jika ditelesuri lebih lanjut, perhitungan EVA memberikan hasil yang lebih akurat dan fair karna telah memasukkan penyesuaian-penyesuaian terhadap pos pos tertentu dalam laporan keuangan. Residual income tidak mengkapitalisasi penyesuaianpenyesuaian kelompok ekuitas dalam neraca dan tidak memodifikasi income untuk menghilangkan distorsi/bias perhitungan yang ditimbulkan oleh kekurangan dalam general accepted accounting principles (GAAP). EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai, sedangkan EVA negatif menunjukkan pengancuran nilai. Dengan kata lain, bila EVA > 0 terjadi proses nilai tambah perusahaan baik. Bila EVA = 0 maka posisi impas suatu perusahaan. Bila EVA < 0 berarti total biaya modal perusahaan lebih besar dari pada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak baik. EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi biaya modal (cost of capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan tolak ukur yang menggambarkan jumlah absolut dari pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan pada periode tertentu biaya 1 tahun. Pengertian Biaya Modal Menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2012) Komponen modal adalah pospos yang terdapat disisi kanan neraca dan terdiri dari berbagai jenis hutang, saham preferen dan saham biasa, setiap kenaikan dalam aktiva pasti dimodali dengan kenaikan satu atau lebih komponen modal. Komponen Komponen Biaya Modal Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009) komponen modal adalah salah satu dari berbagai jenis modal yang digunakan oleh perusahaan untuk mengimpun dana. Menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2012) Komponen-komponen biaya modal sebagai berikut: 1) Biaya hutang, Kd Biaya komponen hutang yang digunakan untuk kalkulasi biaya modal rata rata tertimbang adalah suku bunga dari pada hutang (Kd) dikalikan (1-T) dimana T adalah tarif pajak perusahaan bersangkutan. Biaya komponen hutang dihitung sebagai berikut: Biaya komponen hutang = Kd (1-T) Analisis Economic Value Added (EVA) . . . ISSN : 2301-5268 2) Biaya saham preferen, K ps Bagi perusahaan saham preferen agak lebih besar resikonya dibanding saham biasa tetapi lebih kecil dari obligasi. Sebalik nya bagi investor, yaitu saham preferren lebih kecil resikonya dibanding saham biasa tetapi lebih besar dibanding obligasi. Rumus untuk harga saham preferren adalah: Kps = Dps / Pn Biaya komponen saham preferren (Kps) yang digunakan untuk menghitung biaya modal tertimbanga adalah deviden saham preffren (Dp) dibagi dengan harga emisi netto (Pn) atau harga bersih yang diterima perusahaan setelah diperhitungkan biaya pengambangan. 3) Biaya laba ditahan, Ks Tingkat pengembalian diisyaratkan = Tingkat pengembalian diharapkan Ks = (D1/P1) + g Ks = Tingkat pengembalian diisyaratkan dari suatu saham adalah sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. D1/P1 = Pengembalian yang diharapkan sama dengan penghasilan deviden. g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan. 4) Biaya saham biasa untuk emisi baru atau ekuitas eksternal, Ke Untuk perusahaan dengan tingkat pertumbuhan konstan, dapat ditemukan dengan rumus: D1 Ke = +g P0 (1-f) Ke = Modal ekuitas eksternal D1 = Pengembalian yang diharapkan P0(1-F) = Harga netto yang diterima perusahaan dari emisi itu F = Persentase biaya pengambangan yang timbul saat penjualan emisi saham g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan 5) Biaya modal rata rata tertimbang (WACC) Untuk menghitung biaya modal ratarata adalah dengan menjumlahkan biaya biaya perkomponen seperti di atas, serta dikalikan dengan bobot masing masing target struktur modal. Weighted Averaged Cost of Capital (WACC) dapat dihitung sebagai berikut: WACC = Kd (1-T) + Kps + Ks + Ke Adapun perhitungan WACC disederhanakan oleh Liestiyowati SE,Akt (2011:1) sebagai berikut: WACC = [(D x Rd) (1-Tax) + (E x Re)] Dimana: 5 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 Total Hutang Total Hutang dan Ekuitas Beban Bunga Cost of Debt Rd = Total Hutang Jangka Panjang Beban Pajak Tax 1-Tax = Laba Bersih Sebelum Pajak Total Ekuitas Equity E = Total Hutang dan Ekuitas Laba Bersih Setelah Pajak Cost of Equity = Total Ekuitas Pengertian Return Saham Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2009) Return saham adalah pengembalian (return) dari kepemilikan suatu investasi dalam periode tertentu, atau penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar,yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar awal dari investasi tersebut. Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009) Return Saham adalah salah satu cara penyajian pengembalian investasi dalam bentuk uang. Pengembalian uang secara sederhana adalah jumlah total uang yang diterima dari investasi dikurangi dengan jumlah yang di invesatsikan. Menurut Syamsul (2006) Return Saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi, pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keutungan jual beli saham, dimana Debt D = ISSN : 2301-5268 jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Menurut Irfan Fahmi (2012) Return Saham atau Expected Return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor dikemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah ditempatkannya. Dari definisi para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Return (pengembalian) saham merupakan sejumlah penghasilan yang diterima oleh investor atas investasinya pada perusahaan tertentu. Alat Ukur Return Saham Alat ukur return saham secara sistematis dipaparkan oleh C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2009) sebagai berikut : Dt + (Pt -Pt-1 ) R= Pt-1 Dimana: R = Pengembalian yang diharapkan Dt = Dividen tunai pada akhir waktu periode t Pt = Harga Investasi sekarang Pt-1 = Harga Investasi tahun lalu Alat ukur tingkat pengembalian atas inventasi menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009) dipaparkan sebagai berikut : Jumlah yang diterima - Jumlah yang diinvestasikan Jumlah yang diinvestasikan (Pt -Pt-1 ) Pengembalian Uang Return = = Pt-1 Jumlah yang diinvestasikan Tingkat pengembalian = Alat ukur return saham secara sistematis dinyatakan oleh Irfan Fahmi (2012:219) dalam bukunya: Penghantar Pasar Modal. E (R) = n∑ Ri Pri Keterangan: E (R) = Pengembalian yang diharapakan dari suatu sekuritas. Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi. Pri = Probalitas kejadian return ke-i. n∑ = Banyaknya return yang mungkin terjadi. Menurut Jogionto (2000:107), ada 2 jenis pengukuran return realisasi: 1) Capital Gain (loss) Merupakan selisih harga investasi sekarang relatif dengan harga periode tahun lalu. Dengan demikian, rumus return capital gain atau loss dapat dinyatakan sebagai berikut: Analisis Economic Value Added (EVA) . . . 2) Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss). Penelitian ini menggunakan return realisasi berupa capital gain (loss) yang juga sering disebut actual return. Yield Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap investasi periode tertentu dari suatu investasi. untuk saham, yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Dengan demikian, rumus return (yield) dapat dinyatakan sebagai berikut: (Pt -Pt-1 ) Return = + 𝐲𝐢𝐞𝐥𝐝 Pt-1 6 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dibandingkan dengan investasi lainnya, saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan Kerangka Fikir Metodologi Penelitian Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel yang digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi dan diklasifikasikan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang dimaksud adalah: 1. Variabel Independent Economic Value Added (EVA) Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009:78) menyatakan bahwa : Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added-EVA) adalah suatu estimasi dari nilai yang diciptakan oleh manajemen selama tahun berjalan dan secara subtansial berbeda dari laba akuntansi karna tidak adanya pembebanan akibat penggunaan ekuitas modal yang tercermin di dalam laba akuntansi. ISSN : 2301-5268 yang besar dalam waktu yang relatif singkat (high return). Selain high return, saham juga memiliki sifat (high risk),yaitu suatu ketika harga pasar saham juga dapat merosot secara cepat. persentase dari harga pasar awal dari investasi tersebut. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini meliputi perusahaan jasa yang termasuk dalam klasifikasi perusahaan jasa sektor Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 52 perusahaan. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria berikut ini: a) Perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan jasa dengan klasifikasi sektor jasa Property & Real Estate yang terdaftar di BEI. b) Saham perusahaan masih aktif diperdagangkan. Berdasarkan kriteria tersebut, sampel dipilh 15 perusahaan dari 52 perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan Jasa Property & Real Estate. Nama-nama perusahaan disajikan pada tabel berikut ini: 2. Variabel Dependent Return Saham Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2009:144) Return saham adalah pengembalian (return) dari kepemilikan suatu investasi dalam periode tertentu, atau penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai Pengujian Normalitas Data Metode kofisien korelasi dimana dalam menguji normalisasi data yang digunakan yaitu uji Kolmogorov Smirnov dengan Asymp.sig (2-tailed) kecil dari 5% termasuk data yang berdistribusi normal. Sebaliknya jika Asymp.siq (2-tailed) besar dari 5% termasuk data tidak normal. Analisis Economic Value Added (EVA) . . . 7 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 ISSN : 2301-5268 Berdasarkan hasil pengolahan tabel diatas : sehingga diperoleh Asymp. Siq. (2-tailed) untuk EVA sebesar 0,000<5% dan untuk Return Saham sebesar 0,004<5% maka data kedua variabel tersebut tergolong distribusi data normal, berarti Perusahaan Jasa Property & Real Estate yang dijadikan sampel bagi penulis untuk penelitian ini telah termasuk distribusi data normal. Interpretasi Output Correlation Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel diatas : Diketahui kofisien korelasi antara EVA dengan Return Saham didapat nilai (r) = 0,031(3.1) karena kofisien korelasi tersebut 3.1 > 1 maka hubungan antara EVA dengan Return Saham dikatakan sangat kuat atau positif . Uji Siqnifikansi Berdasarkan hasil pengolahan pada tabel diatas : Pengujian Siqnifikan korelasi antara EVA dengan Return Saham sebesar 0,790 (79.0%) > 5% sehingga dalam penelitian ini Ha diterima dan menolak H0, maka ada hubungan antara EVA dengan Return Saham, sedangkan interval kofisien korelasi yang terjadi mempunyai sifat hubungan kuat positif. Dalam hal ini dugaan atau hipotesis penulis dalam penelitian ini dapat diterima. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis informasi keuangan mengenai EVA (Economic Value Added) terhadap Return Saham pada perusahaan jasa Property & Real Estate yang listing di BEI dengan period time 2007 s/d 2011 Daftar Pustaka Austin, Llyord M. 2005. Benchmarking to Economic Value Added, The Case of Airways Corporation of New Zealand Limited. An international Journal, Vol. 12, No. 2, 138-150. {accesed October/10th/2012 at 10:55 AM} Budi, Purbayu Santoso Dan Muliawan Hamdani. 2007. Statistika Deskriptif Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Erlangga. Brigham, F. Eugene dan Houston, F. Joel. 2009. Dasar-dasar Manajemen Analisis Economic Value Added (EVA) . . . sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan berinvestasi di Pasar Modal. 2. Perusahaan-perusahaan yang diamati penulis terdapat EVA yang cenderung positif yaitu PT. Jaya Real Property Tbk, PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Ciputra Development Tbk, PT. Indonesia Prima Property Tbk, PT. Bakrieland Development Tbk, PT. Lamicitra Nusantara Tbk, PT. Metropolitan Kentjana Tbk, PT. Ciputra Surya Tbk, PT. Intiland Development Tbk, bahwa kinerja manajemen keuangan perusahaan tersebut dalam kegiatan operasionalnya telah memberikan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. 3. Return Saham yang diamati penulis terdapat beberapa perusahaan yang bernilai positif yaitu PT. Bumi Serpong Damai Tbk, PT. Metropolitan Kentjana Tbk, PT. Ciputra Surya Tbk yang berarti bahwa investasi pada perusahaan tersebut akan menguntungkan. 4. Pengujian hipotesa dari 15 sampel Perusahaan Jasa Property & Real Estate dengan menggunakan alat analisa korelasi Karl Pearson, bagaimana hubungan EVA dengan Return Saham maka penulis mendapatkan hasil yaitu ada hubungan antara EVA dengan Return Saham, interval kofisien korelasi yang terjadi mempunyai sifat hubungan kuat positif. Keuangan, Buku 1-Edisi 10, Jakarta: Salemba Empat. Ekadjaja, Agustin. 2000. Economic Value Added (EVA) How it Become An Effective Management Control Tool. Jakarta: Esensi. Fahmi, Irfan. 2012. Penghantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Hansen, R. Don dan Mowen M. Maryanne. 2009. Akuntansi Manajerial, Buku 1Edisi8, Jakarta: Salemba Empat. Harjito, Agus dan Martono. 2010. Manajemen Keuangan. Yogjakarta: Ekanisa. 8 Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Volume 1, No. 2 Horne, Van C. James dan Wachowicz M. John JR. 2009. Fundamental of Financial Management: Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, buku 1 edisi-12. Jakarta: Salemba Empat. Institute for Economic and Financial Research. 2011. Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Indonesia Stock Exchange: Jakarta. Jogionto. 2000. Manajemen Portofolio. Jakarta: Salemba Empat. Kamaludin dan Indriani, Rini. 2012. Manajemen Keuangan: Konsep Dasar dan Penerapannya,edisi revisi. Bandung: Mandar Maju. Keown, J. Arthur. Martin, D. John. Petty, William J. dan Scott, F. David JR. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan Edisi Ke-10, Jilid 2. Jakarta: Indeks. Lawren J. Gitman. 2000. Fundamental of Investing. New York: harper Collins. Lieatiyowati, 2011. EVA Sebagai Alat Ukur Manajemen. Jakarta: Gramedia Analisis Economic Value Added (EVA) . . . ISSN : 2301-5268 Mishkin, Frederic S. 2001. Financial Markets and Institutions. Addison Wesley: Boston. Sartono, Agus R dan Kusdhianto Setiawan. 2003. Adakah Pengaruh EVA Terhadap Nilai Perusahaan Dan Kemakmuran Pemegang Saham Pada Perusahaan Public. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 14, No. 04. Siamat, Dahlan. 2000. Managemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Intermedia. Stewart, G. Bennet. 1993. The Economic Value Added: The Quest for Value a Guide for Senior Managers: Harper Collins. Syamsul. 2006. Manajemen Laba. Yogyakarta: Unika Atma Jaya. Tunggal, Widjaja Amin. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) dan Value Bases Management (VAM). Jakarta: Harvarindo. Widiatmojo, Sawidji. 1996. Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: Prenhalindo. www.idx.co.id, Bapepam.go.id, jsx.co.id 9